PahalaAriosLasidos, 2015 PDF
PahalaAriosLasidos, 2015 PDF
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar rencana anggaran biaya siswa.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di SMKN 2 Siatas Barita.
Subjek penelitian adalah model pembelajaran kolaboratif dan objek penelitiannya adalah aktivitas dan
hasil belajar siswa kompetensi keahlian TGB kelas XI SMKN 2 S iatas Barita. Teknik pengumpulan data
penelitian ini adalah tes dan lembar observasi aktivitas siswa untuk melihat aktivitas belajar siswa
selama proses pembelajaran berlangsung. Data hasil observasi terhadap aktivitas siswa menunjukkan
adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I diperoleh 11 siswa
(55%) untuk kategori tidak aktif, 8 siswa (40%) untuk kategori cukup aktif dan 1 siswa (5%) untuk
kategori aktif. Sedangkan pada siklus II diperoleh 8 siswa (40%) untuk kategori cukup aktif, 10 siswa
(50%) untuk kategori aktif dan 2 siswa (10%) untuk kategori sangat aktif. Untuk nilai rata-rata aktifitas
belajar siswa pada siklus I yaitu 68 meningkat menjadi 82 pada siklus II. Data nilai hasil belajar siswa
pada siklus I diperoleh 16 siswa (80%) untuk kategori tidak kompeten dan 4 siswa (20%) untuk kategori
kompeten. Siklus II diperoleh 16 siswa (80%) untuk kategori kompeten dan 4 siswa (20%) untuk kategori
sangat kompeten. Nilai rata-rata hasil belajar pada siklus I yaitu 70 meningkat menjadi 85 pada siklus II.
Dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kolaboratif dapat : 1) meningkatkan
aktivitas belajar menyusun rencana anggaran biaya siswa kels XI kompetensi keahlian teknik gambar
bangunan SMKN 2 Siatas Barita , 2) meningkatkan hasil belajar menyusun rencana anggaran biaya siswa
kelas XI kompetensi keahlian teknik gambar bangunan SMKN 2 Siatas Barita .
ABSTRACT
This study aims to improve the activity and the learning outcomes of students budget plan.This research is
Classroom Action Research (CAR), which held at SMKN 2 Siatas Barita. The subjects were a model of collaborative
learning and research object is the activity and student learning outcomes TGB competency skills class XI SMK 2
Siatas Barita. Data collection techniques in this study was a tes and observation of student activity sheet to see the
learning activities of students during the learning process takes place. The data of observations of student activity
showed an increase in the activity of student learning from the first cycle to the second cycle. In the first cycle
obtained by 11 students (55%) for the category of incompetent, 8 students (40%) to the category of fairly competent
and 1 student (5%) for the competent category. While in the second cycle was obtained 8 students (40%) to the
category of fairly competent, 10 students (50%) for the category of competent and 2 students (10%) to the category
of very competent. Average value aktivitas student learning in the first cycle is 68 increased to 82 in the second
cycle. The data values student learning outcomes obtained in the first cycle of 16 students (80%) for the category of
incompetent and 4 students (20%) for the competent category. While in the second cycle was obtained 16 students
(80%) for the category of competent and 4 students (20%) to the category of very competent. Average value of
13
Pahala Arion Lasidos – Zulkifli Matondang
learning outcomes in the first cycle of 70 increased to 85 in the second cycle.It can be concluded that by applying
collaborative learning model can be: 1) increase the learning activity plan budget kels XI student competence
building engineering drawings SMK 2 Siatas Barita, 2) improve learning outcomes plan budget class XI student
competence building engineering drawings SMKN 2 Siatas Barita.
dikembangkan model pembelajaran yang tepat Pemikiran Dewey yang utama tentang
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. pendidikan (Jacob et al., 1996), adalah:
Adapun model pembelajaran yang cocok a. Siswa hendaknya aktif, learning by doing
untuk standar kompetensi Rencana Anggaran b. Belajar hendaknya didasari motivasi intrinsik
Biaya salah satunya adalah model pembelajaran c. Pengetahuan adalah berkembang, tidak
kolaboratif. Penulis ingin melakukan penelitian bersifat tetap
untuk menerapkan model pembelajaran yang d. Kegiatan belajar hendaknya sesuai dengan
mendorong siswa aktif dan saling berinteraksi kebutuhan dan minat siswa
sesama siswa juga antara siswa dan guru dalam e. Pendidikan harus mencakup kegiatan belajar
menguasai materi pelajaran untuk mencapai dengan prinsip saling memahami dan saling
prestasi yang maksimal, sehingga sebagian besar menghormati satu sama lain, artinya
hasil belajar siswa mencapai nilai batas prosedur demokratis sangat penting.
ketuntasan belajar yang ditetapkan. Penelitian ini f. Kegiatan belajar hendaknya berhubungan
melalui pendekatan tindakan kelas. dengan dunia nyata dan bertujuan
Memperhatikan pentingnya model mengembangkan dunia tersebut.
pembelajaran yang digunakan dalam Pembelajaran kolaboratif”merupakan salah
meningkatkan hasil belajar Perhitungan Rencana satu model pembelajaran di antara berbagai
Anggaran Biaya maka penulis tertarik untuk model. Model pembelajaran kolaboratif sering
melakukan penelitian dengan menerapan Model kali digunakan dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran Kolaboratif Untuk Meningkatkan Dengan demikian, sebelum menentukan
Aktivitas Dan Hasil Belajar Rencana Anggaran model pembelajaran, perlu dirumuskan tujuan
Biaya Siswa Kelas XII SMKN 2 Siatas Barita – pembelajaran yang jelas yang dapat diukur
Tapanuli Utara. keberhasilannya, agar dalam penyusunan
Menurut John Myers (1991) kata kolaborasi langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan
berasal dari bahasa Latin dengan memfokuskan berbagai fasilitas dan sumber pembelajaran
pada proses, Sementara itu, menurut Ted Panitz semuanya dapat diarahkan dalam upaya
(1996), istilah kolaborasi menunjuk pada filsafat pencapaian tujuan tersebut. Maka dapat
interaksi dan gaya hidup personal. disimpulkan bahwa model pembelajaran
Pembelajaran kolaboratif dapat menyediakan digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau
peluang untuk menuju pada kesuksesan praktek- keberhasilan dalam mencapai tujuan
praktek pembelajaran. Sebagai teknologi untuk pembelajaran.
pembelajaran, pembelajaran kolaborasi Menurut Johnsons (1974), sekurang-
melibatkan partisipasi aktif para siswa dan kurangnya terdapat lima unsur dasar agar dalam
meminimisasi perbedaan-perbedaan antar suatu kelompok terjadi pembelajaran kolaboratif,
individu dan juga telah menambah momentum yaitu:
pendidikan formal dan informal dari dua a. Saling ketergantungan positif
kekuatan yang bertemu, yaitu: b. Pertanggungjawaban individu
1) Realisasi praktek, c. Keterampilan berkolaborasi
2) Menumbuhkan kesadaran berinteraksi sosial d. Keefektifan proses kelompok
dalam upaya mewujudkan pembelajaran
bermakna.
Ide pembelajaran kolaborasi bermula dari 2. Metodologi Penelitian
perpsektif filosofis terhadap konsep belajar. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di
Untuk dapat belajar, seseorang harus memiliki SMKN 2 Siatas Barita, Kompetensi keahlian
pasangan. Pada tahun 1916, John Dewey, teknik gambar bangunan pada mata pelajaran
menulis sebuah buku “Democracy and Education” rencana anggaran biaya. Penelitian ini
yang isinya bahwa kelas merupakan cermin dilaksanakan pada kelas XII bulan Agustus 2014.
masyarakat dan berfungsi sebagai laboratorium Adapun yang menjadi subyek penelitian ini
untuk belajar tentang kehidupan nyata. adalah pembelajaran kolaboratif dan yang
menjadi obyek adalah aktivitas dan hasil belajar
TGB kelas XII SMKN 2 Siatas Barita. Berikut ini Pelaksanaan tindakan yang akan
langkah-langkah pembelajaran kolaboratif: dilakukan adalah
a. Para siswa dalam kelompok menetapkan (a) Menyampaikan tujuan pembelajaran
tujuan belajar dan membagi tugas sendiri- dan memberi informasi kepada siswa
sendiri. .
b. Semua siswa dalam kelompok membaca, (b) Memberi yang telah disusun sebelum
berdiskusi, dan menulis.. nya dengan menerapkan model
c. Kelompok kolaboratif bekerja secara kolaboratif.
bersinergi mengidentifikasi, (c) Melaksanakan skenario yaitu
mendemontrasikan, meneliti, menganalisis, penerapan model kolaboratif.
