Rini Winarni
NIM : P1337420118113
Rini Winarni
NIM : P1337420118113
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini
adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan
pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan
atau pikiran saya sendiri.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan laporan penulisan kasus
ini adalah hasil menjiplak, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Rini Winarni
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Karya Tulis Ilmiah yang dibuat oleh Rini Winarni, NIM : P1337420118113
dengan judul Asuhan Keperawatan Keluarga pada Pasien Hipertensi Dengan
Fokus Studi Peningkatan Tingkat Kepatuhan Manajenem Hipertensi Di
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Gringsing II Kab. Batang ini telah
diperiksa dan disetujui untuk diuji.
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Karya Tulis Ilmiah yang dibuat oleh Rini Winarni, NIM : P1337420118113
dengan judul Asuhan Keperawatan Keluarga pada Pasien Hipertensi Dengan
Fokus Studi Peningkatan Tingkat Kepatuhan Manajemen Hipertensi di
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Gringsing II Kab. Batang ini telah
dipertahankan di depan penguji pada tanggal.............................
Dewan Penguji
Mengetahui,
a.n. Direktur
Ketua Jurusan Keperawatan Semarang
direncanakan.
adanya dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada
Semarang..
Kemenkes Semarang.
4. Ibu Sri Widiyati, SKM, M.Kes selaku dosen pembimbing karya Tulis
ilmiah penulis.
5. Bapak Budi Widiyanto, MN., selaku dosen pembimbing karya Tulis ilmiah
penulis.
dukungan.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini agar bermanfaat bagi para
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tekanan darah sama dengan atau diatas 160 / 95 mmHg dinyatakan sebagai
atau idiopatik dan hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh
45-54 tahun dan sebanyak 17,2% penduk usia 55-64 tahun terkena hipertensi
terbesar dari seluruh PTM yang dilaporkan, yaitu sebesar 60,00%, sedangkan
Jika Hipertensi dan Diabetes Melitus tidak dikelola dengan baik maka akan
penduduk sebanyak 14.101 jiwa hasil pengukuran tekanan darah usia > 18
tahun sebanyak 4.225 jiwa yang mengalami hipertensi 664 jiwa atau 15,24%
(Laporan, 2014). Pada tahun 2015 jumlah penduduk sebanyak 14.104 jiwa
hasil pengukuran tekanan darah usia > 18 tahun sebanyak 3.099 jiwa yang
mengalami hipertensi 591 jiwa atau 19,07%. (Laporan, 2015). Pada tahun
darah usia > 18 tahun 3.219 jiwa yang mengalami hipertensi sebanyak 609
sebanyak 15.140 jiwa hasil pengukuran Tekanan Darah usia > 18 tahun
sebanyak 3.209 jiwa yang mengalami hipertensi 609 jiwa atau 22,93%.
(Laporan, 2017) sedangkan pada tahun 2018 jumlah penduduk sebanyak
15.267 jiwa hasil pengukuran tekanan darah usia > 18 tahun sebanyak 3.886
jiwa yang mengalami hipertensi 762 jiwa atau 29,61%. (Laporan, 2018).
sehingga pembuluh darah menjadi lebih sempit dan dinding pembuluh darah
disebut juga hipertensi idiopatik, terdapat sekitar 95% kasus, banyak faktor
rokok. Selain itu ada Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat
Tekanan darah yang terus menerus tinggi dalam jangka waktu lama
dapat ditimbulkan antara lain gangguan pada jaringan otak dan pembuluh
sikap dan kepatuhan seseorang menjalankan diet dan minum obat. Seseorang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Menggambarkan asuhan keperawatan keluarga pada Pasien
Batang.
2. Tujuan Khusus
Kab. Batang.
Kab. Batang.
1. Bagi penulis
2. Bagi Instansi
3. Bagi Puskesmas
4. Bagi Pasien
Tulis Ilmiah ini diharapkan keluarga pasien dapat merubah pola hidup,
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Hipertensi
penyakit yang dapat menyerang siapa saja baik muda maupun tua.
penyakit lain yang tergolong kelas berat seperti, resiko serangan jantung,
gagal jantung, stroke dan gagal ginjal (Pudiastuti dalam Seke dkk, 2016).
105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115
2. Klasifikasi
tekanan darah, seperti stress, emosi, letih, dan sebagainya (Tjay &
Rahardja,2013). Pengukuran tekanan darah yang berulang, ini bertujuan
3. Etiologi
berikut :
a. Hipertensi esensial (Primer)
alkohol, dll.
b. Hipertensi Sekunder
hipertensi yaitu :
1) Keturunan
2) Ciri perseorangan
kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan), dan ras (ras kulit
3) Pola hidup
4) Usia
1) Konsumsi garam
2) Konsumsi Lemak
3) Merokok
4) Obesitas
(Harwandy,2017).
setiap kontraksi.
4. Patosifisiologi
itu, tekanan darah dipengaruhi oleh konsentrasi sel otot halus yang
b. Sistem renin-angiotensin
lain, maka unit yang berada di nefron akan menjadi hancur. Sisa nefron
2013).
5. Manifesitas Klinis
pengukuran, dan hanya dapat ditetapkan setelah dua kali atau lebih
dari sebuah manset karet dengan dibalut bahan yang difiksasi disekitarnya
timbul dapat berupa nyeri kepala saat terjaga yang kadang-kadang disertai
hari) karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus, edema
6. Penatalaksanaan Hipertensi
target tekanan darah < 130/80 mmHg dan 140/90 mmHg untuk individu
hidup.
kuat.
2) Mengurangi asupan garam
buah-buahan.
5) Tidak merokok
1) Komplikasi
a) Otak
b) Kardiovaskular
c) Ginjal
kematian ginjal.
d) Retinopati
(Bahri,2013).
1. Pengertian
adalah menuruti suatu perintah atau suatu aturan. Kepatuhan adalah tingkat
nasehat dari tenaga kesehatan yang meliputi laporan dari data orang itu
sendiri, laporan tenaga kesehatan, perhitungan jumlah pil dan botol, tes
a. Demografi
meningkatkan kepatuhan
b. Pengetahuan
berlanjut.
c. Komunikasi Terapeutik
anjuran diberikan.
d. Dukungan Keluarga
khusus mengenai gaya hidup seperti diet, istirahat dan olahraga serta
konsumsi obat yang harus dikonsumsi, jadwal waktu minum, kapan harus
dihentikan dan kapan harus berkunjung untuk melakukan kontrol tekanan
a. Kepatuhan Diet
garam, penyedap.
tekanan darah pada pasien hipertensi, dan juga sangat berperan dalam
a. Pengertian
dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena
keluarga merupakan unit terkecil yang terdiri dari dua atau lebih
b. Bentuk Keluarga
1) Keluarga Inti
terdiri dari suami, istri dan anak anak, baik karena kelahiran
3) Keluarga Adopsi.
orang tua maupun anak. Disatu pihak orang tua adopsi mampu
c. Fungsi Keluarga
(Friedman, 2010).
2010).
tersebut.
anggota keluarganya.
masyarakat.
a. Pengkajian keperawatan
Proses pengakajian keluarga ini dapat berasal dari berbagai
1) Data umum
pendukung keluarga.
kesehatan.
Tabel 2.2.
Sifat masalah
1) Tidak/kurang sehat 3
2) Ancaman 2 1
3) Sejahtera 1
Kemungkinan masalah
dapat diubah :
1) Mudah 2
2) Sebagian 1 2
3) Tidak dapat 0
dicegah: 3
1) Tinggi 2 1
2) Cukup 1
3) Rendah
Menonjolnya masalah :
ditangani
TOTAL SKOR
bobot.
Skor
x bobot
Angkatertinggi
6) Implementasi
(Sudiharto, 2012).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
B. Subyek Penelitian
Subyek dalam studi kasus ini adalah dua pasien dari kasus yang sama
1. Kriteria Inklusi
pengobatan.
2. Kriteria eksklusi
yang muncul yaitu asuhan keperawatan keluarga pada klien hipertensi dengan
D. Definisi Operasional
satu diantaranya. Bila jawaban benar skor 1 bila jawaban salah skor 0
(Nuridayanti, 2016).
jawaban selalu (SL), skor 3 untuk jawaban sering (SR), skor 2 untuk jawaban
kadang-kadang (KD) dan skor 1 untuk jawaban tidak pernah (TP), sedangkan
skor 1 untuk jawaban selalu (SL), skor 2 untuk jawaban sering (SR), skor 3
untuk jawaban kadang-kadang (KD) dan skor 4 untuk jawaban tidak pernah
catatan minum obat penderita hipertensi yang diisi oleh penderita dengan di
pantau oleh keluarga. Catatan minum obat penderita hipertensi berisi tanggal
dan hari minum obat, nama obat yang di minum, dosis obat, aturan minum
obat. Apabila penderita minum obat memberikan tanda centang pada kolom
2016).
yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah
1. Wawancara
langsung dengan klien dan keluarga klien tentang keluhan yang diderita
oleh klien.
2. Observasi
G. Etika Penelitian
dalam suatu penelitian, masalah etika yang harus diperhatikan antara lain
sebagai berikut:
inisial nama responden pada lembar alat ukur dan laporan kasus.
3. Kerahasian (Confidentiality)
Dalam hal ini, penulis menjamin kerahasiaan dari hasil laporan kasus baik
kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penulisan. Data ditulis
dengan komputer pribadi dan akan dimusnahkan satu tahun setelah penulisan
selesai.
BAB IV
A. Hasil
Bab ini akan membahas tentang hasil dari pelaksanaan asuhan keperawatan yang
manajemen hipertensi yaitu pada keluarga Tn.A dan keluarga Tn. T di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Gringsing II. Asuhan keperawatan keluarga pada Tn.A dilakukan
Kabupaten Batang. Kedua pasien yaitu Tn.A dan Tn. T bertempat tinggal di Desa
Sentul . Masing-masing pasien memiliki rumah dengan bangunan semi permanen dan
berlantai keramik.
2. Pengkajian
Pendidikan SD SD
Terakhir
orang tuanya.
Genogram Tn .T
Genogram Tn .A
Keterangan:
2.2 Tipe Keluarga
Klien 1 Klien 2
Status sosial Status ekonomi keluarga Tn. A Status ekonomi Keluarga Tn. T
tangga.
Rumah Tn A Rumah Tn T
3. Pengkajian Riwayat
terpisah.
hipertensi tidak
merokok.
II.
hipertensi
Lingkungan
bersih. Perabotan
rumah tertata
tidak berbau
maupun berasa.
Pencahayaan dan
Fungsi Perawatan
Kesehatan Pasien 1 Pasien 2
Keluarga
Kemampuan Tn. A mengatakan Tn. T mengatakan
hipertensi kurang
teratur..
tensi untuk
pemeriksaaan.
kedua putranya.
mudah terpeleset.
putranya.
kadang Tn. T
berangkat sendiri
Pemeriksaan
Pasien 1 Pasien 2
Fisik
Tingkat Composmentis Composmentis
Kesadaran
S : 36,70 C S : 36,60 C
171cm 175cm
Hasil: Normal
messochepal, messochepal,
lesi. lesi.
tekan. tekan.
pembengkakan pembengkakan
Auskultasi : Auskultasi :
Klien 1 Klien 2
Klien 1 Klien 2
5. Diagnosa Keperawatan
Klien 1 Sakit kepala pada Tn. A berhubungan dengan
peningkatan tekanan darah
Klien 1 dan 2
7. Implementasi
Diagnosa Tanggal/jam Tindakan Respon
keperawatan keperawatan
Klien 1 Klien 2
DS :
DS :
- Klien mengatakan
- Klien mengatakan
“ oh iya berarti
“iya mba nnati saya
3. Ajarkan tata cara saya hanya boleh
akan coba buat diet
diet garam dan konsumsi garam
garam, jadi saya
jadwal minum per hari kurang
konsumsi garam per
obat lebih 1 sendok teh
harinya 1 sendok teh
saja ya mba dan
ya dan harus
harus mengurangi
kurangi makanan
makan yang asin,
yang asin seperti
untuk minum
ikan asin juga nga
obatnya juga harus
boleh banyak-
teratur setiap
banyak ya, dan
malam hari ya
minum obat nya
mba”
juga harus rutin
setiap malam hari
gitu ya mb”
DO :
DO :
- TD awal : 150/90
- TD awal : 140/90
mmHg
mmHg
- TD sesudah :
- TD sesudah : 130/90
140/90 mmHg.
mmHg.
- Klien tampak lebih
- Klien tampak lebih
rileks
rileks
Pertemuan ke – 3 1. Evaluasi DS : DS :
14 Maret 2019, jam kemampuan klien - Klien mengatakan - Klien mengatakan
14.00 WIB tentang “setiap harinya “iya mba saya setiap
meningkatkan saya sudah hari sudah
kepatuhan mencoba mengurangi
manajemen mengurangi konsumsi garam dan
hipertensi dengan konsumsi garam tidak makan ikan
diet dan minum dan konsumsi asin, saya sekarang
obat. makanan yang banyak makan sayur
asin-asin, dan buah juga, terus
menggantinya saya juga selalu
dengan makanan konsumsi obat
yang tinggi serat hipertensi sebelum
juga dan tiap tidur malam”
malam sebelum DO :
tidur saya selalu Klien dapat
minum obat mendemonstrasikan
hipertensi semoga metode FAST
nanti darah saya walapun tidak
jadi normal lagi” berurutan
DO :
DO :
- Klien sudah
- Klien sudah
menerapkan diet
menerapkan diet
garam dan minum
garam dan terapi
2. Evaluasi tata cara obat teratur setiap
minum obat
menjalankan diet malam.
hipertensi setiap
garam dan - TD awal : 150/90
malam hari
minum obat mmHg
- TD awal : 140/90
hopertensi - TD sesudah :
mmHg
135/90 mmHg.
- TD sesudah : 125/90
mmHg.
8. Evaluasi
Tanggal/jam Diagnosa Keperawatan Evaluasi
Klien 1 Klien 2
Grafik 4.1 Hasil pengisian kuisioner tingkat pengetahuan hipertensi sebelum dan
sesudah dilakukan asuhan keperawatan
Klien 1 dan 2
16 Baik
14
12
Cukup
10
8
Kurang
6
4
2
0 sebelum
Tn A Tn T sesudah
Tabel 4.5 Hasil pengisian kuisioner tingkat pengetahuan kepatuhan diet sebelum dan
sesudah dilakukan asuhan keperawatan
1. Tn A 7 12 44% 75 Cukup
%
2 Tn T 7 11 44% 70% Cukup
Grafik 4.2 Hasil pengisian kuisioner tingkat pengetahuan hipertensi sebelum dan
sesudah dilakukan asuhan keperawatan
Klien 1 dan 2
14 Baik
12 Cukup
10
8
kurang
6
4
2
sebelum
0
Tn A Tn T sesudah
Tabel 4.6 Hasil pengisian kuisioner tingkat kepatuhan minum obat sebelum dan
sesudah dilakukan asuhan keperawatan
No Nama Nilai yang Presentase Tingkat
Klien diperoleh (%) pengetahuan
(sesudah)
10
9 Baik
8
7 Kuran
g
6
Sebelum
5
Sesudah
4 Series 3
3
0
Tn A Tn T
Tabel 4.5 Hasil pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah
dilakukan asuhan keperawatan
Hari ke Klien Tekanan darah Penurunan Tingkat
(mmHg) tekanan perubahan
pre post darah tekanan
sistolik darah
(mmHg)
B. Pembahasan
Pada bab ini dijelaskan analisa untuk mengidentifikasi permasalahan –
keperawatan keluarga Tn. A dan Tn. T khususnya terkait dengan dengan fokus studi
1. Pengkajian
a. Biodata Klien
keluarga yang sama, dimana keluarga Tn. A dan Tn. T dalam tipe keluarga lansia
dimana kedua keluarga hidup berdua hanya suami dan istri dan anak-anaknya
sudah menikah dan memiliki keluarga sendiri. Tn. A berusia 63 tahun pendidikan
darah meningkat, karena dinding arteri pada usia lanjut (lansia) akan mengalami
perkembangan keluarga sudah terpenuhi. Dimana keluarga Tn. A dan Tn. T anak-
anaknya sudah meninggalkan orang tua dan sudah menikah. Menurut Friedman
siklus kehidupan keluarga, dimulai dengan salah satu pasangan memasuki masa
pensiun, yang terus berlangsung hingga salah satu meninggal dan berakhir dengan
pemeriksaan fisik khususnya tekanan darah Tn. A memiliki tekanan darah yang
kedua yaitu Tn. T dalam pemeriksaan fisik Tn. T memiliki TD yang tinggi yaitu
yang sering muncul pada Tn. T yaitu sering merasa pusing yang berlebih, nyeri di
A dan Tn T tidak ada yang memiliki riwayat penyakit hipertensi. Hipertensi yang
dialami oleh Tn A dan Tn T bukan dari keturunan melainkan karena perilaku yang
tidak sehat serta pola makan yang tidak sehat yang dialami oleh Tn. A dan Tn T .
Hal ini sesuai dengan penjelasan Aspiani (2014) bahwa ada beberapa factor yang
mempengaruhi terjadinya hipertensi antara lain, pola hidup dan perilaku yang
kurang sehat.
c. Lingkungan
memodifikasi lingkungan, keluarga Tn. A dan Tn. T sudah cukup baik karena
kondusif dan harmonis untuk mendukung salah satu anggota keluarga yang
perilaku kedua keluarga sudah diet dan menjauhkan makanan atau masakan yang
mengandung banyak garam atau bersifat asin dan teratur untuk minum obat.
Menurut Friedman (2014) salah satu intervensi keperawatan keluarga yang dapat
gaya hidup.
dan jarang untuk mengingat minum obat hipertensi. Selain itu, Tn. A juga jarang
melakukan olahraga dan diet .Tn. A meminum obat hanya saat keluhan muncul.
Menurut Ihda (2016) kepatuhan terhadap aturan salah satunya meminum obat
anti-Hipertensi merupakan perilaku sehat yang harus dipertahankan.Begitu pula
dengan Tn. T, terkait dengan tugas perawatan, keluarga Tn T cukup belum dalam
mengganggu segera diperiksakan ke dokter terdekat dan minum obat. Namun, Tn.
T sudah baik dalam merawat diri sendiri dengan selalu rutin melakukan olahraga
ringan yaitu jalan kaki setiap pagi untuk menjaga kestabilan tekana darah
mengurangi stress , diet dan minum obat hipertensi. Menurut Ihda (2016),
melakukan olahraga atau latihan fisik secara teratur dapat membuat seseorang
merasa segar dan bugar karena aktif bergerak .Olahraga atau latihan dinamis
dilakukan secara rutin selama 30-60 menit selama 4-7 hari dalam seminggu.
2. Diagnosis Masalah
subyektif dan perilaku yang kurang terhadap penyakit meliputi kepatuhan dan
yang lebih serius. Oleh karena itu, diperlukan keluarga dan klien meningkatkan
hidup.
3. Perencanaan
Tn. T akan dilakukan selama 3 kali pertemuan. yang terdiri dari dua tujuan, yaitu
tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum yang akan dicapai adalah: (1) Kedua
hipertensi (2) Tidak terjadi komplikasi pada kedua pasien (3) Tekanan darah pada
kedua pasien dalam batas normal yaitu sistolik 110-120 dan diastolik 80-90. Tujuan
khusus yang akan di capai adalah: (1) Pasien dan keluarga mampu mengenal dan
menjelaskan kembali tentang penyakit hipertensi seperti pengertian, tanda dan gejala,
penyebab hipertensi dan latihan fisik (2) Pasien dan keluarga mampu menjelaskan
tentang hipertensi (3) Hasil kuesioner pada kedua pasien terjadi peningkatan
keperawatan. Pendidikan kesehatan adalah salah satu unsur dalam program kesehatan
yang berfungsi untuk mengubah perilaku seseorang atau masyarakat agar membantu
stimulus atau obyek kesehatan maka seseorang tersebut akan mempraktikkan apa
manajemen hipertensi terutama kepatuhan minum obat dan diet hipertensi dapat
mengurangai konsumsi garam sesuai aturan untuk penderita hipertensi berat diet
rendah garam yang disarankan adalah 200-400 mg Na/hari sedangkan untuk penderita
hipertensi tidak terlalu berat diet rendah garam yang disarankan 600-800 mg Na/hari
dan untuk penderita hipertensi ringan diet rendah garam yang disarankan adalah
mereka melalui pemantauan tanda dan gejala yang dirasakan oleh tubuh, penyebab
timbulnya tanda dan gejala yang dirasakan, serta tindakan yang dilakukan. Perilaku
regulasi diri meliputi: 1) mengetahui penyebab naik turun nya tekanan darah ; 2)
mengenali tanda-tanda dan gejala tekanan darah tinggi dan rendah; 3) bertindak dalam
dengan metode leaflet dan kuisioner. Kepatuhan minum obat hipertensi sesuai dosis
dan anjuran dokter. Diit rendah garam dilakukan dengan pembatasan konsumsi
mengonsumsi makanan tinggi garam dapat memicu terjadi komplikasi secara cepat.
darah 140-159/90-100 mmHg, ¼ sendok teh perhari jika tekanan darah 160-
179/100-109 mmHg, dan tidak mengonsumsi garam jika tekanan darah >180/110
mmHg.
5. Evaluasi
Evaluasi dari tindakan keperawatan dilakukan pada kunjungan ketiga yaitu tanggal 14
Maret 2019 jam 14.00 WIB yaitu mengevaluasi ulang tingkat pengetahuan keluarga
setelah diberikan pendidikan kesehatan di rumah masing – masing keluarga Tn. A dan Tn
T. Proses evaluasi menunjukkan hasil dari keluarga Tn. A dan Tn. T mengikuti dan
memperhatikan serta dengan baik serta bersikap kooperatif saat dilakukan pendidikan
kesehatan dengan media lembar balik dan leafet mengenai tingkat kepatuhan manajemen.
Adapun respon keluarga adalah keluarga mampu menjelaskan kembali pengertian,
penyebab, tanda dan gejala, cara mencegah dan pengobatan dan diet hipertensi. Klien
sudah mulai melakukan diet rendah garam dan miinum obat hopertensi secara rutin setiap
malam hari.
Dari hasil asuhan keperawatan keluarga pada klien dengan studi fokus peningkatan
tingkat manajemenhipertensi diperoleh hasil adanya perubahan tingkat pengetahuan
kedua klien antara sebelum dan sesudah dilakukan asuhan keperawatan keluarga. Secara
keseluruhan tingkat pengetahuan kedua klien menjadi baik yaitu keluarga Tn. A dan Tn.
T menunjukan adanya peningkatan pengetahuan. Perbedaan pemahaman pengetahuan
pada klien 1 dan klien 2 berdasarkan pendidikan terakhirnya, kedua klien berlatar
belakang pendidikan SD.
Hal ini sesuai dengan NIC (Nursing Intervension Clasification) pasien dan
benar, setelah dilakukan pendidikan kesehatan juga terjadi peningkatan nilai (score)
/ pengetahuan.
C. Keterbatasan
Dalam studi kasus ini penulis menemui hambatan sehingga menjadi keterbatasan
dalam penyusunan studi kasus ini. Beberapa keterbatasan adalah belum adanya
instrument baku yang mengarah terhadap tingkat pengetahuan klien, sehingga instrument
yang dikembangkan perlu dilakukan penyempurnaan melalui uji validitas dan reabilitas.
Hambatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yaitu ketika penulis memotivasi kedua
klien untuk melakukan diet rendah garam mengatakan kalau rasa makanan hambar klien
kurang suka dan klien mengatakan sulit untuk menghindari makanan asin. Hambatan juga
dirasakan saat penulis memotivasi klien kedua untuk rutin minum obat, dan penulis
kembali menjelaskan pentingnya kepatuhan minum obat terhadap penyembuhan klien
hipertensi.
BAB V
A. Simpulan
1. Dari data hasil pengkajian menunjukkan bahwa Tn. A dan Tn. T memiliki riwayat
Hipertensi. Tekanan darah Tn. A yaitu 150/90 mmHg dan Tn. T yaitu 140/90 mmHg.
Pada saat pengkajian Tn. A dan Tn. T belum mengetahui kepatuhan manajemen
2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada keluarga Tn. A dan keluarga Tn. T adalah
kepatuhan diet rendah garam III 1000-1200 mg/Na per hari atau setara dengan 1/2
sendok teh dan minum obat amplodipin 10mg setiap malam hari .
terjadi peningkatan nilai (score) pada kuesioner yang dapat dilihat pada tabel 4.1
dan grafik 4.1 pengetahuan kedua pasien yang semula dalam kategori kurang menjadi
cukup.
mengelola kesehatan dengan kepatuhan hipertensi pada Tn. A dan Tn T hampir sama.
Hal ini dibuktikan dari pengetahuan klien sudah mengetahui kepatuhan manajemen
hipetensi secara tepat dan baik dari pengetahuan maupun keputusan yang diambil.
Hasil ini juga didukung dengan adanya penurunan tekanan darah Tn. A dan tekanan
B. Saran
Setelah membandingkan antara tinjauan teori dan pengalaman yang penulis peroleh
selama melakukan asuhan keperawatan keluarga pada kedua klien dengan masalah
kesehatan keluarga mengenai diit dan minum obat maka saran yang dapat penulis
Bagi institusi pendidikan agar bisa menjadi sumber pembelajaran bagi mahasiswa.
Hasil laporan kasus asuhan keperawatan keluarga dengan fokus studi peningkatan
ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan referensi untuk meningkatkan dan
2. Bagi Puskesmas
manajemen hipertensi.
Bagi calon penulis selanjutnya yang mungkin tertarik untuk mengangkat kasus
manajemen hipertensi harus benar – benar menguasai konsep dan teori tentang
yang baik dalam melakukan pengkajian dan menentukan masalah yang tepat
sehingga asuhan keperawatan dapat tercapai sesuai dengan masalah yang telah
ditemukan.