33 114 2 PB PDF
33 114 2 PB PDF
Abstract
The research theme is the concept of the bank in accordance with Islamic economics. The research was
conducted on the sharia banking industry in Indonesia. The objective of the research is to see the effect of the
level profit and profit sharing against consumer interest. The variables studied were: 1) Profit and lost sharing
as an independent variable, 2) Consumer interest as the dependent variable. The study is quantitative. This
type of research is causality. The analytical tool used is multiple linear regressions. The data used is secondary
data obtained from Bank Indonesia. The data in use are: 1) A savings account administrative Bank Umum
Syariah and Usaha Unit Syariah, 2) A savings account administrative Financing Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah, 3) The number of accounts in sharia banks. The results of this study are: profit and loss sharing
significantly affects consumer interest.
suatu bank didalam persaingan industri dapat didorong oleh faktor memperoleh keuntungan
membuat bank kehilangan pasarnya, baik itu atau dengan cara melihat tingkat bagi hasil.
dalam persaingan menarik nasabah maupun Namun masih lemahnya sosialisasi
kualitas produk dan pelayanan (Andespa, perbankan syariah juga mempengaruhi
2016:77-92). Dalam mempertahankan minat masyarakat terhadap bank syariah.
kelangsungan hidup bank, yang sangat Lemahnya sosialisasi tersebut dapat kita
bergantung pada kemampuan bank didalam lihat pada indikator bahwa masih banyak
memberikan pelayanan yang unggul, cepat masyarakat yang belum paham dengan prinsip
dan tepat pada nasabah. Untuk mencapai manajemen, prinsip operasional, proses
tujuan tersebut, maka bank harus mampu simpanpinjam serta mekanisme perbankan
menciptakan produk jasa yang bernilai syariah yang lainnya. Demi keberlangsungan
baru untuk mendapatkan nasabah yang serta demi mencapai tujuan laba, hal yang
potensial ditengah masyarakat. Dalam hal harus di perhatikan adalah pertumbuhan
ini bank menciptakan produk (tabungan) tingkat pendapatan didalam masyarakat.
yang memberikan kemudahan dan yang Semakin tinggi tingkat pendapat masyarakat,
menguntungkan nasabah dan pihak bank maka akan semakin tinggi pula minat untuk
tersebut sendiri. melakukan simpan pinjam ke lembaga
Penerapan terhadap prinsip lembaga keuangan, baik konvensional maupun syariah.
keuangan syariah mengakibatkan adanya Pendapatan adalah peningkatan jumlah aktiva
perbedaan yang mendasar antara bank atau penurunan jumlah kewajiban suatu badan
konvensional dengan bank syariah, yaitu usaha yang timbul dari penyerahan barang dan
pada larangan bunga pada bank syariah jasa atau aktifitas usaha yang lainnya dalam
sebagaimana sistem bunga yang dianut suatu periode.
oleh bank konvensional, sehingga didalam Dimana penelitian ini dilakukan dengan
menjalankan kegiatan operasionalnya tujuan untuk melihat bagaimana pengaruh
bank syariah menganut sistem bagi hasil. tingkat suku bunga yang ditawarkan oleh
Dengan adanya pendirian dan partumbuhan bank terhadap minat menabung nasabah di
perbankan syariah di Indonesia yang semakin bank syariah.
pesat, mengakibatkan kondisi persaingan
antar perbankan didalam meningkatkan Bagi Hasil
kualitas pelayanan dan produk untuk menarik Sistem bagi hasil merupakan sistem di
nasabahnya juga semakin tinggi. Beragam mana dilakukannya perjanjian atau ikatan
jasa pelayanan yang ditawarkan oleh bank bersama di dalam melakukan kegiatan usaha.
juga mengalami perkembangan dan inovasi. Di dalam usaha tersebut diperjanjikan adanya
Berbagai penelitian menemukan bukti bahwa pembagian hasil atas keuntungan yang akan
perilaku nasabah dalam memilih bank syariah di dapat antara kedua belah pihak atau lebih.
