TINJAUAN PUSTAKA
kehamilan.
juga didapati angka mortalitas dan morbiditas bayi yang cukup tinggi. Di Indonesia
a. Hipertensi Kronik
persalinan.4
b. Preeklampsia
3
4
160/ 110 mmHg disertai proteinuria lebih dari 5 gr/ 24 jam atau 4 + dalam
pemeriksaan kualitatif.
c. Eklampsia
atau koma.4
d. Hipertensi Gestasional
preeklamsi atau eklamsi yang timbul pada hipertensi kronis dan disebut juga
Superimposed Preeclampsia.5
2. Epidemiologi
merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu
masih cukup tinggi. Hal ini disebabkan selain oleh etiologi tidak jelas, juga oleh
5
perawatan dalam persalinan masih ditangani oleh petugas non medik dan sistem
maternal sebanyak 39.5% pada tahun 2001, dan sebanyak 55.56% pada tahun
2002.1
a. Primigravida, primipaternitas.
f. Obesitas
6
4. Patofisiologi
kehamilan, tetapi tidak ada satu pun teori yang dianggap mutlak benar. Teori-
Pada kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapat aliran darah dari
menjadi arteri basalis dan arteri basalis memberi cabang arteri spiralis.4
Pada hamil normal, dengan sebab yang belum jelas, terjadi invasi
lapisan otot tersebut sehingga terjadi dilatasi arteri spiralis. Invasi trofoblas
dan dilatasi. Distensi dan vasodilatasi lumen arteri spiralis ini memberi
pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarnya. Lapisan otot
arteri spiralis menjadi tetap kaku dan keras sehingga lumen arteri spiralis tidak
lemak. Peroksida lemak selain akan merusak membrane sel, juga akan
meningkat.
“hasil konsepsi” yang bersifat asing. Hal ini disebabkan adanya human
respon imun, sehingga si ibu tidak menolak hasil konsepsi (plasenta). Adanya
HLA-G pada plasenta dapat melindungi trofoblas janin dari lisis oleh sel
invasi trofoblas kedalam desidua. Invasi trofoblas sangat penting agar jaringan
arteri spiralis.4
bahan-bahan vasopressor.4
5. Patologi
a. Perubahan kardiovaskular
b. Ginjal
c. Viskositas darah
d. Hematokrit
e. Edema
Edema terjadi karena kerusakan sel endotel kapilar. Edema yang patologi
bila terjadi pada kaki tangan/seluruh tubuh disertai dengan kenaikan berat
f. Hepar
Perdarahan pada sel periportal lobus perifer, akan terjadi nekrosis sel hepar
dan peningkatan enzim hepar. Perdarahan ini bisa meluas yang disebut
g. Neurologi
Akibat spasme arteri retina dan edema retina dapat terjadi ganguan visus.
h. Paru
Edema paru dapat disebabkan oleh payah jantung kiri, kerusakan sel endotel
6. Manifestasi Klinis
lebih dahulu.4
13
edema, hipertensi, dan terakhir proteinuria, sehingga bila gejala-gejala ini timbul
merasakan perubahan ini. Bila penderita sudah mengeluh adanya gangguan nyeri
kepala, gangguan penglihatan, atau nyeri epigastrium, maka penyakit ini sudah
cukup lanjut.4
7. Diagnosis
a. Hipertensi Gestasional
TD 160/110 mmHg.
meningkat.
Trombosit <100.000/mm3.
eklampsia.4
15
c. Superimposed Preeklampsia
Proteinuria 300 mg/24 jam pada wanita dengan hipertensi yang belum ada
kehamilan 20 minggu.
d. Hipertensi Kronik
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Proteinuria
peningkatan kadar asam urat serum. Rata-rata kadar asam urat mulai
d. Ultrasonografi
darah dan volume aliran darah pada pembuluh darah besar seperti arteri
9. Diagnosis Banding
Kejang pada eklampsia harus dipikirkan kejang akibat penyakit lain. Oleh
a. Perdarahan otak
b. Hipertensi
c. Lesi otak
d. Kelainan metabolik
e. Meningitis
f. Epilepsi iatrogenic
10. Penatalaksanaan
Penderita preeklampsia berat harus segera masuk rumah sakit untuk rawat
inap dan dianjurkan tirah baring miring ke satu sisi (kiri). Perawatan penting
paru dan oliguria. Oleh karena itu dilakukan monitoring input dan output cairan
urin.4
Cara pemberian
selama 10 menit .
setiap jam
18
pernafasan.
b. Diuretikum tidak diberikan secara rutin, kecuali bila ada edema paru-paru,
furosemide.
c. Pemberian antihipertensi
d. Glukokortikoid
a) Ibu
b) Janin
- Terjadinya oligohidramnion.
c) Laboratorium
konservatif ialah bila kehamilan preterm < 37 minggu tanpa disertai tanda-
aktif.
21
11. Komplikasi
12. Prognosis
tanda prognosis yang baik, karena hal ini merupakan gejala pertama
ibu yang sudah mempunyai hipertensi kronik. Prognosis janin pada penderita
eklampsia juga tergolong buruk. Seringkali janin mati intrauterine atau mati pada
fase neonatal karena memang kondisi bayi yang sudah sangat inferior.4