452 886 1 SM
452 886 1 SM
ABSTRACT
Gasification has become an alternative technology to convert biomass as renewable energy resource. How-
ever, the utilization of gas from the process as diesel-engine fuel is hindered by the presence of tar. Used cooking
oil could be used as tar absorbent medium due to its higher or nearly equal boiling point compared with that of tar
component. In this study, the performance of spray column was evaluated by measuring the absorption efficiency
and mass transfer coefficient of volumetric tar in liquid phase (KLa). The tar used in this study was represented
by toluene which was carried by air flow and then set as tar model in gas producer. The tar model dispersed in
air was injected to spray column for absorption process with gas flow rate 2.580 L/min and temperature 30°C.
The composition of tar model in gas phase was determined both as input and output of spray column by gas
chromatography flame ionization detector (GC-FID). The absorption efficiencies of toluene with absorption liquid
of water, 5.4% w/w used cooking oil in water and 10.8% w/w used cooking oil in water are 70.2%, 93.8% and
95.2% respectively in 30°C, with KLa value 1.59.10-2/min, 7.10-4/min and 4.10-4/min respectively.
Keywords: KLa value, Spray column, Used cooking oil.
ABSTRAK
Gasifikasi merupakan salah satu teknologi konversi biomassa sebagai sumber energi alternatif yang
terbarukan. Meskipun demikian, pemanfaatan gas hasil gasifikasi sebagai bahan bakar gas untuk diesel-genset
terkendala oleh adanya kandungan tar. Minyak goreng bekas diperkirakan dapat digunakan sebagai media pe-
nyerap tar atas pertimbangan utama titik didihnya lebih tinggi atau hampir sama dengan titik didih komponen tar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur efisiensi penyerapan komponen tar di dalam kolom sembur dan koefisien
perpindahan massa volumetrik tar fasa cair (KLa). Tar dalam penelitian ini diwakili oleh toluen yang dibawa oleh
aliran udara sebagai model tar dalam gas produser. Model tar dalam udara masuk ke dalam kolom sembur untuk
proses penyerapan pada laju alir gas 2,580 L/menit dan temperatur 30°C. Konsentrasi komponen model tar fasa
gas yang masuk dan keluar pada kolom sembur diukur dengan menggunakan Gas Chromatography-Flame Ioniza-
tion Detector (GC-FID). Efisiensi penyerapan toluen dalam cairan penyerap yang terdiri dari air, campuran
5,4% massa minyak goreng bekas dengan air dan campuran 10,8% massa minyak goreng bekas dengan air
berturut-turut sebesar 70,2%, 93,8% dan 95,2% pada 30 oC. Sedangkan nilai KLa berturut-turut sebesar 1,59.10-2/
menit, 7.10-4/menit dan 4. 10-4/menit.
Kata Kunci: Nilai KLa, Kolom sembur, Minyak goreng bekas
cadangan energi baru maka cadangan minyak In- proses pembersihan kandungan tar dalam gas
donesia tinggal 15 tahun, cadangan gas tinggal 60 produser untuk mengurangi atau menghilangkan
tahun, dan cadangan batu bara tinggal 150 tahun. dampak negatifnya terhadap instalasi gasifikasi
Hal tersebut telah diantisipasi melalui kebijakan maupun lingkungan sekitar.
pemerintah dalam mendorong pemanfaatan energi Minyak diperkirakan dapat digunakan
alternatif, berdasarkan Peraturan Presiden No. sebagai media penyerap tar atas pertimbangan
5/2006 tentang kebijakan energi nasional. Salah utama: titik didihnya lebih tinggi atau hampir
satu energi terbarukan yang mempunyai potensi sama dengan titik didih komponen tar. Heymes1
besar di Indonesia adalah biomassa. Oleh karena menyatakan bahwa sifat fisik (viskositas) cairan
itu, perlu dilakukan berbagai terobosan dalam penyerap berpengaruh terhadap laju transfer
memanfaatkan biomassa. massa zat terlarut di dalam media penyerap.
Salah satu prospek pemanfaatan sumber Semakin tinggi viskositas cairan penyerap me-
biomassa adalah teknologi gasifikasi. Hal nyebabkan koefisien difusi zat terlarut di dalam
itu dapat dilihat pada dekade terakhir, proses cairan penyerap semakin rendah sehingga laju
gasifikasi kembali mendapatkan perhatian para transfer massa akan turun. Di dalam suatu alat
peneliti di seluruh dunia, terutama untuk mengolah transfer massa, luas muka antarfasa biasanya
biomassa sebagai sumber energi alternatif yang cukup sulit diukur. Oleh karena itu, digunakan
terbaharukan dan bahan kimia. Pengembangan sebuah faktor a yang menunjukkan luas muka
teknologi gasifikasi biomassa di Indonesia kontak antarpermukaan per satuan volume alat
sangat relevan untuk diterapkan karena potensi transfer massa atau volume cairan.
