Proposal Praktek Hna1c
Proposal Praktek Hna1c
Uji Motilitas :
a. Teteskan air mani sebanyak 1 tetes yang sudah mencair di
atas objective glass dan tutup dengan cover glass
b. Pemeriksaan dilakukan dengan lensa objektif 40 X
c. Perhatikan berapa % spermatozoa yang bergerak aktif dan
hitung pula waktu yang sudah berlalu sejak saat ejakulasi,
karena semakin banyak waktu lewat semakin berkurang motilitas
spermatozoa berkurangnya motolitas banyak dipengaruhi oleh cara
menyimpan sampel
d. Campurlah sedikit air mani dengan larutan Eosin 0,5% dalam air,
untuk membeda-kan spermatozoa yang tidak bergerak aktif dari yang
mati. Untuk spermatozoa yang mati akan memberi warna kemerah-
merahan dan yang non-aktif saja tidak berwarna
Jumlah Spermatozoa
a. Menghitung spermatozoa dengan menggunakan kamar hitung
Improved Neubauer dan teteskanlah air mani dengan pipet leukosit
b. Untuk mengencerkan dapat digunakan aquadestilata, isilah pipet
leukosit dengan air mani yang sudah mencair dengan aquadest
sampai garis bertanda 0,5 dan kemudian aquadest sampai garis
bertanda 11
c. Hitunglah spermatozoa dalam kamar hitung Improved Neubauer pada
permukaan seluas 1 mm2 Jumlah yang dihitung dikalikan 200.000
untuk mendapatkan jumlah spermatozoa dalam 1 ml mani
d. Pemeriksaan jumlah spermatozoa perlu disarankan untuk dilakukan
hitung ulang pada lain waktu karena kualitas air mani seseorang akan
berbeda-beda dari satu waktu ke waktu yang lain
MorfologI
a. Buatlah apusan air mani seperti membuat apusan darah tepi biarkan
mengering pada hawa udara
b. Periksalah morfologi spermatozoa dengan perbesaran 100 X
menggunakan minyak Imersi (kepala dan ekor spermatozoa)
c. Hitung % kelainan (abnormal) bentuk kepala (terlalu besar, terlalu
kecil, terlalu memanjang, inti terpecah dsb) dan bentuk ekor (tidak ada
ekor, ada dua ekor, ekor amat pendek dsb)
Jumlah Leukosit
a. Hitunglah Leukosit yang ditemukan dalam kamar hitung Improved
Neubauer seperti hitung sel leukosit pada sediaan darah dan catat
jumlah leukositnya
Daftar Referensi
1. World Health Organization (2011) WHO Masalah Infertilitas. WHO
Http://Www.Who.Int. (21 Januari 2017)
2. Tirtosastro S, Murdiyatu AS. Kandungan kimia tembakau dan rokok.
Buletin Tanaman Tembakau. 2010;2(1):33-43.
3. Wiknjosastro, Hanifs : Sarwono.(2011). Ilmu Kebidanan. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
4. Wein et al., eds 2012. Campbel-Walsh Urology. Tenth Edition. USA:
Elsevier Sauders, hh. 1287-1323.
5. Tirtosastro S, Murdiyatu AS. Kandungan kimia tembakau dan rokok.
Buletin Tanaman Tembakau. 2010;2(1):33-43.
6. Geneser f. 1994.histologi dan Biologi Sel. (alih bahasa : Arifin
Gunawijya) Binarupa Aksar. Jakarta.
7. Ganong, william F, 2003. Fisiologi saraf & Sel Otot. Dalam H. M.
Djauhari Widjajakusumah: Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20.
Jakarta: EGC
8. Siauw, I Soen, 1994, Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) ,Dabara
Publishes, Solo.)