Alat PHN Kit
Alat PHN Kit
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
1. Perawat Koordinator Perkesmas Perawat Kooordinator
Perkesmas bertangung jawab kepada Kepala Puskesmas
terhadap keberhasilan upaya perkesmas di puskesmas, mulai
dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan serta penilaian.
Koordinator perkesmas ditetapkan oleh Kepala Puskesmas
dengan kualifikasi Minimal D III Keperawatan, telah mengikuti
pelatihan keperawatan kesehatan komunitas dan memiliki
pengalaman dalam pelaksanaan perkesmas.
2. Perawat Pelaksana Perkesmas di Puskesmas
Perawat Pelaksana Perkesmas di Puskesmas adalah semua
tenaga fungsional perawat di puskesmas. Perawat pelaksana
perkesmas memberikan pelayanan/ asuhan keperawatan baik
kepada individu, keluarga maupun kelompok. Penilaian kinerja
perawat pelaksana menggunakan instrumen penilaian jabatan
fungsional bagi perawat di puskesmas.
3. Perawat Penaggungjawab Desa/ Daerah Binaan (Darbin)
Perawat Penaggungjawab Desa/ Daerah Binaan (Darbin)
merupakan pelaksana sekaligus membantu perawat
koordinator perkesmas dalam merencanakan, melaksanakan,
memantau dan menilai asuhan keperawatan terhadap individu,
keluarga, kelompok, masyarakat di satu atau lebih desa/
daerah binaan yang menjadi tanggung jawabnya.
C. JADWAL KEGIATAN
Jadwal Kegiatan Pelayanan Perkesmas Kesehatan UPT Puskesmas
Poned Balowerti
No. Jenis pelayanan Waktu Keterangan
KETERANGAN RUANGAN :
1. Kursi Pasien/Klien
2. Meja Petugas Perkesmas
3. Lemari Food Model & Leaflet
4. Jendela
5. Meja Pet. Kesling
6. Meja Konsultasi
7. Kursi Konsultan
8. Kursi Pasien/Klien
9. Pintu Masuk dan Keluar
B. STANDAR FASILITAS
1. PERLENGKAPAN
a. Meja
b. Kursi
c. Almari alat
d. Wastafel
e. Komputer
f. Printer
2. PERALATAN
SPESIFIKASI PAKET PHN KIT
UNTUK KEGIATAN PERKESMAS
NO NAMA BARANG SPESIFIKASI JUMLAH
BARANG
1 Tas PHN Kit Bahan Tas : 1 buah
Nylon tahan air
(Waterproof).
Warna Tas : Biru
Donker dengan
List Kuning.
Model Tas :
Jenis Ransel
dengan tulisan di
muka tertera
"PHN Kit"
ALAT KESEHATAN
A. PEMERIKSAAN
TTV
2 Stetoskop Stainless Steel 1 buah
(Dual Head)
3 Tensimeter Air Model Meja 1 buah
Raksa
4 Palu Reflek Karet Stainless Steel, 1 buah
Segitiga Kepala Segitiga
terbuat dari karet
5 Termometer Digital LCD Display 1 buah
6 Pen Light Stainless Steel 1 buah
dengan 2 AAA
Batery
B. PEMERIKSAAN
STATUS GIZI &
DARAH
7 Timbangan Badan Bentuk 1 buah
Digital timbangan dari
bahan kaca.
Berfungsi untuk
anak-anak dan
dewasa,
menggunakan
baterai. LCD
Display
8 Meteran Terdapat ukuran 1 buah
cm dan inchi
pada sisi tali
meteran 1 buah
9 Alat Test Darah
Portable Alat
untuk memonitor
kadar gula darah,
asam urat dan
kolesterol.
C. PERAWATAN
LUKA
10 Dressing Forceps 14 Stainless Steel 1 buah
cm
11 Tissue Forceps Stainless Steel 1 buah
14cm 1x2 teeth
12 Kom (lodine Cup) Stainless Steel 1 buah
6cm
13 Kom + Tutup 12cm Stainless Steel 1 buah
14 Bak Instrument Stainless Steel 1 buah
Sedang
15 Gunting verband Stainless Steel 1 buah
16 Gunting Jaringan Stainless Steel 1 buah
17 Gunting Iris Lurus Stainless Steel 1 buah
18 Klem Arteri/ Pean Stainless Steel 1 buah
Lurus 14cm
19 Nierbeken 20cm Stainless Steel 1 buah
20 Gunting Angkat Stainless Steel 1 buah
Jahitan
D. BAHAN HABIS
PAKAI
21 Alkohol Swab Disposible, Isi 1 kotak
100 buah
22 Refill Stick Gula Disposible, Isi 25 1 kotak
Darah buah
23 Refill Stick Kolesterol Disposible, Isi 10 1 kotak
buah
24 Refill Stick Disposible, Isi 25 1 kotak
Trigliserida buah
25 Tongue spatel Disposible, Isi 1 kotak
50buah, terbuat
dari kayu
26 Masker Tali Telinga Disposible, Isi 50 1 kotak
buah, masker
hidung dan
mulut, non
woofen dibuat
dari serat kapas
3 lapis
27 Blood Lancets Disposible, Isi 1 kotak
100 buah
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Kegiatan Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
meliputi kegiatan di dalam maupun di luar puskesmas baik upaya
kesehatan perorangan (UKP) dan atau upaya kesehatan masyarakat
(UKM).
