Anda di halaman 1dari 19

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN SAMPAH
TERPADU
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Lingkup Pekerjaan Persiapan
1. Letak titik duga pokok (titik nol) adalah ditentukan pada saat mc 0
2. Titik ini harus ditempatkan permanen, tertancap kuat kedalam tanah sedalam 1 meter sehingga tidak dapat
berubah/berpindah tempat. Titik tersebut diberi tanda jelas serta dilokasi yang tidak akan tergusur bangunan.
3. Untuk selanjutnya tugu tersebut harus menjadi dasar bagi setiap ukuran dan kedalaman.
4. Penentuan titik lainnya dilakukan oleh pemborong di lapangan dengan alat ukur optik yang sudah diterap
kebenarannya dan harus selalu berpedoman kepada titik duga pokok (titik nol).
5. Ketidak cocokan yang mungkin ada antara gambar dan kenyataan harus segera dilaporkan kepada Direksi.
6. Pengukuran sudut-sudut 90 derajat atau bukan, hanya boleh dilakukan dengan alat ukur optik
7. Pengukuran siku dengan benang secara azas segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil
saja
8. Patok bouwplank dan papannya menggunakan kayu lokal, tebal minimum 2,5 cm lebar 20 cm, sisi atasnya harus
diketam halus dan rata.
9. Tinggi bouwplank sama dengan titik nol atau apabila dikehendaki harus dibicarakan dahulu dan disetujui Direksi.
10. Papan bouwplank dipasang disekeliling luar bangunan dengan jarak 100 cm dari tepi luar bangunan.
11. Pemasangan bouplank harus kokoh, kuat dan tidak berubah oleh cuaca serta harus rata air. Permukaan harus diukur
dengan waterpas
12. Setelah selesai pemasangan bouplank harus dilaporkan Direksi untuk diperiksa sebelum pekerjaan selanjutnya
dilakukan.
13. Air untuk bekerja harus disediakan pemborong dengan membuat sumur lengkap dengan pompa dilokasi proyek atau
mengambil dari luar, air harus bersih, bebas dari lumpur, minyak dan bahan-bahan lainnya yang dapat merusak
struktur bangunan.
14. Bak air untuk kerja berukuran minimum 1 (satu) m 3 dan harus selalu terisi penuh
15. Listrik untuk keperluan kerja harus disediakan pemborong dan diperoleh dari sambungan sementara PLN setempat
selama masa pembangunan dengan daya sekurang-kurangnya 1.5 KVA.
16. Sebelum proyek dimulai, terlebih dahulu pemborong harus membuat pagar pengaman sekeliling proyek, dengan batas-
batas menurut petunjuk yang diberikan oleh Direksi pelaksana. Kalau tidak ditentukan lain pagar harus dibuat dari kayu
dengan penutup seng setinggi ± 175 cm dengan konstruksi yang cukup kuat dan menjamin keamanan.
17. Ukuran luas kantor Pemborong, los kerja serta tempat penyimpanan bahan, diserahkan kepada Pemborong dengan
tidak mengabaikan keamanan dan kebersihan dan bahaya kebakaran.
18. Khusus untuk penempatan bahan-bahan seperti : pasir, kerikil, harus dibuatkan kotak simpan yang dipagari papan
yang cukup rapat sehingga masing-masing bahan tidak tercampur.
19. Pemborong harus membuat gudang penyimpanan peralatan peralatan dan material yang harus bebas dari hujan.
20. Pemborong harus membuat drainage sementara selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, baik untuk pengeringan
air hujan maupun untuk pengeringan air tanah, sehingga dapat menjamin terhindarnya proyek dari kemungkinan
genangan air hujan mengganggu kelancaran pekerjaan maupun lingkungan sekitar daerah kerja.
21. Pemborong harus menjamin keamanan proyek, baik untuk barang-barang milik pemborong sendiri maupun milik
pemberi tugas .
Pemborong harus menempatkan petugas-petugas keamanan selama 24 jam setiap hari.

2. Pekerjaan Persiapan
1. Pengukuran
1.1. Ukuran titik duga pokok (titik nol) ditentukan adalah peil lantai sekarang yang sudah ada. Selanjutnya titik ini
harus ditetapkan permanen dengan tugu beton sedemikian sehingga tidak bisa berubah-ubah dan digerak-
gerakan, diberi tanda jelas. Tugu harus dibuat menjadi dasar bagi setiap ukuran dan kedalaman.
1.2. Penentuan titik lainnya ditentukan oleh pemborong dilapangan dengan alat teropong, waterpas yang baik dan
sudah ditera kebenarannya terlebih dahulu.
1.3. Ketidak cocokan yang mungkin ada antara gambar dan kenyataan harus dilaporkan kepada Direksi
2. Pengukuran Sudut Siku
2.1. Pengukuran sudut siku dilakukan dengan alat teropong waterpas theodolite, prisma penyiku atau penyiku lainnya.
2.2. Pengukuran sudut siku dengan benang secara azas segitiga phitagoras
3. Papan Bangunan (Bouwplank)
3.1. Papan bangunan harus dipasang pada petak-petak kayu yang nyata kuat tertancap di dalam tanah sehingga
tidak bisa bergerak-gerak atau berubah-ubah.
3.2. Lebar papan bangunan sekurang-kurangnya 20 cm tebal sekurang-kurangnya 2,5 cm

DOKUMEN LELANG -
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

3.3. Tinggi papan bangunan sama dengan titik nol atau apabila dikehendaki lain harus dibicarakan dahulu dan
disetujui oleh Direksi.
3.4. Setelah selesai pemasangan papan bangunan wajib dilaporkan kepada Direksi untuk pemeriksaan, sebelum
pekerjaan selanjutnya dilakukan.

B. PEKERJAAN TANAH
1. Pengupasan Tanah (stripping) dan Penyebarannya Kembali
a. Sebelum penggalian untuk grading dimulai harus dilakukan pengupasan tanah permukaan setebal 10 cm.
Hasil kupasan ini apabila dianggap cukup baik untuk lapisan harus ditimbun di tempat-tempat penimbunan yang
ditentukan oleh Direksi Lapangan, untuk ditimbunkan kembali pada daerah rencana pertamaan.
Apabila Direksi Lapangan menilai bahwa lapisan tanah tersebut tidak memenuhi syarat untuk lapisan humus, maka
harus dikeluarkan dari lapangan.
b. Setelah pekerjaan grading selesai seluruhnya dan bentuk permukaan tanah telah menyerupai rencana, maka tanah
permukaan hasil pengupasan disebar dan diratakan pada keseluruhan tanah yang digarap sebagai lapisan terakhir,
kecuali pada bagian-bagian yang akan dibangun jalan dan bangunan.

2. Penggalian Tanah Untuk Site Grading


a. Penggalian dilakukan pada bagian-bagian yang lebih tinggi dari tanah direncanakan.
Hasil-hasil galian diangkut ketempat-tempat dimana pengurugan.
b. Urutan kerja penggalian harus diatur demikian rupa sehingga tidak menimbulkan gangguan pada lingkungan tapak
ataupun menyebabkan timbulnya genangan air untuk waktu lebih dari 24 jam.

3. Pengurugan Tanah Untuk Site Grading


a. Tanah yang akan diurug dan tanah urugannya harus bebas dari semua bahan-bahan yang dapat merusak atau yang
dapat mempengaruhi kemantapan urugan yang akan dilaksanakan.
b. Pengurugan tanah untuk halaman yang tidak akan dibangun jalan/plaza/bangunan tidak perlu dipadatkan dengan
mesin, cukup ditimbras saja
c. Penghamparan tanah urugan dilakukan lapis demi lapis tidak lebih dari 20 cm langsung dipadatkan.
Setiap kali penghamparan harus mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan yang menyatakan lapisan dibawahnya
telah memenuhi syarat kepadatan yang disyaratkan.
d. Kepadatan yang disyaratkan untuk kondisi tanah urug adalah :
1. Lapisan tanah lebih dari 30 cm dibawah permukaan subgrade, harus mencapai 90 % dari kepadatan (kering)
maksimum.
2. Lapisan tanah kurang dari 30 cm dibawah permukaan subgrade, harus mencapai 100 % dari kepadatan (kering)
maksimum.
3. Tanah dasar tanpa kohesi, harus mencapai 100 % dari kepadatan (kering) maksimum.
4. Tanah dasar berkohesi dengan index plastis kurang dari 25, harus mencapai 100 % dari kepadatan (kering)
maksimum.
e. Selama pekerjaan pemadatan berlangsung, kadar air harus dijaga agar tidak lebih besar dari 2 % kadar air optimum.

4. Penggalian Tanah Untuk Pondasi


a. Sebelum penggalian tanah untuk pondasi dimulai harus dilakukan pengupasan tanah permukaan setebal 10 Cm. Hasil
kupasan ini ditimbun ditempat-tempat penimbunan yang telah ditentukan oleh Direksi Lapangan.
b. Penggalian harus dilakukan sesuai dengan lebar lantai kerja pondasi, penampang lereng galian kiri kanan dimiringkan
10 derajat ke arah luar pondasi.
c. Dasar galian harus mencapai tanah keras, apabila ternyata tidak sesuai dengan rencana gambar pondasi, maka
pemborong diharuskan melapor kepada Direksi Lapangan diminta keputusannya.
d. Jika pada galian terdapat akar-akar kayu, kotoran dan bagian-bagian tanah yang longgar (tidak padat), maka bagian ini
harus dikeluarkan seluruhnya kemudian lubang yang diisi dengan pasir urug lapis demi lapis dan apabila dimungkinkan
disiram dengan air tiap lapis sampai jenuh, sehingga mencapai permukaan yang diinginkan.

5. Pengukuran dan Pemadatan Tanah Untuk Pondasi


a. Pengurugan tanah pondasi dilakukan berdasarkan petunjuk Direksi, dimana macam pekerjaannya tergantung pada
bentuk pondasi bangunan.
b. Sebelum dipasang pondasi, galian pondasi dilapisi dengan pasir urug setebal minimum 5 Cm. Dibawah lantai dilapisi
pasir urug setebal 5 cm.
c. Setelah pemasangan pondasi cukup kuat atas ijin Direksi, lubang-lubang galian dapat diurug kembali. Pada bagian
dalam bangunan diurug dengan pasir urug, sedangkan bagian luar bangunan cukup diurug dengan tanah galian.
d. Pengurugan harus lapis demi lapis, dan bila memungkinkan disiram air untuk mendapatkan kepadatan atau dengan
cara lain yang disetujui. Tebal setiap lapisan maximum 10 cm.
e. Tanah bekas galian harus dibuang atau ditimbun diluar bouwplank dengan penempatan yang cukup rapih. Tanah
antara bouplank dan galian harus tetap bebas dari timbunan tanah.

DOKUMEN LELANG -
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

f. Apabila terjadi kondisi tanah tidak memungkinkan dilaksanakannya pondasi sesuai gambar rencana, maka pemborong
wajib melaporkan hal ini kepada Direksi dan pihak Direksi akan mengambil kesimpulan.
g. Pemborong wajib membuat parit-parit buangan air dari galian pondasi, agar pada saat hujan air tanah tidak
menggenangi lobang galian.

6. Tanah Urug/Pasir Urug


a. Tanah yang mengandung pasir, dengan kualitas pasir yang lebih kasar dari pada pasir pasangan, dapat menggunakan
pasir laut yang sudah dicuci.
b. Tanah yang akan diurug dan tanah urugnya harus bebas dari segala bahan-bahan yang dapat membusuk atau
mempengaruhi kemantapan urugan yang akan dilaksanakan.

7. Perbaikan Tanah
a. Jika tanah terdiri dari jenis tanah lunak (lempung atau lanau) yang mempunyai harga pengujian penetrasi standar N <
4, atau tanah organis yang mempunyai kadar air alamiah sangat tinggi (tanah gambut); juga tanah berpasir yang dalam
keadaan lepas mempunyai harga N < 10; maka sebelum melakukan pekerjaan konst6ruksi harus dilakukan dahulu
pekerjaan tanah sehingga didapat daya dukung yang memenuhi syarat.
b. Untuk tanah gambut perlu dilakukan pengupasan sedalam  50 cm, baru diberi terucukan bambu atau dari kayu
dengan  10 cm untuk setiap jarak 30 cm.
c. Terucukan harus selalu terendam air tanah
d. Untuk lanau dan lempung bisa langsung diberi terucukan dari bambu atau kayu dengan diameter 10 cm untuk setiap
jarak 30 cm.
e. Setelah terucukan selesai baru dihamparkan pasir setebal 15 cm, kemudian diberi lapisan anyaman bambu (gedek)
sebagai perata beban, untuk selanjutnya diberi lapisan tanah urug diatasnya.

8. Pekerjaan Tanah
a. Pekerjaan penggalian, perataan, pengukuran dan lain-lain (kalau ada) bagian dari pekerjaan tanah ini.
b. Untuk galian pondasi-pondasi disesuaikan dengan gambar kecuali ditentukan lain, menurut keputusan Direksi.
c. Lobang galian pondasi harus cukup lebar sehingga waktu mengerjakan pasangan pondasi atau pengecoran beton
tidak terganggu, untuk itu dasar galian harus rata dan bersih dari akar-akar pohon dan lain-lain
d. Apabila kondisi tanah tidak memungkinkan dilaksanakannya pondasi sesuai gambar rencana, maka pemborong wajib
melaporkan hal ini kepada Pengawas Direksi dan Pihak Direksi akan memberitahukan keputusan apa yang akan
diambil.
e. Apabila pada dasar galian terdapat akar-akar atau tanah masih lunak, maka harus digali sampai memenuhi syarat
tanah yang cukup baik sesuai dengan pertimbangan Direksi.
f. Pemborong wajib membuat parit-parit pembuangan air dari galian pondasi, agar pada saat hujan atau air tanah/tinggi
tidak menggenangi lubang galian pondasi.

9. Timbunan, Perataan dan Pemadatan


a. Timbunan Galian
Semua bahan-bahan galian harus ditimbun sedemikian sehingga tidak mengganggu pekerjaan dan tidak mengganggu
jalan orang dan lalu lintas.
Bahan galian tidak boleh merusak bangunan-bangunan perorangan lainnya.
Jika perlu dan diminta oleh Direksi, kontraktor harus mengangkut bahan galian untuk dibuang sesuai petunjuk Direksi.
b. Mengurug Galian
Pada umumnya pengurugan dilakukan dengan memakai tanah galain yang baik, kecuali ditunjukkan dalam gambar,
maka bahan (material) untuk urugan adalah tanah campur pasir/krikil yang dipadatkan lapis demi lapis.
Setiap lapis tidak lebih dari 20 cm dan tidak boleh ada batu yang lebih besar dari 2,5 cm. Tanah urug juga harus bersih
dari bahan organik dan sisa tumbuh-tumbuhan tergantung pada kondisi setempat, untuk pemadatan dapat digunakan
stamper, timbris seberat 5 kg atau alat mekanik lainnya untuk menambah kepadatan, Direksi dapat memerintahkan
agar tanah urug tersebut dijemur atau sebaliknya dibasahi terlebih dahulu hingga mencapai kadar air optimal.
Pekerjaan urug tanah yang dilakukan tidak memenuhi persyaratan sehingga mengakibatkan permukaan tanah turun
kembali, harus diulang segera setelah perintah pertama dari Direksi, dan jika diperlukan urugan harus diulang berkali-
kali, sampai dengan permukaan yang diminta pada gambar rencana dan sesuai dengan petunjuk Direksi.
c. Kualitas Tanah Urug
Tanah urug yang digunakan harus bersih dari bahan-bahan organik dan kotoran-kotoran lainnya.
d. Urugan Pasir
Urugan pasir dilakukan selapis demi selapis dan pemadatannya juga dilakukan selapis demi selapis, dimana lapisan
maximum 20 cm.
- Setiap urugan pasir disiram dengan air hingga padat
- Setiap tanah gembur yang dibuang diisi kembali dengan pasir hingga rata dan padat.
e. Kualitas Pasir Urug

DOKUMEN LELANG -
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

Atas petunjuk Direksi, pemborong harus menyediakan pasir yang digunakan untuk pengurugan berkualitas kadar
lumpur tidak lebih dari 10 % tidak terkotori oleh benda-benda organik. Petunjuk ini tidak mengurangi tanggungjawab
kontraktor atas semua hasil pengurugan yang dilakukan.
f. Kelebihan Urugan
Kelebihan pasir setelah pengurugan selesai harus diangkut dari tempat-tempat pekerjaan dan segala biaya ditanggung
kontraktor.
g. Pengeringan
Kontraktor harus menyediakan alat-alat yang digunakan untuk mengeringkan lokasi pekerjaan selama pelaksanaan
pekerjaan. Air yang dibuang itu tidak boleh mengakibatkan kerusakan atau merugikan penduduk setempat, atau
mengakibatkan gangguan pada fasilitas umum.
Setiap keruskan yang timbul akibat tidak sempurnanya sistim pengeringan, baik kerusakan terhadap pekerjaan ini
maupun terhadap bangunan milik penduduk atau umum, harus diperbaiki atas biaya kontraktor sendiri.
h. Pekerjaan Timbunan
Semua jenis pekerjaan timbunan harus dilakukan ditempat yang telah dikeringkan. Sebelum pekerjaan dilakukan,
Direksi harus memberikan persetujuan terlebih dahulu.
Alat yang dipakai harus sesuai dengan kebutuhan dan disetujui oleh Direksi. Daerah kerja yang harus dilindungi
terhadap masuknya air selama pekerjaan berlangsung dengan cara membuat parit-parit drainase disekeliling lokasi.
i. Tanah Timbunan
Kekurangan tanah timbunan harus dipenuhi dengan mendatangkannya dari tempat lain yang harus disetujui oleh
Direksi terlebih dahulu. Pengambilan tanah untuk timbunan ini harus dilakukan dengan memperhitungkan keamanan
terhadap longsor.
Luas dan dalam lobang galian harus ditentukan oleh Direksi.

C. BAHAN-BAHAN DASAR BANGUNAN


1. Semen Portland
a. Memenuhi persyaratan-persyaratan SNI dan N 1-8.
b. Apabila diperlukan jenis yang tersebut diatas, maka dapat dipakai jenis-jenis semen seperti : semen portland-tras,
semen alumina, semen tahan sulpat dan lain-lain. Dalam hal ini, pelaksanaan diharuskan untuk meminta
pertimbangan-pertimbangan dari lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui.
c. Penyimpanan semen harus ditempat yang kering dengan lantai terangkat, bebas pengaruh air dari tanah dan menurut
urutan pengiriman semen yang telah rusak karena terlalu lama disimpan, mengeras ataupun tercampur dengan bahan
yang dapat merusak struktur bangunan, tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan dari tempat pekerjaan.
d. Semen harus dilindungi sebaik-baiknya terhadap pengaruh cuaca, dengan ventilasi secukupnya dan dipakai sesuai
dengan urutan pengiriman.

2. Pasir (Aggregate Halus)


a. Bahan pasir dapat berubah pasir alami atau bahan halus yang diperoleh dari hasil mesin pemecah batu. Bahan pasir
harus cukup kuat, tidak rapuh, berbutir tajam, keras, bersih.
b. Komposisi gradasinya terdiri dari butir butir yang beraneka ragam besarnya dan tidak mengandung lumpur lebih dari 5
%. Apabila kadar lumpur melampaui 5 % maka aggregate halus harus dicuci. Pasir sebagai bahan bangunan harus
pula bebas dari bahan-bahan organik yang dapat merusak fungsinya pada konstruksi.

3. Koral (Aggregate Kasar)


a. Aggregate kasar dapat berupa kerikil alam atau batuan-batuan yang diperoleh dari pemecahan batu.
b. Bahan ini harus terdiri dari butir-butir yang kasar dan tidak berpori, tidak mengandung butir-butir yang pipih melampaui
20 % dari berat aggregate seluruhnya.
c. Aggregate kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % terhadap berat kering, dan juga bebas dari bahan-
bahan yang dapat merusak seperti zat-zat yang reaktif alkali.
d. Komposisi gradasi terdiri dari butir-butir yang beranekaragam besarnya, bervariasi antara 5 – 80 mm. Dalam segala hal
syarat-syarat ini disesuaikan dengan ketentuan dalam PBI 1971

4. Air Kerja
a. Air kerja adalah air yang tidak mengandung minyak, asam, alkali, garam-garam, bahan organik atau bahan lain yang
dapat merusak beton atau baja tulangan, bersih dan dapat lanjut.
b. Jika ada keragu-raguan dalam penentuan kualitas maka pemborong diminta untuk mengirim contoh air ke laboratorium
resmi yang ditunjuk guna dapat diselidiki lebih lanjut.
c. Selama air di lokasi bangunan belum dapat persetujuan untuk digunakan sebagai air kerja, maka pihak pemborong
harus dapat mengadakan air dari sumber lain yang disetujui.

5. Batu Bata
a. Semen batu bata dipergunakan harus berkualitas baik yang berwarna merata, sisi-sinya tegak lurus satu sama yang
lain, harus lurus dan rapih serta mempunyai ukuran/bentuk yang sama pejal dan relatif utuh.

DOKUMEN LELANG -
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

b. Menggunakan batu merah kualitas baik yang terbakar matang dengan maximum 10 % untuk bata merah yang pecah.
c. Dimensi (12 x 24 x 4) cm3 atau sesuai produksi setempat dengan persetujuan Direksi.

6. Bataco/Bata Tela
a. Batu tela yang dipakai harus terdiri atas cetakan press dengan campuran semen banding karang/padas = 1 : 5.
b. Ukuran batu tela harus sedemikian rupa sehingga jumlah yang diperlukan untuk 1 M 3 pasangan berkisar antara 145 s/d
155 buah.

7. Batu Belah
a. Bahan batu belah kecuali dipersyaratkan lain harus sesuai dengan PUBB 1977 NI – 3.
b. Batu belah yang dipakai ialah batu belah minimum 3 sisi.
c. Ukuran batu belah maximum 30 cm, dan strukturnya harus cukup keras dan awet.
Pengujian terhadap kekerasan apabila diperlukan harus dapat memenuhi ketentuan pada pengujian abrasi.

8. Kayu
a. Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala sifat dan kekurangan-kekurangan yang lebih
berhubungan dengan pemakainya tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi.
b. Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja yang ada.
Demikian pula mutu dan kelas kuat kayu yang apabila tidak ditentukan lain maka harus mengikuti syarat-syarat dan
ketentuan-ketentuan dalam SNI 03-2445-1991
c. Kayu ini harus mempunyai kelembaban kurang dari 12 %. Untuk bahan yang mempunyai ketebalan, kurang dari 15 %
untuk ketebalan lebih 25,4 mm ( 1 inch)
d. Dihindari adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah-pecah, mata kayu melintang. Syarat-
syarat kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi syarat SNI. Untuk kayu kamper Kalimantan kelembabannya
tidak dibenarkan melebihi 12 %.
e. Toleransi terhadap ukuran kayu yang tertera pada gambar hanya diperkenankan berbeda tidak lebih dari 3 mm.

9. Baja Tulangan
a. Tulangan beton yang digunakan dalam batang-batang baja baru dan harus mempunyai tegangan leleh minimum 2.400
Kg/M2 dan tegangan maximum 3.600 Kg/M2.
Bahan tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan PBI 1971 dan SK SNI S-05-1989
b. Baja tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan yang ditentukan oleh SK SNI & PBI 1971.
c. Sebelum baja tulangan dipasang, harus bersih dari karat, minyak, gemuk dan bahan-bahan lain yang dapat
mengurangi daya lekat terhadap beton.
d. Batang tulangan dapat berupa batang polos atau bahan yang di profilkan tergantung kepada kebutuhan yang
disesuaikan dengan gambar pelaksanaan pekerjaan.
e. Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1 mm dan tidak bersepuh seng.
10. Bahan-Bahan Bangunan
1. Umum
1.1. Yang disebut dengan bahan bangunan ialah : semua bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan
sebagai tercantum dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini serta gambar-gambarnya.
1.2. Semua bahan bangunan harus berkualitas baik, dan mendapat persetujuan dari Direksi.
1.3. Dalam jangka waktu 2 x 24 jam semua bahan-bahan yang dinyatakan ditolak oleh Direksi supaya dikeluarkan dari
proyek, dan apabila ternyata bahan-bahan tersebut masih dipergunakan oleh pemborong, maka Direksi berhak
memerintahkan pembongkaran kembali dan segala hal kerugian yang diakibatkan menjadi tanggungjawab
pemborong sepenuhnya.
2. Pemeriksaan
2.1. Semua bahan-bahan yang diperlukan untuk pekerjaan ini, harus disetujui oleh Direksi sebelum dipergunakan.
2.2. Pada perselisihan dengan pemborong tentang pemeriksaan bahan-bahan, Direksi berhak meminta kepada
pemborong untuk mengambil contoh-contoh, bahan-bahan yang telah didatangkan untuk diperiksa di
laboratorium.
2.3. Selama ini pemborong dapat melanjutkan pekerjaan tapi sama sekali atas tanggungan sendiri, dengan
kemungkinan bahwa bahan-bahan tersebut harus disingkirkan.
2.4. Semua biaya pemeriksaan oleh laboratorium tersebut dipikul oleh pemborong.

11. Pipa Paralon


a. Pipa paralon yang digunakan sekurang-kurangnya harus memenuhi syarat yang ditentukan dalam peraturan untuk
bahan bangunan di Indonesia.
b. Pipa paralon harus dalam keadaan baru dan tanpa cacat setelah ada di lokasi/lapangan.

12. Pipa Galvanis

DOKUMEN LELANG -
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

a. Mutu pipa yang digunakan sekurang-kurangnya harus memenuhi syarat yang ditentukan dalam peraturan umum untuk
bahan bangunan.
b. Pipa harus dalam keadaan baru dan tanpa cacat setelah ada di lokasi/lapangan.

13. Pipa PVC


a. Mutu pipa yang digunakan sekurang-kurangnya harus memenuhi syarat yang ditentukan dalam peraturan umum atau
bahan bangunan.
b. Pipa harus dalam keadaan baru dan tanpa cacat setelah ada di lokasi/lapangan.

D. PEKERJAAN UMUM BANGUNAN


1. Pekerjaan Beton Bertulang
a. Syarat umum pekerjaan beton bertulang ini mengikuti sepenuhnya Peraturan Beton Indonesia tahun 1971 (NI – 2)
b. Konstruksi beton bertulang untuk seluruh bagian harus mencapai mutu beton yang ditentukan sesuai gambar kerja
dinyatakan berdasarkan hasil pemeriksaan di Laboratorium uji yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
c. Konstruksi beton dibuat sesuai dengan ukuran-ukuran termasuk besi penulangan dan sengkangannya, yang tertera
dalam gambar-gambar rencana pelaksanaan dan detail struktur beton. Apabila terdapat ukuran-ukuran pada gambar
rencana arsitektural dan gambar rencana struktur beton, pemborong diwajibkan memberitahukan secara tertulis
kepada Direksi Lapangan dan meminta keputusannya sebelum mengadakan pelaksanaan tersebut.
d. Pemborong diwajibkan membuat rencana pengecoran, mulai dari pondasi beton hingga seluruh pekerjaan beton
selesai dengan diberi catatan-catatan mengenai bagian yang dicor, tanggal, kode gugus test, jam pengecoran dan lain-
lain.
e. Untuk mencegah gangguan cuaca, dianjurkan agar disediakan tenda-tenda/penutup plastik secukupnya sehingga
jalannya pekerjaan pengecoran tetap lancar.
f. Pada setiap sambungan pengecoran diharuskan menggunakan “additeve” (bahan tambah) yang khusus untuk itu.
Penggunaannya harus memenuhi persyaratan.
g. Penggunaan additive untuk tujuan mempercepat pengeringan beton, dapat dilakukan tanpa mengurangi mutu dan
kekuatan beton.
h. Permukaan beton harus dilindungi dari pengeringan yang terlalu cepat atau tidak merata, antara lain dengan dibungkus
atau ditutup dengan SCAKPAFT 310 (reinforced building paper).
i. Selama pelaksanaan pengecoran beton, pemborong diharuskan membuat kubus beton ukuran 15 x 15 x 15 cm, dibuat
ditempat pengecoran untuk diperiksa ke laboratorium pemeriksaan beton.
j. Test kubus berpedoman kepada PBI 1971 yaitu pasal-pasal 4.6 dan 4.7.
k. Kekentalan campuran beton harus diperiksa dengan pengujian slump dengan kerucut terpancung, ukuran diameter
dibawah 20 cm, diameter diatas 10 cm dan tinggi 30 cm kerucut diisi dengan adukan beton dalam 3 lapis yang sama
tebal masing-masing ditusuk-tusuk dengan besi baja 16 mm. Setelah muka bidang atasnya merata, maka 30 detik
kemudian kerucut ditarik keatas penurunan puncak kerucut diukur terhadap tinggi semula.
Untuk bagian pondasi ditentukan peraturan maximum 10 cm, minimum 7,5 cm untuk bagian lainnya peraturan
maximum 9 cm, minimum 8 cm.
l. Untuk pembuatan tulangan untuk batang-batang yang lurus dan dibengkokkan sambungan kait-kait pembuatan
sengkang disesuaikan dengan persyaratan yang tercantum pada PBI 1971.
m. Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa sehingga tidak mengalami perubahan bentuk maupun tempat selama
pengecoran berlangsung.
n. Toleransi pembuatan dan pemasangan tulangan disesuaikan dengan persyaratan PBI 1971.
o. Besi beton yang digunakan dengan mutu sesuai gambar kerja.
p. Subsitusi pembersihan dapat dilakukan hanya atas persetujuan Direksi Lapangan.
q. Untuk seluruh plat beton atap, ditambahkan tulangan susut.
r. Pengadukan beton harus dilakukan dengan mesin pengaduk beton (beton molen)
s. Takaran-takaran untuk semen, aggregate dan air harus disetujui terlebih dahulu oleh pengawas ahli.
t. Adukan beton yang tidak memenuhi syarat-syarat seperti sudah mengeras sebagian, tercampur dengan bahan-bahan
asing atau terlalu encer tidak boleh dipergunakan.
u. Melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiran cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan
ukuran-ukuran dan ketinggian pemeriksaan penulangan dan penempatan penahanan jarak-jarak.
v. Jarak antara tempat mengaduk dan mengecor supaya diambil sedikit mungkin.
w. Pengadukan beton supaya dilakukan dengan hati-hati dan dijamin kelancarannya, sehingga tidak berceceran dalam
perjalanan dan tidak terjadi perbedaan waktu peningkatan yang besar antara beton.
x. Alat penggentar harus digunakan berdiri 90 derajat, hanya dalam keadaan khusus diperkenankan menyentuh tulangan.
Ujung penggentar harus diangkat dari dalam adukan apabila adukan terlihat mulai mengkilap disekitan ujung
penggentar, atau kurang lebih sebelum 30 detik.
y. Penghitun pengecoran hanya dilakukan pada tempat-tempat yang disetujui Direksi Lapangan didalam pola rencana
pengecoran.
2. Bekesting

DOKUMEN LELANG -
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

a. Bekesting harus direncanakan, dilaksanakan dan diusahakan sedemikian rupa agar pada waktu pengecoran dan
pembongkaran tidak mengakibatkan cacat-cacat, maupun perubahan-perubahan bentuk, ukuran, ketinggian serta
posisi dari pada beton yang dicetak/tercetak. Perencanaan pelaksanaan, serta pembongkaran bekesting harus sesuai
dengan cara-cara yang disarankan dari kriteria didalam NI-2 Bab 5.1 dan Bab 5.8. Permukaan bekesting yang
berhubungan dengan beton harus benar-benar bersih sebelum penggunaannya.
b. Penyangga-penyangga harus diberi jarak antara yang dapat mencegah difleksi bahan-bahan bekesting. Bekesting
beserta sambungan-sambungannya harus rapat sehingga dapat mencegah kebocoran-kebocoran adukan selama
pengecoran. Lubang-lubang pembukaan sementara harus disediakan didalam bekesting untuk memungkinkan
pembersihan bekesting.
c. Seluruh bekesting harus mengikuti persyaratan-persyaratan dalam normalisasi dibawah ini :
- NI-2
- NI-3
d. Bekesting untuk beton cor ditempat biasa bahannya dapat dibuat dari kayu jenis “meranti” atau jenis lain yang starap
yang disetujui oleh ahli.
e. Bekesting Untuk Beton Pracetak
Bahan bekesting terbuat dari metal “slip From” atau bahan-bahan lain yang disetujui oleh ahli.
f. Bekesting Untuk Beton Expoised Cor Ditempat
Untuk kolom : Papan mall Kelas III
Untuk balok : Balok Kelas III.
g. “From Ties” untuk beton “exposed” harus dari jenis yang mudah dilepas, dapat terkunci dengan baik dan tidak berubah
pada saat pengecoran atau penggrojokan dilaksanaan.
Pemborong harus mendapatkan ijin terlebih dahulu dari Direksi Lapangan sebelum dapat menggunakan “From Ties”
h. “Chamter Strips” dibuat dari jenis kayu yang baik dan dibentuk menurut ukuran-ukuran yang tertera pada gambar-
gambar.
i. Bahan pelepas acuan (realising agent) harus sepenuhnya digunakan pada semua acuan untuk beton exposed. Bahan
ini harus setaraf dengan “Calstrips” buatan ceemment Aids Australia.
j. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk pemakaian bekesting beton exposed :
1. Tidak akan mengalami deformasi, sehingga bekesting harus cukup tebal dan terikat kuat.
2. Harus kedap air dengan menutup semua celah-celah bekesting.
3. Tahan terhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dalam bekesting.
k. Bekesting harus dibongkar dengan cara yang sedemikian rupa sehingga dalam menjamin keselamatan penuh atas
struktur-struktur yang dicetak dengan memperhatikan persyaratan-persyaratan minimum.
l. Bagian struktur beton vertikal disanggah dengan penturapan, bekesting boleh disanggah selama 24 jam, dengan
syarat bahwa betonnya telah cukup keras dan tidak cacat karena pembongkaran tersebut.
m. Bagian-bagian struktur beton yang disanggah dengan penumpuh tidak boleh dibongkar sebelum betonnya mencapai
kekuatan minimal untuk menyangga beratnya sendiri dan beban-beban pelaksanaan dan atau beban-beban bahan
yang akan menimpa bagian struktur beton tersebut.
n. Dalam hal apapun bekesting pada jenis struktur ini tidak boleh dibongkar sebelum berumur 7 (tujuh) hari, sedemikian
juga bekesting-bekesting yang dipakai untuk mematangkan (cliring) beton tidak boleh dibongkar sebelum dianggap
matang.

3. Pekerjaan kayu Halus


a. Bagian ini meliputi pekerjaan perlengkapan dan pemasangan komponen kayu yang terbuka, termasuk :
- Kosen pintu kayu dan daun pintu kayu.
- Kosen jendela kayu dan daun jendela kayu.
- Kosen untuk pembuangan pentilasi.
- Pekerjaan kayu lain yang diexpose
b. Mutu dan kelas kayu yang digunakan harus memenuhi syarat dan ketentuan yang tertera dalam syarat dengan
ketentuan bahan pokok kayu.
Pada umumnya pekerjaan ini digunakan kayu mutu A kelas I :
- Kayu yang dipakai harus lurus, dan penampang harus segi empat yang sudutnya saling menyiku.
- Pembentukan profil harus disesuaikan dengan gambar kerja dan tidak boleh mengurangi persyaratan yang tertera
pada NI-5
- Bagian yang akan dicat permukaannya harus terdiri dari serat-serat yang seragam.
- Semua pekerjaan kayu rapih harus sesuai dengan gambar kerja.
- Semua permukaan kayu harus diserut halus dan rapih.
- Daun pintu yang terdiri dari rangka kayu panil
Jenis Perekat yang dipakai adalah yang setarap dengan mutu Herferin.

4. Pekerjaan Pasangan Batu Belah/Batu Karang


a. Bahan yang digunakan :

DOKUMEN LELANG -
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

- Batu belah/batu karang


- Semen
- Pasir
- Air kerja
Memenuhi seperti pada persyaratan bahan pokok.
b. – Kalau tidak ditentukan lain maka adukan spesi yang dipakai 1 : 5
- Celah-celah yang besar antara batu dengan batu harus diisi dengan batu kricak dan dicocok padat, kemudian
diplester kasar kedua sisi.
- Tidak diperkenankan memecahkan batu belah dengan martil besar disekitar bouplank.
5. Pekerjaan Pasangan Batu Bata
a. Bahan yang digunakan :
- Batu bata
- Semen
- Pasir
- Air kerja
b. Kualitas bahan yang dipakai harus memenuhi syarat seperti yang ditentukan dalam persyaratan bahan pokok.
c. Batu merah yang akan dipasang harus direndam air hingga menjadi jenuh.
d. Perekat yang digunakan berupa adukan 1 pc : 2 ps untuk bagian yang kedap air /Transram sedangkan untuk bagian
lain menggunakan adukan 1 pc : 5 ps.
e. Jarak spesi maximum 1 cm.
Tiap-tiap spesi harus dibuat selang-seling dan rapih.
6. Pekerjaan Beton Tumbuk/Rabat.
a. Bahan yang dipakai :
- Semen
- Pasir beton
- Koral/batu pecah
- Air kerja
- Kualitas bahan yang dipakai harus memenuhi syarat seperti yang ditentukan dalam persyaratan bahan pokok.
b. Apabila tidak ditentukan lain maka campuran yang dipakai adalah 1 pc : 3 ps : 5 koral/batu pecah
c. Adukan beton tumbuk dibuat sedemikian rupa sehingga tidak terlalu lembek ataupun terlalu pekat.
7. Plumbing
a. Syarat umum pemasangan dan bahan untuk jaringan plumbing berpegang/berpedoman kepada pedoman plumbing
1974.
b. Untuk saluran air minum dan air buangan digunakan pipa baja galvanize (GIP) produksi Dalam Negeri.
c. Ukuran yang tertulis dalam Gambar Rencana dan Spesifiksi Teknis adalah diameter dalam (Inside Diameter)
d. Penilaian baik atas pekerjaan jaringan plumbing ditentukan berdasarkan pemeriksaan dan pengujian dilakukan oleh
Direksi Lapangan.
e. Seluruh jaringan plumbing harus dibuat dan ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak terlihat dari ruang dan pipa-
pipa yang menembus beton harus sudah terpasang pada waktu pengecoran.
Pembobokan untuk pemasangan pipa pada beton, terutama beton exposed tidak diperbolehkan. Penempatan kran-
kran floor drain dan lain-lain, harus memperhatikan pola dari pasangan finishing dinding dan lantai sehingga terlihat
serasi dan rapih.
8. Listrik
a. Semua pekerjaan instalasi listrik harus dilaksanakan oleh perusahaan yang terdaftar sebagai Instalatir.
b. Standard dan referensi yang digunakan dalam pelaksanaan instalasi listrik disini mengikuti peraturan umum instalasi
listrik (PUIL) 1977 dan standard dari negara lain seperti : VDE, BS, NEC, DIN, NEMA.
c. Gambar-gambar instalasi listrik menunjukkan pekerjaan instalasi listrik yang akan dikerjakan dimana didalamnya
digambarkan besaran-besaran listrik, kedudukan alat-alat listrik dan spesifikasi-spesifikasi lainnya dibuat oleh
kontraktor.
Untuk pekerjaan dalam garis besar harus seperti yang ditunjukkan dalam gambar, dapat dirubah untuk disesuaikan
dengan kondisi lapangan atau bangunan atas persetujuan dari Direksi. Persetujuan tersebut diatur tidaklah
membebaskan pemborong dari kewajiban untuk memasang instalasi dengan cara yang ahli, yang betul dan tepat
fungsi dan ukuran-ukurannya.
Gambar-gambar arsitektur, struktur, plumbing, Drainage, Air Conditioning dan kontak-kontak lainnya haruslah menjadi
referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan. Pemborong harus menyerahkan Shop Drawing untuk
disetujui konsultan sebelum mulai pelaksanaan dan menyerahkan As Built Drawing sebanyak 4 (empat) rangkap
sesudah pemasangan selesai.
d. Pelaksanaan pekerjaan electrical harus selalu mengadakan koordinasi dengan pelaksana-pelaksana pekerjaan lain
seperti pekerjaan sipil, pekerjaan finishing dan lain-lain.

DOKUMEN LELANG -
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

e. Pemborong menyediakan semua insert, sleeve dan lain-lain peralatan tambahan yang dibutuhkan yang harus ditanam
didalam beton atau pekerjaan pemasangan lainnya ditempat yang perlu.
f. Pemborong diharuskan menyerahkan daftar dari material-material yang akan digunakan untuk disetujui oleh Direksi.
Daftar harus dibuat dalam rangkap 2 (dua) disertai dengan brosure, katalog, alamat manufacture dan keterangan-
keterangan lain yang diperlukan.
9. Pekerjaan Kayu
1. Pekerjaan Kayu Halus
1.1. Ini meliputi pengadaan dan pemasangan kuzen, lisplank dan pekerjaan kayu halus lainnya sesuai gambar.
1.2. Kayu yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah kayu setempat atau kayu kls. I.
1.3. Semua pekerjaan kayu halus yang akan mendapat “transparent finish” harus dipilih berdasarkan warna dan serat
yang sama.
1.4. Semua pekerjaan kayu harus dikerjakan sesuai syarat-syarat pekerjaan baik.
Sambungan-sambungan kayu harus dikerjakan rapih dan penuh keahlian.
Direksi Pelaksana berhak menolak yang tidak memenuhi syarat.
2. Kayu
Semua kayu harus dari jenis kayu yang disyahkan dan kualitas baik, kayu harus kering tanpa mata kayu, sisi-sisi
berkerut, lubang-lubang dan tanpa cacat-cacat serius lain serta telah dikeringkan diudara selama minimal 3 bulan.
Kadar kelembaban kayu yang digunakan untuk pekerjaan di dalam ruangan serta untuk sambungan harus kurang dari
15 % dan kayu untuk konstruksi harus kurang dari 20 %.
Kadar kelembaban yang disyaratkan tersebut adalah untuk bahan bila diserahkan dilapangan dan kadar kelembaban
tersebut harus dipelihara sampai bangunan selesai.
10. Pekerjaan Bekesting
1. Untuk bekesting beton dipakai kayu setempat kelas II yang cukup kering/plywood sesuai dengan finishing yang diminta
menurut bentuk dan garis ketinggian dan dimensi dari beton sebagaimana dalam gambar.
2. Untuk papan bekesting dipakai kayu setempat sejenis terantang/playwood
3. Untuk balok kayu dipakai kayu setempat kualitas baik.
4. Bekesting ini harus cukup kuat/ditunjang untuk menahan getaran-getaran vibrator dan kejutan gaya-gaya lain yang
mungkin diterimanya tanpa berubah bentuk.
5. Pembongkaran bekesting hanya boleh dilakukan seijin Direksi.
6. Semua pekerjaan tersebut harus dicatat dari pengecoran, dan pembuatan bekesting dari setiap bagian pekerjaan.
Semua pekerjaan tersebut harus sesuai dengan PBI 1971.

E. PEKERJAAN KHUSUS PONDASI


1. Pasir Alas Pondasi
a. Pengurugan pasir untuk alas pondasi dilakukan setelah.
Seluruh lubang galian pondasi diperiksa oleh Direksi Lapangan dan dinyatakan telah sesuai dengan ukuran-ukuran
yang tertera dalam gambar-gambar yang ada.
b. Pasir urug yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung potongan-potongan bahan keras yang berukuran lebih
dari 1,5 cm
c. Pengurugan dilakukan lapis demi lapis dan setiap lapisannya tidak lebih tebal dari 20 cm, digilas dengan menggunakan
alat pemadat, sedemikian rupa sehingga bilamana alat penggilas berjalan diatas lapisan tersebut dengan lambat tidak
terdapat gerakan tegak yang dapat dilihat pada urugan tanah tersebut.
d. Lantai kerja dibuat sesuai dengan ukuran-ukuran yang tertera dalam gambar untuk itu dengan menggunakan adukan
1 semen pc : 3 pasir : 5 kerikil atau lantai kerja yang terdiri dari batu belah dan urugan pasir.
2. Pondasi batu Belah/batu Karang
a. Pelaksanaan pekerjaan dan persyaratan pekerjaan pondasi batu kali, harus mengikuti ketentuan dan syarat-syarat
yang disebutkan dalam pasal 8.5 tentang pekerjaan batu belah dan batu karang.
b. Sebelum pemasangan dilakukan kontraktor harus mempelajari letak-letak dari saluran yang menembus pasangan
serta stek-stek besi kolom yang harus disediakan agar pekerjaan bongkar pasang tidak terjadi.
Pada saat pemasangan lobang tidak boleh tergenang air.

F. PEKERJAAN KHUSUS DINDING


1. Dinding Bata
a. Sebagian besar dinding dari batu bata merah dengan menggunakan adukan campuran 1 semen pc : 5 pasir.
b. Untuk semua dinding mulai dari permukaan sloof sampai setinggi 20 cm diatas permukaan lantai dalam ruangan dan
semua dinding disekeliling WC dan kamar mandi, mulai dari permukaan sloof sampai setinggi 150 cm diatas
permukaan lantai, digunakan aduk rapat air dengan campuran 1 semen pc : 3 pasir.
c. Batu bata yang digunakan batu bata ex. lokal dengan kualitas terbaik yang disetujui Direksi, siku dan sama ukurannya
4 x 12 x 24 cm.
d. Sebelum digunakan batu bata harus direndam didalam bak air atau drum hingga jenuh.

DOKUMEN LELANG -
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

Setelah bata terpasang dengan aduk, nat/siar-siar harus di kerok rapih dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian
di siram air.
f. Pasangan dinding bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar/siar telah dikerok sedalam
1 cm serta dibersihkan.
g. Pemasangan dinding bata dilaksanaan bertahap, setiap tahap terdiri dari maximum 24 lapis setiap harinya, diikuti
dengan cor kolom praktis.
Dinding batu bata yang luasnya lebih besar dari 12 M 2 harus ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom praktis)
dengan ukuran 12 x 12 cm, sesuai dengan lebar bata dengan tulangan pokok ukuran 4  10 mm, beugel 8 – 20 cm.
h. Pembuatan lubang pada pasangan bata untuk steiger sama sekali tidak diperkenankan.
i. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap pekerjaan beton (kolom. balok, lisplank, dll) harus diberi
penguat stek-stek besi beton diameter 8 mm jarak 20 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian
pekerjaan beton dan bagian yang tertanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 40 cm, kecuali ditentukan lain.
j. Batu bata yang pecah hanya boleh dipakai untuk hubungan batu dan ukurannya tidak boleh kurang dari ½ batu.
k. Pemasangan bata merah harus dilaksanaan dengan verband yang baik.
Untuk profil-profil digunakan reng-reng atau bila kayu tahun/yang sekualitas yang lurus dan kuat. Tidak dibenarkan
menggunakan bambu.
l. Untuk ketetapan dan kelurusan tembok digunakan alat waterpass serta benang.
m. Pembuatan perancah tidak boleh menembus tembok.
n. Setiap pasangan harus kontinyu, dibasahi sampai keras.
2. Dinding Bata
a. Semua bahan yang digunakan harus sesuai dengan persyaratan pada :
- Bab (Bataco/Batu Tela)
- Bab (Semen/Pasir/ Air Kerja)
b. Perekat yang digunakan :
Campuran 1 pc : 2 ps untuk :
- Semua dinding dari permukaan atas rollag sloof hingga setinggi 20 cm diatas lantai.
- Semua dinding dari atas permukaan sloof/rollag sampai setinggi 150 cm diatas permukaan lantai untuk kamar
mandi/WC.
c. Sebelum pemasangan batu tela direndam air hingga jenuh.
d. Dinding batu tela umumnya terdiri dari dinding ½ batu.
e. Semua dinding harus dipasang secara rata (waterpas) serta tegak lurus lantai. Untuk ini digunakan profil-profil serta
benang dan alat waterpas
f. Setiap jarak 3 s/d 4 M' atau dinding seluas 12 M 2 harus dipakai penguat dari beton bertulang.
g. Setiap selesai pemasangan, maka pada sambungan pasangan harus dibersihkan dari sisa-sisa adukan agar
memudahkan pekerjaan plesteran nantinya.
3. Pelapis Dinding Keramik
a. Keramik yang dipakai harus berkualitas baik.
b. Warna dan ukuran sesuai dengan gambar atau ditentukan kemudian.
c. Pemasangan pada permukaan dinding, keramik langsung dilekatkan dengan menggunakan perekat spesi 1 pc : 3 ps,
atau dengan perekat lem.
d. Siar-siar porselin diisi dengan cairan semen yang berwarna sesuai warna keramik.
e. Bidang-bidang dinding keramik harus benar-benar rata, dan garis-garis siar harus benar-benar lurus.
f. Pemasangan harus dilakukan oleh tukang ahli yang berpengalaman dalam pemasangan keramik.
4. Kusen, Daun Pintu/Jendela kayu
a. Bahan kayu yang dipakai seperti yang disyaratkan pada persyaratan bahan kayu.
b. Sebelum kosen dipasang, agar diperhatikan dan diteliti kembali letak-letak dan ukuran-ukuran lubang-lubang pintu
maupun jendela serta tipe-tipe jendela maupun pintu yang akan dipasang.
c. Kayu yang dipakai adalah kayu klas I, kecuali ditentukan lain.
d. Ukuran kosen adalah 6/12 (ukuran jadi), atau disesuaikan dengan gambar.
e. Detail-detail kosen dan sambungan material lain harus disesuaikan dengan type pintu yang akan terpasang kosen
harus lurus dan siku.
f. Semua kosen tidak dibenarkan dipulas dengan cat, vernis ataupun menie sebelum diperiksa dan diteliti oleh Direksi.
g. Angker-angker dan dokumen kosen yang dipakai harus sesuai dan memenuhi syarat yang telah ditentukan dalam Bab
untuk pekerjaan ini.
h. Pemborong harus memperhatikandan menjaga supaya bidang-bidang kayu yang terlihat tidak boleh ada lubang-lubang
paku bekas penyetelan penunjang ataupun penyiku.
i. Setelah dipasang perlu diberi bahan pelindung terhadap benturan.
j. Rangka daun pintu dari kayu jati ukuran disesuaikan dengan gambar-gambar detail untuk rangka kayu yang mendatar
diberi lubang hawa.
k. Teak playwood digunakan sebagai panil, untuk ditempelkan pada rangka dengan menggunakan perekat kayu.

DOKUMEN LELANG -
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

l. Untuk panil kaca diperhatikan detail-detail dan ukuran-ukuran dari loot yang dipasang
m. Pemasangan/penyetelan semua daun pintu dalam kosen harus baik celah sponing merata sama ialah 2 mm dan lurus.
n. Tebal daun pintu yaitu rangka berikut lapisan bak teakwood yang terpasang ialah sesuai dengan gambar setelah
diserut.
o. Khusus untuk pintu toilet, pada bagian dalam, ditempelkan formika pada rangka pintu yang telah dilapisi dengan
tripleks.
p. Bingkai daun pintu-pintu kaca adalah kayu jati/lenggua
5. Pekerjaan Plesteran
1. Plesteran tembok baru telah dilakukan sesudah selesainya pemasangan pipa-pipa saluran air dan pipa listrik.
2. Untuk tembok pasangan bata yang akan diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu sampai jenuh. Siar-siar
dibersihkan, dikeruk masuk dalam 1 cm.
3. Plesteran yang digunakan :
- Untuk tembok bagian dalam/luar pada umumnya dipakai campuran 1 pc : 5 psr.
- Untuk tepi sudut campuran 1 pc : 4 psr
- Untuk beton campuran 1 pc : 2 ps : 3 kr
- Untuk pasangan transram, termasuk tembok pada toilet, WC, urinior dan kamar mandi campuran 1 pc : 2 psr
setinggi 1,5 M dari lantai.
4. Bagian beton yang akan diplester terlebih dahulu harus dikasarkan dengan pahat sebelum di plester dibasahi dahulu
dengan air semen encer.
5. Acian/penyelesaian plesteran batu boleh dikerjakan setelah plesteran cukup kering minimal selama 7 hari, sehingga
cukup waktu bagi adukan yang akan menyusut, untuk acian dipakai acian semen/pc murni.

G. PEKERJAAN KHUSUS PENUTUP ATAP


1. Penutup atap Spandek
a. Mutu bahan Spandek 0,35
b. Sambungan kearah mendatar dengan overlap 1,5 gelombang.
c. Jarat antara gording 0-5 - 0.6 M
d. Kemiringan atap adalah 25 derajat
e. Pemasangan bubungan harus teliti terhadap kebocoran.
f. Listplank yang dipakai dari calsiboard

H. PEKERJAAN KHUSUS PLAFOND


1. Rangka Plafond
a. Rangka plafon dibuat dari besi hollow 2x4 dan 4x4
b. Apabila bahan penutup Plafond dipasang dengan diberi Naad/skoneng antara unit-unit bahan Plafond, maka bagian
bawah rangka Plafond yang nantinya terlihat terlebih dahulu dirapihkan dengan dempul atau diberi lapisan tripleks
yang dipasang dengan baik dan sambungan-sambungan unit-unit tripleksnya rata dan halus sedemikian rupa sehingga
setelah langit-langit terpasang, naad terlihat rapih dan tidak ada celah-celah pada sambungan rangka langit-langit.
c. Pada pertemuan dengan dinding, maka dipasangi profil kayu tebal sesuai dengan gambar.
2. Penutup Plafond dengan Calsiboard
a. Bahan penutup Plafond calsiboard yang digunakan adalah tripleks tebal 4 mm atau ukuran lain sesuai gambar atau
setaraf ex, dalam negeri sejenis dengan ukuran bentuk atau pola pemasangan sesuai dengan gambar untuk itu.

I. PEKERJAAN KHUSUS SANITASI


1. Kloset
.
a. Kloset jongkok yang dipakai adalah semutu merek KIA ex. dalam negeri, warna standar akan ditentukan kemudian
b. Kloset jongkok yang dipasang adalah telah diseleksi dengan baik, tidak ada bagian yang rusak atau cacat dan telah
disetujui oleh Direksi.
c. Kloset jongkok dipasang pada lantai kamar mandi atau toilet yang dinaikkan 10 – 20 cm atau sesuai dengan gambar
kerja.
2. Keran
a. Semua keran yang dipakai adalah semutu merek KIA ex. dalam negeri, atau setaraf dengan chromed finish. ukuran
disesuaikan dengan keperluan masing-masing sesuai gambar plumbing dan brosure alat-alat sanitair. Keran-keran
tembok dipakai yang berleher panjang dan mempunyai ring dudukan yang harus dipasang menempel pada dinding.
Keran-keran yang dipasang di halaman harus mempunyai ulir untuk sambungan slang. Selang-selang untuk metal sink
diruang saji dan dapur disambung dengan pipa leher angsa (extension).
b. Stop kran dapat digunakan bahan kuningan dengan putaran berwarna hijau, diameter dan penempatan sesuai dengan
gambar untuk itu.

DOKUMEN LELANG -
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

c. Keran-keran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya harus sesuai dengan gambar-
gambar untuk itu.
3. Floor Drain
a. Floor drain yang digunakan adalah semutu merek SANEI ex. dalam negeri, metal verchroom, lubang diameter 2”
dilengkapi dengan siphon dan penutup berengsel.
b. Floor drain dipasang di tempat-tempat sesuai dengan gambar untuk itu.
c. Floor drain yang dipasang telah diseleksi dengan baik tanpa cacat dan disetujui oleh Direksi Lapangan.
d. Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain penutup lantai harus dilubangi dengan rapih menggunakan pahat
kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan ukuran floor drain tersebut.
e. Hubungan saringan metal dengan beton/lantai menggunakan perekat beton kedap air.
f. Setelah floor drain terpasang, pasangan harus rapih waterpas, dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada
kebocoran
4. Jaringan Air Bersih
a. Jaringan air bersih dilengkapi dengan katup pengaman beserta bak pengontrolnya untuk jaringan distribusi yang
masuk kedalam bangunan.
b. Jaringan pipa baja galvanize yang tertanam dalam tanah, dipasang pada kedalaman minimum 60 cm untuk diameter 4
" dan yang lebih besar, dan pada kedalaman minimum 40 cm untuk diamter 3 " dan yang lebih kecil. Pipa-pipa
tersebut diberi pondasi untuk tumpuan, terbuat dari pasangan pondasi 1 pc : 3 ps : 5 kr pada setiap jarak 3 m dan pada
sambungan-sambungan dan belokan-belokan.
c. Jaringan utama pipa baja galvanize (GIP) tegak dipasang melalui “shaft” yang disediakan, jaringan pembagi yang
melalui dinding-dinding harus tertanam pada/dalam lapisan plesteran
d. Jaringan pipa baja galvanize (GIP) yang tegak lurus dan yang tergantung dalam bangunan dipasang dengan klem-
klem/angker baut setiap jarak 2 m yang tertanam kuat pada bangunan
5. Jaringan Air Kotor
a. Untuk saluran air kotor juga digunakan pipa PVC dengan ketebalan 5 mm dari merk “paralon dan Benlon”, produksi
dalam negeri. Pemilihan salah satu merek produksi adalah mengikat untuk semua proyek.
b. Jaringan-jaringan harus dilengkapi dengan pipa hawa (vent) sesuai gambar. Pipa hawa harus dipasang sekurang-
kurangnya15 cm dari muka banjir alat sanitair tertinggi dengan kemiringan 2 %. Pipa hawa yang menembus atap harus
dibuat tahan cuaca, ujung atas terletak 15 cm diatas muka atap. Untuk Vent pipa dipakaii pipa PVC.
c. Sambungan-sambungan pipa PVC memakai sistim “Spigot” atau sistim susuk dengan perekat solvent sement
d. Sambungan-sambungan pipa tanah harus diberi penguat pondasi pasangan bata (1 pc : 2 ps) sampai kuat yang
menyelimuti sekeliling pipa dan kemudian diselimuti pasir urug.
e. Setiap titik simpul T, Y dan X harus diberi lubang pembersih (clean out) untuk memudahkan pemeliharaan.
f. Kemiringan jaringan pipa-pipa mendatar untuk air kotoran (dan air hujan) adalah 1 – 2 %.
6. Sistim Gantungan
a. Seluruh jaringan air bersih baik horisontal dan vertikal maupun yang tergantung harus diklem ke tembok atau ceiling
dengan klem yang cukup kuat minimal sejarak 1 meter.
b. Dalam sistim jaringan air kotor, seluruh jaringan tegak harus diklem dengan kuat minimal sejarak 1 meter, sama halnya
dengan yang datar, dimana jaringan datar harus diberi kemiringan 5 – 10 %
c. Untuk talang air hujan sama dengan sistim jaringan air bersih.
d. Untuk pipa tanah septictank tidak diperlukan penggantung.
7. Saluran Air Halaman
a. Bahan yang digunakan pasir, kerikil, semen, batu kali dan besi beton grill. bahan-bahan tersebut haruslah baik, tidak
cacat atau rusak dan telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
b. Pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan gambar dan syarat-syarat yang ditentukan dalam pekerjaan pasangan lainnya.
8. Pekerjaan Septictank dan Rembesan
a. Septic dibuat dari beton bertulang/gorong gorong menurut gambar-gambar untuk itu, beton yang harus dipakai adalah
beton kedap air (1 pc : 2 ps : 3 kr) sesuai dengan spesifiksi untuk itu.
b. Bagian atas dari septictank diberi penutup dari beton bertulang menurut PBI 1971, diperhitungkan beban atasnya 300
Kg/M2. Diberi tempat untuk pemeriksaan yang ditutup dengan beton plat yang diberi pengangkat, dan diberi pipa hawa
dari pipa besi diameter 2 ".
c. Bentuk, ukuran septictank dan kedalamannya dibuat sesuai dengan gambar untuk itu dan menurut instruksi dari
Direksi Lapangan
d. Setelah septictank jadi, dipasang pipa limpahan tidak berlubang sepanjang 2 m kemudian disambung dengan pipa
rembesan dari pipa PVC sepanjang 2 m dan bagian bawah dari pipa rembesan diberi lapis ijuk, pasir, batu kali
belah/batu karang; satu sama lainnya sesuai gambar untuk itu.
9. Pekerjaan Sanitair
1. Pekerjaan ini meliputi pelaksanaan pemasangan alat-alat sanitair penyediaan bahan/alat-alat dan tenaga.

DOKUMEN LELANG -
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

2. Barang yang dipakai.


Jenis barang

Closed jongkok
3. Semua jenis material sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
4. Semua material harus dapat dipertanggungjawabkan dari segi kualitas dan harus memenuhi standard dan mudah
pasaran.
5. Pemasangan harus dikerjakan dengan rapih, terutama penyambungan dengan saluran air bersih harus bersih dan
sempurna.
6. Ketinggiandan konstruksi pemasangan harus disesuaikan dengan gambar.
7. Pada tiap WC harus dilengkapi pula dengan kran 1 (satu) buah, (tidak termasuk stop kran untuk mono blok).
8. Untuk satu kelompok toilet dibuat satu buah septictank, penempatan sesuai dalam gambar.
Ukuran dalam septictank lebar dan panjang sesuai dengan gambar dibuat dari pasangan batu bata ½ bata dan kedap
air.
9. Untuk septictank diperlengkapi dengan sebuah sumur peresap ukuran sesuai dengan gambar dibuat dari batu kali
pecahan dan koral, serta dibugkus dengan ijuk.
10. Pekerjaan Saluran Air Bersih
1. Pemasangan pipa air bersih dan keran-keran pada semua keperluan sanitair dilaksanakan untuk pipa air bersih yang
diambil dari saluran induk yang ada dengan pipa 1" sedang untuk saluran pembagi dengan pipa ¾ "
2. Keran-keran air dipergunakan produksi dengan kualitas yang baik.
3. Penyambungan dan instalasi air dalam, sampai ke reservoir atau saluran bersih yang ada lengkap dengan stop kran
dan bak meternya disesuaikan dengan gambar.
4. Pemasangan harus rapih dikerjakan, hingga tidak mengalami kebocoran.

J. PEKERJAAN KHUSUS LISTRIK


1. Instalasi Kabel/Wiring
a. Semua kabel satu harus memenuhi persyaratan PUIL/VDE.
Semua kabel/kawat harus baru dan harus jelas ditandai mengenai ukurannya, jenis kabelnya, nomor dan jenis
pintalannya.
Semua kawat dengan penampang 6 mm2 keatas haruslah dipilih (stranded).
Instalasi ini tidak boleh memakai kawat dengan penampang lebih kecil dari 2,5 mm 2.
Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipasang ialah tipe :
1. Untuk instalasi penerangan NYA/NYM
2. Untuk kabel distribusi dan penerangan taman / NYA/NYM.
Semua kabel harus ada didalam konduit, cable tray, cabel trench, cable rack dan diklem.
b. “Splice”/Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya splice ataupun sambungan-sambungan baik dalam feeder maupun cabang-cabang
kecuali pada outlet atau kotak-kotak penghubung yang bisa dicapai (accessible). Sambungan pada kawat circuit
cabang harus dibuat secara mekanis dan harus tegak secara electris dengan cara-cara “soderless connector”. Jenis
kabel tekanan, jenis “compression atau soldered”. Dalam membuat “splice” connector harus dihubungkan pada
konduktor-konduktor dengan baik demikian sehingga konduktor tersambung insulasi robek, tidak ada kawat-kawat
telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.
c. Bahan isolasi
Semua bahan isolasi untuk “splice”, connection dan lain-lain seperti karet, fiction, asbes, gelas, tape sintetis, resin,
splice case, composition, dan lain-lain harus dari type yang disetujui untuk penggunaan, lokasi, voltage dan lain-lain
tertentu itu harus dipasang memakai cara yang disetujui menurut anjuran perwakilan Pemerintah dan atau
manufacture.
d. Penyambungan kabel
1. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambungan yang khusus untuk itu.
Kontraktor harus memberikan brosure-brosure mengenai cara-cara penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik.
2. Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau nama-namanya masing-masing, dan harus
diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan.
3. Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambungan-penyambungan tembaga yang dilapisi
timah putih dengan kuat. Penyambungan-penyambungan harus dari ukuran-ukuran yang sesuai.
4. Penyambungan kabel dan berisolasi karet atau PVC harus diisolasi dengan pita karet PVC/protolen.
5. Penyambungan pada kabel yang berisolasi kertas harus diisolasi khusus. Penyekat-penyekat khusus harus
dipergunakan bila perlu untuk menjaga nilai isolasi tertentu.
6. Cara-cara pengecoran yang ditentukan oleh pabrik harus diikuti, misalnya temperatur-temperatur pengecoran dan
semua lubang-lubang udara harus terbuka selama pengecoran.
e. Saluran Penghantar Dalam Bangunan

DOKUMEN LELANG -
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

1. Untuk instalasi penerangan di daerah tanpa menggunakan celling gantung, saluran penghantar (conduit) ditanam
dalam beton
2. Untuk instalasi penerangan di daerah yang mempergunakan celling gantung, saluran penghantar (conduit)
dipasang diatas papan kayu dan diletakkan diatas celling.
3. Untuk instalasi-instalasi outlet lantai (floor outlet), saluran ditanam didalam lantai dengan menggunakan saluran
pipa conduit atau kacal. Ukuran-ukuran lubang pada lantai untuk floor outlet disesuaikan dengan produk pabrik
yang ditawarkan oleh pemborong .
4. Untuk instalasi saluran penghantar diluar bangunan, dipergunakan saluran beton, kecuali untuk penerangan
taman dipergunakan saluran pipa galvanize berdiameter 3 ".
Saluran beton dilengkapi dengan hand-hole untuk belokan-belokan.
5. Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunkan pipa conduit logam minimum berdiameter 5//8 ". Setiap
pencabangan ataupun pengambilan saluran keluar harus menggunakan junction-box yang sesuai, dan
sambungan yang lebih dari satu harus menggunakan terminal strip didalam junction-box. Junction-box yang
terlibat dipakai ex. dalam negeri yang baik, dengan tutup blank-plate stainless-steel, albanyranch.
6. Ujung pipa masuk dalam panel harus dilengkapi dengan socket/lock nut sehingga pipa tidak mudah tercabut dari
panel. Bila tidak ditentukan lain, maka setiap kabel yang berada pada ketinggian muka lantai s/d 2 m harus
dimasukkan dalam pipa logam dan pipa harus diklem ke bangunan pada setiap jarak 50 cm.
2. Instalasi Sakelar dan Stop Kontak/Outlet
a. Sakelar-sakelar
1. Sakelar-sakelar harus dari jenis rocker mekanisme dengan rating 5 A – 10 A, 250 V, sakelar pada umumnya
dipakai inbow atau disebutkan lain pada gambar.

2. Jika tidak ditentukan lain, sakelar-sakelar tersebut bingkainya harus dipasang rata pada tembok pada ketinggian
150 m diatas lantai yang sudah selesai.
3. Sakelar-sakelar tersebut harus dipasang dalam kotak-kotak dan ring, setelannya yang standar dan dilengkapi
dengan tutup persegi.
4. Sambungan-sambungan hanya diperbolehkan antara kotak-kotak yang berdekatan.
b. Stop Kontak
1. Stop kontak haruslah dengan type yang memakai carthing-contact dengan rating 10 A, 250 V AC
2. Semua pasangan stop kontak dengan tegangan kerja 220 V harus diberi saluran ketanah.
Stop kontak harus dipasang rata dengan permukaan dinding dengan ketinggian 150 cm dari atas lantai yang
sudah selesai.
3. Stop kontak untuk keperluan rettering dipasang pada jarak 15 cm dari ceiling yang sudah selesai.
4. Floor outlet dipasang dibagian atas dari pada interection box dengan accessories yang sesuai.
3. Instalasi/Konstruksi Panel
a. Kabinet
1. Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan tebal minimum 1,5 mm atau dibuat dari bahan lain seperti
polyster atau bakelite.
2. Kabinet untuk “panel board” mempunyai ukuran yang proporsional seperti dipersyaratkan panel board yang
besarnya menurut kebutuhan sehingga untuk jumlah dan ukuran kabel yang dipakai tidak terlalu banyak.
3. Frame/Rangka panel harus di groanding
4. Pada kabinet harus ada cara yang baik untuk memasang, mendukung dan menyetel “panel board” serta tutupnya.
5. Kabinet dengan kawat-kawat “through feeder” harus diatur sedemikian rupa sehingga ada saluran dengan lebar
tidak kurang dari 10 cm untuk branch circuit panel board.
6. Setiap panel harus dilengkapi dengan kunci-kunci. Untuk satu kabinet harus disediakan 2 (dua) buah anak kunci,
dengan master key.
b. Pemasangan Panel
1. Pemasangan panel sedemikian rupa sehingga peralatan dalam panel dengan mudah masih dapat dijangkau,
tergantung dari macam/type panelnya.
2. Bila dibutuhkan alas/penumpu/penggantung, maka pemborong harus menyediakannya, sekalipun tidak tertera
dalam gambar.
c. Panel Distribusi Utama
1. Panel Distribusi Utama harus seperti yang ditunjuk pada gambar kecuali ditentukan lain.
2. Seluruh assembly termasuk housing, bar-bar, alat-alat pelindung harus direncanakan, dibuat, dicoba dan dimana
perlu diperbaiki sesuai dengan persyaratan.
3. Panel distribusi utama harus dari jenis door type tersebut dari plat baja (metal clad).
4. Konstruksi harus terbuat dari rangka baja struktur yang kaku yang bisa mempertahankan strukturnya oleh stress
mekanis pada waktu terjadi hubungan singkat.
5. Rangka ini secara lengkap dibungkus pada bagian bawah, atas dan sisi dengan plat-plat penutup (metal cald)
harus cukup louvers untuk ventilasi dimana perlu untuk mengatasi kenaikan suhu dari bagian-bagian yang

DOKUMEN LELANG -
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

mengalirkan arus dan bagian-bagian yang bertegangan sesuai dengan persyaratan PUIL/VDE untuk peralatan
yang tertutup.
6. Material-material yang bertegangan harus dicegah dengan sempurna terhadap kemungkinan percikan air. Semua
meteran dan tombol transpor yang dipersyaratkan harus dikelompokkan pada satu papan panel yang bersegel
tersembunyi.
d. Pull Box
1. Bila ditunjuk dalam gambar atau bila diperlukan oleh kondisi pemasangan, harus dipasang seluruh pull box pada
ketinggian yang cukup dan dari jenis konstruksi yang sama dengan switch board pada bagian atas dari setiap
switch board.
2. Bagian sisi atas dan samping dari pull box harus terdiri dari bagian-bagian yang bisa dibuka lepas. Dasar dari puul
box harus terdiri dari papan asbestos atau bahan tahan api yang semutu dan kabel yang menuju “individual
breaker” harus tegak lurus melalui lubang-lubang yang terpisah-pisah pada dasar puul box ini.
Penutup atas yang ditempatkan dibagian belakang struktur harus bisa lepas dengan mudah supaya
memungkinkan pembuatan lubang-lubang untuk conduit cabel atau “bus duct” yang diperlukan.
f. Cadangan/Penyambungan Dikemudian Hari
1. Bila dalam gambar dinyatakan adanya cadangan maka ruangan-ruangan tersebut harus dilengkapi dengan bus,
klem-klem pemasangan pendukung dan lain sebagainya untuk peralatan yang dipasang dikemudian hari,
termasuk terminal.
2. Kemudian penyambungan dikemudian hari dapat berupa equipment bush bar panel baru, switch, circuit breaker
dan lain-lain.
g. Alat-Alat Ukur
1. Setiap panel harus dilengkapi dengan alat-alat ukuran seperti pada gambar.
2. Meter-meter adalah dari type “moving iron vane type” khusus untuk panel, dengan skala sirkulair, flush atau semi
flush dalam kotak tahan getaran dengan ukuran 15 x 15 cm 2 atau 10 x 10 cm2, dengan skala linear dan ketelitian 1
%.
3. Posisi dari sakelar putar untuk volt meter dan Ampere meter harus ditandai dengan jelas.
h. Merek Pabrik
1. Semua peralatan penganan harus diusahakan buatan satu pabrik. Peralatan-peralatan sejenis harus dapat saling
dipindahkan dan ditukar tempatnya pada frame panel.
2. Panel adalah assembling SIEMENS, BBC, AEG
i. Peralatan Pengaman Pemutus Daya
1. Peralatan-peralatan pengaman adalah pemutus daya type draw out tanpa minyak dengan sekering pembatas
arus, pemutus daya dengan rumah (moulded case) dilengkapi dengan sekering pembatas arus dan pemutus
sekering.
2. Arus kerja dari draw out circuit breaker harus sesuai dengan gambar, dengan sekering berkapasitas interupsi
100.000 KA minimum pemutus sekering harus dari type yang membuka dan menutup dengan cepat.
j. Lampu-Lampu
1. Semua fixture harus dilengkapi dengan lampu-lampu dan dipasang sesuai dengan persyaratan dan gambar.
2. Untuk lampu pijar memakai lampu holder dan base type Edyson screw, untuk lampu holder type Edyson screw
cable netral tidak boleh dihubungkan ke center control, kecuali dipersyaratkan lain, lampu flourrescent haruslah
dari jenis day light.
3. Semua lampu flourrescent atau lampu lainnya yang memerlukan perbaikan faktor daya haruslah dilengkapi
dengan Capasitor
k. Fictures Lampu
1. Lampu TL 40 W reflector/tanpa reflector
2. Housing + reflector dari plat 0,8 mm, dilengkapi dengan ballast + Capasitor 0,3 mF, Fitting. Rugi daya : 11
Watt/lampu; TL 40 Watt, warna 33, Phillips, 3.200 Lumen/lampu.
Merek : semua material philips kecuali housing dan reflector
3. Lampu TL 20 Watt, reflector/tanpa reflector.
Housing + reflector dari plat 0,8 mm, dilengkapi dengan ballast + Capasitor 0,3 mF, Fitting. Rugi daya : 5
Watt/lampu; TL 20 Watt, warna 33, Phillips, kecuali housing dan reflector
4. Lampu TL 4 x 20 Watt, dilengkapi dengan opal diffuser 4 mm dari reflector di bagian dalam housing. Perlengkapan
lampu sama dengan yang telah disebut diatas. Semua merek yang dipakai ialah dari merek philips kecuali housing
dan reflector, diffuser.
5. Down Light Mounted
Housing blok laquered allumanium cylinder, black bayonet fitting diaphragm dengan reflector. lampu incandescent
100 W, merek philips type DCS 431, atau concord : multigroove, mini 40/100 W (surface)
6. Down Light Recessed Type 1
Housing alumanium cylinder, black poly carbonate dibagian dalam, dilengkapi dengan reflector.
Lampu : Inddescent 100 W, merek philips type DBS 431, atau concord : multigroove, mini 40/100 W (Variabel
depth).
7. Down Light Flush Type 2

DOKUMEN LELANG -
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

Idem diatas
Lampu : Inddescent 100 W, merek philips type DSS 431, atau concord : multigroove, mini 40/100 W (Variabel
depth).
4. Pekerjaan Instalasi Listrik
1. Instalator harus mempunyai izin instalator dari PLN setempat
2. Pemasangan instalasi listrik harus menurut gambar kerja dan pemasangan harus mengikuti peraturan-peraturan
instalasi listrik yang berlaku.
3. Perlengkapan seperti fitting, stop kontak, sakelar, union blus, kabel-kabel isolator dan sebagainya harus berkualitet
baik dan disetujui Direksi.
4. Kabel untuk lampu-lampu dan stop kontak :
- Dipakai jenis : sesuai gambar
5. Sakelar dan stop kontak ex lokal untuk lampu dipasang pada ketinggian 125 cm dari lantai
6. Lighting Armature
Armature ex lokal sesuai kode dalam gambar dan semua armature harus mendapat persetujuan Direksi.
7. Semua biaya pemeriksaan gambar instalasi dan lain-lain ditanggung Pemborong.

K. PEKERJAAN KHUSUS LANTAI


1. Ubin Keramik
a. Ubin keramik yang dipergunakan warna putih 30x30, warna maupun ukuran disesuaikan dengan petunjuk gambar
kerja atau ditentukan kemudian dan atas persetujuan Direksi.
b. Pengiriman ubin ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan pabrik yang belum dibuka dan dilindungi dengan
label/merek dagang yang jelas dan utuh.
c. Ubin keramik dipasang pada tempat-tempat sesuai gambar kerja.
d. Ubin yang dipasang adalah ubin yang telah diseleksi dengan baik sehingga warna, bentuk dan motif masing-masing
ubin sama, tidak ada bagian yang retak atau cacat lain yang telah mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan
e. Aduk sebagai perekat menggunakan 1 pc : 3 ps dengan tebal minimum 20 mm.
f. Ubin keramik dipasang diatas lantai plester yang rata air. Tebal lantai beton tumbuk minimal 5 cm dengan campuran 1
pc : 3 ps : 5 koral/batu pecah.
g. Siar-siar rata dan sama selebar 1 mm atau ditentukan sesuai petunjuk gambar kerja.
Setiap perpotongan siar membentuk 2 garis yang berpotongan saling tegak lurus.
h. Pemotongan ubin keramik hanya diperkenankan dengan menggunakan mesin potong dan dihaluskan dengan batu
gurinda.
i. Bidang ubin keramik harus rata air dengan aduk terisi padat tidak boleh berongga.
j. 3 x 24 jam setelah pemasangan ubin selesai siar diisi dengan air semen kental warna sesuai dengan warna keramik
sampai siar terisi penuh. Setelah itu dibersihkan dengan porstek sampai bekas semen dikeramik hilang.
k. Untuk kamar mandi dan WC harus diperhatikan kemiringan lantai.
2. Lantai Beton Tumbuk
a. Untuk bahan-bahan yang berat tebal lantai beton 6 cm dengan mutu beton K-175 dan U.24. Tulangan digunakan
adalah 09-20. Untuk beban biasa digunakan tulangan praktis 06-20 cm tebal 8 cm. Aduk yang digunakan 1 pc : 2 ps :
4 Kr
b. Permukaan lantai beton dengan beban berat harus dilakukan dengan sekali cor dan tidak diperkenankan adanya
pekerjaan finishing.
c. Untuk menghindarkan kemungkinan-kemungkinan ketidakrapihan serta keretakan, maka beton rabat harus dibuat
dalam bentuk unit-unit dengan ukuran tertentu.
Unit-unit ini secara menyeluruh merupakan pola dari pada lantai. Bentuk pola akan ditentukan di lapangan.
d. Beton tumbuk pada trotoir dan tempat-tempat parkir dipisahkan dengan jalan aspal dengan kansteen beton dicetak
ditempat sesuai dengan gambar detail.
e. Permukaan beton rabat sama tinggi dengan kansteen, dipisah dengan alur 1 cm.