Pengaruh Tingkat Bagi Hasil (Widayani Wahab) 169
Bagi hasil dalam sistem perbankan syariah dimana di antara keduanya akan terikat kontrak
merupakan ciri khusus yang ditawarkan bahwa di dalam usaha tersebut jika mendapat
kapada masyarakat, dan di dalam aturan keuntungan akan dibagi kedua pihak sesuai
syariah yang berkaitan dengan pembagian nisbah kesepakatan di awal perjanjian, dan
hasil usaha harus ditentukan terlebih dahulu begitu pula bila usaha mengalami kerugian
pada awal terjadinya kontrak (akad). Besarnya akan ditanggung bersama sesuai porsi masing-
penentuan porsi bagi hasil antara kedua masing.
belah pihak ditentukan sesuai kesepakatan Kerugian bagi pemodal tidak mendapatkan
bersama, dan harus terjadi dengan adanya kembali modal investasinya secara utuh
kerelaan (An-Tarodhin) di masing-masing ataupun keseluruhan, dan bagi pengelola
pihak tanpa adanya unsur paksaan. Mekanisme modal tidak mendapatkan upah/hasil dari jerih
perhitungan bagi hasil yang diterapkan di payahnya atas kerja yang telah dilakukannya.
dalam perbankan syariah terdiri dari dua Keuntungan yang didapat dari hasil usaha
sistem, yaitu: profit sharing, revenue sharing. tersebut akan dilakukan pembagian setelah
a. Pengertian Profit Sharing dilakukan perhitungan terlebih dahulu atas
biayabiaya yang telah dikeluarkan selama
Profit sharing menurut etimologi Indonesia
proses usaha. Keuntungan usaha dalam dunia
adalah bagi keuntungan. Dalam kamus ekonomi
bisnis bisa negatif, artinya usaha merugi,
diartikan pembagian laba (Muhammad, 2002).
positif berarti ada angka lebih sisa dari
Pass dan Lowes (1994) Profit secara istilah
pendapatan dikurangi biayabiaya, dan nol
adalah perbedaan yang timbul ketika total
artinya antara pendapatan dan biaya menjadi
pendapatan (total revenue) suatu perusahaan
balance. Keuntungan yang dibagikan adalah
lebih besar dari biaya total (total cost). Di dalam
keuntungan bersih (net profit) yang merupakan
istilah lain profit sharing adalah perhitungan bagi
lebihan dari selisih atas pengurangan total cost
hasil didasarkan kepada hasil bersih dari total
terhadap total revenue.
pendapatan setelah dikurangi dengan biaya-
biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh b. Pengertian Revenue Sharing
pendapatan tersebut. Pada perbankan syariah Revenue Sharing berasal dari bahasa Inggris
istilah yang sering dipakai adalah profit and yang terdiri dari dua kata yaitu, revenue
loss sharing, di mana hal ini dapat diartikan yang berarti hasil, penghasilan, pendapatan.
sebagai pembagian antara untung dan rugi dari Sharing adalah bentuk kata kerja dari share
pendapatan yang diterima atas hasil usaha yang yang berarti bagi atau bagian. Revenue sharing
telah dilakukan. Sistem profit and loss sharing berarti pembagian hasil, penghasilan atau
dalam pelaksanaannya merupakan bentuk pendapatan. Revenue (pendapatan) dalam
dari perjanjian kerjasama antara pemodal kamus ekonomi adalah hasil uang yang
(investor) dan pengelola modal (enterpreneur) diterima oleh suatu perusahaan dari penjualan
dalam menjalankan kegiatan usaha ekonomi, barangbarang (goods) dan jasa-jasa (services) yang
170 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016
pendapatan ini diperoleh dari pekerjaan semakin besar pula penghasilan yang
utama yang bersifat rutin. diperoleh
b. Pendapatan sampingan, yaitu pendapatan d. Keuletan bekerja
yang diperoleh dari pekerjaan di luar Pengertian keuletan dapat disamakan
pekerjaan pokok, maka tidak semua orang dengan ketekunan, keberanian untuk
mempunyai pendapatan sampingan. menghadapi segala macam tantangan. Bila
c. Pendapatan lain-lain, yaitu pendapatan saat menghadapi kegagalan maka kegagalan
yang berasal dari pemberian pihak lain, tersebut dijadikan sebagai bekal untuk
baik bentuk barang maupun bentuk uang, meniti ke arah kesuksesan dan keberhasilan.
pendapatan bukan dari usaha.
e. Banyak sedikitnya modal yang digunakan
Dari pengertian yang ada di atas dapat Besar kecilnya usaha yang dilakukan
disimpulkan bahwa yang dimaksud pendapatan seseorang sangat dipengaruhi oleh besar
adalah penghasilan yang diperoleh tiap-tiap kecilnya modal yang dipergunakan.
individu dari bekerja atau berusaha yang dapat Suatu usaha yang besar akan dapat
berupa uang, barang atau penerimaan lainnya. memberikan peluang yang besar pula
terhadap pendapatan yang akan diperoleh.
Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi f. Modal atau Capital
pendapatan adalah sebagai berikut: Dalam pengertian ekonomi umum
mencakup benda-benda seperti tanah,
a. Kesempatan kerja yang tersedia
gedung-gedung, mesin-mesin, alat
Semakin banyak kesempatan kerja
perkakas, dan barang produktif lainnya
yang tersedia berarti semakin banyak
untuk suatu kegiatan usaha. Sehubungan
penghasilan yang bisa diperoleh dari hasil
dengan kegiatan operasi badan usaha,
kerja tersebut.
modal dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
b. Kecakapan dan keahlian 1) Modal Tetap (Fixed Capital)
Dengan bekal kecakapan dan keahlian Modal tetap yaitu semua benda-
yang tinggi akan dapat meningkatkan benda modal yang dipergunakan terus
efisiensi dan efektifitas yang pada akhirnya menerus dalam jangka lama pada
berpengaruh pula terhadap penghasilan. kegiatan produksi seperti misalnya
c. Motivasi tanah, gedung, mesin, alat perkakas,
Motivasi atau dorongan juga mempengaruhi dan sebagainya.
jumlah penghasilan yang diperoleh, 2) Modal Bekerja (Working Capital)
semakin besar dorongan seseorang untuk Modal bekerja yaitu modal untuk
melakukan pekerjaan dan berusaha, maka membiayai operasi perusahaan seperti
174 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016
di peroleh Bank Syariah dengan imbalan bagi persetujuan anggota dengan harga sejumlah
hasil yang diperoleh nasabah penghimpun harga beli ditambah keuntungan bagi Bank
dana dan pemegang saham. Metode bagi Syariah (mark up margin) yang ditentukan atas
hasil pendapatan bagi hasil bank syariah pertimbangan kondisi pasar, biaya personal,
menggunakan metode profit sharing atau bagi dan kemampuan anggota, atau ditetapkan
laba, sedangkan pembagian bagi hasil untuk berdasarkan pada tawar menawar kedua belah
pendapatan dan imbalan berdasarkan cash basis pihak. Keuntungan sistem jual beli ini dibagi
(Antonio, 1999). dengan perbandingan 60:40 antara Bank
Pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Syariah dan anggota.
Syariah sebagian besar diberikan kepada b. Bagi hasil
pengusaha kecil. Sebelum menyetujui usulan
Sistem bagi hasil merupakan suatu sistem
pembiayaan yang diajukan anggota, Bank
yang meliputi tata cara pembuatan hasil uasaha
Syariah akan membuat suatu proyeksi
penyedia modal dengan pengelola modal yang
pembiayaan yang berfungsi untuk menilai
berbentuk mudharabah (Bank Syariah hanya
kelayakan sebuah usaha serta menilai
mengawasi operasional usaha nasabah) dan
suatu usaha dalam memberikan tingkat
musyarakah (Bank Syariah ikut terlibat dalam
pengembalian. Penilaian tersebut berfungsi
operasional usaha nasabah). Keuntungan
untuk menentukan nisbah bagi hasil yang
yang dibagikan pihak Bank Syariah kepada
akan disepakati oleh anggota dan Bank
anggota berdasarkan atas laba usaha bruto
Syariah. Namun, biasanya Bank Syariah sudah
dengan perbandingan bagi hasil 40:60, atau
menetapkan bagi hasil yang harus dibayarkan
sesuai dengan kekuatan tawar menawar kedua
anggota kepada Bank Syariah tanpa melihat
belah pihak.
pendapatan yang diperoleh anggota setelah
memperoleh pembiayaan. Penghimpunan c. Non profit
dana yang diperoleh dari masyarakat akan Sistem non profit ini juga disebut dengan
dikelola dalam bentuk produk penyaluran pembiayaan kebijakan dan lebih bersifat sosial.
dana atau pembiayaan. Hasil dari pembiayaan Sumber dana untuk pembiayaan dapat berasal
ini merupakan sumber pendapatan bagi Bank dari keuntungan yang diperoleh Bank Syariah
Syariah dan anggota penghimpun dana. (ketentuan syariah Islam sebesar 2,5%). Produk
Pendapatan yang diperoleh tersebut berasal dengan pembiayaan ini adalah qardhul hasan.
dari (Antonio, 1999): Dari beberapa hal tersebut di atas itulah yang
a. Jual beli dengan mark up selanjutnya akan mampu meningkatkan minat
menabung masyarakat di lembaga keuangan
Sistem jual beli dengan mark up
Islam yang dalam hal ini adalah Bank Syariah.
merupakan suatu tata cara jual beli yang dalam
Di akui maupun tidak, sistem pendapatan
pelaksanaannya, Bank Syariah akan membiayai
bagi hasil yang di terapkan oleh Bank Syariah,
pembelian barang (bersifat produktif ) atas
Pengaruh Tingkat Bagi Hasil (Widayani Wahab) 179
variabel terikat (Y). F hitung dapat dicari model tidak menjelaskan sedikit pun variasi
dengan rumus sebagai berikut: variabel dependent, sebaliknya R2 sama dengan
1, maka persentase sumbangan pengaruh
F hitung = yang diberikan variabel independent terhadap
variabel dependent adalah sempurna atau variasi
Uji Koefisien Determinasi variabel independent yang digunakan didalam
Uji R2 atau uji determinasi merupakan model menjelaskan 100% dari variasi variabel
suatu ukuran yang penting dalam regresi, karena dependent atau variabel terikat. Rumus didalam
dapat menginformasikan baik atau tidaknya mencari koefisien determinasi (R2) dengan dua
model regresi yang terestimasi, atau dengan variabel independent adalah sebagai berikut:
kata lain angka tersebut dapat mengukur
seberapa dekatkah garis regresi yang terestimasi
dengan data sesungguhnya. Pengujian ini
digunakan untuk mengetahui persentasi HASIL
sumbangan pengaruh variabel independent (X) Selanjutnya akan dilihat hasil penelitian serta
secara simultan terhadap variabel dependent akan dilakukan pembahasan terhadap temuan-
(Y). Koefisien ini menunjukan seberapa besar temuan penelitian yang ada. Setelah pengumpulan
persentase variasi variabel independent yang data mentah selesai dilakukan, langkah selanjutnya
digunakan dalam model mampu menjelaskan adalah melakukan pengolahan data dengan
variasi variabel dependent. Apabila R2 sama bantuan aplikasi SPSS, untuk melihat hubungan
dengan 0 (nol) maka tidak ada sedikit pun dan pengaruh antar variabel penelitian yaitu
persentase sumbangan atau pengaruh yang variabel independent dengan dependent. Maka
diberikan variabel independent (bebas) terhadap akan diperoleh output statistik sebagaimana yang
variabel dependent (terikat), atau variasi ada pada tabel-tabel berikut di bawah ini.
