Adab Pergaulan Dalam Islam
Adab Pergaulan Dalam Islam
Manusia adalah makhluk sosial yang Allah ciptakan. Allah menciptakan manusia dengan
sedemikian rupa, manusia merupakan makhluk yang sempurna diantara makhluk lain yang Allah
ciptakan, Allah menciptakan manusia dengan sempurna karena manusia adalah Khalifah
(pemimpin) di muka bumi. Allah menciptakan manusia dengan 2 jenis, yaitu laki-laki dan
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling
mengenal. Sungguh, yang paling mulia da antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling
Allah memerintahkan manusia untuk saling mengenal dan bersosialisasi satu sama lain. Pergaulan
adalah fitrah yang diberikan Allah kepada manusia, karena manusia merupakan makhluk sosial.
Pergaulan yang baik adalah melakukan pergaulan menurut norma-norma yang terdapat pada
masyarakat dan tidak bertentangan dengan hukum syara’, serta memenuhi hal yang harusnya
dipenuhi meurut kadarnya masing-masing. Islam mengajarkan kita kaum muslimin untuk
melakukan pergaulan antara kaum muslimin, baik yang sifatnya pribadi maupun dalam kelompok.
Karena pergaulan kita dapat saling berhubungan dan dekat satu sama lain. Untuk tercapainya
Dalam Shahih Bukhari. Dari Miswar bin Makhromah dan Marwan, di dalamnya disebutkan bahwa
apabila para sahabat berbicara kepada Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam sambil merendahkan
suara mereka dan tidak memandang tajam kepada Rasulullah Shalallahu’alaih Wasallam. Hal
inilah yang dilakukan oleh para sahabat di hadapan Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam yang
mereka hormati dan mereka anggap seperti orang tua mereka sendiri. Oleh karena itu sebagai
seorang muslim kita harus mencontoh sahabat, sebagaimana para sahabat merendahkan suara dan
“Dulu kami berada di sisi Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam, kemudian mengeluarkan bagian
dalam pohon kurma. Lalu beliau mengatakan, ‘Sesungguhnya di antara pohon adalah pohon yang
jadi pengibaratan bagi seorang muslim.’ Aku sebenarnya ingin mengatakan bahwa yang beliau
maksud adalah pohon kurma. Namun, karena masih kecil, aku hanya diam. Lalu Rasulullah
Shalallahu’alaihi Wasallam mengatakan, ‘Itu adalah pohon kurma.’ ” (H.R Bukhari dan Muslim).
Itulah sikap dari sahabat Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma. Beliau tidak mau mendahului
pembicaraan jika ada orang yang lebih tua di hadapannya. Maka dari itu sebagai seorang anak
seharusnya kita mendengarkan pembicaraan orang tua kita atau orang yang lebih tua dari kita tanpa
memotong pembicaraannya.
Tidak duduk di hadapan orang tua yang sedang berdiri
“Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam saat itu sedang sakit. Lalu kami sholat di belakang beliau,
sedangkan beliau sholat sambil duduk dan Abu bakar mengeraskan suaranya saat takbir. lalu beliau
Shalallahu’alai Wasallam menoleh kepada kami. Beliau melihat kami sholat sambil berdiri. Lalu
memberi isyarat, kemudian kami sholat sambil duduk. Selesai sholat, beliau Shalallahu’alaihi
Wasallam mengatakan, ‘Jika kalian baru saja bermaksud buruk, tentu kalian melakukan perbuatan
yang sama seperti yang dilakukan oleh orang Persia dan Romawi. Mereka selalu berdiri untuk
memuliakan raja mereka, sedangkan mereka dalam keadaan duduk. Ikutilah imam kalian. Jika
imam tersebut sholat sambil berdiri, maka sholatlah kalian sebagaimana imam kalian sholat. Dan
jika imam tersebut sholat sambil duduk, maka sholatlah kalian sambil duduk’.” (H.R Muslim)
Sebagai contoh kita dapat melihat hal ini dalam kisah tiga orang pemuda yang tertutup goa dan
tidak bisa keluar. Salah satu di antara mereka bertawasul dengan amalan berbakti kepada orang
tuanya, yaitu ia selalu memberi orang tuanya susu sebelum memberikan kepada anak-anaknya,
bahkan ia bersabar menunggu untuk memberikan susu yang ia berikan kepada orang tuanya hingga
Sebagai anak sholeh dan berbakti kepada orang tua, ia selalu berdo’a dan memohon ampunan
untuk dirinya dan untuk kedua orang tuanya dan meminta do’a orang tuanya, karena setiap orang
yang berbakti kepada oran tuanya belum tentu bisa menunaikan seluruh hak orang tuanya. Allah
SWT berfirman,
“Sekali-kali jangan; manusia itu belumg melaksanankan/mengerjakan apa yang diperintahkan
“Maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’.” (Q.S Al-Isra’
: 23)
Anak yang sholeh harus selalu mengharapkan kebaikan kepada orang tuanya. Meskipun kedua
orang tuanya kafir, anak yang sholeh haruslah selalu berharap orang tuanya mendapatkan hidayah
Menghargai
Pada dasarnya setiap orang ingin dihargai oleh orang lain, tidak peduli orang itu berpangkat atau
tidak, miskin atau kaya, satu agama ataupun tidak. Sayangnya, banyak diantara kita yang tidak
mau menghargai orang lain. Menghargai orang lain sangatlah penting, jika kita menghargai orang
Menghormati
Setiap orang selalu ingin dihormati, karena itu jangan sampai kita menghormati orang lain karena
orang tersebut kebetulan memiliki pangkat atau kedudukan yang tinggi. Kita harus menghormati
orang lain, bahkan orang tersebut seumuran dengan kita, jika orang tersebut melakukan hal yang
baik.
Mau mengerti keadaan orang lain
Sikap mau mengerti keadaan orang lain merupakan sifat yang terpuji. Karena, orang yang
mempunyai sifat mau mengerti keadaan orang lain ini memerlukan kesadaran yang tinggi dan
harus tumbuh di dalam hati nurani. Dalam membina hubungan yang baik, seharusnya kita mau
mengerti keadaan orang lain tanpa memandang bulu. Maksudnya kita harus menghindari sikap
Memberikan pujian
Jika kita melihat teman kita memiliki prestasi dalam suatu bidang, sebaiknya kita memberikan
pujian kepada teman kita dengan ikut bahagia dan penuh keikhlasan. Karena memberikan pujian
itu harus sesuai dengan keadaannya, maksudnya tanpa ada maksud dibuat-buat.
Memberikan motivasi
Seseorang pasti memiliki permasalahan di dalam hidupnya, baik itu masalah yang ringan hingga
masalah berat yang bisa membuatnya putus asa. Jika kita mempunyai teman yang mengalami
masalah, sebagai teman yang baik seharusnya kita memberikan motivasi, sehingga teman kita yang
Bercanda sewajarnya
Bercanda bisa membuat seseorang senang, tapi bisa juga membuat orang marah. Jika kita bercanda
berlebihan dan keterlaluan, maka hubungan pertemanan akan rusak. Maka sebaiknya kita bercanda
Jaga kepercayaan
Sebagai teman yang baik, kita tidak pernah menghianati kepercayaan yang diberikan teman.
Ketika kita menghianti pertemanan, maka akan sulit mendapatkan kepercayaatn itu kembali
4. Saling menghormati.
Menundukkan pandangan
Padangan merupakan awal dari terjadinya fitnah, seingga Allah memerintahkan setiap manusia
baik itu laki-laki maupun perempuan untuk selalu menjaga pandangannya. Sebagaimana Allah
SWT berfirman,
pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu lebih suci bagi mereka,
melindungi seseorang dari fitnah dengan lawan jenis dan agar hatinya selalu terjaga. Setiap
Tidak bersentuhan
Berpakaian sesuai syariat islam hukumnya wajib bagi seluruh umat muslim di dunia. Namun
budaya berpakaian sesuai syariat islam pun saat ini sudah memudar, anak muda mulai terpengaruh
oleh budaya pakaian dari barat. Ironisnya mereka (perempuan) seakan bangga memamerkan lukuk
tubuh serta bentuk tubuhnya. Mereka(perempuan) sering kali memamerkan bagian tertentu pada
tubuh mereka dengan tujuan untuk mendapatkan pujian dari orang lain akan indahnya tubuh
Tentunya kita sebagai umat manusia dan sebagai umat muslim, kita patut menjauhi apa
saja yang diharamkan dalam agama islam. Budaya yang bukan termasuk budaya kita seharusnya
3. Untuk laki-laki, agar memakai pakaian yang panjang sampai menutupi aurat.
4. Sedangkan wanita, harus menggunakan pakaian yang menutupi anggota tubuhnya keculai
bersabda: “Sesungguhnya dua benda ini (emas dan sutera) haram atas lelaki ummatku.”
(H.R.Abu Daud).
6. Dalam islam tidak diperkenankan lelaki memakai pakaian wanita dan sebaliknya. Karena hal
7. Dalam ajaran islam, hukumnya sunat memakai pakaian dengan diawali bagian kanan.
Adab ini adalah amalan yang diamalkan oleh Nabi Yusuf A.S. yang telah diangkatkan
darjat dari hamba menjadi seorang pembesar.. Barangsiapa yang mengamalkannya setiap hari dan
sebati dalam hidupnya, maka mereka akan sentiasa dipandang manis, berseri dan dikasihi pada
setiap mata yang memandangnya. Ia juga merupakan rahsia awet muda dan Insya Allah apa yang
1. Sholawat 3x
2.Bismillahirahmanirahim segala puji bagi Allah yang memperbaiki tingkah laku maka
1. Mulut
2. Hidung
3. Mata
4. Dahi Mulalah bersolek. Setelah selesai Baca Bismillahirahmanirahim Doa nabi Yusuf (surah
1. Mulut
2. Hidung
3. Mata
4. Dagu
Di antara kaedah penting dalam agama kita adalah kaum muslimin baik laki-laki maupun
perempuan tidak diperbolehkan untuk menyerupai orang kafir baik dalam masalah ibadah, hari
raya maupun pakaian yang menjadi ciri khas mereka. Ini merupakan kaidah penting dalam agama
kita yang sudah tidak diindahkan oleh banyak kaum muslimin. Patut diketahui bahwa dalil-dalil
yang menunjukkan benarnya kaidah di atas adalah banyak sekali baik dari ayat al- Qur’an maupun
hadits-hadits Nabi. Berikut ini adalah di antara ayat al-Qur’an yang menunjukkan adanya kaidah
di atas. Allah berfirman yang artinya, “Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat
(peraturan) dari urusan (agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu
adalah perilaku lahiriah dari orang-orang musyrik yang merupakan konsekuensi dan turunan dari
agama mereka yang batil. Itu semua merupakan bagian dari apa yang mereka inginkan. Mencocoki
mereka dalam perilaku lahiriah berarti mengikuti keinginan mereka. Oleh karenanya orang-orang
kafir gembira dan bersuka cita ketika kaum muslimin mengikuti sebagian perilaku mereka. Bahkan
mereka rela mengeluarkan harta dalam jumlah besar agar peniruan itu terjadi.
Kasiyatun‘ariyatun’ Satu-satunya cara buat kita untuk menjadi berharga adalah dengan
berjilbab. Tutup dari rambut sampai kaki kecuali wajah dan telapak tangan. Sesuai pula dengan
1. Menutup aurat
Tidak tembus pandang dan tidak membentuk tubuh. Yang dimaksud dengan tidak tembus
pandang dan tidak membentuk tubuh ialah pakaian yang benar-benar menutupi seluruh tubuh kita
tanpa sedikitpun memperlihatkan bagian tubuh kita (dada,likuk tubuh,pinggul). Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki
cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi
telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu
tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama
Hadits ini merupakan tanda mukjizat kenabian. Kedua golongan ini sudah ada di zaman
kita saat ini. Hadits ini sangat mencela dua golongan semacam ini. Kerusakan seperti ini tidak
muncul di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena sucinya zaman beliau, namun
kerusakan ini baru terjadi setelah masa beliau hidup (Lihat Syarh Muslim, 9/240 dan Faidul Qodir,
4/275). Wahai Rabbku. Dan zaman ini lebih nyata lagi terjadi dan kerusakannya lebih parah.
menjelaskan hadits di atas mengatakan bahwa ada beberapa makna kasiyatun ‘ariyatun. Makna
pertama: wanita yang mendapat nikmat Allah, namun enggan bersyukur kepada-Nya. Makna
kedua: wanita yang mengenakan pakaian, namun kosong dari amalan kebaikan dan tidak mau
mengutamakan akhiratnya serta enggan melakukan ketaatan kepada Allah. Makna ketiga: wanita
yang menyingkap sebagian anggota tubuhnya, sengaja menampakkan keindahan tubuhnya. Inilah
yang dimaksud wanita yang berpakaian tetapi telanjang. Makna keempat: wanita yang memakai
pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita tersebut berpakaian, namun
sebenarnya telanjang. (Lihat Syarh Muslim, 9/240). Pengertian yang disampaikan An Nawawi di
atas, ada yang bermakna konkrit dan ada yang bermakna maknawi (abstrak). Begitu pula
dijelaskan oleh ulama lainnya sebagai berikut. Ibnu ‘Abdil Barr rahimahullah mengatakan,
“Makna kasiyatun‘ariyatun adalah para wanita yang memakai pakaian yang tipis yang
menggambarkan bentuk tubuhnya, pakaian tersebut belum menutupi (anggota tubuh yang wajib
ditutupi dengan sempurna). Mereka memang berpakaian, namun pada hakikatnya mereka
telanjang.” (Jilbab Al Mar’ah Muslimah, 125-126). Kesimpulannya adalah kasiyatun ‘ariyat dapat
kita maknakan: wanita yang memakai pakaian tipis sehingga Nampak bagian dalam tubuhnya dan
wanita yang membuka sebagian aurat yang wajib diatutup. Tidakkah Engkau Takut dengan
Ancaman Ini Lihatlah ancaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Memakaian pakaian
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan
mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.”
Perhatikanlah saudariku, ancaman ini bukanlah ancaman biasa. Perkara ini bukan perkara
sepele. Dosanya bukan hanya dosa kecil. Lihatlah ancaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di
masuk surga dan bau surga saja tidak akan dicium. Tidakkah kita takut dengan ancaman seperti
ini? An Nawawi rahimahullah menjelaskan maksud sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
‘wanita tersebut tidak akan masuk surga’. Inti dari penjelasan beliaurahimahullah: Jika wanita
tersebut menghalalkan perbuatan ini yang sebenarnya haram dan dia pun sudah
mengetahui keharaman hal ini, namun masih menganggap halal untuk membuka anggota
neraka dan dia tidak akan masuk surga selamanya. Dapat kita maknakan juga bahwa wanita seperti
pertama kalinya. Jika memang dia ahlu tauhid, dia nantinya juga akan masuk
surga.Wallahu Ta’ala a’lam. (Lihat Syarh Muslim, 9/240) Ini adalah gambar salahsatu
1. Azab buat perempuan yang membuka rambut kepalanya selain suaminya adalah : rambutnya
akan digantung dengan api neraka sehingga mendidih otaknya dan ini terjadi sampai berapa lama
2. Perempuan yang suka berpakaian seksi dan menonjolkan dadanya adalah : “digantung dengan
rantai api neraka dimana dada dan pusatnya diikat dengan api neraka serta betis dan pahanya
diberikan panggangan seperti manusia memanggang kambing di dunia dan api neraka ini sangat
3. Azab buat perempuan yang suka menjadi penggoda dan berusaha menggairahkan pria lain
dengan tubuhnya yang aduhai adalah “perempuan ini mukanya akan menghitam dan memakan isi
perutnya sendiri” ( hadits diriwayatkan imam bukhari dan muslim ) hai orang-orang yang beriman,
Adab pergaulan dalam Islam ini sangat wajib untuk dilakukan, Allah SWT menciptakan aturan ini
untuk dilakukan umatnya agar umatnya terhindar dari marabahaya dan dosa besar. Sebagai
muslimin kita harus mentaati aturan Allah SWT dan menjauhi larangan-larangan Allah. Setelah
membaca ini kita lebih tahu apa yang dilarang oleh Allah SWT dan harus mengamalkannya atau
menjalankannya.