Anda di halaman 1dari 2

DEXAMETHASON

A. MEKANISME KERJA
a. Kortikosteroid merupakan derivat dari hormon kortikosteroid yang dihasilkan oleh
kelenjar adrenal. Kortikosteroid topikal adalah obat yang digunakan di kulit pada
tempat tertentu. Merupakan terapi topikal yang memberi pilihan untuk para ahli
dengan menyediakan banyak pilihan efek pengobatan yang diinginkan, diantaranya
termasuk melembabkan kulit, melicinkan, atau mendinginkan area yang dirawat.
Kortikosteroid bekerja dengan mempengaruhi kecepatan sintesis protein. Molekul
hormon memasuki jaringan melalui membran plasma secara difusi pasif di jaringan
target, kemudian bereaksi dengan reseptor steroid. Kompleks ini mengalami
perubahan bentuk, lalu bergerak menuju nukleus dan berikatan dengan kromatin.
Ikatan ini menstimulasi transkripsi RNA dan sintesis protein spesifik. Induksi
sintesis protein inimerupakan perantara efek fisiologis steroid.

B. DOSIS
a. Tiap gram krim desoximetasone mengandung:
Desoximetasone 2,5 mg
C. HUBUNGAN UMUR
Krim desoximetasone hanya digunakan pada bayi atau anak <6 tahun bila ada alasan
medis yang memaksa, karena kelompok usia ini memiliki risiko peningkatan efek
sistemik karena absorpsi corticosteroid (contohnya retardasi pertumbuhan). Bila
pemakaian tidak dapat dihindarkan, pemakaian harus dibatasi pada dosis minimum
yang diperlukan untuk keberhasilan terapi.

D. INTERAKSI OBAT
a. Aldesleukin – mengurangi efektivitas obat untuk kanker ginjal.
b. Ceritinib - meningkatkan kadar gula darah (hiperglikemia).
c. Corticorelin atau hyaluronidase - menurunkan efektivitas desoximetasone.
d. Deferasirox - meningkatkan efek samping yang timbul dari desoximetasone.

E. ATURAN PEMAKAIAN OBAT


a. Krim desoximetasone harus diberikan setipis mungkin pada area yang sakit sekali
atau dua kali sehari. Bila memungkinkan, krim desoximetasone harus digosokkan
perlahan pada kulit. Setelah lesi kulit membaik, frekuensi pemakaian dapat
dikurangi, misalnya dari dua kali sehari menjadi satu kal sehari. Pemakaian pada
area yang luas (kurang lebih >10% permukaan tubuh) dan terapi yang lama (kurang
lebih >4 minggu) harus dihindari

F. EFEK SAMPING
a. Folikulitis, hipertrikosis, akne, hiper- atau-hipopigmentasi, teleangiektasi, stria
distensi, atrofi kulit dan maserasi kulit, rasa terbakar, gatal, iritasi, kulit lebih kering,
dermatitis perioral, dermatitis kontak alergi dan infeksi sekunder dapat timbul pada
area kulit yang mendapat terapi. Efek-efek ini terutama timbul bila terapi lama dan
menggunakan pakaian ketat.
b. Krim desoximetasone menimbulkan reaksi hipersensitif kulit lokal yang jarang pada
beberapa kasus.
c. Efek corticosteroid sistemik dapat timbul bila krim desoximetasone digunakan pada
area yang luas, terapi yang lama (lihat bagian Dosis dan cara pemberian) atau
menggunakan pakaian ketat.
G. ADME
Absorpsi : kulit

Dapus

Katzung Bertram. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi VI. Edisi 12.EGC 2014

Anda mungkin juga menyukai