variabel independent yang digunakan dalam
Tabel 1. Koefisien Determinasi (R2)
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 0,871a 0,758 0,750 2498009,213
a. Predictors: (Constant), Bagi Hasil BPRS, Bagi Hasil BUS dan UUS
Berdasarkan hasil output SPSS determinasi sebesar 24,2% dijelaskan oleh variabel lain
(R 2) yang ada pada tabel 1 diatas maka diluar penelitian. Nilai R sebesar 0,871
dapat dilihat nilai R2 adalah sebesar 0,758 menunjukan bahwa antar variabel tingkat
atau jika dipersentasekan menjadi 75,8%, bagi hasil dengan minat manabung nasabah
hal ini memiliki arti bahwa variasi variabel memiliki hubungan sebesar 87,1%, artinya
dependent (minat menabung nasabah) bisa antar variabel independent (tingkat bagi hasil)
dijelaskan oleh variabel independent (tingkat dengan variabel dependent (minat menabung
bagi hasil) sebesar 75,8%, sedangkan sisanya nasabah) memiliki hubungan yang sangat kuat.
Pengaruh Tingkat Bagi Hasil (Widayani Wahab) 181
Tabel 2. Uji F (Simultan)
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1,116E15 2 5,580E14 89,420 0,000a
Residual 3,557E14 57 6,240E12
Total 1,472E15 59
a. Predictors: (Constant), Bagi Hasil BPRS, Bagi Hasil BUS dan UUS
b. Dependent Variable: Jumlah Rekening Tabungan
Dari hasil uji F (simultan) yang telah nasabah). Dengan maksud lain bisa dijelaskan
di lakukan dan terdapat pada tabel 2 diatas bahwa antar variabel penelitian yaitu variabel
menunjukan bahwa nilai taraf signifikansi independent (tingkat bagi hasil) baik itu yang
model penelitian adalah sebesar 0,000 atau ada di Bank Umum syariah dan Usaha Unit
nilainya dibawah 0,05 (< 0,05). Artinya Syariah maupun di Bank Pembiayaan Rakyat
variabel independent (tingkat bagi hasil) Syariah memiliki tingkat pengaruh yang kuat
mempunyai pengaruh yang signifikan (signifikan) terhadap variabel dependent (minat
terhadap variabel dependent (minat menabung menabung nasabah).
Tabel 3. Uji t (Parsial)
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 1,489E7 1470604,969 10,123 0,000
1 Bagi Hasil BUS dan UUS 1918331,120 502986,417 0,416 3,814 0,000
Bagi Hasil BPRS 2793556,458 260881,267 1,169 10,708 0,000
a. Dependent Variable: Jumlah Rekening Tabungan
Berdasarkan hasil pengujian t (parsial) Bank Umum syariah dan Usaha Unit Syariah
yang ada pada tabel 3 maka secara statistik terhadap minat menabung nasabah adalah
terlihat bahwa variabel bebas (baik yang ada di sebesar 1918331,120, hal ini menunjukan
Bank Umum syariah dan Usaha Unit Syariah apabila tingkat bagi hasil ditingkatkan sebesar
maupun di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah) 1%, maka jumlah tabungan masyarakat akan
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel meningkat sebesar 1918331,120. Dan apabila
terikat (minat menabung) karena memiliki nilai tingkat bagi hasil dimisalkan 0 (tetap)
nilai signifikansi sebesar 0,000 atau kecil dari maka nilai minat menabung masyarakat adalah
0,05. Dengan maksud lain antar variabel sebesar 1,489.
independent dengan dependent memiliki Pengaruh tingkat bagi hasil di Bank
pengaruh yang nyata secara parsial. Persamaan Pembiayaan Rakyat Syariah terhadap minat
yang dihasilkan dari penelitian adalah: menabung nasabah adalah sebesar 2793556,458,
Y = 1,489 + 1918331,120 + 2793556,458 apabila tingkat bagi hasil ditingkatkan sebesar
1%, maka jumlah tabungan masyarakat akan
Dari persamaan diatas dapat diartikan
meningkat sebesar 2793556,458. Dan apabila
bahwa besarnya pengaruh tingkat bagi hasil di
182 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016
nilai tingkat bagi hasil dimisalkan 0 (tetap) mempromosikan kepada masyarakat bahwa
maka nilai minat menabung masyarakat adalah bank yang dikelolanya memiliki sistem bagi
sebesar 1,489. hasil yang menggiurkan.
PEMBAHASAN KESIMPULAN
Hasil penelitian menemukan bahwa antar Dengan pesatnya perkembangan dan
variabel independent (tingkat bagi hasil) dengan pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia
variabel dependent (minat menabung nasabah) menjadikannya sebagai salah satu solusi dalam
memiliki hubungan yang sangat kuat. Hal membantu pertumbuhan dan perkembangan
ini terjadi karena tingkat bagi hasil dominan perekonomian masyarakat. Mempertahankan
mempengaruhi minat menabung nasabah. kelangsungan hidup bank syariah tergantung
Selain itu kualitas pelayanan yang diberikan, kepada kemampuan bank syariah dalam
strategi pemasaran yang digunakan ataupun memberikan pelayanan yang unggul, cepat
atribut produk perbankan yang ditawarkan dan tepat pada nasabah. Untuk mencapai
perlu dipertimbangkan dalam meningkatkan tujuan tersebut, maka bank harus mampu
minat menabung nasabah pada bank syariah. menciptakan produk jasa yang bernilai
Selain itu hal yang harus dipertimbangkan baru untuk mendapatkan nasabah yang
oleh bank syariah adalah memberikan kualitas potensial ditengah masyarakat. Sistem bagi
pelayanan yang prima kepada nasabah, namun hasil merupakan sistem di mana dilakukannya
tidak mengabaikan kebijakan mengenai perjanjian atau ikatan bersama di dalam
tingkat bagi hasil yang ditawarkan ke nasabah. melakukan kegiatan usaha. Di dalam usaha
Penelitian menemukan bahwa variabel tersebut diperjanjikan adanya pembagian hasil
independent (tingkat bagi hasil) berpengaruh atas keuntungan yang akan di dapat antara
secara signifikan terhadap variabel dependent kedua belah pihak atau lebih. Dari hasil dan
(minat menabung nasabah). Hasil temuan ini pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan
terjadi karena tingkat bagi hasil adalah hal yang sebagai berikut:
begitu dominan dalam mendorong seseorang a. Penelitian memiliki nilai determinasi (R2)
nasabah dalam membuka rekening tabungan sebesar 0,758 atau jika dipersentasekan
di bank syariah. Pihak manajemen bank menjadi 75,8%, hal ini memiliki arti
harus melakukan persaingan tingkat bagi hasil bahwa variasi minat menabung nasabah
dengan bank pesaing secara berkelanjutan, bisa dijelaskan oleh variabel independent
karena nasabah mempertimbangkan tingkat (tingkat bagi hasil) sebesar 75,8%,
bagi hasil dalam menentukan apakah ia sedangkan sisanya sebesar 24,2% dijelaskan
akan menabung atau tidak di suatu bank oleh variabel lain diluar penelitian. Nilai
syariah. Atau manajemen bank syariah R sebesar 0,871 menunjukan bahwa antar
harus mengeluarkan biaya yang besar untuk variabel tingkat bagi hasil dengan minat
Pengaruh Tingkat Bagi Hasil (Widayani Wahab) 183
manabung nasabah memiliki hubungan Antonio, Syafei. 1999. Bank Syariah Suatu
sebesar 87,1%, artinya antar variabel Pengenalan Umum. Jakarta: Tazkia Institute
independent (tingkat bagi hasil) dengan dan BI.
variabel dependent (minat menabung
Arifin, Zainul. 2000. Memahami Bank Syariah,
nasabah) memiliki hubungan yang sangat
Peluang Tantangan dan Praktek. Jakarta:
kuat.
Alfabeta.
b. Dari uji F menunjukan bahwa nilai
signifikansi adalah sebesar 0,000 atau Basu, Swastha dan Irawan. 2008. Manajemen
nilainya dibawah 0,05. Artinya variabel Pemasaran Moderen. Yogyakarta: Liberty
tingkat bagi hasil mempunyai pengaruh Offset.
yang signifikan terhadap minat menabung Chapra, Umer. 2000. Sistem Moneter Islam.
nasabah. Dengan maksud lain antar Jakarta: Gema Insani.
variabel independent dengan dependent
memiliki pengaruh yang kuat. Ehigie, B. O. 2006. Correlates of Customer
Loyalty To Their Banks: A Case Study
c. Berdasarkan hasil pengujian t (parsial)
In Nigeria. International Journal of Bank
secara statistik terlihat bahwa variabel
Marketing, 24 (7): 494-508.
bebas berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel terikat. Enggel, James F. 1995. Perilaku Konsumen.
Jakarta: Binarupa Aksara.
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir. 2004. Pemasaran Bank. Jakarta:
Abidin, Zaenal. 2007. Kinerja Efisiensi Pada Kencana.
Bank Umum. Proceeding PESAT. 2. 21-22.
Loudon, D.L, dan Della Bitta, A.J. 1993.
Alma, Buchari. 1994. Ajaran Islam dalam Consumer Behavior: Concepts and
Bisnis. Bandung : Alfabeta. Application. New York: McGraw-Hill.
Ananth, A., Ramesh, R. and Prabaharan, Muhammad. 2004. Bank Syariah: Analisa
B. 2011. Service Quality GAP Analysis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan
in Private Sector Banks A Customer Ancaman. Yogyakarta : Ekonosia.
Perspective. Internationally Indexed Journal,
2 (1): 245-252. Muhammad. 2002. Manajemen Bank Syariah.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Andespa, Roni. 2016. Studi Perbandingan
Kualitas Pelayanan Industri Perbankan Pass, Christopher dan Bryan Lowes. 1994.
Syariah dengan Konvensional, Al-Masraf: Kamus Lengkap Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan, Ridzwan, Nuradli Shah. 2007. Islamic Banking
1 (1): 77-92. Users Are Hungry for Service Quality.
184 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016
Journal of Islamic Economics, Banking and Sidiqi, Najatullah. 1996. Kemitraan Usaha
Finance, 6 (2): 81-94. dan Bagi Hasil dalam Hukum Islam.
Yogyakarta: Dana Bakti Prima Yasa.
Rusli, Karim. 1992. Berbagai Aspek Ekonomi
Islam. Yogyakarta: Tiara Wacana. Sudarsono, Heri. 2004. Bank dan Lembaga
Keuangan Syariah. Yogyakarta: Ekonosia.
Sadek, D., Zainal, N., Taher, M. and Yahya,
A. 2010. Service Quality Perceptions Sumitro, Warkun. 1996. Asas-asas Perbankan
Between Cooperative and Islamic Banks Islam dan Lembaga-lembaga Terkait di
of Britain. American Journal of Economics Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
and Business Administration, 2 (1): 1-5.
Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran.
Saeed, Abdullah. 2003. Bank Islam dan Bunga; Yogyakarta: Andi.
Studi Kritis dan Interpretasi Kontemporer
Wibowo. 2012. Aplikasi Praktis SPSS Dalam
tentang Riba dan Bunga. Yogyakarta:
Penelitian. Yogyakarta: Gava Media.
Pustaka Pelajar.
Winardi. 1991. Marketing dan Perilaku
Siamat, Dahlan. 1995. Manajemen Lembaga
Konsumen. Bandung: Mandar Maju.
Keuangan. Jakarta : Intermedia.