Anda di halaman 1dari 28

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT

FERTILITAS DI KECAMATAN TANGARAN KABUPATEN SAMBAS

DIAJUKAN OLEH :

AGUS FITRIANGGA, MKM

dr. ARIF WICAKSONO, M. BIOMED

IKATAN PEMINAT DAN AHLI DEMOGRAFI INDONESIA (IPADI)

PROVINSI KALIMANTAN BARAT

2014

1
1.1. Latar Belakang Penelitian

Saat ini jumlah penduduk dunia mencapai tujuh miliar, akan melonjak menjadi sembilan
miliar pada tahun 2045. Lebih dari tiga perempat penduduk dunia bertempat tinggal di
negara berkembang, salah satunya adalah negara Indonesia. Ada tiga elemen utama
tantangan kependudukan Indoenesia dewasa ini. Pertama, kuantitas, merupakan negara
keempat terpadat di dunia dengan pertumbuhan penduduk tinggi. Kedua, kualitas
sumber daya manusia relatif rendah, tercermin dari Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) yang menempatkan Indonesia di urutan ke 124. Ketiga, persebaran dan mobilitas
yang timpang.

Hasil proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama dua puluh lima
tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 238,5 juta pada tahun 2010 menjadi 305,6
juta pada tahun 2035. Walaupun demikian, pertumbuhan rata-rata per tahun penduduk
Indonesia selama periode 2010-2035 menunjukkan kecenderungan terus menurun.
Dalam periode 2010-2015 dan 2030-2035 laju pertumbuhan penduduk turun dari 1,38
persen menjadi 0,62 persen per tahun. Turunnya laju pertumbuhan ini ditentukan oleh
turunnya tingkat kelahiran dan kematian. Tingkat penurunan karena kelahiran lebih
cepat daripada tingkat penurunan karena kematian. Angka Kelahiran Kasar (Crude
Birth Rate/CBR) turun dari sekitar 21,0 per 1000 penduduk pada awal proyeksi menjadi
14,0 per 1000 penduduk pada akhir periode proyeksi, sedangkan Angka Kematian Kasar
(Crude Dead Rate/CDR) naik dari 6,4 per 1000 penduduk menjadi 8,8 per 1000
penduduk dalam kurun waktu yang sama (BPS, 2013).

Tingkat fertilitas merupakan salah satu faktor demografi yang paling menentukan di
dalam penurunan tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia. Angka Kelahiran Total
(TFR) turun dari 5,605 anak per wanita pada periode 1967-1970 menjadi 2,78 anak per
wanita untuk periode 1995-1997 (BPS, 2000). Hasil Survei Demografi dan Kesehatan
(SDKI) 2002-2003 juga mengindikasikan penurunan tingkat fertilitas menjadi 2,6 anak
per wanita, namun hasil SDKI 2007 terlihat tidak terjadi penurunan angka fertilitas,
angkanya tetap 2,6 anak per wanita (SDKI, 2007). Hasil SDKI 2012 menunjukkan TFR
sebesar 2,6 anak, yang berarti angka TFR SDKI 2012 sama dengan angka TFR pada
SDKI 2007 dan SDKI 2002-2003 (SDKI, 2012).

2
Sementara itu dari hasil SDKI 2012, TFR Kalimantan Barat menunjukkan peningkatan
yang signifikan, melebihi dari angka TFR nasional, yaitu sebesar 3,1 anak. Angka TFR
tersebut merupakan tertinggi di wilayah Kalimantan, dan peringkat ke lima nasional
setelah Provinsi Sulawesi Barat (3,6), Papua (3,5), Nusa Tenggara Timur (3,3), dan
Sulawesi Tengah (3,2)

Sedangkan dari 14 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Kalimantan Barat, Kabupaten


Sambas merupakan kabupaten dengan TFR yang tertinggi dengan TFR diatas tiga
(BKKBN Kalbar, 2012). Jumlah penduduk di Kabupaten Sambas sebanyak 501.149
jiwa, dan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,54 % pada tahun 2012. Dari 19
kecamatan yang ada di Kabupaten Sambas, laju pertumbuhan penduduk Kecamatan
Tangaran selama periode 2008 sampai 2012 adalah yang tertinggi dibandingkan dengan
kecamatan-kecamatan yang lain di Kabupaten Sambas, yakni sebesar 3,14% pada tahun
2008, 3,17% tahun 2009, 3,19% tahun 2010, 3,50% tahun 2011, dan 2,75% tahun 2012
(BPS Kab Sambas, 2012).

Dilihat dari pencapaian laju pertumbuhan penduduk diatas dimana salah satunya
faktornya adalah tingkat fertilitas, maka perlu dilakukan analisis berkaitan dengan
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat fertilitas di Kecamatan Tangaran,
Kabupaten Sambas. Dengan diketahuinya faktor yang dominan terhadap tingkat
fertilitas, diharapkan dapat dibuat kebijakan yang tepat sasaran dalam upaya
menurunkan tingkat fertilitas.

1.2. Pertanyaan Penelitian


a. Apakah tingkat fertilitas di Kecamatan Tangaran, Kabupaten Sambas dipengaruhi
oleh faktor sosial ekonomi (pendidikan, agama, pekerjaan, dan kekayaan) ?
b. Apakah tingkat fertilitas di Kecamatan Tangaran, Kabupaten Sambas dipengaruhi
oleh faktor demografi (umur, kematian anak, umur kumpul pertama, jumlah
perkawinan, dan pemakaian kontrasepsi) ?
c. Apakah tingkat fertilitas di Kecamatan Tangaran, Kabupaten Sambas dipengaruhi
oleh segeranya mendapat haid setelah melahirkan, segera “kumpul” setelah
melahirkan, dan pemberian ASI Ekslusif ?

3
1.3. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor penentu
utama fertilitas di Kecamatan Tangaran, Kabupaten Sambas.
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
a. Mengetahui hubungan antara tingkat fertilitas di Kecamatan Tangaran, Kabupaten
Sambas dengan faktor sosial ekonomi.
b. Mengetahui hubungan antara tingkat fertilitas di Kecamatan Tangaran, kabupaten
Sambas dengan faktor demografi.
c. Mengetahui hubungan antara tingkat fertilitas di Kecamatan Tangaran, kabupaten
Sambas dengan faktor segeranya mendapat haid setelah melahirkan, segera
“kumpul” pasca melahirkan, dan pemberian ASI Ekslusif.
d. Menentukan faktor yang paling berpengaruh terhadap tingkat fertilitas di Kecamatan
Tangaran, kabupaten Sambas.

1.4. Landasan Teori dan Kerangka Penelitian


Landasan Teori
Ada beragam faktor yang mempengaruhi dan menentukan fertilitas baik yang berupa
faktor demografi maupun faktor non-demografi. Faktor demografi diantaranya adalah
struktur umur, umur perkawinan, lama perkawinan, paritas, distrupsi perkawinan dan
proporsi yang kawin sedangkan faktor non-demografi dapat berupa faktor sosial,
ekonomi maupun psikologi.
1. Teori Sosiologi tentang Fertilitas (Davis dan Blake: Variabel Antara)
Kajian tentang fertilitas pada dasarnya bermula dari disiplin sosiologi. Sebelum disiplin
lain membahas secara sistematis tentang fertilitas, kajian sosiologis tentang fertilitas
sudah lebih dahulu dimulai. Sudah amat lama kependudukan menjadi salah satu sub-
bidang sosiologi. Sebagian besar analisa kependudukan (selain demografi formal)
sesungguhnya merupakan analisis sosiologis. Davis and Blake (1956), Freedman
(1962), Hawthorne (1970) telah mengembangkan berbagai kerangka teoritis tentang
perilaku fertilitas yang pada hakekatnya bersifat sosiologis.
Menurut Davis dan Blake faktor-faktor sosial, ekonomi dan budaya yang
mempengaruhi fertilitas akan melalui “variabel antara”. Ada 11 variabel antara yang
mempengaruhi fertilitas, yang masing-masing dikelompokkan dalam tiga tahap proses
reproduksi sebagai berikut:

4
Intermediate variables of fertility
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hubungan kelamin (intercouse
variables):
Faktor-faktor yang mengatur tidak terjadinya hubungan kelamin:
1) Umur mulai hubungan kelamin
2) Selibat permanen: proporsi wanita yang tidak pernah mengadakan hubungan
kelamin
3) Lamanya masa reproduksi sesudah atau diantara masa hubangan kelamin:
a. Bila kehidupan suami istri cerai atau pisah
b. Bila kehidupan suami istri berakhir karena suami meninggal dunia
Faktor-faktor yang mengatur terjadinya hubungan kelamin
4) Abstinensi sukarela
5) Berpantang karena terpaksa (oleh impotensi, sakit, pisah sementara)
6) Frekuensi hubungan seksual
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya konsepsi (conception variables):
7) Kesuburan atau kemandulan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak
disengaja.
8) Menggunakan atau tidak menggunakan metode kontrasepsi:
a. Menggunakan cara-cara mekanik dan bahan-bahan kimia
b. Menggunakan cara-cara lain
9) Kesuburan atau kemandulan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang disengaja
(sterilisasi, subinsisi, obat-obatan dan sebagainya)
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan dan kelahiran (gestation variables)
10) Mortalitas janin yang disebabkan oleh faktor-faktor yang tidak disengaja
11) Mortalitas janin oleh faktor-faktor yang disengaja
Davis dan Blake menyatakan bahwa setiap variabel diatas terdapat pada semua
masyarakat. Sebab masing-masing variabel memiliki pengaruh (nilai) positif dan
negatifnya sendiri-sendiri terhadap fertilitas. Misalnya, jika pengguguran tidak
dipraktekan maka variabel nomor 11 tersebut bernilai positif terhadap fertilitas. Artinya,
fertilitas dapat meningkat karena tidak ada pengguguran. Dengan demikian ketidak-
adaan variabel tersebut juga suatu masyarakat masing-masing variabel bernilai negatif
atau positif maka angka kelahiran yang sebenarnya tergantung kepada neraca netto dari
nilai semua variabel.

2. Ronald Freedman: Variabel Antara dan Norma Sosial


Menurut Freedman variabel antara yang mempengaruhi langsung terhadap fertilitas
pada dasarnya juga dipengaruhi oleh norma-norma yang berlaku di suatu masyarakat.
Pada akhirnya perilaku fertilitas seseorang dipengaruhi norma-norma yang ada yaitu
norma tentang besarnya keluarga dan norma tentang variabel antara itu sendiri.

5
Selanjutnya norma-norma tentang besarnya keluarga dan variabel antara di pengaruhi
oleh tingkat mortalitas dan struktur sosial ekonomi yang ada di masyarakat.

