Anda di halaman 1dari 9

GOOD CORPORATE GOVERNANCE

“Sustainability Reporting dan Audit Lingkungan”

DISUSUN OLEH KELOMPOK 11:


REZA UKHTIANI 1612120126
TIA PUTRI KARTIKA 1612120144

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


INSTITUT INFORMATIKA & BISNIS DARMAJAYA
BANDAR LAMPUNG
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan karunia dan rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tujuan dibuatnya makalah ini adalah
sebagai tugas mata kuliah Good Corporate Governance.
Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan bagi kami dan para
pembaca. Namun, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat dijadikan
bahan pembuatan makalah yang lebih baik lagi kedepannya.
Demikian makalah ini kami buat, jika dalam pembahasan, isi, maupun penulisan ada yang
salah kami mohon maaf. Terima kasih.

Bandar lampung, 13 Juli 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang................................................................................................................
2. Rumusan Masalah...........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian SustainabilityReporting.................................................................................
2. Proses Penyajian dan Implementasi Sustainability Reporting........................................
3. Sustainability Management.............................................................................................
4. Pengertian Audit Lingkungan..........................................................................................
5. Fungsi dan Manfaat Audit Lingkungan...........................................................................
6. Jenis-jenis Audit Lingkungan..........................................................................................
7. Kunci Keberhasilan Audit Lingkungan...........................................................................
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan......................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.Latar Belakang

Perkembangan akuntansi pada awalnya bermula dari laporan keuangan(financial


statement), namun financial statement hanya menyajikan informasi item-item keuangan dan
indikator-indikator keuangan, sedangkan informasi seperti sosial, lingkungan, tata kelola,
keberlanjutan bisnis dan lainnya diabaikan dalam laporan. Kemudian muncul sebuah laporan
yang disebut dengan laporan manajemen (management reporting). Meskipun dilaporan
manajemen sudah dilengkapi terkait manajemen perusahaan namun masih belum menyajikan
tentang komitmen dan tanggung jawab perusahaan terhadap isu-isu sosial dan lingkungan.

Dengan adanya perkembangan, telah terjadi perubahan paradigma dari sudut pandang
dunia bisnis bahwa tujuan akhir organisasi berubah bukan hanya berorientasi pada laba
menyadarkan sektor binis akan pentingnya tanggung jawab sosial maupun lingkuangan
sekitar. Dengan menerapkan program tanggung jawab sosial terhadap lingkungan, hal ini
dapat membawa perubahan dalam bentuk rencana strategis bagi perusahaan guna
mempertahankan kelangsungan bisnisnya. Program ini diungkapkan dalam sebuah
penyusunan laporan keberlanjutan atau Sustainability Reporting sebagai bukti bahwa telah
adanya komitmen dari pihak perusahaan terhadap lingkungan sosialnya yang dapat dinilai
hasilnyaoleh para pihak yang membutuhkan informasi tersebut. Dengan paradigma baru ini
perusahaan dianggap tumbuh dan berkelanjutan tidak hanya diukur dari pencapaian laba saja,
namun juga diukur dari kepeduliannya terhadap lingkungan. Oleh karena itu diperlukannya
audit lingkungan.

2. Rumusan Masalah

a. Pengertian Sustainability Reporting?


b. Implementasi Sustainability Reporting?
c. Pengertian Audit Lingkungan?
d. Kunci Keberhasilan Audit Lingkungan?
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Sustainability Reporting

Sustainability reporting adalah pelaporan yang dilakukan oleh perusahaan umtuk


mengukur, mengungkapkan, serta upaya perusahaan untuk menjadi perusahaan yang
akuntabel bagi semua pemangku kepentingan (stakeholders) untuk tujuan kinerja perusahaan
menuju pembangunan yang berkelanjutan. Sustainable reporting dapat didefinisikan sebagai
suatu laporan yang bersifat non-financialyang dapat dipakai sebagai acuan oleh perusahaan
untuk melihat pelaporan dari dimensi sosial, ekonomi, dan lingkungan.

2. Proses Penyajian Sustainability Reporting

Proses penyajian sustainability reporting dilakukan melalui lima mekanisme, yaitu

1. penyusunan kebijakan perusahaan. Dalam hal ini perusahaan membuat kebijakan


yang berkaitan dengan pengembangan yang berkelanjutan kemudian memublikasikan
kebijakan tersebut beserta dampaknya.
2. Tekanan pada rantai pemasok. Hrapan masyarakat pada perusahaan untuk
memberikan produk dan jasa yang ramah lingkungan juga memberikan tekanan pada
perusahaan untuk menetapkan standar kinerja dan sustainability reporting kepada para
pemasok dan mata rantainya.
3. Keterlibatan pemangku kepentingan.
4. Voluntary codes. Dalam mekanisme ini, masyarakatmeminta perusahaan untuk
mengembangkan aspek-aspek kinerja sustainability dan meminta perusahaan untuk
membuat pelaporan pelaksanaan sustainability. Apabila perusahaan belum
melaksanakan, maka perusahaan harus memberikan penjelasan.
5. Mekanisme lain adalah rating benchmaking, pajak dan subsidi, izin-izin yang dapat
diperdagangkan, serta kewajiban dan larangan.

Global Reporting Initiative (GRI) telah mengeluarkan panduan/pedoman yang dapat


digunakan untuk mengukur praktik manajemen keberlanjutan berupa GRI Sustainability
Reporting Guidelines dengan menunjukkan beberapa elemen penting yang berhubungan
dengan 3 aspek, yaitu ekonomi, lingkungan, dan manusia atau triple bottom line (profit,
planet, and people). Perusahaan yang telah go public memiliki kewajiban membuat laporan
keberlanjutan sesuai dengan amanat Pasal 66 ayat 2, Undang-Undang No. 40 tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas. Bapepam-LK/OJK telah mengeluarkan aturan yang
mengharuskan perusahaan publik untuk mengungkapkan pelaksanaan kegiatan CSR didalam
laporan tahunannya.

Mengingat sangat pentingnya sustainability reporting dalam implementasi GCG di


perusahaan, termasuk BUMN, maka kementrian BUMN telah mengadakan workshop tentang
sustainability reporting berdasarkan GRI index. Melalui workshop tersebut diharapkan
BUMN menjadi aware dan lebih memahami dalam penyusunan laporan keberlanjutan. Oleh
karen itu, sudah saatnya di masing-masing perusahaan memiliki staf yang bersetifikat
Certified Sustainability Reporting Specialist (CSRS), agar dalam penyusunan sustainability
reporting menjadi lebih lancar. Selain itu, upaya yang dapat dilakukan untuk
memsosialisasikan laporan keberlanjutan adalah menyusun pedoman standar CSR yang
merujuk pada ISO 26000.

Implementasi National Center for Sustainability Reporting (NCSR) setiap tahun


menyelenggarakan ajang/penghargaan Indonesia Sustainability Reporting Awards (ISRA).
Ajang tahunan ISRA diselenggarakan atas kerjasama NCSR bersama Indonesia Netherlands
Association (INA) serta American Chamber of Commerce (AMCHAM). ISRA diharapkan
dapat meningkatkan tanggunga jawab perusahaan terhadap para pemangku kepentingan
utama dan meningkatkan kesadaran perusahaan terhadap aspek transparansi dan akuntabilitas
publik. ISRA diberikan kepada perusahaan yang telah mempublikasikan laporan
keberlanjutan.

3. Sustainability Management

Konsep pengembangan yang berkelanjutan merupakan suatu konsep pembangunan


dimana untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia saat ini (current) tidak boleh menggangu
kemampuan generasi berikutnya dalam memnuhi kebutuhan hidup mereka. Berdasarkan
konsep tersebut maka muncul konsep sustainability management. Manfaat yang diperoleh
oleh perusahaan yang mengimplementasikan sustainability management adalah sebagai
berikut:

1. Perusahaan lebih peduli terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar dalam


pembangunan komunitas. Perusahaan bukan hanya mengejar keuntungan namun juga
harus menjaga dan memberikan nilai tambah (value added) pada masyarakat dan
lingkungannya.
2. Meningkatkan nama baik atau reputasi perusahaan, sehingga terjadi citra yang positif.
3. Mengurangi timbulnya dampak resiko yang berpotensi merugikan perusahaan.
4. Meningkatkan daya saing (competitive advantage) perusahaan ditingkat global.
5. Meningkatkan kepercayaan para pemegang saham dan pemangku kepentingan
lainnya.
6. Bahan analisis investasi bagi para investor (socially responsible invesment-SRI).

4.Pengertian Audit Lingkungan

Audit lingkungan adalah evaluasi yang dilakukan untuk menilai ketaatan penanggung
jawab usaha atau kegiatan terhadap persyaratan hukum dan kebijakan yang ditetapkan oleh
pemerintah. Evaluasi dilakukan secarasistematik, terdokumntasi, periodik, dan objektif
mengenai bagaimana ssuatu kinerja organisasi, sistem manajemen, dan peralatan yang
digunakan, dengan tujuan memfasilitasi kontrol manajemen terhadap upaya pengendalian
dampak lingkungan dan pengkajian penataan kebijaksanaan usaha atau kegiatan terhadap
peraturan perundang-undangan tentang pengelolaan lingkungan.

5. Fungsi Audit Lingkungan

a. Upaya peningkatan penaatan suatu usaha terhadap peraturan perundang-undangan


lingkungan.
b. Dokumen suatu usaha tentang pelaksanaan standar operasi, prosedur pengelolaan,
dan pemantauan lingkungan termasuk rencana tanggap darurat, serta rencana
perubahan pada proses dan peraturan.
c. Jaminan untuk menghindari perusakan dan kecendrungan kerusakan lingkungan.
d. Bukti keabsahan prakiraan dampak dan penerapan rekomendasi yang tercantum
dalam dokumen amdal, yang berguna dalam penyempurnaan proses amdal.
e. Upaya perbaikan penggunaan sumber daya, antara lain melalui penghematan
penggunaan bahan, meminimalkan limbah, dsn identifikasi kemungkinan proses daur
ulang.
f. Upaya untuk meningkatkan tindakan yang telah dilaksanakan/yang perlu
dilaksanakan oleh suatu usaha untuk memenuhi kepentingan lingkungan, misalnya
pembangunan yang berkelanjutan, proses daur ulang, dan efisiensi penggunaan
sumber daya.

Manfaat Audit Lingkungan:

1. Mengidentifikasi resiko lingkungan dan pengelolaannya.


2. Menjadi dasar bagi pelaksanaan kebijakan pengelolaan lingkungan.
3. Menghindari kerugian finansial dan penghematan biaya yang potensial.
4. Mencegah tekanan sanksi hukum terhadap suatu usaha.
5. Membuktikan pelaksanaan pengelolaan lingkungan.
6. Meningkatkan kepedulian pemimpin dan staf terhadap kebijakan dan tanggung jawab
lingkungan.
7. Mengidentifikasi kemungkinan penghematan biaya.
8. Menyediakan informasi yang memadai bagi kepentingan usaha.
9. Menimbulkan persepsi yang lebih baikkepada masyarakat.
10. Menyediakan laporan audit lingkungan.

Sasaran Audit Lingkungan:

1. Pengembangan kebijakan lingkungan.


2. Ketaatan terhadap regulasi, lisensi, dan standar.
3. Review tentang tindakan manajemen dan operasi perusahaan.
4. Meminimalkan resiko lingkungan.
5. Efisiensi penggunaan energi dan sumber daya alam.
6. Perbaikan kondisi kesehatan dan keselamatan kerja.
7. Pengembangan aktivitas pasca-amdal.
8. Penyediaan informais untuk asuransi, merger,dan disinvesment.
9. Pengembangan citra “hijau” umtuk perusahaan.

6. Jenis-jenis Audit Lingkungan

1. Audit manajemen lingkungan;


2. Audit penaatan lingkungna;
3. Audit fasilitas teknik;
4. Audit amdal;
5. Audit tanggung jawab;
6. Audit pemasaran lingkungan;
7. Audit hemat energi;
8. Audit minimisasi limbah;
9. Audit lingkungan komprehensif.

7. Kunci Keberhasilan Audit Lingkungan

Audit lingkungan dapat berhasil dengan baik apabila terdapat:

1. Dukungan dan komitmen dari pimpinan (top management);


2. Partisipasi semua pihak terkait;
3. Kemandirian (independensi) dan objektivitas auditor;
4. Kesepakatan tentang tata laksana dan ruang lingkup yang diaudit.

Sanksi terhadap Pelanggaran Aspek Lingkungan

Ketidaktaatan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang perlindungan dan


pengelolaan lingkungan hidup, ditetapkan berdasarkan bebrapa kriteria:

1. Adanya dugaan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di


bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
2. Pelanggaran tersebut sudah terjadi paling sedikit 3 kali dan berpotensi tetap
terjadi lagi di masa yang kan datang;
3. Belum diketahui sumber dan/atau penyebab ketidaktaatannya.

Beberapa waktu yang lalu pemerintah telah menutup perusahaan di wilayah Sumatra,
karena trrbukti melakukan pencemaran terhadap lingkungan yang cukup berat sehingga
melanggar ketentuan yang berlaku. Dalam hal ini, pemerintah memang sangat ketat dalam
menerapkan aturan terkait dengan perusahaan yang menyebabkan dampak lingkungan
tercemar atau rusak. Oleh karena itu, hendaknya menjadi perhatian bagi perusahaan-
perusahaan atau industri, terutama yang memiliki resiko berdampak pada lingkungan sekitar,
agar selalu menjaga dan mengelola lingkungan(industri) serta mematuhi segala aturan yang
telah diterapkan oleh pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dengan demikian, kita mengetahui bahwasannya perusahaan menyadari akan


terjadi perubahan paradigma dari sudut pandang dunia bisnis bahwa tujuan akhir
organisasi berubah bukan hanya berorientasi pada laba menyadarkan sektor binis akan
pentingnya tanggung jawab sosial maupun lingkuangan sekitar. Dengan menerapkan
program tanggung jawab sosial terhadap lingkungan, hal ini dapat membawa
perubahan dalam bentukrencana strategis bagi perusahaan guna mempertahankan
kelangsungan bisnisnya.

Anda mungkin juga menyukai