Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Oliver Wendell Holmes (1809 -1894), seorang ahli anatomi,
dokter dan penyair memberi nama anaesthesia yaitu hilangnya
rasa setelah seseorang mendapat anestesi pada waktu menjalani
penbedahan. Sedangkan perkataan anaesthesia sendiri merupakan
dua kata Yunani yaitu an dan aesthesia yang berarti hilangnya
kesadaran rasa sakit.(Dewi A.Y.2003)
Perkataan anestesi lebih digunakan sebagai disiplin ilmu
misalnya untuk istilah general anaesthesia (suatu proses hilangnya
kesadaran sewaktu menjalani pembedahan dan hilangnya rasa
nyeri) dan local anaesthesia, lebih tepat dikatakan local anastesia
yaitu suatu proses hilangnya rasa nyeri di salah satu bagian dari
tubuh. General anaesthesia (Anestesi umum), bekerja langsung
pada otak. Akibat anestesi umum penderita tidak sadar, sehingga
otak tidak memproses rangsang nyeri akibat pembedahan.
( Suryaniati Asri.,2006)
Anestesi merupakan tahapan yang sangat penting dan strategis
pada tindakan pembedahan, karena pembedahan tidak dapat
dilakukan bila belum dilaksanakan anestesi. Sejarah membuktikan
bahwa ilmu bedah mengalami revolusi pesat setelah ditemukan eter
sebagai anestesi umum. Sebelum ditemukan anestesi, tindakan
pembedahan tidak dapat dilakukan dengan baik dan ilmu bedah tidak
mengalami perkembangan.(Soenarjo.2004)
Ada beberapa anestesi yang menyebabkan hilangnya
kesadaran sedangkan jenis yang lain hanya menghilangkan nyeri dari
bagian tubuh tertentu dan pemakaianya tetap sadar. Dan pembiusan
lokal adalah suatu jenis anestesi yang hanya melumpuhkan sebagian
tubuh manusia dan tampa menyebabkan manusia kehilangan
kesadaran.Obat bius ini bila di gunakan dalam oprasi tidak membuat

1
lama waktu penyembuhkan oprasi.Anestesi hanya di lakukan oleh
dokter spesialis anestesi atau anestesiologis. Dokter spesialis
anestesiologis selama pembedahan berperan memantau tanda-tanda
vital pasien karena sewaktu-waktu dapat terjadi perubahan yang
memerlukan penanganan secepatnya.(Rusda Muhammad,2004)

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian anestesi ?
2. Apa tujuan dari Anestesi ?
3. Apa saja jenis-jenis anastesi ?
4. Bagaimana penggunaan Anestesi ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Penulisan Makalah ini adalah untuk mengetahui apa yang
dimaksud dengan Anestesi dalam dunia kedokteran
2. Untuk mengetahui tujuan dari Anestesi.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis Anastesi.
4. Mengetahui bagaimana penggunaan Anastesi.

D. MANFAAT PENULISAN
1. Agar mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan hal-hal
yang berhubungan dengan anestesis.
2. Komponen-komponen dan cara penggunaan dalam bidang
kesehatan serta menerapkan tujuan dari penulisan makalah ini.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Anestesi (pembiusan; berasal dari Bahasa Yunani an-"tidak,
tanpa" dan aesthētos, "persepsi, kemampuan untuk merasa"), secara
umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika
melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang
menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Istilah anestesi digunakan
pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes Sr pada tahun 1846.
( Wirjoatmojo K.1998)
Anestesi menurut arti kata adalah hilangnya kesadaran rasa
sakit, namun obat anestasi umum tidak hanya menghilangkan rasa
sakit akan tetapi juga menghilangkan kesadaran. Pada operasi-operasi
daerah tertentu seperti perut, maka selain hilangnya rasa sakit dan
kesadaran, dibutuhkan juga relaksasi otot yang optimal agar operasi
dapat berjalan dengan lancar ( Suryaniati Asri.,2006)

B. TUJUAN ANESTESI
Tujuannya untuk menghalau rasa sakit di bagian tubuh tertentu,
daripada harus melakukan pembiusan total.
Tujuan utama dari pemberian obat premedikasi adalah untuk
memberikan sedasi psikis, mengurangi rasa cemas dan melindungi
dari stress mental atau factor-faktor lain yang berkaitan dengan
tindakan anestesi yang spesifik. Hasil akhir yang diharapkan dari
pemberian premedikasi adalah terjadinya sedasi dari pasien tanpa
disertai depresi dari pernapasan dan sirkulasi. Kebutuhan premedikasi
bagi masing-masing pasien dapat berbeda. Rasa takut dan nyeri harus
diperhatikan betul pada pra bedah. (Soenarjo. 2004)
Tujuan anastesi adalah untuk menyediakan, atau
menghilangkan rasa sakit.Memblokir impuls saraf dari bagian bawah
segmen tulang belakang yang mengakibatkan penurunan sensasi di
bagian bawah tubuh.Obat epidural jatuh ke dalam kelas obat yang
disebut bius lokal seperti bupivacaine, chloroprocaine, atau lidokain..
Mereka sering disampaikan dalam kombinasi dengan opioid atau

