Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

“MUHAMMADIYAH DALAM KEHIDUPAN


BERBANGSA DAN BERNEGARA”

KELOMPOK 12

SILVY MARTA PERMADANY (172020100023)


DWI NUR MASFUFAH (172020100037)

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Alloh yang telah memberikan saya kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini di susun agar pembaca dapat memperluas ilmu “Muhammadiyah dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara”yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu
yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang “Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan


bernegara” Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun Makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
membutuhkan kritik dan saran dari pembaca. Terimakasih.

Sidoarjo, Desember 2018

Penulis,

Kelompok 12
Muhammadiyah Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Muhammadiyah adalah Gerakan Islam yang melaksanakan da'wah amar ma'ruf nahi
munkar dengan maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam
sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Muhammadiyah berpandangan
bahwa Agama Islam menyangkut seluruh aspek kehidupan meliputi aqidah, ibadah, akhlaq,
dan mu'amalat dunyawiyah yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan harus dilaksanakan
dalam kehidupan perseorangan maupun kolektif. Dengan mengemban misi gerakan tersebut
Muhammadiyah dapat mewujudkan atau mengaktualisasikan Agama Islam menjadi rahmatan
lil-'alamin dalam kehidupan di muka bumi ini.

Muhammadiyah berpandangan bahwa berkiprah dalam kehidupan bangsa dan negara


merupakan salah satu perwujudan dari misi dan fungsi melaksanakan da'wah amar ma'ruf
nahi munkar sebagaimana telah menjadi panggilan sejarahnya sejak zaman pergerakan
hingga masa awal dan setelah kemerdekaan Indonesia. Peran dalam kehidupan bangsa dan
negara tersebut diwujudkan dalam langkah-langkah strategis dan taktis sesuai kepribadian,
keyakinan dan cita-cita hidup, serta khittah perjuangannya sebagai acuan gerakan sebagai
wujud komitmen dan tanggungjawab dalam mewujudkan "Baldatun Thoyyibatun Wa Rabbun
Ghafur".

Bahwa peran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat dilakukan melalui dua
strategi dan lapangan perjuangan. Pertama, melalui kegiatan-kegiatan politik yang
berorientasi pada perjuangan kekuasaan/kenegaraan (real politics, politik praktis)
sebagaimana dilakukan oleh partai-partai politik atau kekuatan-kekuatan politik formal di
tingkat kelembagaan negara. Kedua, melalui kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang bersifat
pembinaan atau pemberdayaan masyarakat maupun kegiatan-kegiatan politik tidak langsung
(high politics) yang bersifat mempengaruhi kebijakan negara dengan perjuangan moral
(moral force) untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik di tingkat masyarakat dan negara
sebagaimana dilakukan oleh kelompok-kelompok kepentingan (interest groups).

Muhammadiyah secara khusus mengambil peran dalam lapangan kemasyarakatan


dengan pandangan bahwa aspek kemasyarakatan yang mengarah kepada pemberdayaan
masyarakat tidak kalah penting dan strategis daripada aspek perjuangan politik kekuasaan.
Perjuangan di lapangan kemasyarakatan diarahkan untuk terbentuknya masyarakat utama
atau masyarakat madani (civil society) sebagai pilar utama terbentuknya negara yang
berkedaulatan rakyat. Peran kemasyarakatan tersebut dilakukan oleh organisasi-organisasi
kemasyarakatan seperti halnya Muhammadiyah. Sedangkan perjuangan untuk meraih
kekuasaaan (power struggle) ditujukan untuk membentuk pemerintahan dalam mewujudkan
tujuan negara, yang peranannya secara formal dan langsung dilakukan oleh partai politik dan
institusi-institusi politik negara melalui sistem politik yang berlaku. Kedua peranan tersebut
dapat dijalankan secara objektif dan saling terkait melalui bekerjanya sistem politik yang
sehat oleh seluruh kekuatan nasional menuju terwujudnya tujuan negara.

Muhammadiyah sebagai organisasi sosial-keagamaan (organisasi kemasyarakatan)


yang mengemban misi da'wah amar ma'ruf nahi munkar senantiasa bersikap aktif dan
konstruktif dalam usaha-usaha pembangunan dan reformasi nasional sesuai dengan khittah
(garis) perjuangannya serta tidak akan tinggal diam dalam menghadapi kondisi-kondisi kritis
yang dialami oleh bangsa dan negara. Karena itu, Muhammadiyah senantiasa terpanggil
untuk berkiprah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan berdasarkan pada khittah
perjuangan sebagai berikut:

Muhammadiyah meyakini bahwa politik dalam kehidupan bangsa dan negara


merupakan salah satu aspek dari ajaran Islam dalam urusan keduniawian (al-umur ad-
dunyawiyat) yang harus selalu dimotivasi, dijiwai, dan dibingkai oleh nilai-nilai luhur agama
dan moral yang utama. Karena itu diperlukan sikap dan moral yang positif dari seluruh warga
Muhammadiyah dalam menjalani kehidupan politik untuk tegaknya kehidupan berbangsa dan
bernegara.

Muhammadiyah meyakini bahwa negara dan usaha-usaha membangun kehidupan


berbangsa dan bernegara, baik melalui perjuangan politik maupun melalui pengembangan
masyarakat, pada dasarnya merupakan wahana yang mutlak diperlukan untuk membangun
kehidupan di mana nilai-nilai Ilahiah melandasi dan tumbuh subur bersamaan dengan
tegaknya nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, perdamaian, ketertiban, kebersamaan, dan
keadaban untuk terwujudnya "Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur".

Muhammadiyah memilih perjuangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara


melalui usaha-usaha pembinaan atau pemberdayaan masyarakat guna terwujudnya
masyarakat madani (civil society) yang kuat sebagaimana tujuan Muhammadiyah untuk
mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Sedangkan hal-hal yang berkaitan
dengan kebijakan-kebijakan kenegaraan sebagai proses dan hasil dari fungsi politik
pemerintahan akan ditempuh melalui pendekatan-pendekatan secara tepat dan bijaksana
sesuai prinsip-prinsip perjuangan kelompok kepentingan yang efektif dalam kehidupan
negara yang demokratis.

Muhammadiyah mendorong secara kritis atas perjuangan politik yang bersifat praktis
atau berorientasi pada kekuasaan (real politics) untuk dijalankan oleh partai-partai politik dan
lembaga-lembaga formal kenegaraan dengan sebaik-baiknya menuju terciptanya sistem
politik yang demokratis dan berkeadaban sesuai dengan cita-cita luhur bangsa dan negara.
Dalam hal ini perjuangan politik yang dilakukan oleh kekuatan-kekuatan politik hendaknya
benar-benar mengedepankan kepentingan rakyat dan tegaknya nilai-nilai utama sebagaimana
yang menjadi semangat dasar dan tujuan didirikannya negara Republik Indonesia yang
diproklamasikan tahun 1945.

Kehidupan Dalam Berbangsa dan Bernegara

1. Warga Muhammadiyah perlu mengambil bagian dan tidak boleh apatis (masa bodoh)
dalam kehidupan politik melalui berbagai saluran secara positif sebagai wujud bermuamalah
sebagaimana dalam bidang kehidupan lain dengan prinsipprinsip etika/akhlaq Islam dengan
sebaik-baiknya dengan tujuan membangun masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

2. Beberapa pinsip dalam berpolitik harus ditegakkan dengan sejujur—jujurnya dan


sesungguh-sungguhnya yaitu menunaikan amanat dan tidak boleh menghianati amanat,
menegakkan keadilan, hukum, dan kebenaran, ketaatan kepada pemimpin sejauh sejalan
dengan perintah Allah dan Rasul, mengemban risalah Islam, menunaikan amar ma’ruf, nahi
munkar, dan mengajak orang untuk beriman kepada Allah, mempedomani Al-Quran dan
Sunnah, mementingkan kesatuan dan persaudaraan umat manusia, menghormati kebebasan
orang lain, menjauhi fitnah dan kerusakan, menghormati hak hidup orang lain, tidak
berhianat dan melakukan kezaliman, tidak mengambil hak orang lain, berlomba dalam
kebaikan, bekerjasama dalam kebaikan dan ketaqwaan serta tidak bekerjasama (konspirasi)
dalam melakukan dosa dan permusuhan, memelihara hubungan baik antara pemimpin dan
warga, memelihara keselamatan umum, hidup berdampingan dengan baik dan damai, tidak
melakukan fasad dan kemunkaran, mementingkan ukhuwah Islamiyah, dan prinsip-prinsip
lainnya yang maslahat, ihsan, dan ishlah.

