DINAS KESEHATAN
PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2013 - 2018
DINAS KESEHATAN
PROVINSI JAWA BARAT
Jalan Pasteur No. 25
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013- 2018
Masa bakti Gubernur/Wakil Gubernur berakhir pada Tahun 2013 dan selanjutnya
Gubernur/Wakil Gubernur terpilih akan menyusun Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) dengan kurun waktu 2013 – 2018, sesuai dengan ketentuan
Pasal 15 ayat (2) PP No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Untuk
menghindari terjadinya kekosongan hukum berkaitan dengan dokumen perencanaan jangka
menengah pada masa akhir jabatan kepala daerah, maka disusun RPJMD Transisi untuk
kurun waktu 1 (satu) tahun kedepan setelah periode RPJMD berakhir.
Pembangunan bidang kesehatan dalam kurun waktu 5 tahun menghadapi banyak tantangan
diantaranya tantangan pada era Masyarakat Ekonomi Asia (MEA), adanya perubahan sistem
pembiayaan jaminan kesehatan melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), terjadinya
pergeseran beberapa penyakit menular dan tidak menular serta masih tingginya kematian
AKI dan AKB.
1
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013- 2018
Fungsi Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018
adalah sebagai pedoman dalam melaksanakan prioritas pembangunan bidang
kesehatan selama lima tahun kedepan yang mengacu pada Peraturan Gubernur
Jawa Barat Nomor 58 Tahun 2012 Tentang RPJMD Transisi Provinsi Jawa Barat
Tahun 2014 dan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013
Tentang RPJMD Tahun 2013-2018, sebagai input bagi penyusunan dokumen
RPJMD dan sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat yang merupakan dokumen internal dalam
penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat.
Penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2013
- 2018 mengacu pada RPJMD Transisi Tahun 2014 dan RPJMD Pemerintah
Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018 juga mengakomodasi kebijakan yang ada dalam
RPJMN serta ide dasar visi, misi dan strategis yang tertuang dalam dokumen
Rencana Strategis Departemen Kesehatan 2010-2014.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018 disusun
melalui tahapan perencanaan partisipatif dengan mengedepankan proses
evaluasi, proyeksi dan analisis terhadap faktor - faktor internal dan eksternal yang
berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap pembangunan
kesehatan di Jawa Barat.
A. Tahap Persiapan
Berupa pembentukan Tim Penyusun Renstra Dinas Kesehatan dengan SK
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat No. 050 / Kep-6888 / RKK /
2013 dan penyusunan agenda kerja Tim (Terlampir).
B. Tahapan Penyusunan Rancangan Renstra
Melalui tahapan Perumusan dan Penyajian Rancangan Renstra.
a. Tahapan Perumusan Rancangan Renstra mencakup :
1) Pengolahan data dan informasi yang meliputi :
2
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013- 2018
Gambaran Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat;
mencakup :(1) Struktur Organisasi beserta tupoksinya (2)
Pencapaian yang telah dilaksanakan dalam Renstra Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat sebelumnya dan capaian 2009-
2011, (3) aspirasi masyarakat terkait pemenuhan kebutuhan
barang publik, layanan publik dan regulasi lingkup kewenangan
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
Pengelolaan Pendanaan Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Barat, mencakup : (1) data pendapatan Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat (2) data belanja Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Barat (3) data pembiayaan khusus untuk UPT Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat;
2) Analisis gambaran pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Barat, terdiri dari : (1) analisis gambaran umum pelayanan Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat untuk mengidentifikasi potensi dan
permasalahan pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. (2)
analisis pengelolaan pendanaan pelayanan Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat. Untuk mengidentifikasi potensi dan
permasalahan khusus pada aspek pendanaan pelayanan Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat;
3) Review Renstra Kementerian Kesehatan dan Renstra Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota mencakup :
Tujuan dan Sasaran yang akan dicapai dalam jangka waktu
pelaksanaan Renstra Kementerian Kesehatan
Program Prioritas Kementerian Kesehatan dan target kinerja
serta lokasi program prioritas
Tujuan dan Sasaran yang akan dicapai dalam jangka waktu
pelaksanaan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Program Prioritas Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di Jawa
Barat dan target kinerja serta lokasi program prioritas
4) Penelaahan RTRW Provinsi Jawa Barat, mencakup :
Tujuan dan sasaran RTRW Provinsi Jawa Barat
Struktur dan Pola Ruang
Indikasi program pemanfaatan ruang jangka menengah
5) Analisis dokumen hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
sesuai dengan pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat;
6) Perumusan Isu-isu strategis berdasarkan :
Hasil Analisis gambaran pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Barat
Hasil Review Renstra Kementerian Kesehatan dan Renstra
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Hasil Penelaahan RTRW Provinsi Jawa Barat
3
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013- 2018
Hasil Analisis terhadap dokumen hasil Kajian Lingkungan Hidup
Strategis (KLHS)
7) Perumusan Visi dan Misi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
berdasarkan Perumusan isu strategis
8) Perumusan Tujuan pelayanan jangka menengah Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat;
9) Perumusan sasaran pelayanan jangka menengah Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat;
10) Perumusan strategi dan kebijakan jangka menengah Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat guna mencapai target kinerja
program prioritas RPJMD Provinsi yang menjadi tugas dan fungsi
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat;
11) Perumusan Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja,
Kelompok sasaran dan pendanaan indikatif selama 5 tahun
termasuk lokasi kegiatan;
12) Perumusan indikator kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD Provinsi Jawa
Barat
13) Pelaksanaan Forum OPD Provinsi Bidang Kesehatan.
b. Tahap Penyajian Renstra
Penyajian rancangan Renstra sesuai dengan sistematika pada
Permendagri No 54 Tahun 2010 tentang pelaksanaan PP No 8 tahun
2008 tentang tahapan, tatacara penyusunan dan Evaluasi Rencana
Pembangunan Daerah;
4
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013- 2018
D. Tahap Penetapan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013
- 2018.
Penetapan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018
dengan SK Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, No.050/Kep-
12133/RKK/2014, tanggal 30 Desember 2014 tentang Rencana Strategis
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018.
Gambar 1.1
Bagan Alir Penyusunan Renstra
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018
Verifikasi Renstra
RPJMD Renstra Dinas
Prov Jabar Dinas Kesehatan Prov
2013 – 2018 Kesehatan Jawa Barat
Draft Provinsi 2013 – 2018
Usulan Bidang Renstra Jawa Barat
Draft 1
Kesehatan Dinas 2013 - 2018
RPJMD Prov
pada RPJMD Kesehatan
Jabar
Prov Jabar Prov Jawa
2013 - 2018
2013 – 2018 Barat Pengesahan
Pengesahan 2013 – 2018 Renstra
RPJMD Dinas
Prov Jabar Kesehatan Prov
2013 - 2018 Jawa Barat
2013 – 2018
Rencana Strategis Provinsi Jawa Barat tahun 2013 - 2018 disusun berdasarkan peraturan
perundang-undangan sebagai berikut :
1. Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 28 H ayat 1 tentang : Hak untuk hidup
sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan yang baik dan
sehat dan hak mendapatkan pelayanan kesehatan.
5
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013- 2018
2. Undang-Undang No. 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat (Berita
Negara Republik Indonesia tanggal 4 Juli 1950) Jo. Undang-undang No. 20 Tahun 1950
tentang Pemerintahan Jakarta Raya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950
No. 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 15) sebagaimana telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-undang No. 29 Tahun 2007 tentang
Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara
Kesatuan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 No.
93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4744) dan Undang-undang
No. 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 No. 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No.
4010);
3. Undang-Undang No. 4 Tahun 1996 tentang Wabah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1996 No. 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3632);
4. Undang-Undang No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1997 No. 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3671);
5. Undang-undang No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia (Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3796)
6. Undang-undang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan
Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 No. 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 3851);
7. Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 109);
8. Undang-undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 No. 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia No. 4286);
9. Undang-undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 No. 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);
10. Undang-undang No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan PerUndang-
undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No. 53, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4389);
11. Undang-undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No. 164, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4421);
12. Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 No. 116, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia No. 4431);
13. Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 No. 125, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia No. 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
undang No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang No. 32
6
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013- 2018
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 No. 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4844);
14. Undang-undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
No. 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4438);
15. Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No. 150, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia No. 4456);
16. Undang-undang No.17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
No.33,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No.4700);
17. Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 No. 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia No. 4725);
18. Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 No. 66, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia No. 4723);
19. Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 No. 143, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No.
5062);
20. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 No. 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No.
5063);
21. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 No. 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No.
5072);
22. Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial
(Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor. 5256);
23. Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1983 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 No. 28, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia No. 3253);
24. Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 1995 tentang Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 No. 67, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia No. 3609);
25. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1996 No. 49, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3637);
26. Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan
Alat Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 No. 138, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia No. 3781);
27. Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2005 tentang Alih Teknologi Kekayaan Intelektual
serta Hasil Penelitian dan Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga
7
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013- 2018
Penelitian dan Pengembangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
No.43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4497);
28. Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 No. 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia No. 4578);
29. Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan
Standar Pelayanan Minimal
30. Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2006 tentang Perizinan Melakukan Kegiatan dan
Pengembangan bagi Perguruan Tinggi Asing, Lembaga Penelitian dan Pengembangan
Asing, Badan Usaha Asing dan Orang Asing (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 No. 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4666);
31. Peraturan Pemerintah No.38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 No. 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4737);
32. Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 No. 89, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia No. 4741);
33. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 No. 112, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4761);
34. Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 No. 19,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4815);
35. Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 No. 42, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4828);
36. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 No. 124, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia No. 5078);
37. Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 No. 20, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia No. 4816);
38. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 No. 21, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia No. 4817);
39. Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 No. 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4725);
40. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan
Wewenang serta Kedudukan Keuangan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah
8
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013- 2018
Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 No. 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4817);
41. Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2010-2014;
42. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
No. 59 Tahun 2007 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
43. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah No. 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian,
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
44. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.03.01/60/I/2010 tentang Rencana Strategis
(Renstra) Kementrian Kesehatan Tahun 2010-2014;
45. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 2 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2003 No. 2 Seri E);
46. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 3 Tahun 2005 tentang Pembentukan
Peraturan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2005 Nomor 12 Seri E, Tambahan
Lembaran Daerah Nomor 1);
47. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 10 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan Cacat (Lembaran Daerah Tahun 2006 No. 7 Seri E);
48. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 10 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 9 Seri D,
Tambahan Lembaran Daerah Nomor 46);
49. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 12 Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 11 Seri E,
Tambahan Lembaran Daerah Nomor 47);
50. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 21 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 20 Seri
D, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 55);
51. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 21 tahun 2008 tentang Rumah Sakit Daerah
Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 22 Seri D, Tambahan
Lembaran Daerah Nomor 57);
52. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 6
Seri E);
53. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 11 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Kesehatan (Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor 11 Seri E)
54. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 – 2029 (Lembaran Daerah Tahun 2010
Nomor 22 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah No. 86);
55. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 24 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan
Daerah Nomor 9 tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Tahun 2005 -2025 (Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor Seri );
9
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013- 2018
56. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 25 Tahun 2013 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-
2018;
57. Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 79 Tahun 2010, tentang Petunjuk Pelaksanaan
Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah;
58. Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 32 Tahun 2009, tentang Tugas Pokok, Fungsi,
Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat;
Rencana Strategis Dinas Kesehatan ini dimaksudkan untuk dapat memberikan kejelasan
arah dan sasaran Pembangunan Kesehatan di Provinsi Jawa Barat, dalam upaya
mendukung Visi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat 2013 - 2018 yaitu “Jawa Barat
Maju dan Sejahtera Untuk Semua”
Adapun tujuan penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat adalah
:
1. Menyelaraskan Visi Misi Dinas Kesehatan dengan RPJMD Provinsi Jawa Barat
2. Menyusun strategi dan program pembangunan kesehatan di Jawa Barat
3. Mewujudkan perencanaan pembangunan kesehatan daerah secara sinergis dan terpadu
dengan tingkat pusat dan daerah kabupaten/kota serta provinsi berbatasan.
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.1.1. Pengertian Rencana Strategis
1.1.2. Fungsi Rencana Strategis dalam Penyelenggaraan Pembangunan Daerah
1.1.3. Proses Penyusunan Rencana Strategis
1.1.4. Keterkaitan Rencana Strategis dengan RPJMD, Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan, Rencana Strategis Kab/Kota dan Rencana Kerja
1.2. Landasan Hukum
1.3. Maksud Dan Tujuan
1.4. Sistematika Penulisan
10
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013- 2018
4. VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1. Visi dan Misi Dinas Kesehatan Jawa Barat
4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Kesehatan Jawa Barat
4.3. Strategi dan Kebijakan Dinas Kesehatan Jawa Barat
11
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013-2018
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN
DINAS KESEHATAN JAWA BARAT
2.1. Tugas, Fungsi Dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
Dinas Kesehatan provinsi Jawa Barat dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi
Jawa Barat Nomor 21 Tahun 2008, dengan tugas dan fungsi berdasarkan Peraturan
Gubernur Jawa Barat Nomor 32 Tahun 2009, menjalankan sebagian tugas Pemerintah
Daerah Provinsi Jawa Barat.
Tugas Pokok :
Tugas Pokok Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat adalah melaksanakan urusan
pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi, dekonsentrasi dan
tugas pembantuan.
Fungsi :
Struktur Organisasi
Dinas Kesehatan provinsi Jawa Barat dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi
Jawa Barat Nomor 21 Tahun 2008, dengan struktur organisasi sebagai berikut :
13
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013-2018
Gambar 2.1
Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Jawa Barat
Kepala Dinas
Kelompok Jabatan
Sekretaris
Fungsional
Bidang Regulasi dan Bidang Bina Pelayanan Bidang Bina Penyehatan Bidang Sumber Daya
Kebijakan Kesehatan Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan
Pencegahan Penyakit
UPTD :
1. BAPELKES 3. BKKM
2. BLK 4. BKPM
14
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013-2018
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat berlokasi di Jalan Pasteur No. 25 Bandung,
mencakup gedung perkantoran di Jl. Pasteur No. 25 Bandung dan 4 (empat) UPTD,
yaitu : Balai Pelatihan Kesehatan (BAPELKES) di Jl. Pasteur No. 31 Bandung, Balai
Laboratorium Kesehatan (BLK) di Jl. Sederhana No 3 – 5 Bandung, Balai Kesehatan
Kerja Masyarakat(BKKM) di Jl. Rancaekek Bandung dan Balai Kesehatan Paru
Masyarakat (BKPM)di Jl. Satria No. 95 Cirebon.
Jumlah pegawai Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2013 sebanyak 575 orang
dengan sebaran pegawai sebagai berikut :
Tabel 2.1
Sebaran Sumber Daya Manusia
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
JUMLAH
No. BAGIAN BIDANG/UPTD KETERANGAN
(Orang)
1. KEPALA DINAS 1 Dokter, S2
2. SEKRETARIS 1 S2 Kesehatan
3. SUBBAGIAN
a. Kepala Subbagian Perencanaan dan Program 1 Dokter
b. Kepala Subbagian Keuangan 1 S2 Kesehatan
c. Kepala Subbagian Kepegawaian dan Umum 1 S1
d. Staf 174 - S2 = 7 orang
- S1 = 43 orang
- D3 = 24 orang
- SLTA = 83 orang
- SLTP = 9 orang
- SD = 10 orang
4. BIDANG 4 4
a. Kepala Bidang Bina Pelayanan Kesehatan 1 Dokter, S2
1. Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar &Khusus 1 S2 Kesehatan
2. Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi 1 Dokter, S2
3. Kepala Seksi Rumah Sakit 1 Dokter
4. Staf 54 - S2 = 6 orang
- S1 = 18 orang
- D3 = 13 orang
- SLTA = 17 orang
b. Kepala Bidang Regulasi Kebijakan Kesehatan 1 S2 Kesehatan
1. Kepala Seksi Akreditasi Sarana Kesehatan 1 S1 Kesehatan
2. Kepala Seksi Akreditasi Pendayagunaan Tenaga 1 S2 Kesehatan
Kesehatan
3. Kepala Seksi Legislasi Kebijakan Kesehatan 1 Dokter, S2
4. Staf 44 - S2 = 6 orang
- S1 = 13 orang
- D4 = 1 orang
- D3 = 9 orang
- SLTA = 15 orang
15
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013-2018
16
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013-2018
Dengan uraian : PNS di Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat sebanyak : 391
orang; PNS di UPTD sebanyak 228 orang, dengan rincian : Balai Pelatihan Kesehatan
(BAPELKES) : 48 orang, Balai Laboratorium Kesehatan ( BLK) : 71 orang, Balai
Kesehatan Kerja Masyarakat (BKKM) : 50 orang dan Balai Kesehatan Paru Masyarakat
(BKPM) Cirebon : 59 orang; PTT : 12 orang, TKK : 3 orang, Outsourching (Tenaga
Keamanan dan Cleaning Service) : 102 orang.
Jumlah puskesmas di Jawa Barat saat ini mencapai 1050 buah. Dari jumlah
tersebut, 176 puskesmas merupakan puskesmas dengan tempat perawatan dan baru
210 Puskesmas yang sudah terakreditasi. Bila dibandingkan dengan standar ratio satu
puskesmas untuk tiga puluh ribu penduduk, maka satu puskesmas di Jawa Barat harus
melayani 43,6 ribu penduduk. Berarti di Provinsi Jawa Barat masih kekurangan 475
puskesmas untuk bisa mencapai satu puskesmas untuk tiga puluh ribu penduduk.
Berdasarkan wilayah administrasi terdapat beberapa wilayah kerja puskesmas.Terdapat
puskesmas dengan wilayah kerja satu kecamatan, puskesmas dengan wilayah kerja
sebagian kelurahan dalam satu kecamatan (karena satu kecamatan mempunyai dua
puskesmas) dan puskesmas dengan wilayah kerja kelurahan. Pada tahun 2013
dialokasikan 93 Pembangunan Puskesmas Poned baru di kabupaten kota, dengan
realisasi 91 buah. Sehingga jumlah Puskesmas Poned di Jawa Barat mencapai 425
buah.
Gambaran ketersediaan tenaga kesehatan di Jawa Barat pada tahun 2010 adalah,
jumlah dokter di Puskesmas adalah 1.826 orang dari kebutuhan Dokter 2072 orang.
17
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013-2018
Tabel 2.1
REKAPITULASI TENAGA KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2013
Pemenuhan dokter gigi di fasilitas puskesmas di Jawa Barat, ratio nya baru mencapai
0.7, sedangkan standarnya satu puskesmas satu orang dokter gigi. Berarti belum
semua puskesmas di Jawa Barat mempunyai dokter gigi. Berbeda dengan dokter dan
dokter gigi, maka ratio bidan dan perawat dengan puskesmas sudah melebihi standar,
yaitu 10.1 untuk bidan (standar 3) dan 12.8 untuk tenaga perawat (standar 7). Selain
tenaga bidan dan perawat yang sudah mencapai ratio diatas standar, tenaga Gizi di
18
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013-2018
puskesmas juga sudah mempunyai ratio diatas 1 yakni 1.2. Untuk tenaga lainya seperti
Apoteker/ Farmasi, Sanitarian dan Kesmas masih belum mencapai ratio satu.Bahkan
untuk tenaga Apoteker masih sangat rendah ratio nya, yaitu 0.08.
19
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013-2018
5% sd 10.5%. Rata alokasi anggaran APB kabkota sebesar 7.7%. Sedangkan standar
aloaksi APBD kesehatan kabupaten kota adalah 10%.
20
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013-2018
Angka Harapan Hidup (AHH) merupakan salah satu indikator kinerja pemerintah dalam
meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, khususnya dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.Adanya peningkatan AHH
mengindikasikan adanya peningkatan kesejahteraan penduduk yang berarti pula
meningkatnya derajat kesehatan masyarakat suatu bangsa.
Grafik 2.1
KECENDERUNGAN ANGKA HARAPAN HIDUP (AHH) PENDUDUK
DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008 SD 2013
Berdasarkan data BPS Jawa Barat, Angka Harapan Hidup (AHH) waktu lahir di Jawa
Barat pada tahun 2013 adalah 68.80 tahun. Kecenderungan AHH Provinsi Jawa Barat
dari tahun ke tahun meningkat.Dibandingkan capaian AHH tahun 2009 dengan capaian
AHH tahun 2013, AHH Provinsi Jawa Barat selama periode 2009 - 2013 meningkat
sebesar 1 poin. Rata rata kenaikan pertahunnya sebesar 0.2 poin.Dengan peningkatan
AHH 0.2 tahun setiap tahunnya.Berarti untuk meningkatkan satu tahun AHH waktu lahir
di Jawa Barat diperlukan waktu 5 tahun.
Untuk mencapai AHH yang panjang dan sehat perlu diperhatikan kondisi input ; rata-
rata usia kawin pertama, fasilitasi sanitasi dasar (fasilitas BAB dan sumber air minum
yang digunakan), ketersediaan sarana kesehatan dan tenaga kesehatan. Kondisi proses
21
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013-2018
Sistem pencatatan dan pelaporan rutin menghasilkan informasi dalam bentuk jumlah
absolut atau dengan ratio hasil perbandingan kematian dengan jumlah bayi baru lahir.
Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Kota, jumlah kematian ibu di Jawa
Barat cenderung menurun setiap tahunnya. Jumlah kematian ibu 2013 dilaporkan
sebanyak 781 kasus. Lebih rendah diibanding jumlah kematian ibu tahun 2011 dan
2012, yaitusebanyak 850 kematian dan 804kematian.
Grafik 2.2
JUMLAH KEMATIAN IBU DI JAWA BARAT
TAHUN 2008 SD 2013
22
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013-2018
Grafik 2.3
JUMLAH KEMATIAN BAYI DI JAWA BARAT
TAHUN 2008 SD 2013
Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Kota, sejak 2009 – 2013 jumlah
kematian bayi cenderung menurun setiap tahunnya.Kematian bayi tahun 2013
dilaporkan sebanyak 4306 kematian, menurunsekitar 16001413 kematian dibanding
jumlah kematian bayi tahun 2009. Perhitungan ratio kematian bayi dengan cara
membandingkan kematian bayi dengan jumlah bayi lahir hidup tahun 2012 sebesar
5,2 /1000 KH turun menjadi 5,0/1000 KH pada Tahun 2013 ( penurunan sebesar 0.2
point). Berdasarkan SDKI 2012 kematian bayi di Jawa Barat 30/1.000 kelahiran hidup.
Tingginya Prevalensi Gizi buruk balita merupakan salah satu faktor risiko yang
berdampak pada lemahnya sumber daya manusia di masa mendatang (lost generation).
Prevalensi gizi buruk di Provinsi Jawa Barat pada periode 2008 – 2012 menunjukan
adanya kecenderungan menurun, meskipun pada tahun 2011 ke 2012 terjadi
peningkatan sebesar 0.1% dari 0.82% tahun 2011 meningkat menjadi 0.83% pada tahun
2012, dan menurun lagi pada Tahun 2013 menjadi 0.76%
23
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013-2018
adalah 10,5% (Nasional 9,5 %). Sedangkan prevalensi hipertensi berdasarkan hasil
pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 29,4 persen.Prevalensi hipertensi pada
perempuan cenderung lebih tinggi daripada laki-laki.
Permasalahan penyakit menular di Jawa Barat antara lain masih tingginya dan
cenderung meningkatnya penyakit Demam Berdarah, penyakit TB Paru, HIV AIDS,
Kusta, Aids, Flu Burung, Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. angka kejadian
Malaria
Jumlah penderita penyakit DBD di Provinsi Jawa Barat tahun 2013 mencapai 23.118
kasus.Lebih tinggi dibanding tahun 2012 (19.739 kasus).Demikian juga dengan risiko
kejadian DBD di Provinsi Jawa Barat mengalami peningkatan dari 45.0/100.000
penduduk menjadi 50.5/100.000 penduduk. Meskipun pada tahun 2013 di Provinsi Jawa
Barat mengalami peningkatan kejadian DBD, namun angka tersebut masih berada
dibawah standar angka kejadian 55/100.000 penduduk.
Penyakit Malaria di Provinsi Jawa Barat terfokus di daerah endemis yaitu di Kabupaten
Sukabumi, Garut, Pangandaran, dan Tasikmalaya. Sedangkan kasus yang ditemukan di
Kabupaten lainnya merupakan kasus malaria impor. Berikut gambaran Annual Parasite
24
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013-2018
Index (API). Malaria di Provinsi Jawa Barat selama periode 2012-2013 relatif terkendali,
yaitu dengan capaian API < 1/1000. Tahun 2012 capaian API Malaria sebesar
0.70/1000 penduduk, sedangkan tahun 2013 menurun dengan capaian API sebesar
0,62/1000 penduduk. API Malaria di daerah endemis malaria dari tahun 2012 dibanding
2013 cenderung menurun.Selama periode tahun 2012 dan 2013 API tertinggi terjadi di
Kab.Garut, yaitu dengan API 2.46/1000 tahun 2012 dan 1.5/1000 tahun 2013. API Kab.
Garut ini diatas standar API Jawa Bali yaitu 1/1000 penduduk.Sedangkan API terendah
terjadi di Kab.Tasikmalaya dengan API 0.3/1000 tahun 2012 dan 0.13/1000 tahun 2013.
Prevalensi Kusta di Provinsi Jawa Barat selama periode 2006 sd 2013 selalu berada
dibawah 1/10.000. Prevalensi tertinggi terjadi pada tahun 2006 sebesar 0.62/10.000 dan
terendah terjadi tahun 2010 yaitu 0.47/100.000.Prevalensi Kusta Jawa Barat tahun 2013
dibandingkan tahun 2012, terjadi peningkatan sebesar 0.01/10.000.Yaitu dari 0.50 tahun
2012 menjadi 0.51 pada tahun 2013. Proporsi penemuan Kusta dengan tingkat
kecacatan 2 selama periode 2010 sampai dengan 2013 Provinsi Jawa Barat selalu
berada di atas 5%. Pada proporsi penemuan Kusta dengan tingkat kecacatan 2
terendah pada tahun 2011 angkanya pun masih diatas 5%, yaitu sebesar 7.9%.
Selama periode 2005-2013 kasus Flu Burung di Jawa Barat ditemukan sebanyak 52
kasus.Dengan kejadian tertinggi terjadi pada tahun 2006 dengan 22 kasus. Angka
kematian penyakit Flu Burung di Jawa Barat sangat tinggi. Dari 52 kasus Flu Burung
yang terjadi pada periode 2005-2013, empat puluh lima kasus diantaranya meninggal
(CFR 86.6%). Untuk dua tahun terakhir yaitu tahun 2012 dan 2013 angka kematian Flu
Burung bahkan selalu 100%. Artinya setiap kasus Flu Burung dipastikan meninggal.
Tingginya angka kematian tersebut antaran lain disebabkan deteksi dini kasus Flu
25
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013-2018
Burung masih lemah, kasus ditemukan terlambat, kasus terlambat dibawa ke sarana
pelayanan kesehatan yang semestinya.
Beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi yang masih merupakan
masalah di Provinsi Jawa Barat antara lain : penyakit Diptheri, campak, dan Tetanus
Neonatorum. Permasalahan penyakit Diptheri selain karena tingkat fatalitasnya yang
tinggi, juga adanya carrier, yaitu orang yang tubuhnya terinfeksi kuman bakteri namun
tidak menampakan gejala diptheri, dan sangat potensial meningkatkan risiko penularan
Diptheri. Penemuan kasus Diptheri sangat dipengaruhi oleh aktivitas surveilans aktif
kabupaten kota. Penemuan kasus Diptheri 2013 lebih tinggi satu kasus dibanding tahun
2012, yaitu dari 31 kasus pada tahun 2012 meningkat menjadi 32 kasus tahun 2013.
Deteksi KLB Campak tahun 2013 mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya.
Yaitu 3 kali KLB Campak pada tahun 2012 dan 9 kali KLB Campak pada tahun 2013.
Kabupaten Garut merupakan kabupaten yang selama tahun 2012 dan 2013 konsitensi
menemukan dan melaporkan KLB Campak.Tiga kali KLB Campak tahun 2012 dan 2 kali
KLB Campak tahun 2013.Tahun 2013 kabupaten terbanyak melaporkan KLB Campak
yaitu Kabupaten Ciamis dengan frekwensi 3 kali. Kabupaten kota lain yang melaporkan
KLB Campak pada tahun 2013 adalah Kota Bekasi 2 kali, Kab. Majalengka dan
Kab.Cirebon masing-masing sebanyak 1 kali.
Penemuan kasus Tetanus Neonatorum di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2013
menurun di banding tahun 2012, yaitu dari 14 kasus tahun 2012 menjadi 9 kasus pada
tahun 2013.Kabupaten dengan konsisten penemuan kasus TN selama 2 tahun berturut-
turut yaitu Kab. Cianjur, Kab. Garut, Kab. Cirebon dan Kab.Karawang.Pada tahun 2013
terdapat kabupaten dengan peningkatan penemuan kasus TN, yaitu Kabupaten Subang
dan Kota Cimahi.
Hasil pelayanan kesehatan masyarakat yang terdiri dari pelayanan kesehatan terhadap
kelompok resiko tinggi terutama pelayanan kesehatan ibu dan anak , pengendalian
penyakit, SDM kesehatan, fasilitas kesehatan dan sarana prasarana.
26
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013-2018
86% sd 90%. Pencapaian Pelayanan kesehatan ibu hamil (K4) antara Tahun 2008-
2012 berkisar antara 86% - 90%, cakupan tahun 2013 sebesar 87,02% lebih rendah
dari target (target 96%). Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan Tahun 2008-
2012 berkisar antara 79,3% – 89,3%. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di
Jawa Barat tahun 2013 baru mencapai 87,9%, masih belum dapat mencapai target
minimal persalinan oleh tenaga kesehatan 90%. Cakupan pelayanan ibu nifas (KF3)
Tahun 2008 – 2012 kecenderungan meningkat, Tahun 2008 19,1%, 2009 menjadi
54,9%, Tahun 2010 sebesar 79,6%, Tahun 2011 sebesar 82,7% Tahun 2012 naik
menjadi 87,3% dan Tahun 2013 sedikit mengalami penurunan menjadi 85,0%
Perkiraan jumlah kasus ibu hamil dengan komplikasi kebidanan adalah 20 % dari
jumlah ibu hamil.Target cakupan pelayanan ibu hamil dengan komplikasi kebidanan
adalah 71.5%. Cakupan pelayanan ibu hamil dengan komplikasi Tahun 2012 adalah
82,0% , Pada tahun 2013 sedikit menurun menjadi adalah 78.7%.
Cakupan kunjungan neonatal (KN) adalah persentase neonatal (bayi kurang dari satu
bulan) yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar minimal tiga kali dari
tenaga kesehatan yaitu 1 kali pada 6 sd 48 jam, 1 kali pada hari ke 3 sd hari ke 7 dan 1
kali pada hari ke 8 sd hari ke 28 setelah lahir.
Cakupan Kunjungan Neonatal di Jawa Barat pada tahun 2013 baru mencapai 89.6%.
Lebih rendah dibanding capaian 2012 sebesar 90.6% ( target 82%).
Perkiraan jumlah kasus neonatus dengan komplikasi adalah 15 % dari perkiraan jumlah
sasaran bayi.Target cakupan pelayanan neonatus dengan komplikasi adalah 65%.
Cakupan pelayanan neonatus dengan komplikasi Provinsi Jawa Barat tahun 2013
adalah 45.9%, lebih tinggi dibanding dengan capaian 2012 yang hanya mencapai
45.4%. Cakupan kunjungan bayi (29 hari – 11 bulan) dengan pelayanan paripurna 4 kali
kunjungan Provinsi Jawa Barat tahun 2013 adalah 87.6% lebih rendah dibanding
cakupan 2012 yang mencapai 90.4% (terget 85%).
Indikator Program Gizi pada ibu hamil/ibu nifas antara lain : cakupan pemberian tablet
Fe pada ibu hamil/nifas dan pemberian vitamin A pada ibu nifas.
Anemia pada kehamilan berhubungan dengan kesakitan ibu. Anemia karena defisiensi
zat besi merupakan penyebab utama anemia pada ibu hamil dibandingkan dengan
defisiensi zat gizi lain. Faktor yang dapat menyebabkan timbulnya anemia defisiensi
besi, antara lain, kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan, adanya
27
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013-2018
Vitamin A pada ibu hamil sangat penting dalam proses perkembangan embrionya,
pertumbuhan sel mata, jantung, telinga, memberikan kesehatan kulit, melawan infeksi
serta membantu pertumbuhan tulang dan metabolisme lemak. Sedangkan bagi ibu
nifas, Vitamin A dapat membantu perbaikan berbagai jaringan setelah melahirkan serta
mempertahankan penglihatan normal dan membantu ibu melawan infeksi. Pemberian
vitamin A dosis tinggi diberikan sebanyak dua kali.Pertama segera setelah melahirkan.
Kedua diberikan setelah 24 jam pemberian kapsul vitamin A yang pertama. Kemudian
diberikan pada saat masa nifas, bersamaan dengan kunjungan neonates dan pemberian
imunisasi HB pada bayinya. Cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas selama
periode 2008-2012 berkisar antara 66.9% sd 83.3%. dan cakupan Vitamin A tahun
2013 sebesar 84,3%.
Kematian diare pada balita 75.3/100.000 dan semua umur 23.2/100.000 penduduk
semua umur (SKRT 2012).Diare merupakan penyebab kematian nomor 4 (13.2%) pada
semua umur dalam kelompok penyakit menular. Tujuan dari program penanggulangan
Diare adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian karena diare serta mencegah
28
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013-2018
kejadian luar biasa (KLB) diare. Target penemuan kasus Diare adalah 10% dari jumlah
penduduk. Sedangkan cakupan pelayanan kasus diare harus mencapai 100%. Capaian
pelayanan diare Provinsi Jawa Barat selama 5 tahun terakhir (2008-2012) berkisar
antara 64.10 % sd 80.20%. Sedangkan untuk cakupan pelayanan diare Provinsi Jawa
Barat tahun 2013 mencapai 100%, meningkat sekitar 36%.
29
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013-2018
2.5/100.000. Capaian Non Polio AFP rate tahun 2013 menurun dibandingkan capaian
Non Polio AFP rate 2012 yang mencapai 2.6/100.000.
Dari aspek perilaku PHBS kondisi masyarakat Jawa Barat masih sangat memprihatinkan
dengan masih rendahnya persentase Rumah Tangga Sehat (berPHBS) yaitu sebesar
47,4% dari target 50%.
2.4 Tantangan Dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Kesehatan Jawa Barat
30
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013-2018
Tingkat pendidikan ibu (tamat SD maupun tidak tamat SD) masih tinggi
31
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013-2018
Filosofi dasar masyarakat Jawa Barat yang tertuang dalam moto “Cageur,
bageur, bener, pinter tur singer“ yang sudah lama menjadi harapan
bentuk sumber daya masyarakat Jawa Barat yang di cita-citakan.
Adanya kebijakan Gubernur berupa janji politik dan Rencana Aksi
Multipihak (RAM-IP)
Adanya Pokja lintas sektor yang didukung Pemda Jawa Barat, seperti Tim
Pembina Gizi, Komisi Penanggulangan AIDS Daerah, Tim Penggerak
Usaha Kesehatan Sekolah dll. merupakan peluang lain yang bermanfaat
dalam upaya peningkatan kesehatan di Jawa Barat
Memiliki anggaran operasional yang memadai dalam menunjang
kegiatan-kegiatan dinas (Bersumber APBD Provinsi, APBN, PHLN).
Memiliki sarana dan fasilitas perkantoran/fasilitas kerja yang memadai.
Memiliki Peraturan Daerah, Peraturan Gubernur dan Produk regulasi
lainnya yang mendukung bidang kesehatan.
Memiliki SDM yang menguasai teknologi dan metodologi manajemen dan
teknis kesehatan
Ketersediaan obat esensial di sarana fasilitas kesehatan
Adanya Pokja Lintas Program seperti Tim Bina Wilayah, JKN, UPM,
Kajian Teknis Perizinan Bidang Kesehatan, Koordinasi Program
Penyelamatan Ibu dan Bayi Baru Lahir.
32
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013-2018
33
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013-2018
BAB III
ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
DINAS KESEHATAN JAWA BARAT
Perkembangan global, regional, nasional dan lokal saat ini merupakan faktor dinamis
yang mengalami perubahan serta sangat menentukan proses pembangunan di satu
daerah, termasuk di Daerah yang berbatasan langsung dengan ibukota Republik
Indonesia.
1. TINGKAT GLOBAL
o Komitmen Pemerintah Daerah terhadap pencapaian sasaran MDGs masih
belum optimal/belum sesuai dengan harapan. Hal ini ditunjukkan dengan
masih rendahnya pembiayaan yang dialokasikan oleh Pemerintah Provinsi
maupun Pemerintah Kabupaten/Kota terhadap upaya pencapaian beberapa
70
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013-2018
2. TINGKAT NASIONAL
o Kebijakan Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional memberikan daya
dorong terhadap peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan serta
jaminan terhadap seluruh masyarakat untuk memperoleh pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan standar.
o Perkembangan politik seperti desentralisasi, demokratisasi dan politik
kesehatan. berdampak kepada kebijakan pembangunan kesehatan di
Daerah. Isu kesehatan selalu menjadi janji politik pada setiap PILKADA,
diperlukan adanya komitmen perlindungan, pemeliharaan dan perbaikan
kesehatan masyarakat, bukan hanya pelayanan pengobatan saja.
o Sinergitas dan keserasian kebijakan pembangunan kesehatan antara
pemerintah pusat , provinsi dan kabupaten/kota akan memberikan daya
dorong terhadap peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat.
Kebijakan pemerintah dalam penetapan sasaran strategis
pembangunan kesehatan Tahun 2014 – 2019 dapat dan sesuai untuk
dijadikan dasar kebijakan pembangunan kesehatan di Provinsi, dan
Kabupaten/Kota.
3. TINGKAT LOKAL
71
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013-2018
Penjabaran makna dari Visi Jawa Barat tersebut adalah sebagai berikut :
72
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013-2018
Maju :
adalah sikap dan kondisi masyarakat yang produktif, berdaya saing dan mandiri,
terampil dan inovatif dengan tetap dapat menjaga tatanan sosial masyarakat yang
toleran, rasional, bijak dan adaptif terhadap dinamika perubahan namun tetap
berpegang pada nilai budaya serta kearifan lokal dan berdaulat secara pangan,
ketahanan ekonomi dan sosial.
Sejahtera :
adalah sikap dan kondisi masyarakat Jawa Barat yang secara lahir dan batin
mendapatkan rasa aman dan makmur dalam menjalani kehidupan.
Untuk Semua :
adalah kondisi dimana hasil pembangunan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan,
elemen dan komponen masyarakat
Mengacu pada Visi tersebut maka arah yang harus dicapai oleh Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat adalah untuk mewujudkan sikap dan kondisi masyarakat Jawa
Barat yang mampu memenuhi kebutuhannya untuk lebih maju dengan
mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri, dalam bidang kesehatan.
Misi
73
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013-2018
job, pro environment, pro public, melalui alokasi anggaran 10 % untuk peningkatan
kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan.
Tabel 3.1
Perkembangan Indikator Pembangunan Kesehatan Jawa Barat
Tahun 2012 sd 2014
N TAHUN
URAIAN
0 2008 2009 2010 2011 2012
1 INDEKS KESEHATAN 71,33 71,52 72,00 72,34 72,67
UMUR HARAPAN
2 67,80 67,91 68,10 68,40 68,60
HIDUP (UHH)
ANGKA KEMATIAN
3 38,51 36,26 - 30,00
BAYI (AKB)
4 AKI ( BPS ) 321,15/100.000 LH
JUMLAH KEMATIAN
724/783.573 828/845964 804/907,930 850/915.280 804/..86,3../
5 MATERNAL/
92,4/100.000 97,88/100.000 87,6/100.000 92,9/100.000 100.000
KELAHIRAN HIDUP
74
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013-2018
Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR) di Provinsi
Jawa Barat dari 89,13 per 1000 kelahiran hidup (Sensus penduduk 1990) menjadi
45,69 per 1000 kelahiran hidup tahun 2000, di tahun 2006 menjadi 40,26 per 1000
kelahiran hidup, AKB tahun 2009 adalah 39/1000 kelahiran hidup (SDKI Tahun
2007). AKB tahun 2010 menurun menjadi 36,26/1000 kelahiran hidup. Tahun 2012
AKB di Provinsi Jawa Barat mengalami penurunan menjadi 30/1000 kelahiran hidup.
Bila dibandingkan dengan Sasaran Pembangunan Kesehatan tahun 2009 yang
tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
dimana target AKB adalah 26/1000 kelahiran hidup Provinsi Jawa Barat harus
mengejar ketinggalan yang sangat jauh, yaitu sebesar4 point.
Angka Kematian Ibu ( AKI )atau Maternal Mortality Rate (MMR) Survey
yang dilaksanakan Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat tahun 2003 dalam
Profil Dinas Kesehatan Jawa Barat memperhitungkan AKI Provinsi Jawa Barat
sebesar 321,15 per 100.000 kelahiran hidup dengan pembagian perkelompok
wilayah. Bila dilihat menurut wilayah, AKI terbesar berada di wilayah Pantura dan
Cirebon, sedangkan yang terkecil berada di Bandung Raya dan Bodebek. Bila
dibandingkan dengan Sasaran Pembangunan Kesehatan tahun 2009 yang tertuang
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dimana target
AKI pada tahun 2009 adalah 226/100.000 Kelahiran Hidup, sehingga Provinsi Jawa
Barat harus mengejar ketinggalan yang sangat jauh yaitu sebesar 95,15 point.
75
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013-2018
76
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013-2018
2. Kelemahan.
B. Lingkungan eksternal.
1. Peluang.
77
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013-2018
2. Ancaman.
78
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013-2018
79
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013-2018
BAB IV
Mewujudkan masyarakat Jawa Barat yang mandiri untuk hidup sehat adalah
kondisi masyarakat Jawa Barat yang dalam keadaan sehat, baik secara fisik, mental,
spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial
dan ekonomis, serta tahu, mau dan mampu untuk mengenali, mencegah, dan mengatasi
permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat bebas dari gangguan
kesehatan akibat penyakit, bencana, lingkungan dan perilaku yang buruk, juga mampu
memenuhi kebutuhannya untuk lebih meningkatkan kesehatannya dengan
mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri serta dapat secara berkeadilan
memberikan dan memperoleh pelayanan kesehatan.
Untuk itu Dinas Kesehatan harus mempunyai pengetahuan, kemampuan, kemauan,
motivasi, etos kerja yang tinggi, dan menguasai teknologi untuk menjadi pendorong,
penggerak, fasilitator dan advokator untuk terjadinya akselerasi pembangunan
kesehatan di Jawa Barat yang dilaksanakan oleh Pemerintah bersama masyarakat
termasuk swasta, sehingga Masyarakat Jawa Barat yang Mandiri untuk Hidup Sehat
dapat segera tercapai.
92
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013-2018
Adapun Misi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat yang ditetapkan pada Renstra
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat ada 4 yaitu :
1. Membangun kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
2. Menjamin pelayanan kesehatan yang prima
3. Mendukung sumber daya pembangunan kesehatan
4. Regulator pembangunan kesehatan di Jawa Barat
Penjabaran Misi Dinas Kesehatan :
Misi 1 yaitu membangun kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
mencerminkan upaya Dinas Kesehatan dalam mewujudkan masyarakat jawa barat agar
mampu mengetahui maslaah, menentukan prioritas masalah dan mampu memecahkan
masalah kesehatannya dengan berperilaku hidup bersih dan sehat.
Misi 2 yaitu Menjamin pelayanan kesehatan yang prima mencerminkan upaya yang
akan dilaksanakan Dinas Kesehatan bermitra dengan pihak terkait vertikal dan
horizontal untuk mendorong kemandirian masyarakat secara aktif menjaga
kesehatannya, mampu memilih dan menjangkau upaya kesehatan yang diperlukan
terutama dari aspek pembiayaan dan upaya untuk menjamin kualitas pelayanan
93
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013-2018
2. Pofesionalisme :
Bersikap dan bertindak Profesional serta senantiasa melaksanakan perubahan
untuk mencapai keterampilan dan kompetensi yang lebih baik sesuai dengan
standar yang ditetapkan.
3. Integritas yang Tinggi :
Memiliki komitmen yang tinggi untuk mencapai Visi dan Misi yang telah ditetapkan
dengan dasar ketulusan hati, kejujuran, kepribadian yang teguh dan moral yang
tinggi.
4. Kerjasama Tim :
Selalu membina kerjasama Tim yang utuh dan kompak dengan menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergisme dalam upaya pencapaian Visi dan
Misi.
5. Transparan dan Akuntabel :
Setiap kegiatan diselenggarakan kegiatan secara transparan, dapat dipertanggung-
jawabkan dan dipertanggung-gugatkan kepada masyarakat.
6. Responsif
Mampu mendeteksi secara dini masalah kesehatan atau masalah yang berkaitan
dengan kesehatan, potensi dan peluang untuk peningkatan pembangunan
kesehatan serta melaksanakan tindakan segera untuk menindaklanjutinya.
94
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013-2018
Maka rumusan Tujuan Renstra Dinas Kesehatan mengacu pada RPJMD Provinsi
Jawa Barat Tahun 2013-2018, sebagai berikut :
1. Terwujudnya kemandirian masyarakat untuk mencapai kualitas lingkungan
yang sehat serta Perilaku Hidup Bersih dan sehat
2. Tercapainya pelayanan kesehatan yang berkualitas
3. Terpenuhinya sumber daya kesehatan
4. Terwujudnya regulasi dan kebijakan kesehatan
Untuk mencapai Tujuan yang telah ditetapkan dalam Renstra, maka perlu ditetapkan
sasaran, indikator dan target selama 5 (lima) tahun kedepan.
Tabel 4.3.1
Tujuan, Sasaran, Indikator dan
Target Dinas Kesehatan Tahun 2014 – 2018
Target
Tujuan Sasaran Indikator
2014 2015 2016 2017 2018
1. Terwujudnya Meningkatnya Persentase 38% 40% 55% 60% 65%
kemandirian kemandirian Rumah Tangga
masyarakat untuk masyarakat untuk yang Berperilaku
mencapai kualitas hidup sehat
Hidup Bersih dan
lingkungan yang
sehat serta Sehat (PHBS)
Perilaku Hidup
Bersih dan sehat Persentase Desa 51,9% 63% 66,7% 74,1% 81,0%
Siaga Aktif
52,5 53 53,5 54 55
Persentase
penduduk yang
menggunakan
jamban sehat
2.Tercapainya Menurunnya ratio Rratio kematian 91/ 90 / 89 / 88 / 87 /
pelayanan Kematian Ibu dan ibu 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000
kesehatan yang Bayi KH KH KH KH KH
berkualitas Ratio kematian 4/ 6/ 5,8 / 5,6 / 5,8/
bayi 1000 1000 1000 1000 1000
KH KH KH KH KH
Prevalensi Gizi 0,62 0,6 0,58 0,56 0,54
Buruk
95
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013-2018
96
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013-2018
4.4. Strategi, Arah dan Kebijakan Kesehatan pada RPJMD Provinsi Jawa Barat
2013 – 2018
Strategi dan kebijakan dalam Renstra Dinas Kesehatan adalah strategi dan kebijakan
Dinas Kesehatan untuk mencapai tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat yang selaras dengan strategi dan kebijakan daerah
serta rencana program prioritas dalam rancangan awal RPJMD.
Perumusan Strategi
Rumusan Strategi Bidang Kesehatan RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018
adalah :
Tabel 4.4.1
Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Arah dan Kebijakan Kesehatan
pada RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013-2018
Berdasarkan Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Kesehatan pada RPJMD
Provinsi Jawa Barat 2013-2018 maka telah ditentukan Strategi dan Arah Kebijakan
Kesehatan pada Renstra Dinas Kesehatan sebagai berikut :
97
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013-2018
Tabel 4.4.2
Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan
pada Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018
Adapun Program dan Sasaran Program pada Renstra Dinas Kesehatan adalah
sebagaimana diuraikan dalam lampiran
98
Draft Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawan Barat Tahun 2013 - 2018
BAB V
Dengan adanya kegiatan yang menjadi prioritas serta sesuai dengan urusan
pada PP No.38 Tahun 2007 yang kemudian dijabarkan dalam Peraturan Daerah
Jawa Barat No.10 Tahun 2009, dan Keputusan Menteri Kesehatan No.267 Tahun
2007, serta Peraturan Gubernur Jawa Barat No.32 Tahun 2009 maka telah disusun
kegiatan pada Dinas Kesehatan pada tahun 2013 sampai 2018 sebagai berikut :
54
Draft Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawan Barat Tahun 2013 - 2018
Mengacu kepada RPJMD Transisi Tahun 2014, maka Program dan Kegiatan Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 meliputi :
55
Draft Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawan Barat Tahun 2013 - 2018
56
Draft Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawan Barat Tahun 2013 - 2018
Mengacu kepada RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018, maka Program dan
Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2018 meliputi :
A. PROMOSI KESEHATAN
Kegiatan Pokok dan program ini adalah :
1. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)
2. Fasilitasi Peningkatan desa/Kelurahan siaga aktif
57
Draft Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawan Barat Tahun 2013 - 2018
58
Draft Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawan Barat Tahun 2013 - 2018
Uraian Program, kegiatan dan pendanaan indikatif Renstra Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 secara terinci dapat dilihat pada lampiran.
61
Draft Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawan Barat Tahun 2013 - 2018
BAB VI
PENUTUP
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Perubahan Rencana Strategis Dinas
Kesehatan Propinsi Jawa Barat 2013 - 2018 yang sekaligus pula merupakan Rencana
Strategis Pembangunan Kesehatan Propinsi Jawa Barat telah dapat disusun, dan telah
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan pada tanggal 30 Desember tahun
2014. Rencana Strategis ini disusun untuk lebih memfokuskan upaya Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat dalam menghadapi tantangan dan masalah pembangunan kesehatan
yang makin kompleks terutama dalam menghadapi tantangan global dan nasional.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan ini diharapkan akan dapat dijadikan acuan oleh
seluruh petugas atau pelaksana program/kegiatan kesehatan di Propinsi Jawa Barat dalam
kemitraan dengan sektor sektor pembangunan lainnya serta lembaga masyarakat dan
masyarakat pada umumnya dalam melaksanakan upaya pelayanan kesehatan. Kiranya
rencana strategis ini dapat pula menjadi acuan bagi provinsi , kabupaten / kota, sehingga
dalam semangat desentralisasi ini ibaratnya sebuah armada dengan menggunakan berbagai
jenis kapal yang melaju menuju satu tujuan yang sama yaitu menjadikan pembangunan
kesehatan sebagai upaya pemenuhan hak azasi setiap orang untuk dapat Cageur, Bageur,
Bener, Pinter tur Singer.
62