Anda di halaman 1dari 8

NILAI KLA KOLOM SEMBUR UNTUK PENYISIHAN TOLUEN

SEBAGAI MODEL TAR DALAM ALIRAN GAS

PERFORMANCE EVALUATION OF SPRAY COLUMN FOR TOLUENE


REMOVAL AS A TAR MODEL FROM A GAS FLOW
Suharto
UPT Balai Pengolahan Mineral Lampung, LIPI
Jln. Ir. Sutami Km. 15, Tanjung Bintang, Lampung Selatan
e-mail: harto_berg@yahoo.com

ABSTRACT
Gasification has become an alternative technology to convert biomass as renewable energy resource. How-
ever, the utilization of gas from the process as diesel-engine fuel is hindered by the presence of tar. Used cooking
oil could be used as tar absorbent medium due to its higher or nearly equal boiling point compared with that of tar
component. In this study, the performance of spray column was evaluated by measuring the absorption efficiency
and mass transfer coefficient of volumetric tar in liquid phase (KLa). The tar used in this study was represented
by toluene which was carried by air flow and then set as tar model in gas producer. The tar model dispersed in
air was injected to spray column for absorption process with gas flow rate 2.580 L/min and temperature 30°C.
The composition of tar model in gas phase was determined both as input and output of spray column by gas
chromatography flame ionization detector (GC-FID). The absorption efficiencies of toluene with absorption liquid
of water, 5.4% w/w used cooking oil in water and 10.8% w/w used cooking oil in water are 70.2%, 93.8% and
95.2% respectively in 30°C, with KLa value 1.59.10-2/min, 7.10-4/min and 4.10-4/min respectively.
Keywords: KLa value, Spray column, Used cooking oil.

ABSTRAK
Gasifikasi merupakan salah satu teknologi konversi biomassa sebagai sumber energi alternatif yang
terbarukan. Meskipun demikian, pemanfaatan gas hasil gasifikasi sebagai bahan bakar gas untuk diesel-genset
terkendala oleh adanya kandungan tar. Minyak goreng bekas diperkirakan dapat digunakan sebagai media pe-
nyerap tar atas pertimbangan utama titik didihnya lebih tinggi atau hampir sama dengan titik didih komponen tar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur efisiensi penyerapan komponen tar di dalam kolom sembur dan koefisien
perpindahan massa volumetrik tar fasa cair (KLa). Tar dalam penelitian ini diwakili oleh toluen yang dibawa oleh
aliran udara sebagai model tar dalam gas produser. Model tar dalam udara masuk ke dalam kolom sembur untuk
proses penyerapan pada laju alir gas 2,580 L/menit dan temperatur 30°C. Konsentrasi komponen model tar fasa
gas yang masuk dan keluar pada kolom sembur diukur dengan menggunakan Gas Chromatography-Flame Ioniza-
tion Detector (GC-FID). Efisiensi penyerapan toluen dalam cairan penyerap yang terdiri dari air, campuran
5,4% massa minyak goreng bekas dengan air dan campuran 10,8% massa minyak goreng bekas dengan air
berturut-turut sebesar 70,2%, 93,8% dan 95,2% pada 30 oC. Sedangkan nilai KLa berturut-turut sebesar 1,59.10-2/
menit, 7.10-4/menit dan 4. 10-4/menit.
Kata Kunci: Nilai KLa, Kolom sembur, Minyak goreng bekas

PENDAHULUAN tara cadangan energi nasional akan semakin me-


nipis sehingga harus ditemukan cadangan energi
Konsumsi energi di Indonesia dari tahun ke tahun
baru. Sebagai catatan, jika tidak ada penemuan
mengalami peningkatan yang signifikan. Semen-

Nilai KLa Kolom... | Suharto | 599


Gambar 1. Alat percobaan penggelembungan toluen1

cadangan energi baru maka cadangan minyak In- proses pembersihan kandungan tar dalam gas
donesia tinggal 15 tahun, cadangan gas tinggal 60 produser untuk mengurangi atau menghilangkan
tahun, dan cadangan batu bara tinggal 150 tahun. dampak negatifnya terhadap instalasi gasifikasi
Hal tersebut telah diantisipasi melalui kebijakan maupun lingkungan sekitar.
pemerintah dalam mendorong pemanfaatan energi Minyak diperkirakan dapat digunakan
alternatif, berdasarkan Peraturan Presiden No. sebagai media penyerap tar atas pertimbangan
5/2006 tentang kebijakan energi nasional. Salah utama: titik didihnya lebih tinggi atau hampir
satu energi terbarukan yang mempunyai potensi sama dengan titik didih komponen tar. Heymes1
besar di Indonesia adalah biomassa. Oleh karena menyatakan bahwa sifat fisik (viskositas) cairan
itu, perlu dilakukan berbagai terobosan dalam penyerap berpengaruh terhadap laju transfer
memanfaatkan biomassa. massa zat terlarut di dalam media penyerap.
Salah satu prospek pemanfaatan sumber Semakin tinggi viskositas cairan penyerap me-
biomassa adalah teknologi gasifikasi. Hal nyebabkan koefisien difusi zat terlarut di dalam
itu dapat dilihat pada dekade terakhir, proses cairan penyerap semakin rendah sehingga laju
gasifikasi kembali mendapatkan perhatian para transfer massa akan turun. Di dalam suatu alat
peneliti di seluruh dunia, terutama untuk mengolah transfer massa, luas muka antarfasa biasanya
biomassa sebagai sumber energi alternatif yang cukup sulit diukur. Oleh karena itu, digunakan
terbaharukan dan bahan kimia. Pengembangan sebuah faktor a yang menunjukkan luas muka
teknologi gasifikasi biomassa di Indonesia kontak antarpermukaan per satuan volume alat
sangat relevan untuk diterapkan karena potensi transfer massa atau volume cairan.
biomassa berupa limbah pertanian dan perkebu- Perubahan konsentrasi A (mol A/volum) di
nan yang tersedia melimpah dan tersebar banyak fasa cair merupakan fungsi waktu, persamaannya
di tanah air, terutama di wilayah pedesaan. adalah:2
Walaupun demikian, permasalahan yang dCAL
dihadapi dalam aplikasi teknologi gasifikasi = K L a.(C*A - CAL )
dt (1)
biomassa adalah kandungan tar yang terdapat
dalam gas produser. Penelitian dan pengembangan
yang dilakukan saat ini mengarah pada sistem

600 | Widyariset, Vol. 14 No.3, Deasember 2011


CAL : konsentrasi A pada badan utama fasa cair dengan alat berupa jarum suntik (3) yang sesuai
CA* : konsentrasi A dalam fasa cair yang dengan target konsentrasi gas CG,in = 0,37–3,7 g/
berseimbangan dengan fasa gas m3. Homogenitas konsentrasi gas diperoleh dalam
labu (4) selanjutnya aliran gas keluar dari labu
KLa : koefisien kapasitas transfer massa A
ke cairan penyerap. Sistem tersebut dioperasikan
keseluruhan fasa cair atau koefisien transfer
dalam ruang dengan temperatur (25°C) (5). Gas
massa A volumetris fasa cair.
yang masuk dan keluar dianalisis oleh Flame-
Faktor a dan koefisien transfer massa Ionization Detector FID (COSMA Grafit 730,
tergantung pada geometri alat transfer massa dan Prancis) (6), dan pengukur temperatur (7).
laju alir fasa gas dan cair.
Untuk reaktor semi batch, persamaan neraca
massanya adalah:1
Kesetimbangan Toluen Fasa Cair-Gas
dCL (t)
Partisi cair-gas dapat diukur dengan beberapa Qg Cg,in = Qg Cg,out (t) + VL
dt (2)
metode seperti penggelembungan, volumetrik,
tebal film, dan metoda kromatografi. Metoda
di mana Qg adalah aliran menilai, VL adalah
penggelembungan dapat dilakukan dengan mudah
volume penyerap, Cg,in dan Cg,out, konsentrasi
dan dengan alat yang sederhana tetapi hasil yang
toluen dalam aliran gas yang masuk dan keluar.
lebih akurat pada berbagai tekanan. Alat untuk
Konsentrasi toluen dalam fasa cair CL (t) dapat
pembuatan gelembung ditunjukkan pada Gambar
dinyatakan oleh:
1. Udara terkontaminasi yang dihasilkan oleh
injeksi cairan toluen dalam aliran udara kering Qg
CL (t) = (Cg,in t - ∫ Cg,out (t)dt)
(1). Laju alir dikendalikan oleh flow meter massa VL (3)
(2) dan diset ke 100 L/jam. Injeksi dilakukan

Kolom sembur

Kondensor

KOMPRESOR

Tabung umpan
toluen

Tangki sirkulasi Pompa

Gambar 2. Skema rangkaian alat percobaan

Nilai KLa Kolom... | Suharto | 601


Jumlah toluen yang tidak terserap diberikan membentuk ikatan London yang berperan dalam
oleh integral dan dihitung dengan integrasi pelarutan senyawa nonpolar. Viskositas sangat
numerik. Hasil perhitungan variasi dari kon- berpengaruh terhadap koefisien difusi. Semakin
sentrasi toluen dalam fasa cair adalah sebagai tinggi viskositas koefisien difusi semakin rendah
fungsi waktu. Batas nilai konsentrasi kejenuhan sehingga laju transfer massa akan turun.4 Minyak
adalah Cs. goreng bekas juga diperkirakan mempunyai
Tujuan penelitian dan pengembangan kapasitas penyerapan yang besar.
absorpsi toluen dalam kolom sembur dengan Penelitian ini merupakan studi awal dari
memanfaatkan minyak goreng bekas sebagai pengembangan sistem pembersih gas produser.
cairan penyerap adalah: Percobaan penyerapan dengan kolom sembur skala
• Menentukan nilai K La dan mengevalu- laboratorium mencakup pembuatan toluen sebagai
asi kinerja kolom sembur untuk penyerapan model gas produser. Penyerapan komponen toluen
sistem gas-cair menggunakan toluen sebagai sebagai model tar dihitung dari hasil analisis
tar model. konsentrasi toluen masuk dengan keluar meng-
gunakan Gas Chromatography-Flame Ionization
• Mengukur parameter operasi dan laju absorpsi
Detector (GC-FID).5 GC Model gas produser
komponen tar dalam air dan campuran air dan
diperoleh dengan cara mengalirkan udara di atas
minyak goreng bekas.
uap toluen dalam tabung umpan toluen. Udara
dengan kandungan komponen model tar tersebut
METODE PENELITIAN kemudian diumpankan ke dalam kolom sembur
Metodologi penelitian ini berupa pengembangan untuk penyerapan komponen tar. Percobaan
sistem pembersih gas produser. Penelitian dilakukan pada kondisi temperatur operasi yang
dilakukan dengan model gas produser berupa dipilih selama waktu operasi sekitar 180 menit.
toluen fasa gas dalam udara dan menggunakan air Jumlah komponen model tar yang terserap di
dan campuran minyak goreng bekas dengan air. dalam cairan penyerap setelah waktu operasi
Percobaan dilakukan dalam skala laboratorium sekitar 180 menit diukur menggunakan GC.
dengan menggunakan kolom sembur, dengan Dari percobaan tersebut diperoleh hasil
variasi laju alir cairan dan gas, konsentrasi toluen berupa laju penyerapan komponen model tar di
dalam udara sebagai model gas produser dan dalam cairan penyerap data konsentrasi kejenuhan
temperatur cairan dalam tangki sirkulasi saat model tar dalam cairan penyerap. Pada penelitian
penyerapan. ini turut dihitung nilai koefisien transfer massa
Pemilihan toluen sebagai model tar karena volumetrik fasa cair KLa. Nilai KLa bermanfaat
toluen mewakili komponen tar fraksi ringan kelas untuk perancangan alat kontak gas-cair. Data-
3. Pemilihan toluen sebagai komponen model tar data penelitian dan hasil penelitian berupa laju
didasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan penyerapan komponen model tar dan nilai KLa
oleh ECN, bahwa efisiensi pemisahan kelas 3 kemudian dapat digunakan sebagai dasar dalam
adalah 97%, sedangkan efisiensi pemisahan studi pemilihan tipe kontaktor gas-cair yang
tar untuk kelas-kelas yang lain dapat mencapai sesuai. Kriteria studi tipe kontaktor meliputi luas
100%. 3 Dari aspek pengadaan bahan, toluen kontak. Penelitian pada tahap ini diharapkan dapat
mudah diperoleh. menghasilkan suatu rangkuman atau saran-saran
Kinerja kolom sembur akan dievaluasi, untuk pengembangan penelitian lebih lanjut dan
cairan penyerap yang akan diuji dalam penelitian perancangan kontaktor gas-cair, khususnya kolom
ini berupa air dan campuran minyak goreng bekas sembur. Skema rangkaian alat percobaan disajikan
dengan air pada komposisi minyak 5,4% massa pada Gambar 2.
dan 10,8% massa. Pemilihan jenis minyak segar
didasarkan keberhasilan penelitian sebelumnya HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam mengabsorpsi toluen sebagai model Penelitian tentang kajian absorpsi toluen sebagai
tar. Minyak dengan berat molekul yang besar model tar menggunakan kolom sembur telah
atau ukuran molekul yang besar lebih mudah dilakukan dengan variasi parameter operasi

602 | Widyariset, Vol. 14 No.3, Deasember 2011


berupa temperatur penyerapan, laju alir gas, laju cairan tangki penyerap sebesar 6200 mL dan
alir cairan serta jenis dan komposisi cairan diusahakan agar sistem dalam tangki penyerap
penyerap berupa air dan campuran minyak dengan tidak terdapat kebocoran yang memungkinkan
air. Target utama yang diinginkan pada penelitian toluen yang sudah terserap akan menguap. Di
ini adalah menentukan Nilai KLa, unjuk kerja samping itu, udara dalam tangki cairan penyerap
kolom sembur, laju dan kapasitas penyerapan diusahakan sekecil mungkin sehingga toluen
cairan penyerap yang dalam hal ini minyak nabati dalam fasa gas minimal. Pada setiap percobaan
yang diwakili minyak goreng bekas. nampak bahwa terjadi penyerapan toluen oleh
cairan penyerap, makin lama toluen yang terserap
Kapasitas dan Efisiensi Penyerapan semakin tinggi, pada saat konsentrasi toluen fasa
gas masuk kolom sembur mendekati atau sama
Di dalam setiap percobaan, cairan penyerap dengan konsentrasi toluen keluar fasa gas maka
(campuran minyak goreng bekas dengan air) kejenuhan cairan penyerap oleh toluen mulai
disirkulasikan ke dalam kolom sembur, volume terjadi.

100
100
90
90
80
80
(CgIN-CgOUT)/CgIN (%)

(CgIN-CgOUT)/CgIN (%)

70 70
60 60
50 50
40 40
30 30
20 20
10 10
0 0
0 50 100 150 200 0 50 100 150 200
Waktu penyerapan (menit) Waktu penyerapan (menit)
Cg out (air) Cg out (5% MGB) Cg out (10% MGB) Cg out (air) Cg out (5% MGB) Cg out (10% MGB)

a. Temperatur penyerapan 30 C o
b. Temperatur penyerapan 40oC
Gambar 3. Efisiensi penyerapan toluen sebagai fungsi waktu. Laju alir gas = 2,58 L/menit dan laju alir cairan =
0,34 L/menit

100
100
90
90
80
80
(CgIN-CgOUT)/CgIN (%)

70 70
(CgIN-CgOUT) (%)

60 60

50 50
40 40
30 30
20 20
10
10
0
0
0 50 100 150 200 0 50 100 150 200
Waktu penyerapan (menit) Waktu peneyerapan (menit)
Cg out (air) Cg out (5% MGB) Cg out (10% MGB) Cg out (air) Cg out (5% MGB) Cg out (10% MGB)

a. Temperatur penyerapan 30oC b. Temperatur penyerapan 40oC

Gambar 4. Efisiensi penyerapan toluen sebagai fungsi waktu. Laju alir gas = 2,58 L/menit dan laju alir cairan =
0,49 L/menit

Nilai KLa Kolom... | Suharto | 603


100 100
90 90
80 80

(CgIN-CgOUT)/CgIN (%)
(CgIN-CgOUT)/CgIN (%)

70 70

60 60

50 50

40 40

30 30

20 20

10 10

0 0
0 50 100 150 200 0 50 100 150 200
Waktu penyerapan (menit) Waktu penyerapan (menit)
Cg out (air) Cg out (5% MGB) Cg out (10% MGB) Cg out (air) Cg out (5% MGB) Cg out (10% MGB)

a. Temperatur penyerapan 30 oC b. Temperatur penyerapan 40 oC


Gambar 5. Efisiensi penyerapan toluen sebagai fungsi waktu. Laju alir gas = 3,39 L/menit dan laju alira cairan
= 0,34 L/menit

100 100

90 90

80 80
(CgIN-CgOUT)/CgIN (%)

(CgIN-CgOUT)/CgIN (%)

70 70

60 60

50 50

40 40

30 30

20 20

10 10

0 0
0 50 100 150 200 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
Waktu penyerapan (menit) Waktu penyerapan (menit)
Cg out (air) Cg out (5% MGB) Cg out (10% MGB) Cg out (air) Cg out (5% MGB) Cg out (10% MGB)

a. Temperatur penyerapan 30 C o
b. Temperatur penyerapan 40 oC

Gambar 6. Efisiensi penyerapan toluen sebagai fungsi waktu. Laju alir gas = 3,39 L/menit dan laju alir cairan =
0,49 L/menit

Dari setiap rangkaian percobaan, dapat cairan penyerap tar model untuk meningkatkan
dikatakan bahwa campuran minyak goreng bekas kemampuan air sebagai media penyerap tar.
dengan air meningkatkan kapasitas penyerapan Pada percobaan efisiensi penyerapan tar
toluen secara signifikan, dan kapasitas penyerapan toluen oleh cairan penyerap, dengan kondisi
secara umum komposisi minyak goreng bekas operasi pada temperatur kolom absorber 30oC,
makin tinggi dapat meningkatkan kapasitas laju udara 2,580 L/menit dan laju alir semburan
penyerapan. Meskipun demikian, untuk kolom 0,34 L/menit (Gambar 3), nampak bahwa untuk
sembur pada komposisi (10,8% massa minyak air dapat mencapai 70% senyawa tar model toluen
goreng bekas) tersebut kualitas semburan masih dari aliran gas model dapat terserap dengan baik,
memadai dengan diameter nozzle 1 mm dan 93,8% pada komposisi 5,4% minyak goreng bekas
tekanan 1 bar. Pada komposisi minyak yang lebih dan 95,2% pada komposisi minyak goreng bekas
besar masih dimungkinkan atau bahkan minyak 10,8%. Pada temperatur operasi yang lebih tinggi
goreng bekas saja, tetapi dengan tekanan nozzle (40°C), efisiensi penyerapan toluen oleh cairan
yang lebih besar. Informasi ini dapat dipertim- penyerap semakin berkurang. Untuk air efisiensi
bangkan atau digunakan secara efesien sebagai penyerapan menjadi sekitar 40%–60%.

604 | Widyariset, Vol. 14 No.3, Deasember 2011


Perbedaan efisiensi penyerapan tergantung secara umum mengalami penurunan efisiensi
pada sifat fisika dan kimia dari model tar dan penyerapan sejalan dengan waktu penyerapan.
cairan penyerap yang digunakan sebagai media Sebagai salah satu contoh dari Gambar 3, efisiensi
pengabsorpsi model tar. Pada temperatur dan penyerapan pada awal proses untuk air, campuran
tekanan parsial model tar yang tetap, sifat-sifat 5,4% massa minyak, dan campuran 10,8% massa
fisika yang dapat memengaruhi penyerapan dari minyak berturut-turut sebesar 70,2%, 93,8%,
model tar adalah densitas, viskositas cairan, dan 95,2%. Untuk cairan penyerap air efisiensi
kelarutan (solubility), dan difusivitas senyawa tar penyerapan turun secara tajam hingga 28%
model dalam cairan. Sifat-sifat kimiawi, seperti setelah 120 menit, sedangkan untuk campuran
kepolaran dari model tar dan cairan (minyak dan minyak masih sekitar 85% setelah 180 menit.
air) dan bentuk senyawa hidrokarbon alifatik Pola perubahan kapasitas absorbsi sebagai
(linier dan nonlinier) atau aromatik dan sifat fungsi waktu semacam ini diperoleh juga untuk
alamiah hidrofobik dan hidrofilik model tar dapat kondisi laju aliran gas dan cairan lainnya. Efisiensi
pula berpengaruh terhadap efisiensi penyerapan penyerapan toluen untuk campuran minyak lebih
model tar tersebut dalam media penyerap.4 besar karena sifat minyak yang nonpolar sehingga
Perbedaan efisiensi penyerapan toluen lebih mudah menyerap toluen. Di samping itu,
terhadap berbagai variasi percobaan disajikan kapasitas penyerapan menjadi lebih besar dengan
dalam Gambar 3, 4, 5, dan 6 pada setiap rangkaian hadirnya minyak goreng bekas.
percobaan efisiensi penyerapan model tar yang
menurun seiring waktu ketika proses penyerapan Penentuan Nilai KLa
terus berlangsung jumlah (konsentrasi) model tar
Nilai KLa pada penyerapan toluen di dalam cairan
yang terserap dalam cairan penyerap bertambah.
penyerap air, campuran 5,4% massa minyak
Hal ini mengakibatkan efisiensi penyerapan men-
goreng bekas dengan air dan campuran 10,8%
jadi semakin menurun. Terlihat bahwa tingginya
massa minyak dengan air berturut-turut adalah
efisiensi penyerapan tar model menyebabkan lama
1,59.10-2/menit, 7.10-4/menit, dan 4.10-4/menit.
kejenuhan cairan penyerap.
Nilai KLa diperoleh secara grafik yang disajikan
Efisiensi penyerapan ketiga jenis cairan dalam Gambar 7. Nilai KLa tersebut diperoleh
penyerap dengan perbedaan komposisi campuran dengan mengalurkan laju penyerapan toluen fasa

