Disusun oleh:
Bellinda Paterasari 030.09.046
Fitria Ahdiyanti W. 030.09.094
Pembimbing:
I. IDENTITAS
Nama : Ny. D
Umur : 50 tahun
Agama : Islam
Status : Menikah
Pendidikan terakhir : S1
Pekerjaan : PNS
II. ANAMNESIS
Dilakukan alloanamnesis pada Sabtu, 15 Februari 2015, pukul 13.30 WIB dengan Tn. I
(Suami pasien, umur 54 tahun, pekerjaan Tn. I sebagai pengacara) di bangsal P. Tarempa
RSAL dr. Mintohardjo
A. KELUHAN
KELUHAN UTAMA
Dikonsulkan ke bagian spesialis psikiatri dengan keluhan tidak mau makan sejak 1 minggu
sebelum masuk rumah sakit.
KELUHAN TAMBAHAN
Pasien tidak mau bicara, sesekali bertanya mengenai cuti pekerjaan, pasien menutup mulut
ketika didekatkan sendok, dan kedua tangan pasien dalam posisi menekuk dan melawan ketika
dicoba untuk diluruskan.
1
B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG
Alloanamnesis dengan Tn. I (suami pasien) pada Sabtu, 15 Februari 2015, pukul 13.30
WIB
Pasien Ny. D, tahun perempuan, usia 50 tahun datang diantar suami pasien ke IGD RSAL dr.
Mintohardjo dengan keluhan tidak mau makan sejak 1 minggu sebelum masuk RS. Pasien tidak
mau bicara, sesekali bertanya mengenai cuti pekerjaan, pasien menutup mulut ketika didekatkan
sendok, dan kedua tangan pasien dalam posisi menekuk dan melawan ketika dicoba untuk
diluruskan.
Menurut suami pasien, sejak 1 tahun ini pasien sering memikirkan mengenai pensiun
PNS yang dipercepat dan sering mengungkapkan kekhawatirannya. Ny. D juga selalu
memikirkan persyaratan untuk mengejar kenaikan pangkat PNS. Ny. D dan suaminya
kemudian melakukan kesepakatan dengan seseorang untuk membuat ruko untuk persiapan
pensiun, namun kesepakatan itu tidak terjadi walau sudah membuat perjanjian dengan
notaris. Sejak saat itu suami pasien mengatakan pasien terlihat bingung dan sering mondar
mandir tanpa arah yang jelas.
Ny. D dirawat di Rumah Sakit Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Jakarta pada bulan Oktober 2014
selama 3 minggu dengan keluhan tidak mau makan dan bicara. Pasien diperbolehkan pulang
dengan persetujuan dokter. Suami pasien mengatakan pada bulan Desember 2014 pasien
mengalami perbaikan, pasien sudah mau makan dan melakukan aktivitas ringan seperti memeriksa
email pekerjaannya.
Suami pasien mengatakan seminggu sebelum masuk RSAL dr. Mintohardjo pasien teringat
akan cuti sakitnya yang segera habis, sejak saat itu pasien tidak mau makan dan tidak mau
membuka mulut ketika didekatkan sendok saat suaminya mencoba untuk menyuapi. Pasien juga
tidak ada kontak mata dan sedikit sekali berbicara, kemudian suami pasien membawa Ny.D ke
IGD RSAL dr. Mintohardjo karena tidak mau makan dan meminta kawat gigi Ny. D untuk dilepas
karena menimbulkan sariawan dan membuat suami pasien sulit untuk membersihkan mulut pasien.
2
ini setelah didiagnosis dengan skizofrenia katatonia di RSJ dr.Soeharto Heerdjan.
Menurut suami pasien, 1 hari setelah konsumsi obat tersebut tangan dan kaki
pasien gemetar dan pasien mulai sulit berjalan (jalan dengan langkah kecil-kecil).
5. Riwayat dewasa
Pendidikan terakhir pasien adalah S1 Manajemen Informasi. Pasien bekerja
sebagai PNS di bagian administrasi. Suami berusia 4 tahun lebih tua dari pasien dan
merupakan pernikahan pertama. Saat menikah pasien berusia 26 tahun. Pasien belum
dikaruniai anak.
3
E. RIWAYAT KELUARGA
Pasien anak bungsu dari empat bersaudara. Ayah dan ibunya sudah meninggal. Tidak
terdapat anggota keluarga yang memiliki keluhan yang sama dengan dirinya.
Keterangan :
: Perempuan : Laki-laki
F. SITUASI SEKARANG
Pasien adalah seorang PNS bagian administrasi. Pasien hanya tinggal dengan suami
karena belum dikaruniai anak. Selama ini pasien dirawat oleh suaminya.
2. Kesadaran
Kuantitatif : Compos Mentis
4
Kualitatif : Berubah
3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Selama wawancara, pasien terlihat cukup tenang, tidak bicara (mutism), dan tidak
menatap mata pemeriksa. Kedua tangan pasien selalu menekuk dan kaku ketika
diluruskan pasien melawan (negativism), ketika tahanan dilepaskan tangan secara
tidak sadar memukul ke arah pasien (cogwheel rigidity).
4. Pembicaraan
Pasien tidak menjawab pertanyaan.
B. KEADAAN AFEKTIF
1. Afek : Datar
2. Ekspresi : Terbatas
3. Keserasian : Sulit dinilai
4. Empati : Tidak dapat diempati
D. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi : sulit dinilai
2. Ilusi : sulit dinilai
3. Depersonalisasi : sulit dinilai
4. Derealisasi : sulit dinilai
E. PROSES PIKIR
5
1. Arus Pikir
a. Produktifitas : Pasien tidak menjawab pertanyaan.
b. Kontinuitas : Sulit dinilai
c. Hendaya berbahasa : Sulit dinilai
2. Isi Pikir
a. Preokupasi : Tidak ada
b. Waham : Tidak ada
c. Gangguan Isi pikir : Tidak ada
F. PENGENDALIAN IMPULS
Sulit dinilai karena rigiditas anggota gerak tubuh serta mutism pada pasien.
G. DAYA NILAI
1. Daya Nilai Sosial : Baik, sikap pasien sopan saat diwawancara.
2. Uji Nilai Sosial : Sulit dinilai
3. Daya Nilai Realita : Terganggu
H. TILIKAN
Sulit dinilai
V. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 85x/menit, isi cukup, regular,equal kanan dan kiri
Pernapasan : 20x/menit, teratur
Suhu : 36,7C
Status Generalis
6
STATUS NEUROLOGIS
Refleks patologis :-
Motorik : negativistic
Hematokrit 33 % 37-42%
DIFF COUNT
Basofil 3% 0-1%
Limfosit 15 % 20-40%
Monosit 5% 2-8%
KIMIA KLINIK
7
VII. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
VIII. DIAGNOSIS
Schizophrenia first episode, currently in acute episode with catatonia
X. PROGNOSIS
Ad Vitam : Dubia ad bonam
8
Ad Functionam : Dubia ad malam
Ad Sanationam : Dubia
Psikofarmakologis:
Nonfarmakologis:
Psikoterapi
Terhadap Pasien
- Membangun relasi dengan pasien, membuat merasa nyaman dan berusaha untuk
membangkitkan perasaan dan keinginan berbicara
Terhadap keluarga
- Memberikan informasi dan edukasi kepada keluarga pasien mengenai penyakit,
gejalanya, kondisi pasien saat ini, proses pengobatan, dan efek samping obat yang
kemungkinan muncul. Memberikan dorongan semangat serta pentingnya dukungan
keluarga dalam perawatan pasien.
XII. SARAN
Observasi tanda-tanda vital, kesadaran, status fisik umum serta asupan nutrisi
pasien secara berkala dan seksama
Monitoring laboratorium secara berkala
Diperlukannya partisipasi keluarga dalam hal perawatan diri, makan dan minum
serta keteraturan meminum obat pasien. Berikan perhatian kepada pasien,
menciptakan suasana yang nyaman dan tenang serta membantu pasien untuk
membantu motivasi pasien dan membantu memperbaiki keadaan pasien.