Alopesia Areata
Alopesia Areata
ALOPESIA AREATA
Normawati Rahman, Rohana Sari Suaib
A. PENDAHULUAN
berbatas tegas, umumnya terdapat pada kulit kepala, tetapi dapat juga
rontok. Rambut pendek yang rusak (rambut tanda seru) sering terlihat di area
alopesia areata.(2)
Munculnya rambut rontok dapat dimulai pada usia berapa pun, dapat
melibatkan kulit kepala dan/atau rambut tubuh lainnya, muncul berupa bercak
B. EPIDEMIOLOGI
Alopecia areata (AA) terjadi pada populasi di seluruh dunia. Ini adalah
antara 0,7%-3,8% dari pasien yang datang berobat pada ahli di poliklinik. Di
tidak ada perbedaan kejadian alopesia areata pada laki-laki dan perempuan.
areata 25% dari sebagaian besar kasus alopesia, dengan rata-rata usia 30-59
tahun.(6) Alopesia areata pediatric terjadi sekitar 20% dari kasus alopesia
areata, dan sebanyak 60% dari pasien dengan alopesia areata muncul dengan
bercak yang pertama kali terjadi sebelum usia 20 tahun.(4) Di Asia, satu studi
eritematosus (0,6%), vitiligo (4%), dan penyakit tiroid autoimun ( 8-28%). (8)
C. ETIOLOGI
dewasa dan adanya autoantibodi spesifik organ pada pasien dengan alopesia
kimia, perubahan musim, trauma fisik, lesi lokal pada kulit dan kelainan
imunologis. (7)
D. PATOFISIOLOGI
Ada tiga fase utama dalam siklus rambut normal: fase anagen
telogen lebih awal, sehingga terjadi pemendekan siklus rambut. Proses ini
yang melanjutkan siklus akan membentuk rambut anagen baru yang lebih
berkembang hanya sampai fase anagen IV. Selanjutnya sisa folikel anagen
yang hipoplastik ini akan membentuk jaringan sarung akar dalam, dan
peningkatan sel T helper (CD4) dan penurunan jumlah sel supresor (CD8)
terdiri dari sel-sel CD4 dan CD8. Sel-sel CD8 yang diaktifkan dapat
sitotoksik (CD8) yang diaktifkan pada alopesia areata seperti faktor tumor
necrosis, granzyme dan Fas ligand, Berpotensi memicu apoptosis pada sel-sel
utama receptor pada kulit yang dapat berkontribusi terhadap sumbu HPA dan
meningkat pada folikel rambut yang terkena AA serta esr1 juga dikenal
untuk mengatur respon HPA pada stres. Hal ini menunjukkan bahwa
5
perubahan menyimpang yang diamati pada HPA kulit lokal dan aktivitas
HPA pusat adalah konsekuensi dari aktivitas sistem kekebalan tubuh pada
Bukti bahwa stres dapat memodulasi AA kurang jelas, namun data fungsional
sejauh ini menunjukkan stress bisa memicu terjadinya alopesia areata. CRH
dapat menginduksi diferensiasi sel mast dari mesenkim folikel rambut dan
E. DIAGNOSIS
pola mosaik alopesia atau alopesia yang secara klinis berkembang progresif.
Di dukung adanya trikodistrofi, efluvium anagen, atau telogen yang luas dan
1. Gejala Klinis
kulit kepala, alis, janggut, dan bulu mata. Bercak ini berbentuk bulat dan
lonjong. Pada tepi daerah yang botak ada rambut yang terputus, bila
rambut ini dicabut terlihat bulbus yang atropi. Sisa rambut terlihat seperti
tanda seru. Rambut tanda seru (exclamation mark hair) adalah batang
totalis.(1)
7
edema. Bila lesi telah mengenai seluruh atau hampir seluruh scalp disebut
dibagian badan lain yang dalam keadaan normal berambut terminal disebut
ophiasis yang biasanya terjadi pada anak, berupa kerontokan rambut pada
daerah occipital yang dapat meluas ke anterior dan bilateral 1-2 inci di atas
alopesia totalis.
4) Tipe kombinasi: Dimulai setelah usia 40 tahun dan 10% akan menjadi
alopesia totalis.
8
2. Pemeriksaan Fisis
kepala, alis, janggut, dan bulu mata, ketiak dan alat kelamin,dapat
Gambar 3 : Bercak alopesia areata pada bagian kanan regio frontotemporal serta
keterlibatan alis.(4)
9
% pada anak-anak dengan alopecia areata dan paling sering terjadi pada
khas Lubang kecil, dangkal, dan didistribusikan secara teratur dalam pola
topikal.(5)
11
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Kultur jamur
b. Biopsi kulit
fase anagen.(1) Folikel rambut terdapat dalam berbagai ukuran, tetapi lebih
kecil dan tidak matang. Bulbus rambut di dalam dermis dan dikelilingi
infiltrasi sel radang, terutama terdiri dari sel T, yang berada di area
areata, bergantung tiap stadium, dan tampilan klasik bisa tidak ada pada
F. DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
1. Tinea Kapitis
Tinea kapitis adalah kelainan pada kulit dan rambut kepala yang
Papul ini melebar dan membentuk bercak, yang menjadi pucat dan
abu-abu dan tidak berkilat lagi. Rambut mudah patah dan terlepas
13
2) Kerion
menetap.(1)
folikel, dan yang tertinggal adalah ujung rambut yang penuh spora.
2. Lupus Eritematosus
Lesi kulit non spesifik pada SLE antara lain alopesia tanpa
jaringan parut luas berbeda dari alopecia jaringan parut yang terkait
3. Trikotilomania
pada salah satu area, misalnya rambut kepala, alis, kelopak mata,
G. PENATALAKSANAAN
areata yang berat, sehingga masih tetap dicari jenis dan sistim pengobatan
a. Formula Helsinki
Berupa krim yang berisi bahan yang unik yang dapat membuat
d. Kortikosteroid topikal
a. Antralin
beberapa jam sampai terjadi iritasi kulit kemudian dicuci dengan air
a. Minoxidil
4) Imunosupresor/ Imunomudulator
a. Siklosporin
5) Foto-kemo-terapi
(7)
Inflamatory cells didalam kulit mudah rusak oleh sinar UV.
Diberi 3 hari dalam seminggu dengan dosis 0.6-0.8 ml/kg p.o, 1-2
diterapi. (7)
20
6) Terapi sistemik
a. Kortikosteroid
dosis 80-120 mg/hari selama antara 8-42 bulan atau dosis denyut 300
b. Isoprinosin
c. Siklosporin
epitel folikel, ekspresi ICAM-1, sel T CD4, CD8, dan sel langerhans
IU/hari.(7)
8) Interferon
a. Cryotherapy
b. Dermatography
Pada 1986 Van Der Vender telah dimulai penelitian dengan “Japanese
alopecia areata.(5)
a. Bercak alopesia :
diulangi
c. Alopesia totalis/universalis
H. PROGNOSIS
Pada sebagian kasus dimana rambut rontok hanya terbatas pada bagian
tertentu dan bercak yang kecil, remisi spontan dapat terjadi, mungkin 80
sebagian besar kasus. Prognosis alopesia yang luas, seperti alopecia totalis
dengan alopesia totalis dan universalis sembuh spontan. Pola ophiasis pada
DAFTAR PUSTAKA
Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin ed.6. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran
Durham, North Carolina Vol. 24, 2011, 311–319. 2011. USA : 2011.
2010.
Chapter 86 dalam Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS,
7. Putra., Imam Budi. Alopesia Areata. Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan
9. Anonim. Alopecia Areata. 2016. (cited 2016 November 27). Avalaible from :
bestpractice.bmj.com/best-practice/pdf/patient.../548980.pdf.
Subdivisi Alergi Imunologi Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP
ALOPESIA AREATA
Disusun Oleh :
NORMAWATI RAHMAN
K1A1 12 014
Pembimbing
KENDARI
2016