Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL TERAPI BERMAIN

ANAK USIA 1-3 TAHUN

DISUSUN OLEH :

HERYADI (17.0)

OMIH OKTAVIANI (17.022)

RANI

RIKA HOLISTIAN (17.024)

MEILIA NURSING ACADEMY

BERKALA WIDYA HUSADA

JAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena atas berkat rahmat dan
hidayahnya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Proposal yang berjudul ”TERAPI BERMAIN ANAK USIA ( 1-3 TAHUN )” disusun
untuk memenuhi tugas mahasiswa dari mata kuliah Keperawatan Anak I dijurusan
keperawatan “BERKALA WIDYA HUSADA”. Pada kesempatan ini penyusun
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Ns. Wa Ode Erty Hikma, S.Kep MKM selaku koordinator mata kuliah Keperawatan
Anak I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan demi terselesaikannya makalah
ini.
2. Ibu Yuniawaty Astuti, SKM, MKM. selaku dosen mata kuliah Keperawatan Anak I yang
telah memberikan bimbingan dan pengarahan demi terselesaikannya makalah ini.
3. Rekan- rekan dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini
dimasa mendatang.Semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi semua pihak dan dapat
dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan para mahasiswa, masyarakat dan
pembaca.

Jakarta, Juli 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh
kepuasan. Aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak,
meskipun hal tersebut tidak meghasilkan komoditas tertentu.
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara
optimal. Oleh karena itu dalam memilih alat bermain hendaknya disesuaikan dengan
jenis kelamin dan usia anak. Sehingga dapat merangsang perkembangan anak secara
optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini
tetap perlu dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi anak.
B. Tujuan Terapi Bermain
1. Tujuan Umum
Merangsang perkembangan sensorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri,
moral, dan bermain dengan terapi.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kemampuan dan kreatifitas anak
b. Meningkatkan keterampilan anak
c. Mengidentifikasi anak terhadap keterampilan tertentu
d. Memberikan kesenangan dan kepuasan anak
C. Manfaat Terapi Bermain

1. Untuk anak-anak sebagai salah satu terapi pengobatan dan menghilangkan


kejenuhan terhadap suasana rumah sakit.
2. Sebagai sarana orang tua untuk mengetahui suasana hati anak saat bermain.
BAB II

