MAKALAH
“SISTEM KOMPLEMEN”
OLEH :
KELOMPOK 4
atas limpahan karunia dan hidayah-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan
Muhammad SAW beliaulah nabi yang membawa umat dari zaman gelap gulita ke
bahwa makalah ini masih dari kesempurnaan, oleh sebab itu kritik dan saran dari
para pembaca sangat kami harapkan, dan akhirnya semoga makalah ini
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
C. Tujuan .................................................................................................................. 2
A. Sistem Komplemen.............................................................................................. 3
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 13
B. Saran ............................................................................................................................ 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
infeksi tertentu atau terhadap toksinya (Kadri, 2010). Begitu antibody tanggap
Dewasa ini, ada sekitar 20 jenis protein yang berperang dalam system
keadaan tidak aktif yang dapat di aktifkan sebagai bahan seperti toksin (LPS)
bakteri. Komplemen dapat juga beperan dalam system imun spesifik yang
1
antigen asing (proteksi), namun sering pula menimbulkan kerusakan jaringan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Komplemen
kompleks protein yang satu dengan yang lainnya sangat berbeda. Ada 9
menjadi bagian-bagian yang besar dan kecil (C3a, C4a dan sebagainya).
Fragmen yang besar dapat berupa enzim tersendiri dan mengikat serta
terhadap sinyal kecil, misalnya jumlah bakteri yang sangat sedikit sudah dapat
(Baratawidjaja, 2004).
terikat membran yang ikut serta dalam imunitas bawaan dan didapat. Protein-
protein ini diatur secara ketat dan beriteraksi melalui serangkaian reaksi
yang harus diuraiakan untuk membentuk enzim yang aktif (Jawetz, dkk. 2018)
3
jalur, dan protein pengatur yang menunjukkan fungsi pengendalian.
Komplemen sebagian besar disintesis di dalam hepar oleh sel hepatosit, dan
juga oleh sel fagosit monokuler yang berada dalam sirkulasi darah .
komplemen C1 juga dapat di sintesis oleh sel epitel lain diluar hepar.
jauh lebih besar dibandingkan dengan fraksi lainya, hal ini menempatkan C3
(Judarwanto, 2009).
B. Jalur Komplemen
jalur alternatif dan jalur MBL. Masing-masing dari jalur ini dapat
4
mengikat C6 dan C7 untuk membentuk kompleks yang tersisip kelapisan ganda
membairkan aliran air bebas menembus membran sel (Jawetz, dkk. 2018).
1. Jalur Klasik
protein: C1q, C1r, dan C1s, C1q adalah suatu agregat polipeptida yang
konvertase aktif, yang memcah molekul C3 menjadi dua fragmen: C3a dan
C3b, seperti yang telah disinggung, C3a adalah anafilatoksin kuat. C3b
menghasilkan MAC. Jika telah terbentuk MAC, sel akan segera memulai
proses lisis. Hanya IgM dan IgG memfiksasi komplemen melalui jalur
infeksi virus herpes simpleks (herpes simplex virus, HSV), replikasi HSV di
5
dalam sel disertai oleh insersi protein-protein virus kedalam membran
antibodi-antigen kini terpajan dan bersiap untuk dilekati oleh C1. Jalur
klasik kini diaktifkan dan sel yang terinfeksi musnahkan oleh MAC (Jawetz,
dkk. 2018).
2. Jalur Alternatif
dan serupa dengan jalur klasik di titik penguraian C4. Namun, perbedaan
utama adalah bahwa jalur ini dipicu oleh pengikatan lectin pengikat manosa
MBL dengan dua protease serin (MASP,1 dan MASP,2). Trikompleks ini
kini diaktifkan untuk memecah C4 menjadi C4a dan C4b, serta C2 menjadi
6
C2a dan C2b kompleks baru C4bC2a adalah suatu C3 konvertase dan
2018).
serin C1r dan C1a, menyebabkan enzim-enzim ini terlepas dari C1q: (2) faktor
berkurang: (3) faktor H meningkatkan efek faktor 1 pada C3b: (4) faktor P
yang tidak stabil sehingga bila tidak berikatan dengan komplemen berikutnya
7
protein yang dapat merusak fragmen komplemen yang melekat (Baratawidjaja,
2004).
D. Reseptor Komplemen
komplemen dan fragmen pada komplemen. CR1 dan CR3 adalah komponen
protein yang mengikat C3b dan C4b. CR3 dan CR4 saling berintegrasi,CR3
untuk proses migrasi dan adesi leukosit, sedangkan CR4 untuk respon
fagositosis. Reseptor C5a dan C3a adalah bagian dari tujuh pasangan pada
untaian G protein.FDC sebagai sel folikular dendritik tidak terlibat dalam nitas
C3a, C4a dan C5a disebut anafilatoksin oleh karena dapat memacu
sel mast dan basofil untuk melepaskan mediator kimia dapat meningkatkan
permeabilitas dan kontraksi otot polos vaskular. Reseptor C3a dan C4a
terdapat pada permukaan sel mast, sel basofil, otot polos dan limfosit.
Reseptor C5a terdapat pada permukaan sel mast, basofil, netrofil, monosit,
yang terdapat pada otot polos menyebabkan kontraksi otot polos tersebut.
Untuk mekanisme ini C5a adalah yang paling potendan C4a adalah yang
8
paling lemah. C5a juga mempunyai sifat yang tidak dimiliki oleh C3a dan
C4a oleh karena C5a juga mempunyai reseptor yang spesisfik pada
permukaan sel-sel fagosit maka C5a dapat menarik sel-sel fagosit tersebut
proses ini disebut kemotaksis juga setelah melekat C5a dapat merangsang
3. Proses Peradangan
asingtersebut.
waktu sisrkulasi eritrosit melewati hati dan limpa, maka selfagosit dalam
limpa dan hati (sel Kupffer) dapat membersihkan kompleks imun yang
9
E. Efek Biologis Komplemen
1. Sitolisis adalah lisis sel, misalnya bakteri, sel terinfeksi virus, dan sel tumor.
ketempat peradangan.
organisme yang telah dilapisi oleh C3b. Pengikatan ini dapat memicu
fagositosis.
kuat. Keduanya berikatan dengan reseptor di sel mast dan basofil yang
10
F. Defisiensi Komplemen Dan Penghindaran Oleh Patogen
menyerang virus diluar sel dan sel yang terinfeksi virus sebagai respons, virus
11
Beberapa virus, misalnya virus cacar mengode protein yang menghambat
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
pengenalan infeksi patogen dan menjadi pertahanan awal yang efektif bagi
tubuh saat infeksi awal patogen. Komplemen adalah sistem protein plasma
yang dapat aktif secara langsung oleh ikatan patogen atau tidak langsung oleh
efektor. Ada 3 macam jalur aktifasi komplemen yaitu jalur klasik, jalur
alternatif dan jalur lektin. Ketiga jalur tersebut dapat menginduksi antibodi
secara independen dalam imunitas bawaan (innate immunity), ketiga jalur akan
pada patogen.
B. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Jawetz, dkk. 2018. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 27. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran. EGC.
Judarwanto, Widodo. 2009. Buku Ajar Alergi Imunologi Anak Edisi II. Jakrta :
Balai IDAI.
14