3. Berpolitik dalam dan demi kepentingan umat dan bangsa sebagai wujud ibadah kepada
Allah dan ishlah serta ihsan kepada sesama, dan jangan mengorbankan kepentingan yang
lebih luas dan utama itu demi kepentingan diri sendiri dan kelompok yang sempit.

4. Para politisi Muhammadiyah berkewajiban menunjukkan keteladanan diri (uswah hasanah)


yang jujur, benar, dan adil serta menjauhkan diri dari perilaku politik yang kotor, membawa
fitnah, fasad (kerusakan), dan hanya mementingkan diri sendiri.

5. Berpolitik dengan kesalihan, sikap positif, dan memiliki cita-cita bagi terwujudnya
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya dengan fungsi amar ma’ruf dan nahi munkar yang
tersistem dalam satu kesatuan imamah yang kokoh.

6. Menggalang silaturahmi dan ukhuwah antar politisi dan kekuatan politik yang digerakkan
oleh para politisi Muhammadiyah secara cerdas dan dewasa.
Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa indonesia yang telah mendapat
karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan
bangsa dan negara Republik Indonesia yang berfalsafah Pancasila, untuk beerusaha bersama-
sama menjadikan negara adil dan makmur dan diridlai Allah SWT.

Berdasarkan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah yang bersumber dari


ajaran Islam yang murni, Muhammadiyah menyadari tentang kewajiban untuk berjuang dan
mengajak segenap golongan untuk kembali kepada ajaran islam yang murni. Selain itu,
Muhammadiyah mengajak seluruh umat Islam untuk membangun tanah air Indonesia
menjadi masyarakat yang adil dan makmur serta diridlai Allah SWT.

Untuk mencapai cita-cita tersebut, Muhammadiyah melakukan pola dakwah


Islamiyah dengan mengajak pada perbuatan yang ma’aruf (baik) dan mencegah perbuatan
yang munkar (keji). Dakwah amar ma’ruf nahi munkar ini dilakukan dengan berbagai cara
dalam berbagai dimensi kehidupan manusia. Diantaranya melalui amal usaha bidang
pendidikan, kesehatan, ekonomi serta amal usaha lainnya. Semua gerakan Muhammadiyah
didasari dakwah Islamiyah. Sehingga ruh setiap gerakan adalah mengajak pada kebenaran
agama Islam secara kaffah (menyeluruh).
PENUTUP

Kesimpulan

Dari bacaan diatas disimpulkan bahawa Muhammadiyah adalah gerakan islam yang
melaksanakan dakwah amar ma'ruf nahi munkar dengan maksud dan tujuan memegakkan dan
menjunjung tinggi agama islam sehingga terwujud masyarakat islam yang sebenar-benarnya.
Peran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat dilakukan melalui dua strategi dan
lapangan perjuangan, yaitu melalui kegiatan politik yang berorientasi pada perjuangan
kekuasaan atau kenegaraan dan melalui kegiatan kemasyarakatan yang bersifat pembinaan
yang bersifat mempengaruhi kebijakan negara dengan perjuangan moral.

Kehidupan dalam berbangsa dan bernegara meliputi warga muhammadiyah perlu


mengambil bagian dan tidak boleh apatis dalam kehidupan politik, beberapa prinsip dalam
berpolitik harus ditegakkan dengan sejujur-jujurnya dan sesungguh-sungguhnya, berpolitik
dalam dan demi kepentingan umat dan bangsa sebagai wujud ibadah kepada Allah swt dan
Islah serta ihsan kepada sesama, para politisi muhammadiyah berkewajiban menunjukkan
keteladanan diri yang jujur, benar, dan adil. Berpolitik dengan kesholehan sikap positif dan
memiliki cita-cita bagi terwujud nya masyarakat islam yang sebenar-benarnya, menggalang
silaturrahmi dan ukhuwah antar politisi dan kekuatan politik yang digerakkan oleh para
politisi muhammadiyah secara cerdas dan dewasa.

REFERENSI

Dr. M. Musfiqon, M.pd. 2013. Kemuhammadiyahan untuk SMA/MA/SMK Muhammadiyah


kelas XI. Surabaya: Majelis Dikdasmen PWM Jatim.

Anda mungkin juga menyukai