A. Kegiatan dalam gedung puskesmas
Merupakan kegiatan keperawatan kesehatan masyarakat yang
dilakukan di poli rawat jalan meliputi:
1. Penemuan kasus baru pada pasien rawat jalan: pneumoni,
suspek campak dll.
2. Penyuluhan/ pendidikan kesehatan.
3. Pemantauan keteraturan berobat.
4. Rujukan kasus/ masalah kesehatan kepada tenaga kesehatan
lain di puskesmas.
5. Melaksanakan kegiatan yang merupakan tugas limpah sesuai
pelimpahan wewenang yang diberikan dan atau prosedur yang
telah ditetapkan (pengobatan, penanggulangan kasus gawat
darurat, dll)
B. Kegiatan di luar gedung puskesmas
Melakukan kunjungan ke keluarga/ kelompok/ masyarakat
untuk melakukan asuhan keperawatan di keluarga/ kelompok/
masyarakat.
1. Asuhan keperawatan kasus yang memerlukan tindak lanjut di
rumah (individu dalam konteks keluarga). Merupakan asuhan
keperawatan individu di rumah dengan melibatkan peran serta aktif
keluarga. Kegiatan yang dilakukan antara lain:
a. Penemuan suspek/ kasus kontak serumah.
b. Penyuluhan/ pendidikan kesehatan kepada individu dan
keluarganya.
c. Pemantauan keteraturan berobat sesuai program pengobatan.
d. Kunjungan rumah (home visit/ home health nursing) sesuai
rencana.
e. Pelayanan keperawatan dasar langsung (direct care) maupun
tidak langsung (indirect care).
f. Pemberian nasehat (konseling) kesehatan/ keperawatan.
g. Dokumentasi keperawatan
2. Asuhan keperawatan keluarga. Merupakan asuhan keperawatan
yang ditujukan kepada keluarga rawan kesehatan/ keluarga miskin
yang mempunyai masalah kesehatan yang ditemukan di
masyarakat dan dilakukan di lakukan di rumah keluarga.
Kegiatannya antara lain:
a. Identifikasi keluarga rawan kesehatan/ keluarga miskin dengan
masalah kesehatan di masyarakat.
b. Penemuan dini supek/ kasus kontak serumah.
c. Pendidikan/ penyuluhan kesehatan terhadap keluarga (lingkup
keluarga)..
d. Kunjungan rumah (home visit/ home health nursing) sesuai
rencana.
e. Pelayanan keperawatan dasar langsung (direct care) maupun
tidak langsung (indirect care).
f. Pelayanan kesehatan sesuai rencana, misalnya memantau
keteraturan berobat pasien dengan pengobatan jangka panjang.
g. Pemberian nasehat (konseling) kesehatan/ keperawatan di
rumah.
h. Dokumentasi keperawatan.
3. Asuhan keperawatan kelompok khusus.
Merupakan asuhan keperawatan pada kelompok
masyarakat rawan kesehatan yang memerlukan perhatian khusus,
baik dalam suatu instansi maupun non instansi. Kegiatannya antara
lain:
a. Identifikasi faktor – faktor resiko terjadinya masalah kesehatan di
kelompok.
b. Pendidikan/ penyuluhan kesehatan sesuai kebutuhan
c. Pelayanan keperawatan keperawatan langsung (direct care)
pada penghuni yang memerlukan keperawatan.
d. Memotivasi pembentukan, membimbing dan memantau kader –
kader kesehatan sesuai jenis kelompoknya.
e. Dokumentasi keperawatan.
4. Asuhan keperawatan di daerah binaan.
Merupakan asuhan keperawatan yang ditujukan pada
masyarakat yang rentan atau mempunyai resiko tinggi terhadap
timbulnya masalah kesehatan. Kegiatannya meliputi kegiatan
kunjungan ke daerah binaan untuk:
a. Identifikasi masalah kesehatan yang terjadi di suatu daerah
dengan masalah kesehatan spesifik.
b. Meningkatkan partisipasi melalui kegiatan memotivasi
masyarakat untuk membentuk upaya kesehatan berbasis
masyarakat.
c. Pendidikan/ penyuluhan kesehatan masyarakat.
d. Memotivasi pembentukan, mengembangkan dan memantau
kader – kader kesehatan di masyarakat.
e. Ikut serta melaksanakan dan memonitor kegiatan PHBS.
f. Dokumentasi keperawatan
BAB V
LOGISTIK
Kebutuhan logistik untuk pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan
Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) Puskesmas wonogiri II
direncanakan dalam renstra, POA. Pengadaan logistik berasal dari Dinas
Kesehatan Kabupaten dan pengadaan sendiri oleh Puskesmas.