L. PEKERJAAN KHUSUS PENGUNCI & PENGGANTUNG


1. Kunci dan Pengangan Pintu
a. Untuk pintu-pintu panel dan pintu-pintu besi pada umumnya digunakan kunci tanam silinder sejenis merek SCHALAGE
ex. Australia, type H Medium Duty atau sederajat.
Kenob dipakai model CENTURY DESIGN stainless steel. Demikian pula untuk keperluan pintu-pintu WC dan pintu-
pintu gudang dipakai type yang sama atau yang sederajat.
b. Untuk panil-panil listrik, pintu shaft dan lain-lain kunci yang dipakai merek YALE atau yang sederajat.
c. Untuk daun jendela kaca dipakai handle pengunci sejenis merek WHITCO seri 22 handle Ex Australia, warna Bronze
d. Semua kunci tanam harus dipasang dengan kuat pada rangka dan daun pintu. Dipasang setinggi 90 cm diatas lantai
atau sesuai petunjuk Direksi Lapangan
2. Engsel

DOKUMEN LELANG -
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

Untuk pintu-pintu panel pada umumnya menggunakan engsel pintu sejenis merek Arch ex. Jepang ukuran 4 " x 3 ", warna
gold, dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk tiap daun pintu dengan menggunakansekerup kembang dengan warna
yang sama dengan warna engsel.
Jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat dan daun pintu tiap engsel memakai maksimal 20
Kg.
3. Pekerjaan Alat Penggantung dan Pengunci.
1. Untuk kosen pintu dan jendela dipasang 3 (tiga) buah angker pada tiap tiangnya.
2. Untuk pintu-pintu kayu digunakan engsel jenis kualitas baik. Untuk jendela digunakan engsel jenis kualitas sejenis baik.
3. Untuk semua pintu-pintu, digunakan kunci tanam kualitas baik lengkap dengan handle, sesuai persetujuan Direksi.
4. Pemborong diwajibkan mengajukan contoh terlebih dahulu tiap-tiap bahan yang akan digunakan dan mendapatkan
persetujuan Direksi
5. Pemasangan harus rapih sehingga pintu-pintu dan jendela-jendela dapat ditutup/dibuka dengan mudah
6. Semua kunci-kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka dan daun pintu. Dipasang setinggi 90 cm dari
lantai atau sesuai petunjuk Direksi.

M. PEKERJAAN KHUSUS FINISHING


1. Cat Emulsi
a. Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh plesteran bangunan dan atau bagian-bagian lain
yang ditentukan di dalam gambar.
b. Untuk dinding-dinding luar bangunan digunakan cat sejenis Metrolite, warna ditentukan Direksi Lapangan
c. Untuk dinding-dinding dalam bangunan digunakan jenis EMULSI ACRYLIC semutu merek Metrolite dengan lapis dasar.
d. Plamir yang digunakan adalah plamir tembok sejenis BOYO.
e. Sebelum dinding diplamir, plesteran sudah harus betol-betul kering tidak ada retak-retak dan pemborong harus
meminta persetujuan Direksi Lapangan
f. Pekerjaan Plamir dilakukan dengan pisau plamir dari palt baja tipis dan lapisan plamir dibuat setipis mungkin sampai
membentuk bidang yang rata.
g. Sesudah 7 (tujuh) hari plamir terpasang dan percobaan warna sudah disetujui Direksi Lapangan, bidang dinding yang
akan diplamir diamplas dengan amplas besi halus no. 00, kemudian dibersihkan dengan bulu ayam sampai bersih
betul. Selanjutnya dinding dicat dengan menggunakan roller.
h. Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis alkali resistance scaler yang dilanjutkan dengan 3 (tiga)
lapis Danacryl acrylic emulsion dengan kekentalan cat sebagai berikut :
- Lapis I Encer (tambahan 20 % air)
- Lapis II Kental
- Lapis III Encer
i. Untuk warna yang sejenis pemborong diharuskan menggunakan kaleng-kaleng dengan nomor pencampuran (batch
number) yang sama
j. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang-bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata, licin, tidak ada bagian yang
belang dan bidang dinding dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.
k. Pemborong harus menyediakan 5 (lima) gallon cat dari warna yang dipakai dan diserahkan pada waktu penyerahan
pertama, sebagai cadangan untuk perawatan oleh pemilik.

2. Menie Kayu
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah : pengecetan seluruh permukaan multiplex playwood yang akan dicat, rangka
langit-langit, rangka atap pintu dan/atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.
b. Menie yang digunakan adalah sejenis merek PATNA warna merah.
c. Semua kayu hanya boleh dimenie ditapak proyek dan mendapat persetujuan Direksi Lapangan.
d. Sebelum pekerjaan menie dilakukan, bidang kayu harus diampelas dengan ampelas kayu kasar dan dilanjutkan
dengan ampelas kayu halus sampai permukaan bidang licin dan rata.
e. Pekerjaan menie dilakukan dengan menggunakan kuas, dilakukan 1 lapis, sedemikian rupa sehingga bidang kayu
tertutup sempurna dengan lapisan menie.

3. Cat Kayu
a. Yang termasuk dalam pekerjaan cat kayu adalah daun pintu panel mutiplex, kosen kamper dan pintu-pintu di halaman
belakang dan atau bagian-bagian lain yang ditentukan didalam gambar.
b. Cat yang digunakan adalah sejenis SYNTHETIC ENAMEL warna ditentukan Direksi Lapangan setelah melakukan
percobaan pengecetan.
c. Bidang yang akan dicat diberi menie kayu semutu merek PATNA warna merah 1 (satu) lapis, kemudian diplamir
dengan plamir kayu semutu merek Donal plamir sampai lubang-lubang/pori-pori terisi sempurna.
d. Setelah 7 (tujuh) hari, bidang yang telah diplamir dapat diampelas dengan menggunakan ampelas yang sesuai.
4. Finishing Teak Oil

DOKUMEN LELANG -
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

a. Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah seluruh bidang-bidang pekerjaan kayu yang terlihat didalam bangunan
utama termasuk kosen, panil-panil, lis-lis railing kayu, pekerjaan interior dam bebel, plint serta bagian-bagian lain yang
ditentukan dalam gambar.
b. Semua bagian kayu yang akan di teak oil/dipolitur harus telah diserut rata, diampelas kemudian digosok dengan batu
apung sampai seluruh pori-pori kayu terisi dan setelah itu disirlak dan ampelas harus berulang-ulang sampai halus,
baru kemudian dilapis dengan PINOTEX sejenis merek DANAPAINT dengan warna yang ditentukan oleh Direksi.
Pekerjaan teak oil dioleskan dengan kuas halus sebanyak 2 (dua) lapis.
c. Sebelum pekerjaan teak oil dilaksanakan, pemborong diharuskan membuat contoh (sample) percobaan warna sampai
mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan
d. Untuk bagian furniture yang tidak terlihat nyata dari luar, sekurang-kurangnya harus diberi teak oil 2 (dua) lapis.
e. Dempulan-dempulan harus dicampur dengan pewarna yang sama dengan warna polituran.
5. Menie Besi
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecetan seluruh bidang besi yang akan dicat besi, talang-talang seng kecuali
pintu-pintu besi dan pagar-pagar besi dan atau bagian-bagian lain yang ditentukan dalam gambar
b. Menie yang digunakan ialah menie besi sejenis merek Q.D. REDLEAD PRIMER DANAPAINT.
c. Semua besi hanya boleh di menie ditapak proyek dan mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.
d. Sebelum pekerjaan menie dilakukan, permukaan besi di ampelas dengan ampelas besi, sehingga merupakan
permukaan berwarna putih yang bebas dari karat, besi yang mengelupas, lemak, minyak dan bahan-bahan kotor
lainnya.
e. Pekerjaan menie besi dilakukan dengan menggunakan semprot, dilakukan 1 (satu) lapis sedemikian rupa sehingga
bidang besi tertutup sempurna dengan lapisan menie.

N. PEKERJAAN CAT DAN POLITUR


1. Cat Tembok
1.1. Untuk semua dinding, kolom, plafound, listplank beton dicat tembok warna ditentukan kemudian pada waktu
pelaksanaan berlangsung.
1.2. Semua bidang plesteran yang akan dicat, sebelum dicat tembok harus diplamir dengan merek yang sama atau
minimal sekualitas supaya benar-benar rata, lurus dan halus.
1.3. Pelaksanaan harus baik, merata dan sedapat mungkin menggunakan roller.

2. Cat Kayu (Cat Minyak Untuk Kayu)


2.1. Pekerjaan kayu yang akan dicat harus digosok, dihaluskan terlebih dahulu, kemudian dipulas dengan menie kayu
sebagai penutup pori-pori kayu.
2.2. Setelah menie kayu digosok dengan ampelas, dibersihkan kemudian diplamir dan digosok hingga rata kemudian baru
dipulas dengan cat hingga warnanya merata.

3. Politur
3.1. Pekerjaan kayu yang akan dipolitur/teak oil mengikuti gambar.
3.2. Bidang-bidang kayu yang akan dipolitur digosok dan dibersihkan kemudian dipolitur/teak oil dengan warna yang akan
ditentukan kemudian.
3.3. Pelaksanaan polituran/teak oil ini harus benar-benar baik, rapaih, rata, pori-pori kayu harus ditutup.

4. Bahan Cat
4.1. Cat kayu dan tembok yang dipergunakan harus berkualitas baik setaraf dan waktu tiba di tempat pekerjaan harus
masih dalam aslinya.
4.2. Cat yang sudah siap dan segera dipakai tidak diperbolehkan mengandung endapan, yang mudah membantu dan
sesudah diaduk dengan baik harus menjadi homogen, serta dapat disaputkan dengan mudah.
4.3. Warna dari cat adalah asli dari kaleng dan tidak boleh ada campuran dari bermacam-macam warna dari tua atau
lebih. Cat yang sudah disetujui merek dan warnanya supaya diberitahukan kepada pemberi tugas untuk memudahkan
pemeliharaannya dikemudian hari.
O. PEKERJAAN PAGAR
Pagar Menggunakan Pasangan batu bata dan separuhnya menggunakan Besi BRC tinggi 120 x 240 cm

P. PEKERJAAN TIANG LISTRIK


Pasangan listrik utama menggunakan Tiang Besi setinggi Minimal 7 Meter di Cat

Q. PEKERJAAN TERALI BESI


Pekerjaan terali besi menggunakan besi 10 dan besi strip
R. PERALATAN

Peralatan minimum yang disyaratkan adalah :

DOKUMEN LELANG -
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

- 1 (satu) Dump Truck 3 – 5 Ton


- Concret mixer
- Dozer atau Greeder

S. TENAGA KERJA
Tenaga Kerja minimum yang disyaratkan adalah :
- Site manager 1 (satu) Orang dengan minimum berijasah STM/SMK dengan pengalaman 5 Tahun
- Pelaksana 1 (satu) Orang dengan minimum berijasah STM/SMK dengan pengalaman 5 tahun

Bulukumba, 24 Juli 2019


Penawar :
CV. LAJAE PUTRA

AHMAD SUPRIADI
Direktur

DOKUMEN LELANG -

Anda mungkin juga menyukai