Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Siapa tak kenal makhluk bernama nyamuk? Serangga yang satu ini pasti
sangat dikenal oleh manusia. Antara nyamuk dan manusia, bisa dikatakan, hidup
berdampingan, bahkan nyaris tanpa batas. Hanya sayangnya, berdampingannya
manusia dengan nyamuk bukan dalam makna positif. Banyak penyakit yang
ditularkan oleh nyamuk sebagai vektornya. Malaria merupakan penyakit yang
terdapat di daerah Tropis. Penyakit ini sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi
lingkungan yang memungkinkan nyamuk untuk berkembangbiak dan berpotensi
melakukan kontak dengan manusia dan menularkan parasit malaria.
Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia, burung, kera, dan
primata lainnya, hewan melata dan hewan pengerat, yang disebabkan oleh infeksi
Protozoa dari genus plasmodium. Penyakit ini paling banyak terjadi di daerah tropis
dan subtropis di mana parasit Plasmodium dapat berkembang baik begitu pula
dengan vektor nyamuk Anopheles.
Berdasarkan data di dunia, penyakit malaria membunuh satu anak setiap 30
detik. Sekitar 300-500 juta orang terinfeksi dan sekitar 1 juta orang meninggal
karena penyakit ini setiap tahunnya. 90% kematian terjadi di Afrika, terutama pada
anak-anak.
Penyakit malaria memiliki 4 jenis plasmodium, dan masing-masing
disebabkan oleh spesies parasit yang berbeda. Gejala tiap-tiap jenis biasanya
berupa meriang, panas dingin menggigil dan keringat dingin. Dalam beberapa
kasus yang tidak disertai pengobatan, gejala-gejala ini muncul kembali secara
periodik.
Sampai saat ini, malaria masih mengancam kesehatan masyarakat.
Berdasarkan The World Malaria Report 2011, setengah dari penduduk dunia
berisiko terkena malaria. Indonesia merupakan salah satu negara yang masih
menjadi transmisi malaria atau berisiko malaria. Hingga tahun 2011, terdapat 374
kabupaten endemis malaria. Pada 2011, jumlah kasus malaria di Indonesia
sebanyak 256.592 orang dari 1.322.451 kasus suspect malaria yang diperiksa
sampel darahnya dengan tingkat kejadian tahunan 1,75 per 1000 penduduk.

1
Artinya, setiap 1000 penduduk terdapat 2 orang terkena penyakit malaria.

B. Rumusan Masalah
rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Pengertian penyakit malaria
2. Jenis-jenis malaria
3. Proses kehidupan Plasmodium
4. Siklus plasmodium pada tubuh manusia
5. Gejala penyakit malaria
6. Pencegahan penyakit malaria
7. Pengobatan penyakit malaria
8. Penyelidikan epidemiologi penyakit malaria

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1 Mengetahui pengertian penyakit malaria
2. Mengetahui macam-macam jenis penyakit malaria
3. Mengetahui proses dan siklus kehidaupan plasmodium
4. mengetahui gejala yang timbul ketika terserang penyakit malaria
5. mengetahui cara pencegahan dan pengobatan malaria
6. Mengetahui cara penyelidikan epidemioologi pada penyakit malaria

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Malaria
Definisi penyakit malaria menurut World Health Orgnization (WHO) adalah
penyakit yang disebabkan oleh parasit malaria (plasmodium) bentuk aseksual yang
masuk kedalam tubuh manusia yang ditularkan oleh nyamuk malaria (Anopheles
SPP) betina. Definisi lainnya adalah suatu jenis penyakit menular yang disebabkan
oleh agen tertentu yang infektif dengan perantara suatu vektor dan dapat disebarkan
dari satu sumber infeksi kepada host.
Penyakit malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit
plasmodium antara lain plasmodium malariae, plasmodium vivax, plasmodium
falciparum, plasmodium ovale yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop yang
ditularkan oleh nyamuk malaia (anopheles), penyakit malaria dapat menyerang
semua orang baik laki-laki maupun perempuan, pada semua golongan umur (dari
bayi, anak-anak, sampai dewasa), apapun pekerjaannya, penyakit malaria biasanya
menyerang yang tinggal didaerah yang mempunyai banyak genangan air yang
sesuai untuk tempat perkembangbiakan nyamuk malaria seperti persawahan, pantai,
perbukitan dan pinggiran hutan (Depkes RI, 2004).
Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2003 malaria adalah penyakit
infeksi yang disebabkan oleh beberapa parasit plasmodium yang hidup dan
berkembang biak dalam sel darah merah manusia dan penyakit ini secara alami
ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina. Penyakit malaria adalah salah
satu penyakit yang menular, penyakit parasit yang hidap dalam sel darah manusia
yang ditularkan melelui nyamuk malaria dari penderita malaria kepada orang lain,
penyakit malaria dapat menyerang kelompok umur dan semua jenis kelamin.
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit (protozoa)
dari genus plasmodium, yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles.
Istilah malaria diambil dari dua kata dari bahasa Italia, yaitu Mal (buruk) dan Area
(udara) atau udara buruk, karena dahulu banyak terdapat didaerah rawa-rawa yang
mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga mempunyai beberapa nama lain seperti
demam roma, demam rawa, demam tropik, demam pantai, demam charges, demam
kura dan paludisme (Arlan prabowo 2004: 2).

3
B. Jenis –Jenis Malaria
Ada empat jenis Plasmodium yang dapat menyebabkan penyakit malaria, yaitu
sebagai berikut :
Malaria tertiana, disebabkan oleh Plasmodium vivax, dimana penderita merasakan
demam muncul setiap hari ketiga. Merupakan penyebab kira-kira 43% kasus
malaria pada manusia
Malaria quartana, disebabkan oleh Plasmodium malariae, penderita merasakan
demam setiap hari keempat. Menyebabkan kira-kira 7% malaria didunia.
Malaria tropica, disebabkan oleh Plasmodium falciparum, merupakan malaria yang
paling patogenik dan seringkali berakibat fatal. Jenis penyakit malaria ini adalah
yang terberat, karena dapat menyebabkan berbagai komplikasi berat seperti
cerebral malaria (malaria otak), anemia berat, syok, gagal ginjal akut, perdarahan,
sesak nafas, dll. Penderita Malaria jenis ini mengalami demam tidak teratur dengan
disertai gejala terserangnya bagian otak, bahkan memasuki fase koma dan kematian
yang mendadak.
Malaria pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium ovale. Malaria jenis ini jarang
sekali dijumpai, umumnya banyak di Afrika dan Pasifik Barat.
Seorang penderita dapat dihinggapi oleh lebih dari satu jenis plasmodium. Infeksi
demikian disebut infeksi campuran (mixed infection). Biasanya campuran
Plasmodium falciparum dengan Plasmodium Vivax atau Plasmodium Malariae.
Infeksi campuran tiga jenis sekaligus jarang sekali terjadi. Infeksi jenis ini biasanya
terjadi di daerah yang tinggi angka penularannya. Malaria yang disebabkan oleh
Plasmadium Vivax dan Plasmadium Malariae dapat kambuh jika tidak diobati
dengan baik. Malaria yang disebabkan oleh spesies selain Plasmadium Falciparum
jarang berakibat fatal, namun menurunkan kondisi tubuh lemah, menggigil dan
demam yang biasanya berlangsung 10-14 hari.

C. Proses Kehidupan Plasmodium


Sebagaimana makhluk hidup lainnya, plasmodium juga melakukan proses
kehidupan yang meliputi: Pertama, metabolisme (pertukaran zat). Untuk proses
hidupnya, plasmodium mengambil oksigen dan zat makanan dari hemoglobin sel
darah merah. Dari proses metabolisme meninggalkan sisa berupa pigmen yang
terdapat dalam sitoplasma. Keberadaan pigmen ini bisa dijadikan salah satu
indikator dalam identifikasi.
4
Kedua, pertumbuhan. Yang dimaksud dengan pertumbuhan ini adalah
perubahan morfologi yang meliputi perubahan bentuk, ukuran, warna, dan sifat dari
bagian-bagian sel. Perubahan ini mengakibatkan sifat morfologi dari suatu stadium
parasit pada berbagai spesies, menjadi bervariasi.Setiap proses membutuhkan
waktu, sehingga morfologi stadium parasit yang ada pada sediaan darah
dipengaruhi waktu dilakukan pengambilan darah. Ini berkaitan dengan jam siklus
perkembangan stadium parasit. Akibatnya tidak ada gambar morfologi parasit yang
sama pada lapang pandang atau sediaan darah yang berbeda.
Ketiga, pergerakan. Plasmodium bergerak dengan cara menyebarkan
sitoplasmanya yang berbentuk kaki-kaki palsu (pseudopodia). Pada Plasmodium
vivax, penyebaran sitoplasma ini lebih jelas terlihat yang berupa kepingan-kepingan
sitoplasma.Bentuk penyebaran ini dikenal sebagai bentuk sitoplasma amuboit
(tanpa bentuk).
Keempat, berkembang biak. Berkembang biak artinya berubah dari satu
atau sepasang sel menjadi beberapa sel baru. Ada dua macam perkembangbiakan
sel pada plasmodium, yaitu :
a. Pembiakan seksual.
Pembiakan ini terjadi di dalam tubuh nyamuk melalui proses sporogoni.
Bila mikrogametosit (sel jantan) dan makrogametosit (sel betina) terhisap vektor
bersama darah penderita, maka proses perkawinan antara kedua sel kelamin itu
akan terjadi. Dari proses ini akan terbentuk zigot yang kemudian akan berubah
menjadi ookinet dan selanjutnya menjadi ookista. Terakhir ookista pecah dan
membentuk sporozoit yang tinggal dalam kelenjar ludah vektor.Perubahan dari
mikrogametosit dan makrogametosit sampai menjadi sporozoit di dalam kelenjar
ludah vektor disebut masa tunas ekstrinsik atau siklus sporogoni. Jumlah sporokista
pada setiap ookista dan lamanya siklus sporogoni, pada masing-masing spesies
plasmodium adalah berbeda, yaitu: Plasmodium vivax: jumlah sporozoit dalam
ookista adalah 30-40 butir dan siklus sporogoni selama 8-9 hari. Plasmodium
falsifarum: jumlah sporozoit dalam ookista adalah 10-12 butir dan siklus sporogoni
selama 10 hari. Plasmodium malariae: jumlah sporozoit dalam ookista adalah 6-8
butir dan siklus sporogoni selama 26-28 hari.

5
b. Pembiakan aseksual.
Pembiakan ini terjadi di dalam tubuh manusia melalui proses sizogoni yang
terjadi melalui proses pembelahan sel secara ganda. Inti troposoit dewasa
membelah menjadi 2, 4, 8, dan seterusnya sampai batas tertentu tergantung pada
spesies plasmodium.Bila pembelahan inti telah selesai, sitoplasma sel induk dibagi-
bagi kepada setiap inti dan terjadilah sel baru yang disebut merozoit.
Kelima, reaksi terhadap rangsangan.Plasmodium memberikan reaksi
terhadap rangsangan yang datang dari luar, ini sebagai upaya plasmodium untuk
mempertahankan diri seandainya rangsangan itu berupa ancaman terhadap
dirinya.Misalnya, plasmodium bisa membentuk sistem kekebalan (resistensi)
terhadap obat anti malaria yang digunakan penderita. Dengan adanya proses-proses
pertumbuhan dan pembiakan aseksual di dalam sel darah merah manusia, maka
dikenal ada tiga tingkatan (stadium) plasmodium yaitu:
a. Stadium tropozoit, plasmodium ada dalam proses pertumbuhan.
b. Stadium sizon, plasmodium ada dalam proses pembiakan.
c. Stadium gametosit, plasmodium ada dalam proses pembentukan sel kelamin.
Oleh karena dalam setiap stadium terjadi proses, maka dampaknya bagi
morfologi parasit juga akan mengalami perubahan. Dengan demikian, dalam
stadium-stadium itu sendiri terdapat tingkatan umur yaitu: tropozoit muda,
tropozoit setengah dewasa, dan tropozoit dewasa. Sizon muda, sizon tua, dan sizon
matang.Gametosit muda, gametosit tua, dan gametosit matang.
Untuk sizon berproses berawal dari sizon dewasa pecah menjadi merozoit-merozoit
dan bertebaran dalam plasma darah. Merozoit kemudian menginvasi sel darah
merah yang kemudian tumbuh menjadi troposoit muda berbentuk cincin atau ring
form. Ring form tumbuh menjadi troposoit setengah dewasa, lalu menjadi troposoit
dewasa. Selanjutnya berubah menjadi sizon muda dan sizon dewasa.Pada saat
menjadi merozoit-merozoit, sizon dewasa mengalami sporulasi yaitu pecah menjadi
merozoit-merozoit baru.Di sini dapat dikatakan, proses dari sizon dewasa untuk
kembali ke sizon lagi, disebut satu siklus. Lamanya siklus ini dan banyaknya
merozoit dari satu sizon dewasa, tidak sama untuk tiap spesies plasmodium. Pada
plasmodium falsifarum: jumlah merozoit di dalam satu sel sizon dewasa sebanyak
32 dan lama siklusnya 24 jam. Artinya reproduksi tinggi dan cepat sehingga
kepadatan troposoit pada darah sangat tinggi.

6
Plasmodium vivax: jumlah merozoit di dalam satu sel sizon dewasa sebanyak 16
dan lama siklusnya 48 jam. Artinya reproduksi rendah dan lebih lambat, sehingga
kepadatan troposoitpada darah sering rendah. Plasmodium malariae: jumlah
merozoit di dalam satu sel sizon dewasa sebanyak delapan dan lama siklusnya 72
jam. Artinya reproduksi lebih rendah dan lebih lambat.Ini mungkin yang menjadi
penyebab jarangnya spesies ini ditemukan.
Akhirnya, karena perbedaan proses perkembangan, maka masa tunas atau pre paten
atau masa inkubasi plasmodium di dalam tubuh manusia (intrinsik) masing-masing
spesies lamanya berbeda. Plasmodium falsifarum selama 9-14 hari, Plasmodium
vivax selama 12-17 hari, dan Plasmodium malariae 18 hari.

D. Siklus Hidup Plasmodium pada Tubuh Manusia


Ketika nyamuk anopheles betina (yang mengandung parasit malaria)
menggigit manusia, akan keluar sporozoit dari kelenjar ludah nyamuk masuk ke
dalam darah dan jaringan hati. Dalam siklus hidupnya parasit malaria membentuk
stadium sizon jaringan dalam sel hati (stadium ekso-eritrositer). Setelah sel hati
pecah, akan keluar merozoit/kriptozoit yang masuk ke eritrosit membentuk stadium
sizon dalam eritrosit (stadium eritrositer). Disitu mulai bentuk troposit muda sampai
sizon tua/matang sehingga eritrosit pecah dan keluar merozoit.
Sebagian besar Merozoit masuk kembali ke eritrosit dan sebagian kecil
membentuk gametosit jantan dan betina yang siap untuk diisap oleh nyamuk
malaria betina dan melanjutkan siklus hidupnya di tubuh nyamuk (stadium
sporogoni).Didalam lambung nyamuk, terjadi perkawinan antara sel gamet jantan
(mikro gamet) dan sel gamet betina (makro gamet) yang disebut zigot.Zigot
berubah menjadi ookinet, kemudian masuk ke dinding lambung nyamuk berubah
menjadi ookista.Setelah ookista matang kemudian pecah, keluar sporozoit yang
berpindah ke kelenjar liur nyamuk dan siap untuk ditularkan ke manusia.
Khusus Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale pada siklus parasitnya di
jaringan hati (sizon jaringan) sebagian parasit yang berada dalam sel hati tidak
melanjutkan siklusnya ke sel eritrosit, akan tetapi tertanam di jaringan hati disebut
hipnosit. Bentuk hipnosit inilah yang menyebabkan malaria relapse. Pada penderita
yang mengandung hipnosoit, apabila suatu saat dalam keadaan daya tahan tubuh
menurun misalnya akibat terlalu lelah, sibuk, stress atau perubahan iklim (musim
hujan), hipnosoit dalam tubuhnya akan terangsang untuk melanjutkan siklus parasit
7
dari sel hati ke eritrosit. Setelah eritrosit yang berparasit pecah akan timbul kembali
gejala penyakit. Misalnya 1 sampai 2 tahun sebelumnya pernah menderita
Plasmodium vivax/ovale dan sembuh setelah diobati, bila kemudia mengalami
kelelahan atau stress, gejala malaria akan muncul kembali sekalipun yang
bersangkutan tidak digigit oleh nyamuk anopheles. Bila dilakukan pemeriksaan,
akan didapati SD positif Plasmodium vivax/ plasmodium ovale.
Pada Plasmodium falciparum serangan dapat meluas ke berbagai organ
tubuh lain dan menimbulkan kerusakan seperti di otak, ginjal, paru, hati dan
jantung, yang mengakibatkan terjadinya malaria berat atau komplikasi. Plasmodium
Falcifarum dalam jaringan yang mengandung parasit tua, bila jaringan tersebut
berada di dalam otak, peristiwa ini disebut sekustrasi.Pada penderita malaria berat,
sering tidak ditemukan plasmodium dalam darah tepi karena telah mengalami
sekuestrasi.Meskipun angka kematian malaria serebral mencapai 20-50% hampir
semua penderita yang tertolong tidak menunjukkan gejala sisa neurologis (sekuele)
pada orang dewasa.Malaria pada anak kecil dapat terjadi sekuel.

E. Gejala Malaria
Gejala serangan malaria pada penderita yaitu:
a. Gejala klasik, biasanya ditemukan pada penderita yang berasal dari daerah non
endemis malaria atau yang belum mempunyai kekebalan (immunitas); atau
yang pertama kali menderita malaria. Gejala ini merupakan suatu parokisme,
yang terdiri dari tiga stadium berurutan:
□ menggigil (selama 15-60 menit), terjadi setelah pecahnya sizon dalam
eritrosit dan keluar zat-zat antigenik yang menimbulkan mengigil-dingin.
□ demam (selama 2-6 jam), timbul setelah penderita mengigil, demam dengan
suhu badan sekitar 37,5-40°C, pada penderita hiper parasitemia (lebih dari 5
℅) suhu meningkat sampai lebih dari 40 °C.
□ berkeringat (selama 2-4 jam), timbul setelah demam, terjadi akibat
gangguan metabolisme tubuh sehingga produksi keringat bertambah.
Kadang-kadang dalam keadaan berat, keringat sampai membasahi tubuh
seperti orang mandi. Biasanya setelah berkeringat, penderita merasa sehat
kembali.

8
b. Gejala malaria berat atau komplikasi, yaitu gejala malaria klinis ringan diatas
dengan disertai salah satu gejala di bawah ini:
□ Gangguan kesadaran (lebih dari 30 menit).
□ Kejang, beberapa kali kejang.
□ Panas tinggi diikuti gangguan kesadaran.
□ Mata kuning dan tubuh kuning.
□ Perdarahan di hidung, gusi atau saluran pencernaan..
□ Jumlah kencing kurang (oliguri).
□ Warna urine seperti tua.
□ Kelemahan umum (tidak bisa duduk/berdiri).
□ Nafas sesak.

F. Pencegahan Penyakit Malaria


Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal merupakan salah satu
langkah yang penting untuk mencegah gigitan nyamuk yang aktif di malam hari
ini.Keberhasilan langkah ini sangat ditentukan oleh kesadaran masyarakat setempat.
Pencegahan tanpa obat, yaitu dengan menghindari gigitan nyamuk dapat dilakukan
dengan cara :
1. Menggunakan kelambu (bed net) pada waktu tidur, lebih baik lagi dengan
kelambu berinsektisida.
2. Mengolesi badan dengan obat anti gigitan nyamuk (repellent).
3. Menggunakan pembasmi nyamuk, baik bakar, semprot maupun lainnya.
4. Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi.
5. Letak tempat tinggal diusahakan jauh dari kandang ternak.
6. Mencegah penderita malaria dan gigitan nyamuk agar infeksi tidak menyebar.
7. Membersihkan tempat hinggap/istirahat nyamuk dan memberantas sarang
nyamuk.
8. Hindari keadaan rumah yang lembab, gelap, kotor dan pakaian yang
bergantungan serta genangan air.
9. Membunuh jentik nyamuk dengan menyemprotkan obat anti larva (bubuk
abate) pada genangan air atau menebarkan ikan atau hewan (cyclops) pemakan
jentik.

9
10. Melestarikan hutan bakau agar nyamuk tidak berkembang biak di rawa payau
sepanjang pantai.

G. Pengobatan Penyakit Malaria


Berikut adalah daftar obat yang dapat digunakan untuk mencegah penyakit malaria.
1. Atovaquone/Proguanil (Malarone)
Obat ini dapat digunakan 1-2 hari sebelum melakukan perjalanan ke daerah
epidemi malaria (dibanding dengan obat lain yang harus digunakan dalam
jangka waktu yang lebih panjang)
Pilihan terbaik untuk waktu perjalanan yang lebih singkat ke daerah epidemi
malaria karena obat ini hanya digunakan dalam waktu 7 hari setelah
perjalanan ke daerah epidemi, dibandingkan dengan obat lain yang harus
digunakan 4 minggu sepulangnya dari daerah epidemi malaria.
Efek samping yang sangat rendah (hampir tidak ada efek samping)
Mudah untuk dibeli di apotek.
2. Klorokuin
Pilihan yang baik untuk perjalanan yang panjang ke daerah epidemi malaria
karena obat ini digunakan mingguan (satu minggu sekali)
Dapat digunakan oleh wanita hamil.
Beberapa orang lebih suka mengambil dosis mingguan.
3. Doxycycline
Obat ini dapat diambil 1-2 hari sebelum tiba di tempat epidemi malaria.
Obat malaria yang paling murah di pasaran saat ini.
Obat ini juga melindungi dari beberapa infeksi lain seperti Rickettsiae and
leptospirosis.
4. Mefloquine
Sangat cocok untuk perjalanan panjang dan lama ke tempat epidemi malaria
karena obat ini hanya digunakan seminggu sekali.
Dapat digunakan oleh wanita hamil.
5. Primakuin
Obat ini sangat efektif menangkal plasmodium vivax sehingga sangat cocok
digunakan di daerah epidemi malaria vivax.
Obat hanya perlu digunakan 7 hari setelah meninggalkan tempat epidemi.
Obat digunakan 1-2 hari sebelum ke tempat epidemi malaria.
10
H. Penyelidikan Epidemiologi Malaria
Penyelidikan Epidemiologi malaria adalah pencarian penderita atau
tersangka malaria lainnya dan menemukan daerah endemik wabah penularan
malaria serta memeplajari segala aspek yang menunjang penyebaran penyakit.
Langkah-langkah penyelidikan epidemiologi Malaria adalah :
1. Melakukan kunjungan ke tempat daerah endemik atau pandemik dengan
melakukan perlindungan diri terlebih dahulu melihat kejadian yang ada.
Misalnya ada rumor penyebaran penyakit malaria di daerah ‘X’ sehingga dapat
dihindari dengan vaksin malaria atau menggunakan pakaian yang menutupi
seluruh tubuh dari nyamuk.
2. Melakukan survey terhadap penderita, sehingga diketahui bahwa seorang
tersebut menderita penyakit malaria.
Ciri-ciri penderita malaria adalah :
Serangan demam dengan interval tertentu (paroksisme), yang diselingi oleh
suatu periode bebas demam. Sebelum demam pasien biasanya merasa
lemah, nyeri kepala, tidak nafsu makan, mual, muntah. pada pasien yang
terinfeksi lebih dari satu jenis Plasmodium, maka serangan demam terus
menerus.
3. Mencari tahu penyebab penyakit. Pathogen atau agent penyakit apa yang
menyebabkan terjadinya penyakit malaria.
Malaria disebabkan oleh protozoa dari genus Plasmodium. pada manusia
Plasmodium terdiri dari 4 spesies, yaitu Plasmodium falciparium, Plasmodium
vivax, Plasmodium malariae dan Plasmodium ovale.
4. Mencari tahu riwayat alamiah penyakit dengan mengetahui patogenesis virus
plasmodium serta dihubungkan dengan waktu atau musim pra, saat kejadian
berlangsung.
Periode paroksisme biasanya terdiri dari tiga stadium yang berurutan yakni
stadium dingin (cold stage), stadium demam (hot stage), stadium berkeringat
(sweating stage). Biasanya penularan terjadi saat malam hari dan pada saat
musim penghujan dimana banyak terdapat genangan air.
5. Mencari tahu mekanisme penularan penyakit malaria.
Malaria dapat ditularkan melalui dua cara yaitu cara alamiah dan bukan
alamiah.

11
Penularan secara alamiah (natural infection), melalui gigitan nyamuk
Anopheles.
Penularan bukan alamiah, dapat dibagi menurut cara penularannya, yaitu :
a. Malaria bawaan, disebabkan adanya kelaianan pada sawar plasenta.
b. Penularan secara mekanik terjadi melalui transfuse darah atau jarum
suntik.
c. Penularan secara oral.
6. Mencari batasan area penularan sehingga dapat ditetapkan daerah endemik atau
pandemik suatu penyakit. Misalnya daerah endemik malaria termasuk daerah
dengan letak Astronomi dan geografi yang seperti apa dan sehingga aspek
lingkungan masuk ke dalam penyelidikan epidemiologi yang cukup penting.
7. Mencari tahu kegiatan atau pekerjaan, usia, kebiasaan, makanan serta tingkat
perekonomian penduduk sekitar. Sehingga diketahui area beraktivitas dan
kehidupan para penduduknya. Kemungkinan menjadi faktor-faktor penyakit
dan penularan.
8. Mencari tahu lokasi pemberian pelayanan kesehatan dan lokasi dari daerah
endemik. Karena hal ini erat kaitannya dengan kualitas kesehatan
masyarakanya. Apabila ditemui keluhan penderita bahawa jauhnya atau bahkan
terbatasanya pusat pelyanan kesehatan maka hal ini penyedia pelayanan
kesehatan dapat pula menjadi tersangka penularan penyakit malaria.
9. Setelah mengumpulkan data yang dibutuhkan, dapat dibuat semacam peta area
penyebaran penyakit. Serta prosentase penularan masing-masing daerah
dengan jumlah penduduk yang ada.
10. Lalu dapat disimpulkan bahawa area tersebut dengan letak astronomi, geografi,
jenis penduduk dengan segala macam karakteristik, kondisi lingkungan dan
pelayanan kesehatan serta sumber penyakit adalah penyebab terjadinya suatu
kejadian timbulnya penularan penyakit.
11. Dengan analisis yang sedemikian rupa, dibuat lah tindakan pengobatan dan
yang paling utama adalah pembatasan penularan dengan cara pencegahan bagi
warga yang belum terkena penyakit malaria.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Malaria adalah penyakit yang disebarkan melalui perantara nyamuk
anopheles. Malaria disebabkan oleh plasmodium, parasit yang bersel tunggal yang
terdiri atas 4 jenis plasmodium yaitu :
a. Plasmadium vivax : menyebabkan malaria tertiana benigna.
b. Plasmadium ovale : menyebabkan malaria tertiana benigna.
c. Plasmadium malariae : menyebabkan malaria quartana.
d. Plasmadium falcifarum : menyebabkan malaria tertiana maligna yang berat,
progresif dan biasanya fatal.
Agar kita terhindar dari penyakit ini, hendaknya kita melakukan tindakan
pencegahan dari gigitan nyamuk Anopheles.Pencegahannya ada yang dengan
menggunakan obat dan ada juga yang tanpa obat.Menjaga kebersihan lingkungan
tempat tinggal merupakan salah satu langkah yang penting untuk mencegah gigitan
nyamuk yang aktif di malam hari ini.Keberhasilan langkah ini sangat ditentukan
oleh kesadaran masyarakat setempat.

B. Saran
Saran yang dapat di ambil dari makalah ini adalah :
Hendaknya kita mengetahui tentang penyakit yang menimbulkan wabah yaitu
malaria, sehingga kita dapat mengetahui penyebab dari penyakit ini, siklus hidup
penyakit ini, gejala, pencegahan serta pengobatan dari penyakit malaria.

13
DAFTAR PUSTAKA

Depkes, Buku Saku Penatalaksanaan Kasus Malaria, Ditjen Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan: Jakarta, 2007.

Gilman, A. G., Hardman, J. G. & Limbird, L. E, Dasar Farmakologi Terapi, Volume 1,


diterjemahkan oleh Aisyah, C., Elviana, E., Syarief, W. R., Hanif, A. & Manurung, J.,
759, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran.2007.

Hasan, D, Rasio Efektifitas Biaya Obat Antimalaria Kombinasi Artesunate + Amodiakuin


Dan Kombinasi Sulfadoksin dan Pirimetamin Dalam Terapi Malaria Falsiparum,
Disertasi Program Doktor UI, 2006.

Isselbacher, Harrison. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam, Alih. BahasaAsdie Ahmad H


Edisi, 13. Jakarta : EGC.2012

14

Anda mungkin juga menyukai