Anda di halaman 1dari 5

SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KOTA DI KABUPATEN

BEKASI – JAWA BARAT


Oleh : Setiyono dan Sri Wahyono*)

Abstract
Recently, problems of municipal solid waste have appeared in the indonesian
metropolitan city, such as Jakarta and Surabaya. The bad of solid waste
management system in those city has affected the environmental quality especially
in the final disposal site. The district of Bekasi, the one of big cities in Indonesia,
has the same system of solid waste management with other cities in collecting,
transporting and discarding of the wastes. To avoid arising the final disposal
problems, Bekasi district government has improved the municipal solid waste
management by upgrading of the open dumping system’s Burangkeng final
disposal site into sanitary landfill system.

Kata kunci: sampah, pengelolaan, TPA

1. PENDAHULUAN Pemerintah daerah Kabupaten Bekasi


tidak ingin mengalami permasalahan serupa.
Sejalan dengan meningkatnya jumlah Oleh karena itu dalam rangka membangun
penduduk dan aktivitasnya, jumlah sampah sistem pengelolaan sampah yang baik dan
yang dihasilkan oleh kegiatan perkotaan berwawasan lingkungan, sesuai dengan UU
bertambah dari waktu ke waktu. Jenisnya No.23 tahun 1997 tentang pengelolaan
pun semakin beragam. Oleh karena jumlah lingkungan hidup, Pemda Bekasi mengambil
dan volume sampah yang besar serta langkah-langkah penting dalam mengelola
jenisnya yang beranekaragam, maka jika sampah seperti melakukan perbaikan dalam
tidak dikelola dengan benar, sampah pelayanan pengumpulan dan pengangkutan
perkotaan akan menimbulkan dampak negatif sampah dan membangun TPA dengan sistem
berupa permasalahan lingkungan yang yang lebih baik. Tulisan ini akan mengkaji
kompleks, seperti pencemaran air, tanah dan sistem pengelolaan sampah di Kabupaten
udara, berkembang biaknya bibit penyakit, Bekasi – Jawa Barat.
terganggunya ketertiban, kebersihan dan
keindahan lingkungan. 2. TUJUAN PENELITIAN
Salah satu contoh aktual timpangnya
pengelolaan sampah kota adalah kasus TPA Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
Bantargebang, tempat pembuangan sampah mengkaji sistem pengelolaan sampah kota di
DKI Jakarta. TPA tersebut, yang terletak di Kabupaten Bekasi – Jawa Barat yang
wilayah Pemerintah Kota Bekasi, telah berguna untuk evalusi dan studi banding
menimbulkan gejolak sosial dan akan ditutup sistem pengelolaan sampah di kota besar
sebelum waktunya karena pengelolaannya lainnya di Indonesia.
dianggap tidak memenuhi ketentuan yang
telah ditetapkan. 3. METODOLOGI PENELITIAN
Kasus-kasus serupa diperkirakan
akan muncul di kota-kota lain karena Metodologi penelitian ini meliputi studi
pengelolaan sampah perkotaan belum literatur, wawancara, kunjungan lapangan dan
menjadi salah satu prioritas pembangunan. sampling. Wawancara dilakukan terhadap
Penanganan dan pengelolaan sampah masyarakat, personil instansi Dinas
hendaknya dilakukan secara seksama, serius Kebersihan Bekasi dan Dinas Pekerjaan
dan terpadu, sejak tahap perencanaan, Umum Bekasi. Kunjungan lapangan dan
pembangunan sampai dengan tahap sampling dilaksanakan ke beberapa sumber
operasional, dengan melibatkan partisipasi sampah, TPS dan TPA. Sedangkan TPA yang
aktif berbagai pihak. dikunjungi adalah TPA Burangkeng - Bekasi.

*)
Peneliti pada Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan, BPPT.

194 Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol. 2, No. 2, Mei 2002 : 194-198


4. PEMBAHASAN 9 Babelan 114.723 286,8
10 Tarumajaya 57.902 144,8
11 Tambelang 65.014 162,5
4.1 Jumlah Timbulan Sampah 12 Sukatani 92.919 232,3
13 Pebayuran 78.686 196,7
Berdasarkan jumlah penduduk 14 Cabangbungin 47.434 118,6
Kabupaten Bekasi yang tersebar pada 15 15 Muaragembong 26.679 66,7
Kecamatan, jumlah timbulan sampah di Jumlah 1.642.875 4.107,2
Sumber: Laporan UKL-UPL TPA Burangkeng (2001)
Kabupaten Bekasi diperkirakan mencapai
4.107 m3/hari. Rincian perkiraan jumlah 4.2.Komposisi Sampah
tibulan sampah pada setiap kecamatan di
Bekasi dapat dilihat pada tabel 1. Jumlah Seperti halnya kota-kota di Indonesia,
timbulan sampah tersebut dihitung dengan komposisi sampah di Kabupaten Bekasi
asumsi bahwa setiap jiwa menghasilkan 2,5 didominasi oleh sampah organik, yakni
liter sampah dengan jumlah penduduk 73,92%. Sampah organik tersebut dapat
1.642.875 jiwa pada tahun 2000 (BPS Kab. berupa sampah dapur, kebun, pasar, dsb.
Bekasi, 2000). Kecamatan Lemahabang, Sampah organik dalam jumlah yang besar
Cikarang, Cibitung, Tambun dan Babelan apabila tidak dikelola dengan benar akan
produksi sampahnya cukup mencolok karena membusuk sehingga timbul bau, sebagai
daerah tersebut penduduknya padat dengan sarang lalat dan penyakit, timbul leachate dan
aktivitas yang cukup tinggi dan di beberapa sebagai sarang binatang pengerat.
daerah tersebut terdapat kawasan industri. Selain sampah organik, jenis sampah lainnya
Bila dilihat sebagai kota, Kabupaten komposisinya relatif kecil, seperti kertas
Bekasi sudah masuk dalam kategori kota (10,18%), kayu (0,8%), kain (1,57%), karet
besar yaitu kota yang memiliki jumlah (0,55%), plastik (7,86%), logam (2,04%), kaca
penduduk lebih dari satu juta jiwa. Melihat (1,75%), baterai (0,29), dan lain-lain (0,88%).
begitu besarnya jumlah sampah yang Namun demikian, sampah-sampah tersebut
ditimbulkannya, Pemda Kabupaten Bekasi perlu mendapatkan perhatian karena tidak
menyadari akan perlunya peningkatan seluruhnya dapat didaur ulang secara
pengelolaan sampah mulai dari pengumpulan, konvensional seperti baterai, plastik
pengangkutan, dan pembuangan akhir packaging, dsb. Komposisi sampah di
sampah. Hal itu dilakukan untuk Kabupaten Bekasi dapat dilihat pada tabel 2.
mengantisipasi permasalahan sampah yang
mungkin timbul di masa mendatang. Tabel 2. Komposisi sampah di Kabupaten Bekasi
Pelayanan pengelolaan sampah oleh
Pemda bekasi saat ini meliputi kecamatan- No. Jenis Sampah Persentase (%)
kecamatan penghasil sampah yang cukup 1 Organik 73,92
2 Kertas 10,18
besar dan beberapa kecamatan lain seperti 3 Kayu 0,98
Setu, Serang, dan Kedungwaringin. 4 Kain/tekstil 1,57
Kecamatan-kecamatan lainnya dianggap 5 Karet 0,55
masih belum perlu campur tangan Pemda 6 Plastik 7,86
dalam mengelola sampahnya karena 7 Logam 2,04
8 Kaca 1,75
wilayahnya sebagian besar pedesaan. Di
9 Baterai 0,29
pedesaaan sampah belum menjadi masalah 10 Lain-lain 0,86
karena sampah organik dapat terdekomposisi Sumber: laporan Dinas Kebersihan dan Pertamanan
dengan sendirinya tanpa menimbulkan Bekasi (1995)
dampak lingkungan yang berarti.
4.3. Sumber Sampah dan Pengelolanya
Tabel 1. Perkiraan jumlah timbulan sampah
di Kabupaten Bekasi Sumber-sumber sampah di
No. Kecamatan Jml Penduduk Sampah
Kabupaten bekasi meliputi pemukiman, pasar
(Jiwa)
3
(m ) dan pertokoan, jalanan, industri, perkantoran,
1 Setu 79.506 198,7 perhotelan dan tempat umum. Beberapa jenis
2 Serang 85.928 214,8 sampah dan sumbernya yang telah dikelola
3 Cibarusah 70.240 175,6 oleh Dinas Kebersihan Kabupaten Bekasi
4 Lemahabang 156.978 392,4
5 Kedungwaringin 56.546 141,4
adalah:
6 Cikarang 138.102 345,3
7 Cibitung 241.740 604,4
8 Tambun 330.481 826,2

Sistem Pengelolaan Sampah Kota Di Kabupaten… (Setiyono dan Sri wahyono) 195
a. Sampah domestik/perumahan Sampah dari perhotelan dikelola langsung
oleh Dinas Kebersihan Kabupaten Bekasi.
Merupakan sampah yang berasal dari
pemukiman. Sampah ini terdiri atas sisa-sisa 4.4. Sistem Pengelolaan Sampah di
hasil kegiatan rumah tangga, seperti sisa Kabupaten Bekasi
makanan, pembungkus, buku-buku bekas,
koran bekas, kantong plastik dan lain-lain. Pengelolaan sampah di kabupaten
Bekasi masih berpijak pada sistem
b. Sampah dari daerah perdagangan atau pengelolaan konvensional. Ada beberapa
pasar tahap kegiatan pengelolaan sampah yang
Biasanya sampah ini terdiri dari kardus yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan Pemda
telah rusak, sampah kantin, sayuran rusak, Kabupaten Bekasi, yaitu tahap pewadahan,
plastik pembuskus dan lain-lain. Sampah dari tahap pengumpulan, tahap pengangkutan
pasar milik Pemda dikelola langsung oleh dan tahap pemusnahan sampah.
Dinas Pengelolaan Pasar Kabupaten Bekasi,
tetapi pembuangan akhir sampah ini juga ke a) Tahap pewadahan sampah
TPA Burangkeng. Sedangkan sampah dari
pasar milik swasta sebagian dikelola oleh Pewadahan sampah (sebelum diangkut ke
Dinas Kebersihan sebagian dikelola sendiri lokasi pengolahan) merupakan tanggung
oleh pihak melilik dan pembuangan akhir ke jawab setiap sumber penghasil sampah baik
TPA Burangkeng. rumah tangga maupun non-rumah tangga.

c. Sampah yang berasal dari jalan raya b). Tahap pengumpulan sampah

Sampah ini dari hasil pembersihan jalan, dan Ada beberapa teknik operasional
terdiri dari dedaunan kering, plastik, kotak pengumpulan sampah yang dilakukan oleh
pembungkus, puntung rokok dan lain-lain. Dinas Kebersihan Kabupaten Bekasi, yaitu :
Sampah ini dikelola oleh Dinas Pertamanan
dan dibuang ke TPA. Sistem container

d. Sampah dari industri Sistem ini dilakukan dengan menempatkan


kontainer di lokasi-lokasi strategis yang ada.
Sampah ini biasanya terdiri atas bahan-bahan Kontainer yang sudah penuh diambil
yang sudah tidak dapat di daur ulang dan kemudian dibawa ke TPA dan digantikan
kotoran dari kantin yang ada. Untuk sampah dengan kontainer yang kosong.
yang masih dapat didaur ulang pihak
perusahaan akan bekerjasama dengan pihak
ketiga atau dengan lapak-lapak pengumpul
barang bekas.

e. Sampah dari gedung atau perkantoran Gambar 1 : Pengumpulan sampah dengan


sistem container.
Sampah ini kebanyakan terdiri dari plastik
pembungkus dan dari kotoran kantin, untuk Sistem door to door
kertas-kertas bekas lebih banyak diambil oleh
pemulung. Sistem ini dilakukan dengan menggunakan
truk sampah yang mengadakan perjalanan
f. Sampah dari tempat umum keliling lingkungan disertai oleh tiga sampai
empat tenaga kerja untuk menaikkan sampah
Sampah ini berasal dari tempat-tempat dari tempat pewadahan ke atas truk.
hiburan, olah raga dan sarana umum lainnya,
kebanyakan terdiri atas sisa-sisa makanan
dan buah, pembungkus kertas, plastik dan
lain-lain.

g. Sampah dari perhotelan


Gambar 2 : Pengumpulan sampah dengan
sistem door to door.

196 Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol. 2, No. 2, Mei 2001 : 194-198


Sistem jemput bola atau sistem transfer depo
Supaya penanganan sampah ini dapat
Sistem ini dilakukan dengan dua tahap memberikan hasil yang optimal, pola
pengangkutan. Sampah dari lingkungan operasional pengelolaan sampah yang
permukiman dikumpulkan oleh tenaga diterapkan disesuaikan dengan sumber-
pengumpul setempat dengan menggunakan sumber sampah yang ada dengan
gerobak sampah yang keliling untuk dibawa mempertimbangkan kondisi dari masing-
ke transfer depo. Dari beberapa gerobak yang masing sumber.
beroperasi akan berkumpul di suatu tempat
khusus yang dibangun untuk memindahkan d) Tahap pembuangan sampah
sampahnya ke dalam truk pengangkut yang Sampah dari wilayah Kabupaten Bekasi
telah menunggu. Truk pengangkut ini dibuang di TPA Burangkeng yang terletak di
kemudian membawa sampah ke TPA. desa Burangkeng, kecamatan Setu.

4.5. TPA Burangkeng

TPA Burangkeng pada awalnya


seluas 3,5 Ha dengan sistem open dumping,
beroperasi sejak tahun 1995. Saat ini TPA
Burangkeng diperluas menjadi 10 Ha dan
Gambar 3 : Pengumpulan sampah dengan sistemnya diperbaiki menjadi seperti sistem
sistem transfer depo. sanitary landfill. Sistem open dumping dirubah
menjadi sistem sanitary landfill karena sistem
Sistem TPS open dumping menghasilkan bau busuk tak
terkendali, air leachatenya mencemari air
Sistem ini dilakukan dengan menyediakan tanah dan air permukaan, tempat
tempat pembuangan sampah yang bersifat berkembangbiaknya lalat, dan rawan
sementara. Biasanya masyarakat membuang terhadap bahaya kebakaran.
sampahnya secara langsung ke lokasi TPS Dari 15 kecamatan yang ada di
atau petugas pengumpul setempat yang akan wilayah Kabupaten Bekasi belum semuanya
membawa sampah dari lokasi pewadahan mendapatkan pelayanan dalam pengelolaan
atau rumah tangga ke lokasi TPS. Pada sampah oleh Pemda. Beberapa wilayah yang
periode tertentu truk sampah akan datang belum mendapatkan pelayanan tersebut
untuk mengambil sampah yang terkumpul di merupakan daerah pedesaan, karena di
TPS ini kemudian dibawa ke TPA. wilayah pedesaan sampah belum menjadi
masalah.
Karena di beberapa wilayah belum
TPSS
memerlukan pelayanan pengelolaan sampah
oleh Pemda, maka wilayah operasioanal TPA
Burangkeng tidak mencakup seluruh wilayah
Gambar 4 : Pengumpulan sampah dengan Kabupaten Bekasi, tetapi hanya mencakup
sistem TPS. delapan kecamatan, yaitu : Kecamatan
Tambun, Kecamatan Lemah Abang,
c) Tahap pengangkutan sampah Kecamatan Cikarang, Kecamatan Babelan,
Kecamatan Cibitung, Kecamatan Serang,
Sampah yang sudah terkumpul harus segera Kecamatan Kedungwaringin dan Kecamatan
diangkut ke TPA dan tidak boleh tertahan di Setu. Jumlah sampah yang masuk ke TPA
sumber terlalu lama. Pengangkutan sampah Burangkeng dapat mencapai 3000 m3/hari.
di Bekasi dilakukan secara langsung dan tidak Pada TPA Burangkeng dilengkapi
langsung. Secara langsung sampah dari pula dengan suatu unit pengelolaan leachate
sumbernya dilayani langsung (door to door) (air lindi) dan gas. Air lindi dari TPA
dilakukan oleh truk Dinas Kebersihan, dikumpulkan di dalam unit pengolahan limbah
sedangkan secara tidak langsung sampah cair. Sedangkan gas yang terbentuk dari hasil
dari sumbernya dibuang ke TPS baru pembusukan sampah dialirkan melalui
dipindahkan ke truk sampah untuk di bawa ke cerobong dan dibakar.
TPA atau sampah dari sumbernya dibawa Teknik pembuangan sampah di TPA
gerobak kemudian dilakukan pemindahan ke Burangkeng dilakukan dengan menempatkan
truk sampah di lokasi transfer depo. sampah di lokasi landfill yang pada bagian

Sistem Pengelolaan Sampah Kota Di Kabupaten… (Setiyono dan Sri wahyono) 197
dasarnya telah dilapisi dengan lapisan kedap RIWAYAT PENULIS
air dan dilengkapi saluran pengumpul lindi
serta cerobong gas. Sampah tersebut, Sri Wahyono, lahir di Purwokerto, 8 Maret
kemudian diratakan dan dipadatkan. Setelah 1969. Menyelesaikan pendidikan sarjana
padat, lapisan tersebut ditutup dengan lapisan Biologi ITB, pada akhir tahun 1993. Pernah
tanah dan dipadatkan kembali. Tujuan mengikuti program training bidang
penimbunan dan pemadatan ini adalah untuk penanganan limbah padat di Jerman (tahun
mencegah kontak antara sampah dengan 1996). Menyelesaikan program magister di
lalat, insekta dan binatang lainnya serta bidang bioteknologi di ITB, Bandung dan
mengurangi bau busuk yang timbul dari TPA. University of New South Wales (UNSW),
Kegiatan di TPA Burangkeng Australia pada tahun 2000. Sejak tahun 1994
melibatkan para pemulung yang mengambil sampai sekarang bekerja sebagai peneliti di
sampah anorganik, seperti plastik, gelas/kaca, bidang bioteknologi penanganan limbah
besi, aluminium, logam-logam, untuk dijual padat. Saat ini berada di Kelompok Teknologi
atau didaur ulang. Penanganan Sampah dan Limbah Padat,
Kegiatan tersebut akan membantu Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi
mengurangi volume sampah yang masuk ke Lingkungan, BPP Teknologi.
TPA sehingga usia operasional TPA akan
lebih panjang dan dampak negatif akibat dari Setiyono, lahir di Sukoharjo, 1 September
pembuangan bahan-bahan yang tidak dapat 1967, lulus dari Universitas Diponegoro –
teruraikan secara alami dapat dikurangi. Semarang, jurusan Teknik Kimia tahun 1993.
Pada tahun 1993 Bekerja di Pabrik Kertas PT.
5. KESIMPULAN Pindo Delli Pulp and Paper Mills - Kerawang,
tahun 1994 bekerja di BPPT. Menyelesaikan
Dari kajian ini disimpulkan bahwa pendidikan S2 di bidang Pengelolaan Sumber
Pemda Kabupaten Bekasi telah berusaha Daya Alam dan Lingkungan di IPB – Bogor
untuk meningkatkan mutu sistem pengelolaan tahun 2001. Saat ini bekerja pada kelompok
sampahnya walaupun pelaksanaannya masih Pengelolaan Air Bersih dan Limbah Cair,
dilakukan secara konvensional yaitu dengan Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi
metode kumpul, angkut dan buang. Lingkungan (P3TL), BPP Teknologi.
Peningkatan sistem pengelolaannya terlihat
dari usaha keras mengubah pengoperasian
TPA Burangkeng yang tadinya menggunakan
sistem open dumping menjadi sistem sanitary
landfill. Selain usaha untuk meningkatkan
sistem pengoperasian TPA, Pemda
Kabupaten Bekasi sebaiknya mulai merintis
untuk melakukan kegiatan pengolahan
sampah pada skala individual atau kawasan
dalam rangka meningkatkan umur TPA yang
saat ini ada.

DAFTAR PUSTAKA

1. Lembaga Penelitian Institut Pertanian


Bogor, 2001, “Laporan Akhir UKL-UPL
TPA Sampah Burangkeng di Kabupaten
Bekasi”, Pemda Kabupaten Bekasi.
2. BPS Kabupaten Bekasi, 2000,
“Kabupaten Bekasi Dalam Angka Tahun
2000”, Pemda Kabupaten Bekasi.
3. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah
Tingkat II Bekasi No. 04 Tahun 1999
tentang Retribusi Pelayanan
Persampahan/Kebersihan.

198 Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol. 2, No. 2, Mei 2001 : 194-198

Anda mungkin juga menyukai