Anda di halaman 1dari 12

0

KOMPOSTER
SISTIM SEMI AN AEROBIK
1

FORMULIR PENCALONAN PESERTA KOMPETISI


KARYA INOVASI IPTEK TAHUN 2016

PENGUSUL
Nama (lengkap) Tri Ernita, ST. MP
Lembaga / Instansi Sekolah Tinggi Teknologi Industri Padang
Jabatan Pembantu Ketua I. STTIND Padang

Dengan ini kami merekomendasikan/mengusulkan nama tersebut dibawah ini untuk


dicalonkan sebagai peserta KOMPETISI KARYA INOVASI IPTEK TAHUN 2016

Nama Calon Peserta KOMPETISI KARYA INOVASI IPTEK


Nama (lengkap) Hendri Sawir, ST.Msi
Jenis Kelamin Laki-laki
Pekerjaan/ Pendidikan Staf Pengajar STTIND Padang/ S2 Lingkungan
Alamat Jl. Prof. Dr. Hamka No. 121 Tabing Padang
Telp/Fax (HP) 0751-7054350 / Fax. 0751.443000
(Hp. 081374014183)
Karya yang diusulkan Komposter Sistim Semi An Aerobik

Padang, 11 Mei 2016


Pengusul,

Tri Ernita, ST. MP


NIDN. 1028027801

KOMPOSTER SISTIM SEMI AN AEROBIK


2

1. Latar Belakang Penemuan Alat


Masalah sampah perkotaan merupakan masalah yang selalu hangat
dibicarakan baik di Indonesia maupun kota-kota di dunia, karena hampir semua
kota menghadapi masalah persampahan. Kota Padang sebagai kota yang
berpenduduk terbanyak di Sumatera Barat pastinya juga memproduksi sampah
paling banyak. Saat ini sampah di kota Padang setiap harinya mencapai 500 ton
perhari, yang bisa terangkut ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) hanya 70
persen saja (Irwansyah, 2014).
Meningkatnya pembangunan kota, penambahan penduduk, tingkat aktivitas
dan tingkat sosial ekonomi masyarakat, diiringi dengan meningkatnya jumlah
timbulan sampah dari hari ke hari serta sarana dan prasarana pemerintah yang
terbatas akan menambah permasalahan sampah yang semakin kompleks. Terlebih
lagi dengan masa krisis yang melanda Indonesia saat ini.
Dari hasil evaluasi kebersihan kota Padang bahwa tidak seluruh sampah
dapat diangkut oleh kendaraan pengangkut sampah untuk dibuang ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA). Hal ini disebabkan masih terbatasnya sarana dan
prasarana yang dipunyai oleh Pemerintah Daerah, sehingga pada beberapa
wilayah atau kawasan masih tampak sampah berceceran tidak terangkut yang
apabila dibiarkan akan menimbulkan berbagai dampak negatif baik dari segi
lingkungan, kebersihan, dan pada akhirnya berpengaruh pada kesehatan
masyarakat. Dilain pihak lahan untuk pembuangan akhir sampah diperkotaan
semakin terbatas dan semakin mahal, khususnya untuk wilayah perkotaan.
Dengan demikian diperlukan suatu upaya terobosan pengelolaan sampah dalam
rangka meningkatkan efesiensi dan pengurangan sampah semaksimal mungkin
melalui pengelolaan sampah secara terpadu.
Dalam pengelolaan sampah secara terpadu sesuai dengan visi kota yang
berkelanjutan, manajemen persampahan yang terintegrasi akan mencakup
klasifikasi sampah ke dalam organik dan non-organik, beracun dan tidak beracun,
limbah buangan, limbah daur ulang dan kompos, dengan penekanan utama
opersionalisasi prinsip-prinsip reduce, reuse, dan recycle (3R). Pengomposan
adalah salah satu cara untuk penanganan sampah organik. Pengomposan sudah
banyak dilakukan atau banyak dibicarakan dan direncanakan untuk dilakukan
namun baru terlaksana dalam jumlah yang sangat terbatas. Berbagai bentuk
teknologi pengomposan yang berhubungan dengan sistim pengelolaan sampah
organik telah banyak dilakukan seperti ; dengan sistim aerobik atau sistim terbuka,
3

juga sistim an aerobik atau sistim tertutup. Di perkotaan pengelolaan sampah


organik lebih banyak dilakukan dengan sistim tertutup dengan berbagai tipe
komposter seperti rotari kiln, sistim putaran vertikal horizontal, sistim tabung
(kentong) dan lain-lain. Dari sistim diatas masih ada kelemahan-kelemahan dalam
sistim penangananya seperti; harus dilakukan pembalikan (pengadukan) atau
harus diputar. Dengan demikian untuk mengatasi kelemahan tersebut perlu ada
inovasi yang dapat memberikan solusinya, maka dibuatlah jenis komposter yang
lebih praktis dalam penangananya yaitu : Komposter sistim semi an aerobik.

2. Manfaat Karya Inovasi Teknologi


Inovasi Komposter sistim semi an aerobik ini bertujuan untuk menjadikan
sampah organik menjadi pupuk kompos dengan cara yang mudah, bersih, tidak
berbau dan lebih praktis tanpa perlu dibalikkan dalam penangananya.
Berkurangnya timbulan sampah organik tersebut, pasti akan berdampak
positif terutama terhadap lingkungan seperti, berkurangnya pencemaran terhadap
air atau tanah. Ketika sampah organik tersebut dijadikan pupuk kompos, tentu
akan mempunyai nilai jual. Produk yang telah mempunyai nilai jual tentu akan
menguntungkan kepada dunia usaha, masyarakat serta secara langsung akan
meningkatkan pendapatan Daerah. Ditambah lagi apabila teknologi ini dijadikan
salah satu bagian dari kegiatan usaha Bank Sampah yang akhir-akhir ini sangat
jadi perhatian Pemerintah.

3. Metodologi
Metode mengolah sampah organik dengan komposter sistim semi an
aerobik ini, dapat dilakukan berdasarkan kapasitas yang diinginkan seperti yang
terdapat dalam gambar 1, dengan metode sebagai berikut :
Metoda Semi Anaerobik ini dalam pelaksanaannya dapat menggunakan
kontainer berupa apa saja, silo, kentong atau drum khusus dibuat untuk
pengomposan sampah organik, dengan mempergunakan bioaktivator EM-4 atau
MOL dengan kapasitas seperti 2000 Kg.

Alat-alat yang diperlukan antara lain :


– Tempat pembuatan kompos, sebaiknya ada naungan.
– Sekop,
4

– Cangkul garpu
– Ember
– Termometer
– Timbangan
– Parang/pisau

Gambar 1. Metode mengolah sampah organik

Bahan-bahan yang diperlukan :


– Sampah organik basah/kering = 800 Kg
– Serbuk gergaji / limbah serutan kayu = 200 Kg
5

– Dedak = 200 Kg
– Kotoran ternak sapi/ayam/kambing dll = 200 Kg
– Tanah humus (Cacing) = 500 Kg
– Kapur (dolomite) = 100 Kg
= 2.000 Kg

Cara Kerja
• bahan sebaiknya harus dicincang dengan ukuran 4 – 5 cm.
• Susun kompos berdasarkan ketersediaan bahan baku. Yang paling bawah
tanah humus(cacing) sebagai alas, kemudian diikuti dengan bahan yang
mangandung karbon tinggi seperti serbuk gergaji, & dedak. Selanjutnya di
atas bahan tadi susun kotoran ternak seperti kotoran sapi, kambing, ayam.
Lapisan berikutnya adalah daun hijauan/ sampah organik, di taburi kapur,
dan ditutupi kembali dengan tanah humus (cacing), kemudian diberi
Bioaktivator EM-4 atau MOL.

4. Bentuk Karya Inovasi Iptek


Bentuk teknologi dan keterangan komponen prototipe Komposter sistim
semi an aerobik tersebut dapat di lihat dalam Gambar 2. Seperti yang terlihat pada
di bawah ini.

Gambar. 2. Bentuk teknologi dan keterangan komponen


Komposter sistim semi an aerobik
Aplikasi teknologi komposter sistim semi an aerobik tersebut dapat di lihat dalam
Gambar 3, sebagai berikut :
6
7

Gambar 3. Aplikasi teknologi komposter sistim semi an aerobik

Keunikan Komposter sistem semi an aerobik :


• Dalam sistim ini dapat mempergunakan kontainer berupa apa saja, dapat
silo, kentong atau drum khusus. Karena sistim ini dibatasi oleh struktur
container dan dilengkapi dengan pipa-pipa oksigen yang di rancang
sedemikian rupa sehingga sistim ini baik digunakan untuk mengurangi
pengaruh bau yang tidak sedap seperti bau sampah.
• Pada sistim semi anaerbik pengaturan udara bekerja secara alami. Sistim
ini memiliki pintu pemasukan bahan kompos dan pintu pengeluaran kompos
jadi yang berbeda
• Pengomposan yang cepat dapat terjadi dalam kondisi yang cukup oksigen
(aerob). Aerasi secara alami akan terjadi pada saat terjadi peningkatan suhu
yang menyebabkan udara hangat keluar dan udara yang lebih dingin masuk
ke dalam tumpukan kompos melalui pipa-pipa. Aerasi ditentukan oleh
porositas dan kandungan air bahan (kelembaban). Apabila aerasi
terhambat, maka akan terjadi proses anaerob yang akan menghasilkan bau
yang tidak sedap. Aerasi dapat ditingkatkan dengan adanya lobang-lobang
udara yang ada pada pipa-pipa. Sehingga tidak perlu melakukan
pembalikan atau mengalirkan udara di dalam tumpukan kompos.

5. Biaya Produksi Karya Inovasi Iptek


8

Untuk mengetahui nilai ekonomi pembuatan komposter sistim semi an


aerobik tersebut, dilakukan penghitungan semua biaya yang dikeluarkan.
Perhitungan semua biaya tersebut tujuannya adalah untuk mengetahui jumlah
keuntungan yang diperoleh apabila dilakukan produksi komposter sistim semi an
aerobik. Pada contoh perhitungan, dihitung biaya dan keuntungan dalam
memproduksi komposter sistim semi an aerobik dengan kapasitas 2000 Kg atau
setara dengan 40 KK. Contoh Perhitungan dapat dilihat dalam Tabel 1.
Tabel 1. Biaya produksi untuk pembuatan Komposter sistim semi an aerobik
No Uraian Jumlah Jumlah Rp
1 Konstruksi Komposter 1 unit 2.500.000
2 Bahan pintu Penutup 1 pkt 2.000.000
3 Pipa oksigen 1 pkt 500.000
4 Besi Tangga 1 pkt 500.000
5 Mata bor 1 pkt 150.000
6 Bahan fisher 1 pkt 200.000
7 Kawat las 1 pkt 200.000
8 Mata potong 1 pkt 150.000
9 Cat 1 klg 200.000
10 Bioaktifator 1 pkt 500.000
11 Termometer 1 pkt 150.000
12 Bangunan pelindung 1 pkt 3.000.000
13 Masker 1 pkt 50.000
14 Lem PVC 1 pkt 100.000
Jumlah 10.200.000
B Operasional pembuatan Alat
1 Bahan untuk 1 buah alat 1 unit 10.200.000
2 Ongkos bengkel 1 pkt 3.000.000
Jumlah 13.200.000
C Produksi/penjualan Alat
1 Produksi 1 alat 1 bh 20.000.000
1 buah harga Rp. 20.000.000,-
2 Modal alat 13.200.000
Keuntungan alat 6.800.000
B/C Ratio produksi Alat/ Heater Injeksi Biji Plastik : 1,51 (menguntungkan)
Berdasarkan perhitungan biaya tersebut, bahan baku komposter sistim
semi an aerobik untuk 1 unit dengan kapasitas lebih kurang 2000kg, dibutuhkan
biaya Rp.10.200.000, kemudian disamping itu ongkos bengkel dinilai
Rp.3.000.000,- per unit. Untuk melihat keuntungan yang diperoleh dari produk
komposter sistim semi an aerobik tersebut dinilai dalam bentuk harga yang layak.
9

Nilai harga komposter sistim semi an aerobik adalah Rp.20.000.000,- per unit.
Dalam perhitungan biaya komposter sistim semi an aerobik ini ditampilkan nilai-
nilai sesuai dengan kondisi saat ini. Dengan demikian keuntungan yang diperoleh
dalam memproduksi komposter sistim semi an aerobik tersebut untuk satu unit
adalah Rp. 6.800.000,- dengan B / C Ratio adalah: 1,51 jadi menguntungkan.

a. Biaya operasional
Biaya operasional dinilai dari ketika komposter sistim semi an aerobik
tersebut dioperasionalkan sesuai dengan kapasitasnya yaitu : komposter sistim
semi an aerobik dengan kapasitas 2000 kg ini akan menghasilkan pupuk setelah
14 hari dan akan panen setiap hari berdasarkan jumlah sampah organik yang
dimasukkan kedalam komposter. Seandainya sampah yang dikomposkan dari 40
KK sebanyak 120 Kg/hari maka, akan menjadi pupuk lebih kurang sebanyak 50%
jadi akan diperoleh pupuk kompos sebanyak 60 Kg setiap hari. Seandainya harga
pupuk kompos 1 Kg dinilai 15.000/Kg maka : 60 Kg X Rp. 15.000,- = Rp.
900.000,-/hari. Ketika dihitung untuk satu bulan maka Rp.900.000 x 30 =
Rp.27.000.000,-. Penyusutan alat adalah ketika alat dihitung selama 2 tahun
(20.000.000/720 = Rp. 27.777,78). Berdasarkan perhitungan biaya operasional
tersebut, maka nilai jual Rp.27.000.000,- akan dikurangkan dengan penyusutan
alat + upah petugas sampah + dan lain-lain 10% adalah : Rp. (27.000.000 -
27.777,78 – 3.000.000 – 2.700.000) = Rp.21.272.222,22,- maka keuntungan yang
diperoleh adalah Rp. 21.272.222,22,- (sangat menguntungkan)

b. Analisa nilai sosial dan atau lingkungan dan atau ekologi.


Berdasarkan komposisi sampah yang dihasilkan lebih kurang 50% adalah
sampah organik. Sampah ini masih merupakan sampah yang kebanyakan
memenuhi saluran air sehingga jadi penyebab banjir dan bersarangnya berbagai
penyakit dan pencemaran tanah. Apabila sampah organik tersebut dikelola dan
dijadikan dalam bentuk pupuk kompos, tentu akan dapat merobah suasana
lingkungan, yaitu tidak ada lagi sampah jenis ini berserakkan dilingkungan. Ketika
sampah organik ini sudah termanfaatkan secara otomatis akan punya nilai
ekonomis. Ketika nilai ekonomis sudah ada secara otomatis masyarakat akan
berusaha untuk mengumpulkan sampah dan mengolahnya menjadi pupuk dan
10

dapat dijual. Dengan demikian tidak ada lagi sampah berserakan di lingkungan
terutama di perkotaan.

6. Hasil/Output Alat
Manfaat inovasi
a. Manfaat secara pribadi sampah telah dapat diolah di sumbernya dengan
cara yang lebih praktis dan tidak menggunakan tempat ruang yang banyak.
Membuat pupuk kompos dari sampah organik yang berasal dari rumah tangga
dengan menggunakan komposter sistim an aerobik memberikan banyak sekali
keuntungan, disamping memperoleh pupuk yang dapat dijual, lingkungan jadi
bersih dan sehat.
b. Manfaat terhadap lingkungan, komposter sistim an aerobik merupakan
alat yang dapat menjadikan sampah organik menjadi pupuk kompos. Pembuatan
pupuk kompos dengan bahan baku sampah rumah tangga organik merupakan
teknologi yang ramah lingkungan, sederhana dan menghasilkan produk akhir yang
sangat berguna terutama sebagai pupuk untuk tanaman dengan kualitas yang
sangat baik.
Berdasarkan komposisi timbulan sampah lebih kurang 50% sampah organik
yang dapat dijadikan untuk pupuk kompos. Apabila hal ini dapat direalisasikan
sudah tentu dapat membantu dalam upaya pengelolaan sampah terutama di
perkotaan, seperti :
1. Memperpanjang umur tempat pembuangan akhir (TPA), karena semakin
banyak sampah yang dapat termanfatkan untuk pupuk.
2. Meningkatkan efisiensi biaya pengangkutan sampah, disebabkan jumlah
sampah yang diangkut ke TPA semakin berkurang.
3. Meningkatkan kondisi sanitasi di perkotaan.
Semakin banyak sampah organik yang dijadikan pupuk, diharapkan
semakin sedikit pula masalah kesehatan lingkungan masyarakat yang timbul.
c. Manfaat terhadap kelompok yang mengelola sampah organik tentu akan
memperoleh keuntungan secara ekonomi, terutama diproduksi dalam jumlah yang
banyak.
d. Manfaat terhadap perusahaan yang mengelola sampah organik ini tentu
akan lebih besar lagi, karena perusahaan memiliki modal yang besar akan
11

memperoleh keuntungan yang besar pula ketika melakukan pengolahan sampah


organik ini.

Anda mungkin juga menyukai