KAJIAN PUSTAKA
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
Tahun 2003; PP No. 19 Tahun 2005). Dalam suatu sistem pendidikan, kurikulum
memiliki sifat dinamis serta harus selalu dilakukan perubahan dan pengembangan,
survei dari “Trends in International Math and Science” tahun 2007 yang
peserta didik Korea dapat mencapai 71 persen. Data lain diungkapkan oleh
peserta PISA. Berdasarkan hasil dari kedua survei tersebut dapat disimpulkan
2013: 60). Di samping itu, perlunya perubahan kurikulum juga disebabkan karena
antaranya kompetensi guru dan sarana dan prasarana yang masih terbatas, serta
11
12
Secara umum, proses pembelajaran yang dilakukan dimulai dari KI-3 dan
KI-4, sedangkan KI-1 dan KI-2 merupakan dampak yang diharapkan muncul dari
agama dan akhlak mulia dapat memberikan contoh, keteladanan, dan pembiasaan
peserta didik. Winkel (1991) yang dikutip oleh Siregar dan Nara (2011),
yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa. Sementara Gagne (1985)
yang juga dikutip oleh Siregar dan Nara (2011), mendefinisikan pembelajaran
bahwa pembelajaran merupakan upaya sadar dari guru untuk membuat siswa
belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar,
dalam waktu relatif lama dan karena adanya usaha (Murjiah, 2010: 2).
mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan
14
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga
keyakinannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai warga negara yang
melanjutkan pendidikan.
Gagne (1977), seperti yang dikutip oleh Siregar dan Nara (2011),
belajar yang sifatnya eksternal. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi
individu dengan lingkungannya. Proses belajar dapat terjadi kapan saja terlepas
dari ada atau tidaknya interaksi anatar individu dan lingkungannya (Siregar dan
Nara, 2011).
informasi atau kemampuan yang sesuai dengan lingkungan dan jaman tempat dan
waktu ia hidup. Hal tersebut tentunya tidak terlepas dari peran seorang guru dalam
berpartisipasi aktif, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
pembelajaran IPA yang akan dikembangkan oleh peneliti adalah silabus, RPP,
bahan ajar (buku siswa dan LKS), dan tes hasil belajar.
1. Silabus
2. RPP
Agar kegiatan belajar dan pembelajaran terarah dan sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai, guru harus merencanakan kegiatan belajar dan pembelajaran
secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada
silabus. RPP mencakup: (1) data sekolah, mata pelajaran, dan kelas/semester; (2)
materi pokok; (3) alokasi waktu; (4) tujuan pembelajaran, KD dan indikator
media, alat dan sumber belajar; (7) langkah-langkah kegiatan pembelajaran; dan
(8) penilaian.
Permendikbud no. 103 tahun 2014 dijelaskan bahwa tahap pertama dalam
sebagai berikut:
17
1) Setiap RPP harus secara utuh memuat kompetensi dasar sikap spiritual (KD
dari KI-1), sosial (KD dari KI-2), pengetahuan (KD dari KI-3), dan
Keterampilan (KD dari KI-4).
2) Satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih
3) Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan kemampuan awal, tingkat
intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi,
gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya,
norma, nilai, dan /atau lingkungan peserta didik.
4) Berpusat pada peserta didik
Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk
mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan
semangat belajar menggunakan pendekatan saintifik meliputi mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan.
5) Berbasis konteks
Proses pembelajaran yang menjadikan lingkungan sekitarnya sebagai sumber
belajar.
6) Berorientasi kekinian
Pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, dan nilai-nilai kehidupan masa kini.
7) Mengembangkan kemandirian belajar
Pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk belajar secara mandiri.
8) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran
RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan,
pengayaan, dan remedi.
9) Memiliki keterkaitan dan keterpaduan antarkompetensi dan /atau
antarmuatan.
RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI,
KD, indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman
belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik,
keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman
budaya.
10) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan
komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi
dan kondisi (Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014).
RPP paling sedikit memuat: (i) KI, (ii) KD, (iii) indikator pencapaian
103, 2014).
1) Pengkajian silabus meliputi: (1) KI dan KD; (2) materi pembelajaran; (3)
3) Materi pembelajaran dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku
panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan local, materi kekinian,
penilaian;
19
a) Kegiatan Pendahuluan
dikembangkan;
kehidupan sehari-hari;
(4) Menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan
dilakukan; dan
b) Kegiatan Inti
Tabel 2.1 Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan
Maknanya
LANGKAH KEGIATAN BELAJAR KOMPETENSI YANG
PEMBELAJARAN DIKEMBANGKAN
Mengamati Membaca, mendengar, Melatih kesungguhan,
menyimak, melihat (tanpa ketelitian, mencari
atau dengan alat) informasi
20
peserta didik pada kompetansi dasar dari KI-1 dan KI-2 antara lain mensyukuri
karunia Tuhan, jujur, teliti, kerjasama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai
c) Kegiatan Penutup
(1) Kegiatan guru bersama peserta didik yaitu: (1) membuat rangkuman/
dilaksanakan; dan (3) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran;
3. Bahan Ajar
yang diajarkan atau yang diberikan kepada siswa dalam bentuk bahan
tercetak atau dalam bentuk lain yang tersimpan dalam file elektronik baik
harus mampu membuat sendiri alat pembelajaran dan alat peraga, guru juga
dapat dipungkiri bahwa sampai saat ini, buku pelajaran masih merupakan
sumber belajar yang sangat penting bagi para peserta didik, meskipun masih
bahan ajar yang akan dikembangkan oleh guru harus sesuai dengan
didik. Merril (1977), seperti yang dikutip oleh Sanjaya (2012) membedakan
dengan data-data spesifik (tunggal) baik yang telah maupun yang sedang
terjadi yang dapat diuji atau diobservasi. Konsep adalah abstraksi kesamaan
atau keterhubungan dari sekelompok benda atau sifat. Prosedur adalah materi
antara dua atau lebih konsep yang sudah teruji secara empiris dinamakan
bahan ajar cakupannya lebih sedikit dibanding dengan materi dari buku ajar
(Kurniawati, 2013).
ajar cetak (printed), bahan ajar dengar (audio), bahan ajar pandang dengar
oleh peneliti dalam kategori bahan ajar cetak (printed), yakni meliputi:
24
1) Buku
pikiran dari pengarangnya. Sebuah buku biasanya berisi tentang sesuatu yang
sebuah buku yang digunakan sebagai bahan ajar maka buah pikiannya harus
memberi makna sebagai bahan ajar bagi peserta didik yang mempelajarinya.
disajikan.
Syarat penulisan buku yang baik adalah; (1) buku yang ditulis dengan
menggunakan bahasa yang baik dan mudah dimengerti, (2) disajikan secara
(Depdiknas, 2008).
a) Bentuk-bentuk LKS
kegiatan/praktikum.
diungkapkan di pengantar.
iii. Alat dan bahan, memuat alat dan bahan yang diperlukan.
26
mendapatkan kesimpulan.
yaitu:
(1) Mengkaji materi yang akan dipelajari siswa yaitu dari kompetensi dasar,
(3) Menentukan bentuk LKS yang sesuai dengan materi yang akan
(4) Merancang kegiatan yang akan ditampilkan pada LKS sesuai dengan
(5) Mengubah rancangan menjadi LKS dengan tata letak yang menarik,
(6) Menguji coba LKS apakah sudah dapat digunakan siswa untuk melihat
kekurangan-kekurangannya.
c) Struktur LKS
(1) Judul
(6) Penilaian
diterbitkan oleh Depdiknas (2004) yang dikutip oleh Kardi (2012), tujuan
dilakukannya penilaian adalah untuk mengetahui apakah siswa telah atau belum
menguasai kompetensi dasar tertentu. Hasil penilaian juga dapat digunakan untuk
baru.
2) Tes kedua (Post-test), tes ini serupa dengan tes awal, tes ini serupa dengan tes
3) Tes ketiga (tes formatif), tes formatif ini memiliki dua fungsi yakni mengecek
soal atau lebih untuk setiap tujuan pembelajaran khusus. Yang terpenting
adalah adanya butir-butir soal yang digunakan untuk mengukur setiap tujuan
(Gintings, 2010). Fasilitas dan perlengkapan adalah segala sesuatu yang dapat
29
adalah salah satu kecakapan hidup (life skills) yang perlu dikembangkan
merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam
dengar dan mengkaji pikiran mereka sendiri untuk memastikan tidak terjadi
logika yang tidak konsisten atau keliru (Slavin, 2009: 39). Proses berpikir
Pemikir kritis selalu berpikiran terbuka saat mereka mencari keyakinan yang
ditimbang baik-baik berdasarkan bukti logis dan logika yang benar dan
penuh perhatian, dan fleksibel secara kognitif dalam menjalani aktivitas dan
tugas sehari-hari merupakan aspek yang penting dari berpikir kritis (Santrock,
2011: 333). Disamping itu, keterampilan berpikir kritis paling baik dicapai
bila berhubungan dengan topik-topik yang dikenal siswa (Nur, 2008: 62).
adalah berpikir yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk
menentukan apa yang harus dipercaya atau dilakukan. Masuk akal berarti
sebelum mengambil keputusan. Ennis (1985) yang dikutip oleh Dwiyanti dan
E. Pendekatan Scientific
untuk kurikulum 2013 peserta didik harus memenuhi komponen hasil belajar
2014: 49).
dielaborasi lebih lanjut (Kemendikbud, 2013). Berikut adalah bagian alur dari
Sumber: penelitiantindakankelas.blogspot.com
(Kemendikbud, 2013).
diobservasi
maupun sekunder
a. Cermat, objektif, dan jujur serta terfokus pada objek yang diobservasi
prosedur pengamatan.
c. Guru dan peserta didik perlu memahami apa yang hendak dicatat,
topik yang akan dipelajari. Aktivitas belajar ini sangat penting untuk
keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, saat itu pula
36
Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula guru
a. Fungsi Bertanya
menarik simpulan.
37
2) Menginspirasi jawaban
3) Memiliki fokus
pada materi atau substansi yang sesuai dalam rangka memperoleh hasil
4. Mengasosiasi/ Menalar
logika induktif, yaitu menalar dari hal khusus ke umum (general) (Sani,
khusus untuk hal-hal yang bersifat umum dan lebih banyak berpijak pada
bersifat umum menuju pada hal yang bersifat khusus. Pola penalaran
5. Mengkomunikasikan
peserta didik yang memiliki personal yang baik akan dapat menjalin
model pengembangan yang dikemukakan oleh Dick dan Carey (2009). Model
Revising
Instruction
2
Conduct
Instructional
Analysis
1 8
4 5 6 7
Write Develop Develop Develop and Design and
Identify Conduct the
Instructional Goal Performance Assessment Instructional Select
Objectives Instruments Strategy Instructional Formative
Materials Evaluation of
Instruction
3
Analyze
Learners and
Contexts 9
Design and
Conduct
Summative
Evaluation
pembelajaran baru.
berikutnya.
43
Contexts)
pembelajarannya.
Instrumen)
Strategy)
pembelajaran.
menghasikan suatu bahan ajar. Hal ini meliputi pedoman untuk pebelajar,
materi aslinya nanti akan berdasarkan tipe dari hasil pembelajaran yang
menjadi lebih baik. Tipe evaluasi ini disebut dengan evaluasi formatif
untuk evaluasi formatif dari materi yang tersedia atau suatu kelas
pembelajaran.
desainer. Sejak evaluasi sumatif ini tidak termasuk dalam desain model
47
pembelajaran.
(Yusuf, 2006).
saat manusia belajar terjadi dua proses dalam dirinya yaitu proses organisai
disimpan atau sudah ada sebelumnya dalam otak. Sedangkan proses adaptasi
dengan jalan asimilasi atau akomodasi. Teori ini lebih mengarah pada
konkret; dan (4) berpikir operasional formal. Untuk lebih jelasnya, berikut
sosial budaya.
dewasa dan teman sebaya yang lebih mampu; (2) Zona Perkembangan
paling baik apabila konsep itu berada dalam zona perkembangan terdekat
keahlian dalam interaksinya dengan seorang pakar, pakar itu bisa orang
dewasa atau orang yang lebih tua atau kawan sebaya yang telah
mediated learning atau dukungan tahap demi tahap untuk belajar dan
dalam bentuk yang jujur secara intelektual kepada setiap anak dalam
Menurut Ausubel, siswa akan belajar dengan baik jika isi pelajaran
yang mewadahi semua isi pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa
Inti dari teori belajar Ausubel ini adalah belajar penerimaan yang
Dengan belajar bermakna ini peserta didik menjadi kuat ingatannya dan
metabolik atau zat-zat sisa metabolisme dari tubuh suatu organisme. Pada manusia
zat-zat tersebut terakumulasi sebagai urin, keringat, dan air mata. Proses ini
disebut ekskresi. Pembuangan feses bukan termasuk bagian dari sistem ekskresi
tetapi defekasi, sebab zat-zat feses berada di dalam usus, tidak pernah berada
dikeluarkan maka akan menjadi racun bagi tubuh kita. Proses ini disebut ekskresi
Zat sisa (ampas) berupa padatan juga harus dikeluarkan melalui usus besar. Proses
ini bukan ekskresi, melainkan defekasi. Di samping itu ada istilah sekresi yakni
berkaitan dengan pengeluaran zat pengatur tubuh yaitu hormon yang dihasilkan
a. Ginjal
daerah pinggang, oleh karena itu sering disebut buah pinggang. Ginjal
kacang merah terletak di bagian kanan dan kiri pinggang (Guyton dan Hall,
2014: 326). Pada literatur lain dijelaskan bahwa setiap ginjal memiliki
panjang 11-25 cm, lebar 5-7 cm, dan tebal 2,5 cm. Ginjal kiri lebih panjang
2) Struktur Ginjal
dan disuplai oleh darah melalui arteri renal (renal artery) dan dialirkan
melalui vena renal (renal vein) (Campbell, 2010: 126). Ginjal kanan
dikelilingi oleh hati, kolon dan duodenum sehingga letaknya lebih rendah
dari yang kiri. Sedangkan ginjal kiri dikelilingi oleh lien, lambung,
bagian atas yang berbentuk corong. Batas luar pelvis terbagi menjadi
urin dari tubulus setiap papila. Dinding kalises, pelvis, dan ureter terdiri
(Guyton dan Hall, 2014: 326), struktur dasar ginjal ditunjukkan pada
pengeluaran sisa metabolisme dalam bentuk urin (air seni). Urin dikeluarkan dari
setiap ginjal melalui saluran yang disebut ureter dan kedua ureter mengalir ke
dalam kandung kemih (urinary bladder) yang sama (Campbell, 2010: 126). Urin
meninggalkan kandung kemih dan mencapai bagian luar tubuh melalui uretra
sisa metabolisme dalam bentuk urin. Unit pada ginjal yang berperan dalam proses
pembentukan urin adalah nefron. Nefron merupakan satuan fungsional ginjal yang
mengandung kira-kira 1,3 juta nefron dapat membentuk urin sendiri. Selama 24
akan memfiltrasi cairan dari darah. Rangkaian proses pembentukan urin di dalam
sebagai berikut:
a) Penyaringan (filtrasi)
dalam kapsula bowman dan menerima darah dari arteriola aferen dan meneruskan
lainnya. Dari kapsula bowman, filtrat glomerulus (urin primer) mengalir ke dalam
0,03% protein atau 1/200 protein di dalam plasma. Jumlah filtrat glomerulus yang
dibentuk setiap menit dalam semua nefron kedua ginjal disebut laju filtrasi
glomerulus. Pada orang normal sekitar 125 ml/menit, tetapi dalam berbagai
keadaan dapat berubah sampai 200 ml/menit. Dengan kata lain dalam sehari
sekitar 180 liter. Dan lebih dari 99% filtrat tersebut biasanya direabsorbsi di dalam
tubulus dan sisanya dikeluarkan dalam bentuk urin (Setiadi, 2007: 122).
b) Reabsorpsi
dalam pelvis ginjal. Sepanjang perjalanan ini zat direabsorbsi dan di sekresi secara
57
selektif oleh epitel tubulus, dan cairan yang dihasilkan memasuki pelvis ginjal
Cairan yang telah difiltrasi, berupa filtrat glomerulus atau disebut urin
primer mengalir melalui tubula renalis. Kemudian semua bahan-bahan yang masih
diperlukan tubuh pada filtrat glomerulus diserap kembali oleh ginjal dan bahan
yang sudah tidak digunakan oleh tubuh ditinggalkan. Dalam keadaan normal
semua glukosa, sebagian besar air diabsorpsi kembali. Dalam keadaan tertentu
bagian lain nefron khususnya tubulus distal dan tabung penampung (Nangsari,
1988).
c) Augmentasi
Augmentasi adalah proses pengumpulan zat sisa dan urea yang mulai
terjadi di tubulus kontortus distal. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter
adalah 96% air, 1,5 garam, 2,5 gram urea, dan sisa substansi lainnya, misalnya
pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin. Zat sisa
metabolisme yang sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh antara lain CO2, H2O,
Karbon dioksida dan air merupakan sisa oksidasi atau sisa pembakaran zat
makanan yang berasal dari karbohidrat, lemak, dan protein. Kedua senyawa
merupakan zat sisa namun sebagian masih dipakai untuk menjaga kestabilan pH
protein, merupakan zat yang beracun bagi sel. Oleh karena itu, zat ini harus
dikeluarkan dari tubuh. Jika zat sisa ini masih disimpan dalam tubuh maka zat
tersebut akan dirombak menjadi zat yang kurang beracun, yaitu dalam bentuk
urea. Zat warna empedu merupakan sisa hasil perombakan sel darah merah yang
dilaksanakan oleh hati dan disimpan dalam kantong empedu. Zat inilah yang akan
dioksidasi jadi urobilinogen yang berguna memberi warna pada tinja dan urin.
Asam urat merupakan sisa metabolisme yang mengandung nitrogen (sama dengan
amonia) dan mempunyai daya racun lebih rendah dibandingkan ammonia, karena
daya larutnya di dalam air rendah. Zat-zat sisa inilah yang nantinya akan
b. Kulit
Kulit adalah salah satu organ terbesar dari tubuh dimana kulit membentuk
15% dari berat badan keseluruhan (Setiadi, 2007: 25). Kulit menutupi dan
kelenjar keringat. Keringat dibentuk oleh 2 – 5 juta kelenjar keringat yang berupa
saluran melingkar pada pori-pori permukaan kulit. Keringat terdiri dari 99% air,
sedangkan yang 1% terdiri dari NaCl, potasium klorida, asam laktat, nitrogen
(seperti amoniak dan asam urine). Bau keringat datang dari produksi metabolisme
1988: 172). Adapun struktur dasar kulit sebagaimana ditunjukkan pada Gambar
sel-sel epitel mati. Epidermis tersusun atas epitelium berlapis dan terdiri
atas sejumlah lapisan sel yang disusun atas dua lapis yang jelas tampak:
terdapat di seluruh permukaan kulit, terutama terpusat pada telapak tangan dan
dalam jumlah sangat banyak. Keringat merupakan hasil ekskresi yang terdiri atas
air, garam (NaCl), dan sedikit urea. Bahan-bahan tersebut terdapat di dalam
kapiler darah di kulit yang kemudian akan diserap oleh kelenjar keringat dan
karbondioksida. Karena urea terlarut dalam air sehingga diperlukan sejumlah air
untuk mengeluarkannya. Namun, jika kehilangan air dan garam terlalu banyak,
kelancaran penyerapan air pada ginjal, dan gangguan kejiwaan (Mackean, 2002).
c. Hati
2006). Hati merupakan organ penting yang berperan dalam berbagai proses yang
terjadi dalam tubuh seseorang termasuk sistem ekskresi. Di dalam tubuh hati
merupakan organ terbesar yang menyumbang sekitar 2 persen berat tubuh total,
atau sekitar 1,5 kg pada rata-rata manusia dewasa dan terletak tepat di bawah
diafragma dan berdekatan dengan lambung (Guyton dan Hall, 2014). Adapun
kapiler empedu yang halus disebut kankuli empedu, yaitu saluran halus yang
dimulai di antara sel hati, dan terletak antara dua sel. Tetapi kanakuli itu terpisah
62
dari kapiler darah sehingga darah dan empedu tidak pernah bercampur (Evelyn,
2006). Cairan empedu yang dihasilkan oleh hati merupakan produk ekskresi yang
dibentuk dari perombakan atau pemecahan hemoglobin sel-sel darah merah yang
telah tua.
menjadi globin, besi, dan hem. Globin yang merupakan protein diubah menjadi
asam amino dan dimasukkan ke dalam aliran darah untuk digunakan dalam
sintesis protein baru. Besi dikeluarkan dari bagian molekul hem dan disimpan.
Adapun hem akan diubah menjadi zat warna empedu, yaitu biliverdin dan
bilirubin. Di dalam saluran pencernaan, zat warna empedu itu diubah menjadi
urobilin yang memberi warna kuning pada feses. Urobilin juga menyebabkan
protein diubah menjadi glikogen. Selama proses tersebut, bagian asam amino
yang mengandung nitrogen, yaitu bagian amino (NH2), dikeluarkan dan diubah
menjadi urea, kemudian diekskresi oleh ginjal. Ketika gugus NH2 dikeluarkan dari
asam amino tertentu, ia membentuk amoniak (NH3) atau ion ammonium (NH4+).
Ammonia tersebut sangatlah beracun bagi sel-sel tubuh sehingga hati segera
racun yang masuk ke dalam tubuh akan diubah oleh hati menjadi bahan-bahan
yang tidak berbahaya untuk kemudian diekskresi oleh ginjal dalam bentuk urin
d. Paru-Paru
organ ekskresi. Paru-paru berada dalam rongga torax, di atas diafragma. Paru-paru
Paru-paru berbentuk seperti spons dan berisi udara dengan tiga lobus di
sebelah paru kanan dan paru kiri dua lobus, seperti Gambar 2.8 di atas. Selain
zat makanan yang berupa CO2 dan air (dalam bentuk uap air) dari dalam tubuh.
Hadimenos, 2005).
Karbondioksida dan air dari seluruh jaringan akan diangkut oleh darah
melalui vena menuju serambi kanan dan bilik kanan jantung. Selanjutnya, dari
64
uap air tersebut akan berdifusi ke dalam alveolus untuk dikeluarkan ke udara luar
(Evelyn, 2006).
a. Glomerulonefritis
imun yang merusak glomerulus. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri
Bakteri ini tidak merusak ginjal secara langsung namun menginfeksi tempat tubuh
Streptococcus, atau bahkan infeksi kulit Streptococcus (Guyton dan Hall, 2014).
b. Glukosuria Ginjal
keadaan ini, konsentrasi glukosa darah normal, tetapi kemampuan ginjal untuk
mereabsorbsi glukosa di tubulus sangat terbatas atau bahkan tidak ada. Akibatnya
sejumlah glukosa dikeluarkan melalui urine setiap harinya (Guyton dan Hall,
2014). Akibat penyakit ini bila digambarkan seperti Gambar 2.9 di bawah ini:
Sumber: lukadiabetes.com
Gambar 2.9 Penyakit Glukosuria/ Diabetes Melitus dan efeknya pada organ tubuh
65
c. Batu Ginjal
urat, atau sistein. Batu-batu kecil mengalir bersama urine sedangkan batu yang
pinggang yang akut dan berat, sering mual dan muntah. Pada beberapa pasien,
nyeri menjalar ke daerah vagina atau skrotum (Greenberg, 2008: 341). Gambaran
terdapat batu gnjal di dalam ginjal seperti pada Gambar 2.10 berikut ini:
d. Diabetes Insipidus
merespon hormon antidiuretik yang menyebabkan ekskresi urin yang encer dalam
jumlah besar dan menyebabkan rasa haus yang berlebihan. Diabetes insipidus
hormon yang secara alami mencegah pembentukan air kemih yang terlalu banyak
I. Kerangka Konseptual
1. Peserta didik diharapkan dapat aktif dalam 1. Peserta didik cenderung pasif
diskusi kelas dan aktif selama proses mengikuti kegiatan diskusi kelas dan
kegiatan belajar mengajar berlangsung beberapa peserta didik cenderung
(KBM). kurang memperhatikan pelajaran
2. Peserta didik mampu berpikir secara kritis selama KBM berlangsung.
3. Disamping unggul dibidang akademik 2. Peserta didik belum mampu berpikir
peserta didik harus memiliki sikap secara kritis dikarenakan belum ada
spiritual dan sosial yang baik. perangkat pembelajaran yang
menunjang.
Masalah
Solusi