Carcinoma Buli-Buli
Carcinoma Buli-Buli
I. Diagnosa Medis
Yang paling sering dijangkiti kanker dari alat perkemihan adalah Buli-buli. Kanker
Buli-buli terjadi tiga kali lebih banyak pada pria dibandingkan pada wanita, dan tumor-
tumor multipel juga lebih sering, kira-kira 25% klien mempunyai lebih dari satu lesi pada
satu kali dibuat diagnosa.
Pada tiga dasawarsa terakhir, kasus Buli-buli pada pria meningkat lebih dari 20 %
sedangkan kasus pada wanita berkurang 25%. Faktor predisposisi yang diketahui dari
kanker Buli-buli adalah karena bahan kimia betanaphytilamine dan xenylamine, infeksi
schistosoma haematobium dan merokok.
Tumor dari Buli-buli berurutan dari papiloma benigna sampai ke carcinoma
maligna yang invasif. Kebanyakan neoplasma adalah jenis sel-sel transisi, karena saluran
kemih dilapisi epithelium transisi. Neoplasma bermula seperti papiloma, karena itu setiap
papiloma dari Buli-buli dianggap pramalignansi dan diangkat bila diketahui. Karsinoma
sel-sel squamosa jarang timbul dan prognosanya lebih buruk. Neoplasma yang lain adalah
adenocarcinoma.
Kanker Buli-buli dibagi tingkatannya berdasarkan kedalaman tingkat invasifnya
yaitu: tingkat O Mukosa, tingkat A Sub Mukosa, Tingkat B Otot, Tingkat C Lemak
Perivisial, Tingkat D Kelenjar Limfe.
5. Resiko tinggi kerusakan membran mukosa mulut berhubungan dengan efek samping
kemotherapi dan radiasi/radiotherapi.
Tujuan :
- Membrana mukosa tidak menunjukkan kerusakan, terbebas dari inflamasi dan ulcerasi
- Klien mengungkapkan faktor penyebab secara verbal.
- Klien mampu mendemontrasikan tehnik mempertahankan/menjaga kebersihan rongga
mulut.
Tindakan :
a. Kaji kesehatan gigi dan mulut pada saat pertemuan dengan klien dan secara
periodik.
b. Kaji rongga mulut setiap hari, amati perubahan mukosa membran. Amati tanda
terbakar di mulut, perubahan suara, rasa kecap, kekentalan ludah.
c. Diskusikan dengan klien tentang metode pemeliharan oral hygine.
d. Intruksikan perubahan pola diet misalnya hindari makanan panas, pedas, asam,
hindarkan makanan yang keras.
e. Amati dan jelaskan pada klien tentang tanda superinfeksi oral.
Kolaboratif
f. Konsultasi dengan dokter gigi sebelum kemotherapi
g. Berikan obat sesuai indikasi, analgetik, topikal lidocaine, antimikrobial mouthwash
preparation.
h. Kultur lesi oral.
Rasional:
a. Mengkaji perkembangan proses penyembuhan dan tanda-tanda infeksi memberikan
informasi penting untuk mengembangkan rencana keperawatan.
b. Masalah dengan kesehatan mulut dapat mempengaruhi pemasukan makanan dan
minuman.
c. Mencari alternatif lain mengenai pemeliharaan mulut dan gigi.
d. Mencegah rasa tidak nyaman dan iritasi lanjut pada membran mukosa.
e. Agar klien mengetahui dan segera memberitahu bila ada tanda-tanda tersebut.
f. Meningkatkan kebersihan dan kesehatan gigi dan gusi.
g. Tindakan/terapi yang dapat menghilangkan nyeri, menangani infeksi dalam rongga
mulut/infeksi sistemik.
h. Untuk mengetahui jenis kuman sehingga dapat diberikan terapi antibiotik yang
tepat.
6. Resiko tinggi kurangnya volume cairan berhubungan dengan output yang tidak normal
(vomiting, diare), hipermetabolik, kurangnya intake
Tujuan :
Klien menunjukkan keseimbangan cairan dengan tanda vital normal, membran mukosa
normal, turgor kulit bagus, capilarry ferill normal, urine output normal.
Tindakan :
a. Monitor intake dan output termasuk keluaran yang tidak normal seperti emesis,
diare, drainase luka. Hitung keseimbangan selama 24 jam.
b. Timbang berat badan jika diperlukan.
c. Monitor vital signs. Evaluasi pulse peripheral, capilarry refil.
d. Kaji turgor kulit dan keadaan membran mukosa. Catat keadaan kehausan pada
klien.
e. Anjurkan intake cairan samapi 3000 ml per hari sesuai kebutuhan individu.
f. Observasi kemungkinan perdarahan seperti perlukaan pada membran mukosa, luka
bedah, adanya ekimosis dan pethekie.
g. Hindarkan trauma dan tekanan yang berlebihan pada luka bedah.