Freedman juga menyatakan bahwa intermediate variables yang dikemukakan Davis-


Blake menjadi variabel antara yang menghubungkan antara “norma-norma fertilitas”
yang sudah mapan diterima masyarakat dengan jumlah anak yang dimiliki (outcome).
Tingkat fertilitas yang cenderung terus menurun di beberapa negara pada dasarnya
bukan semata-mata akibat variabel-variabel pembangunan makro seperti urbanisasi dan
industrialisasi sebagaimana dikemukakan oleh model transisi demografi klasik tetapi
berubahnya motivasi fertilitas akibat bertambahnya penduduk yang melek huruf serta
berkembangnya jaringan-jaringan komunikasi dan transportasi.

3. Teori Ekonomi tentang Fertilitas


Pandangan bahwa faktor-faktor ekonomi mempunyai pengaruh yang kuat terhadap
fertilitas bukanlah suatu hal yang baru. Dasar pemikiran utama dari teori ‘transisi
demografis’ yang sudah terkenal luas adalah bahwa sejalan dengan diadakannya
pembangunan sosial-ekonomi, maka fertilitas lebih merupakan suatu proses ekonomis
dari pada proses biologis.
Berbagai metode pengendalian fertilitas seperti penundaan perkawinan, senggama
terputus dan kontrasepsi dapat digunakan oleh pasangan suami istri yang tidak
menginginkan mempunyai keluarga besar, dengan anggapan bahwa mempunyai banyak
anak berarti memikul beban ekonomis dan menghambat peningkatan kesejahteraan
sosial dan material.

Menurut Leibenstein anak dilihat dari dua aspek yaitu aspek kegunaannya (utility) dan
aspek biaya (cost). Kegunaannya adalah memberikan kepuasaan, dapat memberikan
balas jasa ekonomi atau membantu dalam kegiatan berproduksi serta merupakan sumber
yang dapat menghidupi orang tua di masa depan. Sedangkan pengeluaran untuk
membesarkan anak adalah biaya dari mempunyai anak tersebut. Biaya memiliki
tambahan seoarang anak dapat dibedakan atas biaya langsung dan biaya tidak langsung
(Leibenstein, 1958).

6
Sedangkan Becker menyatakan anak dari sisi ekonomi pada dasarnya dapat dianggap
sebagai barang konsumsi (a consumption good, consumer’s durable) yang memberikan
suatu kepuasan (utility) tertentu bagi orang tua. Bagi banyak orang tua, anak merupakan
sumber pendapatan dan kepuasan (satisfaction). Secara ekonomi fertilitas dipengaruhi
oleh pendapatan keluarga, biaya memiliki anak dan selera. Meningkatnya pendapatan
(income) dapat meningkatkan permintaan terhadap anak.

Menurut Bongart dan Menken fertilitas alami dapat diidentifikasi melalui lima hal
utama, yaitu:
a. Ketidak-suburan setelah melahirkan (postpartum infecundibality)
b. Waktu menunggu untuk konsepsi (waiting time to conception)
c. Kematian dalam kandungan (intraurine mortality)
d. Sterilisasi permanen (permanent sterility)
e. Memasuki masa reproduksi (entry into reproductive span)

Untuk mengetahui mengapa fertilitas di suatu tempat bisa lebih rendah atau lebih tinggi,
dapat digunakan variabel antara hasil klasifikasi Davis dan Blake (1956). Ada 11
variabel antara yang dapat berpengaruh langsung terhadap fertilitas, sedangkan faktor-
faktor sosial ekonomi, bio sosial, dan lain-lain hanya dapat berpengaruh secara tidak
langsung. Kesebelas variabel antara itu digolongkan menjadi 3 kategori, antara lain
variabel-variabel hubungan seks, variabel-variabel konsepsi, dan variabel-variabel
gestasi (wanita harus berhasil menyelesaikan masa kehamilan). Davis dan Blake
mencoba menunjukkan bagaimana faktor-faktor lain melalui variabel-variabel ini dapat
mempengaruhi fertilitas. Setiap variabel antara dapat mempunyai pengaruh positip atau
negatip terhadap fertilitas, sebagai contoh, jika suatu masyarakat sedang menggunakan
alat/cara KB, maka pengaruhnya terhadap fertilitas negatip. Sedangkan jika alat/cara
KB tersebut tidak digunakan, maka pengaruhnya positip terhadap fertilitas.

Dari beberapa teori diatas, teori yang diajukan oleh Freedman cenderung pada tingkat
fertilitas yang terjadi pada suatu saat, kemudian diteliti faktor-faktor yang melatar
belakangi kehidupan individu dan masyarakat setempat. Berdasarkan hasil penelitian
analisis lanjut SDKI 2007 oleh Iswarati (Puslitbang KB dan KR, 2009) dan dengan

7
mempertimbangkan data yang tersedia dalam SDKI 2012 serta kerangka model dari
Freedman, maka dapat dibuat skema hubungan kausal antara variabel sosial ekonomi
dan variabel antara dengan fertilitas sebagai berikut :

Variabel antara
Variabel sosek - Umur kumpul
- Pendidikan pertama
Variabel kontrol - Status pekerjaan - Jumlah
- Umur Fertilitas
- Agama perkawinan
- Tempat tinggal - Jumlah anak - Kontrasepsi
meninggal - Segera haid
- Indeks kekayaan setelah
kuintil melahirkan
- Segera ‘kumpul’
setelah
melahirkan
- ASI Ekslusif

Sumber : Iswarati, 2009

1.5. Metode Penelitian


Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cros-sectional, dengan
pendekatan pengambilan data pada waktu tertentu, dan dimaksudkan untuk mengetahui
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

1.5.1. Sumber Data, Unit Analisis, dan Ukuran Sampel


Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Data primer berasal dari kuesioner, dan data sekunder berasal dari Badan Pusat Statistik,
Kabupaten Sambas tahun 2013.

Unit Analisis
Populasi dalam penelitian ini ada semua wanita pernah kawin di Kecamatan Tangaran,
Kabupaten Sambas.

8
Sampel dalam penelitian ini adalah semua wanita pernah kawin umur 15-49 tahun di
Kecamatan Tangaran, Kabupaten Sambas.

Ukuran sampel
Untuk menentukan besaran sampel, digunakan rumus Slovin (Ariola et al, (eds), 2006)
sebagai berikut :
n = N/1 + Ne²
dengan keterangan sebagai berikut :
n = jumlah sampel,
N = total populasi perempuan berumur 15-49 tahun di Kecamatan Tangaran, Kabupaten
Sambas sebanyak 6.249 orang.
e = error tolerance (ditetapkan 0,05)

Sehingga jumlah sampel minimal pada penelitian ini adalah sebanyak 375 orang.
Sedangkan teknik sampling menggunakan cluster random sampling

1.5.2. Analisis, Model, dan Metode


Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga jenis. Pertama,
untuk menjelaskan atau mendiskripsikan karakteristik variabel dependen dan variabel
independen digunakan analisis univariat. Ke dua, analisis bivariat dilakukan untuk
mengetahui hubungan antara variabel latar belakang, variabel sosial-ekonomi, dan
variabel antara. Ke tiga, untuk menentukan faktor-faktor yang paling mempengaruhi
tingkat fertilitas dilakukan dengan menggunakan analisis multivariat.

Model
Analisa multivariat yang digunakan adalah regresi linier ganda.
Y’ = a + b1X1+ b2X2+…..+ bnXn

Keterangan:
Y’ = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)
X1 dan X2 = Variabel independen
a = Konstanta (nilai Y’ apabila X1, X2…..Xn = 0)

9
b b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)

Metode
Langkah-langkah dalam permodelan regresi linier ganda yang harus dilakukan adalah
sebagai berikut :
a. Melakukan analisis bivariat untuk menentukan variabel yang menjadi kandidat
model. Masing-masing variabel independen dihubungkan dengan variabel dependen
(bivariat), bila hasil uji bivariat nilai p<0,25 maka variabel tersebut dapat masuk
dalam model multivariat.
b. Melakukan analisis secara bersamaan, dengan pemilihan variabel yang masuk dalam
model. Ada beberapa metode untuk melakukan pemilihan variabel independen dalam
analisis multivariat regresi linier ganda, namun yang akan dipakai adalah backward.
Metode ini dilakukan dengan memasukkan semua variabel ke dalam model,
kemudian satu per satu variabel independen dikeluarkan dari model berdasarkan
kriteria kemaknaan tertentu. Variabel yang pertama kali dikeluarkan adalah variabel
yang mempunyai korelasi partial terkecil dengan variabel dependen. Variabel yang
mempunyai nilai p≥0,10 dikeluarkan dari model.

1.6. Hipotesis

1. Terdapat hubungan antara tingkat fertilitas di Kecamatan Tangaran, Kabupaten


Sambas dengan faktor sosial ekonomi.
2. Terdapat hubungan antara tingkat fertilitas di Kecamatan Tangaran, kabupaten
Sambas dengan faktor demografi.
3. Terdapat hubungan antara tingkat fertilitas di Kecamatan Tangaran, kabupaten
Sambas dengan faktor segeranya mendapat haid setelah melahirkan, segera
“kumpul” pasca melahirkan, dan pemberian ASI Ekslusif.
4. Terdapat satu faktor atau lebih yang paling berpengaruh terhadap tingkat
fertilitas di Kecamatan Tangaran, kabupaten Sambas.

10
1.7. Ruang Lingkup, Batasan, dan Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tangaran, Kabupaten Sambas, Provinsi
Kalimantan Barat.

Batasan Penelitian
Variabel dependen dalam penelitian ini jumlah anak lahir hidup.
Variabel independen sosial ekonomi yang terdiri dari pendidikan, jenis pekerjaan,
agama, jumlah anak meninggal, indeks kekayaan.
Variabel kontrol terdiri dari umur dan tempat tinggal.
Variabel antara terdiri dari umur kumpul pertama, jumlah perkawinan, pemakaian
kontrasepsi, segera haid setelah melahirkan, segera ‘kumpul’ setelah melahirkan, dan
ASI Ekslusif.

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi para penentu kebijakan
dalam bidang yang terkait, di tingkat provinsi ataupun di tingkat kabupaten dalam
membuat strategi operasional dalam upaya menurunkan fertilitas di Kabupaten Sambas.

HASIL PENELITIAN
Univariat

Usia Responden

Tabel 1. Distribusi Usia Respoden


Usia Frekuensi Persen (%)
15-19 5 1.3
20-24 52 13.9
25-29 74 19.7
30-34 83 22.1
35-39 63 16.8
40-44 67 17.9
45-49 31 8.3
Total 375 100.0

11
Sebagian besar responden dalam kelompok usia 30-34 tahun (22,1%), sedangkan
responden paling sedikit berasal dari kelompok usia 15-19 tahun.