3
narkotika, seperti fentanyl dan sufentanil, untuk mengurangi dosis yang
diperlukan bius lokal.(Soenarjo. 2004)
Efek somatic ini timbul didalam kecerdasan dan menumbuhkan
dorongan untuk bertahan atau menghindari kejadian tersebut.
Kebanyakan pasien akan melakukan modifikasi terhadap manifestasi
efek somatic tersebut dan menerima keadaan yaitu dengan Nampak
tenang. Reaksi saraf simpatis terhadap rasa takut atau nyeri tidak
dapat disembunyikan oleh pasien. Rasa takut dan nyeri mengaktifkan
syaraf simpatis untuk menimbulkan perubahan system sirkulasi dalam
tubuh. Perubahan ini disebabkan oleh stimulasi efferen simpatis yang
ke pembuluh darah, dan sebagian karena naiknya katekolamin dalam
sirkulasi.(Suryaniati Asri.,2006)
C. JENIS ANESTESI
Jenis anestesi lokal dalam bentuk parenteral yang paling banyak
digunakan adalah:
1. Anestesi permukaan.
Sebagai suntikan banyak digunakan sebagai penghilang
rasa oleh dokter gigi untuk mencabut geraham atau oleh dokter
keluarga untuk pembedahan kecil seperti menjahit luka di kulit.
Sediaan ini aman dan pada kadar yang tepat tidak akan
mengganggu proses penyembuhan luka.
2. Anestesi Infiltrasi.
Tujuannya untuk menimbulkan anestesi ujung saraf melalui
injeksi pada atau sekitar jaringan yang akan dianestesi sehingga
mengakibatkan hilangnya rasa di kulit dan jaringan yang terletak
lebih dalam, misalnya daerah kecil di kulit atau gusi (pada
pencabutan gigi).

3. Anestesi Blok
Cara ini dapat digunakan pada tindakan pembedahan
maupun untuk tujuan diagnostik dan terapi.
4. Anestesi Spinal
Obat disuntikkan di tulang punggung dan diperoleh
pembiusan dari kaki sampai tulang dada hanya dalam beberapa

4
menit. Anestesi spinal ini bermanfaat untuk operasi perut bagian
bawah, perineum atau tungkai bawah.
5. Anestesi Epidural
Anestesi epidural (blokade subarakhnoid atau intratekal)
disuntikkan di ruang epidural yakni ruang antara kedua selaput
keras dari sumsum belakang.
6. Anestesi Kaudal
Anestesi kaudal adalah bentuk anestesi epidural yang
disuntikkan melalui tempat yang berbeda yaitu ke dalam kanalis
sakralis melalui hiatus skralis. ( Suryaniati Asri.,2006)

D. CARA PENGGUNAAN ANESTESI


Kebutuhan dan cara kerja anestesi beranekaragam. Anestesi
juga memiliki cara penggunaan yang berbeda sesuai kebutuhannya.
Tak hanya cara disuntikkan saja, tetapi juga dihirup melalui alat bantu
nafas. Beberapa cara penggunaan anestesi ini di antaranya :
1. Melalui Pernafasan
Beberapa obat anestesi berupa gas seperti isoflurane dan
nitrous oxide, dapat dimasukkan melalui pernafasan atau secara
inhalasi. Gas-gas ini mempengaruhi kerja susunan saraf pusat di
otak, otot jantung, serta paru-paru sehingga bersama-sama
menciptakan kondisi tak sadar pada pasien.
Penggunaan bius jenis inhalasi ini lebih ditujukan untuk
pasien operasi besar yang belum diketahui berapa lama tindakan
operasi diperlukan. Sehingga, perlu dipastikan pasien tetap dalam
kondisi tak sadar selama operasi dilakukan. (Suryaniati Asri. 2006)
2. Injeksi Intravena
Sedangkan obat ketamine, thiopetal, opioids (fentanyl,
sufentanil) dan propofol adalah obat-obatan yang biasanya
dimasukkan ke aliran vena. Obat-obatan ini menimbulkan efek
menghilangkan nyeri, mematikan rasa secara menyeluruh, dan
membuat depresi pernafasan sehingga membuat pasien tak
sadarkan diri. Masa bekerjanya cukup lama dan akan ditambahkan
bila ternyata lamanya operasi perlu ditambah.
3. Injeksi Pada Spinal/ Epidural

5
Obat-obatan jenis iodocaine dan bupivacaine yang sifatnya
lokal dapat diinjeksikan dalam ruang spinal (rongga tulang
belakang) maupun epidural untuk menghasilkan efek mati rasa
pada paruh tubuh tertentu. Misalnya, dari pusat ke bawah.
Beda dari injeksi epidural dan spinal adalah pada teknik
injeksi. Pada epidural,injeksi dapat dipertahankan dengan
meninggalkan selang kecil untuk menambah obat anestesi jika
diperlukan perpanjangan waktu tindakan. Sedang pada spinal
membutuhkan jarum lebih panjang dan hanya bisa dilakukan dalam
sekali injeksi untuk sekitar 2 jam ke depan.
4. Injeksi Lokal
Iodocaine dan bupivacaine juga dapat di injeksi di bawah
lapisan kulit untuk menghasilkan efek mati rasa di area lokal.
Dengan cara kerja memblokade impuls saraf dan sensasi nyeri dari
saraf tepi sehingga kulit akan terasa kebas dan mati rasa.

Anastesi Injeksi

6
E. SIFAT ANESTESI
 Tidak mengiritasi / merusak jaringan saraf secara permanen
 Batas keamanan harus lebar
 Larut dalam air
 Stabil dalam larutan
 Dapat disterilkan tanpa mengalami perubahan
 Indikasi & Keuntungan anastesi lokal
 Penderita dalam keadaan sadar serta kooperatif.
 Tekniknya relatif sederhana dan prosentase kegagalan dalam
penggunaanya relatif kecil.
 Pada daerah yang diinjeksi tidak terdapat pembengkakan.
 Peralatan yang digunakan, sedikit sekali dan sederhana serta obat
yang digunakan relatif murah.
 Dapat digunakan sesuai dengan yang dikehendaki pada daerah
anatomi tertentu.Mula kerja harus sesingkat mungkinDurasi kerja
harus cukup lama. (Suryaniati Asri. 2006)

F. TIPE ANESTESI
Beberapa tipe anestesi adalah :
 Pembiusan total — hilangnya kesadaran total
 Pembiusan lokal — hilangnya rasa pada daerah tertentu yang
diinginkan (pada sebagian kecil daerah tubuh). struktur lokal anestesi
dibangun oleh : Sisa lipofil dan sisa hidrofil yangdihubungkan oleh
rantai antara.(-)Cocain dibangun oleh (–) Ecgonin, metanol dan asam

7
benzoat, yang dihubungkan dengan ikatan ester.Ecgonin, beda
dengan alkaloid Belladonna, dibangun oleh tropanol (pseudotropin)

 Pembiusan regional — hilangnya rasa pada bagian yang lebih luas


dari tubuh oleh blokade selektif pada jaringan spinal atau saraf yang
berhubungan dengannya.(Suryaniati Asri. 2006)

G. MANFAAT ANESTESI
 Digunakan sebagai diagnostic, untuk menentukan sumber nyeri
 Digunakan sebagai terapi, local anestesi merupakan bagian dari
terapi untuk kondisi operasi yang sangat nyeri, kemampuan dokter
gigi dalam menghilangkan nyeri pada pasien meski bersifat
sementara merupakan ukuran tercapainya tujuan terapi
 Digunakan untuk kepentingan perioperatif dan postoperasi. Proses
operasi yang bebas nyeri sebagian besar menggunakan anestesi
local, mempunyai metode yang aman dan efektif untuk semua
pasien operasi dentoalveolar.
 Digunakan untuk kepentingan postoperasi. Setelah operasi dengan
menggunakan anestesi umum atau lokal, efek anestesi yang
berlanjut sangat penting untuk mengurangi ketidaknyamanan
pasien.

H. SIFAT KIMIA DAN REAKSI


Dietil eter, siklopropan dan hidrokarbon rendah mudah terbakar,
Chloroform dengan cahaya dan oksigen akan berubah menjadi
fosgenyang toksis. Etanol dapat merubahfosgen yang terbentuk jadi
karbonat.

