Baja Pdfrio
Baja Pdfrio
PENDAHULUAN
Material baja adalah logam campuran yang terdiri dari besi (Fe) dan karbon
(C) dimana susunan ini beda dengan material aluminium (Al), besi (Fe), dan
titanium (Ti) yang merupakan unsur logam murni. Komposisi material baja sendiri
dominan oleh senyawa besi daripada karbon yang hanya berkisar 0,2% sampai
dengan 2% total keseluruhan penyusun baja. Penambahan karbon sendiri berfungsi
untuk meningkatkan kualitas baja dalam kekuatan Tarik (tensile strength) dan
kekerasan (hardness). Salah satu sifat baja adalah kekakuannya yang mampu
menahan berbagai model pembebanan struktur. Sifat ini sangat tergantung kepada
proses fabrikasi.
Sebagai salah satu syarat kelulusan Mata Kuliah Struktur Bangunan Baja, maka
disusunlah Tugas Besar Stuktur Bangunan Baja ini dengan rancangan-rancangan
yang telah ditentukan sebelumnya sebagai data perencanaan. Sehingga Tugas Besar
ini selain sebagai syarat kelulusan mata kuliah, penulis juga memahami tentang
perencanaan struktur baja. Oleh karena itu, perencanaan kali ini menggunakan
model struktur baja sebagai model utama, khususnya pada perencanan gudang
untuk menjunjung efisiensi pelaksanaan konstruksi.
1.2. Tujuan
Berikut adalah tujuan perencanaan struktur gudang menggunakan
material baja yang terlampir di bawah ini :
a. Mengetahui perancangan sttuktur bangunan baja
b. Mengetahui perencanaan, analisis dan perhitungan kekuatan bangunan
baja
c. Mampu merencanakan dan menganalisis struktur bangunan gudang
1.3. Referensi
Dalam merencanakan struktur bangunan gudang, diperlukan
sejumlah referensi yang menunjang tujuan perencanaan, antara lain :
- SNI 03-1729-2015 tentang Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja
Struktural
- SNI 03-1727-2013 tentang Beban Minimum untuk Perancangan
Bangunan Gedung dan Struktur Lain
- Buku Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD (berdasarkan
SNI 03-1729-2013) karangan Agus Setiawan
- Buku Structural Steel Design Fifth Edition karangan Jack C.
McCormack dan Stephen F. Csernan
- Buku Tabel Profil Konstruksi Baja karangan Ir. Rudy Gunawan dengan
petunjuk Ir. Morisco
- Buku Teknik Sipil karya Sunggono
1.4. Metodologi
Perencanaan Struktur Gudang ini dilakukan dengan metode-metode yang
terlampir pada Gambar 1.1. di bawah ini :
Mulai
Analisa Struktur
Kesimpulan
Selesai
1. Spesifikasi Material
a. Jenis Atap : Seng
b. Jarak Gording (Max) : 1,3 meter
c. Mutu Baja : BJ 37
d. Mutu Baut : fy-400
2. Spesifikasi Struktur
a. H1 : 4 meter
b. H2 : 4 meter
c. A : 5 meter
d. A1 : 4 meter
e. A2 : 4 meter
f. Kemiringan Atap : 30°
3. Data Tambahan
a. Kecepatan Angin : 22 m/s
b. Fungsi Bangunan : Gudang
c. Lokasi Bangunan : Provinsi DKI Jakarta
400 x 2 2
172 400 400 216.7 13 55600 22400 17.5 10.1 3330 1120
400 1 2
400 x 1 1
66 200 400 84.12 8 23700 1740 16.8 4.54 1190 174
200 3 6
350 x 1 2
136 350 350 173,9 12 40300 13600 15.2 9.94 2300 776
350 9 0
350 x 1 2
79.7 250 340 101.5 9 21700 3650 14.6 6 1280 292
250 4 0
350 x 1 1
49.6 175 350 53.14 7 13600 984 14,7 3,95 75 112
175 1 4
300 x 1 1
94,0 300 300 119,8 10 20400 6750 13.1 7.51 1270 417
300 5 8
300 x 1 1
56.8 294 200 72.38 8 11300 1600 12.5 4.71 771 160
200 2 8
300 x 1
38.7 300 150 46.78 6.5 9 7210 508 12.4 3.29 481 67.7
150 3
250 x 1 1
72.4 250 250 92.18 9 10800 3650 10.8 6.29 887 292
250 4 6
200 x 1
21.3 200 100 27.16 5.5 8 1840 134 8.24 2.22 184 25.8
100 1
Profil yang biasa disingkat UNP ini digunakan untuk purlin (balok
dudukan penutup atap), girts (elemen yang memegang penutup dinding),
member pada truss, dan rangka arsitektural. Dalam merencanakan struktur,
digunakan dimensi profil yang terlampir pada Tabel 2.2 di bawah ini:
Tabel 2.2. Profil U pada Struktur Gudang
4. Profil Siku L
Gambar 2.7. Profil Siku
PEMBEBANAN
Beban Mati atau Dead Load adalah beban struktur bangunan gudang
itu sendiri yang terdiri dari beban elemen-elemen penyusunnya
yang dalam hal ini merupakan material baja.
15000 2
R (panjang atap) : √40002 + ( ) = 8500 𝑚𝑚
2
𝑅 8500 𝑘𝑔
𝑄𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑖𝑜𝑟 = 𝑞 × = = 10 × 0,65 = 6,5
𝑛 13 × 1000 𝑚2
𝑅 8500 𝑘𝑔
𝑄𝑒𝑘𝑠𝑡𝑒𝑟𝑖𝑜𝑟 = 𝑞 × = = 10 × 0,325 = 3,25
2𝑛 2 × 13 × 1000 𝑚2
𝑅 8500 𝑘𝑔
𝑄𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑖𝑜𝑟 = 𝑞 × = = 20 × 0,65 = 13
𝑛 13 × 1000 𝑚2
𝑅 8500 𝑘𝑔
𝑄𝑒𝑘𝑠𝑡𝑒𝑟𝑖𝑜𝑟 = 𝑞 × = = 20 × 0,325 = 6,5
2𝑛 2 × 13 × 1000 𝑚2
Beban Angin adalah semua beban yang terjadi pada gedung atau
bagian tertentu gedung yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan
udara. Beban tersebut bekerja pada bidang tegak lurus tinggi bangunan,
atau sejajar permukaan tanah. Perhitungan beban angin harus dilakukan
pada gedung tinggi untuk mendapatkan data simpangan/drift gedung
dan penulangan geser. Perhitunga tersebut didasarkan pada SNI
1727:2013 tentang Beban Minumum untuk Perancangan Bangunan
Gedung dan struktur lain.
b. Nilai S1
Menentukan nilai S1 perlu mengacu pada Gambar
2.13 di bawah ini :
Gambar 2.13. S1, Gempa Maksimum Periode 1 detik
Sumber : SNI 1726:2012, Gambar 10.
()
2
SD1 = 3 SM1 …………………...................................
()
SMS = 0,235 x 2,5 = 0,5875
SM1 = 0,082 x 3,5 = 0,287
2
SDS = 3 x 0,5875 = 0,39167
2
SD1 = 3 x 0,287 = 0,1913
d. To dan Ts
𝑆𝑑1 0,1913
a. 𝑇𝑜 = 0,2 𝑆𝑑𝑠 = 0,2 0,39167 = 0,097
𝑆𝑑1 0,3115
b. 𝑇𝑜 = 𝑆𝑑𝑠 = 0,3125 = 0,4884
Sa = SDS , To ≤ T < Ts
𝑆𝑑1
Sa = , T > Ts
𝑇
T Sa
1.021 0.499
1.421 0.368
1.821 0.291
2.221 0.241
2.621 0.206
3.021 0.179
3.421 0.159
3.821 0.143
4 0.14
Respons Spektrum
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
1. U = 1,4 D
2. U = 1,2 D + 1,6 L
3. U = 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (Lr atau R)
4. U = 1,2 D + 1,6 (Lr atau R) + (L atau 0,5 W)
5. U = 1,2 D + 1,0 W + L + 0,5 (Lr atau R)
6. U = 0.9 D + 1.0 L
7. U = 1,2 D + 0.5 + 1.0 Ex + 0.3 Ey
8. U = 1,2 D + 0.5 + 1.0 Ex - 0.3 Ey
9. U = 1,2 D + 0.5 - 1.0 Ex + 0.3 Ey
10. U = 1,2 D + 0.5 - 1.0 Ex - 0.3 Ey
11. U = 1,2 D + 0.5 + 0.3 Ex + 1.0 Ey
12. U = 1,2 D + 0.5 + 0.3 Ex - 1.0 Ey
13. U = 1,2 D + 0.5 - 0.3 Ex + 1.0 Ey
14. U = 1,2 D + 0.5 - 0.3 Ex - 1.0 Ey
15. U = 0.9 D + 1.0 Ex + 0.3 Ey
16. U = 0.9 D + 1.0 Ex - 0.3 Ey
17. U = 0.9 D - 1.0 Ex + 0.3 Ey
18. U = 0.9 D - 1.0 Ex - 0.3 Ey
19. U = 0.9 D + 0.3 Ex + 1.0 Ey
20. U = 0.9 D + 0.3 Ex - 1.0 Ey
21. U = 0.9 D - 0.3 Ex + 1.0 Ey
22. U = 0.9 D - 0.3 Ex - 1.0 Ey
Keterangan :
c. Kuda-kuda menggunakan C 75 x 40 x 5 x 7
Pendesainan dengan metode LRFD ( load resistance factor design) memerlukan nilai
gaya dalam struktur, sehingga penampang yang didesain tidak overdesign. Metode LRFD
digunakan agar penampang yang digunaka nefisien sehingga struktur akan lebih murah dan
tetap kuat. Struktur yang digunakan pada tugas besar ini terbagi atas empat buah struktur, yaitu
pengaku global (bracing), kuda-kuda, gording, balok, dan kolom. Pencarian gaya dalam harus
dilakukan untuk keempat struktur diatas sehingga profil masing-masing struktur dapat
ditentukan. Gaya dalam yang ditampilkan untuk kolom, kuda-kuda dan gording, yaitu normal,
geser dan momen. Gaya dalam yang ditampilkan untuk pengaku global, yaitu normal, hal ini
dikarenakan pengaku global adalah rangka batang. Berikut adalah gaya dalam maksimum yang
diterima pada masing-masing struktur dengan menggunakan SAP2000 v15:
Vmax = 8,88 KN
Ptarik max = - KN
Vmax = 37,26 KN
Vmax = 37,269 KN
Vmax = 0,73 KN
Vmax = 0,731 KN
Pada keempat struktur bangunan pabrik ini, yaitu kolom, kuda-kuda, bracing, dan
gording, memiliki gaya dalam yang sama sehingga pengecekan harus dilakukan secara
menyeluruh agar kegagalan tidak terjadi. Pengecekan yang harus dilakukan adalah pengecekan
terhadap momen lentur, gaya geser, kombinasi gaya geser dan momen lentur, batang tekan dan
batang tarik.
a. Batang tekan
350.350.12.19
Berikut ini adalah prosedur dalam menghitung kekuatan penampang menahan gaya
aksial tekan:
𝑏 350
𝜆𝑓 = = = 9,21
2𝑡𝑓 2𝑥19
250 250
𝜆𝑟𝑓 = = = 16,137
√𝑓𝑦 √240
ℎ 350−2 𝑥 19
𝜆𝑤 = = = 26
𝑡𝑤 10
665 665
𝜆𝑟𝑤 = = = 42,92
√𝑓𝑦 √240
𝜆𝑓<𝜆𝑟𝑓 dan 𝜆𝑤<𝜆𝑟𝑤 (OK)
Pemeriksaan kelangsingan
𝐿𝑘
𝜆= < 200 (OK)
𝑖𝑦
𝐿𝑘 5000
𝜆= = = 36,76< 200 (OK!)
𝑖𝑦 136
Dari hasil perhitungan diatas, didapatkan nilai kelangsingan struktur, yaitu λ = 36,76.
Dengan nilai kelangsingan seperti diatas, kelangsingan profil memenuhi syarat. Syarat
kelangsingan profil adalah kurang dari
2. Menghitung nilai ω
λc ≤ 0,25 maka 𝜔 = 1
1,43
0,25 ≤λc ≤ 1,2 maka 𝜔 =
1,60−0,67λc
𝐿𝑘 𝑓𝑦
λc = √ (struktur jepit-jepit)
𝜋 𝑖𝑦 𝐸
5000 240
λc = √ = 0,41
𝜋 136 200000
3. Menghitung nilai Nn
Daya dukung nominal komponen struktur tekan dapat dihitung seperti berikut ini.
𝐹𝑦
∅Nn = (0,9) Ag x Fcr = (0,9) Ag x
𝜔
240
∅Nn = (0,9) 17390 x = 3.468.365 N = 3.468,4 KN
1,083
Bahaya tekuk juga perlu diperhitungkan dalam desain batang tekan, maka berikut adalah
prosedur dalam menghitung kekuatan penampang terhadap bahaya tekuk.
Nilai xo dan yo tergantung dari bentuk profil baja yang digunakan. Untuk
Xo = 0 ;yo = 0
3. Menentukan nilai A
A =17390 mm2
4. Menentukannilai ro2
ro2 merupakan jari-jari girasi polar terhadap pusat geser yang dapat dihitungdengan
rumus dibawahini.
𝐼𝑥+𝐼𝑦
ro2 = + xo2 + yo2
𝐴
403000000+ 136000000
ro2 = +0+0
17390
ro2 = 30.994,82
5. Menentukan nilai H
𝑥𝑜 𝑥𝑜+𝑦𝑜 𝑦𝑜
H=1–( )
𝑟𝑜 𝑟𝑜
H=1–0=1
𝐸
G= ,dengan Vbaja = 0,3
2 ( 1+𝑣 )
200000
G= = 76923,07269 MPa
2 ( 1+0,3 )
1
J = [ (h-2tf)(tw)3 + 2(b.tf3)] . 0,0001
3
Dari dua nilai daya dukung nominal struktur tekan yang didapatkan, daya dukung nominal
struktur yang lebih kecil yang dipilih agar bangunan lebih konservatif. Nilai Nn yang kita
pilih kemudian kita cek kekuatannya terhadap Nu.
Nu ≤ ∅ 𝑁𝑢
………..KN ≤ 3.468,4 KN
Dari hasil perhitungan diatas dapat kita simpulkan bahwa penampang yang digunakan kuat
menahan gaya ultimate batang tekan yang terjadi pada bangunan.
b. Batang tarik
Pada batang tarik, pengecekan yang harus dilakukan adalah dua macam, yaitu pengecekan
bila kegagalan leleh(yielding) dan kegagalan retak (fraktur).
Contoh perhitungan batang tarik menggunakan profil kolom, yaitu IWF 350.350.12.19.
Berikut ini adalah prosedur dalam menghitung kekuatan batang Tarik untuk kondisi
kegagalan retak (fraktur):
1. Menentukan nilai A
A = 17390 mm2
2. Menentukan nilai Nn
Daya dukung struktur Tarik dapat dihitung dengan rumus dibawah ini.
Nn = A x (0,75 x fy ) = 3.130,2 kN
3. Menentukan nilai Nn
Nn = Ae x Fu
Nn = 4.922,23 KN
Pilih yang lebih kecil lalu nilai Nn yang kita pilih kemudian kita cek kekuatannya terhadap
Nu.
Nu ≤ ∅ Nn
…….KN≤ 3.691,67 KN
Dari hasil perhitungan diatas dapat kita simpulkan bahwa penampang yang kita gunakan
kuat menahan gaya ultimate batang Tarik yang terjadi pada komponen struktur yang
kita tinjau
c. Momen lentur
Terdapat dua buah pengecekan untuk momen lentur, yaitu pengecekan pengaruh tebal pelat
dan pengaruh panjang bentang. Untuk pengecekan pengaruh tebal pelat adalah, sbb:
𝑏 170
Penampang compact, jika ≤λp =
𝑡𝑓 √𝑓𝑦
ℎ 1680
≤λp =
𝑡𝑤 √𝑓𝑦
170 𝑏 370
Pempang non-compact, jika λp= < ≤λr = , (fr =0,2fy)
√𝑓𝑦 𝑡𝑓 √𝑓𝑦−𝑓𝑟
1680 ℎ 2250
λp= < ≤ λr =
√𝑓𝑦 𝑡𝑤 √𝑓𝑦
370 𝑏
Penampang selnder, jika λr = <
√𝑓𝑦−𝑓𝑟 𝑡𝑓
2250 ℎ
λr = <
√𝑓𝑦 𝑡𝑤
Maka, perhitungan untuk menentukan profil yang digunakan termasuk profil compact,
non-compact, atau slender,sbb:
𝑏 350 ℎ 350
= = 18,421 ; = = 29,16
𝑡𝑓 19 𝑡𝑤 12
ℎ ℎ
Sehingga bila kita bandingkan ( ) dan ( ) dari perhitungan diatas dengan λp, λp
𝑡𝑓 𝑡𝑤
memiliki nilai lebih besar dari kedua nilai diiatas. Jadi, dapar disimpulkan profil yang
digunakan adalah compact.
Penampang compact
λr− λ
Mn = Mr + (Mp – Mr) x , dengan Mr = Ssb kuat x (fy – fr)
λr− λp
Penampang slender
λr
Mn = ( ) x Mr
λ
𝐸
Lp = 1,76 x iy x √
𝑓𝑦
200000
= 1,76 x 8.84 x √
240
= 4491, mm
𝜋 𝐸𝐺𝐽𝐴
X1 = √ = 21.066,4
𝑆𝑥 2
𝐼𝑦
Iw =h2 x ( ) = 4,16 x 1012 mm6
4
𝑆𝑥 2𝐼𝑤
X2 = 4( ) = 2055,2
𝐺𝐽 𝐼𝑦
Setelah nilai X1,X2, dan fL diketahui, maka kita sekarang dapat menghitung Lr.
𝑋𝑖
Lr = iy ( )x√1 + √1 + 𝑋2 (𝑓𝑙)(𝑓𝑙)
𝑓𝑙
= 13922,4 mm
Lp < Lb < Lr
Bentang Pendek
Mn (momen nominal) = Mp (momen plastis)
Bentang Menengah
𝐿𝑟−𝐿
Mn = Mn = Cb[Mr – (Mp – Mr) ] ,dengan Mr=SxFL
𝐿𝑟−𝐿𝑝
Bentang Panjang
𝜋 𝜋 𝜋
Mn = Mcr = C1 x x (√𝐸 𝑥 𝐼𝑦 𝑥 (𝐺𝐽 + 𝐼𝑤 𝑥 𝐸 𝑥 ( )( ))
𝐿 𝐿 𝐿
𝐿𝑟−𝐿
Mn = Mn = Cb[Mr – (Mp – Mr) ]
𝐿𝑟−𝐿𝑝
Dari perhitungan diatas didapat dua nilai momen nominal penampang. Untuk perhitungan
yang lebih konservatif, pilih Mn yang terkecil dari dua Mn hasil perhitungan sebelumnya.
Kemudian nilai Mn kita bandingkan dengan Mu.
Mu ≤ ∅Mn
Dari hasil perhitungan kekuatan nominal dari penampang untuk menahan lentur,
didapatkan bahwa momen nominal penampang lebih besar dari momen ultimate yang
terjadi. Maka penampang kuat dalam menahan momen ultimate yang terjadi.
d. Gaya geser
ℎ 350
= = 29,16
𝑡𝑤 12
ℎ 𝐸
≤ 6,36 √
𝑡𝑤 𝐹𝑦
29,16 ≤ 183,59
5
Kn =5+ 𝑎𝑎 , dengan a bila tidak ada pengaku lokal = 3xh
(ℎ ℎ)
= 5,56
4. Menentukan faktor untuk perbandingan tinggi terhadap tebal panel.
𝐾𝑛 𝐸
1,1 √ = 74,846
𝑓𝑦
ℎ 𝐾𝑛 𝐸
≤ 1,1 √ ; maka
𝑡𝑤 𝐹𝑦
Vn = 0,6 fy Aw ,dengan Aw = h x tw
Vn = 604,8 KN
Vu ≤ ∅ Vn
117,785 KN ≤ 388,8 KN
Dari hasil perhitungan diatas didapatkan kekuatan geser nominal penampang lebih besar
dari geser ultimate yang terjadi. Maka penampang kuat dalam menahan gaya geser
ultimate yang terjadi.
Berikut merupakan perhitungan interaksi yang ditimbulkan antara lentur dan geser pada
struktur yang mengalami lentur dan geser.
𝑀𝑢 0,625 𝑉𝑢
+ ≤ 1,375
∅ 𝑀𝑛 ∅ 𝑉𝑛
0,306≤ 1,375
Sy= 292000 mm
3
X2= 2069,882646
Lentur
Kelangsingan PanjangBentang
Λp untuk b= 8,928 Lp= 3195,75 mm
Untuk b= 350 Lr= 7348,07 mm
Λr untuk h= 24,67 L= 5000 mm
Untuk h= 350 intermediate span
b/tf= 17,857
not compact Mmax= 22.555 KN*m
h/tw= 29,1667
compact Ma(1/4bentang)= 4,28 KN*m
Mp= 233,05 KN*m Mb(1/2bentang)= 8,56 KN*m
Mr= 186.439KN*m Mc(3/4bentang)= 7,0092 KN*m
Mcr= 0.831 KN*m
C1= 1,316
Mn= 289.403 KN*m
φ= 0.9
Kapasitasmomenpenampangadalah φMn= 260,46 KN*m
Tabel4.3 PerhitunganKapasitas Geser H 250.250
Geser
h/tw= 27.777
Kn= 5,06
h/tw= 27.778
1.1*sqrt(Kn*E/fy)= 71,441
Vn= 324 KN
φ= 0.9
Tabel 4.4 Interaksi Antara Geser dan Lentur IWF 250 x 250 x 9 x 14
Compression Member
Syarat λ= 136.98 MemenuhiSyarat X0= 0
kx=ky= 1 dikerenakanjepit-jepitsway Y0= 0
λcx= 0.326 ro2= 15675.85 mm2
λcy= 1.51 H= 1
λcterpilih= 1.51
Nn1= 776,252 KN φ= 0.9 Nn2= 776,252 KN
KapasitasaxialtekanpenampangadalahφNn= 698,627 KN Kuat
Tabel 4.6. Perhitungan Batang Tarik
IWF 250 x 250 x 9 x 14
TensionMember
Yielding Fracture
Syaratλ= 136.98 MemenuhiSyarat u= 0.9 <--batasterbesaru
fybolt= 240 MPa An= 7835,3 mm2
2
Nn= 1659.24
00 KN Ae= 7051,77 mm
Nnterfakt 1493,32 KN fu= 370 Mpa
φ= 0.9 Nn= 2609,15 KN
φ= 0.75
Nnterfaktor= 1956,86 KN
Kapasitas axial tekan penampang adalah φNn = 1493,32 KN Kuat
4.2.2.Kapasitas Balok
Lentur
Kelangsingan PanjangBentang
Λp untuk b= 7.95 Lp= 2006,87 mm
untukb= 16,137 Lr= 2913,6 mm
λruntukb= 21,857 L= 5000 mm
untukh= 42,92 Long span
b/tf= 15,7 Compact Mn= 664,126 KN*m
h/tw= 21,857 Compact φ= 0.9
Mp= 208,3 KN*m
Kapasitas momen penampang
2 adalah φMn= 597,713 KNm Kuat
GESER
Tidak
Butuh
h/tw 21,857 Pengaku
Kn 5,556
1,1*sqrt(Kn*E/fy) 74,846
Vn 352,8 kN
Ø 0,9
Kapasitas geser penampang adalah φVn= 317,52 kN
Kuat
Compression Member
Syaratλ= 50.813 Memenuhi Syarat X0= 0
kx=ky= 1 dikerenakan jepit-jepit sway Y0= 0
2 2
ro = 25428,51 mm
λcy= 0.5605 H= 1
λcterpilih= 0.5605 fcry= 205,515 Mpa
w= 1.1678
fcr= 205.515 Mpa
Nn1= 1704,99 KN φ= 0.85
Kapasitas axial tekan penampang adalah φNn= 1704,99 KN Kuat
Tension Member
Yielding Fracture
Syaratλ= 24.99439 Memenuhi u= 0.9 <-- batasterbesaru
fybolt= 240 MPa
Syarat An= 7835,3 mm2
Nn= 2212,32 KN Ae= 7051,77 mm2
Nnterfaktor 1991,088 KN fu= 370 Mpa
φ= 0.9 Nn= 2609,15 KN
φ= 0.75
Nnterfaktor= 1956,86 KN
Kapasitas axial tekan penampang adalah φNn= 1991,088KN Kuat
Lentur
Kelangsingan PanjangBentang
λpuntukb= 2,85 Lp= 604,46 mm
untukh= 16,137 Lr= 44699,19 mm
λr untukb= 13,6 L= 8660 mm
untukh= 42,92 Longspan
b/tf= 5,7 Compact Mn 52,41
h/tw= 13,6 Compact φ= 0,9
Mp= 5,429 KN*m
Kapasitas momen penampang adalah φMn= 47.1744 KN*m Kuat
Geser
h/tw= 15 TidakButuhPengaku
Kn= 5.556
h/tw= 15
1.1*sqrt(Kn*E/fy) 74.84552
Vn= 54 KN
φ= 0.9
Kapasitas geser penampang adalah φVn= 48,6
λcy= 2,10
λc= 2,1
w= 1
fcr= 43,54 Mpa
TensionMember
Yielding Fracture
Syarat λ= 215.5172 TidakMemenuhiSyarat u= 0.9 <--batasterbesa
2
fybolt= 240 MPa An= 749,53 mm
2
Nn= 158,724 KN Ae= 674,577 mm
Nnterfakt 142,85 KN fu= 370 Mpa
φ= 0.9 Nn= 249,593 KN
φ= 0.75
Nnterfaktor= 187,195 KN
Kapasitas axial tekan penampang adalah φNn= 187,195 KN Kuat
Maka dapat disimpulkan, bahwa profil C 75x40x5x7 tidak cocok untuk struktur gording.
Dari segi kekuatan, profil C75x40x5x7 memiliki kekuatan yang cukup untuk menahan
beban rencana, tetapi dari segi kelangsingan, profil C 75x40x5x7 tidak memenuhi karena
perbandingan antara bentang, kekakuan dan jari-jari girasi arah y profil, tidak seimbang.
Lentur
Kelangsingan PanjangBentang
λpuntukb= 10,97 Lp= 1153,33 mm
untukh= 108,443 Lr= 2860,060 mm
λr untukb= 26,702 L= 4000 mm
untukh= 145,23 Longspan
b/tf= 7,5 Compact Mn= kNm
h/tw= 15 Compact φ=
Mp= 30,912 KN*m
Kapasitas momen penampang adalah φMn= 1477.68 KN*m Kuat
Geser
h/tw= 15 TidakButuhPengaku
Kn= 5.556
h/tw= 15
1.1*sqrt(Kn*E/fy) 74.84552
Vn= 140,4 KN
φ= 0.9
Kapasitas geser penampang adalah φVn= 126,360 kN Kuat
InteraksiGeserdanLentur
Mu= 0.528 KN*m
φMn= 1477,68 KN*m
Vu= 0.731 KN
φVn 126,36 KN
Hasil= 0.0059 KN
Interaksi Lentur dan Geser= Kuat
λcy= 0,35
λc= 0,35
w= 1.04
fcr= 230,76 Mpa
Tension Member
Yielding Fracture
Syarat λ= 32,78 MemenuhiSyarat u= 0.9 <--batasterbesa
2
fybolt= 240 MPa An= 2015,35 mm
2
Nn= 426,78 KN Ae= 1813,815 mm
Nnterfakt 384,102 KN fu= 370 Mpa
φ= 0.9 Nn= 671,11 KN
φ= 0.75
Nnterfaktor= 503,33 KN
Kapasitas axial tekan penampang adalah φNn= 503,33 KN Kuat
Compression Member
Syarat λ= 61,068 MemenuhiSyarat
kx=ky= 1 dikerenakanjepit-jepitsway
λcy= 0,67
λc= 1,17
w= 1,17
fcr= 205,12 Mpa
Tension Member
Yielding Fracture
Syarat λ= 61,068 MemenuhiSyarat u= 0.9 <--batasterbesa
2
fybolt= 240 MPa An= 1454,35 mm
2
Nn= 307,98 KN Ae= 1308,915 mm
Nnterfakt 277,18 KN fu= 370 Mpa
φ= 0.9 Nn= 484,3 KN
φ= 0.75
Nnterfaktor= 363,223 KN
Kapasitas axial tekan penampang adalah φNn= 277,18 KN Kuat
Tabel 4.22 Kapasitas Profil dan Beban Rencana
Jenis
Komponen Kapasitas Beban Rencana
Perbandingan Status
Momen 260.46 KNm 22.555 KNm OK
Geser 291.60 KN 8.888 KN OK
Kolom
Tekan 698.63 KN -111.41 KN OK
Tarik 1493.32 KN 0 KN OK
Momen 597.71 KNm 20.4522 KNm OK
Geser 317.52 KN 37.269 KN OK
Balok
Tekan 1704.99 KN -12.058 KN OK
Tarik 1991.09 KN 15.972 KN OK
Momen 47.17 KNm 20.4522 KNm OK
Geser 48.60 KN 37.269 KN OK
Kuda - kuda
Tekan -34.55 KN -12.058 KN OK
Tarik 187.20 KN 15.972 KN OK
Momen 1477,69 KNm 0.5287 KN OK
Geser 126.36 KN 0.731 KN OK
Gording
Tekan 492.42 KN -12.058 KN OK
Tarik 503.33 KN 13.41 KN OK
Tekan 315.86 KN -12.058 KN OK
Bresing
Tarik 277.18 KN 13.41 KN OK
BAB V
DESAIN SAMBUNGAN
5.1 Sambungan
Dalam perencanaan desain struktur bangunan gudang ini diperlukan juga
perencanaan sambungan antar profil – profil penyusun struktur. Sambungan
secara umum terdiri dari dua yaitu sambungan las dan baut. Sambungan yang
dipakai dalam struktur bangunan gedung ini adalah sambungan baut.
Sambungan disesuaikan dengan gaya – gaya dalam ultimate yang terjadi pada
titik sambungan struktur agar sambungan yang direncanakan dapat berfungsi
dengan optimal. Sambungan baut memiliki dua jenis tipe, yaitu :
1. Sambungan pada struktur melintang
a. Menghubungkan balok atap (kuda – kuda) dengan kolom.
b. Menghubungkan balok atap (antar kuda – kuda) menggunakan
sambungan baut.
2. Sambungan pada struktur memanjang
a. Menghubungkan balok atap dengan balok atap memanjang.
b. Menghubungkan balok atap dengan balok memanjang serta kolom.
m
N 0,95d ) 4989,44 0,95 400 2304,72 mm
2 2
n
B 0,8bf ) 501,6 0,8 400 90,8 mm
2 2
Adapun batas nilai n minimum yaitu :
1 1
n d bf 400 400 100 mm
4 4
Karena n perhitungan lebih pendek dibandingkan dengan syarat maka
perenca mengambil n minimum yaitu 100 mm untuk perencanaan
kantilever
Dimana nilai (l) diambil dari nilai terkecil antara nilai m dan n. Kemudian
dilanjutkan dengan perhitungan tp.
4Mu 4 18190000
tp1 293,3 mm 29,33 cm
b fy 0,9 940
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari laporan tugas besar struktur baja SP-1218 antara lain sebagai
berikut :
1. . Untuk profil Kolom digunakan profil IWF 250 x 250 yang telah dianalisis
dalam bab sebelumnya mampu menahan beban – beban yang digunakan
dalam perencanaan struktur bangunan gudang.
Hasil gaya – gaya maksimum yang dihasilkan seluruh kombinasi
pembebanan yang bekerja pada struktur adalah :
Vmax = 8,88 KN
Ptarik max = - KN
2. Untuk profil Kolom digunakan profil IWF 350 x 175 yang telah dianalisis
dalam bab sebelumnya mampu menahan beban – beban yang digunakan
dalam perencanaan struktur bangunan gudang.
Hasil gaya – gaya maksimum yang dihasilkan seluruh kombinasi
pembebanan yang bekerja pada struktur adalah :
Vmax = 37,26 KN
Vmax = 37,269 KN
Vmax = 0,73 KN
Vmax = 0,731 KN
Elemen
Struktur Sambungan
2 buah sambungan baut φ16 untuk
kuda-kuda menahan gaya geser kuda - kuda
-- kolom 2 buah sambungan baut φ16 untuk
menahan gaya aksial kolom
2 buah sambungan baut φ16 untuk
menahan gaya aksial bracing
kuda-kuda 8 buah sambungan baut φ16 untuk
-- bracing menahan gaya aksial bracing
2 buah sambungan baut φ16 untuk
menahan gaya geser kuda - kuda
6.2 Saran
Dari tugas besar struktur baja SP-1218 mengenai desain bangunan gudang,
dapat disarankan untuk tugas besar selanjutnya adalah :
Badan Standarisasi Nasional, 2013. Standar Nasional Indonesia 7971 “Struktur Baja
Canai Dingin”. Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional, 2013. Standar Nasional Indonesia 1727 “Beban
Minimum Untuk Perencanaan Bangunan Gedung dan Struktur Lain”. Jakarta.
Badan Standardisasi Nasional, 2012. Standar Nasional Indonesia 1726. “Tata Cara
Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non
Gedung.”. Jakarta.