Tempat Tinggal

Sebanyak 333 responden (88,8%) bertempat tinggal di pedesaan, yaitu diluar pusat
kecamatan Tangaran dan sebanyak 42 responden (11,2%) bertempat tinggal di
perkotaan.

Pendidikan
Tabel 2. Distribusi Pendidikan Respoden
Pendidikan Frekuensi Persen (%)
Tidak Sekolah 12 3.2
Tidak Tamat SD 84 22.4
Tamat SD 114 30.4
SMP 85 22.7
SMA 65 17.3
Pendidikan Tinggi 15 4.0
Total 375 100.0
Sebagian besar tingkat pendidikan responden adalah tamat SD (30,4%). Sedangkan
yang tamat SMA sebanyak 17,3% dan menyelesaikan pendidikan tinggi hanya 4%.

Pekerjaan
Tabel 3. Distribusi Pekerjaan Responden
Pekerjaan Frequency Persen (%)
Pegawai Negeri 8 2.1
Karyawan Swasta 5 1.3
Wiraswasta 32 8.5
Petani 288 76.8
Lainnya 3 0.8
Tidak Bekerja 39 10.4
Total 375 100.0

Pekerjaan responden sebagian besar adalah petani (76,8%), sedangkan responden yang
tidak bekerja sebanyak 10,4%.

12
Agama
Sebagian besar responden adalah pemeluk agama Islam, yaitu sebanyak 99,7% dan
hanya satu orang responden yang bukan pemeluk agama Islam.

Jumlah Anak yang Meninggal


Tabel 4. Distribusi Jumlah Anak yang Meninggal
Jumlah Anak yang Meninggal Frequency Persen (%)
Tidak ada 292 77.9
Satu 68 18.1
Dua 10 2.7
≥ Tiga 5 1.3
Total 375 100.0

Terdapat 5 responden yang anaknya meninggal tiga orang atau lebih, 10 responden yang
anaknya meninggal dua orang dan 68 responden yang anaknya meninggal satu orang.

Kekayaan

Tabel 5. Distribusi Indeks Kekayaan Kuintil


Indeks Kekayaan Kuintil Frekuensi Persen (%)
Terbawah 7 1.9
Menengah Bawah 117 31.2
Menengah 201 53.6
Menengah Atas 49 13.1
Teratas 1 0.3
Total 375 100.0

13
Sebagian besar responden merupakan keluarga dengan indeks kekayaan kuintil
menengah(53,6%), diikuti indeks kekayaan kuintil menengah bawah 31,2 %.

Umur Kumpul Pertama


Tabel 6. Distribusi Umur Kumpul Pertama
Umur Kumpul Pertama Frekuensi Persen (%)
≤ 15 Tahun 23 6.1
16-19 Tahun 153 40.8
20-24 Tahun 148 39.5
>25 Tahun 50 13.3
5 1 0.3
Total 375 100.0
Responden kumpul pertama paling banyak pada kelompok umur 16-19 tahun (40,8 %)
dan pada kelompok umur 20-24 tahun (39,5 %)

Jumlah perkawinan.
Terdapat 32 responden (8,5 %) yang menikah lebih dari satu kali dan sisanya menikah
satu kali.

Penggunaan Kontrasepsi
Sebanyak 345 responden (92 %) pernah menggunakan kontrasepsi dan sisanya tidak
pernah menggunakan kontrasepsi.

Penggunaan kontrasepsi saat ini


Sebanyak 243 responden (64,8%) saat ini menggunakan kontrasepsi dan sisanya tidak
menggunakan kontrasepsi saat ini.

Haid lagi setelah melahirkan

14
Sebanyak 227 responden (60,5 %) responden mengalami haid kurang dari 3 bulan
setelah melahirkan dan 148 responden (39,5 %) responden tidak mengalami haid kurang
dari 3 bulan setelah melahirkan.

Kumpul lagi setelah melahirkan


Sebanyak 194 responden (51,7 %) kumpul lagi kurang dari tiga bulan pasca melahirkan
dan sebanyak 181 responden (48,3 %) tidak kumpul lagi dalam waktu kurang dari tiga
bulan pasca melahirkan.

Asi Eksklusif
Sebagian besar responden (68 %) memberikan asi eksklusif pada anak mereka.

Jumlah Anak Lahir Hidup


Tabel 7. Distribusi Jumlah Anak Lahir Hidup
Jumlah Anak Lahir Hidup Frekuensi Persen (%)
Tidak Punya Anak 4 1.1
1-2 anak 258 68.8
3-4 anak 94 25.1
≥5 anak 19 5.1
Total 375 100.0

Sebanyak 258 responden memiliki 1-2 anak, 94 responden memiliki 3-4 anak, 19
responden memiliki 5 anak atau lebih dan 4 responden tidak memiliki anak.

ANALISIS BIVARIAT
Masing-masing variabel dikategorikan menjadi dua variabel untuk pemenuhan syarat uji
chi square, dengan uji Fisher sebagai uji alternatifnya.

Tabel 8. Hubungan Umur Responden dengan Jumlah Anak Lahir Hidup


Jumlah Anak Lahir Hidup

≤2 >2
No Umur Responden Chi Square Test
F(EC) F(EC)

15
1 Reproduksi Tidak 79 (116,0) 87 (50,0)
Sehat
0,000
2 Reproduksi Sehat 183 (146,0) 26 (63,0)
Jumlah 262 (262,0) 113 (113,0)

Tabel 9. Hubungan Tempat Tinggal dengan Jumlah Anak Lahir Hidup


Jumlah Anak Lahir Hidup

≤2 >2
No Tempat Tinggal Chi Square Test
F(EC) F(EC)

1 Perkotaan 27 (29,3) 15 (12,7)


2 Perdesaan 235 (232,7) 98 (100,3) 0,403
Jumlah 262 (262,0) 113 (113,0)

Tabel 10. Hubungan Pendidikan Responden dengan Jumlah Anak Lahir Hidup
Jumlah Anak Lahir Hidup
Pendidikan ≤2 >2
No Chi Square Test
Responden F(EC) F(EC)

1 Pendidikan Rendah 198 (206,1) 97 (88,9)


2 Pendidikan Tinggi 64 (55,9) 16 (24,1) 0,026
Jumlah 262 (262,0) 113 (113,0)

Tabel 11. Hubungan Pekerjaan Responden dengan Jumlah Anak Lahir Hidup
No Pekerjaan Jumlah Anak Lahir Hidup Chi Square Test
Responden ≤2 >2

16
F(EC) F(EC)

1 Bekerja 232 (234,8) 104 (101,2)


2 Tidak Bekerja 30 (27,2) 9 (11,8) 0,310
Jumlah 262 (262,0) 113 (113,0)

Tabel 12. Hubungan Agama Responden dengan Jumlah Anak Lahir Hidup
Jumlah Anak Lahir Hidup

≤2 >2
No Agama Responden Fisher Test
F(EC) F(EC)

1 Islam 262 (261,3) 112 (112,7)


2 Non-Islam 0 (0,7) 1 (0,3) 0,301
Jumlah 262 (262,0) 113 (113,0)

Tabel 13. Hubungan Jumlah Anak yang Meninggal dengan Jumlah Anak Lahir Hidup
Jumlah Anak Lahir Hidup
Jumlah Anak yang ≤2 >2
No Chi Square Test
Meninggal F(EC) F(EC)

17
1 Tidak Ada 224 (214,5) 83 (92,5)
2 Ada 38 (47,5) 30 (20,5) 0,005
Jumlah 262 (262,0) 113 (113,0)

Tabel 14. Hubungan Indeks Kekayaan Kuantil dengan Jumlah Anak Lahir Hidup
Jumlah Anak Lahir Hidup
Indeks Kekayaan ≤2 >2
No Chi Square Test
Kuantil F(EC) F(EC)

1 Rendah 86 (86,6) 38 (37,4)


2 Tinggi 176 (175,4) 75 (75,6) 0,879
Jumlah 262 (262,0) 113 (113,0)

Tabel 15. Hubungan Umur Kumpul Pertama dengan Jumlah Anak Lahir Hidup
Jumlah Anak Lahir Hidup
Umur Kumpul ≤2 >2
No Chi Square Test
Pertama F(EC) F(EC)

1 <20 Tahun 107 (123,0) 69 (53,0)


2 ≥20 Tahun 155 (139,0) 44 (60,0) 0,000
Jumlah 262 (262,0) 113 (113,0)

18
Tabel 16. Hubungan Jumlah Perkawinan dengan Jumlah Anak Lahir Hidup
Jumlah Anak Lahir Hidup

≤2 >2
No Jumlah Perkawinan Chi Square Test
F(EC) F(EC)

1 Satu Kali 247 (239,6) 96 (103,4)


2 Lebih dari Satu Kali 15 (22,4) 17 (9,6) 0,300
Jumlah 262 (262,0) 113 (113,0)

Tabel 17. Hubungan Pernah Pakai Kontrasepsi dengan Jumlah Anak Lahir Hidup
Jumlah Anak Lahir Hidup
Pernah Pakai ≤2 >2
No Chi Square Test
Kontrasepsi F(EC) F(EC)

1 Pernah 239 (241,0) 106 (104,0)


2 Tidak Pernah 23 (21,0) 7 (9,0) 0,397
Jumlah 262 (262,0) 113 (113,0)

19
Tabel 18. Hubungan Saat ini Pakai Kontrasepsi dengan Jumlah Anak Lahir Hidup
Jumlah Anak Lahir Hidup
Saat ini Pakai ≤2 >2
No Chi Square Test
Kontrasepsi F(EC) F(EC)

1 Pakai 162 (169,8) 81 (73,2)


2 Tidak Pakai 100 (92,2) 32 (39,8) 0,067
Jumlah 262 (262,0) 113 (113,0)

Tabel 19. Hubungan Haid Lagi Setelah Melahirkan dengan Jumlah Anak Lahir Hidup
Jumlah Anak Lahir Hidup
Haid Lagi Setelah ≤2 >2
No Chi Square Test
Melahirkan F(EC) F(EC)

1 Ya 164 (158,6) 63 (68,4)


2 Tidak 98 (103,4) 50 (44,6) 0,213
Jumlah 262 (262,0) 113 (113,0)

Tabel 20. Hubungan Kumpul Lagi Setelah Melahirkan dengan Jumlah Anak Lahir Hidup
No Jumlah Anak Lahir Hidup Chi Square Test

20
≤2 >2
Kumpul Lagi
F(EC) F(EC)
Setelah Melahirkan

1 Ya 125 (126,5) 56 (54,5)


2 Tidak 137 (135,5) 57 (58,5) 0,743
Jumlah 262 (262,0) 113 (113,0)

Tabel 21. Hubungan ASI Eksklusif dengan Jumlah Anak Lahir Hidup
Jumlah Anak Lahir Hidup

≤2 >2
No Asi Ekslusif Chi Square Test
F(EC) F(EC)

1 Ya 170 (178,2) 85 (76,8)


2 Tidak 92 (83,8) 28 (36,2) 0,049
Jumlah 262 (262,0) 113 (113,0)

Dari analisis bivariat didapatkan tujuh variabel yang memenuhi syarat untuk dilakukan
uji multivariat yaitu :
1. Umur
2. Pendidikan
3. Jumlah anak yang meninggal
4. Umur kumpul pertama
5. Saat ini menggunakan kontrasepsi
6. Haid lagi setelah melahirkan
7. Asi eksklusif

21
MULTIVARIAT
Dilakukan uji regresi linier ganda dengan metode backward dalam empat langkah
dengan hasil sebagai berikut
Tabel 22. Analisis Multivariat
Variabel Koefisien Nilai p RP (IK 95%)

Langkah1 0,112
Umur Responden -2,190 0,000
(0,064-0,195)

Pendidikan 0,674
-0,394 0,274
Responden (0,333-1,367)

Jumlah Anak yang 1,326


0,282 0,378
Meninggal (0,708-2,484)

Umur Kumpul 0,376


-0,978 0,001
Pertama (0,216-0,654)

Saat ini Pakai 0,510


-0,674 0,018
Kontrasepsi (0,291-0,892)

Haid Lagi Setelah 1,382


0,324 0,225
Melahirkan (0,819-2,332)

0,529
ASI Eksklusif -0,636 0,029
(0,299-0,938)

Konstanta 0,942 0,002 2,565

Langkah 2 0,108
Umur Responden -2,226 0,000
(0,062-0,187)

Pendidikan 0,660
-0,416 0,248
Responden (0,326-1,335)

Umur Kumpul 0,366


-1,005 0,000
Pertama (0,211-0,635)

22
Saat ini Pakai 0,512
-0,669 0,019
Kontrasepsi (0,293-0,896)

Haid Lagi Setelah 1,375


0,318 0,232
Melahirkan (0,815-2,317)

0,535
ASI Eksklusif -0,626 0,031
(0,303-0,945)

Konstanta 1,032 0,000 2,806

Langkah 3 0,108
Umur Responden -2,223 0,000
(0,063-0,187)

Umur Kumpul 0,332


-1,103 0,000
Pertama (0,196-0,562)

Saat ini Pakai 0,527


-0,640 0,024
Kontrasepsi (0,302-0,919)

Haid Lagi Setelah 1,395


0,333 0,210
Melahirkan (0,829-2,348)

0,522
ASI Eksklusif -0,649 0,025
(0,296-0,921)

2,693
Konstanta 0,991 0,001

Langkah 4 0,109
Umur Responden -2,221 0,000
(0,063-0,188)

Umur Kumpul 0,333


-1,100 0,000
Pertama (0,197-0,563)

Saat ini Pakai 0,524


-0,647 0,022
Kontrasepsi (0,301-0,911)

23
0,520
ASI Eksklusif -0,654 0,024
(0,294-0,918)

Konstanta 1,126 0,000 3,084

Pada langkah pertama, ke tujuh variabel diuji secara bersamaan dan mengeksklusikan
variabel Jumlah anak yang meninggal. Pada langkah kedua, ke enam variabel diuji
secara bersamaan dan mengeksklusikan variabel pendidikan. Pada langkah ketiga, ke
lima variaele diuji secara bersamaan dan mengeksklusikan variabel Haid lagi setelah
melahirkan. Pada langkah keempat, didapatkan hasil variabel yang paling bermakna
adalah umur (p = 0,000), umur kumpul pertama (p = 0,000), saat ini menggunakan
kontrasepsi (p = 0,022) dan asi eksklusif (p = 0,024).

Pembahasan

Umur
Pada penelitian ini variabel umur merupakan variabel yang paling bermakna terhadap
fertilitas. Hal ini serupa dengan penelitian Hakim di wilayah Sulawesi Selatan pada
subjek penelitian berusia 20-24 tahun. Hal ini juga didukung oleh penelitian Radifan
pada tahun 2010 yang menyatakan bahwa wanita berusia 15-49 tahun berstatus kawin
dan memakai alat kontrasepsi berhubungan positif dengan fertilitas di Indonesia.
Hasil yang sedikit berbeda didapatkan oleh Purwanti, yang meneliti 17.613 keluarga
dengan usia 15-49 tahun di Sukoharjo yang menyatakan bahwa umur suami maupun
umur istri tidak berhubungan dengan fertilitas.

Umur kumpul pertama


Pada penelitian ini variabel umur kumpul pertama juga merupakan variabel yang paling
bermakna terhadap fertilitas. Hal senada juga disampaikan oleh Nasir(2010) yang
meneliti 11.723 subjek penelitian di Aceh. Hal serupa juga dilaporkan oleh
Purwanti(2003).

24
Beberapa penelitian justru memperlihatkan hal yang bertolak belakang, seperti
penelitian Agussyahbana dkk(1997) di Jepara pada 496 keluarga nelayan, penelitian
Ispriyanti dkk tahun 1999 di Ungaran dan penelitian Adi(2013) di Lumajang yang
menyatakan bahwa usia kumpul pertama tidak berhubungan dengan fertilitas.

Penggunaan kontrasepsi saat ini.


Data penggunaan kontrasepsi saat ini memperlihatkan nilai p = 0,022. Belum ada
penelitian khusus yang memberikan data penggunaan kontrasepsi saat ini. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa pemakaian kontrasepsi tidak berhubungan dengan
fertilitas (Hakim 1988 dan Nasir 2010), pernah ikut KB tidak berhubungan dengan
fertilitas (Agussyahbana 1997) dan jenis kontrasepsi tidak berhubungan dengan fertilitas
(Adi 2013).
Penelitian Adi tahun 2013, Radifan 2010, Purwanti 2003 menyatakan bahwa terdapat
hubungan positif antara penggunaan konrasepsi dan fertilitas.

Pemberian Asi Eksklusif


Pemberian asi eksklusif selama 6 bulan dengan baik dan memenuhi kriteria baik ibu
maupun bayi akan dapat memberikan efek hormonal yang mengatur proses fertilisasi
untuk ibu sehingga tidak terjadi konsepsi.

KESIMPULAN

1. Karakteristik sosial ekonomi responden:


a. Sebagian besar responden berpendidikan tamat SD
b. Sebagian besar responden beragama Islam

25
c. Sebagian besar responden bekerja sebagai petani
d. Sebagian besar responden memiliki kekayaan di tingkat menengah
2. Karakteristik demografi responden:
a. Sebagian besar responden berusia 30-34 tahun
b. Sebagian besar responden seluruh anaknya lahir hidup
c. Sebagian besar responden kumpul pertama pada usia 16-19 tahun
d. Sebagian besar responden menikah satu kali
e. Sebagian besar responden menggunakan kontrasepsi
3. Karakteristik variabel antara responden:
a. Sebagian besar responden segera mendapat haid setelah melahirkan
b. Sebagian besar responden segera kumpul setelah melahirkan
c. Sebagian besar responden memberikan ASI eksklusif
4. Hubungan variabel sosial ekonomi dan fertilitas:
Terdapat hubungan bermakna antara pendidikan dan fertilitas di Kecamatan
Tangaran Kabupaten Sambas
5. Hubungan variabel demografi dan fertilitas:
a. Terdapat hubungan bermakna antara usia dan fertilitas di Kecamatan
Tangaran Kabupaten Sambas
b. Terdapat hubungan bermakna antara jumlah anak meninggal dan fertilitas di
Kecamatan Tangaran Kabupaten Sambas
c. Terdapat hubungan bermakna antara usia kumpul pertama dan fertilitas di
Kecamatan Tangaran Kabupaten Sambas
d. Terdapat hubungan bermakna antara penggunaan kontrasepsi saat ini dan
fertilitas di Kecamatan Tangaran Kabupaten Sambas
6. Hubungan variabel antara dan fertilitas:
a. Terdapat hubungan bermakna antara segera mendapat haid setelah
melahirkan dan fertilitas di Kecamatan Tangaran Kabupaten Sambas
b. Terdapat hubungan bermakna antara pemberian Asi Eksklusif dan fertilitas
di Kecamatan Tangaran Kabupaten Sambas
7. Variabel usia, usia kumpul pertama, penggunaan kontrasepsi saat ini dan
pemberian Asi Eksklusif merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap
tingkat fertilitas di Kecamatan Tangaran, kabupaten Sambas

26
SARAN

1. Memberikan masukan pada pihak pemerintah dan pihak terkait untuk


merusmskan kebijakan di bidang kependudukan
2. Memberikan pendampingan bagi remaja, pasutri dan keluarga mengenai
pentingnya usia reproduksi sehat.
3. Menggalakkan penggunaan kontrasepsi di Kabupaten Sambas
4. Menggalakkan Asi Eksklusif di Kabupaten Sambas

Daftar Pustaka

Becker, Gary S., “An Economic Analysis of Fertility” dalam Becker, Gary S., The
Economic Approach to Human Behaviour, The University of Chicago, 1976, pp.
171-194
Becker, Gary S., A Treatise on the Family, Harvard University Press, London, England,
1981

27
Biro Pusat Statistik, Karakteristik Penduduk Indonesia Tahun 2000
Biro Pusat Statistik,”Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035”, Jakarta, 2013

Biro Pusat Statistik, Kabupaten Sambas, 2013


Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Kalimantan Barat,
Laporan Hasil Pelayanan KB, 2013
Davis, Kingsley & Judith Blake, Struktur Sosial dan Fertilitas (Social structure and
fertility: an analytical framework), Lembaga Kependudukan UGM, Yogyakarta,
1974
Freedman, Ronald, “Theories of Fertility Decline: A Reappraisal” in Philip M. Hauser
(ed.), World Population and Development : Challenges and Prospect, Syracuse :
Syracuse University Press, 1979
Israwati, “Analisis Lanjut SDKI 2007, Proximate Determinant Fertilitas di Indonesia”,
Puslitbang KB dan Kesehatan Reproduksi, BKKBN, 2009

Kecamatan Tangaran Dalam Angka, 2012

Notoatmodjo, Soekidjo.”Metodologi Penelitian Kesehatan” Jakarta. Rineka Cipta Sari,


2010

Survey Dasar Kesehatan Indonesia, 2007

Survey Dasar Kesehatan Indonesia, 2012

28

Anda mungkin juga menyukai