Kolaboratif
h. Berikan cairan IV bila diperlukan.
i. Berikan therapy antiemetik.
j. Monitor hasil laboratorium : Hb, elektrolit, albumin
Rasional:
a. Pemasukan oral yang tidak adekuat dapat menyebabkan hipovolemia.
b. Dengan memonitor berat badan dapat diketahui bila ada ketidakseimbangan cairan.
c. Tanda-tanda hipovolemia segera diketahui dengan adanya takikardi, hipotensi dan
suhu tubuh yang meningkat berhubungan dengan dehidrasi.
d. Dengan mengetahui tanda-tanda dehidrasi dapat mencegah terjadinya hipovolemia.
e. Memenuhi kebutuhan cairan yang kurang.
f. Segera diketahui adanya perubahan keseimbangan volume cairan.
g. Mencegah terjadinya perdarahan.
h. Memenuhi kebutuhan cairan yang kurang.
i. Mencegah/menghilangkan mual muntah.
j. Mengetahui perubahan yang terjadi.
7. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh sekunder
dan sistem imun (efek kemotherapi/radiasi), malnutrisi, prosedur invasif
Tujuan :
- Klien mampu mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam tindakan pecegahan infeksi
- Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi dan penyembuhan luka berlangsung normal
Tindakan :
a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan. Pengunjung juga dianjurkan melakukan
hal yang sama.
b. Jaga personal hygine klien dengan baik.
c. Monitor temperatur.
d. Kaji semua sistem untuk melihat tanda-tanda infeksi.
e. Hindarkan/batasi prosedur invasif dan jaga aseptik prosedur.
Kolaboratif
f. Monitor CBC, WBC, granulosit, platelets.
g. Berikan antibiotik bila diindikasikan.
Rasional:
a. Mencegah terjadinya infeksi silang.
b. Menurunkan/mengurangi adanya organisme hidup.
c. Peningkatan suhu merupakan tanda terjadinya infeksi.
d. Mencegah/mengurangi terjadinya resiko infeksi.
e. Mencegah terjadinya infeksi.
f. Segera dapat diketahui apabila terjadi infeksi.
g. Adanya indikasi yang jelas sehingga antibiotik yang diberikan dapat mengatasi
organisme penyebab infeksi.
9. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan
kemotherapi, deficit imunologik, penurunan intake nutrisi dan anemia.
Tujuan :
- Klien dapat mengidentifikasi intervensi yang berhubungan dengan kondisi spesifik
- Berpartisipasi dalam pencegahan komplikasi dan percepatan penyembuhan
Tindakan :
a. Kaji integritas kulit untuk melihat adanya efek samping therapi kanker, amati
penyembuhan luka.
b. Anjurkan klien untuk tidak menggaruk bagian yang gatal.
c. Ubah posisi klien secara teratur.
d. Berikan advise pada klien untuk menghindari pemakaian cream kulit, minyak,
bedak tanpa rekomendasi dokter.
Rasional:
a. Memberikan informasi untuk perencanaan asuhan dan mengembangkan identifikasi
awal terhadap perubahan integritas kulit.
b. Menghindari perlukaan yang dapat menimbulkan infeksi.
c. Menghindari penekanan yang terus menerus pada suatu daerah tertentu.
d. Mencegah trauma berlanjut pada kulit dan produk yang kontra indikatif.
PENGKAJIAN DATA
I. IDENTITAS
Nama : Tn. M.
Umur : 75 tahun.
Jenis Kelamin : Laki-laki.
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia.
Agama : Islam.
Pekerjaan : Buruh tani.
Pendidikan : SD (tidak tamat).
Alamat : Sungai Lebak RT 10 / RW 3 Karang Geneng Lamongan.
Alasan Dirawat: BAK tidak lancar dan terasa nyeri, badan panas sejak 2 minggu yang
lalu.
Keluhan Utama Sebelumnya:
Mulai 2 minggu yang lalu kencing hanya bisa menetes, tidak dapat tuntas, terasa ada
sisa, pancaran tidak jauh dan terasa nyeri.
Saat Pengkajian : Klien cemas menunggu jadwal operasi karena masalah keuangan.
Upaya yang telah dilakukan:
Berobat ke RS Ponorogo dan mendapat obat, ke-mudian dirujuk ke RSUD Dr.
Soetomo.
Terapi/Operasi yang pernah dilakukan: tidak ada.
Sosial/Interaksi
Hubungan dengan klien: tidak kenal.
Dukungan keluarga : aktif.
Dukungan kelompok/teman/masyarakat: kurang.
Reaksi saat interaksi : kontak mata.
Konflik yang terjadi terhadap: peran.
3.11 SPIRITUAL
Konsep tentang penguasa kehidupan: Allah.
Ritual agama yang bermakna/berarti/diharapkan saat ini: sholat.
Sarana/peralatan/orang yang diperlukan untuk melaksanakan ritual agama yang
diharapkan saat ini: lewat ibadah.
