Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH TUGAS AKHIR

ANALISA NILAI AGUNAN RUMAH TINGGAL


JL. RANGKAH VI TAMBAKSARI SURABAYA

ERWIN ASMORO HENING


NRP 3109 106 009

Dosen Pembimbing :
Yusroniya Eka Putri., ST., MT.
Christiono Utomo., ST., MT., PhD.

PROGRAM LINTAS JALUR S1 TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya 2012
ANALISA NILAI AGUNAN RUMAH TINGGAL

JL. RANGKAH VI TAMBAKSARI SURABAYA

Nama Mahasiswa : Erwin Asmoro Hening

NRP : 3109.106.009

Dosen Pembimbing : Yusroniya Eka Putri., ST., MT.

Christiono Utomo., ST., MT., PhD.

ABSTRAK

Agunan merupakan hal yang paling diutamakan untuk mendapatkan keyakinan bagi bank atas dana
yang disalurkan dalam bentuk kredit. Salah satu barang yang dapat dijadikan agunan adalah real property
atau properti yang berupa tanah dengan segala sesuatu yang melekat padanya. Dalam perkreditan perlu
dilakukan penilaian terhadap properti yang dijadikan agunan. Tugas akhir ini bertujuan untuk melakukan
analisa nilai agunan pada properti berupa rumah tinggal.
Rumah tinggal yang menjadi objek penelitian adalah rumah tinggal di jalan Rangkah VI Tambaksari
Surabaya. Penilaian dilakukan dengan memakai dua metode yaitu metode pendekatan data pasar dan
metode pendekatan biaya. Penilaian tersebut dapat menghasilkan taksiran dan opini tentang Nilai Pasar
Wajar, sehingga selanjutnya akan diperoleh Nilai Likuidasi, Proyeksi Nilai Pasar Wajar dan Proyeksi Nilai
Likuidasi dari agunan tersebut. Dari empat nilai tersebut akan diperoleh besarnya nilai agunan.
Perhitungan nilai pasar rumah tinggal dengan menggunakan metode pendekatan biaya didapat
sebesar Rp.1.319.192.180 sedangakan menggunakan metode pendekatan data pasar didapat sebesar Rp.
1.292.281.500. Rekonsiliasi menggunakan pembobotan 40% untuk metode pendekatan biaya dan 60% untuk
metode pendekatan data pasar. Sehingga diperoleh nilai pasar rumah tinggal tersebut sebesar
Rp.1.303.045.772. Dari analisa nilai agunan didapatkan batas tertinggi (maksimal) nilai agunan rumah
tinggal sebesar Rp.1.303.045.772 dan terendah (minimal) Rp. 1.098.137.757.

Kata Kunci : Penilaian, Nilai, Properti, Agunan.

BAB I menilai suatu properti. Salah satu institusi keuangan


PENDAHULUAN tersebut adalah Bank.
Menurut Undang-undang Negara Republik
1.1. Latar Belakang Indonesia No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana
Penilaian atau appraisal merupakan salah dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
satu sektor jasa yang dapat berperan penting dalam menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
menentukan nilai ekonomis aset dan potensi harta kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
kekayaan. Di Indonesia, penilaian atau appraisal meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dengan
atau penilaian belum dikenal secara umum. Hal ini adanya bank, himpunan dana tersebut dapat
karena appraisal masih dalam tahap pertumbuhan digunakan masyarakat yang memerlukan dana dan
(JDIH BPK RI, 2009). Umumnya jasa appraisal memberi manfaat pada masyarakat maupun bank.
atau penilaian digunakan institusi keuangan dalam
Masyarakat yang memerlukan tambahan dana dapat Tugas akhir ini mengangkat topik
menggunakan produk bank berupa kredit. Manajemen Konstruksi yaitu cabang ilmu teknik
Sesuai Undang-undang RI No.10 Tahun sipil yang mempelajari masalah dalam proyek
1998 tentang Perbankan, kredit adalah penyediaan konstruksi yang berkaitan dengan aspek ekonomi.
uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan Bentuk permasalahan ekonomi yang
itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan melatarbelakangi tugas akhir ini adalah penentuan
pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain, nilai agunan rumah tinggal milik nasabah tersebut.
yang mewajibkan pihak pinjam meminjam untuk Pada dasarnya dalam proses penilaian digunakan
melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu beberapa metode antara lain metode perbandingan
dengan sejumlah pemberian bunga. Bantuan kredit data pasar, metode kalkulasi biaya dan metode
yang diberikan oleh bank diharapkan dapat pendekatan pendapatan. Namun penilaian agunan
mengatasi permasalahan pelaku usaha dibidang rumah tinggal dalam tugas akhir tidak menggunakan
permodalan. Sehubungan dengan hal tersebut metode pendekatan pendapatan karena properti ini
pemerintah berupaya meningkatkan pertumbuhan bukan tempat usaha dan tidak menghasilkan
usaha dengan cara menunjuk bank sebagai lembaga pendapatan.
keuangan untuk memberikan modal usaha dalam
bentuk pinjaman. 1.2. Rumusan Masalah
Dalam perkreditan, agunan merupakan hal
Dari latar belakang diatas didapatkan
yang paling diutamakan untuk mendapatkan
rumusan masalah yaitu berapa nilai agunan rumah
keyakinan bagi bank atas dana yang disalurkan
tinggal tersebut dengan menerapkan metode
dalam bentuk kredit dengan tujuan apabila terjadi
perbandingan data pasar dan metode kalkulasi biaya.
kemacetan maka jaminan atau agunan tersebut dapat
dijadikan penyelamatan untuk kelancaran usaha
bank. Dalam Undang-undang No. 23 Tahun 1999 1.3. Tujuan Masalah
tentang Bank Indonesia pasal 11 ayat 2 yang Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir
dimaksud dengan agunan berkualitas dan mudah adalah sebagai berikut :
dicairkan meliputi surat berharga atau tagihan yang
diterbitkan oleh pemerintah atau badan hukum lain 1. Mengetahui indikasi nilai pasar rumah tinggal
yang mempunyai peringkat tinggi berdasarkan hasil dengan metode kalkulasi biaya.
penilaian lembaga pemeringkat yang kompeten dan 2. Mengetahui indikasi nilai pasar rumah tinggal
sewaktu-waktu dengan mudah dapat dijual ke pasar dengan metode perbandingan data pasar.
untuk dijadikan uang tunai. Secara umum barang 3. Mengetahui nilai agunan dari rumah tinggal
yang dijadikan agunan adalah real property atau tersebut.
properti yang berupa tanah dengan segala sesuatu
yang melekat padanya. 1.4. Batasan Masalah
Salah satu contoh agunan yang menjadi Batasan masalah pada tugas akhir ini
obyek penelitian pada tugas akhir ini adalah properti adalah :
berupa rumah tinggal di Jl. Rangkah VI Tambaksari 1. Membahas analisa nilai agunan berupa rumah
Surabaya. Rumah tinggal tersebut milik seorang tinggal.
nasabah yang mengajukan permohonan kredit pada 2. Analisa nilai pasar menggunakan 2 metode
suatu bank. Nasabah tersebut memerlukan tambahan yaitu metode perbandingan data pasar dan
dana untuk meningkatkan bisnis yang dimilikinya. metode kalkulasi biaya.
Ketika nasabah suatu bank membutuhkan tambahan
dana (kredit) dan hartanya menjadi agunan bank 1.5. Objek Penelitian
maka perlu dilakukan penilaian terhadap agunan
tersebut. Sesuai dengan SE BRI S. 8 - Rumah tinggal yang menjadi objek
DIR/ADK/05/2004 tentang Agunan Kredit bahwa penelitian beralamat di Jl. Rangkah VI Tambaksari
penilaian tersebut harus lebih dititikberatkan kepada Surabaya dengan luas tanah 660 m2 dan luas
penerapan metode – metode pendekatan yang dapat bangunan 592 m2. Berikut ini beberapa data
menghasilkan taksiran dan opini yang paling mengenai rumah tinggal yang dijadikan agunan
mendekati kebenaran tentang Nilai Pasar Wajar, kredit :
sehingga selanjutnya akan diperoleh Nilai Likuidasi,
Proyeksi Nilai Pasar Wajar dan Proyeksi Nilai
Likuidasi dari barang yang bersangkutan.
a. Lokasi Objek BAB II
Jl. Rangkah VI Tambaksari
KAJIAN PUSTAKA
Surabaya
2.1. Definisi dan Terminologi
Penilaian atau appraisal yang didefinisikan
sebagai proses mengestimasi nilai merupakan hal
yang relatif baru, karena itu perlu dipahami beberapa
istilah yang dipakai dalam tugas akhir ini. Beberapa
definisi yang dipakai dalam tugas akhir ini adalah :
1. Penilai adalah seorang yang memiliki kualifikasi,
kemampuan dan pengalaman yang sehari-hari
melakukan kegiatan praktek penilaian sesuai
dengan bidang dan keahlian yang dimiliki baik
penilai internal maupun penilai eksternal.
Gambar 1.1. Lokasi Objek a. Penilai Internal adalah penilai yang berkerja
di salah satu entitas yang memiliki asset.
b. Uraian Objek b. Penilai Eksternal adalah penilai yang tidak
Berlantai 1 (satu), Pondasi pasangan batu kali mempunyai hubungan secara material
dan tapak, Dinding pasangan batu bata dengan entitas pemberi tugas atau obyek
diplester, Atap Genteng keramik, Rangka kayu, yang dinilai, dan sebaliknya pemberi tugas
Lantai keramik, Langit-langit Gypsum, Partisi tidak memiliki kepentingan finansial
pasangan batu bata diplester, sebagian dilapisi ataupun terhadap penilai, baik langsung
wallpaper, Jendela kayu - kaca, Pintu panel maupun tidak langsung.
kayu Fasilitas listrik PLN 10.500 VA – 220 2. Analisa adalah pemecahan persoalan yg
Volt, Air PDAM. dimulai dengan dugaan akan kebenarannya.
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III).
1.6. Sistematika Penulisan 3. Nilai adalah sesuatu yang “sepatutnya dibayar”
Tugas akhir ini disusun dalam lima bab dengan oleh seorang pembeli atau diterima oleh penjual
sistematika sebagai berikut : dalam sebuah transaksi dan harga adalah apa
yang akhirnya disetujui.
Bab I Pendahuluan (Hidayati dan Harjanto, 2003)
Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang 4. Pasar adalah lingkungan dimana barang dan
masalah yang berisi pokok pikiran yang melatar jasa diperdagangkan antara pembeli dan penjual
belakangi penulisan tugas akhir ini. melalui mekanisme harga (SPI 2007, Konsep &
Bab II – Tinjauan Pustaka Prinsip Umum Penilaian).
Pada bab ini diuraikan landasan teori yang akan 5. Nilai Pasar adalah representasi nilai tukar atau
digunakan dalam penelitian ini. sejumlah uang yang dapat diperoleh, atas suatu
properti jika properti tersebut ditawarkan untuk
Bab III – Metodologi Penelitian dijual di pasar (terbuka) pada tanggal penilaian
Dalam bab ini akan menjelaskan urutan pelaksanaan dan dalam kondisi yang sesuai dengan
penyelesaian tugas akhir secara rinci. Mulai dari persyaratan definisi Nilai Pasar (SPI1-1.2,
pengumpulan data sampai dengan kesimpulan akhir 2007). Menurut KPUP SPI 2007, Istilah Nilai
dari analisa nilai agunan rumah tinggal. Pasar yang terdapat dalam SPI dan Nilai Wajar
yang biasa digunakan dalam standar akuntansi
Bab IV – Analisa Nilai Pasar secara umum adalah sama (compatible) atau
Pada bab ini berisi gambaran dari properti yang akan memiliki konsep yang sama. Apabila Nilai
dinilai serta properti pembanding lainnya. Selain itu Pasar dari suatu properti dapat diberikan, nilai
akan dijelaskan penerapan metode yang digunakan ini sama dengan Nilai Wajar.
dalam melakukan analisa nilai agunan. 6. Nilai Wajar menurut PSAK (Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan) adalah suatu
Bab V – Kesimpulan dan Saran jumlah yang dapat digunakan sebagai dasar
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil analisa pertukaran aktiva atau penyelesaian kewajiban
nilai agunan dan saran untuk penelitian selanjutnya. antara pihak yang paham (knowledgeable) dan
berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar
(arm's length transaction). Nilai Wajar pada dalam proses kredit. Penilaian akan memberikan
umumnya digunakan untuk pelaporan baik titik tengah atau kesesuaian antara permintaan
Nilai Pasar maupun selain Nilai Pasar dalam nasabah dan penawaran bank sehingga tidak akan
laporan keuangan. merugikan nasabah maupun bank sebagai pemberi
7. Properti (real property) adalah tanah hak dan pinjaman.
atau bangunan permanent yang menjadi objek
pemilik dan pembangunan (Surat Keputusan 2.2.1. Penilaian Agunan Kredit
Menteri Negara Perumahan Rakyat No.
Penilaian barang agunan oleh bank
05/KPTS/BK4PN/1995 tanggal 23 Juni 1995).
dimaksudkan untuk memperoleh perkiraan dalam
8. Agunan adalah jaminan tambahan yang
menentukan besar pinjaman yang dapat diberikan
diserahkan nasabah kepada bank dalam rangka
pada nasabah. Menurut SPI 2007, pada umumnya
pemberian fasilitas kredit atau pembiayaan
pihak pemberi pinjaman menggunakan nilai pasar
berdasarkan Prinsip Syariah.
dalam penilaian properti sebagai agunan. Bank
(UU Republik Indonesia No.10 tahun 1998
sebagai pihak pemberi pinjaman menentukan nilai
tentang Perbankan pasal 1 ayat 23).
agunan dengan memperhatikan beberapa hal sebagai
9. Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan
berikut :
yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan 1. Penetapan nilai agunan kredit harus didasarkan
pinjam-meminjam antara bank dengan pihak pertimbangan atas 5(lima) unsur, yaitu unsur
lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk penilaian, pengikatan, penguasaan, pengamanan
melunasi utangnya setelah jangka waktu dan pemanfaatan dengan penjelasan sebagai
tertentu dengan pemberian bunga (UU RI berikut :
No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan pasal 1 a. Penilaian
ayat 11). Agunan kredit tersebut dapat dinilai atau tidak
10. Bank adalah badan usaha yang menghimpun
dengan cara dan metode yang ada, untuk
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan menghasilkan nilai yang wajar dan dapat
dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam dipertanggungjawabkan.
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat b. Pengikatan
banya (Undang-undang Negara Republik Agunan kredit tersebut mempunyai bukti
Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang kepemilikan yang sah menurut hukum dan dapat
Perbankan pasal 1 ayat 3). tidaknya dilakukan pengikatan agunan
c. Penguasaan
Agunan kredit tersebut dapat dikuasai atau tidak
2.2. Konsep dan Dasar Teori atas nama pemohon, perselisihan atau sengketa
Penilaian adalah suatu cara dalam sehingga apabila terjadi likuidasi tidak
menentukan nilai suatu objek melalui beberapa menimbulkan proses yang lebih panjang dan
metode tertentu untuk suatu kepentingan atau tujuan membutuhkan biaya yang lebih besar.
tertentu. Penilaian pada dasarnya merupakan d. Pengamanan
estimasi atau opini walaupun didukung oleh alasan Agunan kredit tersebut dapat ditutup asuransi
atau anilisis yang rasional. Sekalipun appraisal atau tidak, tata letak agunan dan tingkat
didasarkan pada data lapangan, penilaian tetap penjagaan/pemeliharaan atas agunan tersebut.
merupakan opini. Kelayakan suatu penilaian
dipengaruhi oleh ketersediaan data serta obyektifitas e. Pemanfaatan
dalam penilaian. Salah satu indikator ketepatan hasil Agunan kredit tersebut dapat dijadikan sumber
penelitian adalah seberapa jauh hasil penilaian pembayaran kembali kredit atau tidak jika kredit
berbeda dengan data pasar. (Firdaus, Bayu. 2008) bermasalah dan besar penilaiannya wajar serta
Penilaian tidak lepas dari prinsip ekonomi dapat dipertanggungjawabkan.
dimana penawaran dan permintaan perlu ditentukan 2. Penilaian agunan kredit harus dilakukan secara
titik tengah agar diperoleh kesepakatan nilai. obyektif, jujur, bertanggung jawab dan
Besarnya pinjaman kredit merupakan bentuk menyajikan suatu nilai yang wajar. Kewajaran
penawaran yang diberikan bank dalam pemenuhan nilai tersebut dapat diketahui dengan
kebutuhan nasabah. Sedangkan pengajuan kredit mempergunakan empat ukuran/nilai, yaitu :
oleh nasabah menunjukkan adanya permintaan
a. Nilai Pasar Wajar adalah nilai atau harga Ada beberapa metode untuk melakukan penyesuain
suatu barang agunan yang berlaku di pasar yaitu :
pada saat penilaian dilakukan (SE BRI S. 8 -
a. Metode Tambah Kurang
DIR/ADK/05/2004 tentang Agunan Kredit).
Metode Penyesuaian ini membandingkan secara
b. Nilai Likuiditas seringkali digunakan dan
langsung semua faktor yang mempengaruhi nilai
memiliki arti sama dengan Nilai Jual paksa
secara keseluruhan baik kelebihan dan kekurangan
(SPI2-3.7, 2007). Nilai Likuiditas adalah nilai
dari properti pembanding maupun properti yang
atau harga jual barang agunan pada saat
dinilai.
penilaian dilakukan, dengan asumsi penjualan
dilakukan dengan mudah, baik secara damai
b. Metode Jumlah Rupiah
maupun melalui lelang.
Metode Penyesuaian ini dilakukan dengan cara
c. Proyeksi Nilai Pasar Wajar adalah proyeksi
menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi nilai
nilai atau harga pasar wajar suatu barang
kemudian menentukan nilai positif atau negatif
agunan di masa datang, yang berlaku di
untuk setiap faktor. Penyesuaian ini menggunakan
pasar, pada periode waktu tertentu dan atau
besaran rupiah atau mata uang lainnya.
sampai periode review kreditnya.
d. Proyeksi Nilai Likuiditas adalah PNPW c. Metode Indeks
barang agunan pada saat dilakukan penjualan
Metode ini hampir sama dengan metode jumlah
secara damai maupun lelang.
rupiah. Metode indeks menggunakan prosentase
Dalam Standar Penilaian Indonesia 2007 membagi dalam memberi nilai postif atau negatif pada setiap
metode penilaian properti menjadi tiga pendekatan, faktor yang mempengaruhi nilai.
yaitu :
B. Metode Pendekatan Biaya
A. Metode Perbandingan Data Pasar (Market
Penilaian dengan metode pendekatan biaya
Data Approach)
adalah menentukan besarnya biaya reproduksi baru
serta besarnya biaya penyusutan yang telah terjadi
Metode perbandingan data pasar atau sering
pada properti tersebut. Rumus umum yang dipakai
disebut juga sebagai metode perbandingan harga jual
adalah :
(seles comparation method) atau metode
perbandingan data langsung (direct market Indikasi Nilai Properti = Nilai Tanah + ( Biaya
comparation method). Perbandingan Data Pasar Reproduksi Baru - Penyusutan)
diperlukan suatu penyesuaian dari data pembanding.
Nilai properti (Tanah dan Bangunan) diperoleh
Rumus umum yang dipakai adalah dengan menganggap tanah sebagai tanah kosong
Harga Jual Properti Pembanding ± Penyesuaian untuk dinilai menggunakan Metode Pendekatan Data
= Indikasi Nilai Properti Pasar. Sedangkan nilai bangunan dihitung( 1dengan
)
menghitung biaya reproduksi baru bangunan pada
Penilaian atas properti dilakukan dengan
saat penilaian dikurangi penyusutan. Untuk
membandingkan secara langsung properti yang
menghitung biaya pengganti baru digunakan
dinilai dengan data properti pembanding. Dengan
beberapa metode, yaitu :
menggunakan metode pendekatan perbandingan data
pasar perlu dilakukan sejumlah penyesuaian antara a. Metode Survey Kuantitas
properti yang dinilai dengan properti pembanding, Perhitungan metode ini adalah menjumlahkan
sebagai berikut :
biaya semua komponen bangunan baik biaya tak
a. Waktu transaksi langsung (survey tanah, biaya overhead dan
b. Luas tanah keuntungan kontraktor/pemborong) maupun biaya
c. Luas bangunan
langsung (persiapan lahan dan semua tahap
d. Umur Bangunan pembangunan dan perlengkapannya).
e. Lebar jalan
f. Perkerasan jalan
b. Metode Unit Terpasang
Pendekatan ini akan menghasilkan penilaian Metode ini dilakukan dengan cara membagi
yang akurat apabila properti yang dinilai dengan bangunan yang dihitung biayanya menjadi beberapa
properti pembanding mempunyai perbedaan yang
relatif kecil atau masih dalam toleransi yang wajar.
unit besar seperti rangka bangunan, lantai, atap, Keterangan :
dinding dll.
V = Nilai Pasar Properti (Rp)
I = Pendapatan Bersih Tahunan (Rp)
c. Metode Meter Persegi
R = Tingkat Kapitalisasi (%)
Metode ini membandingkan bangunan yang
dinilai dengan bangunan lain yang sejenis. Nilai 2.2.2. Rumah Tinggal
bangunan didapat dari luas bangunan yang dinilai Rumah tinggal merupakan properti yang
dikalikan dengan biaya permeter persegi bangunan
menjadi kebutuhan primer dalam kehidupan. Dalam
pembanding. SPI 2007 rumah tinggal sebagai salah satu real
property dirumuskan sebagai tanah secara fisik dan
d. Metode Indeks Biaya benda yang dibangun oleh manusia yang menjadi
Perhitungan dilakukan dengan mencari satu kesatuan dengan tanahnya. Real property
kenaikan beda harga bahan bangunan, upah tenaga merupakan penguasaan terhadap tanah yang
kerja dan lain-lain. mencakup semua hak atas tanah, semua kepentingan
dan manfaat yang berkaitan dengan kepemilikan
Selain memperhitungkan biaya reproduksi baru
real property. Bukti kepemilikan real property
diperlukan perkiraan besarnya penyusutan /
biasanya dibuktikan dengan sertifikat atau surat-
depresiasi yang terjadi pada bangunan. Dalam
surat lain.
metode pendekatan biaya terdapat tiga macam
penyusutan / depresiasi, yaitu :
1. Penyusutan Fisik atau penyusutan yang BAB III
dikarenakan adanya kerusakan secara fisik. METODOLOGI
Penyusutan fisik = (umur efektif / umur 3.1. Konsep Penelitian
manfaat) x 100% (3)
Tugas akhir ini membahas penentuan nilai
Umur efektif adalah umur bangunan berdasarkan agunan rumah tinggal Jl. Rangkah VI Tambaksari
kondisi bangunan saat dilakukan penilaian. Surabaya. Nilai agunan didasarkan pada nilai pasar
Sedangkan umur manfaat adalah umur dimana wajar, nilai likuiditas, proyeksi nilai pasar wajar dan
bangunan tetap dapat difungsikan. proyeksi nilai likuiditas. Dalam proses penilaian
2. Penyusutan Fungsi atau penyusutan yang digunakan metode perbandingan data pasar dan
dikarenakan perencanaan yang kurang baik metode pendekatan biaya.
dilihat dari segi ukuran, model, bentuk dll.
3. Penyusutan Ekonomis atau penyusutan yang a. Metode Perbandingan Data Pasar
disebabkan beberapa faktor luar, seperti
peraturan pemerintah, faktor sosial (mitos) dll Metode penilaian yang dilakukan dengan cara
membandingkan secara langsung properti yang
Kemunduran Fungsi /Ekonomis = dinilai dengan data properti yang sejenis yaitu
%Kemunduran Fungsi /Ekonomis x (100% - dengan cara mendapat tiga atau lebih data banding
%Penyusutan Fisik) yang telah terjual atau sedang ditawarkan untuk
dijual yang sejenis terhadap properti yang akan
C. Metode Pendekatan Pendapatan dinilai kemudian dibuat penyesuaiannya terhadap
Metode Pendekatan Pendapatan (Income properti yang dinilai.
Approach) berdasarkan pada pola pikir hubungan
antara pendapatan dari properti dan nilai dari b. Metode Pendekatan Biaya
properti itu sendiri. Nilai dari properti tergantung Prinsip dasar penilaian dengan pendekatan kalkulasi
pada kemampuan properti itu untuk menghasilkan biaya adalah menentukan besarnya biaya reproduksi
keuntungan. Metode ini dikenal juga sebagai metode baru serta biaya besarnya penyusutan. Nilai tanah
kapitalisasi karena pendapatan bersih yang dihitung dengan menggunakan metode perbandingan
dihasilkan oleh suatu properti dikapitalisasi menjadi data pasar (market data approach). Sedangkan nilai
nilai kini melalui perhitungan matematis yang bangunan dihitung dengan metode kalkulasi biaya.
disebut dengan kapitalisasi. Rumus umum yang Nilai pasar bangunan dihitung dengan menghitung
dipakai adalah : biaya reproduksi baru bangunan pada saat penilaian
V=I/R dikurangi penyusutan. (5)
3.2. Variabel Penelitian
5. Nilai Pasar Properti
Beberapa Variabel yang ada dalam tugas akhir dapat Didapatkan dengan merenkonsiliasi nilai
dilihat dari Tabel 3.1. pasar yang diperoleh dari dua metode
penilaian.
Tabel 3.1. Variabel Penelitian
6. Nilai pasar tanah dan Nilai pasar bangunan
Variabel Indikator Perhitungan a. Nilai pasar tanah didapat dari metode
Tanah Perbandingan Data perbandingan data pasar
Nilai Tanah
Kosong Pasar b. Nilai pasar bangunan didapat dari nilai
Biaya pasar properti dikurangi dengan nilai
Metode Survey
Reproduksi pasar tanah (Handoko, 1998).
Bangunan Kuantitas
baru
7. Nilai Agunan
Penyusutan Fisik,
Penyusutan Penentuan nilai agunan didasarkan pada :
Fungsi dan Ekonomi
Tanah a. Nilai pasar wajar
Nilai Tanah Nilai Property =
Kosong Nilai pasar wajar tanah dan bangunan
Nilai Harga Jual Property
Bangunan didapat dari nilai pasar tanah dan
Bangunan serupa ± penyesuaian
Serupa bangunan.
b. Nilai likuiditas
Nilai likuiditas tanah maksimum 90%
3.3. Proses dan Tahap Penelitian
dari nilai pasar wajar tanah dan nilai
1. Definisi dan Permasalahan likuiditas bangunan maksimum 80%
Memahami suatu permasalahan agar dari nilai pasar wajar bangunan.
didapatkan cara atau metode dalam
c. Proyeksi nilai pasar wajar
menyelesaiakan permasalahan tersebut.
Proyeksi nilai pasar wajar tanah
2. Pengumpulan Data maksimum 110% dari nilai pasar wajar
Beberapa jenis data yang digunakan dalam tanah dan proyeksi nilai pasar bangunan
tugas akhir yaitu: maks 80% dari nilai pasar wajar
bangunan.
e. Data Primer adalah data yang didapat
dari sumber pertama atau data hasil dari d. Proyeksi likuiditas
wawancara. Proyeksi likuiditas tanah maksimum
f. Data Sekunder adalah data berupa 90% dari proyeksi nilai pasar wajar
naskah atau dokumen yang telah diolah tanah dan proyeksi likuiditas bangunan
oleh pihak-pihak tertentu. maksimum 80% dari proyeksi nilai
3. Analisa data metode perbandingan data pasar wajar bangunan.
pasar
a. Harga jual properti pembanding didapat 8. Nilai Agunan
Dari nilai pasar wajar, nilai likuidasi, proyeksi
saat pengumpulan data
nilai pasar wajar, proyeksi likuiditas akan
b. Melakukan penyesuaian pada properti didapat batas maksimal dan minimal penentuan
pembanding dengan metode indeks nilai agunan.
c. Menyimpulkan indikasi nilai properti Bagan alur penelitian dapat dilihat pada
4. Analisa data metode pendekatan biaya Gambar 3.1.
a. Menentukan nilai pasar tanah dengan
metode perbandingan data pasar
b. Menghitung biaya reproduksi baru
dengan metode unit terpasang
c. Menghitung jumlah penyusutan yang
terjadi
d. Menyimpulkan indikasi nilai properti
Latar Belakang BAB IV
- Penilaian digunakan institusi keuangan untuk menilai suatu properti ANALISA NILAI PASAR DAN NILAI
- Agunan untuk mendapat keyakinan bagi bank atas dana yang disalurkan
- Penentuan nilai agunan AGUNAN

Perumusan Masalah 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian


Berapa nilai agunan rumah tinggal dengan menerapkan metode perbandingan data Properti yang dinilai merupakan rumah
pasar dan metode pendekatan biaya
tinggal yang memiliki luas tanah 660 m2 dan luas
bangunan 592 m2. Rumah tinggal ini dibangun pada
Studi Pustaka
SPI 2007, Surat Edaran BRI tahun 2000 berlokasi di jalan Rangkah VI
Kecamatan Tambaksari. Lokasi rumah tinggal
Pengumpulan Data berdekatan dengan pusat pendidikan, pusat
Data Pembanding, HSPK 2011, Standarisasi Harga Bangunan perbelanjaan, dan usaha dagang lainnya. Rumah
tinggal ini merupakan bangunan berlantai 1 (satu),
dengan pondasi pasangan batu kali, dinding
Metode Perbandingan Metode Pendekatan pasangan batu bata diplester sebagian dilapisi
Data Pasar Biaya wallpaper, atap genteng dengan rangka kayu, lantai
- Data Pembanding - Nilai Tanah
- Penyesuaian - Biaya Reproduksi
keramik, jendela kayu - kaca, pintu panel kayu serta
- Pembobotan - Penyusutan memiliki fasilitas listrik dan air PDAM.

Nilai Pasar
Properti

Nilai Likuidasi Nilai Pasar Wajar Proyeksi Nilai Proyeksi Nilai


Pasar Wajar Likuidasi

Nilai Agunan
- Maksimal
- Minimal

Kesimpulan

Gambar 4.1. Objek Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Properti Pembanding


Properti pembanding dalam tugas akhir ini
digunakan untuk mengestimasi nilai tanah, sebagai
bagian dari estimasi nilai pasar berdasarkan metode
pendekatan biaya.

3 2

Gambar 4.2. Lokasi Properti Pembanding


1. Properti Pembanding I 3. Properti Pembanding III
Sebuah rumah tinggal di Jl.Ploso Timur IV
memilik luas tanah 224m2 dengan panjang 16m dan
lebar 12m. Bangunan rumah tinggal ini dibangun
pada tahun 2005 dengan luas 216m2. Rumah tinggal
yang memiliki lebar jalan 6m dengan perkerasan
paving ini terjual dengan harga sebesar
Rp.525.500.000 pada tahun 2011.

Gambar 4.3. Properti Pembanding I

Sebuah rumah tinggal dengan luas tanah 720m²


dibangun pada tahun 1994 terletak di Jl.Rangkah V
Surabaya, tidak jauh dari objek penelitian. Rumah
tinggal satu lantai ini memiliki luasan tanah
berbentuk persegi panjang dengan panjang 30m dan
lebar 24m dan luas bangunan 448 m2. Lebar jalan di
depan rumah tinggal ini selebar 6m dengan Gambar 4.5. Properti Pembanding III
perkerasan paving. Waktu transaksi jual beli pada
tahun 2011 dengan harga jual Rp.970.500.000.
4.2. Analisa Nilai Pasar Metode Pendekatan
2. Properti Pembanding II Biaya
Sebuah rumah tinggal yang terletak di Jl.Ploso Analisa nilai pasar rumah tinggal Jl.
Timur I memiliki luas tanah 252m2 dengan panjang Rangkah VI Surabaya ini menggunakan metode
21m dan lebar 12m. Diatas tanah tersebut berdiri pendekatan biaya yaitu dengan menjumlahkan nilai
bangunan seluas 200m2 dibangun pada tahun 2003. pasar tanah dengan nilai pasar bangunan. Nilai pasar
Rumah tinggal ini memiliki lebar jalan 7m dengan tanah dihitung dengan menganggap tanah tempat
perkerasan paving. Waktu transaksi jual beli pada rumah tinggal ini berdiri sebagai tanah kosong
tahun 2011 dengan harga jual Rp.614.000.000. kemudian membandingkan harga tanah masing-
masing data pembanding. Sedangkan nilai bangunan
dihitung dengan cara mengurangi biaya reproduksi
atau membangun baru bangunan dengan penyusutan
bangunan pada saat rumah tinggal dinilai.
Biaya membangun baru yang akan dhitunng
adalah biaya membangun baru rumah tinggal
Jl.Rangkah VI Surabaya dan biaya membangun baru
properti pembanding. Biaya membangun baru
properti pembanding digunakan untuk mengestimasi
nilai tanah properti pembanding yang akan
digunakan untuk mengestimasi nilai tanah hotel.

4.2.1. Biaya Reproduksi Baru


Biaya reproduksi baru bangunan adalah
perkiraan jumlah uang yang dikeluarkan untuk
Gambar 4.4. Properti Pembanding II membangun atau mengganti properti baru yang
meliputi biaya atau harga bahan, upah buruh, biaya
tenaga ahli dan semua yang berkaitan seperti biaya
angkutan, biaya pemasangan, PPn tetapi tidak
termasuk upah lembur maupun bonus.
4.2.1.1. Biaya Reproduksi Baru Objek Penelitian 2. Biaya Reproduksi Baru Properti Pembanding II
Luas Bangunan = 200m2
Perhitungan biaya reproduksi baru bangunan
Biaya Reproduksi Baru per m2
ini digunakan metode survey kuantitas, yaitu
= Rp.2.000.000
melakukan perhitungan terhadap kebutuhan seluruh
Biaya Reproduksi Baru
komponen bangunan dan perhitungan dilakukan
= Biaya Reproduksi Baru per m2 x Luas
dengan cara menghitung rencana anggaran biaya
Bangunan
jika bangunan tersebut dibangun seperti semula.
= Rp.2.000.000/m2 x 200 m²
Dalam tugas akhir ini, rencana anggaran biaya
= Rp.400.000.000
rumah tinggal Jl.Rangkah VI Surabaya dianaisa
menggunakan daftar harga satuan yang berlaku di
3. Biaya Reproduksi Baru Properti Pembanding
Surabaya tahun 2011. Rincian analisa harga satuan
III
dan daftar harga satuan dapat dilihat pada lampiran.
Luas Bangunan = 216 m²
Dengan perhitungan survey kuantitas, menghasilkan
Biaya Reproduksi Baru per m2 = Rp.2.000.000
biaya reproduksi baru bangunan sebesar Rp.
Biaya Reproduksi Baru
1.007.800.000 (Satu Milyar Tujuh Juta Delapan
= Biaya Reproduksi Baru per m2 x Luas
Ratus Ribu Rupiah). Rekapitulasi perhitungan
Bangunan
rencana anggaran biaya pembangunan rumah tinggal
= Rp.2.000.000/m2 x 216 m²
Jl.Rangkah VI Surabaya dapat dilihat pada tabel 4.1.
= Rp.432.000.000

Tabel 4.1. Rekapitulasi Perhitungan Biaya 4.2.2. Penyusutan


Reproduksi Baru Rumah Tinggal
Penyusutan adalah penurunan nilai suatu
properti atau aset karena waktu atau pemakaian.
No Uraian Pekerjaan Biaya Penyusutan pada suatu properti biasanya disebabkan
A Pekerjaan Persiapan, Tanah dan Pondasi 124.423.922,00
karena kerusakan fisik akibat pemakaian dari
B Pekerjaan Struktur 166.576.968,95
properti tersebut. Perhitungan penyusutan disini
C Pekerjaan Dinding 242.440.045,91
ditujukan untuk mencari berapa besar penyusutan
D Pekerjaan Lantai 76.895.359,91
yang terjadi pada objek penelitian rumah tinggal
E Pekerjaan Atap 272.029.179,33
Jl.Rangkah VI Surabaya dan properti pembanding.
F Pekerjaan Finishing 101.181.421,07
Jumlah 916.196.816,89
PPn 10% 91.619.681,69
4.2.2.1. Objek Penelitian
Total 1.007.816.498,58 Rumah tinggal Jl.Rangkah VI Surabaya
Pembulatan 1.007.800.000,00 dibangun pada tahun 2000 dan umur manfaat
Sumber : Hasil Perhitungan dan Analisa bangunan ini adalah 25 tahun. Bangunan ini dirawat
dengan baik sehingga penyusutan fisiknya sesuai
4.2.1.2. Biaya Reproduksi Baru Properti dengan umur bangunan.
Pembanding
Umur efektif = 2011 – 2000 = 11 tahun
Menghitung biaya reproduksi baru bangunan Penyusutan Fisik = 11/25 x 100% = 44%
ini menggunakan perhitungan per m2 dari luas
bangunan dikalikan dengan biaya membangun Penyusutan sebesar 44% digunakan sebagai
rumah baru sesuai standarisasi yang dikeluarkan pengurangan nilai pada biaya reproduksi baru
AREBI (Asosiasi Real Estate Broker Indonesia) bangunan. Untuk penyusutan yang diakibatkan
tahun 2011 yaitu sebesar Rp. 2.000.000 per m2. karena kemunduran fungsional maupun ekonomis
dianggap 0% karena secara keseluruhan bangunan
1. Biaya Reproduksi Baru Properti Pembanding I masih dapat difungsikan dan keadaan sosial
Luas Bangunan = 448 m² cenderung meningkat dilihat dari banyaknya
Biaya Reproduksi Baru per m2 = Rp.2.000.000 aktivitas ekonomi di lingkungan sekitar.
Biaya Reproduksi Baru Besar nilai penyusutan bangunan
= Biaya Reproduksi Baru per m2 x Luas = Biaya reproduksi baru x prosentase penyusuta
Bangunan = Rp.1.007.800.000 x 44%
= Rp.2.000.000/m2 x 448 m² = Rp. 443.432.000
= Rp.896.000.000
4.2.2.2. Properti Pembanding I Nilai Bangunan
Properti pembanding I merupakan sebuah = Rp.896.000.000 - Rp.609.280.000
rumah satu lantai yang dibangun pada tahun 1994. = Rp.286.720.000
Umur manfaat bangunan ini adalah 25 tahun
sedangkan umur efektif bangunan adalah 17 tahun. 4.2.3.3. Nilai Bangunan Properti Pembanding II
Besarnya penyusutan adalah 17/25 x 100% = 68%.
Nilai bangunan properti pembanding
Besar nilai penyusutan bangunan diperoleh dari biaya reproduksi baru dikurangi
penyusutan bangunan.
= Rp.896.000.000 x 68%
Nilai Bangunan
= Rp.609.280.000
= Rp.400.000.000 - Rp.128.000.000
= Rp.272.000.000
4.2.2.3. Properti Pembanding II
Properti pembanding II merupakan sebuah 4.2.3.4. Nilai Bangunan Properti Pembanding III
rumah satu lantai yang dibangun pada tahun 2003.
Nilai bangunan properti pembanding
Umur manfaat bangunan ini adalah 25 tahun
diperoleh dari biaya reproduksi baru dikurangi
sedangkan umur efektif bangunan adalah 8 tahun.
penyusutan bangunan.
Besarnya penyusutan adalah 8/25 x 100% = 32%.
Nilai Bangunan
Besar nilai penyusutan bangunan
= Rp.432.000.000 - Rp.172.800.000
= Rp.400.000.000 x 32%
= Rp.259.200.000
= Rp.128.000.000
4.2.4. Nilai Tanah
4.2.2.4. Properti Pembanding III
Nilai tanah objek penelitian didapat dari
Properti pembanding II merupakan sebuah
mambandingkan nilai tanah masing-masing properti
rumah satu lantai yang dibangun pada tahun 2003.
pembanding. Nilai tanah properti pembanding
Umur manfaat bangunan ini adalah 25 tahun
dihitung dari harga transaksi yang dikurangi dengan
sedangkan umur efektif bangunan adalah 10 tahun.
nilai bangunan properti pembanding.
Besarnya penyusutan adalah 10/25 x 100% = 40%.
4.2.4.1. Nilai Tanah Properti Pembanding I
Besar nilai penyusutan bangunan
Properti pembanding I memiliki tanah seluas
= Rp. 432.000.000 x 40%
720m² dan luas bangunan 448 m². Perhitungan nilai
= Rp.172.800.000
tanah properti pembanding adalah
4.2.3. Nilai Bangunan Luas tanah = 720m2
Harga transaksi = Rp.970.500.000
Nilai bangunan properti merupakan biaya
Nilai bangunan = Rp.286.794.000
reproduksi baru bangunan dikurangi dengan
Nilai tanah pembanding
penyusutan bangunan.
= Rp.970.500.000 - Rp.286.720.000
4.2.3.1. Nilai Bangunan Objek Penelitian = Rp.683.780.000 / 720m2
= Rp.949.694 / m2
Nilai bangunan rumah tinggal Jl.Rangkah VI
Surabaya diperoleh dari biaya reproduksi baru 4.2.4.2. Nilai Tanah Properti Pembanding II
bangunan (hasil perhitungan biaya menggunakan Properti pembanding II memiliki tanah
harga satuan pekerjaan kegiatan tahun 2011) yang seluas 252m2 dan luas bangunan 200m². Perhitungan
telah dikurangi dengan penyusutan bangunan. nilai tanah properti pembanding adalah
Nilai Bangunan Luas tanah = 252m2
= Rp.1.007.800.000 - Rp. 443.432.000 Harga transaksi = Rp.614.000.000
= Rp. 564.368.000 Nilai bangunan = Rp.272.000.000
4.2.3.2. Nilai Bangunan Properti Pembanding I
Nilai tanah pembanding
Nilai bangunan properti pembanding = Rp.614.000.000 - Rp.272.000.000
diperoleh dari biaya reproduksi baru dikurangi = Rp.342.000.000 / 252m2
penyusutan bangunan. = Rp.1.357.143 / m2
4.2.4.3. Nilai Tanah Properti Pembanding III 4.2.5. Nilai Pasar Properti Metode Pendekatan
Biaya
Properti pembanding III memiliki tanah
seluas 224m2 dan luas bangunan 216m2. Perhitungan Setelah menghitung nilai pasar tanah dan nilai
nilai tanah properti pembanding adalah pasar bangunan dari rumah tinggal ini, dapat
Luas tanah = 224m2 dilakukan estimasi nilai pasar rumah tinggal
Harga transaksi = Rp.525.500.000 Jl.Rangkah VI Surabaya. Estimasi dihitung dengan
Nilai bangunan = Rp.259.200.000 menjumlahkan nilai pasar tanah dengan nilai pasar
Nilai tanah pembanding bangunan yang dikurangi penyusutan dari rumah
= Rp.525.500.000 - Rp.259.200.000 tinggal tersebut. Indikasi nilai pasar rumah tinggal
= Rp.266.300.000 / 224m2 dengan metode pendekatan biaya adalah sebesar
= Rp.1.188.839 / m2 Rp.1.319.192.180 (satu milyar tiga ratus sembilan
belas juta seratus sembilan puluh dua ribu seratus
4.2.4.4. Estimasi Nilai Tanah delapan puluh rupiah). Perhitungan dapat dilihat
pada tabel 4.3.
Setelah mendapatkan nilai tanah per m2 dari
masing-masing data properti pembanding maka data
Tabel 4.3. Perhitungan Nilai Pasar Metode
dapat diberikan penyesuain dan pembobotan agar
Pendekatan Biaya
didapatkan nilai tanah objek penelitian. Penyesuaian
tidak diberikan karena objek penelitian dan data
pembanding memiliki karakteristik yang relatif Nilai Pasar
Nilai Pasar Tanah Nilai Pasar Properti
sama. Sedangkan pembobotan sebesar 40% Bangunan
(Rp) (Rp)
diberikan pada nilai tanah properti pembanding I (Rp)
karena jaraknya yang lebih dekat dari pada properti (1) (2) (1+2)
pembanding lainnya. Melihat lokasinya yang Rp.754.824.180 Rp.564.368.000 Rp.1.319.192.180
berdekatan, untuk properti pembanding II dan
properti pembanding III diberikan bobot yang sama Sumber : Hasil Perhitungan dan Analisa
30%. Perhitungan nilai tanah objek penelitian dapat
dilihat pada tabel 4.2. 4.3. Analisa Nilai Pasar Metode Pendekatan
Data Pasar
Tabel 4.2. Perhitungan Nilai Tanah Analisa nilai pasar rumah tinggal Jl.Rangkah
Pembanding I Pembanding II Pembanding III VI Surabaya menggunakan metode pendekatan data
Nilai Tanah Rp.949.694 / m2 Rp.1.357.143 / m2 Rp.1.188.839 / m2 pasar yaitu dengan menentukan faktor-faktor yang
Pembobotan 40% 30% 30% mempengaruhi harga jual properti pembanding
Hasil Rp.379.878/ m2 Rp.407.143/ m2 Rp.356.652/ m2 kemudian memberikan penyesuaian pada masing-
Nilai Tanah
Objek
Rp.1.143.673/ m2 masing faktor tersebut. Penyesuaian menggunakan
metode indeks yaitu menggunakan prosentase dalam
Sumber : Hasil Perhitungan dan Analisa
memberi nilai postif atau negatif pada setiap faktor
yang mempengaruhi nilai. Faktor-faktor yang
Dari hasil perhitungan diatas didapatkan
mempengaruhi nilai pasar adalah
nilai pasar tanah per m2 rumah tinggal Jl.Rangkah
VI Surabaya sebesar Rp.1.143.673/ m2. Sehingga 1. Waktu transaksi
dapat dicari estimasi nilai pasar tanah rumah tinggal 2. Luas tanah
ini dengan cara mengalikan nilai pasar tanah per m2 3. Luas bangunan
dengan luas tanah yang dinilai. Estimasi nilai pasar 4. Umur bangunan
tanah untuk rumah tinggal ini adalah 5. Lebar jalan
6. Jumlah lantai
Nilai pasar tanah per m2 = Rp.1.143.673/ m2
7. Perkerasan jalan
Luas tanah = 660 m2
Nilai pasar tanah rumah tinggal
4.3.1. Penyesuaian
= Rp.1.143.673/ m2 x 660 m2
= Rp. 754.824.180 Penyesuaian yang standar di Indonesia
sampai saat ini belum ada dan belum dinyatakan
dalam Standar Penilaian Indonesia tahun 2007 (SPI
2007). Penyesuain dilakukan dengan menggunakan
prosentase dalam memberi nilai postif atau negatif
pada setiap faktor yang mempengaruhi nilai sesuai g. Perkerasan jalan, tidak terjadi penyesuaian
dengan kondisi dan data properti pembanding. dikarenakan perkerasan jalan properti
pembanding sama dengan objek penelitian.
1. Data Propeti Pembanding I
3. Data Propeti Pembanding III
a. Waktu transaksi, tidak terjadi penyesuain
dikarenakan harga transaksi properti a. Waktu transaksi, tidak terjadi penyesuain
pembanding I terjadi pada tahun 2011 dikarenakan harga transaksi properti
b. Luas tanah, diberikan penyesuaian -9% pembanding III terjadi pada tahun 2011
karena terdapat selisih luas bangunan pada b. Luas tanah, diberikan penyesuaian 66%
properti pembanding I yang memiliki luas karena terdapat selisih luas bangunan pada
bangunan lebih besar dari objek penelitian properti pembanding III yang memiliki luas
c. Luas bangunan, diberikan penyesuaian 25% bangunan lebih kecil dari objek penelitian
karena terdapat selisih luas bangunan pada c. Luas bangunan, diberikan penyesuaian
properti pembanding I yang memiliki luas 63,5% karena terdapat selisih luas bangunan
bangunan lebih kecil dari objek penelitian. pada properti pembanding III yang memiliki
d. Umur bangunan, diberikan penyesuaian 24% luas bangunan lebih kecil dari objek
karena penyusutan pada properti penelitian.
pembanding I lebih besar dari pada objek d. Umur bangunan, diberikan penyesuaian -4%
penelitian. karena penyusutan pada properti
e. Lebar jalan, diberikan penyesuain -0,5% pembanding III lebih kecil dari pada objek
karena lebar jalan pada properti pembanding penelitian.
lebih besar daripada objek penelitian. e. Lebar jalan, diberikan penyesuain -0,5%
f. Lantai, tidak terjadi penyesuaian karena lebar jalan pada properti pembanding
dikarenakan jumlah lantai properti lebih besar daripada objek penelitian.
pembanding sama dengan objek penelitian. f. Lantai, tidak terjadi penyesuaian
g. Perkerasan jalan, tidak terjadi penyesuaian dikarenakan jumlah lantai properti
dikarenakan perkerasan jalan properti pembanding sama dengan objek penelitian.
pembanding sama dengan objek penelitian. g. Perkerasan jalan, tidak terjadi penyesuaian
dikarenakan perkerasan jalan properti
pembanding sama dengan objek penelitian.
2. Data Propeti Pembanding II
a. Waktu transaksi, tidak terjadi penyesuain 4.3.2. Pembobotan
dikarenakan harga transaksi properti Setelah diberikan penyesuaian terhadap
pembanding II terjadi pada tahun 2011 faktor-faktor yang mempengaruhi nilai pasar rumah
b. Luas tanah, diberikan penyesuaian 62% tinggal, dapat dilakukan pembobotan dengan
karena terdapat selisih luas bangunan pada memperhatikan data transaksi, data informasi
properti pembanding II yang memiliki luas mengenai lokasi maupun lingkungan serta data
bangunan lebih kecil dari objek penelitian penawaran. Hasil dari pembobotan akan
c. Luas bangunan, diberikan penyesuaian 66% menghasilkan nilai pasar rumah tinggal.
karena terdapat selisih luas bangunan pada Data properti pembanding I diberi
properti pembanding II yang memiliki luas pembobotan lebih besar daripada properti
bangunan lebih kecil dari objek penelitian. pembanding II dan properti pembanding III karena
d. Umur bangunan, diberikan penyesuaian - data properti pembanding I memiliki karakteristik
12% karena penyusutan pada properti yang mendekati properti yang dinilai dan lokasinya
pembanding II lebih kecil dari pada objek berdekatan, untuk itu diberikan bobot sebesar 40%.
penelitian. Sedangkan properti pembanding II dan properti
e. Lebar jalan, diberikan penyesuain -1% pembanding III diberi pembobotan lebih kecil
karena lebar jalan pada properti pembanding sebesar 30% karena kedua pembanding berada lebih
lebih besar daripada objek penelitian dan jauh dari properti yang dinilai.
properti pembanding lainnya.
f. Lantai, tidak terjadi penyesuaian 4.3.3. Nilai Pasar Properti Metode Pendekatan
dikarenakan jumlah lantai properti Data Pasar
pembanding sama dengan objek penelitian.
Dari hasil perhitungan penyesuaian dan
pembobotan dalam metode pendekatan data pasar
didapatkan indikasi nilai pasar rumah tinggal yang memiliki perbedaan nilai. Perbedaan hasil yang
dinilai sebesar Rp. 1.292.281.500 (satu milyar dua diperoleh dari analisa kedua metode tersebut sebesar
ratus sembilan puluh dua juta dua ratus delapan 2% yang masih dapat diterima karena kurang dari
puluh satu ribu lima ratus rupiah). Perhitungan 10% sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam
estimasi nilai pasar rumah tinggal dapat dilihat pada konsep penilaian. Selanjutnya kedua nilai tersebut
tabel 4.4. dapat diberikan pembobotan untuk didapat kan nilai
pasar properti yang dinilai.
Tabel 4.4. Perhitungan Nilai Pasar Pembobotan diberikan dengan
Metode Pendekatan Data Pasar memperhatikan indikasi nilai pasar yang paling
sesuai dengan keadaan lapangan saat ini. Untuk
Data
Properti
Pembanding I Pembanding II Pembanding III standarisasi pembobotan saat ini belum diatur dalam
Waktu
2011 2011 2011
Standar Penilaian Indonesia 2007, untuk itu
Transaksi
pembobotan didasarkan pada kerasionalan dan tidak
Luas tanah 720m2 252m2 224m2
terpaku pada hitungan matematik. Hal yang perlu
Luas
bangunan
448m2 200m2 216m2 diperhatikan dalam memberi pembobotan adalah
Umur
17 th 8 th 10 th
besarnya bobot atas hasil perhitungan nilai indikasi
bangunan
diharapkan seimbang, mengingat data yang
Lebar jalan 6m 7m 6m
digunakan adalah data pembanding yang dianalisa
Lantai 1 1 1
Perkerasan
dan sesuai dengan properti yang dinilai. Pembobotan
paving paving paving
jalan yang diberikan harus berjumlah 100%.
Harga
Transaksi
Rp.970.500.000 Rp.614.000.000 Rp.525.500.000 Dalam melakukan pembobotan untuk
Penyesuaian metode pendekatan biaya diberikan bobot sebesar
Waktu
Transaksi
- - - 40% sedangkan metode pendekatan data pasar
Luas tanah -9% 62% 66% diberikan bobot sebesar 60%. Pada metode
Luas
25% 66% 63.5% pendekatan data pasar diberikan bobot yang lebih
bangunan
Umur besar daripada metode pendekatan biaya
24% -12% -4%
bangunan dikarenakan dalam metode pendekatan data pasar
Lebar jalan -0,5% -1% -0,5%
Lantai - - - terdapat analisa nilai pasar dimana nilai tersebut
Perkerasan
- - -
berasal dari harga transaksi yang sesuai terjadi di
jalan
Total
pasar saat ini. Sedangkan untuk metode pendekatan
39,5% 115%
Penyesuaian 125% biaya didasarkan pada estimasi perubahan harga
Harga
Pembobotan
Rp.1.353.847.500 Rp.1.320.100.000 Rp.1.182.375.000
40% 30% 30%
satuan pekerjaan dalam mereproduksi baru rumah
Total Rp.541.539.000 Rp.396.030.000 Rp.354.712.500 tinggal yang dinilai. Perhitungan rekonsiliasi nilai
Nilai Pasar Rp.1.292.281.500 pasar dapat dilihat pada tabel 4.6 yang menunjukkan
Sumber : Hasil Perhitungan dan Analisa nilai pasar rumah tinggal Jl.Rangkah VI Surabaya
sebesar Rp. 1.303.045.772 (satu milyar tiga ratus
4.4. Rekonsiliasi dan Estimasi Nilai Pasar tiga juta empat puluh lima ribu tujuh ratus tujuh
Properti puluh dua rupiah).
Properti yang dinilai berupa rumah tinggal Tabel 4.6. Rekonsiliasi Nilai Pasar
maka digunakan dua metode pendekatan yaitu
Metode
metode pendekatan biaya dan metode pendekatan
Metode Pendekatan Metode Pendekatan
data pasar. Dari analisa dengan dua metode tersebut Biaya Data Pasar
didapat nilai pasar rumah tinggal yang dapat dilihat Indikasi Nilai
Rp.1.319.192.180 Rp.1.292.281.500
pada tabel 4.5. Pasar
Pembobotan 40% 60%
Nilai Rp.527.676.872 Rp.775.368.900
Tabel 4.5. Indikasi Nilai Pasar Nilai Pasar
Rp.1.303.045.772
Properti
Sumber : Hasil Perhitungan dan Analisa
Metode Pendekatan Biaya Metode Pendekatan Data Pasar
4.5. Analisa Nilai Agunan
Rp.1.319.192.180 Rp.1.292.281.500
Setelah didapatkan nilai pasar rumah tinggal
Sumber : Hasil Perhitungan dan Analisa
perlu dipisahkan kembali antara nilai pasar tanah
dan nilai pasar bangunan. Nilai pasar tanah dan nilai
Dari tabel 4.5. dapat dilihat hasil atau
pasar bangunan diberikan prosentase yang
indikasi nilai pasar dari masing-masing metode
menunjukkan kenaikan atau penurunan nilai pasar
sesuai dengan tabel penentuan nilai agunan yang 4.5.2. Nilai Likuiditas (NL)
digunakan bank. Tabel penentuan nilai agunan
Sesuai ketentuan PT.Bank Rakyat Indonesia,
memberikan informasi nilai pasar wajar, nilai
Tbk (persero) pembobotan maksimal untuk nilai
likuidasi, proyeksi nilai pasar wajar dan proyeksi
likuiditas tanah sebesar 90% dari nilai pasar wajar
nilai likuidasi. Dari empat nilai tersebut dapat
tanah, sedangkan nilai likuiditas bangunan sebesar
ditentukan batas tertinggi dan terendah nilai agunan
80% dari nilai pasar wajar bangunan.
properti yang dinilai. Tabel penentuan nilai agunan
yang digunakan dalam tugas akhir ini diambil dari Nilai Likuiditas Tanah
ketentuan PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk = Rp. 754.824.180 x 90%
(persero). Dari hasil diskusi dengan appraiser = Rp. 679.341.762
(konsultan penilai bank), BRI sebagai lembaga Nilai Likuiditas Bangunan
keuangan yang memberikan pinjaman dapat = Rp. 548.221.592 x 80%
memberikan pembobotan maksimal pada penilaian = Rp. 451.494.400
agunan rumah tinggal tersebut. Hal ini dipengaruhi
oleh lingkungan rumah tinggal yang memiliki 4.5.3. Proyeksi Nilai Pasar Wajar (PNPW)
potensi bisnis. Nilai ini menunjukkan perubahan nilai pasar
dalam asumsi waktu selama 1 tahun ke depan.
Proyeksi nilai pasar wajar tanah diberikan bobot
Rp.1.303.045.772,00 Rp.1.130.836.162,00 Rp.1.268.883.871,60 Rp. 1.098.137.757,10

110% dari nilai pasar wajar tanah, sedangkan


Rp. 754.824.180,00 Rp. 679.341.762,00 Rp. 830.306.598,00 Rp. 747.275.938,20
Bangunan Rp. 548.221.592,00 Rp. 451.494.400,00 Rp. 438.577.273,60 Rp. 350.861.818,90
4 = 3 x 90%
4 = 3 x 80%

proyeksi nilai pasar bangunan diberikan bobot 80%


PNL

dari nilai pasar wajar bangunan.


Proyeksi Nilai Pasar Wajar Tanah
= Rp. 754.824.180 x 110%
= Rp. 830.306.598
3 = 1 x 110%
3 = 1 x 80%
PNPW

Proyeksi Nilai Pasar Wajar Bangunan


Tabel 4.7. Penentuan Nilai Agunan

= Rp. 548.221.592 x 80%


= Rp. 438.577.273,60
4.5.4. Proyeksi Nilai Likuiditas (PNL)
2 = 1 x 90%
2 = 1 x 80%
NL

Nilai ini menunjukkan asumsi penjualan 1


tahun ke depan dilakukan dengan mudah, baik
secara damai maupun melalui lelang. Proyeksi nilai
likuiditas tanah diberikan bobot 90% dari proyeksi
nilai pasar tanah, sedangkan proyeksi nilai likuiditas
NPW

bangunan diberikan bobot 80% dari proyeksi nilai


1

pasar bangunan.
Proyeksi Nilai Likuiditas Tanah
= Rp. 830.306.598,00 x 90%
Tanah

= Rp. 747.275.938,20
Total

Proyeksi Nilai Likuiditas Bangunan


= Rp. 438.577.273,60 x 80%
4.5.1. Nilai Pasar Wajar (NPW) = Rp. 350.861.818,90
Nilai pasar wajar untuk tanah diambil dari Dari perhitungan diatas dapat diketahui
nilai pasar tanah metode pendekatan biaya, batas terendah dan tertinggi nilai agunan properti
sedangkan nilai pasar wajar bangunan didapat dari dengan menjumlahkan masing-masing nilai.
nilai pasar rumah tinggal (setelah rekonsiliasi) Penentuan nilai agunan berdasarkan nilai pasar
dikurangi dengan nilai pasar tanah. wajar, nilai likuidasi, proyeksi nilai pasar wajar dan
proyeksi nilai likuidasi dapat dilihat pada tabel 4.7.
Nilai Pasar Wajar Tanah = Rp. 754.824.180
Pada tabel penentuan nilai agunan 4.7. menunjukkan
Nilai Pasar Wajar Bangunan
bahwa nilai pasar wajar menjadi batas tertinggi
= Rp. 1.303.045.772 - Rp. 754.824.180
= Rp. 548.221.592,00
penentuan nilai agunan sedangkan proyeksi nilai Minimal Nilai Agunan = Rp. 1.098.137.757
likuiditas menjadi batas terendah nilai agunan.
(satu milyar sembilan puluh delapan juta seratus tiga
Maksimal Nilai Agunan = Rp. 1.303.045.772, 00 puluh tujuh ribu tujuh ratus lima puluh tujuh rupiah)
Minimal Nilai Agunan = Rp. 1.098.137.757, 10
5.2. Saran
Dalam penulisan tugas akhir ini banyak
BAB V kendala yang dihadapi dalam melakukan proses
KESIMPULAN DAN SARAN penilaian sehingga banyak mendapat kesulitan
dalam pengerjaannya. Saran yang perlu dilakukan
5.1. Kesimpulan untuk penelitian selanjutnya adalah perlu adanya
Dalam melakukan penilaian properti untuk penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang
mengetahui nilai pasar rumah tinggal Jl.Rangkah VI mempengaruhi nilai dan besarnya penyusutan.
Surabaya dipakai dua metode penilaian yaitu metode
pendekatan biaya dan metode pendekatan data pasar.
Hasil analisa nilai pasar kedua metode tersebut
adalah :
1. Metode Pendekatan Biaya
Perhitungan nilai pasar rumah tinggal dengan
menggunakan metode pendekatan biaya didapat
sebesar Rp.1.319.192.180 (satu milyar tiga ratus
sembilan belas juta seratus sembilan puluh dua
ribu seratus delapan puluh rupiah).
2. Metode Pendekatan Data Pasar
Perhitungan nilai pasar rumah tinggal dengan
menggunakan metode pendekatan data pasar
didapat sebesar Rp. 1.292.281.500 (satu milyar
dua ratus sembilan puluh dua juta dua ratus
delapan puluh satu ribu lima ratus rupiah).
3. Hasil Rekonsiliasi
Setelah diketahui nilai pasar rumah tinggal
Jl.Rangkah VI Surabaya dari kedua metode
tersebut maka dilakukan pembobotan 40% untuk
metode pendekatan biaya dan 60% untuk metode
pendekatan data pasar. Sehingga diperoleh nilai
pasar rumah tinggal tersebut sebesar
Rp.1.303.045.772 (satu milyar tiga ratus tiga juta
empat puluh lima ribu tujuh ratus tujuh puluh dua
rupiah).

Setelah didapatkan nilai pasar rumah tinggal


dipisahkan antara nilai pasar tanah sebesar Rp.
754.824.180 dan nilai pasar bangunan sebesar
Rp.548.221.592 untuk penentuan nilai agunan
berdasarkan ketentuan PT. Bank Rakyat Indonesia.
Dari analisa nilai agunan didapatkan batas tertinggi
(maksimal) dan terendah (minimal) nilai agunan
rumah tinggal yaitu
Maksimal Nilai Agunan = Rp. 1.303.045.772
(satu milyar tiga ratus tiga juta empat puluh lima
ribu tujuh ratus tujuh puluh dua rupiah)

Anda mungkin juga menyukai