TERAPI BERMAIN ANAK USIA 1-3 TAHUN

A. Definisi
Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak yang dilakukan setiap hari
secara sukarela untuk memperoleh kepuasan dan merupakan media yang baik bagi anak-
anak untuk belajar komunikasi, mengenal lingkungan, dan untuk meningkatkan
kesejahteraan mental dan sosial anak.
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara
optimal. Oleh karena itu dalam memilih alat bermain hendaknya disesuaikan dengan jenis
kelamin dan usia anak. Sehingga dapat merangsang perkembangan anak secara optimal.
Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap perlu
dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi anak.
B. Fungsi Bermain
Fungsi bermain adalah merangsang perkembangan sensorik-motorik, perkembangan
intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral dan bermain sebagai terapi.
1. Perkembangan sensorik-motorik merupakan komponen terbesar yang digunakan anak
dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan pengobatan.
2. Perkembangan intelektual anak melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap segala
sesuatu yang ada dilingkungan sekitar.
3. Perkembangan sosial anak akan memberi dan menerima serta mengembangkan
hubungan sesuai dengan belajar memecahkan masalah dan hubungan sulit.
4. Perkembangan kreatifitas anak belajar merealisasikan diri.
5. Perkembangan kesadaran diri, anak belajar mengenal kemampuan dengan mencoba
peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap orang lain.
6. Perkembangan moral, anak akan belajar mengenai nilai dan moral dan etika belajar
membedakan mana yang benar dan mana yang salah serta belajar bertanggung jawab
atas segala tindakan yang telah dilakukan.
7. Bermain sebagai terapi, anak akan mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya dan
relaksasi melalui kesenangannya bermain.
C. Tujuan Bermain
1. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan dirawat di rumah sakit.
2. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya.
3. Pengembangan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah.
4. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada saat sakit,
pada saat sakit anak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
D. Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain
1. Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai dengan anak
2. Jenis kelamin anak
3. Lingkungan yang tidak mendukung
4. Status kesehatan anak
5. Tahap perkembangan
E. Prinsip-Prinsip Dalam Aktivitas Bermain
1. Alat permainan
2. Pengetahuan cara bermain
3. Perlu energi ekstra
4. Ruang untuk bermain
5. Teman bermain
6. Waktu yang cukup
F. Klasifikasi Bermain
Berdasarkan isi permainan
a. Sosial Affective Play
Inti permainan ini adalah adanya hubungan interpersonal yang menyenangkan
antara anak dan orang lain. Misalnya, bayi akan mendapatkan kesenangan dan
kepuasan dari hubungan yang menyenangkan dengan orang tuanya atau orang lain.
b. Sense of Pleasure Play
Permainan ini menggunakan alat yang dapat menimbulkan rasa senang pada anak.
Misalnya, bermain dengan pasir.
c. Skill Play
Permainan ini meningkatkan keterampilan anak, khususnya motorik kasar dan halus.
Misalnya, bayi akan terampil memegang benda-benda kecil, anak akan terampil
bermain sepeda.
d. Games atau Permainan
Jenis permainan yang menggunakan alat tertentu yang menggunakan perhitungan atau
skor. Misalnya, ular tangga, puzzle,.
e. Unoccupied Behaviour
Pada saat tertentu, anak sering terlihat mondar-mandir, tersenyum, tertawa,
memainkan kursi, meja atau apa yang ada di sekelilingnya. Jadi, sebenarnya anak
tidak memainkan alat permainan tertentu, dan situasi atau obyek yang ada di
sekelilingnya yang digunakan sebagai alat permainan. Anak tampak senang dan asyik
dengan situasi serta lingkungannya tersebut.
f. Dramatic Play
Dalam permainan ini anak memainkan peran sebagai orang lain melalui
permainannya. Misalnya, anak memerankan sebagai ibu guru, ayahnya atau ibunya.
Ditinjau dari karakter
g. Social anlooker play
Anak hanya akan mengamati temannya yang sedang bermain tanpa ada inisiatif untuk
ikut berpartisipasi dalam permainan.
h. Solitary play
Pada pemainan ini anak tampak berada dalam kelompok permaian, tetapi anak
bermain sendiri dengan alat permainan yang dimilikinya yang berbeda dengan teman
yang lain, tidak ada kerja sama atau komunikasi dengan teman sepermainannya.
i. Paralel play
Anak dapat menggunakan alat permainan yang sama, tetapi antara anak satu dengan
anak yang lain tidak terjadi kontak. Biasanya permainan ini dilakukan pada usia
toddler.
j. Associative play
pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dengan anak yang lain
tetapi tidak terorganisir, tidak ada pemimpin dan tujuan permainan tidak
jelas.Misalnya, bermain boneka atau masak-masakan.
k. Cooperative play
Aturan permaian dalam kelompok tampak lebih jelas pada permainan jenis ini, juga
tujuan dan pemimpin permainan. Misalnya, bermain sepak bola.
BAB III

PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN ANAK USIA 1-3 TAHUN

A. Pelaksanaan Kegiatan
1. Pembukaan (15 menit)
a. Penyuluh memberi salam dan mengingatkan kontrak yang telah disepakatin
b. Penyuluhan menjelaskan pokok bahasan yang akan diberikan.
2. Kegiatan inti (30 menit)
a. Penyuluh menjelaskan tentang tata cara terapi bermain.
b. Mengajak anak untuk bermain.
c. Menfasilitasi anak untuk bermain
3. Penutup (15menit )
a. Mengevaluasi sasaran dengan cara bertanya apakah mereka merasa senang dengan
kegiatan ini.
b. Membuat keilmuan bersama tentang terapi bermain yang telah dilaksanakan.
B. Tata Cara Bermain
1. Leader
Tugas :
a. Membuka acara, memperkenalkan nama-nama terapis
b. Menjelaskan tujuan terapi bermain
c. Menjelaskan aturan terapi permainan
d. Memperkenalkan nama-nama anak yang ikut terapi bermain
2. Co Leader
Tugas :
a. Membantu leader dalam mengorganisir kegiatan
b. Menyampaikan jalannya kegiatan
c. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader dan sebaliknya
3. Observer
Tugas:
a. Mengamati, mengobservasi, dan melporkan jalannya kegiatan serta perilaku yang
diharapkan.
b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama berlangsungnya kegiatan.
4. Fasilitator
Tugas :
a. Memfasilitasi kegiatan yang diharapkan
b. Memotivasi peserta yang kurang aktif agar mengikuti kegiatan dengan baik
c. Sebagai role model selama kegiatan
C. Permainan
1. Membedakan warna berdasarkan gambar
Meningkatkan keterampilan anak mengenai motorik kasar dan halus.
Cara bermain :
a. Letakkan potongan-potongan disamping papan secara acak
b. Ajaklah si anak untuk mengambil gambar dengan meletakkan potongan yang telah
disediakan
c. Lalu minta anak untuk menyebutkan warna dan membedakannya
d. Beri reinforcement positif
2. Melempar Bola
Meningkatkan keterampilan anak mengenai motorik kasar dan halus.
Cara bermain :
a. Leader membagikan bola kepada masing-masing anak
b. Minta anak untuk mengambil bola
c. Lalu minta anak untuk melempar bola tersebut
d. Beri reinforcement positif
D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan

Hari, tanggal : Kamis , 25 juli 2019

Waktu : s/d selesai

Tempat : Ruang Mawar

E. Pengorganisasian

1. Leader : Omih Oktaviani


2. Co. Leader : Heryadi
3. Observer : Rika holistian
4. Fasilitator : Rani
F. Sasaran
Anak usia 1-3 tahun sejumlah 4-8 orang anak
G. Media
1. Potongan-potongan gambar berwarna
2. Bola
H. Metode
Demonstrasi atau peragaan
I. Kriteria Hasil

1. Evaluasi Struktur
a. Peralatan bermain seperti puzzle, buku gambar dan pensil warna sudah tersedia
b. Lingkungan yang cukup memadai untuk syarat bermain
c. Waktu pelaksanaan terapi bermain dimulai tepat waktu
d. Jumlah terapis 10 orang
2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan tertib dan teratur
b. Co. Leader dapat membantu tugas Leader dengan baik
c. Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam permainan
d. 80 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal sampai akhi
3. Evaluasi Hasil
a. 100 % anak merasa senang dan puas.
b. 75 % mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan
c. 25 % anak dapat menyatakan perasaan senang
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bermain merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak, karena
bagi anak bermain sama saja bekerja bagi orang dewasa. Bermain pada anak mempunyai
fungsi yaitu untuk perkembangan sensorik, motorik, intelektual, sosial, kreatifitas,
kesadaran diri, moral sekaligus terapi anak saat sakit.
Tujuan bermain adalah melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal,
mengekspresikan dan mengalihkan keinginan fantasi. Dan idenya mengembangkan
kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah dan membantu anak untuk dapat
beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di Rumah Sakit.
B. Saran
1. Terapi bermain dapat menjadi obat bagi anak-anak yang sakit. Jadi sebaiknya di RS
juga disediakan fasilitas bermain yang menunjang dan memberikan efek terapi bagi
anak-anak yang di rawat di rumah sakit.
2. Mensosialisasikan terapi bermain pada orang tua sehingga orang tua dapat menerapkan
terapi di rumah dan di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk perawat dan

bidan). Jakarta :Salemba Medika

Depkes RI. Pedoman Hidup Sehat Seri Anak Balita. Jakarta. 2000

Wong. Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC. 2002

Soetningsih. 1999. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai