Anda di halaman 1dari 11

PENCEGAHAN PENYAKIT PERIODONTAL

PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS BULU


TAHUN 2014
BERDASARKAN DATA CPITN
OLEH :

Drg. Endang Purwaning Astuti


NIP : 19610523 198510 2 001
KATA PENGANTAR

Dalam upaya memelihara kesehatan gigi dan mulut ibu hamil, maka ibu hamil sangat dianjurkan
untuk memeriksakan keadaan gigi dan mulutnya di Puskesmas.
Dengan diketahui keadaan kesehatan gigi dan mulut ibu hamil secara dini, maka apabila ditemui
adanya kelainan-kelainan, segera bisa dilakukan upaya pencegahan dan perawatan.
Dengan terpeliharanya kesehatan gigi dan mulut ibu hamil, maka akan sangat berpengaruh terhadap
kesehatan ibu hamil pada umumnya dan tentunya juga pada kesehatan gigi dan mulutnya.
Apabila keadaan gigi dan mulut ibu hamil sehat, maka fungsi pengunyahan makanan akan optimal
sehingga asupan zat-zat gizi yang diperlukan oleh janin untuk pembentukan dan tumbuh kembang gigi
tercukupi kebutuhanya, sehingga kelak akan melahirkan bayi yang sehat dan berkualitas.
Untuk itu selain tulisan ini sebagai persyaratan kenaikan pangkat ke IVd ( Dokter Gigi Utama ), juga
sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran ibu hamil agar memelihara kesehatan gigi dan mulutnya
dengan memeriksakan ke Puskesmas.
Mohon maaf apabila dalam penulisan ini masih banyak kekurangan di sana-sini, dan kami ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami sehingga tersusunnya tulisan ini serta terima
kasih juga kami ucapkan kepada Tim Peniliti Fungsional Dokter Gigi atas perhatian dan kerjasamanya.

Temanggung, januari 2015


BAB I

PENDAHULUAN

Kesadaran akan pentingnya jaringan sekitar gigi pada Ibu Hamil belum menyeluruh, masih terbatas
pada sebagian kecil Ibu Hamil saja. Hal tersebut menyebabkan Ibu Hamil syang datang dengan keluhan
periodontal sudah keadaan lanjut dan parah.
Apabila keadaan tersebut tidak segera ditangani, maka gigi yang mengalami kelainan periodontal
akan berkurang fungsinya, sehingga akan berakhir dengan pencabutan gigi tersebut.
Pada saat seorang wanita sedang hamil akan terjadi perubahan fisiologis yang disebabkan karena
adanya perubahan hormonal dan tentunya keadaan tersebut akan berpengaruh juga pada kesehatan gigi dan
mulut Ibu Hamil, khususnya kesehatan jaringan sekitar gigi.
Agar supaya penyakitperiodontal pada Ibu Hamil diwilayah Puskesmas Bulu bisa dicegah sedini
mungkin, pada tahun 2008 semua Ibu Hamil yang memeriksakan kehamilanya, diperiksa sekitar jaringan
giginya dengan menggunakan indeks CPITN, sehingga dengan data CPITN yang diperoleh, upaya yang
dilakukan untuk pemeliharaan dan perawatan penyakit periodontal dapat ditentukan dengan lebih efektif dan
efesien. Sehingga diharapkan akibat lanjut daripada penyakit periodontal bisa dihindari.
BAB II

