Anda di halaman 1dari 3

Darah

Darah merupakan jaringan yang mengalir dan bersirkulasi melalui saluran vaskular. Darah
membawa berbagai kebutuhan hidup bagi semua sel-sel tubuh dan menerima produk buangan
hasil metabolisme untuk dieksresikan melalui organ ekskresi (Jain 1993).
Darah tersusun atas sel darah (eritrosit, leukosit dan platelet) yang bersirkulasi dalam cairan yang
disebut plasma (Meyer and Harvey 2004). Dari total volume darah, persentase sel darah adalah
sekitar 40% (30-55%), tergantung spesies (Samuelson 2007). Eritrosit atau sel darah merah
merupakan komponen sel darah dengan jumlah terbanyak (5,5-8.5 x 106 per mikroliter darah)
pada mamalia. Jumlah eritrosit khas setiap spesies berbeda-beda, mulai dari seperempat hingga
setengah dari total volume darah. Sel darah terbanyak kedua adalah platelet atau trombosit (2-5 x
105 /mikroliter). Jumlah leukosit atau sel darah putih lebih sedikit dari eritrosit dan trombosit.
Leukosit terbagi dalam tipe sel yaitu neutrofil, eosinofil, basofil, monosit dan limfosit.
Jumlah total volume darah adalah antara 6-7% dari total berat badan pada hewan ruminansia.
Total volume darah hewan muda pada masa pertumbuhan sering lebih dari 10% bobot badan
(Meyer dan Harvey 2004).
Plasma Darah
Plasma darah adalah campuran protein anion kation yang sangat kompleks. Plasma protein terdiri
dari beberapa kelompok. Kelompok pertama yaitu kelompok protein yang dapat menyediakan
nutrisi sel-sel, kelompok kedua yaitu kelompok protein yang terlibat dalam transport bahan kimia
lainnya termasuk hormon, mineral, dan intermediet dan yang terakhir adalah kelompok protein
yang berkaitan dengan pertahanan terhadap penyakit. Plasma didapat dengan mencampurkan
darah segar dengan antikoagulan dan disentrifugasi, maka supernatannya adalah plasma
(Williams 1982).
Protein plasma yang telah diidentifikasi dan mempunyai jumlah 70% dari darah adalah albumin,
globulin, dan fibrinogen. Jumlah plasma darah yaitu 55- 70% total darah. Hati mensintesa dan
melepaskan lebih dari 90% protein plasma (Martini et al. 1992).7 Selain protein, plasma darah
juga mengandung air. Interaksi antara protein yang ada dalam plasma dan molekul protein yang
mengelilinginya membuat plasma relatif lengket, kohesif dan tetap mengalir. Sifat ini
menentukan viskositas cairan (Martini et al. 1992).
Protein
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari
monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Asam
amino dibedakan menjadi asam amino esensial dan non esensial. Asam amino dalam tubuh
terutama digunakan untuk sintesis protein. Protein diabsorbsi di usus halus dalam bentuk asam
amino yang kemudian akan masuk ke dalam pembuluh darah dalam darah, asam amino akan
disebarkan ke seluruh sel untuk disimpan, kemudian di dalam sel asam amino disimpan dalam
bentuk protein (dengan menggunakan enzim). Hati merupakan jaringan utama untuk menyimpan
dan mengolah protein. Jika asupan glukosa rendah, asam amino dapat diubah menjadi glukosa
melalui jalur yang disebut glukoneogenesis yaitu pembentukan glukosa baru dari prekursor
nonkarbohidrat. Proporsi protein sebagai sumber energi dalam diet yang dianjurkan adalah
sebesar 15%. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan sedikit sulfur
serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup (Jolane
2010).
Protein merupakan salah satu komponen terbesar dalam sel manusia yaitu menyusun 50% dari
berat kering sel. Protein menunjang keberadaan setiap sel tubuh, proses kekebalan tubuh, dan
juga transport berbagai macam substansi seperti hormon, vitamin, mineral, lemak, dan material
lainnya. Kebutuhan akan protein bertambah pada hewan yang sedang bunting dan hewan yang
berada pada masa pertumbuhan. Fungsi penting protein antara lain adalah sebagai sumber energi
bagi tubuh, berguna untuk pembetukan dan perbaikan sel dan jaringan, sebagai sintesis hormon,
enzim, dan antibodi, pengatur keseimbangan kadar asam basa dalam sel, enzim, biokatalisator,
media perambatan impuls syaraf dan perumbuhan. Enzim merupakan katalisator reaksi dalam
tubuh makhluk hidup. Katalisator merupakan suatu senyawa yang berperan dalam mempercepat
suatu 8 reaksi dan terbentuk kembali pada akhir reaksi. Enzim juga dapat menurunkan energi
aktivasi. Hal tersebut menyebabkan kemungkinan reaksi yang berlangsung akan semakin besar
yang tentunya akan mendukung reaksi-reaksi kimia dalam tubuh, karena reaksi kimia dalam
tubuh harus berlangsung dalam waktu yang singkat. Reaksi yang berlangsung sangat singkat di
dalam tubuh anrata lain reaksi pembentukan bayangan pada mata, yang harus berlangsung cepat.
Reaksi antara komponen dalam proses tersebut dapat saja berlangsung dalam waktu yang sangat
lama tanpa bantuan enzim (Nelson dan Cox 2005).
Gambar 2 Jalur metabolisme protein
Kekurangan protein bisa berakibat fatal, yaitu dapat menyebabkan kerontokan rambut (rambut
terdiri dari 97-100% dari protein-keratin). Kasus yang sering terjadi pada manusia terutama
anak-anak adalah busung lapar, yang disebabkan oleh filtrasi air di dalam pembuluh darah
sehingga menimbulkan odem. Simptom yang lain dapat dikenali adalah hipotonus, gangguan
pertumbuhan. Kekurangan protein yang terus menerus menyebabkan kelemahan dan berakibat
kematian (Maton et.al 1993).

Anda mungkin juga menyukai