Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan tinggi diharapkan mampu menghasilkan sumber daya

manusia (SDM) yang akan mengisi posisi manajerial menengah sampai

puncaknya dengan bekal pengetahuan yang didapat di perguruan tinggi.

Kenyataan di lapangan seringkali menunjukkan bahwa lulusan

perguruan tinggi belum mampu secara optimal mengaplikasikan pengetahuan

yang didapatnya di dalam dunia kerja.

Untuk melengkapi kemampuan mahasiswa dengan pengalaman praktek

di lapangan, program Sarjana Kesehatan Masyarakat (S1) perlu mengadakan

program Kuliah Kerja Profesi Kesehatan (KKP-Kes).

Kuliah Kerja Profesi merupakan kegiatan awal untuk mengenal dunia

kerja, serta untuk mengembangkan ilmu yang di dapat dari kegiatan akademis

yang sesuai dengan profesi. Kuliah Kerja Profesi dapat bermanfaat dalam

menambah ilmu serta wawasan dan pengalaman di dalam dunia kerja. Sekaligus

sebagai proses pembelajaran serta mengabdi kepada masyarakat yang sedang

membangun dan secara langsung mengidentifikasi serta menangani masalah-

masalah kesehatan yang sedang dihadapi. KKP dilaksanakan oleh perguruan

tinggi dalam upaya meningkatkan misi dan bobot pendidikan pada mahasiswa

untuk mendapat nilai tambah yang lebih besar pada pendidikan tinggi.

Laporan Kelompok KKP-KES Desa Buntuna 1


Kesehatan dalam kehidupan manusia adalah salah satu kompenen dari

kesejahteraan masyarakat. Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan, upaya

peningkatan kesehatan itu dipengaruhi oleh factor lingkungan, perilaku,

pelayanan kesehatan dan factor genetic.

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Profesi Kesehatan masyarakat (KKN

Kesmas) adalah kegiatan intra kulikuler yang merupakan bagian tak terpisahkan

dari proses pendidikan dari proses pendidikan di FKM. KKN Kesmas ini pada

dasarnya merupakan kegiatan belajar di lapangan yang melibatkan mahasiswa

secara aktif dalam prosesnya. Kuliah Kerja Profesi mendidik dan membina

seluruh mahasiswa untuk memahami dan menguasai berbagai permasalahan

yang terkait dalam bidang dunia kerja. Untuk mewujudkan para professional

yang dapat bekerja sama dengan disiplin ilmu dan profesi lain yang terlibat

dalam pekerjaan tersebut di atas dan saling berhubungan satu sama lain.

Diharapkan selain mengembangkan ilmu dan pengalaman juga dapat

memecahkan masalah kerja secara akademis serta mampu mengambil

keputusan kerja tuntutan si konsumen, juga dapat ikut serta dalam pelaksanaan

kerja pada dunia kerja yang sesungguhnya.

Untuk mengatasi hal tersebut, maka di dalam program kurikulum Kuliah

Kerja Profesi Universitas Muhammadiyah Palu, mahasiswa diwajibkan

mengikuti mata kuliah (Kuliah Kerja Profesi) yang diselenggarakan selama ±2

bulan di Desa-desa yang telah ditentukan.

Selama mengerjakan Kuliah Kerja Profesi, mahasiswa dapat

menemukan masalah yang dihadapi dari kegiatan tersebut dan mahasiswa

Laporan Kelompok KKP-KES Desa Buntuna 2


menganalisa serta memberikan saran pemecahannya. Pengalaman KKP Kes ini

diharapkan dapat menambah pengetahuan dan keterampilan serta

menumbuhkan sikap responsive dan antisipatif mahasiswa dalam memecahkan

berbagai masalah kesehatan masyarakat. Selain itu, mahasiswa juga dapat

langsung menerapkan teori-teori yang didapat pada kegiatan akademis dalam

pekerjaan bersama pembimbing secara professional.

Secara umum, desa buntuna termasuk desa yang tidak aman dari

penularan penyakit berbahaya. Seperti penularan penyakit DBD. ini disebabkan

oleh keadaan lingkungan didesa ini tidak sehat. Menurut kepala desa buntuna

penyakit yang sering dikeluhkan oleh masyarakatnya adalah penyakit DBD.

Berdasarkan pengamatan yang diperoleh dari rekapitulasi data prilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS) Desa buntuna, dari jumlah warga atau kepala

keluarga yang ada pada kelima dusun di tunjukkan angka kuantitatif sebagai

indikator PHBS dan indikator kadar gizi. Hasil yang didapat melalui indikator

PHBS menunjukkan bahwa status keluarga didesa buntuna masih dikatakan

tidak sehat, sedangkan apabila dilihat melalui indiktor kadar gizi, status gizi

keluarga didesa buntuna masih dalam keadaan buruk.

Data tersebut di dukung oleh adanya bukti yang didapat dari

pengamatan langsung. Sebagai contoh, masih banyak rumah yang tidak

memiliki tempat MCK yang layak. Ada pacilingan (kakus terbuka) yang

pembuangannya langsung kekolam ikan, dimana airnya tidak mengalir

sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap, pemandangan yang kurang indah

dan tentunya berpengaruh pada lingkungan sekitarnya yang tidak sehat .

Laporan Kelompok KKP-KES Desa Buntuna 3


adapula di salah satu rumah warga, letak MCK berada diluar rumah dengan

kondisi terbuka (hanya di batasi dinding tidak sampai 1 meter) dan berseblahan

dengan kandang ternak. Adapula yang tempat MCKnya digabungkan dengan

tempat memesasak. Selain itu, kebersihan yang cukup rendah juga terlihat

lembaga pendidikan seperti sekolah, kebersihan kamar mandi, dan WC tidak

layak digunakan.

Kemudian, dilihat dari segi kadar gizi yakni terkait makanan yang

dikonsumsi warga sejak belita. Usia dini, dewasa hingga lanjut usia. Apabila

dilihat secara langsung dilapangan menunjukkan data yang tidak jauh berbeda

data tertulis yang ada. Warga sering memberikan makanan penganti ASI

seperti pisang kepada bayi dengan cara dikunya oleh ibu dan di berikan kepada

bayi. Ini sangat berbahaya. Dan juga dari kebersihan makanan yang tidak

terlalu diperhatikan. Yang parahnya lagi kebanyakan ibu-ibu yang memiliki

bayi tidak rutin membawa anaknya keposyandu. Dilapangan telihat jelas

mereka lebih memilih membawa bayi kedukun atau paranormal.

Berdasarkan masalah diatas maka kami dari mahasiswa KKP-KES

membuat program yang dimana program ini diharapkan dapat meminimalisir

masalah masalah kesehatan ditempat KKP-KES, khususnya di desa Buntuna,

guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dari laporan ini

adalah :

1. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang BPJS ?

Laporan Kelompok KKP-KES Desa Buntuna 4


2. Kurangnya kunjungan masyarakat kepelayanan kesehatan ?

3. Adanaya kejadian gizi kurang ?

4. Terjadinya kasus DBD di kalangan masyarakat ?

5. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang PHBS pada tatanan rumah

tangga ?

6. Kurangnya kesadaran Siswa-siswi akan pentingnya PHBS di sekolah ?

7. Tidak adanya papan identitas posyandu ?

C. Tujuan

Kuliah Kerja Profesi Kesehatan (KKP-Kes) ini merupakan salah satu

perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi dimana guna menyiapkan

mahasiswa menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik,

menguasai IPTEK sehingga dapat menerapkan, mengembangkan dan

menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau seni serta

mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat

dan memperkaya kebudayaan nasional. Oleh karena itu, melalui KKP-Kes yang

dilaksanakan di Desa Buntuna Kecamatan Baolan Kabupaten Tolitoli ini

mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menerapkan ilmu

pengetahuan, teknologi dan seni untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat Kabupaten Konawe dan Sulawesi Tenggara pada umumnya.

2. Melatih mahasiswa agar dapat mengidentifikasi dan menangani berbagai

permasalahan yang sesuai dengan bidang ilmu serta keahliannya masing-

masing.

Laporan Kelompok KKP-KES Desa Buntuna 5


3. Meningkatkan koordinasi dan kemitraan antara Pengurus Tinggi Swasta,

Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam mengatasi berbagai

permasalahan pembangunan.

D. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

a. Mendapatkan pengalaman dan keterampilan di bidang manajemen

pelayanan kesehatan.

b. Terpapar dengan kondisi dan pengalaman lapangan.

c. Mendapatkan pengalaman dalam menggunakan metode analisis

masalah yang tepat terhadap permasalahan manajemen pelayanan

kesehatan.

d. Mendapat bahan untuk penulisan karya ilmiah.

2. Bagi Institusi tempat Kuliah Kerja Profesi Kesehatan

a. Institusi dapat memanfaatkan tenaga terdidik dalam membantu

penyelesaian tugas-tugas yang bermasalah di unit kerja masing-masing.

b. Institusi mendapat tenaga terdidik dalam pelaksanaan dan evaluasi

program pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.

c. Institusi mendapat bantuan upaya pemecahan masalah yang dihadapi

sesuai dengan kemampuan dan disiplin ilmu yang dimiliki oleh peserta

kuliah kerja profesi kesehatan.

d. Institusi memperoleh masukan dari peserta Kuliah kerja Profesi

Kesehatan tentang masalah, potensi dan kendala dalam pelayanan

kesehatan.

Laporan Kelompok KKP-KES Desa Buntuna 6


BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI KKP

A. Sejarah Singkat Desa

Desa buntuna adalah salah satu dari 4 ( empat ) Desa yang ada di

kecamatan Baolan Kabupaten Tolitoli.

1. Buntuna adalah daratan tinggi, dimana tidak pernah terjangkau oleh banjir

atau luapan air hujan sehingga orang dahulu menyebutnya “ BUNTUNA”

2. Buntuna adalah pemakaman Raja Tolitoli ( Sultan Mohammad Syiful

Muluk Mijiddin ), dimana menurut hikayat pada saat beliau wafat

keadaaan Tolitoli sedang dalam musim penghujan sehingga dicari tempat

yang tidak terjangkau luapan air, maka pada saat masyarakat yang

mengusung jenasah beliau melintasi desa buntuna menemukan tempat

yang kering sehingga disitulah jenasah beliau dimakamkan, dan sekarang

nama beliau diabadikan menjadi nama jalan yang melintasi Desa Buntuna,

dan juga masuk dalam Cagar Budaya Kabupaten Tolitoli sama dengan

pulau lutungan yang ada dikelurahan Nalu.

Pada awalnya Buntuna merupakan salah satu dari 6 ( enam ) Dusun yang

ada diwilayah Desa Tambun, diantaraya adalah Dusun Toke, Dusun Pilado,

Dusun Bunga, Dusun Kobolungunan, Dusun Siapo dan Dusun Buntuna. Dan

pada tahun 2004 Dusun Buntuna dipecah menjadi 3 Dusun yaitu Dusun Taupa,

Dusun Tengah dan Dusun Limiongan yang nama 3 ( tiga ) Dusun ini

merupakan cikal bakal terbentuknya Desa Buntuna. Namun pada

Laporan Kelompok KKP-KES Desa Buntuna 7


perkembangannya dengan melihat kepadatan penduduk dan luas wilayah serta

untuk lebih memaksimal pelayanan terhadap masyarakat maka dari tiga dusun

tersebut dipecah kembali menjadi 5 ( lima ) Dusun hingga sekarang ini. Lima

dusun tersebut adalah Dusun Taupa, Dusun Ogomomut, Dusun Tamandayo,

Dusun Leok langgi serta Dusun Limiongan. Adapun susunan pejabat Kepala

Desa Buntuna adalah sebagai berikut :

NO NAMA PERIODE KETERANGAN

1 SUDIN SUNUSI 2007 - 2009

2 ISMAIL NAWIR, 2009 - 2011 Pjs.

S.Sos.

3 WARIS N 2011 -

LAUDING SEKARANG

1. Dusun Taupa

Dusun Taupa adalah Dusun yang pertama kita jumpai saat

memasuki Desa Buntuna dari arah barat yaitu dari arah kota Tolitoli,

Dusun yang berbatasan langsung dengan Kulurahan Tambun.

Taupa berasal dari kata Molitaupan yang berarti bertemu /

pertemuan dari dua buah bukit, dapat juga diartikan Taupa merupakan

sebuah lembah yang berada diantara dua bukit / Deretan pegunungan

yang mengitari Desa Buntuna dan pada perkembangannya nama tersebut

berubah menjadi Taupa hingga sekarang.

Laporan Kelompok KKP-KES Desa Buntuna 8


2. Dususn Ogomoomut

Menurut legenda dan cerita para pendahulu, didaerah ini pada

zaman dahulu ditumbuhi sejenis tanaman yang beraroma wangi, yang

banyak tumbuh disekitar sungai yang ada didaerah ini. Dan dikarenakan

aroma wangi dari tanaman tersebut sehingga air sungaipun berubah

menjadu wangi / harum. Sehinnga masyarakat menyebutnya Air yang

beraroma Wangi atau dalam bahasa setempat disebut Ogo Moomut.

3. Dusun Tamamdayo

Nama dusun ini diambil dari nama sebuah Gunung yang ada di

Desa Buntuna, bahkan dari puncak gunung tersebut kita dapat melihat

hampir seluruh desa / kelurahan yang ada dikecamatan baolan.

4. Dusun Leok Langgi

5. Dusun Limiongan

B. Keadaan Geografi dan Demografi

1. Keadaan Geografi

Desa Buntuna adalah salah satu Desa yang berada dalam wilayah

kecamatan Baolan Kabupaten Tolitoli yang memiliki luas ± 5.500 Ha.

Yang terdiri dari 5 ( lima ) Dusun yaitu Dusun Taupa, Dusun Ogomomut,

Dusun Tamandayo, Dusun Leok Langgi dan Dusun Limioangan dengan

batas-batas sebagai berikit :

Laporan Kelompok KKP-KES Desa Buntuna 9


NO ARAH BERBATASAN KEADAAN

DENGAN BATAS

1 Sebelah Kelurahan Nalu Puncak

Utara Pegunungan

2 Sebelah Desa Dadakitan Tugu

Timur

3 Sebelah Desa Lelean Nono Puncak

Pegunungan

4 Sebelah Kelurahan Tambun Tugu / Sungai /

Decer

Desa Kepulauan -

Desa Pantai / Pesisir -

Desa sekitar hutan 

Desa Terisolasi -

Desa berbatasan dengan Negara lain -

Desa betbatasan dengan Provinsi lain -

Desa berbatasan dengan Kabupaten -

lain

Laporan Kelompok KKP-KES Desa Buntuna 10


Jarak ke Ibu kota Kecamatan 6 KM

terdekat

Lama tempuh ke Ibu kota 1/5 Jam

kecamatan terdekat

Kendaraan umum ke Ibu kota Bus, Taxi, Dll.

kecamatan terdekat

Jarak ke Ibu kota Kabupaten 4 KM

terdekat

Lama tempuh ke Ibu Kota 1/6 Jam

Kabupaten terdekat

Keadaan umum ke Ibu Kota Bus, Taxi, Dll.

Kabupaten terdekat

Curah hujan 152,4 MM

Jumlah bulan hujan 4 bULAN

Suhu rata-rata harian 25 – 30 ºC

Ketinggian 300 – 1000 DPL

Keadaan Wilayah Berbukit

2. Keadaan Demografi

Desa Buntuna merupakan salah desa yang berada di Kecamatan

Baolan Kabupaten Tolitoli, dengan luas ± hektar. Jumlah penduduk di

Desa Pangi sekitar 1.453 jiwa, terdiri dari 535 Kepala Keluarga (KK),

terbagi atas 761 laki-laki dan 692 perempuan. Gambaran umum

menurut pencaharian adalah 70% pekebun, 15% petani, dan 10 % PNS,

Laporan Kelompok KKP-KES Desa Buntuna 11


Buruh Usaha,dan profesi lainnya. Menurut kemajemukan agama

masyarakat Desa Pangi sebagian besar agama islam, dan sebagaian

besar menganut agama kristen .

C. Status Kesehatan

Secara umum, masalah kesehatan di Desa Buntuna kurang baik. Jarak

antara jamban dan septictank yang terlalu dekat mengakibatkan kebersihan air

kurang terjaga, selain itu jarak dari rumah ke kandang peternakan hewan juga

dekat, namun kebersihan udara di desa ini cukup terjaga. Jenis penyakit yang

paling banyak diderita oleh masyarakat di desa ini adalah diare, darah tinggi,

dan demam, hal ini disebabkan karena kebanyakan dari masyarakat desa

Buntuna ini tidak menerapkan PHBS keluarga, ketidak pahaman masyarakat

tentang PHBS Rumah tangga yang menjadi faktor utama mereka tidak

menerapkan pada keluarga. Fasilitas kesehatan di desa ini masih cukup

memadai, hal ini ditunjukkan dengan jumlah ketersediaan posyandu yang

berjumlah 4 unit.. Selain itu terdapat sarana kesehatan lain berupa poskesdes

yang terletak di Desa buntuna, serta terdapat tenaga kesehatan dukun bersalin

terlatih dan bidan yang berjumlah masing-masing 1 orang. Untuk warga yang

tidak mampu dianjurkan untuk membuat SKTM (Surat Keterangan Tidak

Mampu). Dengan adanya SKTM, biaya kesehatan untuk warga yang tidak

mampu bisa gratis karena diambil dari anggaran kesehatan APBD Kabupaten

Tolitoli. Selain pembuatan SKTM, ada pula Jamkesmas (Jaminan Kesehatan

Masyarakat). Namun Jamkesmas mempunyai kendala yaitu: pemberiannya

belum merata, kurang tepat sasaran, serta pihak RT tidak dilibatkan dalam

Laporan Kelompok KKP-KES Desa Buntuna 12


pembagian Jamkesmas karena yang diutus untuk memberikan Jamkesmas

adalah kader dari puskesmas kecamatan.

D. Keadaan Sosial Ekonomi dan Budaya

1. Keadaan Sosial Ekonomi

a. Tata guna lahan dan hutan

Menurut ketua BPD jenis tata guna lahan yang ada didesa buntuna

adalah :

1) Ladang

2) Kebun sayur

3) Kebun buah-buahan

4) Kebun kelapa

5) Kebun cengkeh

6) Pembuatan batu bata

7) Hutan

b. Jenis Pekerjaan Masyarakat Desa Buntuna

1) Pembuatan batu bata

2) Berkebun

3) Ladang

4) Buruh

5) Ojek

6) PNS (Pegawai Negeri Sipil)

7) TNI (Tentara Nasional Indonesia)

8) Wiraswasta

Laporan Kelompok KKP-KES Desa Buntuna 13


2. Sosial Budaya

a. Upacara Adat

Menerut kepala desa, sekarang masih ada upacara adat yang di

laksanakan dalam acara-acara tertentu. Seperti acara perkawinan,

sunatan, penyambutan hari-hari besar keagamaan.

b. Jenis Jenis Suku yang Ada Di Desa Buntuna

1) Suku tolitoli

2) Suku dondo

3) Suku selayar

4) Suku bugis

5) Suku jawa

6) Suku gorontalo

7) Suku minahasa

8) Suku mandar

c. Agama yang Ada Di Desa Buntuna

1) Agama islam

2) Agama kristen

E. Fasilitas Umum yang Tersedia

Fasilitas umum yang ada di Desa Buntuna

1. Fasilitas Ibadah :

a. 6 Mesjid terletak di dusun I, dusun II, dusun III, dusun IV, dan di

dusun V

b. 1 gereja yang terletak di dusun 1

Laporan Kelompok KKP-KES Desa Buntuna 14


2. Fasilitas Kesehatan :

a. 1 Poskesdes terletak di dusun IV

b. 4 Posyandu terletak di dusun I, dusun II, dusun III, dusun V

3. Fasilitas Pendidikan :

a. 1 TK terletak di dusun V

b. 2 SD terletak di dusun IV dan dusun V

c. 1 SMP terletak di dusun I

d. 1 MTs. Didusun III

e. 1 Madrasah Aliyah di dusun III

Laporan Kelompok KKP-KES Desa Buntuna 15


BAB III

PROGRAM, HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Program

1. Melakkan observasi lokasi KKP-Kes.


2. Melakuka pelayanan kesehatan di puskesmas.
3. Melakukan penyuluhan tentang badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS)
4. Melakukan sosialisasi tentang pentingnya berkunjung ke posyandu.
5. Melakukan ssosialisasi tentang gizi kurang.
6. Melakukan penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
disekolah dasar.
7. Melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba.
8. Melakukan sosialisasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada
tatanan
9. Melakukan sosialisasi tentang penyakit DBD.
10. Pembuatan papan identitas posyandu.
11. Pembuatan papan informasi.
12. Melakukan pembagian abate
B. Hasil

Berdasarkan program maka dilakukan kegiatan berupa:

1. Kegiatan Non Fisik:

a. Obsevasi

b. Pelayanan Kesehatan

c. Penyuluhan tentang badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS)

d. Sosialisasi tentang pentingnya berkunjung ke posyandu.

e. Sosialisasi tentang gizi kurang.

Laporan Kelompok KKP-KES Desa Buntuna 16


f. Penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) disekolah

dasar.

g. Penyuluhan tentang bahaya narkoba.

h. Sosialisasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada tatanan

i. Sosialisasi tentang penyakit DBD.

2. Kegiatan Fisik:

a. Baksos

b. Pembuatan rambu lalu lintas

c. Pengecetan posyandu

d. Pembuatan papan identitas posyandu

C. Pembahasan

1. Melakukan observasi lokasi KKP-Kes.


Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan

pengamatan langsung terhadap suatu obyek dalam suatu priode tertentu dan

mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang

diamati. Pada awal KKP-Kes di wajibkan melakukan observasi guna untuk

mengenali lingkungan tempat KKP-Kes, observasi dilakukan selama 7 hari

yaitu pada tanggal senin 26 januari 2015 sampai 01 februari 2015.

Laporan Kelompok KKP-KES Desa Buntuna 17


2. Melakuka pelayanan kesehatan di puskesmas.
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang dilakukan sendiri

atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta

memulihkan kesahatan perorangan, keluarga, kelompok ataupun

masyarakat. Selama KKP-Kes mahasiswa diwajibkan melakukan pelayanan

di puskesmas guna menambah pengalaman mahasiswa dalam bekerja

dipelayanan kesehatan. Pelayanan dilakukan pada hari senin 26 januari

2015 sampai dengan kamis 26 maret 2015 dipuskesmas baolan, pelayanan

dilakukan oleh setiap perwakilan dari posko diwilayah kerja puskesmas.

3. Melakukan penyuluhan tentang badan penyelenggara jaminan sosial


(BPJS).
Penyuluhan tentang BPJS dilakukan di kantor desa buntuna oleh

kepala kantor BPJS kabupaten tolitoli pada sabtu 07 februari 2015.

Penyuluhan ini dihadiri oleh sebagian warga desa buntuna dan aparat-aparat

desa serta ibu PKK dan jumlah pesrta yang hadir adalah 31 orang.

Penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat

tentang BPJS sehingga masyarakat mau memamfaatkan program

pemerintah ini dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Adapun isi dari penyuluhan tentang BPJS ini adalah :

a. Menjelaskan materi tentang BPJS diantaranya :

1) Pengertian jaminan kesehatan.

2) Pengertian BPJS kesehatan

3) iuran jaminan kesehatan

Laporan Kelompok KKP-KES Desa Buntuna 18


4) sistem jaminan sosial nasional

5) peserta jaminan kesehatan

6) mekanisme pendaftaran sebagai peserta BPJS

7) Mamfaat Jaminan Kesehatan

8) Pelayanan kesehatan yang dijamin

9) Mamfaat akomodasi

b. Membuka sesi pertanyaan untuk memberikan kesempatan

masyarakat untuk bertanya apabila ada yang kurang jelas dari materi

yang telah disampaikan oleh pemateri.

c. Penutupan

4. Melakukan sosialisasi tentang pentingnya berkunjung ke posyandu.

Sosialisasi ini dilakukan kerumah-rumah warga didesa buntuna

selama 1 minggu yaitu dari 23 februari 2015 sampai dengan 01 maret 2015.

Sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat

tentang pentingnya berkunjung keposyandu. Agar mereka mampu dan mau

membawa anak-anaknya ke posyandu sehingga terhindar dari berbagai

penyakit.

Adapun isi sosialisasi yang dilakukan adalah :

a. Menjelaskan materi tentang pentingnya berkunjung keposyandu

diantaranya :

1) Pengertian posyandu

2) Tujuan penyelenggaraan posyandu

3) Sasaran dalam pelayanan kesehatan posyandu

Laporan Kelompok KKP-KES Desa Buntuna 19


4) Kegiatan kegiatan posyandu

5) Imunisasi dasar lengkap

6) Mamfaat berkunjung keposyandu

b. Setiap kegiatan sosialisasi akan diberikan kesempatan kepada

masyarakat untuk bertanya tentang materi sosialisasi yang disampaikan.

c. Penutupan

5. Melakukan sosialisasi tentang gizi kurang.

Penyuluhan tenang gizi kurang dilakukan pada tanggal 16 februari

2015 sampai dengan tanggal 22 februari 2015. Kegiatan ini diakukan guna

meningkatkan pegetahuan masyarakat tentang gizi kurang.ada pun materi-

maeri yang kami sampaikan pada penyuluhan ini adalah sebagai berikut :

1. Menjelaskan pegertian gizi kurang

2. Tanda-tanda gizi kurang

3. Gejala gizi kurang

4. Akibat gizi kurang

5. Cara menangani gizi kurang

6. Pencegahan gizi kurang

6. Melakukan penyuluhan kesehatan tentang PHBS Sekolah

Penyuluhan kesehatan tentang PHBS sekolah dilakukan di SDN 05

tambun pada hari selasa 10 Februari 2015 dan SDN 02 tambun pada hari 14

februari 2015. Penyuluhan ini dihadiri oleh siswa-siswi kelas 3,4,5, dan 6.

Jumlah peserta yang hadir kurang lebih 100 orang. Penyuluhan PHBS ini

dilakukan dengan tujuan meningkatkan pengetahuan siswa-siswi tentang PHBS

Laporan Kelompok KKP-KES Desa Buntuna 20


sekolah dasar sehingga dapat meningkatkan kesehatan anak sekolah yang ada

di desa buntuna.

Adapun isi penyuluhan PHBS sekolah yang dilakukan adalah:

a. Menjelaskan 8 cara hidup bersih dan sehat di sekolah, yakni:

1) Mencuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun

2) Mengkosumsi jajanan sehat di kantin sekolah

3) Membuang sampah pada tematnya

4) Olah raga yang teratur dan terukur

5) Mengukur tinggi badan dan menimbang berat badan

6) Bebeaskan dirimu dari asap rokok

7) Memberantas jentik nyamuk

8) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat

b. Membuka sesi pertanyaan terkait dengan topik yang di berikan

c. Memberikan door price bagi peserta yang dapat menjawab pertanyaan

d. Penutupan

7. Melakukan penyuluhan kesehatan tentang Bahaya Narkoba

Penyuluhan tentang bahaya narkoba dilakukan di MTs Madinatul

Khairat, MA Madinatul Kharat dan remaja mesjid desa buntuna. Penyuluhan

ini dilaksanakan pada kamis 12 Febrari 2015 di gedung sekolah MTs dan MA

Madinatu Khairat. Penyuluhan ini dilakukan mengingat semakin meningkatnya

penggunaan narkoba di kalangan remaja. Peningkatan ini terjadi karena kaum

remaja tidak mengetahui dampak bahaya dari narkoba bagi kesehatan mereka

Laporan Kelompok KKP-KES Desa Buntuna 21


sehingga pada penyuluhan ini kami menjelaskan dampak narkoba bagi

kesehatan.

Adapun isi penyuluhan yang kami sampaikan antara lain:

a. Adapun materi sosialisasi yang kami lakukan adalah :

1) Pengertian narkoba

2) Pengenalan jenis-jenis narkoba

3) Penjelasan tentang dampak narkoba bagi kesehatan

4) Tips agar terhindar dari narkoba

b. Sesi tanya jawab

c. Penutupan

8. Melakukan sosialisasi tentang PHBS pada tatanan rumah tangga.

Sosialisasi kesehatan tentang keluarga berPHBS dilakukan di rumah ke

rumah, dan membuat perkumpulan di rumah salah satu warga, sosialiisasi ini

dilakukan pada hari 01 maret 2015 sampai dengan 07 maret 2015. sosialisasi

ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang

PHBS pada tatanan rumah tangga sehingga dapat meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat yang ada di desa buntuna

Adapun isi dari sosialisasi tentang PHBS pada tatanan rumah tangga

yang dilakukan adalah:

a. Menjelaskan 10 cara hidup bersih dan sehat di rumah tangga, yakni

1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

2) Memberi bayi ASI Eksklusif

3) Menimbang Balita setiap bulan

Laporan Kelompok KKP-KES Desa Buntuna 22


4) Menggunakan Air Bersih

5) Mencuci tangan pakai sabun

6) Gunakan Jamban Sehat

7) Memberantas jentik di rumah sekali seminggu

8) Makan buah dan sayur setiap hari

9) Melakukan aktifitas fisik setiap hari

10) Tidak merokok di dalam rumah

b. Membuka sesi pertanyaan terkait dengan topic yang di berikan

c. Penutupan

9. Melakukan sosialisasi tentang penyakit DBD.


Sosialisasi tentang pencegahan penyakit DBD ini dilakukan dengan

berkunjung kerumah-rumah warga dan dilaksanakan pada hari senin 08 maret

2015 sampai dengan 14 maret 2015. Sosialisasi ini dilakukan agar masyarakat

desa buntuna mengatahui cara pencegahan penyakit DBD, sehingga dapat

meminimalisir terjadinya penyakit DBD.

a. Adapun isi penyuluhan yang kami sampaikan antara lain :

1) Pengertian penyakit DBD

2) Gejala penyakit DBD

3) Ciri nyamuk penyebab DBD

4) Pencegahan BDB

b. Membuka sesi tanya jawab agar masyarakat memiliki kesempatan untuk

bertanya.

c. Penutupan.

10. Melakukan pembuatan papan identitas posyandu.

Laporan Kelompok KKP-KES Desa Buntuna 23


Pembuatan papan identitas posyandu difokuskan di dusun

lameongan desa buntuna yaitu posyanu kamboja, yang dilaksanakan pada

hari senin 09 maret 2015 sampai dengan minggu 15 maret 2015. Dalam

pembuatan papan identitas posyandu ini, semua alat dan bahan disiapkan

oleh kapala dusun lameongan dan bantuan tenaga dari beberapa warga

setempat. Pembuatan papan identitas posyandu ini bertujuan agar posyandu

yang ada didusun lameongan tersebut memiliki identitas sehingga mudah

diketahui oleh petugas kesehatan yang datang dan masyarakat yang datang

berkunjung.

11. Melakukan pembuatan papan informasi.

Pembuatan papan informasi dilaksanakan pada hari senin 16 maret

2015 sampai dengan minggu 22 maret 2015. Biaya yang digunakan dalam

pembuatan papan informasi ini adalah biaya dari desa dan pembuatannya

dilakukan oleh mahasiswa dan warga desa buntuna.

12. Melakukan pembagian abate.

Berdasarkan data dari puskesmas bolan terjadi 6 kasus DBD di desa

buntuna oleh sebab itu kami melukukan kegiatan pembagian abate guna

meminimalisir terjadinya penyebaran penyakit DBD. Dalam melaksanakan

kegiatan ini mahasiswa di dampingi oleh petugas kesehatan dari puskesmas

Baolan. Kegiatan ini dilakukan pada hari senin 23 maret 2015 sampai

dengan 26 maret 2015.

Laporan Kelompok KKP-KES Desa Buntuna 24


D. Faktor Pendukung dan Penghambat

1. Faktor Pendukung

Adapun faktor yang menjadi pendukung bagi kami selama pelaksanaan

KKP-Kes di Desa Buntuna Kecamatan Baolan Kabupaten Tolitoli adalah

sebagai berikut:

a. Aparat desa dan masyarakat mau menerima kehadiran mahasiswa

KKP-Kes dengan rasa penuh kekeluargaan.

b. Terciptanya hubungan kerja sama yang baik antar pihak pemerintah

desa, tokoh-tokoh masyarakat, karang taruna dan masyarakat itu

sendiri dengan peserta KKP-Kes.

c. Adanya kemauan masyarakat untuk merubah kehidupan kearah

yang lebih baik.

d. Adanya beberapa sarana dan prasarana yang dapat dimanfaatkan.

2. Faktor Penghambat

Adapun yang menjadi faktor penghambat yang kami temui selama

pelaksanaan KKP-Kes di Desa Buntuna Kecamatan Baolan Kabupaten

Tolitoli adalah sebagai berikut:

a. Banyaknya kesibukan yang dihadapi oleh masyarakat dalam

memenuhi kebutuhan rumah tangganya, sehingga terkadang

sebagian besar masyarakat tidak mengikuti kegiatan-kegiatan yang

dilakukan peserta KKP-Kes.

b. Kurangnya dana yang tersedia baik dari pihak pemerintah desa

maupun dari pihak swadaya masyarakat untuk mengadakan

Laporan Kelompok KKP-KES Desa Buntuna 25


kebutuhan yang diperlukan dalam program pembangunan di desa

Buntuna

c. Cuaca yang kadang menghambat terlaksnanya kegiatan.

Laporan Kelompok KKP-KES Desa Buntuna 26


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada laporan ini yaitu:

1. Mahasiswa mampu menerapkan ilmu pengetahuan teknologi dan seni untuk

meningkatkan kesejahteraan kesehatan Kelurahan Tambun.

2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menangani berbagai permasalahan

yang sesuai dengan bidang ilmu serta keahlian masing-masing.

3. Mahasiswa mampu meningkatkan koordinasi dan kemitraan antara pengurus

tinggi swasta, pemerintah daerah dan masyarakat dalam mengatasi berbagai

maslah pembangunan.

B. Saran

Pada laporan ini adapun saran-saran kami tujukan kepada:

1. Pihak Instansi

Diharapkan peranannya dalam membantu menyukseskan setiap

program-program kesehatan dalam rangka memotivasi masyarakat untuk

turut berperan aktif dalam menjaga kesehatan serta membantu mahasiswa

dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

2. Pihak Puskesmas

Diharapakan meningkatakan kerjasama yang baik antara petugas

kesehatan dengan masyarakat untuk mencegah dan menanggulangi masalah

Laporan Kelompok KKP-KES Desa Buntuna 27


kesehatan yang ada. Melakukan kegiatan penyuluhan tentang kesehatan

lingkungan lebih ditingkatkan lagi, agar dapat meminimalisasi terjadinya

penyakit yang bersumber dari lingkungan

3. Pihak Mahasiswa

Diharapkan mampu merencanakan program atau tindakan yang harus

dilakukan dan dapat menganalisis atau menentukan prioritas masalah

kesehatan dalam masyarakat serta dapat menjalin hubungan baik dalam

interaksi langsung dengan masyarakat.

4. Pihak Masyarakat

Diharapkan adanaya dukungan dan partisipasi dari masyarakat dalam

pelaksanaan program kegiatan yang telah dilaksanakan bersama-sama dengan

Mahasiswa, agar mencapai tujuan yang diinginkan.

Laporan Kelompok KKP-KES Desa Buntuna 28

Anda mungkin juga menyukai