Upaya kesehatan yang bertentangan dengan keyakinan agama: tidak ada.
Keyakinan/kepercayaan bahwa penyakit dapat disembuhkan: klien
mempercayainya.
Persepsi terhadap penyebab penyakit: sebagai cobaan/peringatan.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium tanggal 3 Mei 2001:
- Leukosit : 18,9 x 1000/UL
- Erythrocyt: 4,03 x 1 juta/UL
- Hb : 9,1 g/dl.
- PCV : 30,1%
- MCV : 74,7 FL
- Trombosit : 829 x 1000/UL
- Albumin : 3,5 g/dl.
- Diff:
Seg : 85
Lym: 11.
- LED: 91 mm/jam.
Pemeriksaan mikrobiologi tanggal 21 April 2001(hasilnya keluar tanggal 30 April
2001)
Bahan urine:
- Kultur/biakan: * mikroba pseudomonas sp.
* jumlah kuman > 105CFU/ml.
Test kepekaan antibiotika (sensitivity test).
DAM 10 test = 3 sensitive : 7 resistent.
Bahan urine:
Diagnosa tampak sel-sel ganas transitional cell carsinoma.
Keterangan: dalam sediaan ditemukan sel-sel ganas transitional cell carsinoma.
Pemeriksaan Radiologi
- IVP/BOP tanggal 21 April 2001
Kesimpulan: hidronephrosis grade II – III kiri dan hidroureter kiri filling defect
pada buli, suspect massa buli.
- USG urologis tanggal 21 April 2001
Kesimpulan: massa didaerah dasar dan lateral kiri buli hidronephrosis grade II S.
- USG abdomen tanggal 3 Mei 2001
Kesimpulan: hidronephrosis sedang bilateral, massa buli-buli dengan kalsifikasi
tak tampak tanda metastase pada hepar dan para aorta.
Terapi:
Infus RL : D5= 2 : 3 20 tetes/menit.
Ampicillin 1 gr 4x1.
Gentamycin 80 mg 2x1.
Parasetamol 500 mg 3x1 tab.
Cepatoxim 500 mg 3x1 tab.
Transfusi PRC 2 kolf/hari.
Transfusi FFP 2 kolf .
Diit: TKTP dan Entrasol..
ANALISA DATA
9 Mei 2001 S: Klien berpikir Kurangnya in- Kurang penge- Kurang pengeta-
bahwa dengan o- formasi & keter- tahuan tentang huan tentang pe-
perasi maka dia batasan kognitif. penyakit, prog- nyakit, prognosis
pasti sembuh to- nosis & pengo- & pengobatan ber-
tal. batan. hubungan dengan
O: -Pendidikan klien kurangnya infor-
SD tidak sam- masi & keterbatas-
pai tamat. an kognitif.
-Klien selalu ber-
tanya tentang
penyakit & jad-
wal operasinya.
-Klien merasa ti-
dak diperhati-
kan/tidak dioba-
ti.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN RENCANA
NO TGL RASIONAL
& HASIL YANG TINDAKAN
DIHARAPKAN
1 8 Cemas berhubungan a. Tentukan penga- a. Data-data
Mei dengan situasi krisis laman klien se- mengenai
2001 (kanker) & sosio ekonomi. belumnya terha-dap pengalaman klien
penyakit yang se-belumnya akan
Tujuan: dideritanya. mem berikan dasar
a. Klien dapat mengurangi untuk penyuluhan
ra-sa cemasnya. dan menghindari
b. Klien rileks & dapat adanya duplikasi.
meli-hat dirinya secara b.Berikan informasi
objektif. tentang prognosis b.Pemberian informasi
d. Menunjukkan secara akurat. dapat membantu
koping yang efektif. klien dalam mema-
hami proses penya-
Kriteria Hasil: kitnya.
a. Klien melaporkan c. Jelaskan
perasa-an cemasnya pengobatan, tujuan c. Membantu klien da-
berkurang. dan efek sam-ping. lam memahami ke-
b. Klien menyatakan Bantu klien mem- butuhan untuk pe-
pema-hamannya tentang persiapkan diri da-lam ngobatan dan efek
penya-kit. pengobatan. sampingnya.
Black, Joyce M & Esther Matassarin-Jacobs. 1997. Medical Surgical Nursing : Clinical
Management for Continuity of Care, Edisi 5, W.B. Saunders Company,
Philadelphia
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta.
Doenges, Marilyn E, et all. 1993. Nursing Care Plans : Guidelines for Planning and
Documenting Patient Care, Edition 3, F.A. Davis Company, Philadelphia.
Gale, Danielle & Charette, Jane. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. EGC.
Jakarta.
Long, Barbara C. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Alih Bahasa: Yayasan Ikatan Alumni
Pendidikan Keperawatan Pajajaran Bandung, Edisi 1, Yayasan IAPK Pajajaran,
Bandung.