Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL TERHADAP MINAT

MENABUNG DI BANK SYARIAH


WIRDAYANI WAHAB
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mahaputra Riau
E-mail: wirdayani_wahab@yahoo.com

Abstract
The research theme is the concept of the bank in accordance with Islamic economics. The research was
conducted on the sharia banking industry in Indonesia. The objective of the research is to see the effect of the
level profit and profit sharing against consumer interest. The variables studied were: 1) Profit and lost sharing
as an independent variable, 2) Consumer interest as the dependent variable. The study is quantitative. This
type of research is causality. The analytical tool used is multiple linear regressions. The data used is secondary
data obtained from Bank Indonesia. The data in use are: 1) A savings account administrative Bank Umum
Syariah and Usaha Unit Syariah, 2) A savings account administrative Financing Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah, 3) The number of accounts in sharia banks. The results of this study are: profit and loss sharing
significantly affects consumer interest.

Keywords: Profit and Lost Sharing, Consumer Interest, Sharia Bank

PENDAHULUAN yang permasalahan pada operasional maupun


Perkembangan serta pertumbuhan strategi. Disaat ini masyarakat Indonesia
perbankan syariah di Indonesia yang pesat sudah mulai melihat sistem perbankan dan
menjadikan bank syariah sebagai salah satu keuangan syariah sebagai alternatif yang baru
solusi dalam membantu pertumbuhan dan yang handal. Semua itu dilatar belakangi
perkembangan perekonomian masyarakat. oleh kemampuan sistem perbankan syariah
Hal ini di sebabkan karena bank syariah didalam menghadapi krisis global yang terjadi.
memiliki beberapa keunggulan, yang salah Meskipun ditengah kondisi keuangan global
satunya adalah pada konsep yang berorientasi yang belum membaik dari tahun 2011, namun
kepada bagi hasil. Orientasi bagi hasil inilah perkembangan perbankan syariah tidak
yang menjadikan bank syariah mampu tampil terpengaruh oleh kondisi tersebut.
sebagai alternatif atau pengganti sistem Dimana tujuan bank syariah didalam
bunga yang selama ini masih diragukan menjalankan usahanya adalah untuk
hukumnya bagi kaum Muslim. Namun dengan mempertahankan kelangsungan hidup bank
demikian, sebagai lembaga perekonomian yang adalah dengan cara memperoleh keuntungan.
keberadaannya masih baru dibandingkan Secara mikro bank harus beroperasi dan
bank konvensional, bank syariah masih berkembang secara efisien didalam persaingan
menghadapi berbagai permasalahan, baik yang semakin ketat, karena kinerja jelek dari
168 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016

suatu bank didalam persaingan industri dapat didorong oleh faktor memperoleh keuntungan
membuat bank kehilangan pasarnya, baik itu atau dengan cara melihat tingkat bagi hasil.
dalam persaingan menarik nasabah maupun Namun masih lemahnya sosialisasi
kualitas produk dan pelayanan (Andespa, perbankan syariah juga mempengaruhi
2016:77-92). Dalam mempertahankan minat masyarakat terhadap bank syariah.
kelangsungan hidup bank, yang sangat Lemahnya sosialisasi tersebut dapat kita
bergantung pada kemampuan bank didalam lihat pada indikator bahwa masih banyak
memberikan pelayanan yang unggul, cepat masyarakat yang belum paham dengan prinsip
dan tepat pada nasabah. Untuk mencapai manajemen, prinsip operasional, proses
tujuan tersebut, maka bank harus mampu simpanpinjam serta mekanisme perbankan
menciptakan produk jasa yang bernilai syariah yang lainnya. Demi keberlangsungan
baru untuk mendapatkan nasabah yang serta demi mencapai tujuan laba, hal yang
potensial ditengah masyarakat. Dalam hal harus di perhatikan adalah pertumbuhan
ini bank menciptakan produk (tabungan) tingkat pendapatan didalam masyarakat.
yang memberikan kemudahan dan yang Semakin tinggi tingkat pendapat masyarakat,
menguntungkan nasabah dan pihak bank maka akan semakin tinggi pula minat untuk
tersebut sendiri. melakukan simpan pinjam ke lembaga
Penerapan terhadap prinsip lembaga keuangan, baik konvensional maupun syariah.
keuangan syariah mengakibatkan adanya Pendapatan adalah peningkatan jumlah aktiva
perbedaan yang mendasar antara bank atau penurunan jumlah kewajiban suatu badan
konvensional dengan bank syariah, yaitu usaha yang timbul dari penyerahan barang dan
pada larangan bunga pada bank syariah jasa atau aktifitas usaha yang lainnya dalam
sebagaimana sistem bunga yang dianut suatu periode.
oleh bank konvensional, sehingga didalam Dimana penelitian ini dilakukan dengan
menjalankan kegiatan operasionalnya tujuan untuk melihat bagaimana pengaruh
bank syariah menganut sistem bagi hasil. tingkat suku bunga yang ditawarkan oleh
Dengan adanya pendirian dan partumbuhan bank terhadap minat menabung nasabah di
perbankan syariah di Indonesia yang semakin bank syariah.
pesat, mengakibatkan kondisi persaingan
antar perbankan didalam meningkatkan Bagi Hasil
kualitas pelayanan dan produk untuk menarik Sistem bagi hasil merupakan sistem di
nasabahnya juga semakin tinggi. Beragam mana dilakukannya perjanjian atau ikatan
jasa pelayanan yang ditawarkan oleh bank bersama di dalam melakukan kegiatan usaha.
juga mengalami perkembangan dan inovasi. Di dalam usaha tersebut diperjanjikan adanya
Berbagai penelitian menemukan bukti bahwa pembagian hasil atas keuntungan yang akan
perilaku nasabah dalam memilih bank syariah di dapat antara kedua belah pihak atau lebih.
Pengaruh Tingkat Bagi Hasil (Widayani Wahab) 169

Bagi hasil dalam sistem perbankan syariah dimana di antara keduanya akan terikat kontrak
merupakan ciri khusus yang ditawarkan bahwa di dalam usaha tersebut jika mendapat
kapada masyarakat, dan di dalam aturan keuntungan akan dibagi kedua pihak sesuai
syariah yang berkaitan dengan pembagian nisbah kesepakatan di awal perjanjian, dan
hasil usaha harus ditentukan terlebih dahulu begitu pula bila usaha mengalami kerugian
pada awal terjadinya kontrak (akad). Besarnya akan ditanggung bersama sesuai porsi masing-
penentuan porsi bagi hasil antara kedua masing.
belah pihak ditentukan sesuai kesepakatan Kerugian bagi pemodal tidak mendapatkan
bersama, dan harus terjadi dengan adanya kembali modal investasinya secara utuh
kerelaan (An-Tarodhin) di masing-masing ataupun keseluruhan, dan bagi pengelola
pihak tanpa adanya unsur paksaan. Mekanisme modal tidak mendapatkan upah/hasil dari jerih
perhitungan bagi hasil yang diterapkan di payahnya atas kerja yang telah dilakukannya.
dalam perbankan syariah terdiri dari dua Keuntungan yang didapat dari hasil usaha
sistem, yaitu: profit sharing, revenue sharing. tersebut akan dilakukan pembagian setelah
a. Pengertian Profit Sharing dilakukan perhitungan terlebih dahulu atas
biayabiaya yang telah dikeluarkan selama
Profit sharing menurut etimologi Indonesia
proses usaha. Keuntungan usaha dalam dunia
adalah bagi keuntungan. Dalam kamus ekonomi
bisnis bisa negatif, artinya usaha merugi,
diartikan pembagian laba (Muhammad, 2002).
positif berarti ada angka lebih sisa dari
Pass dan Lowes (1994) Profit secara istilah
pendapatan dikurangi biayabiaya, dan nol
adalah perbedaan yang timbul ketika total
artinya antara pendapatan dan biaya menjadi
pendapatan (total revenue) suatu perusahaan
balance. Keuntungan yang dibagikan adalah
lebih besar dari biaya total (total cost). Di dalam
keuntungan bersih (net profit) yang merupakan
istilah lain profit sharing adalah perhitungan bagi
lebihan dari selisih atas pengurangan total cost
hasil didasarkan kepada hasil bersih dari total
terhadap total revenue.
pendapatan setelah dikurangi dengan biaya-
biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh b. Pengertian Revenue Sharing
pendapatan tersebut. Pada perbankan syariah Revenue Sharing berasal dari bahasa Inggris
istilah yang sering dipakai adalah profit and yang terdiri dari dua kata yaitu, revenue
loss sharing, di mana hal ini dapat diartikan yang berarti hasil, penghasilan, pendapatan.
sebagai pembagian antara untung dan rugi dari Sharing adalah bentuk kata kerja dari share
pendapatan yang diterima atas hasil usaha yang yang berarti bagi atau bagian. Revenue sharing
telah dilakukan. Sistem profit and loss sharing berarti pembagian hasil, penghasilan atau
dalam pelaksanaannya merupakan bentuk pendapatan. Revenue (pendapatan) dalam
dari perjanjian kerjasama antara pemodal kamus ekonomi adalah hasil uang yang
(investor) dan pengelola modal (enterpreneur) diterima oleh suatu perusahaan dari penjualan
dalam menjalankan kegiatan usaha ekonomi, barangbarang (goods) dan jasa-jasa (services) yang
170 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016

dihasilkannya dari pendapatan penjualan (sales memperkenalkan sistem pada masyarakat


revenue). Dalam arti lain revenue merupakan dengan istilah Revenue Sharing, yaitu sistem
besaran yang mengacu pada perkalian antara bagi hasil yang dihitung dari total pendapatan
jumlah out put yang dihasilkan dari kagiatan pengelolaan dana tanpa dikurangi dengan
produksi dikalikan dengan harga barang atau biaya pengelolaan dana. Lebih jelasnya
jasa dari suatu produksi tersebut. Di dalam Revenue sharing dalam arti perbankan adalah
revenue terdapat unsurunsur yang terdiri dari perhitungan bagi hasil didasarkan kepada total
total biaya (total cost) dan laba (profit). Laba seluruh pendapatan yang diterima sebelum
bersih (net profit) merupakan laba kotor (gross dikurangi dengan biaya-biaya yang telah
profit) dikurangi biaya distribusi penjualan, dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan
administrasi dan keuangan. tersebut. Sistem revenue sharing berlaku
Berdasarkan defenisi di atas dapat di pada pendapatan bank yang akan dibagikan
ambil kesimpulan bahwa arti revenue pada dihitung berdasarkan pendapatan kotor (gross
prinsip ekonomi dapat diartikan sebagai total sales), yang digunakan dalam menghitung bagi
penerimaan dari hasil usaha dalam kegiatan hasil untuk produk pendanaan bank.
produksi, yang merupakan jumlah dari total
Jenis-jenis Akad Bagi Hasil
pengeluaran atas barang ataupun jasa dikalikan
dengan harga barang tersebut. Unsur yang Bentuk-bentuk kontrak kerjasama bagi hasil
terdapat di dalam revenue meliputi total harga dalam perbankan syariah secara umum dapat
pokok penjualan ditambah dengan total selisih dilakukan dalam empat akad, yaitu musyarakah,
dari hasil pendapatan penjualan tersebut. mudharabah, muzara’ah dan musaqah. Namun
Tentunya di dalamnya meliputi modal pada penerapannya prinsip yang digunakan
(capital) ditambah dengan keuntungannya pada sistem bagi hasil, pada umumnya bank
(profit). Berbeda dengan revenue di dalam arti syariah menggunakan kontrak kerjasama pada
perbankan. Yang dimaksud dengan revenue akad musyarakah dan mudharabah.
bagi bank adalah jumlah dari penghasilan 1. Musyarakah (Joint Venture Profit & Loss
bunga bank yang diterima dari penyaluran Sharing)
dananya atau jasa atas pinjaman maupun Adalah mencampurkan salah satu dari
titipan yang diberikan oleh bank. macam harta dengan harta lainnya sehingga
Revenue pada perbankan syariah adalah tidak dapat dibedakan di antara keduanya.
hasil yang diterima oleh bank dari penyaluran Dalam pengertian lain musyarakah adalah
dana (investasi) ke dalam bentuk aktiva akad kerjasama antara dua pihak atau lebih
produktif, yaitu penempatan dana bank pada untuk suatu usaha tertentu di mana masing-
pihak lain. Hal ini merupakan selisih atau masing pihak memberikan kontribusi dana
angka lebih dari aktiva produktif dengan (atau amal/expertise) dengan kesepakatan
hasil penerimaan bank. Perbankan Syariah bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung
Pengaruh Tingkat Bagi Hasil (Widayani Wahab) 171

bersama sesuai dengan kesepakatan (Antonio, b. Deposito Mudharabah.


1999). Penerapan yang dilakukan Bank Merupakan investasi melalui simpanan
Syariah, musyarakah adalah suatu kerjasama pihak ketiga (perseorangan atau badan
antara bank dan nasabah dan bank setuju hukum) yang penarikannya hanya dapat
untuk membiayai usaha atau proyek secara dilakukan dalam jangka waktu tertentu
bersama-sama dengan nasabah sebagai inisiator (jatuh tempo), dengan mendapat imbalan
proyek dengan suatu jumlah berdasarkan bagi hasil.
prosentase tertentu dari jumlah total biaya
3. Investasi Mudharabah Antar Bank (IMA)
proyek dengan dasar pembagian keuntungan
dari hasil yang diperoleh dari usaha atau proyek Sarana kegiatan investasi jangka pendek
tersebut berdasarkan prosentase bagi hasil yang dalam rupiah antar peserta pasar uang antar
telah ditetapkan terlebih dahulu. Bank Syariah berdasarkan prinsip mudharabah
di mana keuntungan akan dibagikan kepada
2. Mudharabah (Trustee Profit Sharing) kedua belah pihak (pembeli dan penjual
Adalah suatu pernyataan yang mengandung sertifikat IMA) berdasarkan nisbah yang telah
pengertian bahwa seseorang memberi modal disepakati sebelumnya.
niaga kepada orang lain agar modal itu
diniagakan dengan perjanjian keuntungannya Mekanisme Perhitungan Bagi Hasil
dibagi antara dua belah pihak sesuai perjanjian, Belum adanya standar pola operasi
sedang kerugian ditanggung oleh pemilik modal. yang dikeluarkan oleh otoritas moneter
Kontrak mudharabah dalam pelaksanaannya menjadikan bank-bank syariah yang pada
pada Bank Syariah nasabah bertindak sebagai saat ini sudah beroperasi melakukan adopsi
mudharib yang mendapat pembiayaan usaha atau menyusun pola operasi secara sendiri-
atas modal kontrak mudharabah. Mudharib sendiri. Ketidakseragaman pola operasi
menerima dukungan dana dari bank, yang yang diterapkan yang pada akhirnya akan
dengan dana tersebut mudharib dapat mulai mempersulit otoritas moneter, pemilik dana
menjalankan usaha dengan membelanjakan serta bank yang bersangkutan melakukan
dalam bentuk barang dagangan untuk dijual kontrol serta mengukur tingkat kepatuhan dan
kepada pembeli, dengan tujuan agar memperoleh keberhasilan dari usaha bank-bank tersebut.
keuntungan (profit). Adapun bentuk-bentuk Berikut contoh cara menghitung bagi hasil
mudharabah adalah yang dilakukan dalam pada bank syariah:
perbankan syariah dari penghimpunan dan 1. Menghitung saldo rata-rata dari sumber
penyaluran dana adalah: dana bank yang berdasar data dari hasil
a. Tabungan Mudharabah. perhitungan di atas.
Simpanan pihak ketiga yang penarikannya 2. Menghitung rata-rata pelemparan dana
dapat dilakukan setiap saat atau beberapa yang dilakukan oleh bank dalam sebulan,
kali sesuai perjanjian. kemudian menghitung jumlah total
172 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016

pelemparan dana baik dalam bentuk Pendapatan adalah peningkatan jumlah


pembiayaan bagi hasil, jual beli maupun aktiva atau penurunan jumlah kewajiban suatu
SBPU. badan usaha yang timbul dari penyerahaan
3. Menghitung jumlah pendapatan yang barang dan jasa atau aktifitas usaha yang
akan dibagikan kepada nasabah, dengan lainnya dalam suatu periode. Pendapatan
menghitung jumlah dari: merupakan kenaikan kotor dalam asset atau
a. Pendapatan Pembiayaan. penurunan dalam liabilitas atau gabungan
dari keduanya selama periode yang dipilih
b. Pendapatan SBPU.
oleh pernyataan pendapatan yang berakibat
4. Perhitungan bagi hasil nasabah.
dari investasi, perdagangan, memberikan
a. Menghitung jumlah pendapatan jasa atau aktivitas lain yang bertujuan meraih
dibagikan untuk masing-masing dana. keuntungan. Pendapatan yang dimaksud
b. Menghitung pendapatan bagi hasil adalah pendapatan uang yang diterima dan
yang akan dibayarkan kepada masing- diberikan kepada subjek ekonomi berdasarkan
masing jenis dana sesuai dengan prestasi-prestasi yang diserahkan yaitu berupa
kesepakatan nisbah. pendapatan dari profesi yang dilakukan sendiri
c. Menghitung ekuivalen rate untuk atau usaha perorangan dan pendapatan dari
masing-masing jenis sumber dana kekayaan.
untuk jangka waktu 31 hari.
Macam-Macam Pendapatan
Pada umumnya bank-bank syariah di a. Pendapatan berupa uang, adalah semua
Indonesia dalam perhitungan bagi hasilnya penghasilan berupa uang yang sifatnya
menggunakan sistem bobot pada setiap dana reguler dan diterima sebagai balas jasa atau
investasi, dengan mengalikan prosentase bobot kontra prestasi.
tersebut dengan saldo rata-rata. Semakin labil
b. Pendapatan berupa barang, adalah semua
investasi tersebut semakin kecil bobot yang
pendapatan yang sifatnya reguler dan
dikenakan, dan semakin stabil investasi maka
diterimakan dalam bentuk barang.
semakin besar bobot yang dikenakan pada
c. Lain-lain penerimaan uang dan barang.
investasi tersebut, hal ini diterapkan sebagai
Penerimaan ini misalnya penjualan barang-
bentuk dari pengamanan risiko pada setiap
barang yang dipakai, pinjaman uang hasil
dana invesatasi. Bobot akan mempengaruhi
undian, warisan, penagihan piutang dan
besarnya bagi hasil yang akan didistribusikan
lain-lain.
sehingga akan berdampak pada bagi hasil yang
akan diterima oleh pemilik dana. Hal ini dapat Pembagian Pendapatan
dilihat dari contoh perhitungan sistem revenue
a. Pendapatan pokok, yaitu pendapatan
sharing yang menggunakan bobot pada tabel
yang tiap bulan diharapkan diterima,
diatas.
Pengaruh Tingkat Bagi Hasil (Widayani Wahab) 173

pendapatan ini diperoleh dari pekerjaan semakin besar pula penghasilan yang
utama yang bersifat rutin. diperoleh
b. Pendapatan sampingan, yaitu pendapatan d. Keuletan bekerja
yang diperoleh dari pekerjaan di luar Pengertian keuletan dapat disamakan
pekerjaan pokok, maka tidak semua orang dengan ketekunan, keberanian untuk
mempunyai pendapatan sampingan. menghadapi segala macam tantangan. Bila
c. Pendapatan lain-lain, yaitu pendapatan saat menghadapi kegagalan maka kegagalan
yang berasal dari pemberian pihak lain, tersebut dijadikan sebagai bekal untuk
baik bentuk barang maupun bentuk uang, meniti ke arah kesuksesan dan keberhasilan.
pendapatan bukan dari usaha.
e. Banyak sedikitnya modal yang digunakan
Dari pengertian yang ada di atas dapat Besar kecilnya usaha yang dilakukan
disimpulkan bahwa yang dimaksud pendapatan seseorang sangat dipengaruhi oleh besar
adalah penghasilan yang diperoleh tiap-tiap kecilnya modal yang dipergunakan.
individu dari bekerja atau berusaha yang dapat Suatu usaha yang besar akan dapat
berupa uang, barang atau penerimaan lainnya. memberikan peluang yang besar pula
terhadap pendapatan yang akan diperoleh.
Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi f. Modal atau Capital
pendapatan adalah sebagai berikut: Dalam pengertian ekonomi umum
mencakup benda-benda seperti tanah,
a. Kesempatan kerja yang tersedia
gedung-gedung, mesin-mesin, alat
Semakin banyak kesempatan kerja
perkakas, dan barang produktif lainnya
yang tersedia berarti semakin banyak
untuk suatu kegiatan usaha. Sehubungan
penghasilan yang bisa diperoleh dari hasil
dengan kegiatan operasi badan usaha,
kerja tersebut.
modal dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
b. Kecakapan dan keahlian 1) Modal Tetap (Fixed Capital)
Dengan bekal kecakapan dan keahlian Modal tetap yaitu semua benda-
yang tinggi akan dapat meningkatkan benda modal yang dipergunakan terus
efisiensi dan efektifitas yang pada akhirnya menerus dalam jangka lama pada
berpengaruh pula terhadap penghasilan. kegiatan produksi seperti misalnya
c. Motivasi tanah, gedung, mesin, alat perkakas,
Motivasi atau dorongan juga mempengaruhi dan sebagainya.
jumlah penghasilan yang diperoleh, 2) Modal Bekerja (Working Capital)
semakin besar dorongan seseorang untuk Modal bekerja yaitu modal untuk
melakukan pekerjaan dan berusaha, maka membiayai operasi perusahaan seperti
174 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016

pembelian bahan dasar dan bahan konsumen adalah proses pengambilan


habis pakai, membiayai upah dan gaji, keputusan yang mensyaratkan aktivitas
membiayai persediaan, membiayai individu untuk mengevaluasi, memperoleh,
pengiriman dan transportasi, biaya menggunakan atau mengatur barang dan jasa.”
penjualan dan reklame, biaya Ada tiga ide penting dalam definisi diatas yaitu:
pemeliharan, dan sebagainya. a. Perilaku konsumen adalah dinamis
g. Sumber-Sumber Pemenuhan Modal Kerja Definisi ini menekankan bahwa perilaku
Modal yang dibutuhkan oleh perusahaan konsumen itu dinamis. Ini berarti bahwa
dapat dipenuhi dari dua sumber: seseorang konsumen, group konsumen
1) Sumber intern (internal sources) adalah serta masyarakat luas selalu berubah dan
modal yang dihasilkan oleh perusahaan bergerak sepanjang waktu. Sifat dinamis
sendiri dari aktivitas operasional, perilaku konsumen menyiratkan bahwa
terdiri dari : suatu strategi pemasaran yang sama dapat
a. Laba yang ditahan memberikan hasil yang sama sepanjang
waktu, pasar, dan industri sama.
b. Penjualan aktiva tetap
c. Keuntungan penjualan surat-surat b. Perilaku konsumen melibatkan interaksi
berharga/efek di atas harga normal Dalam definisi perilaku konsumen adalah
d. Cadangan penyusutan keterlibatan interaksi antara pengaruh dan
kognisi, perilaku dan kejadian disekitarnya.
2) Sumber Ekstern (external sources) adalah
Ini berarti bahwa untuk memahami
modal yang berasal dari luar aktivitas
konsumen dan mengembangkan strategi
perusahaan yang merupakan utang atau
pemasaran yang tepat kita harus memahami
modal sendiri bagi perusahaan, pihak-
apa yang mereka pikirkan, apa yang akan
pihak luar sebagai sumber pemenuhan
mereka lakukan dan apa serta dimana yang
modal adalah sebagai berikut: suplier,
mempengaruhi serta dipengaruhi oleh
bank-bank, pasar modal.
apa yang dipikirkan, dirasa dan dilakukan
Perilaku Konsumen konsumen.
Pengertian perilaku konsumen menurut c. Perilaku konsumen melibatkan pertukaran
Enggel (1995) adalah: “Kegiatan-kegiatan Dalam definisi perilaku konsumen adalah
individu secara langsung terlibat dalam pertukaran antara individu. Hal ini
mendapatkan, mengkonsumsi dan mengabiskan membuat devisi perilaku konsumen tetap
produk dan jasa, termasuk didalamnya proses konsisten dengan definisi pemsaran yang
pengambilan keputusan pada persiapan dan sejauh ini juga menekankan pertukaran.
penentuan kegiatan.” Menurut Loundon dan
Bitta (1993) mengemukakan bahwa: “Perilaku Perilaku konsumen atau costumer behavior
adalah tingkah laku konsumen dalam membeli
Pengaruh Tingkat Bagi Hasil (Widayani Wahab) 175

suatu produk yang dipengaruhi berbagai unsur, 3. Faktor Pribadi


baik dari dalam maupun dari luar. Unsur- Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi
unsur tersebut membentuk suatu kekuatan oleh karakteristik pribadi, yaitu:
yang merangsang konsumen se hingga ia a. Usia dan Tahap Siklus Hidup
memutuskan untuk membeli produk tertentu. b. Pekerjaan
Perilaku Konsumen terdiri dari aktivitas yang
c. Keadaan Ekonomi
melibatkan orang-orang sewaktu mereka
d. Gaya Hidup
menyeleksi, membeli, dan menggunakan
produk-produk serta jasa-jasa, sehingga hal 4. Faktor Psikologi
tersebut memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi
keinginan-keinginan mereka (Winardi, 1991). oleh empat faktor psikologis utama, yaitu:
1. Faktor Budaya a. Motivasi
Faktor-faktor budaya mempunyai pengaruh 1) Teori Motivasi Freud. Freud
yang paling meluas dan mendalam terhadap mengansumsikan bahwa kekuatan
Perilaku Konsumen. Psikologis Riil yang membentuk
2. Faktor Sosial perilaku orang sebagian besar bersifat
Perilaku seorang konsumen juga dipengaruhi tidak sadar. Freud melihat seseorang
oleh faktor-faktor sosial, diantaranya: menahan banyak keinginan dalam
proses Pertumbuhan dan Menerima
a. Kelompok Acuan
aturan-aturan sosial.
Kelompok acuan seseorang terdiri dari
semua kelompok yang mempunyai 2) Teori Motivasi Herzberg. Frederick
pengaruh langsung atau pengaruh Herzberg telah mengembangkan
tidak langsung terhadap pendirian sebuah teori motifasi “dua
atau perilaku seseorang. faktor”, yang membedakan antara
dissatisfiers (faktor ketidakpuasan)
b. Keluarga dan satisfies (faktor kepuasan).
Orientasi keluarga terdiri dari orang
tua, saudara, istri dan anak seseorang. b. Persepsi
Seseorang yang termotivasi adalah siap
c. Peran dan Status untuk bertindak. Bagaimana seseorang
Seseorang berpartisipasi dalam banyak benar-benar bertindak, dipengaruhi oleh
kelompok sepanjang hidupnya. Posisi persepsi dia mengenai situasi tertentu.
orang tersebut dalam setiap kelompok
dapat didefinisikan dalam istilah peran c. Pengetahuan
dan status. Pengetahuan menjelaskan perubahan
dalam perilaku suatu individu yang
berasal dari pengalaman.
176 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016

d. Kepercayaan dan Sikap Pendirian untuk mendapatkan perhatian, untuk dimiliki,


Suatu pendirian menjelaskan evaluasi digunakan/dikonsumsi untuk memenuhi
kognitif yang menguntungkan atau kebutuhan dan keinginan nasabah.
tidak menguntungkan, perasaan
2. Harga (Price)
emosional, dan kecenderungan yang
mapan dari seseorang terhadap suatu Menurut Hartono yang dikutip Swastha
objek atau ide. dan Irawan (2008) menyatakan bahwa:
“Harga adalah jumlah (ditambah beberapa
Faktor Mempengaruhi Konsumen dalam produk kalau mungkin) dibutuhkan untuk
Memilih Produk mendapatkan sejumlah kombinasi dari
Pada bisnis perbankan, sangat diperlukan produk dan pelayanannya.” Sedangkan
adanya kegiatan riset pasar untuk mengetahui Tjiptono (2008) menyatakan bahwa: “Harga
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi adalah satuan moneter atau ukuran lainnya
masyarakat atau nasabah dalam memilih suatu (termasuk barang dan harga lainnya) yang
produk yang dipasarkan oleh suatu perusahaan ditukarkan atau tersedia agar memperoleh hak
perbankan. Konsep pemasaran berorientasi kepemilikan atau penggunaan suatu barang
kepada kepentingan serta kepuasan nasabah dan jasa.”
tanpa merupakan tujuan utama bank untuk Dari definisi diatas kita mengetahui bahwa
mendapatkan laba dalam jangka panjang. harga akan mempengaruhi image merek
Sebagai inti dari sistem pemasaran, maka maupun perusahaan, dimana hal tersebut
marketing mix mempunyai peran yang sangat akan mempengaruhi kepuasan pembelian
penting bagi keberhasilan usaha Perusahaan dan ketika konsumen puas, maka bisa jadi
umumnya dan pemasaran khususnya. empat konsumen akan loyal.
element marketing mix adalah:
3. Distribusi (Place)
1. Produk (Product) Ini menyangkut segala sesuatu mulai dari
Produk adalah sesuatu yang memberikan aspek fisik dalam usaha sampai pada pemilihan
manfaat baik dalam hal memenuhi kebutuhan calon nasabah yang tepat untuk dijadikan
sehari-hari atau sesuatu yang ingin dimiliki pangsa pasar perbankan. Tempat juga penting
oleh konsumen. Produk biasanya digunakan sebagai lingkungan dimana dan bagaimana
untuk dikonsumsi baik untuk kebutuhan jasa akan diserahkan, sebagai bagian dari nilai
rohani maupun jasmani. Untuk memenuhi dan manfaat dari jasa. Distribusi merupakan
keinginan dan kebutuhan akan produk, maka kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan
konsumen harus mengorbankan sesuatu untuk menyalurkan barang hasil produknya
sebagai balas jasanya, misalnya dengan cara kepada konsumen atau pemakai industri.
pembelian. Produk bank memiliki pengertian Saluran distribusi ini merupakan suatu struktur
suatu jasa yang ditawarkan kepada nasabah yang menggambarkan saluran alternatif yang
Pengaruh Tingkat Bagi Hasil (Widayani Wahab) 177

dipilih dan menggambarkan situasi pemasaran c) Publisitas (Publicity)


yang berbeda oleh berbagai macam perusahan. Merupakan promosi yang dilakukan untuk
Adapun definisi saluran distribusi menurut meningkatkan citra bank didepan para
Revzan sebagaimana dikutip Swastha dan calon nasabah atau nasabahnya melalui
Irawan (2008) mengatakan bahwa: “Saluran kegiatan sponsorship terhadap suatu
merupakan suatu jalur yang di lalui oleh arus kegiatan amal, sosial atau olahraga.
barang-barang dari produsen ke perantara dan
d) Penjualan Pribadi (Personal Selling)
akhirnya sampai pada pemakai.”
Merupakan promosi yang dilakukan
4. Promosi (Promotion) melalui pribadi-pribadi karyawan bank
Promosi merupakan kegiatan yang dalam melayani serta ikut mempengaruhi
dilakukan perusahaan untuk menginformasikan, nasabah. Untuk memasarkan suatu
mempengaruhi, membujuk dan pada akhirnya produk, bank harus melakukan promosi
konsumen mengambil tindakan melaksanakan sebagai usaha menyampaikan informasi
transaksi pembelian pada produk atau jasa yang dibutuhkan masyarakat khususnya
yang dipromosikan. Tujuan dari promosi bank tentang produk yang ditawarkan oleh
adalah menginformasikan segala jenis produk bank. Setelah masyarakat mendapatkan
yang ditawarkan dan berusaha menarik calon informasi, mereka melakukan penilaian
nasabah yang baru. Kemudian promosi juga terlebih dahulu atas semua informasi yang
berfungsi mengingatkan nasabah akan produk, masuk dan dengan berbagai pertimbangan
promosi juga berfungsi mempengaruhi nasabah mereka akan memilih salah satu sumber
untuk membeli dan akhirnya promosi juga informasi yang dianggap paling akurat dan
akan meningkatkan citra bank di mata para pada akhirnya akan memilih produk dari
nasabahnya (Kashmir, 2004). Secara garis satu bank yang sesuai dengan keinginan
besar, ada 4 macam sarana promosi yang dapat dan kebutuhannya.
digunakan oleh perbankan, antara lain:
Hubungan Tingkat Bagi Hasil dengan Minat
a) Periklanan (Advertising) Menabung
Merupakan promosi yang dilakukan dalam Bank Syariah memperoleh pendapatan
bentuk tayangan atau gambar atau kata- dari beberapa pembiayaan yang disalurkan
kata yang tertuang dalam spanduk, brosur, kepada anggota dalam bentuk pembiayaan
bilboard, koran, majalah, televisi, atau radio. mudharabah, murabahah, musyarakah,
b) Promosi Penjualan (Sales Promotion) qordhul hasan, ijarah. Pendapatan yang
Merupakan promosi yang digunakan untuk diperoleh tersebut oleh Bank Syariah akan
meningkatkan penjualan melalui potongan didistribusikan kepada anggota penghimpun
harga atau hadiah pada waktu tertentu dana dan pemegang saham, ada hubungan
terhadap barang-barang tertentu pula. yang jelas antara pendapatan bagi hasil yang
178 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016

di peroleh Bank Syariah dengan imbalan bagi persetujuan anggota dengan harga sejumlah
hasil yang diperoleh nasabah penghimpun harga beli ditambah keuntungan bagi Bank
dana dan pemegang saham. Metode bagi Syariah (mark up margin) yang ditentukan atas
hasil pendapatan bagi hasil bank syariah pertimbangan kondisi pasar, biaya personal,
menggunakan metode profit sharing atau bagi dan kemampuan anggota, atau ditetapkan
laba, sedangkan pembagian bagi hasil untuk berdasarkan pada tawar menawar kedua belah
pendapatan dan imbalan berdasarkan cash basis pihak. Keuntungan sistem jual beli ini dibagi
(Antonio, 1999). dengan perbandingan 60:40 antara Bank
Pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Syariah dan anggota.
Syariah sebagian besar diberikan kepada b. Bagi hasil
pengusaha kecil. Sebelum menyetujui usulan
Sistem bagi hasil merupakan suatu sistem
pembiayaan yang diajukan anggota, Bank
yang meliputi tata cara pembuatan hasil uasaha
Syariah akan membuat suatu proyeksi
penyedia modal dengan pengelola modal yang
pembiayaan yang berfungsi untuk menilai
berbentuk mudharabah (Bank Syariah hanya
kelayakan sebuah usaha serta menilai
mengawasi operasional usaha nasabah) dan
suatu usaha dalam memberikan tingkat
musyarakah (Bank Syariah ikut terlibat dalam
pengembalian. Penilaian tersebut berfungsi
operasional usaha nasabah). Keuntungan
untuk menentukan nisbah bagi hasil yang
yang dibagikan pihak Bank Syariah kepada
akan disepakati oleh anggota dan Bank
anggota berdasarkan atas laba usaha bruto
Syariah. Namun, biasanya Bank Syariah sudah
dengan perbandingan bagi hasil 40:60, atau
menetapkan bagi hasil yang harus dibayarkan
sesuai dengan kekuatan tawar menawar kedua
anggota kepada Bank Syariah tanpa melihat
belah pihak.
pendapatan yang diperoleh anggota setelah
memperoleh pembiayaan. Penghimpunan c. Non profit
dana yang diperoleh dari masyarakat akan Sistem non profit ini juga disebut dengan
dikelola dalam bentuk produk penyaluran pembiayaan kebijakan dan lebih bersifat sosial.
dana atau pembiayaan. Hasil dari pembiayaan Sumber dana untuk pembiayaan dapat berasal
ini merupakan sumber pendapatan bagi Bank dari keuntungan yang diperoleh Bank Syariah
Syariah dan anggota penghimpun dana. (ketentuan syariah Islam sebesar 2,5%). Produk
Pendapatan yang diperoleh tersebut berasal dengan pembiayaan ini adalah qardhul hasan.
dari (Antonio, 1999): Dari beberapa hal tersebut di atas itulah yang
a. Jual beli dengan mark up selanjutnya akan mampu meningkatkan minat
menabung masyarakat di lembaga keuangan
Sistem jual beli dengan mark up
Islam yang dalam hal ini adalah Bank Syariah.
merupakan suatu tata cara jual beli yang dalam
Di akui maupun tidak, sistem pendapatan
pelaksanaannya, Bank Syariah akan membiayai
bagi hasil yang di terapkan oleh Bank Syariah,
pembelian barang (bersifat produktif ) atas
Pengaruh Tingkat Bagi Hasil (Widayani Wahab) 179

masyarakat menganggap pendapatan yang Alat analisis yang digunakan untuk


diperoleh dari hasil menabungnya jauh lebih penelitian adalah analisis regresi linier berganda,
besar dari pada mereka menabung di lembaga dimana analisis regresi linier berganda
keuangan konvensional (Arifin, 2000). merupakan hubungan secara linear antara
dua atau lebih variabel independent/bebas (X)
METODOLOGI PENELITIAN dengan variabel dependent/terikat (Y). Analisis
Jenis penelitian yang digunakan di dalam ini dilakukan untuk memprediksikan nilai
penelitian ini adalah penelitian kausalitas pengaruh dari variabel independent terhadap
dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian variabel dependent. Seperti untuk melihat
kausalitas adalah desain penelitian yang disusun jika nilai variabel independent mengalami
untuk meneliti kemungkinan adanya sebab kenaikan atau penurunan bagaimanakah
akibat antar variabel yang diteliti. Didalam dampaknya terhadap kenaikan atau penurunan
penelitian ini, umumnya hubungan sebab variabel dependent dan untuk mengetahui
akibat tersebut sudah dapat diprediksi oleh arah hubungan dan pengaruh antara variabel
peneliti, sehingga peneliti dapat menyatakan independent (X) dengan variabel dependent
klasifikasi variabel penyebab, variabel antara (Y), apakah variabel independent memiliki
dan variabel terikat. Objek penelitian adalah hubungan yang positif atau sebaliknya memiliki
industri perbankan syariah yang ada di nilai yang negatif terhadap variabel dependent
Indonesia. Yang menjadi variabel penelitian (Wibowo, 2012:127).
adalah tingkat bagi hasil sebagai variabel
Uji T
independent (bebas) dan minat menabung
Uji ini digunakan untuk mengetahui
nasabah sebagai variabel dependent (terikat).
apakah dalam model regresi variabel
Data-data yang dipakai adalah data sekunder
independent (X) secara parsial berpengaruh
yaitu data tingkat bagi hasil dan jumlah
signifikan terhadap variabel dependent (Y).
rekening tabungan di bank syariah, data-data
Rumus t-hitung pada analisis regresi adalah:
tersebut diambil dari Bank Indonesia. Alat
analisis data menggunakan perangkat lunak t=B
Statistic Package for Social Sciences (SPSS) Std. Error
versi 21. SPSS merupakan program aplikasi
komputer yang digunakan untuk melakukan
Uji F
perhitungan statistik dengan menggunakan
komputer. Kelebihan program ini adalah dapat Uji F atau uji simultan merupakan
melakukan secara cepat semua perhitungan pengujian yang digunakan untuk mengetahui
statistik dari yang sederhana sampai yang rumit apakah variabel independent atau variabel
sekalipun (Wibowo, 2012:8). bebas (X) secara simultan berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependent atau
180 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016

variabel terikat (Y). F hitung dapat dicari model tidak menjelaskan sedikit pun variasi
dengan rumus sebagai berikut: variabel dependent, sebaliknya R2 sama dengan
1, maka persentase sumbangan pengaruh
F hitung = yang diberikan variabel independent terhadap
variabel dependent adalah sempurna atau variasi
Uji Koefisien Determinasi variabel independent yang digunakan didalam
Uji R2 atau uji determinasi merupakan model menjelaskan 100% dari variasi variabel
suatu ukuran yang penting dalam regresi, karena dependent atau variabel terikat. Rumus didalam
dapat menginformasikan baik atau tidaknya mencari koefisien determinasi (R2) dengan dua
model regresi yang terestimasi, atau dengan variabel independent adalah sebagai berikut:
kata lain angka tersebut dapat mengukur
seberapa dekatkah garis regresi yang terestimasi
dengan data sesungguhnya. Pengujian ini
digunakan untuk mengetahui persentasi HASIL
sumbangan pengaruh variabel independent (X) Selanjutnya akan dilihat hasil penelitian serta
secara simultan terhadap variabel dependent akan dilakukan pembahasan terhadap temuan-
(Y). Koefisien ini menunjukan seberapa besar temuan penelitian yang ada. Setelah pengumpulan
persentase variasi variabel independent yang data mentah selesai dilakukan, langkah selanjutnya
digunakan dalam model mampu menjelaskan adalah melakukan pengolahan data dengan
variasi variabel dependent. Apabila R2 sama bantuan aplikasi SPSS, untuk melihat hubungan
dengan 0 (nol) maka tidak ada sedikit pun dan pengaruh antar variabel penelitian yaitu
persentase sumbangan atau pengaruh yang variabel independent dengan dependent. Maka
diberikan variabel independent (bebas) terhadap akan diperoleh output statistik sebagaimana yang
variabel dependent (terikat), atau variasi ada pada tabel-tabel berikut di bawah ini.
variabel independent yang digunakan dalam
Tabel 1. Koefisien Determinasi (R2)
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 0,871a 0,758 0,750 2498009,213
a. Predictors: (Constant), Bagi Hasil BPRS, Bagi Hasil BUS dan UUS

Berdasarkan hasil output SPSS determinasi sebesar 24,2% dijelaskan oleh variabel lain
(R 2) yang ada pada tabel 1 diatas maka diluar penelitian. Nilai R sebesar 0,871
dapat dilihat nilai R2 adalah sebesar 0,758 menunjukan bahwa antar variabel tingkat
atau jika dipersentasekan menjadi 75,8%, bagi hasil dengan minat manabung nasabah
hal ini memiliki arti bahwa variasi variabel memiliki hubungan sebesar 87,1%, artinya
dependent (minat menabung nasabah) bisa antar variabel independent (tingkat bagi hasil)
dijelaskan oleh variabel independent (tingkat dengan variabel dependent (minat menabung
bagi hasil) sebesar 75,8%, sedangkan sisanya nasabah) memiliki hubungan yang sangat kuat.
Pengaruh Tingkat Bagi Hasil (Widayani Wahab) 181
Tabel 2. Uji F (Simultan)
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1,116E15 2 5,580E14 89,420 0,000a
Residual 3,557E14 57 6,240E12
Total 1,472E15 59
a. Predictors: (Constant), Bagi Hasil BPRS, Bagi Hasil BUS dan UUS
b. Dependent Variable: Jumlah Rekening Tabungan

Dari hasil uji F (simultan) yang telah nasabah). Dengan maksud lain bisa dijelaskan
di lakukan dan terdapat pada tabel 2 diatas bahwa antar variabel penelitian yaitu variabel
menunjukan bahwa nilai taraf signifikansi independent (tingkat bagi hasil) baik itu yang
model penelitian adalah sebesar 0,000 atau ada di Bank Umum syariah dan Usaha Unit
nilainya dibawah 0,05 (< 0,05). Artinya Syariah maupun di Bank Pembiayaan Rakyat
variabel independent (tingkat bagi hasil) Syariah memiliki tingkat pengaruh yang kuat
mempunyai pengaruh yang signifikan (signifikan) terhadap variabel dependent (minat
terhadap variabel dependent (minat menabung menabung nasabah).
Tabel 3. Uji t (Parsial)
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 1,489E7 1470604,969 10,123 0,000
1 Bagi Hasil BUS dan UUS 1918331,120 502986,417 0,416 3,814 0,000
Bagi Hasil BPRS 2793556,458 260881,267 1,169 10,708 0,000
a. Dependent Variable: Jumlah Rekening Tabungan

Berdasarkan hasil pengujian t (parsial) Bank Umum syariah dan Usaha Unit Syariah
yang ada pada tabel 3 maka secara statistik terhadap minat menabung nasabah adalah
terlihat bahwa variabel bebas (baik yang ada di sebesar 1918331,120, hal ini menunjukan
Bank Umum syariah dan Usaha Unit Syariah apabila tingkat bagi hasil ditingkatkan sebesar
maupun di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah) 1%, maka jumlah tabungan masyarakat akan
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel meningkat sebesar 1918331,120. Dan apabila
terikat (minat menabung) karena memiliki nilai tingkat bagi hasil dimisalkan 0 (tetap)
nilai signifikansi sebesar 0,000 atau kecil dari maka nilai minat menabung masyarakat adalah
0,05. Dengan maksud lain antar variabel sebesar 1,489.
independent dengan dependent memiliki Pengaruh tingkat bagi hasil di Bank
pengaruh yang nyata secara parsial. Persamaan Pembiayaan Rakyat Syariah terhadap minat
yang dihasilkan dari penelitian adalah: menabung nasabah adalah sebesar 2793556,458,
Y = 1,489 + 1918331,120 + 2793556,458 apabila tingkat bagi hasil ditingkatkan sebesar
1%, maka jumlah tabungan masyarakat akan
Dari persamaan diatas dapat diartikan
meningkat sebesar 2793556,458. Dan apabila
bahwa besarnya pengaruh tingkat bagi hasil di
182 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016

nilai tingkat bagi hasil dimisalkan 0 (tetap) mempromosikan kepada masyarakat bahwa
maka nilai minat menabung masyarakat adalah bank yang dikelolanya memiliki sistem bagi
sebesar 1,489. hasil yang menggiurkan.

PEMBAHASAN KESIMPULAN
Hasil penelitian menemukan bahwa antar Dengan pesatnya perkembangan dan
variabel independent (tingkat bagi hasil) dengan pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia
variabel dependent (minat menabung nasabah) menjadikannya sebagai salah satu solusi dalam
memiliki hubungan yang sangat kuat. Hal membantu pertumbuhan dan perkembangan
ini terjadi karena tingkat bagi hasil dominan perekonomian masyarakat. Mempertahankan
mempengaruhi minat menabung nasabah. kelangsungan hidup bank syariah tergantung
Selain itu kualitas pelayanan yang diberikan, kepada kemampuan bank syariah dalam
strategi pemasaran yang digunakan ataupun memberikan pelayanan yang unggul, cepat
atribut produk perbankan yang ditawarkan dan tepat pada nasabah. Untuk mencapai
perlu dipertimbangkan dalam meningkatkan tujuan tersebut, maka bank harus mampu
minat menabung nasabah pada bank syariah. menciptakan produk jasa yang bernilai
Selain itu hal yang harus dipertimbangkan baru untuk mendapatkan nasabah yang
oleh bank syariah adalah memberikan kualitas potensial ditengah masyarakat. Sistem bagi
pelayanan yang prima kepada nasabah, namun hasil merupakan sistem di mana dilakukannya
tidak mengabaikan kebijakan mengenai perjanjian atau ikatan bersama di dalam
tingkat bagi hasil yang ditawarkan ke nasabah. melakukan kegiatan usaha. Di dalam usaha
Penelitian menemukan bahwa variabel tersebut diperjanjikan adanya pembagian hasil
independent (tingkat bagi hasil) berpengaruh atas keuntungan yang akan di dapat antara
secara signifikan terhadap variabel dependent kedua belah pihak atau lebih. Dari hasil dan
(minat menabung nasabah). Hasil temuan ini pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan
terjadi karena tingkat bagi hasil adalah hal yang sebagai berikut:
begitu dominan dalam mendorong seseorang a. Penelitian memiliki nilai determinasi (R2)
nasabah dalam membuka rekening tabungan sebesar 0,758 atau jika dipersentasekan
di bank syariah. Pihak manajemen bank menjadi 75,8%, hal ini memiliki arti
harus melakukan persaingan tingkat bagi hasil bahwa variasi minat menabung nasabah
dengan bank pesaing secara berkelanjutan, bisa dijelaskan oleh variabel independent
karena nasabah mempertimbangkan tingkat (tingkat bagi hasil) sebesar 75,8%,
bagi hasil dalam menentukan apakah ia sedangkan sisanya sebesar 24,2% dijelaskan
akan menabung atau tidak di suatu bank oleh variabel lain diluar penelitian. Nilai
syariah. Atau manajemen bank syariah R sebesar 0,871 menunjukan bahwa antar
harus mengeluarkan biaya yang besar untuk variabel tingkat bagi hasil dengan minat
Pengaruh Tingkat Bagi Hasil (Widayani Wahab) 183

manabung nasabah memiliki hubungan Antonio, Syafei. 1999. Bank Syariah Suatu
sebesar 87,1%, artinya antar variabel Pengenalan Umum. Jakarta: Tazkia Institute
independent (tingkat bagi hasil) dengan dan BI.
variabel dependent (minat menabung
Arifin, Zainul. 2000. Memahami Bank Syariah,
nasabah) memiliki hubungan yang sangat
Peluang Tantangan dan Praktek. Jakarta:
kuat.
Alfabeta.
b. Dari uji F menunjukan bahwa nilai
signifikansi adalah sebesar 0,000 atau Basu, Swastha dan Irawan. 2008. Manajemen
nilainya dibawah 0,05. Artinya variabel Pemasaran Moderen. Yogyakarta: Liberty
tingkat bagi hasil mempunyai pengaruh Offset.
yang signifikan terhadap minat menabung Chapra, Umer. 2000. Sistem Moneter Islam.
nasabah. Dengan maksud lain antar Jakarta: Gema Insani.
variabel independent dengan dependent
memiliki pengaruh yang kuat. Ehigie, B. O. 2006. Correlates of Customer
Loyalty To Their Banks: A Case Study
c. Berdasarkan hasil pengujian t (parsial)
In Nigeria. International Journal of Bank
secara statistik terlihat bahwa variabel
Marketing, 24 (7): 494-508.
bebas berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel terikat. Enggel, James F. 1995. Perilaku Konsumen.
Jakarta: Binarupa Aksara.
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir. 2004. Pemasaran Bank. Jakarta:
Abidin, Zaenal. 2007. Kinerja Efisiensi Pada Kencana.
Bank Umum. Proceeding PESAT. 2. 21-22.
Loudon, D.L, dan Della Bitta, A.J. 1993.
Alma, Buchari. 1994. Ajaran Islam dalam Consumer Behavior: Concepts and
Bisnis. Bandung : Alfabeta. Application. New York: McGraw-Hill.
Ananth, A., Ramesh, R. and Prabaharan, Muhammad. 2004. Bank Syariah: Analisa
B. 2011. Service Quality GAP Analysis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan
in Private Sector Banks A Customer Ancaman. Yogyakarta : Ekonosia.
Perspective. Internationally Indexed Journal,
2 (1): 245-252. Muhammad. 2002. Manajemen Bank Syariah.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Andespa, Roni. 2016. Studi Perbandingan
Kualitas Pelayanan Industri Perbankan Pass, Christopher dan Bryan Lowes. 1994.
Syariah dengan Konvensional, Al-Masraf: Kamus Lengkap Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan, Ridzwan, Nuradli Shah. 2007. Islamic Banking
1 (1): 77-92. Users Are Hungry for Service Quality.
184 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016

Journal of Islamic Economics, Banking and Sidiqi, Najatullah. 1996. Kemitraan Usaha
Finance, 6 (2): 81-94. dan Bagi Hasil dalam Hukum Islam.
Yogyakarta: Dana Bakti Prima Yasa.
Rusli, Karim. 1992. Berbagai Aspek Ekonomi
Islam. Yogyakarta: Tiara Wacana. Sudarsono, Heri. 2004. Bank dan Lembaga
Keuangan Syariah. Yogyakarta: Ekonosia.
Sadek, D., Zainal, N., Taher, M. and Yahya,
A. 2010. Service Quality Perceptions Sumitro, Warkun. 1996. Asas-asas Perbankan
Between Cooperative and Islamic Banks Islam dan Lembaga-lembaga Terkait di
of Britain. American Journal of Economics Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
and Business Administration, 2 (1): 1-5.
Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran.
Saeed, Abdullah. 2003. Bank Islam dan Bunga; Yogyakarta: Andi.
Studi Kritis dan Interpretasi Kontemporer
Wibowo. 2012. Aplikasi Praktis SPSS Dalam
tentang Riba dan Bunga. Yogyakarta:
Penelitian. Yogyakarta: Gava Media.
Pustaka Pelajar.
Winardi. 1991. Marketing dan Perilaku
Siamat, Dahlan. 1995. Manajemen Lembaga
Konsumen. Bandung: Mandar Maju.
Keuangan. Jakarta : Intermedia.

Anda mungkin juga menyukai