8
Kesetimbangan protolisis

Kesetimbangan protolisis penting untuk adanya efek anestesi,


bentuk basa anestesi yang tidak bermuatan diperlukan untuk menembus
fasa lipoid dari sel syaraf, sedangkan efek besar kemungkinandiberikan
oleh anestesi bentuk protonasi.
Kesetimbangan protolisis dipengaruhi oleh pKa anestesi dan pH
lingkungan. Sebagian besar anestesi, bentuk basanya pada jaringan
sehat (pH 7,4) adalah 3-20%, dengan meningkat kebasaan anestesi,
persentase bentukbasa akan meningkat. Anestesi pKa >9 seperti garam
am.kuartener tidak aktif pada pH 7,4.Pada jaringan meradang (pH 6)
bagian anestesibentuk basa sangat kecil, aktivitas anestesi jugamenurun
drastis.
Biotransformasi: Kecuali cocain, anestesi lokal ester hanyasejumlah
kecil diurai dalam hati, sebagian besar dihidrolisis dalam jaringan dan
plasma darah. Procain oleh cholinesterase tidak spesifik diurai 4-
aminobenzoat dan 2-dietilaminoetanol. Eliminasi 4-amino benzoat terjadi
setelah konyugasi denganglycin. Dalam jumlah kecil procain juga
mengalami N-desalkilasi.

Sintesis anestesi local ester benzoat.

9
I. KEUNTUNAN DAN KERUGIAN
Keuntungan :
 Tidak diperlukan persiapan khusus pada pasien.
 Tidak membutuhkan alat dan tabung gas yang kompleks
 Tidak ada resiko obstruksi pernapasan. Durasi anestesi sedikitnya satu
jam dan jika pasien setuju dapat diperpanjang sesuai kebutuhan
operasi gigi minor atau adanya kesulitan dalam prosedur
 Pasien tetap sadar dan kooperatif dan tidak ada penanganan pasca
anestesi
 Pasien-pasien dengan penyakit serius, misalnya penyakit jantung
biasanya dapat mentolerir pemberian anestesi lokal tanpa adanya
resiko yang tidak diinginkan.

Kerugian :
 Ini mungkin tidak bekerja dengan baik pada awal penggunaan
 Menimbulkan rasa gatal atau demam
 Pasien mungkin merasakan hanya mati rasa di bagian perut

J. EFEK SAMPING
Ada beberapa macam efek samping yang ditimbulkan pada
penggunaan diantaranya :
 Penurunan tekanan darah.
 Sakit kepala (juga dikenal sebagai tulang punggung sakit kepala).
 Pada bayi,mungkin membuat penurunan tekanan darah.
 Sakit kepala juga sangat jarang, tetapi mungkin dapat terjadi.
 Reaksi terhadap obat-obatan yang berlebihan, sepert ruam.
 Pendarahan jika pembuluh darah yang secara tidak sengaja
rusak.

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Jadi “Anastesi” adalah untuk menyediakan, atau
menghilangkan rasa sakit.Memblokir impuls saraf dari bagian bawah
segmen tulang belakang yang mengakibatkan penurunan sensasi di
bagian bawah tubuh.Obat epidural jatuh ke dalam kelas obat yang
disebut bius lokal seperti bupivacaine, chloroprocaine, atau lidokain..
Mereka sering disampaikan dalam kombinasi dengan opioid atau
narkotika, seperti fentanyl dan sufentanil, untuk mengurangi dosis
yang diperlukan bius lokal.
Anestesi juga mempunyai beberapa cara penggunaannya yaitu :
1. Melalui pernapasan
2. Injeksi Intravena
3. Injeksi pada spinal/epidural
4. Injeksi Lokal

B. SARAN
Dengan makalah ini diharapkan agar mahasiswa dapat
memahami tentang Anestesi agar lebih mengetahui tujuan dan
manfaat Anestesi.

11
12
DAFTAR PUSTAKA

Dewi A.Y, 2003. Anastesi dan Teknik Pelaksanaan Anastesi Mandibula.,


Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara,Medan.

Rusda Muhammad,2004. Anastesi Infiltrasi Pada Episiotomi,Fakultas


Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.

Soenarjo. 2004, Peranan Anastesi Dan Pengelolaan Rawat Intensif Dalam


Hubungan Dengan Kualitas Hidup.Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro, Semarang.

Suryaniati Asri. 2006. Perbedaan Pengaruh Pemberian Anastesi Spinal


Dengan Anastesi Umum Terhadap Kadar Gula Darah. Fakultas
Kedokteran, Universitas Diponagoro, Semarang.

Wirjoatmojo K.1998. Laboratorium Anastesi dan Reanimasi, Fakultas


Kedokteran Universitas Airlangga -RSUD.Dr.Soetomo Surabaya.

13

Anda mungkin juga menyukai