Untuk pengadaan yang lewat DKK, Puskesmas setiap tahun
membuat pengajuan logistik yang dibutuhkan. Kemudian Puskesmas
tinggal menunggu logistik datang dari DKK.
Untuk yang pengadaan Puskesmas, tergantung kebutuhan
Puskesmas yang habis logistik yang mana, karena logistik yang datang
dari DKK belum bisa mencukupi kebutuhan Puskesmas, sehingga
Puskesmas harus mencukupi sendiri disesuaikan dengan keuangan
Puskesmas.
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/ PROGRAM
Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan
Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) perlu diperhatikan
keselamatan sasaran kegiatan/program dengan melakukan identifikasi
resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat
pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan resiko terhadap sasaran
kegiatan harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
Pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang wajib
dilaksanakan oleh tenaga pelayanan Perkesmas meliputi:
A. Penerapan Kewaspadaan Isolasi
1. Kewaspadaan Standar
2. Kewaspadaan berdasarkan transmisi
B. Surveilans
C. Pendidikan dan Pelatihan Penerapan Kewaspadaan Isolasi :
1. Kewaspadaan Standar:
a. Kebersihan tangan
b. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
c. Manajemen limbah dan benda tajam
d. Manajemen lingkungan
e. Penanganan linen
f. Peralatan perawatan pasien
g. Perlindungan kesehatan karyawan
h. Penyuntikan yang aman
i. Etika batuk
2. Kewaspadaan Berdasarkan transmisi
a. Transmisi airborne/udara
b. Transmisi droplet/percikan
c. Transmisi kontak
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Setiap kegiatan Perkesmas yang dilakukan dapat
menimbulkan bahaya/resiko terhadap petugas yang berada di
dalam ruang maupun lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi /
mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas Perkesmas harus
melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Kegiatan tersebut merupakan upaya kesehatan dan keselamatan
kerja Perkesmas.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
A. Di tempat kerja dan lingkungan kerja
1. Desain tempat kerja yang menunjang K3
a. Ruang pelayanan Perkesmas dalam gedung dirancang
khusus untuk memudahkan proses kerja.
b. Tempat kerja disesuaikan dengan posisi atau cara kerja
c. Pencahayaan cukup dan nyaman
d. Ventilasi cukup dan sesuai
e. Prosedur kerja tersedia di setiap ruangan dan mudah di
jangkau jika diperlukan.
2. Sanitasi lingkungan
a. Semua ruangan harus bersih
b. Sediakan tempat sampah yang sebelah dalamnya dilapisi
dengan kantong plastik dan diberi tanda khusus.
c. Tata ruang pelayanan Perkesmas dalam gedung harus
baik sehingga tidak dapat dimasuki/ menjadi sarang
serangga atau binatang pengerat.
d. Sediakan tempat cuci tangan dengan air yang mengalir
dan dibersihkan secara teratur.
e. Pengelolaan bahan kimia yang benar
1) Semua petugas harus mengetahui cara pengelolaan bahan kimia yang
benar (antara lain penggolongan bahan kimia, bahan kimia yang tidak
boleh tercampur, efek toksik dan persyaratan penyimpanannya)
2) Setiap petugas harus mengenal bahaya bahan kimia dan mempunyai
pengetahuan serta ketrampilan untuk menangani kecelakaan.
3) Semua bahan kimia yang ada, harus diberi label/etiket dan tanda
limbah cair Limbah cair terdiri dari limbah cair umum/domestik, limbah cair
infeksius dan limbah cair kimia. Cara menangani limbah cair :
a) Limbah cair umum/domestik dialirkan masuk ke dalam septik
tank
b) Limbah cair infeksius dan kimia dikelola sesuai dengan prosedur
dan peraturan yang berlaku
B. Perlindungan Kesehatan Karyawan
1. Imunisasi
Tenaga pelayanan Perkesmas harus diberikan imunisasi atau
memperoleh booster terhadap infeksi yang umum terjadi: tetanus, difteri,
poliomyelitis, tifoid, meningococcal, hepatitis A, hepatitis B, rubella,
tuberkulosis, measles, batuk rejan, mumps. dan
mencatat/mendokumentasikan imunisasi yang telah dilakukan.
2. Manajemen pasca pajanan
3. Pencegahan pajanan darah dan bahan infeksius lainnya
a. Tempatkan limbah tajam dalam kontainer tahan tusuk, tahan air,
dan anti bocor
b. Jangan memanipulasi jarum syringe atau benda tajam setelah
digunakan
c. Jangan membengkokkan, mematahkan atau melepas jarum
setelah digunakan
d. Gunakan tehnik satu tangan atau peralatan lain jika harus
menutup kembali jarum setelah digunakan
e. Jangan pernah menerima limbah jarum atau benda tajam dari
orang lain
4. Pencegahan Kecelakaan kerja Instrumen tajam yang digunakan dalam
memberikan pelayanan Perkesmas (misalnya:sonde, jarum dan ampul
anestesi yang telah digunakan) memiliki potensi mengakibatkan luka dan
menyebarkan penyakit menular:
a. Penanganan minimal jarum, syringe dan instrumen tajam
lainnya setelah penggunaan
b. Tangani instrumen tajam dengan hati-hati
c. Buang instrumen/alat tajam dalam wadah yang tidak dapat robek
segera setelah digunakan. Apabila wadah tersebut penuh,
keluarkan isinya dan bakar atau diisi dengan semen selanjutnya
dikubur
d. Selalu gunakan utility gloves ketika mencuci instrumen yang
tajam
e. Apabila instrumen tajam harus diberikan dari aisten ke operator
selama perawatan maka instrumen tersebut tidak boleh dipegang
secara bersamaan oleh keduanya. Asisten meletakkan instrumen
tajam dalam baskom atau baki yang telah didisinfeksi, beritahukan
pada operator bahwa instrumen tersebut telah siap untuk
digunakan
f. Gunakan “tehnik satu-tangan” apabila perlu menutup kembali
jarum suntik. Letakkan tutup jarum suntik di atas permukaan datar.
Dengan satu tangan memegang syringe dan jarum dimasukkan ke
tutupnya. Apabila tutup jarum suntik telah menutup jarum, tekan
tutup jarum suntik pada permukaan datar jangan menggunakan
tangan yang lainnya untuk mengencangkan tutup.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu (quality control) dalam manajemen mutu
merupakan suatu sistem kegiatan teknis yang bersifat rutin yang
dirancang untuk mengukur dan menilai mutu produk atau jasa yang
diberikan kepada sasaran. Pengendalian mutu pada unit pelayanan
Perkesmas UPT Puskesmas Wonogiri II diperlukan agar terjaga
kualitasnya sehingga memuaskan masyarakat sebagai sasaran.
Penjaminan mutu pelayanan kesehatan dapat diselenggarakan melalui
berbagai model manajemen kendali mutu. Salah satu model manajemen
yang dapat digunakan adalah model PDCA (Plan, Do, Check, Action)
yang akan menghasilkan pengembangan berkelanjutan (continuous
improvement) atau kaizen mutu pelayanan promosi kesehatan.
Yoseph M. Juran terkenal dengan konsep "Trilogy" mutu dan
mengidentifikasikannya dalam tiga kegiatan:
1. Perencanaan mutu meliputi: siapa pelanggan, apa
kebutuhannya, meningkatkan produk sesuai kebutuhan, dan
merencanakan proses untuk suatu produksi,
2. Pengendalian mutu: mengevaluasi kinerja untuk
mengidentifikasi perbedaan antara kinerja aktual dan tujuan,
3. Peningkatan mutu: membentuk infrastruktur dan team untuk
melaksanakan peningkatan mutu. Setiap kegiatan dijabarkan
dalam langkah-Iangkah yang semuanya mengacu pada
upaya peningkatan mutu.
BAB IX
PENUTUP
Pedoman Penyelenggaraan pelayanan kesehatan KIA/KB
Puskesmas Poned Balowerti ini digunakan sebagai acuan dalam
perencanaan, upaya pengembangan, dan peningkatan pelayanan
serta mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas.
Hal-hal tesebut diatas semaksimal mungkin akan
dilaksanakan yang pada akhirnya tujuan kepuasan pelanggan akan
tercapai.
Gambar 1. Cara mencuci tangan yang benar
Gambar 2. Cara mencuci tangan dengan menggunakan handrub/cairan
berbasis alkohol
Gambar 3. Alat Pelindung Diri (APD)
Gambar 4. Wadah pembuangan instrumen tajam disposible
Gambar 5.
Menutup jarum suntik dengan teknik satu tangan
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia, Penetapan Standar
Asuhan Keperawatan; Individu, Keluarga dan Kelompok/ Komunitas di
Idonesia dengan Pendekatan NANDA/ ICNP, NIC, NOC, 2014
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 279/
MENKES/SK/IV/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Upaya
Keperawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas
Nurarif, A.H, Kusuma H. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda NIC – NOC, Edisi Revisi, 2015
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun
2014,Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat