Chapter II PDF
Chapter II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Baja
Baja adalah besi karbon campuran logam yang dapat berisi konsentrasi
dari elemen campuran lainnya, ada ribuan campuran logam lainnya yang
mempunyai perlakuan bahan dan komposisi berbeda. Sifat mekanis adalah sensitif
kepada isi dari pada karbon, yang mana secara normal kurang dari 1,0% C.
Baja merupakan salah satu bahan yang sangat banyak dipakai di seluruh
Ditemukan pertama kali oleh orang Mesir lebih dari 4000 tahun yang lalu untuk
perhiasan dan alat rumah tangga yang kemudian berkembang menjadi bahan
sampai kerangka gedung dan jembatan menggunakan baja. Besi baja menduduki
Baja yang digunakan pada penelitian ini yaitu baja karbon sedang, yang
mekanis baja AISI 1060. Sifat baja AISI 1060 yaitu seperti ditunjukkan tabel 2.1
berikut ini.
Elongasi : 15%
ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga dapat dipakai untuk berbagai keperluan.
Besi kasar adalah hasil pengolahan dari bijih besi dengan melalui beberapa
proses. Proses awal adalah dengan mengurangi senyawa-senyawa dan zat-zat lain
• Dibersihkan.
Setelah proses awal dilakukan, maka bijih besi diproses pada dapur tinggi.
Pada bagian atas dapur tinggi terdapat corong untuk memasukkan bahan
baku, yaitu bijih besi, kokas dan batu kapur. Kokas adalah batu bara yang telah
diproses (disuling kering) sehingga dapat menghasilkan panas yang tinggi. Batu
Proses pada dapur tinggi adalah dengan meniupkan udara panas ke dalam
dapur tinggi untuk membakar kokas dengan temperatur ± 2000°C. Cairan besi dan
terak akan turun ke dasar dapur tinggi secara perlahan-lahan dan selanjutnya
dituang ke kereta khusus. Hasil ini disebut besi kasar, yang kemudian dapat
Besi kasar dari hasil proses dapur tinggi, kemudian diproses lanjut untuk
Ada beberapa proses yang dilakukan untuk merubah besi kasar menjadi baja:
Dewasa ini, besi kasar diproduksi dengan menggunakan dapur bijih besi
(blast furnace) yang berisi kokas pada lapisan paling bawah, kemudian batu kapur
dan bijih besi. Kokas terbakar dan menghasilkan gas CO yang naik ke atas sambil
mereduksi oksida besi. Besi yang telah tereduksi melebur dan terkumpul di bawah
Silicon (Si), Nikel (Ni), Fosfor (P), Belerang (S). Kemudian leburan besi
Pada dapur baja oksigen dilakukan proses lanjutan dari besi kasar menjadi
(menghilangkan bahan-bahan yang tidak diperlukan) yang masih ada pada besi
kasar. Ke dalam dapur dimasukkan besi bekas, kemudian baru besi kasar, tapi
sebagian pabrik baja banyak yang langsung dari dapur tinggi, sehingga masih
tinggi ditiupkan ke cairan logam. Ini akan bereaksi dengan cepat antara karbon
dan kotoran-kotoran lain yang akan membentuk terak yang mengapung pada
permukaan cairan.
Dapur dimiringkan, maka cairan logam akan keluar melalui saluran yang
lain sebagai bahan paduan. Hasil penuangan ini dapat langsung dilanjutkan
ditambahkan Al, Si dan Mn. Proses ini disebut dioksidasi. Setelah dioksidasi, baja
cair dialirkan dalam mesin cetakan kontinu berupa slab atau dicor dalam cetakan
berupa ingot. Slab dan ingot itu diproses dengan penempaan panas, roling panas,
Baja merupakan paduan besi (Fe) dengan karbon (C), dimana kandungan
karbon tidak lebih dari 2%. Dengan hanya karbon dengan persentase yang sedikit
Sama halnya dengan Dapur Baja Oksigen, maka dapur baja terbuka
(Siemens Martin) juga merupakan dapur yang digunakan untuk memproses besi
Dapur ini dapat menampung baja cair lebih dari 100 ton dengan proses
mencapai temperatur ± 1600°C; wadah besar serta berdinding yang sangat kuat
dan landai.
Proses pembuatan dengan dapur ini adalah proses oksidasi kotoran yang
terdapat pada bijih besi sehingga menjadi terak yang mengapung pada permukaan
baja cair. Oksigen langsung disalurkan kedalam cairan logam melalui tutup atas.
Apabila selesai tiap proses, maka tutup atas dibuka dan cairan baja disalurkan
Panas yang dibutuhkan untuk pencairan baja adalah berasal arus listrik
mendekati dasar dapur. Penggunaan arus listrik untuk pemanasan tidak akan
dapur baja listrik merupakan salah satu proses yang terbaik untuk menghasilkan
karat) dimasukkan setelah bahan-bahan menjadi cair dan siap untuk dituang.
Baja banyak digunakan karena baja mempunyai sifat mekanis lebih baik
Mudah ditempa
Mudah diproses
Baja karbon rendah mengandung karbon antara 0,10% s/d 0,30%. Baja
karbon ini dalam perdagangan dibuat dalam plat baja, baja strip dan baja batangan
atau profil. Berdasarkan jumlah karbon yang terkandung dalam baja, maka baja
baja konstruksi.
karbon menengah ini banyak digunakan untuk keperluan alat-alat perkakas bagian
mesin. Berdasarkan jumlah karbon yang terkandung dalam baja maka baja karbon
screwdrivers.
Baja karbon tinggi mengandung kadar karbon antara 0,60% - 1,7% C dan
setiap satu ton baja karbon tinggi mengandung karbon antara 70 – 130 kg. Baja ini
mempunyai tegangan tarik paling tinggi dan banyak digunakan untuk material
tools. Salah satu aplikasi dari baja ini adalah dalam pembuatan kawat baja dan
kabel baja. Berdasarkan jumlah karbon yang terkandung didalam baja maka baja
karbon ini banyak digunakan dalam pembuatan pegas, alat-alat perkakas seperti
jaws, knives, drills tools for turning brass and wood, reamers, tools for turning
hard metals, saws for cutting steel, wire drawing dies, fine cutters.
macam yaitu: Baja Karbon ( Carbon Steel ), dan Baja Paduan ( Alloyed Steel )
tersebut harus dapat dikenali dengan baik sifat-sifatnya yang mungkin akan dipilih
untuk digunakan. Sifat-sifat tersebut tentunya sangat banyak macamnya, untuk itu
Dengan sifat kimia diartikan sebagai sifat bahan yang mencakup antara
lain kelarutan bahan terhadap larutan kimia, basa atau garam dan
pengoksidasiannya terhadap bahan tersebut. Salah satu contoh dari sifat kimia
Sifat teknologi adalah sifat suatu bahan yang timbul dalam proses
pengolahannya. Sifat ini harus diketahui terlebih dahulu sebelum mengolah atau
Sifat-sifat teknologi antara lain sifat mampu las (weldability), sifat mampu
dikerjakan dengan mesin (machineability), sifat mampu cor (castability), dan sifat
menyebabkan bahan tersebut menjadi patah. Kekuatan ini ada beberapa macam,
dan ini tergantung pada beban yang bekerja antara lain dapat dilihat dari kekuatan
tarik, kekuatan geser, kekuatan tekan, kekuatan puntir, dan kekuatan bengkok.
goresen, pengikisan (abrasi) dan penetrasi. Sifat ini berkaitan erat dengan sifat
dengan kekuatan.
dihilangkan. Bila suatu bahan mengalami tegangan maka akan terjadi perubahan
bentuk. Bila tegangan yang bekerja besarnya tidak melewati suatu batas tertentu
maka perubahan bentuk yang terjadi bersifat sementara, perubahan bentuk ini
akan hilang bersamaan dengan hilangnya tegangan, akan tetapi bila tegangan yang
bekerja telah melampaui batas, maka sebagian bentuk itu tetap ada walaupun
bahan untuk kembali ke bentuk dan ukuran semula setelah menerima beban yang
menimbulkan deformasi.
plastis yang permanen tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan. Sifat ini sangat
diperlukan bagi bahan yang akan diproses dengan berbagai proses pembentukan
seperti, forging, rolling, extruding dan sebagainya. Sifat ini sering juga disebut
deformasi plastis yang cukup tinggi dikatakan sebagai bahan yang mempunyai
(brittle).
banyaknya energi yang diperlukan untuk mematahkan suatu benda kerja, pada
tegangan berulang-ulang (cyclic stress) yang besarnya masih jauh di bawah batas
sifat yang sangat penting tetapi sifat ini juga sulit diukur karena sangat banyak
besarnya merupakan fungsi waktu, pada saat bahan tersebut menerima beban yang
perubahan sifat dan struktur pada logam akibat pemberian panas pengaturan laju
pendinginan. Secara umum, perlakuan panas pada logam akan berhubungan erat
Logam tersusun dari atom – atom yang memiliki ikatan metalik. Setiap
atom yang berikatan metalik akan membentuk satu kristal. Kristal ini
tersebut, dan setiap kristal yang berada dalam satu orientasi akan berkumpul
satu dengan yang lain. Selain jumlah, ukuran pun penting untuk menentukan
(substitusi). Atom itu tidak diam, tapi bergerak. Atom dalam setiap
logam mampu bergerak dan berpindah tempat disebabkan oleh dua hal yaitu
dan komposisi elemen paduan (diwakilkan oleh persen berat unsur). Secara
padat. Itu adalah proses difusi, dipengaruhi oleh gradien komposisi. Namun,
untuk bisa berpindah, butuh energi. Kombinasi dari keduanya, maka kita akan
fasa selama proses pendinginan dan pemanasan yang lambat dengan kadar
temperatur pemanasan yang sesuai untuk setiap proses perlakuan panas baik
diagram ini relatif terbatas karena beberapa metode perlakuan panas digunakan
yg terjadi pada baja tersebut. Sehingga menghasilkan kurva seperti gambar 2.2.
Diagram fasa dibuat oleh dua orang, yang bernama Elliot J.F. dan Benz
M.G. pada tahun 1949 (pada tahun yang sama, Indonesia masih berkutat melawan
NICA yang datang dari Belanda, belum sempat membuat hal seperti ini, sungguh
menyedihkan). Diagram ini, tidak dibuat dalam semalam, tapi selama bertahun –
temperatur (sumbu Y). Di tengah diagram tersebut ada “peta” dari jenis fasa yang
terbentuk.
memperlunak baja, hal-hal utama yang perlu diperhatikan yaitu kandungan kadar
Delta Iron merupakan fasa yang terbentuk dan stabil pada temperatur
sekitar 1500°C. Pada daerah ini, karbon yang bisa menjadi interstisi di dalam besi
maksimal sekitar 0.09%. Delta, di sebelah kiri, memiliki garis kelarutan karbon
(lebih dari 0.025% dan kurang dari 0.5%), garis mendatar di sebelah kanan,
menunjukkan kelarutan karbon maksimal. Fasa delta ini cenderung lunak dan
tidak stabil pada suhu kamar. Struktur kristal yang terbentuk adalah BCC. Gambar
2.3 ini menunjukkan gambar struktur mikro Delta Iron yang di etching dengan
kondisi tertentu menggunakan teknik metalurgi khusus pada baja stainless steel.
Ferrite (α) merupakan fasa yang terbentuk pada temperatur sekitar 300-
723°C. Pada daerah ini, kelarutan karbon maksimalnya adalah 0,025% pada
temperatur 725°C, dan turun drastis menjadi 0% pada 0°C. Fasa ini biasa terjadi
ini lunak, dan memberikan kemampuan bentuk pada logam. Gambar 2.4
menunjukkan struktur fasa ferrite yang berwarna hitam, dan austenite yang
berwarna putih. Hal ini menunjukkan bahwa, selain lunak, ferrite sendiri
sifat keras pada fasa ini, dan berkontribusi bersama dengan ferrite untuk
menentukan kekuatan dari suatu logam. Gambar 2.5 di atas menunjukkan fasa
cementite yang didapatkan dari proses pendinginan lambat baja cor putih.
Pearlite merupakan satu fasa yang terbentuk dari gabungan dua fasa,
ferrite dan cementite. Pearlite dianggap sebagai satu fasa sendiri, karena
satu fasa, biasa terbentuk dalam satu butir. Namun, untuk Pearlite berbeda, karena
Karena butir berukuran lebih besar dari ukuran fasa ferrite dan cementite
itu sendiri (ukuran terkecil yang bisa dikarakterisasi sebesar ukuran indentasi dari
uji keras mikro vickers, sekitar 50 mikron), maka pearlite, atas kesepakatan
bersama para ahli material, digolongkan sebagai satu fasa dalam satu butir.
Pearlite memiliki morfologi mirip seperti lapisan (lamellae) antara ferrite (hitam)
dan cementite (putih). Pada gambar 2.6, bisa dilihat struktur mikro dari pearlite
tersebut. Perhatikan juga pembesaran yang ada di sebelah kanan bawah, hal ini
menunjukkan perbedaan gambar ini dengan gambar pada baja cor putih. Apa
perbedaannya dengan baja cor putih, pada pembesaran yang sama? distribusi dari
temperatur 1140°C, dengan kelarutan karbon 2,08%. Kelarutan karbon akan turun
menjadi 0,08% pada 723°C. Fasa austenite terlihat jelas pada gambar di bagian
ferrite di atas, berwarna putih. Hal ini menunjukkan bahwa fasa ini memiliki
ketahanan karat yang lebih baik daripada fasa yang lain. Austenite merupakan
paduan lain yang akan berungsi sebagai penyetabil fasa austenite pada temperatur
Biasanya, baja yang terletak pada daerah eutectoid disebut baja karbon, sedangkan
pada daerah 4% karbon disebut baja cor. Pada baja karbon, ada baja karbon yang
kandungan karbonnya rendah (di bawah 0,8%) dan tinggi (di atas 0,8%). Dengan
kesepakatan bersama, baja dengan kandungan karbon di bawah 0,8% disebut baja
karbon rendah, medium, dan tinggi, sedangkan baja dengan kandungan karbon di
merupakan faktor utama. Ada beberapa metoda atau membuat geometri (betuk
dan ukuran) dari suatu bahan yang dikelompokan menjadi empat kelompok dasar
Proses pemesinan atau lebih spesifik lagi material removal process (proses
kemampuannya mengalir secara plastis pada keadaan padat tanpa merusak sifat-
diinginkan, maka sedikit atau bahkan tidak ada material yang terbuang sia-sia.
bentuk dasar seperti plates, sheets dan rod. Bentuk-bentuk dasar ini kemudian
mengalami proses deformasi lebih lanjut sehingga diperoleh kawat (wire) dan
Deformasi yang diberikan dapat berupa aliran curah (bulk flow) dalam tiga
dimensi. Geser sederhana, tekuk sederhana dan gabungan ataupun kombinasi dari
dan ukuran. Perubahan bentuk yang terjadi dapat di bedakan atas deformasi elastis
deformasi plastis yang terkontrol, namun dalam berbagai hal pengaruh deformasi
elastis cukup besar sehingga tidak dapat diabaikan begitu saja. Untuk itu perlu
dan defomasi plastis. Deformasi elastis adalah perubahan bentuk yang terjadi bila
ada gaya yang berkerja, serta akan hilang bila beban ditiadakan. Dengan kata lain
lain pihak, defomasi plastis adalah perubahan bentuk yang permanen, meskipun
Bila suatu material dibebani sampai daerah plastis maka perubahan bentuk
yang saat itu terjadi adalah gabungan antara deformasi elastis dengan deformasi
plastis (penjumlahan ini sering juga disebut deformasi total). Bila beban-beban
ditiadakan, maka deformasi elastis akan hilang pula, sehinga perubahaan bentuk
mengubah sifat-sifat dan prilaku material. Secara umum kenaikan temperatur akan
ada atau tidaknya proses pemanasan benda kerja. Namun bila ditinjau dari segi
rekristalisasi logam yang diproses. Hal ini memang berkaitan dengan ada atau
yang dilakukan pada daerah temperatur rekristalisasi logam yang diproses (agar
akibat terjadinya rekristalisasi. Akibat yang konkret ialah bahwa logam bersifat
keuntungan pada proses pengerjaan panas. Yaitu bahwa deformasi yang diberikan
kepada benda kerja dapat relatif besar. Hal ini disebabkan karena sifat lunak dan
sifat ulet, sehingga gaya pembentukan yang dibutuhkan relatif kecil, serta benda
kerja mampu menerima perubahaan bentuk yang besar tanpa retak. Karena itulah
besar berupa garis mendatar pada regangan di atas titik luluh. Hal ini merupakan
Di samping itu, temperatur tinggi memacu proses difusi sehingga hal ini
akhir yang lebih baik. Dilihat dari segi negatif, temperatur tinggi dapat
lingkungannya.
batas antara pengerjaan panas dan pengerjaan dingin, dimana untuk pengerjaan
panas logam, dilakukan di atas suhu rekristalisasi atau disebut juga di atas daerah
sebagai contoh: suhu rekristalisasi baja berkisar antara 500°C sampai dengan
700°C, namun untuk pengerjaan panas, sering dilakukan di atas suhu tersebut.
Pengerasan kerja sesungguhnya baru akan terjadi, ketika batas bawah daerah
Beberapa jenis logam bukan besi, seperti timah hitam atau timah putih,
kamar pun dapat dianggap sebagai pengerjaan panas. Daerah pengerasan kerja,
pengerjaan dingin yang mungkin telah pernah dilakukan sebelumnya pada logam
yang ditinjau.
berada dalam keadaan plastis, sehingga mudah untuk dibentuk dengan tekanan.
termal ataupun akibat pendinginan yang tidak seragam. Secara metalurgis dapat
terjadi sehingga ukuran butir produk akan bervariasi tergantung pada besar
reduksi yang alami, temperatur deformasi yang terakhir, setelah deformasi dan
faktor-faktor lainnya.
tergantung pada keberhasilan mengatur kondisi termal, karena hampir 90% energi
yang diberikan kepada benda kerja akan diubah menjadi panas maka temperatur
benda kerja akan naik jika deformasi berlangsung sangat cepat. Meskipun
bertemperatur lebih rendah begitu permukaan benda kerja menjadi dingin ketidak
seragaman temperatur akan terjadi. Adanya aliran benda kerja yang panas dan
lunak pada bagian dalam akan mengakibatkan retakan pada permukaan benda
kerja yang dingin dan getas. Oleh kerena itu temperatur benda kerja perlu dijaga
dinaikan dan waktu kontak yang lebih lama (kecepatan deformasi yang lebih
rendah). Namun dengan cara seperti ini juga akan semakin memperpendek umur
dies. Pada saat memproses forming produk yamg bentuknya rumit, seperti pada
hot forging, bagian tipis akan mendingin lebih cepat dari pada bagian yang tebal
sehingga hal ini akan semakin memperumit perilaku aliran benda kerja. Lebih
jauh lagi ketidak seragaman pendinginan benda karja akan menimbulkan tegangan
Heat treatment, dari sebuah rangkuman yang ditulis oleh Avner (1974:
676) menyatakan bahwa perlakuan panas (heat treatment) adalah: “Heating and
properties. Heating for the sole purpose of hot-working is excluded from the
dikeraskan sehingga tahan aus dan kemampuan memotong meningkat atau dapat
yang tepat, tegangan dalam dapat dihilangkan, ukuran butir dapat diperbesar atau
perlakuan panas tepat, komposisi kimia baja harus diketahui karena perubahan
fisis.
satu proses perlakuan panas yang sangat penting dalam produksi komponen-
perubahan struktur kristal dari body-centered cubic (BCC) pada suhu ruangan ke
dengan cepat logam dari dapur pemanas (setelah direndam selama waktu yang
tujuan pelunakan. Hal ini diperlukan untuk perlakuan baja-baja yang keras,
2.2.1.3 Normalizing
Proses ini diperlukan untuk komponen atau material yang mengalami proses
temperatur 55°C sampai 85°C di atas temperatur kritis. Kemudian ditahan untuk
melunakkan logam yang keras sehingga mampu dikerjakan dengan mesin. Proses
ini banyak dilakukan pada baja medium. Proses ini dilakukan dengan cara
memanaskan material baja pada temperatur 15°C hingga 40°C di atas temparatur
mencapai temperatur kamar. Struktur mikro hasil full annealing berupa pearlit
2.2.1.5 Spheroidizing
Baja karbon medium dan tinggi memiliki kekerasan yang tinggi dan sulit
untuk dikerjakan dengan mesin dan dideformasi. Untuk melunakkan baja ini
kamar.
pengerolan datar, seperti terlihat pada gambar 2.8. Pengerolan datar adalah
pengerolan terhadap benda kerja untuk memperoleh hasil rol yang memiliki
Keuntungan pengerolan panas yaitu bebas dari tegangan sisa dan sifat-
kerugiannya yaitu dimensi akibat deformasi kurang akurat dan terjadi oksidasi
temperatur logam pada saat dirol. Jika suhu logam di atas suhu rekristalisasi,
rekristalisasinya, proses ini disebut sebagai rolling dingin, seperti gambar 2.9.
Ada banyak jenis proses roling, termasuk rol cincin, rol bending, rol
diperkenalkan dari Belgia ke Inggris pada 1590. Yang cara kerjanya melewatkan
bar datar antara rol untuk membentuk pelat besi, yang kemudian lewat di antara
gulungan beralur (slitters) untuk menghasilkan batang dari besi. Belakangan ini
mulai menjadi rerolled dan kaleng untuk membuat tinplate. Para produksi awal
dari besi plat di Eropa adalah hasil tempa, bukan rolling mills.
batang bulat yang pendek atau membentuknya menjadi tirus. Misalkan diinginkan
benda seperti terlihat pada gambar 2.10, yakni suatu batang dimana diameter nya
tidak seragam, di bagian tengah dari batang mempunyai diameter lebih kecil dari
diameter di ujung-ujungnya.
umum nya tidak akan terbentuk sirip (sirip ini perlu dibersihkan kemudian).
Bila mesin rol berada dalam posisi terbuka, maka operator akan
menempatkan batang yang dipanas kan diantara rol-rolnya, seperti terlihat pada
gambar. Ketika rol berputar, batang dijepit oleh alur rol dan didorong kearah
operator, bila rol terbuka, batang didorong kembali dan digiling lagi, atau
Mesin tempa rol ini juga dapat digunakan untuk membuat ban logam,
namun mesin rolnya harus dimodifikasi, seperti yang terlihat pada gambar 2.11.
Perolingan dilakukan bertahap sedikit demi sedikit agar tidak terjadi kerusakan
pada permukaan benda hasil kerja. Hasil produksi dengan proses roling ini
diinginkan.
Gambar 2.11 menunjukkan suatu benda awal tempa yang kasar, dapat
dibentuk menjadi roda yang licin dengan menggunakan rol-rol lainnya, yang
dipasangkan di sekeliling roda tersebut. Bila roda berputar maka diameter benda
berangsur-angsur bertambah besar, sedangkan pelat dan rim nya makin tipis,
setelah sesuai dimensi, maka benda dipindah ke mesin lainnya untuk proses
pembentukan akhir.
Sebuah paten diberikan kepada Thomas Blockley dari Inggris pada 1759
untuk polishing dan roling logam. Paten lain diberikan pada 1766 kepada Richard
Ford dari Inggris untuk pabrik gabungan pertama. Sebuah pabrik gabungan adalah
Praktek rolling modern dapat dikaitkan dengan upaya perintis Henry Cort
dari Fontley Besi Mills, dekat Fareham, Inggris. Pada 1783 paten dikeluarkan
untuk Henry Cort dimana dia menggunakan gulungan beralur untuk batang besi
bergulir. Dengan pabrik desain baru. Mampu menghasilkan 15 kali output per hari
banyak fitur terbaik dari berbagai cara pembuatan baja dan proses membentuk
dikenal pada saat itu. Dengan demikian penulis modern telah memanggilnya
kebutuhan konsumen yang semakin banyak. Oleh sebab itu, perlu pengembangan
cara produksi skala besar dengan tanpa mengurangi kualitas, ataupun kualitasnya
malah harus lebih baik. Maka dikembangkan pabrik-pabrik dengan roling yang
berskala besar.
1820, di mana ia menghasilkan rel besi tempa ikan berperut dalam panjang dari 15
sampai 18 kaki. Dengan kemajuan teknologi di rolling mills ukuran rolling mills
tumbuh pesat seiring dengan produk ukuran roling medium. Contoh mesin
mencegah logam dari pengerasan kerja. Bahan awal biasanya potongan besar dari
logam, seperti produk setengah jadi casting, seperti slabs, mekar, dan billet. Jika
produk ini berasal dari operasi pengecoran kontinyu produk biasanya dimasukkan
kecil bahan dimulai pada suhu kamar dan harus dipanaskan. Hal ini dilakukan di
sebuah lubang perendaman gas atau minyak bakar untuk benda kerja yang lebih
besar dan lebih kecil untuk benda kerja digunakan pemanas induksi. Saat bahan
ini dikerjakan temperatur harus dipantau untuk memastikan tetap berada di atas
temperatur rekristalisasi. Contoh dari hasil rolling panas seperti terlihat pada
sampai 100°C (90°F sampai 180°F) di atas suhu rekristalisasi. Jika suhu tidak
turun di bawah suhu ini materi harus kembali dipanaskan sebelum roling panas
lebih panas.
mekanis dan tegangan sisa deformasi diinduksi. Namun, dalam kasus tertentu
non-logam inklusi akan memberikan beberapa arah dan benda kerja tebalnya
dalam bentuk-bentuk yang memiliki penampang tidak rata, seperti bentuk-I dan
bentuk-H. Sementara produk jadi yang berkualitas baik, permukaan dilapisi dalam
skala pabrik, yang merupakan oksida yang terbentuk pada suhu tinggi. Hal ini
biasanya dihapus melalui pengawetan atau proses permukaan halus bersih, yang
dimensi keseluruhan.
kondisi ini pada logam yang diderformasi terjadi peristiwa pengerasan regangan.
Logam akan bersifat makin keras dan makin kuat tetapi makin getas bila
mengalami deformasi. Hal ini menyebabkan relatif kecil deformasi yang dapat
diberikan pada proses pengerjaan dingin. Bila dipaksakan adanya suatu perubahan
bentuk yang besar, maka benda kerja akan retak akibat sifat getasnya.
yang khas, dalam rangkaian proses pengerjaan. Langkah deformasi yang awal
biasanya adalah pada temperatur tinggi, misalnya proses pengerolan panas. Billet
ataupun slab di rol panas menjadi bentuk yang lebih tipis, misalnya pelat. Pada
proses pengerolan panas ini tidak dapat dilanjutkan pada pelat yang relatif lebih
tipis. Memang mungkin saja suatu gulungan pelat dipanaskan terlebih dahulu
bila pelat tersebut dirol, maka temperaturnya akan cepat turun sampai di bawah
temperatur rekristalisasi. Hal ini disebabkan oleh besarnya panas yang berpindah
dari pelat ke sekitarnya. Pelat yang tipis akan lebih cepat mengalami penurunan
Dari uraian tersebut jelaslah bahwa proses deformasi yang dapat dilakukan
pada benda kerja yang luas permukaan spesifiknya besar hanyalah proses
(wire drawing), serta seluruh proses pembentukan terhadap pelat (sheet metal
forming).
kerja yang lebih baik dari pada yang diproses dengan pengerjaan panas. Hal ini
disebabkan oleh tidak adanya proses pemanasan yang dapat menimbulkan kerak
pada permukaan.
pengerjaan dingin. Namun hal ini diikuti pula oleh suatu kerugian, yaitu makin
treatment). Perubahan sifat menjadi keras dan getas akibat deformasi dapat
dingin mempunyai sejumlah kelebihan yang jelas sehingga bebagai Jenis proses
lebih baik
bahwa proses pengerjaan dingin khusus cocok untuk produksi dalam jumlah yang
mahal.
sifat tariknya yang mana hal ini langsung berkaitan dengan struktur metalurginya.
Dengan penjelasan yang sama maka proses pengerjaan dingin akan mengubah
sifat material pada produk yang dihasilkan. Defomasi plastis pada suatu logam
disebut dengan pengerjaan dingin (cold working). Pada pengerjaan dingin proses
Peningkatan kekuatan atau kekerasan yang terjadi, akan tergantung pada seberapa
besar deformasi atau regangan yang diterima oleh benda kerja. Bertambahnya
kekerasan atau kekuatan suatu logam akibat regangan atau pengerjaan dingin
ketebalan suatu material dengan cara memberikan gaya dengan bantuan roll.
Umumnya material yang dilakukan dengan proses pengerolan adalah berupa plat
bekerja yaitu
1. Pengerolan Panas
mendeformasi material jauh lebih kecil, sehingga untuk mencapai reduksi yang
2. Pengerolan Dingin
produk yang memiliki kualitas permukaan akhir yang baik. Pengerasan regangan
terjadi perubahan yang mencolok pada struktur butir seperti perpecahan butir dan
pergeseran atom-atom.
Untuk pengerolan dingin diperlukan tekanan yang lebih besar dari pada
roll untuk gaya yang sangat besar. Karena roling dilakukan tanpa pelunakan
terlebih dahulu. Bisa kita bayangkan baja sekeras itu diroling (dipress) sampai
deformasi yang diinginkan. Apabila mesin roling tidak mampu dengan beban itu
maka mesin akan kelebihan muatan dan kemungkinan mesin akan rusak.
Banyak hal yang dapat kita pelajari dari hasil uji tarik. Bila kita terus
menarik suatu bahan sampai putus, kita akan mendapatkan profil tarikan yang
7000
6000
σu 5400
5000
4000
σy 3450
3000
2000
1000
0
0 εy 10 20 30
didefinisikan sebagai perubahan panjang yang terjadi akibat perubahan statik (∆L)
terhadap panjang batang mula-mula (L0). Tegangan yang dihasilkan pada proses
ini disebut dengan tegangan teknik (σeng), dimana didefinisikan sebagai nilai
pembebanan yang terjadi (F) pada suatu luas penampang awal (A0).
persamaan (2.1).
𝐹𝐹
𝜎𝜎 = (2.1)
𝐴𝐴₀
Dimana:
persamaan (2.2).
∆𝐿𝐿
𝜀𝜀 = (2.2)
𝐿𝐿
Dimana: ∆L = L-L0
Keterangan:
tarik pada umumnya merupakan nilai teknik. Regangan akibat gaya tarik yang
terjadi, panjang akan menjadi bertambah dan diameter pada spesimen akan
menjadi kecil, maka ini akan terjadi deformasi plastis (Nash, 1998). Hubungan
E=σ/ε (2.3)
tegangan (σ) dan regangan (ε) selalu tetap. E diberi nama “Modulus Elastisitas”
atau “Young Modulus”. Kurva yang menyatakan hubungan antara strain dan
materi baik dari suatu materi baik merupakan bagian dari alam ataupun buatan
manusia dalam skala waktu dan ruang. Deformasi dapat terjadi jika suatu benda
Deformasi terbagi menjadi dua jenis yaitu deformasi elastis dan deformasi
bentuk dan ukuran akan kembali ke bentuk semula atau deformasi yang terjadi
akan hilang. Daerah deformasi elastis berlaku hukum hooke yaitu regangan akan
tetapi pada besi tidak murni dan baja karbon rendah, titik awal terjadinya
menunujukan adanya titik luluh atas dan titik luluh bawah. Perilaku luluh ini
BBC dan mengandung sejumlah kecil elemen terlarut. Untuk material yang tidak
memiliki titik luluh yang jelas, berlaku definisi konvensional mengenai titik awal
deformasi plastis, yaitu tegangan uji 0,1% atau 0,2%. Di sini ditarik garis sejajar
dengan bagian elastis kurva tegangan-regangan dari titik dengan regangan 0,2%.
uji kekerasan menekankan bola kecil, piramida atau kerucut ke permukaan logam
dengan beban tertentu, dan bilangan kekerasan ( Brinell atau piramida Vickers)
luluh atau kekuatan tarik logam, Karena sewaktu indentasi, material di sekitar
permukaan jejak piramida dan dinyatakan dalam satuan kgf/mm2 dan besarnya
sekitar tiga kali tegangan luluh untuk material yang tidak mengalami pengerasan
kerja yang berarti. Bilangan kekerasan Brinell (BHN) diberikan oleh persamaan
kgf/mm2, diamana P adalah beban dan A adalah luas permukaan kutub bola yang
𝜋𝜋 𝑑𝑑 2 1�
BHN = 𝑃𝑃/( 𝐷𝐷2 ) �1 − [1 − � � ] 2� (2.4)
2 𝐷𝐷
diperoleh hasil yang kosisten maka rasio d/D harus kecil dan diusahakan agar
tetap konstan. Dengan begini nilai BHN untuk material lunak adalah sama.
Tiap volume yang mempunyai orientasi tertentu disebut butir dan daerah
tidak teratur antar butir disebut batas butir. Lebar batas butir sekitar dua atau tiga
deretan atom. Sebetulnya, butir dan batas butir berdimensi tiga. Dan gambar
bila larutan sabun kita kocok merupakan model tiga dimensi dari kristal dengan
batas butirnya.
mempunyai bentuk yang berbeda, bergantung pada riwayat termal dan mekanik
bahan utuh. Sifat mekanik turut ditentukan oleh ukuran butir. Makin halus butir,
makin keras bahan dan kekuatan luluh, keuletan dan ketangguhan bahan juga
lebih tinggi. Hubungan antara besar butir dan kekuatan diberikan oleh persamaan
σy = Tegangan luluh
Struktur kristal logam akan rusak pada titik cairnya (Alexander, 1991).
Batas butir akan lenyap dan kekuatan mekanik tidak akan berarti lagi. Struktur
kristal akan terbentuk kembali jika logam didinginkan. Sewaktu membeku, energi
dilepaskan dalam bentuk panas laten pembekuan, dan laju pembekuan bergantung
kelompok atom pada permukaan cairan yang kemudian menjadi inti butiran padat.
Selama solidifikasi dengan laju pendinginan lambat, inti pertama bertambah besar
akibat kepindahan atom dari cairan ke bahan padat. Akhirnya, semua cairan
bertransformasi dan butir bertambah besar. Batas butir merupakan titik pertemuan
dan tiap-tiap kelompok tumbuh dengan cepat hingga akhirnya saling bertemu.
Sebagai hasil akhir, diperoleh logam dengan jumlah butir yang banyak atau
deformasi tetap sebagian energi deformasi tertumpuk dalam butir sebagai distorsi
kisi dan rangkaian dislokasi. Struktur coran logam yang langsung membeku dari
Pemanasan hingga suhu tinggi hanya akan mengubah bentuk butir secara terbatas,
terkecuali pada besi dan baja. Akan tetapi, umumnya bahan teknik tidak
mengalami transformasi seperti itu dan struktur coran akan tetap ada sampai
Ada beberapa metode yang dapat dilakukan untuk mengukur besar butir
dari struktur mikro suatu material salah satunya adalah metode Planimetri yang
dihubungkan pada standar ukuran butir ASTM E 112. Metode planimetri ini
melibatkan jumlah butir yang terdapat dalam suatu area tertentu yang dinotasikan
dengan NA. Secara skematis proses perhitungan menggunakan metode ini seperti
berikut, jumlah butir bagian dalam lingkaran (Ninside) ditambah setengah jumlah
𝑁𝑁𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖
𝑁𝑁𝐴𝐴 = 𝑓𝑓 (𝑁𝑁𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖 + ) (2.5)
2
yang digunakan pada saat melihat struktur mikro dan dapat ditentukan melalui
tabel 2.2. Pengali Jeffries ini ditentukan berdasarkan perhitungan yang didapat
Tabel 2.2. Hubungan antara Perbesaran yang Digunakan dengan Pengali Jeffries
1 0.0002
10 0.02
25 0.125
50 0.5
75 1.125
100 2.0
150 4.5
200 8.0
250 12.5
300 18.0
750 112.5
1000 200.0