DISLIPIDEMIA
Disusun oleh:
Preseptor:
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan referat yang berjudul “DISLIPIDEMIA”. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda Rasullulah yaitu Nabi
Muhammad SAW.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada para dosen klinis RSUD Al-Ihsan
khususnya dr. Hertika H, Sp.PD yang telah membimbing dan mengajarkan selama penulis
melakukan pembuatan referat ini. Tidak lupa, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
teman-teman karena telah bersedia untuk berdiskusi bersama dalam rangka menyelesaikan
referat ini.
Penulis tentu menyadari bahwa referat ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca agar nantinya dapat menjadi lebih
bermanfaat. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
3
BAB I
DISLIPIDEMIA
1.1 Definisi
Dislipidemia merupakan kelainan pada metabolisme lipid yang ditandai dengan
adanya peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid
yang utama meliputi kenaikan kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida, dan
penrurunan kolesterol HDL. Dalam proses terjadinya aterosklerosis semuanya
mempunyai peran yang penting, dan erat kaitannya satu dengan yang lain,
sehingga tidak mungkin dibicarakan tersendiri. Agar lipid dapat larut dalam
darah, molekul lipid harus terikat pada molekul protein (yang dikenal dengan
nama apoprotein, yang sering disingkat dengan nama Apo. Senyawa lipid dengan
apoprotein dikenal sebagai lipoprotein. Tergantung dari kandungan lipid dan
jenis apoprotein yang terkandung maka dikenal lima jenis liporotein yaitu
kilomikron, very low density lipo protein (VLDL), intermediate density lipo
protein (IDL), low-density lipoprotein (LDL), dan high density lipoprotein
(HDL).
4
Dari total serum kolesterol, K-LDL berkontribusi 60-70 %,. Kolesterol LDL
merupakan lipoprotein aterogenik utama, dan dijadikan target utama untuk
penatalaksanaan dislipidemia. Kolesterol HDL berkontribusi pada 20-30% dari
total kolesterol serum. Bukti bukti menyebutkan bahwa HDL memghambat
proses aterosklerosis.
1.2 Epidemiologi
Data dari American Heart Association tahun 2014 memperlihatkan
prevalensi dari berat badan berlebih dan obesitas pada populasi di Amerika
adalah 154.7 juta orang yang berarti 68.2 % dari populasi di Amerika Serikat
yang berusia lebih dari 20 tahun. Populasi dengan kadar kolesterol ≥ 240 mg/dl
diperkirakan 31.9 juta orang (13.8 %) dari populasi.
5
kurang dari 40 mg/dl, dan 11.9% dengan kadar trigliserid yang sangat tinggi (≥
500 mg/dl).
1.4 Klasifikasi
A. Berdasarkan NECP
6
B. Berdasarkan proses terjadinya penyakit
1. Dislipidemia Primer
Dislipidemia yang disebabkan karena kelainan penyakit genetik dan
bawaan yang dapat menyebabkan kelainan kadar lipid dalam darah.
Dislipidemia primer yang berhubungan dengan obesitas ditandai dengan
peningkatan trigliserida, penurunan kadar HDL, LDL, dan komposisi
abnormal
2. Dislipidemia Sekunder
Dislipidemia yang disebabkan oleh penyakit/keadaan lain seperti
hipotiroidisme, sindroma nefrotik, diabetes melitus, penyakit hati
obstruktif, sindroma metabolik, serta obat-obatan yang meningkatkan
kadar kolesterol LDL dan menurunkan kolesterol HDL (progestin, steroid
anabolic, kortikosteroid, dan beta blocker).
7
1.5 Patogenesis dan Patofisiologi
A. Metabolisme lipoprotein
1. Jalur eksogen
2. Jalur endogen
3. Jalur reverse kolesterol transport
1. Jalur eskogen
Makanan berlemak yang kita makan sehari-hari terdiri dari kolesterol dan trigliseride
(TG), lalu makanan di bawa ke usus dan diserap oleh enterosit mukosa usus halus. di
aliran darah TG dan kolesterol dibungkus oleh suatu protein yang dinamakan
kilomikron. TG dalam kilomikron mengalami hidrolisis menjadi free fatty acid oleh
enzim lipoprotein lipase. FFA disimpan sebagai TG di jaringan adiposa dan apabila
jumlahnya tinggi akan diserap oleh hati untuk pembentukan TG di hati. Kilomikron
8
yang mengandung sedikit TG akan berubah menjadi menjadi kilomikron remnant
yang mengandung kolesterol dan akan diserap oleh hati.
2. Jalur endogen
Trigliserida dan kolesterol yang disintesis di hati dan disekresi ke sirkulasi sebagai
lipoprotein VLDL mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase menjadi IDL, IDL
kemudian mengalami hidrolisis menjadi LDLsebagian dari VLDL, IDL, dan LDL
akan mengangkut kolesterol ester ke hati, LDL adalah lipoprotein yang bpaling
banyak mengandung kolesterol. sebagian kolesterol LDL akan mengantar kolesterol
dan TG ke adrenal, testis, dan ovarium, sebagian lagi akan mengalami oksidasi dan
ditangkap oleh resepptor scavenger-A di makrofag dan akan menjadi sel busa.