dan memformulasikan jawaban-jawaban
tugas atau masalah dalam Materi atau c. Pengamatan
masalah yang ditemukan sendiri. Dalam pengamatan penelitian mengamati
d. Setelah kelompok kolaboratif menyepakati aktivitas siswa, yang ditulis pada lembar
hasil pemecahan masalah, masing-masing aktivitas yang telah disusun sebelum
siswa menulis laporan sendiri-sendiri secara pengajaran dimulai, adapun aktivitas tersebut
lengkap. meliputi :
e. Guru menunjuk salah satu kelompok secara (a) Memberikan pertanyaan.
acak (selanjutnya diupayakan agar semua (b) Memberikan saran.
kelompok dapat giliran ke depan) untuk (c) Membuat kesimpulan dan,
melakukan presentasi hasil diskusi kelompok (d) Memberikan jawaban.
kolaboratifnya di depan kelas, siswa pada
kelompok lain mengamati, mencermati, d. Refleksi
membandingkan hasil presentasi tersebut, Refleksi dilakukan dengan menganalisis
dan menanggapi. Kegiatan ini dilakukan hasil kerja peserta didik, lembar pengamatan
selama lebih kurang 20-30 menit. yang telah diisi dari hasil diskusi yang
f. Masing-masing siswa dalam kelompok dilakukan peneliti dan pengamat. Adapun
kolaboratif melakukan elaborasi, inferensi, Refleksi :
dan revisi (bila diperlukan) terhadap laporan (a) Mengkaji berbagai hal yang terjadi
yang akan dikumpulan. dan seharusnya dilakukan agar tidak
Laporan masing-masing siswa terhadap terjadi kesalahan.
tugas-tugas yang telah dikumpulkan, (b) Membuat kesimpulan sebagai dasar
disusun perkelompok kolaboratif. untuk melaksanakan siklusberikutnya
Laporan siswa dikoreksi, dikomentari,
dinilai, dikembalikan pada pertemuan
berikutnya, dan didiskusikan. 2) Siklus II
Prosedur penelitan merupakan tahapan- Pada prinsipnya semua kegiatan siklus II
tahapan yang dilakukan dalam proses penelitian. mirip dengan siklus I. Siklus II merupakan
Prosedur yang akan dilakukan adalah sebagai perbaikan pada siklus I, terutama didasarkan
berikut: atas hasil refleksi pada siklus I. Secara garis
besarnya adalah sebagai berikut.
1) Siklus I
a. Perencanaan. a. Perencanaan
Maka perencanaan yang akan dilakukan di Meninjau kembali rancangan pembelajaran
siklus I adalah sebagai berikut : yang disiapkan untuk siklus 2 dengan
(a) Merencanakan pembelajaran dengan melakukan revisi sesuai hasil refleksi 1.
Penerapan model kolaboratif. Adapun perencanaan nya
(b) Menyiapkan sumber belajar (a) Mengidentifikasi masalah yang muncul
(c) Mempersiapkan format observasi pada siklus I dan penetapan alternatif
untuk melihat tingkat hasil belajar pemecahan masalah
siswa. (b) Merencanakan pengembangan
kompetensi yang dilakasanakan pada
b. Pelaksanaan tindakan
(Aqib, dkk 2010) orang cukup kompeten 1 orang. Dari nilai ideal
Keterangan: 100, didapat nilai perolehan tidak tuntas dapat
P = Persentase ketuntasan belajar klasikal disebabkan oleh Pembagian kelompok yang
Data hasil belajar siswa dianalisis tidak merata berdampak pada hasil belajar siswa
dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang belum memuaskan. Sehingga perlu dilanjut
yang ditetapkan oleh sekolah. Untuk ke siklus II untuk meningkatkan aktivitas dan
menggunakan gambaran tentang hasil belajar hasil belajar siswa dengan memperhatikan
siswa dinyatakan tuntas belajar jika siswa kelemahan yang terjadi selama pelaksanaan
memperoleh skor 70 dan dinyatakan mencapai proses pembelajaran siklus I.
ketuntasan jika skor rata-rata kelas 70 atau 70% Grafik yang menunjukkan hasil belajar siswa
menurut Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) selama proses belajar mengajar siklus I
yang ditetapkan oleh sekolah. berlangsung dapat dilihat pada gambar dibawah
Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar, jika ini:
kelas tersebut telah terdapat 70% siswa yang
telah mencapai persentase Nilai ≥ 70 maka
ketuntasan secara keseluruhan telah tercapai.
