Anda di halaman 1dari 6

PENERAPAN INTERPROFESIONAL EDUCATION ( IPE ) PADA PRAKTISI

SEBAGAI DASAR INTERPROFESIONAL COLLABORATION


Latar belakang Masalah

Pendidikan interprofessional secara luas didefinisikan sebagai suatu proses


belajar mengajar yang menumbuhkan kerja kolaboratif antara dua atau lebih profesi
perawatan kesehatan. Pendidikan interprofessional, sebagai bukti, pendekatan yang
bermanfaat untuk pembelajaran kolaboratif yang membahas masalah fragmentasi dalam
penyediaan layanan kesehatan dan pemisahan antara profesional perawatan kesehatan,
sering diumumkan tetapi tidak selalu berhasil dilaksanakan. Selain itu, ada beberapa
penafsiran yang berbeda, istilah tumpang tindih, istilah dipertukarkan, dan kurangnya
keseragaman definisi pendidikan interprofessional. Analisis Konsep ini menentukan
atribut dan karakteristik pendidikan interprofessional, mengembangkan definisi
operasional yang cocok untuk semua disiplin yang berhubungan dengan kesehatan,
mendefinisikan tujuan bersama, dan meningkatkan kejelasan keseluruhan, konsensus,
konsistensi, dan pemahaman tentang pendidikan interprofessional kalangan pendidik,
profesional, dan peneliti. Melalui penggabungan efektif pendidikan interprofessional ke
kurikuler dan pengaturan praktek, hasil berpusat pada pasien optimal berpotensi dapat
mengakibatkan sebagai tim yang efektif dan sangat terintegrasi memfasilitasi dan
mengoptimalkan perawatan pasien kolaboratif dan keselamatan.
Chinn dan Kramer mendefinisikan konsep sebagai "formulasi mental yang
kompleks dari pengalaman". "Konsep mengandung atribut atau karakteristik yang
membuat mereka unik dari konsep yang lain". Analisis konsep bertujuan untuk
menentukan struktur, fungsi, atribut, dan konsep karakteristik yang berfungsi untuk
memberikan pemahaman umum dari Istilah sehingga upaya penelitian masa depan
menemukan konsep dan semakin terukur. Tujuan dari analisis ini adalah untuk
mengeksplorasi konsep pendidikan interprofessional (IPE). IPE bukanlah konsep baru
untuk profesional perawatan kesehatan, meskipun topik kepentingan saat ini dan diskusi
yang luas dan perdebatan. Sebuah kajian literatur yang komprehensif dari konsep yang
rumit ini mengungkapkan bahwa ada beberapa penafsiran yang berbeda, istilah tumpang
tindih, istilah dipertukarkan, dan kurangnya keseragaman definisi untuk IPE.
Kurangnya kejelasan ini memberikan kontribusi untuk terus kesalahpahaman dan
hambatan untuk pelaksanaan optimal IPE.
Pendahuluan

Kesehatan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam kehidupan
manusia. Saat ini orang-orang yang bekerja di bidang kesehatan atau yang biasa disebut
dengan praktisi kesehatan sangat dibutuhkan oleh masyarakat awam pada umumnya
untuk menambah wawasan mereka terhadap masalah atau penyakit kesehatan yang pada
dewasa ini sudah berkembang dengan sangat pesat. Hal ini memicu adanya sistem
pendidikan yang baik bagi bakal calon praktisi kesehatan yang akan terjun ke
masyarakat.Karena pentingnya praktisi kesehatan bagi masyarakat, maka pendidikan
bagi calon praktisi atau tenaga kesehatan juga harus diperhatika karena pendidikan
adalah kunci untuk mengembangkan dan mengubah metode serta kualitas pelayanan
kesehatan (Majumdar et al., 1998 cit Steinert, 2005).

Banyak hal yang menyebabkan adanya krisis dan masalah dalam bidang
kesehatan. Adapun contoh yang dapat dilihat yaitu pertama, sekitar 4,3 juta praktisi atau
tenaga kesehatan telah secara disepakati secara aklamatis sebagai penghalang terbesar
untuk mencapai Millenium Development Goals yang berhubungan dengan masalah
kesehatan. Kedua, masalah yang terjadi dalam skala nasional yaitu sentralisasi
perencanaan kesehatan dalam kurun waktu yang panjang, berdampak pada
ketidakberhasilan dalam usaha mencapai tujuan pembangunan kesehatan, yakni
peningkatan status derajat kesehatan masyarakat. Ketiga, bahwa pelayanan kesehatan
selama ini masih belum dapat berkolaborasi dan bekerjasama dengan baik, sehingga
hasil yang didapat belum optimal dan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit.

Pembahasan

Pendidikan Interprofesi yang disebut Interprofesional education atau disingkat


dengan IPE adalah sebuah inovasi yang sedang dikembangkan dan dalam dunia
pendidikan profesi kesehatan baik di Indonesia ataupun di dunia. Interprofessional
education merupakan suatu proses dimana sekelompok mahasiswa atau profesi
kesehatan yang memiliki perbedaan latar belakang profesi melakukan pembelajaran
bersama dalam periode tertentu, berinteraksi sebagai tujuan yang utama, serta untuk
berkolaborasi dalam upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan jenis pelayanan
kesehatan yang lain (WHO, 1988).
Keberadaan IPE tidak dapat dilepaskan dari pencetusnya. Bermula dari ide
besar Paulo Freira, dengan konsepsinya mengenai Pendidikan sebagai Praktek
Pembebasan (Liberatory Education) dan Mangunwijaya dengan konsepsinya tentang
Pendidikan Berbasis Realitas Sosial (Problem Possing Education), dapat kita temukan
wadah/bentuk pendidikan sejati yang diimplementasikan dalam bentuk Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) dengan Problem Based Learning (PBL). Pendidikan para
calon praktisi kesehatan telah sampai pada tahap kesadaran untuk menjadikan masalah
sebagai bahan dalam pembelajaran. Namun, kita membutuhkan adanya kolaborasi yang
tercipta dengan baik antar profesi kesehatan dengan disiplin ilmu yang berbedadapat
bekerja sama secara kolaboratif dalam sebuah tim. Tentu saja kerjasama ini nantinya
akanmemberikan efek yang baik dari kinerja KBK dan PBL dalam dunia pendidikan
kesehatan kita.

Interprofessional Educationbertujuan untuk menghasilkan kolaborasi tim


praktisi kesehatan yang baik dalam pelayanan kesehatan adalah model atau kurikulum
pendidikan yang diterapkan untuk mencapai target kesehatan yang sesuai dengan
Millenium Development Goals dan juga dapat menjadi aplikasi atau penerapan dari
Undang-undang Nomor 22 tahun 1999. Interprofessional Education (IPE) tidak hanya
melibatkan peserta didik tetapi juga para pendidik yang berasal dari dua atau lebih
profesi kesehatan, yang nantinya secara bersama-sama akan menciptakan dan
memelihara lingkungan belajar yang kolaboratif. Kerjasama antar anggota tim sangat
penting dalam penyediaan layanan kesehatan. Pembagian tugas kerja antara tenaga
medis, para perawat, dan anggota praktisi kesehatan mencerminkan bahwa seorang
profesional yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap melainkan harus
dikerjakan secara tim.

Interprofesional Education (IPE) sendiri memiliki banyak manfaat dan tujuan


baik bagi para mahasiswa atau bagi pihak yang terlibat di dalamnya. Profesi-profesi
kesehatan yang dihasilkan melalui melalui sistem pendidikan Interprofesional
education (IPE) ini diharapkan mampu menjunjung tinggi profesionalisme dari masing-
masing profesi kesehatan yang berbasis kolaborasi. Di sisi lain, Sistem
pendidikan Interprofesional education (IPE) ini tidak akan berjalan lancar tanpa adanya
dukungan dari SDM pendidik, sistem kurikulum, fasilitas, dan antusiasme para
mahasiswa didalam penerapannya.

Adapun tujuan dari Interprofesional Education atau IPE bagi para calon sarjana
kesehatan adalah untuk belajar bagaimana peran dalam tim interprofesional dan untuk
menambah pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam praktik kerja masa depan
mereka, yang pada akhirnya nanti menyediakan layanan kesehatan perawatan kepada
pasien sebagai bagian dari sebuah tim interprofesional yang kolaboratif dan focus
terhadap peningkatan hasil kesehatan pasien. Untuk tim interprofesional itu
sendirimemiliki anggota yang terdiri dari profesi kesehatan yang berbeda dan memiliki
pengetahuan khusus, keterampilan, dan kemampuan pada disiplin ilmunya masing-
masing.

Adapun contoh dari penerapan Interprofesional Education dapat dilihat dari


penelitian yang diakukan oleh Larson (1995) dan diperkuat penelitian lebih lanjut oleh
American Association of Colleges of Nursing, pada tahun 1995 ditemukan bahwa 15%
dari institusi pendidikan keperawatan dan kedokteran di Amerika Serikat berhasil
melakukan program interdisiplin yang terdiri dari disiplin ilmu yang berbeda. Penelitian
yang dilakukan Stewart et al. (2010) menujukkan bahwa setelah dilakukan workshop
pendekatan interprofesional pengobatan pediatrik terhadap 48 mahasiswa kedokteran
dan 20 mahasiswa keperawatan terdapat peningkatan pengetahuan dan kesadaran
tentang keamanan pengobatan dan penyebab-penyebab kesalahan medikasi pada
pediatrik. Mahasiswa melaporkan bahwa belajar membuat resep dan administrasi obat
pada pediatrik akan lebih efektif jika dilakukan bersama profesi kesehatan dari disiplin
ilmu lain dibandingkan dengan hanya dengan satu disiplin ilmu. Hal tersebut menjadi
bukti pentingnya penerapan Interprofesional Education (IPE) untuk meningkatkan
kemampuan kolaborasi antar profesional di bidang kesehatan.
Dengan penerapan sistem Interprofesional education (IPE) ini nantinya
diharapkan berbagai profesi yang bergerak di bidang kesehatan mampu menumbuhkan
kemampuan antarprofesi, mampu merancang hasil dalam pembelajaran sehingga
menghasilkan kemampuan berkolaborasi, meningkatkan praktik pada masing-masing
profesi dengan cara mengaktifkan peningkatan praktik kerja sehingga dapat saling
melengkapi, membentuk suatu aksi secara bersama tim kolaborasi untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan dan menghasilkan perubahan; menerapkan analisis kritis untuk
berlatih kolaboratif, adanya peningkatan hasil untuk individu, keluarga, dan masyarakat;
menanggapi sepenuhnya kebutuhan masyarakat, para mahasiswa kesehatan dapat
berbagi pengalaman dan memberikan kontribusi aktif untuk kemajuan dan sikap saling
menghormati dalam belajar antarprofesi dalam menanggapi pertanyaan, baik yang
terdapat di konferensi dan/atau melalui literatur atau referensi profesional dan
antarprofesi.
Namun, penerapan Interprofesional Education (IPE) di Indonesia baru
memasuki tahap awal dan membutuhkan adanya kerjasama dari berbagai pihak dan
berbagai bidang yang terdapat di dalam dunia pendidikan kesehatan. Untuk sosialisasi
penerapan Interprofesional education (IPE) belum dapat menjangkau seluruh instansi
pendidikan kesehatan yang ada yang ada di Indonesia. Dan di lain sisi, tenaga pendidik
dalamInterprofesional education (IPE) masih belum memiliki kemampuan yang cukup/
mumpuni untuk penerapan sistem ini, serta adanya isu, masih adanya ego dari masing-
masing profesi yang terlibat di dalam sistem ini yang sebagian masih tetap ada.
Untuk lebih fokus terhadap masalah ini, organisasi mahasiswa ilmu kesehatan
yang terdiri dari Center for Indonesian Medical Students’ Activities (CIMSA),Ikatan
Senat Mahasiswa Kesehatan dan Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Gizi Indonesia
(ILMAGI) Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia
(ILMIKI),Masyarakat Indonesia (ISMKMI), Persatuan Mahasiswa Kedokteran Gigi
Indonesia (PSMKGI), Ikatan Mahasiswa Kebidanan (IMABI),Ikatan Senat Mahasiswa
Kedokteran Indonesia (ISMKI), Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia
(ISMAFARSI), bersama-sama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen
Dikti), Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) melalui Health Professional
Education Quality (HPEQ) Project memandang perlu diadakannya pengkajian dan
penelitian lebih lanjut terkait dengan penerapan sistem Interprofesional Education
(IPE)terhadap para mahasiswa dan pendidik ilmu kesehatan di Indonesia. Adapun
Kajian lebih lanjut yang akan dilakukan adalah berupa pengukuran kesiapan dan
persepsi dari para mahasiswa dan para dosen pengajar ilmu kesehatan di Indonesia yang
berasal dari 7 disiplin ilmu kesehatan yang berbeda terhadap sistemInterprofesional
Education (IPE), mencari informasi mengenai harapan para mahasiswa dan dosen
pengajar ilmu kesehatan di Indonesia terhadap metode pembelajaran Interprofesional
Education (IPE) yang memungkinkan untuk diterapkan pada sistem pendidikan calon
sarjana di Indonesia , serta menilai efektifitas pembelajaranInterprofesional
Education(IPE) dengan cara melakukan simulasi terhadap sistem tersebut.

Solusi

Dari uraian pembahasan tersebut, disimpulkan bahwa Interpersonal Education


sebuah inovasi yang sedang dikembangkan dan dalam dunia pendidikan profesi
kesehatan baik di Indonesia ataupun di dunia dengan metode pembelajaran antar
mahasiswa kedokteran dan kesehatan lainnya dalam periode tertentu, hal ini bertujuan
untuk membangun kerjasama yang baik dalam melakukan sebuah penanganan yang
lebih baik. Jadi manfaat IPE sangat menjamin pelayanan kesehatan yang lebih bermutu
kedepannya. Namun, penerapan Interprofesional Education (IPE) di Indonesia baru
memasuki tahap awal, hal ini menunjang bahwa level IPE masih dalam kategori yang
rendah. Praktisi kesehatan masih belum terdorong atau termotivasi akan IPE. Pada
setiap bidang kesehatan masih berfokus pada bidangnya sendiri, sehingga diperlukan
untuk menjalin kerjasama antar tenaga medis kedepannya. Untuk itu perlu diadakan
sosialosasi kepada semua mahasiswa di bidang kesehatan untuk mengikuti program
Interpersonal Education.

Anda mungkin juga menyukai