70,000
Laju penyerapan toluen fasa cair (mg/menit

y = 0,0004x + 56,686
60,000

50,000 y = 0,0007x + 50,318

40,000

30,000

20,000 y = 0,0159x + 9,297

10,000

0,000
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000

V.(CEL-CL) (mg)
10,8%massa MGB 5,4% massa MGB Air

Gambar 7. Penentuan KLa cairan penyedap dalam kolom sembur pada kondisi
T = 30oC; L1=0,34 L/menit; G1=0,258 L/menit

Nilai KLa Kolom... | Suharto | 605


cair dalam cairan penyerap terhadap jumlah toluen Terima kasih juga saya sampaikan kepada Tanoto
yang terserap, kemiringan kurva adalah nilai KLa. Foundation yang telah mendanai penelitian ini
hingga selesai.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil percobaan efisiensi penyerapan
toluen sebagai fungsi waktu dapat disimpulkan
1
Heymes, F. et al. 2006. A New Efficient Liquid to Treat
bahwa efisiensi air dalam kolom sembur sebagai Exhaust Air Loaded with Toluene. Chemical
Engineering Journal, 115: 225–231.
cairan penyerap dapat ditingkatkan dengan
penambahan minyak nabati (minyak goreng
2
Treybel. 1985. Mass Transfer Operations (3rd ed.).
New York: McGraw Hill.
bekas) hingga 10,8% massa. 3
Boerrigter, H. et al. 2005. “OLGA” Tar Removal
Sementara itu, percobaan penentuan nilai Technology. Proof of Concept (PoC) for
KLa kolom sembur pada temperatur operasi 30oC Application in Integrated Biomass Gasification
diperoleh untuk air, campuran 5,4% massa minyak Combined Heat and Power (CHP) Systems.
dengan air, dan campuran 10,8% massa minyak Netherland: Energy Research Centre of the
dengan air berturut-turut sebesar 1,59.10-2/menit, Netherlands (ECN).
7.10-4/menit, dan 4.10-4/menit.
4
Lalanne, F., L. Malhautier, J. C. Roux, and J. L. Fanlo.
2008. Absorption of A Mixture of Volatile
Organic Compounds (VOCS) in Aqueous
UCAPAN TERIMA KASIH Solutions of Soluble Cutting Oil. Bioresource
Technology, 99: 1699–1707.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof.
Dr. Herri Susanto karena telah membimbing dan
5
Hasler, P. And T. Nussbaumer. 2000. Sampling and
Analysis of Particles and Tars from Biomass
memberikan arahan kepada penulis sehingga
Gasifiers. Biomass & Energy, 18: 61–66.
karya tulis ini dapat terlaksana dengan baik.

606 | Widyariset, Vol. 14 No.3, Deasember 2011

Anda mungkin juga menyukai