(Berdasarkan kriteria sekolah).
100
88
80 82 82
Nilai Hasil Belajar
76
65 65 65 65 65 65
60 59 59 59
5353 53
40 41
35
29
20 24
Gambar 5 Grafik Peningkatan Observasi
Aktivitas Belajar Siklus I dan
0
Siklus II
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314151617181920
Nomor Sampel Penelitian
Gambar 4. Grafik Hasil Belajar Siklus II
peningkatan, yaitu dari siklus I dengan rata-rata 5) Siswa harus lebih serius dalam mendalami
55 meningkat menjadi 81 pada siklus II dengan materi pembelajaran dan lebih sering
mengalami peningkatan sebesar 22 %. Dari hasil melakukan kerja kelompok dalam membahas
peningkatan hasil belajar tersebut berarti materi.
penerapan model pembelajaran kolaboratif pada 6) Siswa lebih aktif dalam belajar dengang
materi pekerjaan struktur dan non struktur serta menggunakan model kolaboratif.
perhitungan pekerjaan struktur dan non struktur 7) Pihak sekolah harus menambah referensi
mengalami peningkatan. Oleh karena itu, materi yang akan diajarkan sehingga
penerapan model pembelajaran kolaboratif dapat perhatian siswa lebih terfokus pada materi
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar RAB pelajaran dalam meningkatkan hasil belajar
Kompetensi Keahlian Teknik Gambar Bangunan siswa.
SMKN 2 Siatas Barita. 8) Untuk penelitian lebih lanjut.
4.2 Implikasi
Hasil kesimpulan menyatakan siswa yang Daftar Pustaka
diajar menggunakan model pembelajaran
kolaboratif memperoleh hasil belajar RAB lebih Arikunto, S. 2003. Manajemen Penelitian. Jakarta:
tinggi jika dibandingkan dengan siswa yang Rineka Cipta
diajar dengan metode pembelajaran Arikunto, S. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi
Konvensional. Dengan diterimanya hipotesis Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
dalam penelitian ini, maka model pembelajaran Arikunto, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas.
kolaboratif ini dapat dijadikan sebagai pilihan Jakarta : Bumi Aksara.
metode pembelajaran bagi guru khususnya guru Djamarah, dkk. 2008. Strategi Belajar Mengajar.
standar kompetensi RAB dalam melaksanakan Jakarta : Rineka Cipta.
proses pembelajaran. Daryanto, 2010. Evaluasi Hasil Belajar. Jakarta:
Penggunaan model pembelajaran yang tepat Rineka Cipta.
akan menciptakan suasana belajar yang lebih Hamalik, O. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta
baik demi tercapainya hasil belajar yang baik : Bumi Aksara
pula. Penerapan model pembelajaran kolaboratif Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif.
menjadi salah satu bukti bahwa pembelajaran Medan : Media Persada
juga menuntut aktivitas siswa dan guru untuk Jakob Et Al. 1996. Belajar Tentang kehidupan Nyata.
mengembangkan potensi yang ada di dalam diri Http:// Tulisansingkatemail.
siswa. blogspot.com/?view=sidebar. Diakses
Tangggal 27 April 2014
4.3 Saran John M. 1991. Metode Pembelajaran Kolaboratif.
Berdasarkan kesimpulan di atas maka Http:// Tulisansingkatemail.
disarankan beberapa hal sebagai berikut : blogspot.com/?view=sidebar. Diakses
1) Sebaiknya guru memberikan motivasi dan Tangggal 27 April 2014
dorongan kepada siswa setiap kali sebelum Johnsons. 1974. Unsur Dasar Pembelajaran
pembelajaran dimulai. Kolaboratif. Http:// Tulisansingkatemail.
2) Situasi ruang belajar harus menarik dan blogspot.com/?view=sidebar. Diakses
menantang dalam proses belajar mengajar. Tangggal 27 April 2014
3) Guru harus melatih keterampilan dan Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian
mendorong keberanian siswa dalam Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi
menjawab dan mengajukan pertanyaan. Guru. Jakarta : Rajawali Pers
4) Bagi guru khususnya guru standar Mudyaharjo. 2001. Hakikat Pendidikan. Http://
kompetensi RAB sebaiknya menggunakan Belajarjadiguruprofesional.
model pembelajaran kolaboratif sebagai salah blogspot.com/?view=sidebar. Diakses
satu alternative dalam mata pembelajaran Tangggal 27 April 2014
RAB untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa.