Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

GASTRITIS (MAAG)

Disusun oleh :

Novi Rahmawati (1614301038)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu masalah kesehatan yang kita hadapi sekarang ini adalah penyakit saluran
pencernaan seperti gastitis. Masyarakat pada umumnya mengenal gastritis dengan
sebutan penyakit maag yaitu penyakit yang menurut mereka bukan suatu masalah
yang besar, misalnya jika merasakan nyeri perut maka mereka akan langsung
mengatasinya dengan makan nasi, kemudian nyerinya hilang. Penyakit gastritis ini
bila tidak di atasi dengan cepat maka dapat menimbulkan perdarahan (hemorha
gastritis) sehingga banyak darah yang keluar dan berkumpuldi lambung, selain itu
juga dapat menimbulkan tukak lambung, kanker lambung sehingga dapat
menyebabkan kematian (Harison, 2000:1550, dalam, Hastuti:2007).

Indonesia terus berupaya melakukan pembangunan Nasional, salah satunya dibidang


kesehatan yaitu MDGs. Komitmen Negara terhadap rakyat Indonesia dan Komitmen
Indonesia kepada masyarakat global yang merupakan suatu kesepakatan dan
kemitraan global untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat ditunjukkan oleh
paket berisi tujuan yang mempunyai batas waktu dan target terukur. Komitmen
Indonesia mencapai MDGs adalah komitmen meningkatkan kesejahteraan rakyat
Indonesia (DKK Padang, 2011).

Permasalahan dalam sistem pencernaan tidak boleh diabaikan. Masalah pencernaan


yang paling umum terutama maag pada remaja adalah penyakit meningkatknya asam
lambung atau gastro-esophageal reflux, sebagian besar dikenal sebagai penyakit
maag. Gangguan ini harus diberi perlakuan khusus karena dapat menimbulkan
masalah yang lebih serius yang dapat mempengaruhi sistem pernapasan. Pola makan
adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran dan jumlah bahan makanan
yang dimakan tiap hari guna untuk mendapatkan kebutuhan zat gizi yang cukup untuk
kelangsungan hidup, pemulihan setelah sakit, beraktivitas, pertumbuhan dan
perkembangan. Apabila pola makan tidak sehat akan terjadi gangguan pola makan
seperti timbulnya gastritis. Maka perlu diperhatikan frekuensi, waktu dan jenis
makanan dan pada remeja yang paling rawan terserang penyakit ini (
Erna:http://repository.unand.ac.id/id/eprint/18360 ).
Penyakit gastritis terjadi karena dua hal, yaitu gangguan fungsional dari lambung
yang tidak baik dan terdapat gangguan struktur anatomi. Gangguan fungsional
berhubungan dengan adanya gerakan dari lambung yang berkaitan dengan sistem
saraf di lambung atau hal-hal yang bersifat psikologis. Gangguan suktur anatomi bisa
berupa luka erosi atau juga tumor. Faktor kejiwaan atau stres juga terhadap timbulnya
serangan ulang penyakit gastritis (Sukarmin, 2011).

Badan penelitian kesehatan dunia WHO mengadakan tinjauan terhadap beberapa


negara dunia dan mendapatkan hasil persentase dari angka kejadian gastritis di dunia,
diantaranya Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, dan Perancis
29,5%. Di dunia, insiden gastritis sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk setiap
tahun. Insiden terjadinya gastritis di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah
penduduk setiap tahunnya. Prevalensi gastritis yang dikonfirmasi melalui endoskopi
pada populasi di Shanghai sekitar 17,2% yang secara substantial lebih tinggi daripada
populasi di barat yang berkisar 4,1% dan bersifat asimptomatik. Gastritis biasanya
dianggap sebagai suatu hal yang remeh namun gastritis merupakan awal dari sebuah
penyakit yang dapat menyusahkan kita. Persentase dari angka kejadian gastritis di
Indonesia menurut WHO adalah 40,8%. Angka kejadian gastritis pada beberapa
daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus dari 238,452,952
jiwa penduduk ( Kurnia, Rahmi:2011).

Sedangkan di Indonesia sudah pernah di lakukan penelitian kuman Helicobacter


Pylori tetapi belum dalam skala besar pada pasien gastritis yang dapat menimbulkan
ulkus lambung namun dari pemeriksaan yang dilakukan pada pasien gastritis sekitar
60-70% ditemukan kuman (Harison, 2000:1551, dalam Hastuti:2007).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Padang, pada tahun 2011 penyakit Gastritis
menduduki peringkat kedua dari 10 penyakit terbanyak, kasus Gastritis yaitu sebesar
21.606 kasus (DKK Padang, 2011).

B. Masalah Keperawatan
Gangguan rasa nyeri (maag)
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan An. D dan keluarga dapat
memahami dan mengerti tentang konsep gastritis..

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang gastritis, keluarga An. D
diharapkan dapat:
1) Menjelaskan pengertian gastritis
2) Menjelaskan penyebab gastritis
3) Menjelaskan tanda dan gejala gastritis
4) Menjelaskan cara pencegahan gastritis
5) Menjelaskan penatalaksanaan gastritis
6) Menjelaskan jenis-jenis makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
bagi penderita gastritis

D. Rencana Kegiatan
1. Topik
Gastritis (maag)

2. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya jawab

3. Media (Alat dan Bahan)


 Leaflet
 Lembar balik

4. Waktu dan Tempat :


Pukul 09:00-10:00 (selama 60 menit) Minggu, selasa 30 april 2019,
Rumah Tn. W didesa kutoarjo gedong tataan lampung
5. Pengorganisasian
a. Pemateri : Novi Rahmawati

Kriteria Evaluasi
1. Kriteria Struktur
a. SAP dibuat 2 hari sebelum pelakanaan Penkes.
b. Kontrak dengan klien dan keluarga 1 hari sebelumnya.
c. Media dibuat 2 hari sebelumnya.
d. Klien dan keluarga ada ditempat penyuluhan.

2. Kriteria Proses
a. Penyuluhan dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan .
b. Perawat bisa memberikan materi dengan benar dan tepat.
c. Klien dan keluarga kooperatif.

3. Kriteria Hasil
a. 89% klien memahami dan mengerti tentang penyakit gastirtis (maag)

Anda mungkin juga menyukai