Anda di halaman 1dari 80

DIKLAT LATSAR CPNS T.

A 2019
DI PUSDIKMIN LEMDIKPOL, BANDUNG
1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : MOHAMMAD ROIS, SIK.
Tempat Lahir : BLORA
Tanggal Lahir : 5 AGUSTUS 1968
Pangkat / NRP : AKBP / 68080623
Jabatan : WAKA PUSDIKMIN
Agama : Islam
Status : Kawin

RIWAYAT PENDIDIKAN UMUM DAN POLRI


1. Sekolah Dasar Lulus Tahun 1983
2. Sekolah Menengah Pertama LuLus Tahun 1986
3. SMU Negeri 1 BLORA Lulus Tahun 1989
4. AKPOL Lulus Tahun 1992
5. P.T.I.K. Lulus Tahun 2002
6. SESPIM POLRI Lulus Tahun 2008
7. DIKJUR PA SERSE Lulus Tahun 1993
8. DIKJUR LAN PA SERSE INPRODAG 1999
9. KURSUS BAHASA INGGRIS ELEMENTARY Lulus Tahun 1994
10. KURSUS BAHASA INGGRIS INTERMEDIATE Lulus Tahun 1995
11. MONEY LAUNDRY COURSE MYANMAR LULUS TAHUN 2004

2
RIWAYAT JABATAN
1. Pamapta Polres Pamekasan Madura TMT 1993 – 1994
2. Kapolsek Propo Polres Pamekasan TMT 1994 – 1995
3. Kapolsek Larangan Polres Pamekasan TMT 1995 – 1996
4. Kasat Serse Polres Pamekasan TMT 1996 – 1996
5. Dantontar Akpol TMT 1996 – 1997
6. Dankitar Akpol TMT 1997 – 1999
7. Paur Pers Mentarsis Akpol TMT 1999 - 2000
8. Mahasiswa PTIK TMT 2000 – 2002
6. Kabag Serse Polwil Purwakarta TMT 2002 – 2003
7. Kasubag Mutjab Ro SDM Jabar TMT 2003 – 2005
8. Waka Polres Karawang TMT 2005 – 2007
9. Kanit Tipiter Dit reskrim Polda Jabar TMT 2007 – 2008
10. Penyidik Madya Dit Reskrim Polda Jabar TMT 2008 - 2008
11. Pasis Sespim Polri TMT 2008 – 2008
12. Kasat II Dit Reskrim um Polda Papua TMT 2008 - 2008
13. Kapolres Mappi TMT 2008 – 2010
14. Kapolres Nabire TMT 2010 – 2012
15. Irbid Ops Itwasda Polda Papua TMT 2012 – 2012
16. Kabag Binkar Ro SDM Polda Papua TMT 2012 – 2015
17. Waka Pusdikmin TMT 2015 – sekarang
3
TANAH AIRKU INDONESIA

4
PARA KORUPTOR
KORUPSI DI BIDANG KESEHATAN
SETIAP PAGI
NIAT HARI INI
TANPA KORUPSI
Arah Reformasi
Pelayanan berstandar tinggi Menguntungkan daerah dan Kepercayaan, integritas &
rakyat semangat kerja

Kesejahteraan dan pelayanan kepada


masyarakat

Kekinian, berorientasi Orientasi pada hasil kerja


Transparansi dan akuntabilitas
kedepan

13
•DESKRIPSI MATADIKLAT •TUJUAN MATA DIKLAT
1. MATA DIKLAT INI memfasilitasi
pembentukan nilai-nilai dasar antikorupsi Setelah mengikuti dan melaksanakan
(jujur, peduli, mandiri, disiplin,tanggung tugas mata diklat diharapkan
jawab, kerja keras,sederhana, berani , adil ) peserta mampu membentuk perilaku
pada peserta diklat prajabatan melalui
pembelajaran nilai-nilai dan aktualisasinya.
yang amanah dan jujur serta
2. Mata diklat diisajikan berbasiskan berperan dalam pencegahan korupsi
EXPERIENTIAL LEARNING, dengan di lingkungannya.
penekanan pada proses
internalisasinilai-nilai dasar tersebut,
melalui multi metode dan media ceramah
interaktif, diskusi menonton film , studi
kasus simulasi dan demontrasi).
3. KEBERHASILAN PESERTA dinilai dari
kemampuan mengaktualisasikan nilai-nilai
dasar anti korupsi dalam memimpin,
mengelola jabatannya.
KOMPETENSI YANG DIBANGUN

SUBSTANSI MATERI YANG TERKAIT DENGAN DAMPAK DARI PERILAKU


DAN TINDAK PIDANA KORUPSI, PENYEBAB DAN CARA
MENGHINDARINYA, SERTA AKTUALISASI NILAI DASAR ANTI KORUPSI
UNTUK MENCEGAH TERJADINYA KORUPSI DI LINGKUNGANNYA.

SUBSTANSI MATA DIKLAT ANTI KORUPSI PADA PRAJABATAN INI DIBAGI


MENJADI 4 (DUA) MODUL BERIKUT :
• MODUL 1 : SADAR ANTI KORUPSI
• MODUL 2 : SEMAKIN JAUH DARI KORUPSI
• MODUL 3 : BANGUN SISTEM INTEGRITAS
• MODUL 4 : AKTUALISASI
Indikator Keberhasilan
• Setelah mengikuti pembelajaran ini maka peserta Diklat
Calon Pegawai Negeri Sipil dapat:

1. Menyadari dampak perilaku dan tindak pidana korupsi bagi dirinya,


keluarga, masyarakat, bangsa dan kehidupan

2. Menjelaskan cara-cara menghindari perilaku korupsi

3. Menjelaskan internalisasi dan pembangunan sistem integritas untuk


mencega terjadinya korupsi di Lingkungannya.

17
ANTI KORUPSI

Pengertian Korupsi 1
Pengelolaan Keuangan Negara / Daerah ?????

KKN
Latar Belakang
1. Menurut Corruption Perceptions Index 2013 Indonesia mendapatkan
rangking korupsi paling tinggi di asia tenggara dengan score 32

2. Upaya pemberantasan telah lama di lakukan dengan banyaknya


peraturan yang di keluarkan sejak tahun 1957 sampai undang-undang
tipikor (UU 31/99 dan UU 20/2001) dan UU 30/2002 tentang KPK

3. Masih terbukti maraknya korupsi dilakukan sebagaimana contoh kecil


diatas

4. CPNS sebagai generasi pengganti di tuntut memahami larangan


berbuat korupsi.serta mengaktualisasikan nilai dasar anti korupsi

21
LATAR BELAKANG

Tindak pidana korupsi dikatagorikan sebagai kejahatan yang luar


biasa (Extra Ordinary Crime) dikarenakan selain dapat merusak tatanan
kehidupan bernegara juga dapat menghancurkan kehidupan berbangsa.
Kepolisian Negara Republik Indonesia ,selaku alat Negara Penegak hukum
yang berperan mencegah dan memberantas korupsi .
Bahwa dalam upaya mewujudkan Aksi Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi (Aksi-PPK) di lingkungan Polri ,melalui Strategi
Komunikasi Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi (Strakom PBAK) maka
melalui sarana Pendidikan Anti Korupsi, diharapkan personil Polri memiliki
kesadaran yang tinggi untuk selalu jujur, disiplin ,tanggung jawab ,kerja keras,
sederhana, mandiri, adil, berani dan peduli terhadap penegakkan peraturan
sesuai dengan aturan yang berlaku.
Dengan memahami tindak pidana korupsi dan tindak pidana lain
yang terkait dengan tindak pidana korupsi , diharapkan dapat menumbuhkan
budaya anti korupsi, serta memiliki kemampuan untuk melakukan upaya
pencegahan dan tidak melakukan tindak pidana korupsi.
KORUPSI : EXTRA ORDINARY

KOMPLEKSITAS (korupsi tidak terjadi hanya karena niat & kesempatan saja, sistem,
1 lingkungan & kebiasaan juga mempengaruhi)

2 SIFAT ENDEMIS (bila dibiarkan akan meluas seperti wabah penyakit)

ORGANIZED CRIME (dilakukan secara sistematis, bersama-sama, terencana, rapi &


3 tertutup)

POWERFUL (pelaku korupsi yang dihadapi penegak hukum memiliki kekuasaan & dana
4 yang besar)

TEMPTATION/PENUH GODAAN (apabila dilakukan tanpa komitmen & tidak didukung


5 sistem yang baik cenderung pelaku korupsi akan mempengaruhi penegak hukum)

MONEY LAUNDERING (hasil kejahatan korupsi ditutupi, disamarkan, dirubah bentuk


6 bahkan dipindahkan ke luar negeri)
TINDAK TINDAK
PIDANA PIDANA TREND
KORUPSI KORUPSI SEMAKIN
SEBAGAI DAPAT CANGGIH
BERAKIBAT CARA YANG
EKSTRA
MERUSAK DIGUNAKAN
ORDINARY PEREKONOMIAN PELAKU
CRIME NEGARA
GUNUNG ES KORUPSI
lokasi :
• pemasok TINDAK PIDANA KORUPSI Korupsi sbg
anggaran Kejahatan terjadi,
TPK apabila terdapat :
• pengguna
anggaran, • Desire to Act
• disparitas • Ability to Act
pendapatan • Opportunity
• Suitable Target
Manusia CORRUPTION HAZARDS (CH)
berjiwa koruptor

Barang
• asset negara,
•barang sitaan

Kegiatan :
• proyek Kelemahan bangsa
pembangunan • Kesisteman
• pengadaan barang POTENSI MASALAH • Kesejahteraan /
/ jasa Pengghasilan
• perijinan / PENYEBAB KORUPSI • Mental / moral
pelayanan publik • Internal, sosial,
(PMPK) self control
• Budaya ketaatan
hukum

25
Tinjauan Korupsi di Indonesia
Tim Anti Korupsi

Sikap permisif
Peraturan perundangan
Terhadap korupsi
belum memadai
Lemahnya law
enforcement
Kurangnya keteladanan dan
kepemimpinan

Sistem penyelenggaraan negara, pengelolaan


dunia usaha, dan masyarakat yang tidak
mengindahkan prinsip2 good governance
Beragam sebab lain
Beragam sebab lain

Korupsi sulit dibasmi dan makin


merajalela
LgS
Dampak Korupsi
 Masih ada penduduk Indonesia.... hidup di bawah garis kemiskinan (Survey WB)

 LISTRIK: penduduk setiap malam masih dirundung kegelapan

 ENERGI: 52.5% konsumsi energi tergantung pada BBM

 KESEHATAN: 2/3 penduduk Indonesia masih mengkonsumsi makanan kurang dari


2.100 kalori per hari.

 AIR: ...Penduduk miskin tidak memiliki akses air bersih. Penyediaan air bersih
menjangkau 9% dari total penduduk.

 KERUSAKAN ALAM: 1.6 juta hektar hutan di Indonesia dibabat setiap tahunnya,
39% habitat alami turut musnah, Padahal 30 juta jiwa tergantung hidupnya dari
hutan.

KORUPSI berdampak terhadap Kemiskinan!

27
Faktor-faktor penyebab korupsi di
Indonesia meliputi 4 aspek, yaitu:

1.Aspek perilaku individu,


yaitu faktor-faktor internal yang mendorong
seseorang melakukan korupsi, seperti adanya
sifat tamak, moral yang kurang kuat
menghadapi godaan, penghasilan yang tidak
mencukupi kebutuhan hidup yang wajar,
kebutuhan hidup yang mendesak, gaya hidup
konsumtif, malas atau tidak mau bekerja keras,
serta tidak diamalkannya ajaran-ajaran agama
secara benar.
2. Aspek Organisasi.

yaitu kurang adanya keteladanan dari pimpinan,


kultur organisasi yang tidak benar, sistem
akuntabilitas yang tidak memadai, kelemahan
sistem pengendalian manajemen, manajemen
cenderung menutupi perbuatan korupsi yang
terjadi dalam organisasi.
3.Aspek masyarakat,
yaitu berkaitan dengan lingkungan masyarakat
dimana individu dan organisasi tersebut
berada, seperti nilai-nilai yang berlaku yang
kondusif untuk terjadinya korupsi, kurangnya
kesadaran bahwa yang paling dirugikan dari
terjadinya praktek korupsi adalah masyarakat
dan mereka sendiri terlibat dalam praktek
korupsi, serta pencegahan dan pemberantasan
korupsi hanya akan berhasil bila masyarakat
ikut berperan aktif. Selain itu adanya penyalah
artian pengertian-pengertian dalam budaya
bangsa Indoenesia.
4.Aspek peraturan perundang-undangan,
yaitu terbitnya peraturan perundang-undangan
yang bersifat monopolistik yang hanya
menguntungkan kerabat dan atau kroni
penguasa negara, kualitas peraturan
perundang-undangan yang kurang memadai,
judicial review yang kurang efektif, penjatuhan
sanksi yang terlalu ringan, penerapan sanksi
tidak konsisten dan pandang bulu, serta
lemahnya bidang evaluasi dan revisi peraturan
perundang-undangan.
KENAPA KITA HARUS PEDULI DENGAN
MASALAH KORUPSI ? ----KARENA ……………………….

Korupsi dlm Yan Publik : Perijinan, sektor


perpajakan, bea cukai, penerimaan peg baru, dll
(dilakukan dgn cara “PL” )

Kerawanan pd unit2 kerja pemerintahan,


memainkan wajib pajak, pengadaan brg dan jasa
yg di mark up tanpa tender.

Pengelolaan SD kekayaan alam Indonesia yg tdk


transparan.
PENGERTIAN KORUPSI

• Arti kata
– Corruptio (latin)/Corruptus corrumpere (kata
kerja), yg berarti buruk / rusak / memutar balik,
menyogok.

– Arti kata korupsi;----Korup : busuk; palsu; suap


(Kamus Bahasa Indonesia, 1991);
– suka menerima uang sogok; menyelewengkan
uang/barang milik negara atau perusahaan;
menerima uang dengan menggunakan
jabatannya untuk kepentingan pribadi (Kamus
Hukum, 2002)
33
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI

DEFINISI
KORUPSI “KORUPSI” dari bahasa Latin
“corruptio” atau “corruptus”
“corruptio” dari kata “corrumpere”,
 “corruption, corrupt” (Inggris),
“corruption” (Perancis) dan
“corruptie/korruptie” (Belanda).

kebusukan, keburukan, kebejatan,


ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral,
penyimpangan dari kesucian, kata”-ucapan
yg menghina dan memfitnah

Pengertian Korupsi
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI

DEFINISI
KORUPSI Di Malaysia dipakai kata
“resuah” dari bahasa Arab
“risywah”,
menurut Kamus umum Arab-
Indonesia artinya korupsi.

Risywah (suap) secara terminologis berarti pemberian yang diberikan


seseorang kepada hakim atau lainnya untuk memenangkan
perkaranya dengan cara yang tidak dibenarkan atau untuk
memperoleh kedudukan Semua ulama sepakat mengharamkan
risywah yang terkait dengan pemutusan hukum, perbuatan ini
termasuk dosa.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Pengertian Korupsi
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI

PENGERTIAN
Korup artinya busuk, suka menerima uang suap/sogok,
1 memakai kekuasaan untuk kepentingan sendiri dan
sebagainya;

Korupsi artinya perbuatan busuk seperti


2 penggelapan uang, penerimaan uang sogok,
dan sebagainya;

3 Koruptor artinya orang yang melakukan korupsi.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Pengertian Korupsi
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI

PENDAPAT PAKAR

corruptie adalah korupsi,


perbuatan curang, perbuatan
curang, tindak pidana yang
merugikan keuangan negara.

Subekti dan Tjitrosoedibio

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Pengertian Korupsi
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI

PENDAPAT PAKAR
menguraikan istilah korupsi dalam berbagai
bidang, yakni yang menyangkut masalah
penyuapan, yang berhubungan dengan
manipulasi di bidang ekonomi, dan yang
menyangkut bidang kepentingan umum.
Hal ini diambil dari definisi “financial
manipulations and deliction injurious
to the economiy are often labeled
corrupt”

Baharuddin Lopa mengutip


pendapat David M. Chalmers

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Pengertian Korupsi
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI

Korupsi di Indonesia sudah


‘MEMBUDAYA’ sejak dulu, sebelum dan
sesudah kemerdekaan, di era Orde
Lama, Orde Baru, berlanjut hingga era
Reformasi. Berbagai upaya telah
dilakukan untuk memberantas korupsi,
namun hasilnya masih jauh DARI
HARAPAN.

Diskusikan di dalam kelas, mengapa hal


ini masih dan terus terjadi?

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Pengertian Korupsi
PENGERTIAN

TINDAK PIDANA :

ZAMAN BELANDA TINDAK PIDANA DISEBUT SBG “STRAAFBAARFEIT”


DALAM BAHASA BELANDA ADA DUA UNSUR YAITU “ STRAFFBAAR DAN
FEIT “
FEIT ARTINYA SEBAGHIAN DARI KENYATAAN SEDANGKAN
STRAAFBAAR ADALAH DAPAT DI HUKUM “
SEHINGGA DI ARTIKAN “ SEBAGIAN DARI KENYATAAN DAPAT DI
HUKUM.

PADAHAL YANG DI HUKUM ADALAH PERBUATAN MANUSIA, SBG


PRIBADI , BUKAN KENYATAAN , PERBUATAN ATAU TINDAKAN,
DR PERNYATAAN ITULAH BAHWA PERBUATAN ITU DILAKUKAN OLEH
MANUSIA SEBAGAI PRIBADI.
PENGERTIAN
PROF. MULJATNO
PERBUATAN PIDANA ADL PERBUATAN YANG DILARANG HUKUM & DICANCAM
PIDANA. LARANGAN DITUJUKAN KPD PERBUATAN (YAITU KEJADIAN/KEADAAN YANG
DITIMBULKAN OLEH KELAKUAN ORANG) SEDANGKAN ANCAMAN PIDANANYA
DITUJUKAN PADA ORANG YG MENIMBULKAN KEJAHATAN).
Untuk adanya perbuatan pidana hrs ada unsur-unsur :
a. Perbuatan manusia;
b. Memenuhi rumusan dalam UU (syarat formil)
c. Bersifat melawan hukum (syarat materiil)
E. UTRECHT
PERISTIWA PIDANA DISEBUT DELIK, SEBAGAI PERBUATAN ATAU KEADAAN YG
DITIMBULKAN KRN KELALAIAN .
SIMON
TINDAKAN GAR HUKUM YG DILAKUKAN DGN SENGAJA ATAUPUN TDK DGN
SENGAJA OLEH SSORG YG DPT DIPERTGGJWBKAN ATAS TINDAKANNYA OLEH
UU & DPT DIHUKUM
UNSUR-UNSUR TP
UNSUR SUBYEKTIF:

1. SETIAP ORANG –PERORANGAN / KORPORASI


2. PENYELENGGARA NEGARA
- PEJBT NEG DLM LEMB. NEG
- MENTERI
- GUB/ WAKIL PEMPUS DI DAERAH
- HAKIM DI SEMUA PENGADILAN
- PJBT NEG YG LAIN ; DUBES, WAGUB , BUPATI/WALIKOTA
- PJBT YG MEMILIKI FUNGSI STRATEGIS
- YG RAWAN PRAKTEK KKN; DIR/KOM BUMN/BUMD, PIMPINAN BI, PIMP PEG
TINGGI, JAKSA, PANITERA PEG, PINPINAN/ BENDAHARA PROYEK
3. PEGAWAI NEGERI
- PEG NEG SESUAI DG UU NO 8 TAHUN 1974 J0 UU N0 43 TH 1999
- PEG NEG SESUAI UU NO 1 TAHUN 1946 TTG KUHP
- ORG YG MENERIMA GAJI ATAU UPAH DARI KEUANGAN NEG/DAERAH
- ORG YG MENERIMA GAJI ATAU UPAH DARI KORPORASI YG MENERIMA BANTUAN
DARI KEUANGAN NEG/DAERAH
- ORG YG MENERIMA GAJI ATAU UPAH DARI KORPORASI LAIN YG
MEMEPERGNAKAN MODAL/FASILITAS NEG/MASY.

42
UNSUR-UNSUR TP
UNSUR SUBYEKTIF:

4. KORPORASI
1. KUMPULAN ORG DAN KEKAYAAN YG TERORGANISASI BAIK YG BERBENTUK
BADAN HUKUM
2. KUMPULAN ORG DAN KEKAYAAN YG TERORGANISASI YG BUKAN BERBENTUK
BADAN HUKUM
3. KUMPULAN ORG YG TERORGANISASI YG BERBENTUK BADAN HUKUM
4. KUMPULAN ORG YG TERORGANISASI YG BUKAN BERBENTUK BADAN HUKUM
5. KUMPULAN KEKAYAAN YG TERORGANISASI YG BERBENTUK BADAN HUKUM
6. KUMPULAN KEKAYAAN YG TERORGANISASI YG BUKAN BERBENTUK BADAN
HUKUM

UNSUR OBYEKTIF
1. JANJI
2. KESEMPATAN
3. KEMUDAHAN
4. KEKAYAAN MILIK NEGARA : UANG, DAFTAR, SURAT, AKTA DAN BARANG

43
III. PERATURAN PEMBERANTASAN
TINDAK PIDANA KORUPSI

Peratutan pemberantasan korupsi


mengalami 4 masa sejak tahun 1957 sampai
sekarang yaitu :
1. Masa peraturan Militer
- Peraturan penguasa militer
PRT/PM/06/1957 yg dikeluarkan AD dan
berlaku dilingk AD.
- Peraturan penguasa militer
PRT/PM/08/1957 ttg penilikan harta benda
- Peraturan penguasa militer
PRT/PM/011/1957 ttg wewenang menyita
barang
- Peraturan Penguasa Perang Pusat KSAD
nomor :PRT/PEPERLU/013/1958 berdasarkan
UU no 74 th 1957 jo UU no &( th 1957 ttg
pemberantasan Korupsi
44
III. PERATURAN PEMBERANTASAN
TINDAK PIDANA KORUPSI
Peratutan pemberantasan korupsi
mengalami 4 masa sejak tahun 1957 sampai
sekarang yaitu :
2. Masa UU no 24/Prp/tahun 1960 ttg
pengusutan , penunyutan dan pemeriksaan
TP KOrupsi . UU ini dibuat krn
pemberantasan mll penguasa perang
sifatnya temporer
3. Masa UU no 3 tahun 1971 tentang
pemberantasan korupsi
4. Masa UU no 31 Thun 1999 tentang
Pemberantasan TP korupsi yang di ubah
dengan UU no 20 tahun 2001 tentang
pemberantasan TP Korupsi yg diperkuat dg
UU no 30 tahun 2002 ttg KPK, PP no 71 th
2001 ttg peran serta masyarakat , pemberian
penghargaan , termasuk beberapa inpres
45
IV. TINDAKAN/KEBIJAKAN YG DIANGGAP
TINDAK PIDANA KORUPSI

Berdasarkan UU No. 31/1999 jo UU No.


20/2001, korupsi dirumuskan dalam 30 (tiga
puluh) bentuk/jenis tindak pidana korupsi, yg
tersebar dlm pasal 2 s/d 13 UU tsb. Ada 2
delik yg mengatur ttg kerugian neg dan 28
delik ttg perilaku PN . Disamping itu ada 6
(enam) jenis tindak pidana lain yang
berkaitan dengan korupsi

TP KORUPSI Dikelompokkan menjadi:


 Merugikan keuangan negara
 Suap-menyuap
 Penggelapan dalam jabatan
 Pemerasan
 Perbuatan curang
 Benturan kepentingan dalam pengadaan
 Gratifikasi 46
TPK UU No 31 th 1999 Jo UU No 20 Th 2001
SUAP
KERIGIAN
MENYUAP
KEUANGAN
Ps
NEGARA
5,6,11,12,13
Ps 2 & 3
PENGGELAPAN
DLM JABATAN
Ps 8, 9,
Ps 10.a,b c

PERBUATAN
PEMERASAN
KORUPSI
Ps 12, e,g, f UU NO 31 TH 1999
JO
UU NO 20 TH 2001
PERBUATAN CURANG
Ps 7 ayat (1) a,b,C,d
Ps 7 (2)
Ps 12.b
Benturan
Kepentingan Gratifikasi
Ps 12 i Ps 12 c

47
MODUS OPERANDI
o BEKERJA TDK SESUAI DG KETENTUAN & PROSEDUR
o PEMBERIAN FASILITAS SCR TDK ADIL
1 MARK UP o KOLUSI/PERSENGKONGKOLAN
o BIAYA PERJALANAN
o SUAP/UANG PELICIN
2 MANIPULASI DATA/PEMBUKUAN GANDA o PUNGUTAN LIAR
o LAHGUN FASILITAS KANTOR
o IMBALAN TDK RESMI
3 PEMALSUAN DOKUMEN
o PEMBAYARAN FIKTIF
o MENERIMA SUMBANGAN
4 BENTURAN KEPENTINGAN DLM PEMBORONGAN o TIDAK DISIPLIN WAKTU
o PENGUMPULAN DANA TAKTIS
o LAHGUN ANGGARAN
5 PEMERASAN
o MENERIMA HADIAH
o PENYALAHGUNAAN WEWENANG
6 LANGGAR PERATURAN/PER – UU – AN
o MENUNDA/MEMPERLAMBAT PEMBAYARAN PROYEK
o KOMISI TRANSAKSI YG TDK DISETOR KE KAS NEGARA
7 TDK SESUAI SPEC

8 VOLUME TDK SESUAI


10 MODUS OPERANDI
PENGADAAN BARANG & JASA
1. PENYUAPAN / BRIBERY

2. PEMALSUAN / FRAUD

3. PENGGELAPAN / EMBLEZZLEMENT

4. SUMBANGAN ILLEGAL / ILLEGAL CONTRIBUTION

5. NEPOTISME / NEPOTISM

6. BISNIS ORANG DALAM / INSIDER TRADING

7. KOMISI / COMMISSION

8. PEMERASAN / EXTORTION

9. PILIH KASIH / FAVORITISM

10. PENYALAHGUNAAN WEWENANG / ABUSE OF POWER


6 TINDAK PIDANA LAIN YANG BERKAITAN DENGAN
TINDAK PIDANA KORUPSI, YAITU :

(1) Merintangi proses riksa perkara korupsi; ps.21 UU PTPK


(2) Tsk Tidak memberi keterangan mengenai harta
kekayaannya. Ps.28 uu ptpk
(3) Bank yang tidak memberi keterangan rekening
tersangka; ps.29 uu ptpk
(4) Saksi atau ahli yang tidak memberi keterangan atau
memberi keterangan palsu ; ps.35 UU PTPK
(5) Orang yang memegang rahasia jabatan tidak
memberikan keterangan atau memberi ket
palsu; ps.36 uu ptpk
(6) Saksi yang membuka identitas pelapor
ps. 24 uu ptpk
50
TINDAK PIDANA KORUPSI

(1) KERUGIAN KEUANGAN NEGARA, (PSL 2 UU No.31 THN 1999 JO UU No.20/2001


a) MELAWAN HUKUM UNTUK MEMPERKAYA DIRI SENDIRI DAN ORANG
LAIN DAN KORPORASI DAN DAPAT MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA;

TP KORUPSI YG DILAKUKAN DLM KEADAAN TERTENTU ( TP dilakukan t’hdp


dana2 yg diperuntukkan bg penanggulangan keadaan bahaya, bencana alam
Nas, penanggulangan kerusuhan sosial, krisis ekonomi & moneter,
Penanggulangan TP Korupsi ) DPT DIJATUHKAN PIDANA MATI

b) MENYALAHGUNAKAN WEWENANG UNTUK MENGUNTUNGKAN DIRI


SENDIRI/ORANG LAIN DAN KORPOPRASI, DAN DAPAT MERUGIKAN
KEUANGAN NEGARA;

51
(2) SUAP MENYUAP;
A) MENYUAP PEGAWAI NEGERI ATAU PENYELENGGARA NEGARA, UTK
BERBUAT ATAU TDK BERBUAT SESUATU DLM JAB, YG B’TENTANGAN
DG KEWAJIBANNYA.
B) MENYUAP PN ATAU PENYELENGGARA NEGARA
C) MEMBERI HADIAH KEPADA PEGAWAI NEGERI,
D) PEGAWAI NEGERI ATAU PENYELENGGARA NEGARA MENERIMA
SUAP,
E) PN ATAU PENYELENGGARA NEG MENERIMA SUAP (Utk
menggerakkan agar laks atau tdk laks sesuatu dlm jab)
F) PN ATAU PENYELENGGARA NEG MENERIMA SUAP (ket bhw hadiah
tsb diberikan sbg akibat atau krn telah laks atau tdk laks dlm jab)
G) PEGAWAI NEGERI ATAU PENYELENGGARA NEGARA MENERIMA
HADIAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN JABATANNYA;
H) MENYUAP HAKIM
I) MENYUAP ADVOKAD
J) HAKIM DAN ADVOKAT MENERIMA SUAP;
K) HAKIM MENERIMA SUAP
L) ADVOKAD MENERIMA SUAP
52
(3) PENGGELAPAN DALAM JABATAN;
a) PEGAWAI NEGERI MENGGELAPAN UANG ATAU MEMBIARKAN
PENGGELAPAN (ps. 8 UU PTPK)
b) PEGAWAI NEGERI MEMALSUKAN BUKU UNTUK PEMERIKSAAN
ADMINISTRASI (ps.9 UU PTPK )
c) PEGAWAI NEGERI MERUSAKKAN BARANG BUKTI ( ps.10 huruf a )
d) PEGAWAI NEGERI MEMBIARKAN ORANG LAIN MERUSAKKAN
BUKTI ( ps.10 huruf b )
e) PN M’BANTU ORG LAIN MERUSAKKAN BB ( ps.10 huruf c )

(4) KORUPSI YG TERKAIT DGN PERBUATAN PEMERASAN

a) PN ATAU PENYELENGGARA NEGARA MEMERAS ; ps. 12 huruf e


b) PN/PEJABAT PENYELENGGARA NEGARA MEMERAS PEG NEG
YG LAIN ; ps.12 huruf f UU PTPK.

CERAMAH PUSDIKMIN 100609 53


(5) PERBUATAN CURANG (PSL 7 UU PTPK)
a) PEMBORONG BERBUAT CURANG ;
b) PENGAWAS PROYEK MEMBIARKAN PERBUATAN
CURANG; PS. 7 AYAT 1 HURUF b UU PTPK
c) REKANAN TNI/POLRI BERBUAT CURANG; ps. 7 huruf c
d) PENGAWAS REKANAN TNI/POLRI BERBUAT CURANG; huruf d
e) PENERIMA BRG TNI / POLRI MEMBIARKAN PERBUATAN
CURANG ; ps.7 ayat 2
e) PEGAWAI NEGERI/PENYELENGGARA NEGARA MENYEROBOT
TANAH NEGARA SHGA MERUGIKAN ORANG LAIN; ps.12 hrf h

(6) BENTURAN KEPENTINGAN DLM PENGADAAN : PEGAWAI NEGERI


TURUT SERTA DALAM PENGADAAN YANG DIURUSNYA; ps.12 hrf i

(7) GRATIFIKASI ; PEGAWAI NEGERI MENERIMA GRATIFIKASI & TIDAK


LAPOR KPK ; ps. 12 B UU PTPK (P’berian dlm arti luas uang, brg,
discount, komisi, pinjaman tanpa bunga, p’jlnan wisata dll)
54
NIAT, SEMANGAT DAN
KOMITMEN ANTI KORUPSI
Kesadaran anti korupsi Anda yang telah
mencapai puncak tertinggi akan menyentuh
spiritual accountability Anda, apalagi
ketikamenyadari bahwa dampak korupsi itu
tidak sekedar kerugian keuangan negara,
namun ada kaitannya dengan kerusakan
kehidupan
Mereka yang memiliki spiritual accountability akan
selalu ingat pada perjanjian dengan Tuhannya
tersebut, yang pada dasarnya :
1) Merupakan tujuan hidup dan
2) Kesadaran bahwa hidup mereka harus
dipertanggungjawabkan.
spiritual accountability yang baik akan
menghasilkan niat baik, yang akan
menghasilkan visi dan misi yang baik,
selanjutnya akan diterjemahkan dalam
usaha yang terbaik untuk mendapatkan
hasil terbaik.

Hubungan konsekuensi tersebut idealnya dapat


menjamin bahwa pemilik spiritual accountability
yang baik akan mendorong public accountability
yang baik pula, dan tentunya tidak akan tergerak dan
mempunyai niat sedikit pun untuk membuat
kerusakan di muka termasuk didalamnya adalah
melakukan korupsi, sebaliknya justeru akan
mempunyai niat yang sangat kuat untuk
menghindari korupsi.
Spiritual Niat Visi & Misi Usaha Hasil
accountability Baik Baik Terbaik Terbaik

CPNS- pun manusia, ia CPNS- pun manusia, ia


mempunyai implementasikan dalam Public
Spiritual Accountability Spiritual Accountability
Niat anti korupsi semakin kuat bagi mereka yang ingat
pada Tuhannya, ia tidak ingin urusan dunia merusak
perjanjian dengan Tuhannya dan akan menjadi beban
bagi kehidupan setelah dunia.
Saat ini juga, niat anda untuk Anti Korupsi dan
berusaha membangun integritas diri, keluarga,
organisasi masyrakat dan bangsa semakin
menguat dan berubah menjadi energi yang selalu
menyemangati dan membuat komitmen untuk
bergerak memberantas korupsi
Korupsi adalah kejahatan luar biasa, tentunya
memberantasnya membutuhkan semangat yang luar
biasa, semangat yang tak pernah berhenti karena berasal
dari energi yang tak terbatas, energi yang hadir pada
orang-orang yang mampu mengintegrasikan raga, rasio,
ruh dan rasa dalam satu fokus ‘pengabdian”
Mata tak beradar, menatap namun tak melihat,
Telinga tak beradar, menguping namun tidak mendengar
Lidah tak beradar, mengecap namun tak membedakan rasa
Hidung tak beradar, mengendus namun tak mencium
Kulit tak beradar, menyentuh namun tak meraba.
Tunas Integritas yaitu pribadi-pribadi yang
memiliki komitmen integritas yang tinggi,
dan bersedia untuk membangun sistem
integritas organisasi maupun bangsa
Semakin Jauh Dari Korupsi

Kesadaran anti korupsi Anda akan memberikan


makna bagi kehidupan Anda jika kesadaran
tersebut terbukti atau telah diikuti dengan upaya
dan tindakan nyata dalam menghindari korupsi

Niat, semangat dan komitmen Anda akan


menjadi modal untuk belajar dan menguasai
serta mempraktekan kompetensi yang dapat
menghindarkan diri anda dari perilaku dan
tindak pidana korupsi
Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan dapat:

1. Menjelaskan peran tunas integritas dalam pemberantasan


korupsi
2. Menentukan nilai-nilai dasar anti korupsi yang paling
signifikan bagi anda dan instansi tempat Anda akan bekerja
3. Memiliki teknik sederhana dalam internalisasi integritas
sebagai salah satu upaya untuk menghindari korupsi
4. Melakukan re-framing untuk memudahkan proses
internalisasi integritas
5. Memahami seeding dan perilaku otomatis dalam konteks
perilaku anti korupsi
6. Menjelaskan peran sistem integritas organisasi untuk
menjaga individu berintegritas.
Saya Tunas Integritas
A. Tunas Integritas
Faktor manusia sebagai kunci perubahan
mendorong pemberantasan korupsi di
indonesia dipandang sebagai pembenahan
permasalahn akhlak/moral
dengan demikian,pembenahan akhlak/moral
berarti membangun integritas individu dan
budaya anti korupsi serta membangun sistem
yang berintegritas.
Konsep tunas integritas memastikan tersedianya
Manusia yang melakukan upaya peningkatan integritas
diri dan lingkungan nya dengan membangun sistem yang
kondusif, hingga terbentuk manusia-manusia yang
mampu menyelaraskan antara rohani dan jasmani,
dengan melakukan penyelaraskan pada semua elemen
dirinya ( jiwa, pikiran,perasaan, ucapan dan tindakan)
dengan nurani ( standar kebaikan universal), sehingga
terbentuk perilaku integritas yang selaras pula dengan
berbagai situasi dan lingkungan (sistem dan budaya
integritas)
PERAN TUNAS INTEGRITAS
Para tunas integritas diharapkan dapat menjalankan
Peran strategis dalam organisasi berupa:
1. Menjadi jembatan masa depan kesuksesan organisasi, mereka menjadi
kumpulan orang yang selalu terdepan untuk memastikan tujuan organisasi
tercapai.
2. Membangun sistem integritas, berpartisipasi aktif dalam pembangunan
sistem integritashingga semua peluang korupsi dan berbagai
penyimpangan lainnya dapat di tutupi.
3. Mempengaruhi orang lain, khususnya mitra kerja untuk berintegritas
tinggi
Tunas Integritas bergerak dengan
melakukan pelembagaan sistem integritas
dalam ruang lingkup organisasi dengan
menciptakan iklim etika yang kuat, yaitu
kondisi organisasi dimana kode etiknya telah
terinternalisasi dengan kuat pada individu,
sehingga penyelarasan dan pengendalian
organisasi dapat di jalankan dengan baik
Para tunas integritas tidak mendorong masyarakat
dan K/L/O/P untuk membangun budaya baru, atau
mengambil budaya dari luar indonesia, tetapi akan
melakukan reframing budaya yang ada, yaitu
dengan menggeser dari kutub negatif menjadi
kutub positif, dengan tetap memelihara
kebiasaannya atau perilaku otomatis ( sesuatu
yang telah terbentuk dan menyatu kuat dalam diri)
Pendekatan apresiasi di atas menyebabkan para tunas
integritas selain didorong untuk memiliki keiklasan dan
kebijakan yang tinggi juga diharapkan memiliki kemampuan
untuk melakukan:
1) Re-framing kultur atau budaya, agar perubahan budaya
dapat lebih mudah dan cepat,untuk menjadi garda
terdepan dalam pemberantasan korupsi melalui re-
framing budaya
2) utilitasasi fenomena perilaku otomatis bagi perubahan
diri, keluarga, organisasi dan bangsa, serta lebih jauh
lagi dengan menciptakan peradaban yang lebih baik.
B. IDENTIFIKASI NILAI DASAR ANTI KORUPSI

KPK bersama dengan para pakar telah melakukan


identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi, dan dihasilkan
sebanyak 9 nilai anti korupsi sebagai berikut:

1) jujur,2) peduli, 3) mandiri, 4) disiplin,


5) tanggung jawab, 6) kerja keras, 7) sederhana,
8) berani, 9) adil.
C. PENYELARASAN NILAI ORGANISASI
DAN NILAI ANTI KORUPSI
Saat ini, setiap organisasi biasanya sudah menentukan
nilai dasar organisasinya, tentunya nilai anti corpus
diharapkan masuk didalamnya, terutama nilai inti anti
korupsinya yang telah anda identifikasi, lebih jauh lagi
jika nilai organisasi selaras pula dengan nilai anti
korupsi , upaya penyelarasan nilai tersebut sangat
penting untuk memastikan bahwa para pegawai yang
mengusung integritas atau anti korupsi mendapatkan
payung yang tepat didalam organisasinya.
D.PENANAMAN NILAI DAN INTEGRITAS

Tinggi Internalisasi
integritas

Identifikasi
integritas

Kesediaan
Rendah integritas

Permanensi
Tiga Proses Perubahan
Perubahan Sikap
Kelman (1958) Brigham (1991)
SADAR 5%

BAWAH 95 %
SADAR
Fenomena Gunung Es
Otak Kiri & Otak Kanan

Sadar Bawah Sadar


Matematika Kreativitas
Penalaran konseptual
Bahasa Imajinasi
Menulis Inovasi
Membaca Intuisi
Logika Gagasan
Urutan Gambar
Sistematis Musik
Analitis Bermimpi
Kaku Flexibel

Otak Tengah
9 Nilai Anti Korupsi
1. Jujur 4. Disiplin 7. Sederhana
2. Mandiri 5. Tanggung Jawab 8. Berani
3. Peduli 6. Kerja Keras 9. Adil

Bahas : - Jadikan Tema Diskusi


- Explorasi Contoh - contoh
ADAPUN GRATIFIKASI YANG TIDAK PERLU DILAPORKAN
ADALAH GRATIFIKAS ANTARA LAIN

a. Diperoleh dari hadiah langsung/undian, diskon ,rabat,


Voucher, point rewards, atau souvenir yang berlaku secara
umum dan tidak terkait dengan kedinasan;
b. diperoleh karena prestasi akademis atau non akademis
kejuaraan/perlombaan/kompetisi) dengan biaya sendiri dan
tidak terkait dengan kedinasan;
c. Diperoleh dari keuntungan/bunga dari penempatan dana,
investasi atau kepemilikan saham pribadi yang berlaku
secara umum dan tidak terkait dengan kedinasan;
d. Diperoleh dari kompensasi atas profesi di luar kedinasan
yang tidak terkait dengan tupoksi
e. Diperoleh dari hubungan keluarga sedarah dalam garis
keturunan lurus dua derajat atau dalam garis keturunan ke
samping satu derajat sepanjang tidak mempunyai konflik
Kepentingan dengan penerimag ratifikasi;

f. Diperoleh dari hubungan keluarga semenda dalam garis


keturunan lurus satu derajat atau dalam garis keturunan ke
samping satu derajat sepanjang tidak mempunyai konflik
kepentingan dengan penerima gratifikasi;

g. Diperoleh dari pihak yang mempunyai hubungan keluarga


sebagaimana pada huruf f dan g terkait dengan hadiah
perkawinan, khitanan anak, ulang tahun, kegiatan,
keagamaan/adat tradisi dan bukan dari pihak-pihak yang
mempunyai konflik kepentlngan dengan penerima gratifikasi;
4) Melaporkan ke instansi masing-masing atas penerimaan
gratifikas didalam kedinasan dan/atau penerimaan gratifikasi
yang diterima berbentuk barang yang mudah busuk atau
rusak, seperti : bingkisan makanan dan buah.

Yang dimaksud dengan gratifikasi dalam kedinasan adalah


hadiah/fasilitas resmi dari penyelenggara kegiatan yang
diberikan kepada wakil-wakil resmi suatu instansi dalam suatu
kegiatan tertentu, sebagai penghargaan atas keikutsertaan atau
kontribusinya dalam kegiatan tersebut, seperti honorarium
pembicara dan penerimaan biaya perjalanan dinas oleh pihak,
penyelenggara kegiatan.

Anda mungkin juga menyukai