TINJAUAN PUSTRAKA

Pada hasil penelitian LOE, H DAN Silnes, J (1963) mengatakan bahwa 100% dari wanita hamil
menunjukan inflamasi gingiva. Prevalensi keparahan gingiva pada wanita hamil menunjukan signifikan
lebih tinggi daripada wanita post partum. Peningkatan keparahan ini dimulai dari sejak kehamilan 2 bulan
sampai kehamilan 8 bulan. Kemudian menurun setelah menyusui. Setelah melahirkan keadaan keparahan
gingivitis sama dengan keparahan pada waktu kehamilan umur 2 bulan.
Pada penelitiaan lainya Loe, H dan Silnes, J (1964) mwngatakan bahwa masa hamilkeadaan
kebersihan mulut lebih jelek dari masa setelah melahirkan. Akumulasi plak pada waktu hamil menyebabkan
perubahan jaringan gingiva yang bervariasi, tetapi hubungan antara pembengkakan gingiva dan adanya
endapan sisa makanan yang lunak sangat erat pada masa melahirkan dibandingkan dengan semasa hamil.
Dan diperkirakan juga banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya pembengkakan gingival semasa hamil.
Jensen, J (1981) dalam penelitiannya keadaan mengenai gusi dan kebersihan mulut pada 40 wanita
hamil dan 40 pada wanita tak hamil sesuai dengan kesamaan kelompok usia umur, keadaan sosio ekonomi
dan kebiasaan makanan sehari-hari menyimpulkan, bahwa pada peningkatan gingivitis yang signifikan
selama kehamilan. Perubahan gingiva meningkat secara progresif selama kehamilan. Perubahan gingiva ini
lebih banyak dibandingkan dengan terjadinya penyakit periodontal selama kehamilan. Peningkatan penyakit
periodontal terjadi terbatas / beberapa kasus saja. Peningkatan endapan kalkulus dan debris sangat menyolok
pada wanita hamil dibandingkan dengan wanita tak hamil. Peningkatan endapan kalkulus dan debris ini
berlangsung ( trisemester I sampai dengan III ) huhubungan perubahan gingiva dengan kalkulus dan debris
indeks pada wanita hamil lebih kuat dibandingkan dengan yang dimiliki wanita tak hamil.
Hasil penelitian O’neil, T.C.A (1979) pada wanita hamil, menyimpulkan bahwa inflamasi gingiva
pada wanita hamil terjadi pada minggu ke 14 sampai dengan minggu 30, yang juiga diikuti adanya plak pada
dento-gingival junction. Akumulsai plak ini menyebabkanmeningkatnya inflamasi gingival. Disebutkan juga
bahwa inflamasi gusi ini berkaitan erat dengan meningkatnya ekstradiol dan progesteron dalam plasma
darah selama kehamilan minggu ke 14 sampai dengan minggu ke 30.
Cohen, D.W.etal (1969) yang memeriksa 16 wanita hamil secara longitudinal, akhirnya hasil
penelitian disimpulkan bahwa secara konsisten ada peningkatan gingivitis selama kehamilan. Penyembuhan
gingivitis terjadi pada masa post partum. Selama kehamilan terdapat beberapa jaringan atachment gigi
terlepas. Terlepasnya jaringan attachment gigi selama kehamilan ini tidak dapat pulih kembali selama 3
bulan masa post partum. Benda atau makanan keras / lunak yang mengganggu gusi selama kehamilan dan
post partum secara kuantitatif meningkat. Benda / makanan keras yang ada dalam mulut selama kehamilan
mengiritasi gusi kuat sekali dibandingkan pada masa post partum. Sebaliknya iritasi karena benda/ makanan
lunak pada gusi lebih efektif pada masa post partum daripada masa kehamilan.
Hanifa Wiknyosastro (1976) menerangkan bahwa tribulan pertama pada ibu hamil mengalami mual
dan muntah ( morning sickness ). Dalam keadaan ini menyebabkan perwawatan gigi tidak diperhatikan
dengan baik, sehingga timbul penyakit-penyakit karies, gingivitis dan periodontitis.
BAB III
PENYAKIT PERIODONTAL PADA IBU HAMIL

Pada saat kehamilan, terjadi perubahan hormone seksual, dan biasanya dapat terjadi beberapa hal seperti
berikut :
 Pengaruh mual dan muntah selama hamil, menyebabkan kurang memeperhatikan kebersihan mulut.
 Pengaruh adanya ngidam, maka sering timbul rasa ingin makan makanan yang tidak tertentu ( aneh-
aneh ) tanpa melakukan pembersihan mulut yang intensif. Bagi ang tidak mengerti bahkan sering
makan makanan kecil yang tidak diikuti menyikat gigi.
 Pada waktu menyikat gigi mungkin sering keluar darah karena gingivitis dan terasa sakit, sehingga
tidak mau lagi menyikat gigi.
Akibat dari yang disebutkan diatas, maka lama kelamaan selama hamil kebersihan mulut menjadi kurang
baik. Keadaan ini dapat menimbulkan perubahan jaringan perodontal yang mengubah respon terhadap
produk-produk plak.
Selain itu juga meningkatnya sekresi estrogen dan progesterone dalam darah menyebabkan permiabilits
jaringan periodontium meningkat dan meningkatkan cairan creviculer gingival, sehingga rentan terhadap
invasi bakteri serta rangsang lemah-kuat,seperti rangsangan makanan dan sikat gigi, akibatnya gusi menjdi
inflamasi dan mudah berdarah ( Cohen etal,1969; jensen etal, 1961; O’neil, 1979; Silnes, 1964 ). Jika iritasi
plak berlanjut, fungsi integritas epithelium semakin lemah. Selanjutnya migrasi ke apical dari epithelium
junctional akan terus berlangsung dan epithel ini akan terlepas dari permukaan gigi membentuk pockel
periodontal. Dengan rusaknya ligament periodontal dan resobsi alveoralis, pocket menjadi lebih dalam,
disini terlihat adanya supurasi dan pembentukan abscess yang bervariasi, gigi menjadi goyah dan akhirnya
menjadi tanggal.
Untuk pemeriksaan jaringan sekitar gigi pada ibu hamil sangat perlu, agar dapat diketahui dan dicegah
sedini mungkin sehingga tidak berlanjut dengan menggunakan indeks CPITN.
Hasil dari data CPITN dianalisis menurut presentase orang dengan skor CPITN tertinggi dan rata-rata
jumlah sektor tiap orang sesuai dengan masing-masing kode kelainan atau kategori perawatan. Dengan
demikian, atas dasar hasil analisis tersebut dapat direncanakan penanganan dengan cara menetapkan
prioritas sesuai dengan fasilitas serta tenaga yang tersedia.

BAB IV
SKORING PENYAKIT PERIODONTAL

DENGAN MENGGUNAKAN CPITN

Pada pemeriksaan penyakit periodontal ibu hamil di Puskesmas Bulu. Pengumpulan data yang
digunakan adalah dengan skoring CPITN. ( CPITN Community Periodontal Index of Treatmen Needs )
diciptakan dengan mksud disamping mendapatkan data macam penyakit periodontal sekaligus digunakan
untuk mengelompokan penatalaksanaan yang akan dilakukan. Dalam pelaksanaan scoring, rahang dibagi
menjadi 6 sektor dan gigi indeks yang diperiksa adalah gigi : 17, 16, 11, 26, 27, 37, 36, 31, 46, 47. Apabila
dari tiap sector kurang dari 2 gigi, sector tersebut diabaikan atau dianggap tidak bergigi.
Pencatatan hasil pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan kode 0 –kode 4 :

Kode 0 : Tidak terdapat kalkulus, pendarahan, maupun pocket lebih 2mm ( sehat ).

Kode 1 : Tidak terdapat kalkulus, overhanging, maupun pocket lebih dari 2mm, tetapi terjadi pendarahan
waktu probing ( gingivitis ).
Kode 2 : Tidak terdapat pocket lebih dari 3 mm, tetapi terdapat plak dan kalkulus supra dan sibgingival.

Kode 3 : Terdapat pcket sedalam 4 – 5 mm.

Kode 4 : Terdapat pocketsedalam 6 mm atau lebih.

Dari data status periodontal yang diperoleh dengan menggunakan kode-kode CPITN tersebut,
perawatan dikategorikan sebagai berikut :

Kategori 0 : Tidak memerlukan perawatan ( kode 0 ).

Kategori I : Peningkatan kebersihan mulut / penyuluhan ( kode I ).

Kategori II : Peningkatan kebersihan mulut / penyuluhan dan skeling ( kode 2+3 ).

Kategori III : Peningkatan kebersihan mulut / penyuluhan, skeling, kuretase, bedah, periodontal ( kode
4 ).

BAB V
HASIL PEMERIKSAAN DAN PEMBAHASAN

1. Status jaringan periodontium diukur dengan CPITN skor tertinggi pada Ibu Hamil di Puskesmas
Bulu tahun 2014

Presentase Individual dengan Skor Tertinggi


Bulan Umur Jumlah 0 1 2 3 4
sehat pendaraha kalkulus poket Poket
n <4-5mm >6mm
Januari 18-30 24 4 (16,7) 14 (58,3) 5(20,8) 1(4,2) 0

Februari 18-30 22 5 (22,7) 11 (50) 6(27,3) 0 0

Maret 18-30 26 7 (26,9) 13 (50) 6(23,1) 0 0

April 18-30 29 6 (20,7) 15 (51,7) 6(20,7) 2(6,9) 0

Mei 18-30 23 6 (26,1) 12 (52,2) 4(17,4) 1(4,3) 0

Juni 18-30 24 5 (20,8) 12 (50) 7(29,2) 0 0

Juli 18-30 28 5 (17,9) 15 (53,6) 6(21,4) 2(7,1) 0

Agustus 18-30 25 4 (16) 13 (52) 4(24) 2(8) 0


Septembe
18-30 21 6 (28,6) 11 (52,4) 4(19) 0 0
r
Oktober 18-30 25 5 (20) 13 (52) 6(24) 1(4) 0

November 18-30 28 4(14,3) 14 (50) 7(25) 3(10,7) 0

Desember 18-30 22 4 (18,2) 12 (63,5) 6(27,3) 0 0

Rata-rata 155 (52,2) 69(23,2) 12(4) 0

2. Pembahasan

Dari 297 ibu hamil yang diperiksa, hanya 61 ibu hamil (20,6%) jaringan periodontalnya
sehat, sedangkan 236 ibu hamil (79,4%) mangalami kelainan periodontal, yang terdiri dari 155
(52,2%) perdarahan atau gingivitis, 69 (23,2%) terdapat plaque dan kalkulus dan 12(4%) terdapat
poket <4-5mm.
Setelah didapat data status periodontal dengan menggunakan kode-kode tersebut, dilanjutkan
dengan perawatan / penatalaksanaan sebagai berikut :
- Presentase rata-rata dari kelompok kode 0 dan kode 1 adalah 72,8% dan kategori perawatanya
lebih ditekankan pada penyuluhan peningkatan kebersihan mulut ( kategori I ). Khusus untuk
kelompok kode 0 penyuluhan lebih dimaksudkan untuk memelihara agar keadaan tetap sehat.
- Untuk kelompok kode 2 dan kode 3 (27,2%) kategori perawatanya adalah kategori II, yaitu
penyuluhan peningkatan kebersihan mulut dan skaling.

Karena perawatanya dan penatalaksanaan penyakit periodontal pada ibu hamil di Puskesmas
Bulu dilaksanakan dalam waktu 1 tahun ( Januari 2014 sampai dengan Desember 2014 ), maka
tenaga yang ada di Puskesmas Bulu yaitu 1 Dokter Gigi dan @ Perawat Gigi mencukupi untuk
melaksanakan perawatan tersebut.

BAB VI
KESIMPULAN

Pemeriksaan jaringan periodontium ibu hamil, sedini mungkin dilaksanakan, agar supaya bisa
dicegah seawall mungkin apabila terjadi penyakit periodontal.
Dengan CPITN, penyakit periodontal ibu hamil bisa diketahui jenisnya dan sekaligus
ditetapkan macam perawatan yang diperlukan. Macam perawatan disesuaikan dengan derajat
skornya yang mencakup promosi, preventif ( pembersihan karang gigi ), tindakan kuratif sederhana
dan kompleks serta tindakan rehilitatif untuk mengembalikan fungsi kunyah. Dengan indeks ini
kebutuhan jumlah tenaga dan jumlah jam kerja juga dapat ditetapkan. Oleh karena itu data CPITN
ternyata lebih efektif dan efisien dipergunakan untuk pemeliharaan dan perawatan penyakit
periodontal.

DAFTAR PUSTAKA
1. Becker, W. Berg, M.L. dan Becker, B.E. (1979); Untreated Periodontal Disese A Longitudinal
Study Journal of Periodontology, 50,5. (234-243).
2. Cohen, D.W. Friedman, L. saphiro, J dan Kyle, G.C. (1969); A. Longitudinal Investiagation of
The Periodontal changes During Pregnancy. Journal Periodontology Periodontic, 40, 10; (5/563-
12/570)
3. Hanifa, Wiknyosastro. (1976); Diagnosis kehamilan. Dalam Buku Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina
Pustaka. Jakarta (110-115).
4. Jensen, J. Liljemark, W. and Bloomquist, C. (1981), The Effect of Female sec Hormone on
Subgingival Plaque. Journal of Periodoto;ogy. 52, 10; (559601).
5. O’Neil, T.C.A. (1979); Plasma Female Sec Hormone Level and gingivitis in Pregnancy. Journal
of Periodontology. 56.6; (279-281).
6. Silnes, J dan Loe, H (1964); Periodontal Diesese in Pregnancy. II. Correlation Between oral
Hygienean Periodontal Condition. Acta Odont Scand 22; (121-135).

Anda mungkin juga menyukai