9
3. Jalur revese kolesterol transport
HDL dilepaskan sebagai partikel kecol miskin kolesterol yang mengandung Apo-A,
Apo-C, dan Apo-E disebut HDL nascent yang berasal dari usus halus dan hati. HDL
nascent akan mendekati makrofg untuk mengambil kolesterol yang ada di makrofag.
Kolesterol harus dibawa ke permukaan membran sel makrofag oleh suatu transporter
(adenosin tripospate binding cassete). HDL nascent apabila sudah menyerap
kolesterol menjadi HDL dewasa, kolesterol dalam HDL akan di sentrifikasi menjadi
kolestreol ester oleh lechitiin colesterol acyntranferse. Kolestreol yang ada di HDL
akan dibawa ke 2 jalur, yang pertama akan di bawa ke hati dan ditangkap oleh
scavenger receptor-A dan yang kedua akan dipeertukarkan dengan TG dari VLDL
dan LDL. Fungsi HDL sebagai penyerap kolesterol dari makrofag.
10
B. Mekanisme
11
1.6 Manifestasi klinis
Biasanya pasien tidak menyadari, manifestasi muncul ketika dislipidemia sudah
komplikasi. Manifestasi yang muncul tergantung komplikasi yang diderita oleh
pasien.
12
walau studi genetik dan observasional memperlihatkan hubungannya dengan
kejadian kardiovaskular.
• Pilih SCORE risk chart dengan kolesterol HDL yang terdekat dengan
kolesterol HDL pasien. Contoh: pilih SCORE risk chart dengan HDL 54,1
mg/dL bagi pasien dengan kolesterol HDL 50 mg/dL.
• Dari SCORE risk chart yang terpilih berdasarkan poin 1 selanjutnya pilih
SCORE risk chart yang sesuai dengan jenis kelamin dan status merokok
pasien.
• Masukkan konsentrasi kolesterol total (mg/dL atau mmol/L), umur, dan
tekanan darah pasien.
13
1.8.2 Tingkat Risiko Kardiovaskular
14
keberadaan faktor risiko tunggal yang berat terutama hipertensi (tekanan darah
≥180/110 mmHg) dan hiperkolesterolemia familial.
15
1.9 Target Terapi
Pembahasan target terapi dibagi dua yaitu jenis parameter lipid yang menjadi target
terapi dan target konsentrasi parameter lipid.
16
1.10 Strategi Intervensi
Intervensi gaya hidup ditujukan untuk menurunkan konsentrasi kolesterol LDL. Bagi
pasien dengan risiko kardiovaskular rendah dan sedang, intervensi gaya hidup
diberlakukan bersama terapi obat. Bagi pasien dengan risiko kardiovaskular tinggi
dan sangat tinggi, intervensi gaya hidup tanpa terapi obat, direkomendasikan untuk
dimulai pada konsentrasi kolesterol LDL di bawah target terapi.
17
sequestrant) untuk mereduksi konsentrasi kolesterol LDL menuju target terapi.
Statin merupakan terapi pilihan bagi pasien dengan risiko kardiovaskular tinggi
dan sangat tinggi yang mempunyai konsentrasi kolesterol LDL sebelum terapi
berurutan 100-200 mg/dL dan 70-135 mg/dL. Pada keadaan target terapi tidak
tercapai dengan terapi statin, direkomendasikan untuk menambahkan ezetimibe
pada statin.
Pasien risiko sangat tinggi (ASCVD dan diabetes) dengan konsentrasi kolesterol LDL
˃140 mg/dL direkomendasikan untuk diterapi dengan kombinasi statin dan inhibitor
PCSK9.
18
1.11 Intervensi Gaya Hidup Untuk Memperbaiki Profil Lipid
• Tujuan intervensi gaya hidup adalah untuk mengurangi kolesterol LDL,
mengurangi konsentrasi TG, dan meningkatkan kolesterol HDL.
• Usaha yang dapat dilakukan antara lain mengurangi asupan asam lemak
jenuh, meningkatkan asupan serat, mengurangi asupan karbohidrat dan
alkohol, meningkatkan aktivitas fisik sehari-hari, mengurangi berat badan
berlebih, dan menghentikan kebiasaan merokok.
• Tujuan intervensi gaya hidup adalah untuk mengurangi kolesterol LDL,
mengurangi konsentrasi TG, dan meningkatkan kolesterol HDL.
• Usaha yang dapat dilakukan antara lain mengurangi asupan asam lemak
jenuh, meningkatkan asupan serat, mengurangi asupan karbohidrat dan
19
alkohol, meningkatkan aktivitas fisik sehari-hari, mengurangi berat badan
berlebih, dan menghentikan kebiasaan merokok.
1.11.1 Diet
• Diet yang dapat dipakai untuk menurunkan kolesterol LDL adalah diet asam
lemak tidak jenuh seperti MUFA dan PUFA karena faktor diet yang paling
berpengaruh terhadap peningkatan konsentrasi kolesterol LDL adalah asam
lemak jenuh.
20
21
1.11.2 Aktivitas Fisik
• Tujuan melakukan aktivitas fisik secara teratur adalah mencapai berat badan
ideal, mengurangi risiko terjadinya sindrom metabolik, dan mengontrol faktor
risiko PJK.
• Pengaruh aktivitas fisik terhadap parameter lipid terutama berupa penurunan
TG dan peningkatan kolesterol HDL.
• Olahraga aerobik dapat menurunkan konsentrasi TG sampai 20% dan
meningkatkan konsentrasi kolesterol HDL sampai 10%.
• Aktivitas fisik yang dianjurkan adalah aktivitas yang terukur seperti jalan
cepat 30 menit per hari selama 5 hari per minggu atau aktivitas lain setara
dengan 4-7 kkal/menit.
• Beberapa jenis latihan fisik lainnya antara lain:
- Berjalan cepat (4,8-6,4 km per jam) selama 30-40 menit
- Berenang selama 20 menit
- Bersepeda baik untuk kesenangan atau transportasi, jarak 8 km dalam
30 menit
- Bermain voli selama 45 menit
- Menyapu halaman selama 30 menit
- Menggunakan mesin pemotong rumput yang didorong selama 30
menit
- Membersihkan rumah (secara besar-besaran)
- Bermain basket selama 15 hingga 20 menit
- Bermain golf tanpa caddy (mengangkat peralatan golf sendiri)
- Berdansa selama 30 menit
22
1.11.3 Penurunan Berat Badan
• Walau pengaruh penurunan berat badan terhadap kolesterol total dan LDL
hanya sedikit, untuk semua pasien dengan kelebihan berat badan
direkomendasikan untuk mengurangi 10% berat badan.
• Setiap penurunan 10 kg berat badan berhubungan dengan penurunan kolesterol
LDL sebesar 8 mg/dL.
• Setiap penurunan 1 kg berat badan berhubungan dengan peningkatan
kolesterol HDL sebesar 4 mg/dL dan penurunan konsentrasi TG sebesar 1,3
mg/dL.
a) Fitosterol
b) Protein kedelai
23
• Sebuah studi menunjukkan asupan 25 mg/hari berhubungan dengan
penurunan kolesterol LDL sebesar 5 mg/dL.
• Diet serat yang larut dalam air seperti kacang polong, sayuran, buah,
dan sereal mempunyai efek hipokolesterolemik.
• Diet serat yang larut dalam air sebanyak 5-10 gram/hari dapat
menurunkan kolesterol LDL sebesar 5%.
• Anjuran diet serat yang larut dalam air untuk menurunkan kolesterol
LDL adalah 5-15 gram/hari.
d) PUFA Omega-3
• Statin adalah obat penurun lipid pertama yang harus digunakan untuk
menurunkan kolesterol LDL. Dalam keadaan tidak toleran terhadap statin,
direkomendasikan pemakaian ezetimibe, inhibitor PCSK9, atau bile acid
sequestrant monoterapi.
24
• Selain berfungsi untuk menurunkan kolesterol LDL, statin juga mempunyai
efek meningkatkan kolesterol HDL dan menurunkan TG.
25
• Saat ini, ada 3 inhibitor PCSK9 yang telah dievaluasi terhadap luaran
kardiovaskular yaitu alirocumab, bococicumab, dan evolocumab.
• Studi melaporkan bahwa statin/evolocumab menurunkan konsentrasi
kolesterol LDL sampai ke median 30 mg/dL dan menurunkan risiko
kardiovaskular yang bermakna sebesar 15% dibandingkan statin monoterapi.
1.12.5 Fibrat
26
• Terapi dengan inhibitor CETP mempunyai efek ganda yaitu meningkatkan
konsentrasi kolesterol HDL dan menurunkan konsentrasi kolesterol LDL
melalui reverse cholesterol transport.
• Torcetrapib telah ditarik dari pasaran karena meningkatkan morbiditas dan
mortalitas walau terdapat peningkatan konsentrasi kolesterol HDL sebesar
72% dan penurunan konsentrasi kolesterol LDL sebesar 25%. Terapi
torcetrapib berhubungan dengan peningkatan tekanan darah yang bermakna.
1.13 Komplikasi
• Atherosklerosis
• Penyakit jantung koroner
• Stroke
1.14 Prognosis
Dilipidemia apabila di tangani dengan komperhensif prognosis baik.
Perubahan gaya hidup dan modifikasi asupan nutrisi juga memiliki peranan
penting dalam terapi
27
DAFTAR PUSTAKA
28