Anda di halaman 1dari 7

Peningkatan Material Requirement Planning Dengan Menggunakan Aplikasi

Abstrak
Untuk menjamin kelancaran produksi, ketepatan waktu penerimaan bahan baku dan
bahan pendukung lainnya oleh pihak produksi merupakan faktor yang sangat penting.
Tanpa perencanaan yang matang serta pengendalian yang ketat, resiko ketepatan waktu
dalam pemasokan dan penerimaan material (bahan baku dan bahan pendukungnya) akan
menjadi semakin tinggi yang mengakibatkan produksi tidak mampu untuk menghasilkan
jumlah unit produk yang dibutuhkan oleh Pelanggan/konsumen. Oleh karena itu,
diperlukan suatu teknik ataupun sistem yang berfungsi untuk merencanakan jadwal
keperluan material yang dibutuhkan. Teknik ataupun sistem tersebut biasanya disebut
Material Requirement Plan atau disingkat dengan MRP. Dalam Bahasa Indonesia MRP
atau Material Requirement Planning ini sering diterjemahkan menjadi Perencanaan
Kebutuhan Material. Oleh karena itu betapa pentingnya mengetahui MRP suatu perusahaan
agar semua perencanaan dapat terlaksana sesuai dengan harapan. Dengan adanya aplikasi
yg secara langsung memantau keadaan MRP ini mungkin akan lebih membuat laporan
MRP pada perusahaan bisa lebih efisien dan maksimal.

 Pendahuluan
Seperti yang telah sama-sama kita ketahui, Perusahaan Manufaktur adalah sebuah
perusahaan yang kegiatannya mengolah bahan mentah menjadi suatu produk siap pakai
yang kemudian dijual demi mendapatkan keuntungan. Proses perubahan bahan mentah
menjadi produk jadi dikenal dengan sebutan proses produksi.Dalam hal ini, perusahaan
manufaktur pastinya memiliki banyak proses produksi yang digunakan,dimana jika proses
tersebut tidak di kelola dengan baik akan menjadi sangat vatal dalam kelancaran bisnis
yang mereka jalankan.
Terlebih untuk perusahaan manufaktur yang besar, proses produksi yang mereka miliki
bisa jauh lebih kompleks atau lebih rumit. Hal ini menyebabkan setiap perusahaan
manufaktur membutuhkan sebuah sistem yang dapat membantu mereka mengorganisir
serta memudahkan proses bisnis dan juga proses produksi mereka sehingga dapat
mengembangkan potensi atau peluang yang mereka miliki
Didalam menjalankan fungsinya sendiri dalam proses manufaktur amatlah banyak hal
yg bisa dikatakan menjadi tantangan atau bisa disebut pula hambatan yang bisa
mengganggu lancarnya proses manufaktur itu sendiri,terlebih dalam menjalankan
fungsinya,ini tidak terlepas disebabkan karena hal yg memang pada nyatanya tidak pernah
bisa diperkirakan sebelumnya tetapi masih bisa ditanggulangi atau dicegah dengan
berbagai macam metode,salah satunya metoder MRP itu sendiri,berikut berbagai macam
masalah yg sering dihadapi oleh perusahaan dalam proses manufaktur :
1. Kesulitan dalam memperkirakan ketersediaan barang dagangan sesuai dengan
permintaan customer
2. Kesulitan untuk memastikan ketersediaan material untuk melakukan produksi
3. Kesulitan untuk menentukan jadwal produksi yang sangat padat
4. Kesulitan untuk memaintain atau mengelola kapasitas produksi
5. Kesulitan untuk mendapatkan informasi mengenai biaya dan waktu untuk proses
produksi yang lebih real time
6. Kesulitan untuk melakukan audit secara cepat atas inventory berdasarkan batch /
serial number
Begitu banyak memang permasalahan yg dihadapi perusahaan dalam menjalankan
proses manufaktur itu sendiri,namun dari berbagai macam permasalahan yg ada yg
akan menjadi focus pembahasan adalah pada point nomor 2 dimana disana dituliskan
“Kesulitan untuk memastikan ketersediaan material untuk melakukan produksi” disini
sangat jelas ketika kita berbicara tentang material otomatis itu adalah bahan utama atau
syarat utama terbentuknya sebuah barang yg akan di produksi,dan apabila material itu
tidak tersedia maka sudah bisa dipastikan pemroduksian barang tidak akan terlaksana.
Dan apa yg konsumen butuh dan produsen ingin ini tidak akan tercapai sehingga proses
transaksi pun tidak akan terjadi diantara ini. Namun apabila ketersediaan material bisa
diperhitungkan dan keinginan konsumen akan material suatu produk bisa diketahui
maka apa yg akan terjadi akan bisa diperhitungkan. Karena ketika kita tahu apa yg
konsumen ingin secara keseluruhan maka kita juga akan bisa tahu hal apa yg harus kita
persiapkan. Maka dari itu teknik pengendalian yg baik untuk mengatasi ini adalah MRP
(Material Requierment Planning) Untuk dapat melakukan pengendalian terhadap
inventori dalam konteks permintaan yang dependen, salah satu dari beberapa sistim
yang dapat digunakan adalah Material Requirement Planning (MRP) System atau
sering juga disebut "Little" MRP. MRP merupakan sistim yang dirancang untuk
kepentingan perusahaan manufaktur termasuk perusahaan kecil. Alasannya adalah
bahwa MRP merupakan pendekatan yang logis dan mudah dipahami untuk
memecahkan masalah-masalah yang terkait dengan penentuan jumlah bagian,
komponen, dan material yang diperlukan untuk menghasilkan produk akhir. MRP juga
memberikan skedul waktu yang terinci kapan setiap komponen, material dan bagian
harus dipesan atau diproduksi.MRP didasarkan pada permintaan dependen. Permintaan
dependen adalah permintaan yang disebabkan oleh permintaan terhadap item level
yang lebih tinggi. Misalnya permintaan akan mesin otomotif, roda merupakan
permintaan dependen yang tergantung pada permintaan otomobil. MRP digunakan
pada berbagai industri terutama yang berkarakteristik job-shop, yakni industri yang
memproduksi sejumlah produk dengan menggunakan peralatan produksi yang relatif
sama.. MRP tidak akan cocok bila diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan
produk dalam jumlah yang relatif sedikit.dan dengan dikembangkan dengan sebuah
aplikasi maka metode ini akan jauh lebih bisa menjajak seluruh keinginan konsumen
dan perusahaan mampu memperkirakan dan mempersiapkan kebutuhan utama material
yg diinginkan.
 Landasan Teori
Material Requirement Planning (MRP) adalah suatu teknik yang digunakan
untuk perencanaan dan pengendalian item barang (komponen) yang tergantung
(dependent) pada item ditingkat (level) yang lebih tinggi. MRP pertama kali ditemukan
oleh Joseph Orlicky dari J.I Case Company pada sekitar tahun 1960. Metode MRP bersifat
Computer Oriented Approach yang terdiri dari sekumpulan prosedur, aturan-aturan
keputusan dan seperangkat mekanisme pencatatan yang dirancang untuk menjabarkan
suatu Master Production Schedule (MPS). MRP selalu berkembang sesuai dengan
tuntutan perkembangan teknologi dan tututan terhadap sistem perusahaan. Sampai saat
ini perkembangan MRP terjadi sampai dengan 4(empat) kali dan tidak tertutup untuk
masa yang akan datang MRP akan berkembang terus.

Ke-empat perkembangan MRP tersebut adalah :


1. Material Requirement Planning (MRP) adalah suatu teknik atau set prosedur yang
sistematis dalam penentuan kuantitas serta waktu dalam proses pengendalian bahan
terhadap komponen-komponen permintaan yang saling bergantung (Dependent Demand
Item).
2. Material Requirement Planning II (MRP II) adalah perluasan dari MRP, lebih dari
sekedar proses penentuan kebutuhan material. Fenomena ini melahirkan konsep baru yang
disebut Perencanaan Sumberdaya Manufactur (MRP II).
3. Material Requirement Planning III (MRP III) adalah perluasan MRP dalam tingkat
akurasi peramalan, permintaan, penggunaan secara tepat dan baik peramalan permintaan
(Forecast Demand), sehingga dapat merubah Master Production Schedule (MPS).
4. Material Requirement Planning 9000 (MRP 9000) adalah perluasan MRP yang
sudah merupakan tawaran yang benar-benar lengkap dan terintegrasi dengan sistem
management manufacturing, termasuk juga inventory, penjualan, perencanaan,
pembuatan, dan pembelian menggunakan buku besar.
MRP adalah lebih dari sekedar metode proyeksi kebutuhan-kebutuhan akan
komponen individual dari suatu produk. Sistem MRP mempunyai tiga fungsi utama :
kontrol tingkat persediaan, penugasan komponen berdasar prioritas, dan penentuan
kebutuhan kapasitas (capacity requirement) pada tingkat yang lebih detail daripada
proses perencanaan.
Ada 3 inputan yang dibutuhkan untuk membangun sistem MRP tersebut.
Inputan tersebut adalah :
1. Master Production Schedule (MPS) adalah merupakan suatu rencana produksi yang
menggambarkan hubungan antara kuantitas setiap jenis produk akhir yang
diinginkan dengan waktu penyediaannya. Master Production Schedule ini diperoleh
dari hasil peramalan kebutuhan melalui tahapan perhitungan perencanaan produksi
yang baik.
2. Bill Of Material (BOM) merupakan daftar dari semua material, parts dan
subassemblies, serta kuantitas yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produksi
parent assembly.
3. Status Persediaan (Inventory Master File) adalah keadaan dari setiap komponen
atau material yang ada dalam persedian yang meliputi jumlah persedian yang dimiliki
pada setiap periode, jumlah barang yang sedang dipesan, waktu ancang-ancang.
Ketiga input tersebut membentuk arsip-arsip yang saling berhubungan dengan
bagian produksi dan pembelian sehingga dapat menghasilkan informasi terbaru tentang
pemesanan, penerimaan, dan pengeluaran komponen dari gudang.
Setelah ketiga Inputan tersebut tersedia maka MRP dapat melakukan proses
perhitungan MRP yang sesuai dengan kebutuhan produksi.
Output dari perhitungan MRP adalah penentuan jumlah masing-masing dari item
yang dibutuhkan bersamaan dengan tanggal dibutuhkannya. Informasi ini digunakan
untuk merencanakan pelepasan pesanan (order release) untuk pembelian dan pembuatan
sendiri komponen yang dibutuhkan.

 Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan yg bersifat uji coba ,dengan
memasukan seluruh ketentuan dalam pembuatan MRP sendiri ke dalam sebuah aplikasi.
Langkah-Langkah pembuatan MRP
 Netting,yaitu perhitungan bersih yg besarnya merupakan selisih antara
kebutuhan dan persediaan
 Lotting,yaitu perhitungan untuk menentukan besarnya pemesanan
 Off Setting,yaitu perhitungan untuk menentukan saat yg tepat dalam melakukan
renacana pemesanan
 Exploding,yaitu proses perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat yg lebih
rendah berdasarkan rencana produksi

Dalam hal ini seluruh ketentuan dalam pembuatan MRP dimasukkan kedalam sebuah
system aplikasi dimana aplikasi itu sendiri langsung mencatat setiap laporan dari
konsumen maupun supplier secara efisien ,untuk dilaporkan ke bagian produsen yg
pada akhirnya produsen mampu mempersiapkan apa yg dibutuhkan oleh konsumen
dalam skala besar .

 KESIMPULAN
Penelitian yg berjudul peningkatan material requirement planning dengan
menggunakan aplikasi layak untuk diimplementasikan karena dengan adanya aplikasi
MRP ini memungkinkan kemudahan laporan MRP ke produsen dari konsumen dan
supplier lebih efisien dan detail. Sehingga perusahaan mampu memperkirakan MRP yg
baik untuk keberlangsungan proses manufaktur sebuah perusahaan sehingga
kemungkinan untuk kekurangan bahan baku ini bisa diperkirakan atau bahkan di
rekayasa untuk memenuhi kebutuhan manufaktur itu sendiri.
 SARAN
Penelitian yg yg berjudul peningkatan material requirement planning dengan
menggunakan aplikasi ini baiknya untuk lebih diperdalam lagi karena pada tulisan ini
hanya gambaran semata tanpa penerapan yg jelas hanya saja landasannya yg kuat
namun dalam pengimplementasiannya ini masih belum dilakukan.

 DAFTAR PUSTAKA

https://sites.google.com/site/operasiproduksi/perencanaan-kebutuhan-bahan
https://docplayer.info/31335170-Material-requirement-planning-mrp.html
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-mrp-material-requirement-planning-tujuan-
penerapannya/
http://8thinktank.co.id/sap-business-one/6-permasalahan-perusahaan-manufaktur/
5
6

Anda mungkin juga menyukai