biomassa berupa limbah pertanian dan perkebu- Perubahan konsentrasi A (mol A/volum) di
nan yang tersedia melimpah dan tersebar banyak fasa cair merupakan fungsi waktu, persamaannya
di tanah air, terutama di wilayah pedesaan. adalah:2
Walaupun demikian, permasalahan yang dCAL
dihadapi dalam aplikasi teknologi gasifikasi = K L a.(C*A - CAL )
dt (1)
biomassa adalah kandungan tar yang terdapat
dalam gas produser. Penelitian dan pengembangan
yang dilakukan saat ini mengarah pada sistem
Kolom sembur
Kondensor
KOMPRESOR
Tabung umpan
toluen
100
100
90
90
80
80
(CgIN-CgOUT)/CgIN (%)
(CgIN-CgOUT)/CgIN (%)
70 70
60 60
50 50
40 40
30 30
20 20
10 10
0 0
0 50 100 150 200 0 50 100 150 200
Waktu penyerapan (menit) Waktu penyerapan (menit)
Cg out (air) Cg out (5% MGB) Cg out (10% MGB) Cg out (air) Cg out (5% MGB) Cg out (10% MGB)
a. Temperatur penyerapan 30 C o
b. Temperatur penyerapan 40oC
Gambar 3. Efisiensi penyerapan toluen sebagai fungsi waktu. Laju alir gas = 2,58 L/menit dan laju alir cairan =
0,34 L/menit
100
100
90
90
80
80
(CgIN-CgOUT)/CgIN (%)
70 70
(CgIN-CgOUT) (%)
60 60
50 50
40 40
30 30
20 20
10
10
0
0
0 50 100 150 200 0 50 100 150 200
Waktu penyerapan (menit) Waktu peneyerapan (menit)
Cg out (air) Cg out (5% MGB) Cg out (10% MGB) Cg out (air) Cg out (5% MGB) Cg out (10% MGB)
Gambar 4. Efisiensi penyerapan toluen sebagai fungsi waktu. Laju alir gas = 2,58 L/menit dan laju alir cairan =
0,49 L/menit
(CgIN-CgOUT)/CgIN (%)
(CgIN-CgOUT)/CgIN (%)
70 70
60 60
50 50
40 40
30 30
20 20
10 10
0 0
0 50 100 150 200 0 50 100 150 200
Waktu penyerapan (menit) Waktu penyerapan (menit)
Cg out (air) Cg out (5% MGB) Cg out (10% MGB) Cg out (air) Cg out (5% MGB) Cg out (10% MGB)
100 100
90 90
80 80
(CgIN-CgOUT)/CgIN (%)
(CgIN-CgOUT)/CgIN (%)
70 70
60 60
50 50
40 40
30 30
20 20
10 10
0 0
0 50 100 150 200 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
Waktu penyerapan (menit) Waktu penyerapan (menit)
Cg out (air) Cg out (5% MGB) Cg out (10% MGB) Cg out (air) Cg out (5% MGB) Cg out (10% MGB)
a. Temperatur penyerapan 30 C o
b. Temperatur penyerapan 40 oC
Gambar 6. Efisiensi penyerapan toluen sebagai fungsi waktu. Laju alir gas = 3,39 L/menit dan laju alir cairan =
0,49 L/menit
Dari setiap rangkaian percobaan, dapat cairan penyerap tar model untuk meningkatkan
dikatakan bahwa campuran minyak goreng bekas kemampuan air sebagai media penyerap tar.
dengan air meningkatkan kapasitas penyerapan Pada percobaan efisiensi penyerapan tar
toluen secara signifikan, dan kapasitas penyerapan toluen oleh cairan penyerap, dengan kondisi
secara umum komposisi minyak goreng bekas operasi pada temperatur kolom absorber 30oC,
makin tinggi dapat meningkatkan kapasitas laju udara 2,580 L/menit dan laju alir semburan
penyerapan. Meskipun demikian, untuk kolom 0,34 L/menit (Gambar 3), nampak bahwa untuk
sembur pada komposisi (10,8% massa minyak air dapat mencapai 70% senyawa tar model toluen
goreng bekas) tersebut kualitas semburan masih dari aliran gas model dapat terserap dengan baik,
memadai dengan diameter nozzle 1 mm dan 93,8% pada komposisi 5,4% minyak goreng bekas
tekanan 1 bar. Pada komposisi minyak yang lebih dan 95,2% pada komposisi minyak goreng bekas
besar masih dimungkinkan atau bahkan minyak 10,8%. Pada temperatur operasi yang lebih tinggi
goreng bekas saja, tetapi dengan tekanan nozzle (40°C), efisiensi penyerapan toluen oleh cairan
yang lebih besar. Informasi ini dapat dipertim- penyerap semakin berkurang. Untuk air efisiensi
bangkan atau digunakan secara efesien sebagai penyerapan menjadi sekitar 40%–60%.
70,000
Laju penyerapan toluen fasa cair (mg/menit
y = 0,0004x + 56,686
60,000
40,000
30,000
10,000
0,000
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000
V.(CEL-CL) (mg)
10,8%massa MGB 5,4% massa MGB Air
Gambar 7. Penentuan KLa cairan penyedap dalam kolom sembur pada kondisi
T = 30oC; L1=0,34 L/menit; G1=0,258 L/menit