Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada pengkajian pertama bayi A, tanggal 01 Maret 2019 pukul 11.00 WIB di
puskesmas Gemawang By. A diantar oleh orang tuanya dan didapatkan hasil bayi A
umur 2 bulan yang menunjukan bahwa bayi A sudah waktunya dan memenuhi syarat
untuk diimunisasi DPT 1 dan Polio 2. Saat ini By. A dalam keadaan sehat dengan S :
36,30C, N : 100x/mnt, dan RR : 45x/mnt. Menurut Depkes RI jadwal pemberian
imunisasi DPT dan Polio yaitu usia 3 bulan dosis 1, 4 bulan dosis 2, 5 bulan dosis
ketiga, dan booster DPT diberikan pada umur 18 bulan. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Winarsih, S (2013) terdapat hubungan yang bermakna antara peran
orang tua dalam pemberian imunisasi dasar dengan status imunisasi bayi.
Bayi A jenis kelamin perempuan usia 2 bulan merupakan anak pertama.
Alasan datang Ny. I yaitu ingin mengimunisasi anaknya. Menurut Proverawati
(2010), Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja memasukkan
antigen lemah agar merangsang antibodi keluar sehingga tubuh dapat resisten
terhadap penyakit tertentu. Pada saat lahir bayi sudah diimunisasi Hb0 dan saat usia 1
bulan sudah diimunisasi BCG dan polio 1, saat usia 2 bulan bayi sudah diimunisasi
DPT Hb Hib I Polio 2. Saat ini, bayi berusia 3 bulan sehingga bayi akan diimunisasi
DPT Hb Hib 2 Polio 3 dimana menurut Alimul (2009) merupakan imunisasi yang
digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit difteri, pertusis dan tetanus. Vaksin
DPT ini merupakan vaksin yang mengandung racun kuman difteri yang telah
dihilangkan sifat racunnya, namun masih dapat merangsang pembentukan zat anti
bodi. Menurut IDAI (2008), imunisasi pentavalen tersebut disuntikkan dengan dosis
0,5 ml dengan disuntik secara intramuskular dan disuntikkan di paha. Serta imunisasi
OPV 2 dimana menurut Imunisasi polio merupakan imunisasi yang digunakan untuk
mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan
pada anak (Alimul, 2009) dan menurut IDAI (2008) OPV diberikan 2 tetes per-oral.
Ibu mengatakan bahwa bayinya belum pernah sakit apapun sebelumnya dan saat ini
juga sedang dalam keadaan sehat, sehingga bayi memenuhi syarat untuk dilakukan
imunisasi.
Pada pemeriksaan tumbuh kembang, bayi sudah dapat tidur dengan posisi
miring dan sedang belajar tengkurap hal tersebut sesuai dengan teori. Pada
pemeriksaan pola kebiasaan bayi sehari-hari, didapatkan hasil bahwa pola nutrisi
bayi baik karena bayi hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan makanan atau
minuman apapun kecuali obat. Pola eliminasi juga baik serta bola istirahat bayi baik
karena bayi sering tertidur dan hanya bangun jika ingin menyusu, dan saat BAB dan
BAK. Pada pola personal hygine juga baik karena bayi dimandikan 2x sehari dan
diganti jika baju basah atau kotor.
Pada pemeriksaan obyektif, didapatkan hasil bahwa nadi bayi 100x/ menit,
suhu 36,30C dan pernafasan 45x/ menit. Hasil pemeriksaan tersebut menunjukkan
bayi dalam keadaan normal dan sehat menurut Arfiana (2016) Pada pemeriksaan
antopometri BB bayi 4500 gram dimana saat lahir BB bayi 2600 gram, hal tersebut
menunjukkan ada kenaikan berat badan selama 2 bulan sebanyak 1.900 gram. Pada
pemeriksaan status present, tidak ditemukan kelainan apapun.
Analisaa Bayi A yaitu Bayi A usia 2 bulan, sehat, fisiologis dengan imunisasi
DPT Hb Hib 1 Polio 2. Sehingga dilakukan pelaksanaan bahwa menjelaskan kepada
ibu pengertian imunisasi penta yaitu imunisasi untuk mencegah penyakit difteri,
pertusis dan tetanus dimana imunisasi ini akan menyebabkan anak demam.
Selanjutnya anak akan diimunisasi polio oral yang berguna untuk mencegah penyakit
polio atau lumpuh dan imunisasi ini tidak ada efek samping yang terjadi. Bayi
diimunisasi di paha sebelah kiri dan diberi polio tetes sebanyak 2 tetes dan diberi
obat parasetamol untuk meredakan demam yang akan timbul setelah imunisasi.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada saat pengkajian tanggal 01 Maret 2019 By.A datang bersama
ibunya untuk imunisasi DPT-HB-HIB1 dan Polio2. Saat ini By.A berusia
2 bulan dan dalam keadaan sehat, tidak demam, diare, maupun batuk
pilek. Pada pemeriksaan antropometri didapatkan hasil berat badan 4500
gram, panjang badan 57 cm, lila 13, Lingkar kepala 38 cm, lingar dada
39 cm. Pada pemeriksaan tanda-tanda vital dalam batas normal yaitu nadi
100 x/menit, suhu 36,30 C, dan RR 45 x/menit. Setelah melalui tahap
pengukuran, ibu By.A menandatangani inform consent untuk dilakukan
tindakan imunisasi, kemudian By.A disuntik imunisasi DPT-HB-HIB 1 di
paha kiri dan Polio2 sebanyak 2 tetes sesuai dengan prosedur. Setelah
dilakukan imunisasi, ibu By.A diresepkan paracetamol untuk
diminumkan ke bayinya karena imunisasi ini efek sampingnya adalah
panas dan rewel.
B. Saran
1. Penulis
Penulis harus menguasai materi secara menyeluruh sehingga
apa yang telah di pelajari di institusi bisa di aplikasikan sebagai mana
mestinya.
2. Lahan Praktik
Lahan praktik harus mampu memberi pengarahan dan
bimbingan yang lebih baik bagi mahasiswa dan mengajarkan
keterampilan-keterampilan yang seharusnya di dapat mahasiswa
sebagai praktikan.
3. Pasien
Pasien dapat menjalin komunikasi dengan baik dan memahami
apa yang telah di sampaikan. Pasien berkenan menerima apa yang
disampaikan tenaga kesehatan demi kesehatan dirinya.

Anda mungkin juga menyukai