Anda di halaman 1dari 39

Steak adalah daging yang dipotong tegak lurus dengan serat

otot. Tidak hanya daging sapi, kita kini juga semakin familiar
dengan berbagai jenis steak ayam, atau ikan. Potongan daging
yang sudah dibumbui kemudian dibakar di atas bara api, oven,
atau bahkan digoreng.

Steak pada umumnya berasal dari daging sapi, yang dimasak


singkat kemudian disajikan dengan nasi, kentang, roti atau
pasta. Steak ditawarkan dengan harga yang bervariasi,
tergantung kualitas bahan dan penyajiannya. Begitupun dengan
macamnya, ada berbagai jenis daging steak yang diambil dari
bagian-bagian tertentu sapi.

1. Sirloin
Sumber: atlassteak.com

Sirloin merupakan daging sapi has luar atau bagian punggung


luar dekat paha belakang. Karena letaknya di bagian kaki
belakang yang notabene bekerja lebih berat dibanding bagian
lain, maka sirloin memiliki daging yang agak keras dan alot saat
dimakan.

Daging Sirloin terasa lebih keras dari bagian punggung


(loin) dan rusuk (rib). Namun, keunggulan sirloin terletak pada
ukurannya yang bisa dipotong lebih besar dibanding bagian sapi
lainnya. Sirloin biasanya memiliki lapisan lemak yang
menempel pada salah satu sisi atau sekeliling daging.

2. Tenderloin
Sumber: seriouseats.com

Tenderloin atau has dalam memiliki daging yang lebih lembut


dan kandungan lemak yang lebih rendah jika dibandingkan
dengan sirloin. Hal ini karena otot-otot yang membentuk
tenderloin bagian yang sedikit digunakan untuk beraktivitas.
Letaknya berada di bagian tengah rusuk dekat otot besar, tepat
di depan panggul.

Karena proporsi dagingnya lebih sedikit dan memiliki daging


yang lembut, maka tenderloin memiliki harga yang lebih mahal.
Jika daging Tenderloin disajikan dengan dipotong lagi dalam
ukuran yang lebih kecil biasanya disebut steak Fillet Mignon.
Sedangkan potongan tenderloin dalam ukuran besar untuk
dimakan 2 orang atau lebih disebut Chateaubriand steak.
Potongannya diambil dari ujung bawah dari Tenderloin yang
masih terdapat daging Sirloin menempel.

3. T-Bone
Sumber: deviantart.com

T-Bone diperoleh dari punggung bagian dalam sampai bawah


memotong tulang punggung, kombinasi antara short loin dan
tenderloin. Dinamai T-Bone karena terdapat tulang berbentuk
huruf-T yang dikelilingi daging pada kedua sisinya.

Daging T-Bone tidak selembut tenderloin. Jika potongan daging


tenderloinnya lebih besar daripada short loin maka disebut
Porterhouse. Porterhouse juga menjadi jenis steak yang paling
populer.

4. Rib eye
charbroil.com

Rib eye atau biasa disebut Fillet Scotch merupakan bagian


daging sapi yang terletak di sekitar tulang iga atau tulang rusuk.
Rib eye steak bisa dipesan dengan atau tanpa tulang. Daging ini
memiliki tekstur yang sangat lembut serta lebih berlemak
dan juicy dibandingkan bagian lain. Lemak inilah yang
membuat daging lebih lezat dengan aroma yang memikat. Itu
sebabnya jenis steak ini menjadi salah satu yang populer di
kalangan pecinta steak.

5. Flank
atlassteak.com

Flank atau Sancan adalah daging sapi yang berasal dari otot
perut. Dagingnya berbentuk panjang dan datar namun kurang
lunak, saat dikunyah terasa sedikit keras sehingga jika
memesan steak jenis ini sebaiknya dengan tingkat kematangan
rendah yaitu half-cooked.

6. Chuck
Sumber: atlassteak.com

Chuck atau disebut juga daging sapi paha depan adalah daging
sapi yang berasal dari bagian atas paha depan. Daging ini
berbentuk potongan segi empat dengan ketebalan sekitar 2–3
cm. biasanya saat akan dibuat steak chuck harus dipukul-pukul
dahulu dan dipanggang sebentar agar lebih empuk.

What Is Porterhouse Steak?

The porterhouse is a composite steak that's derived from the point where the
tenderloin and top loin meet. If you remove the bone and cut out the two steaks
that make up the porterhouse, you get a tenderloin steak and a top loin (or New
York strip steak). So if you order a porterhouse, expect big portions!

A porterhouse can be served whole or sliced, depending on how you want to


divide it up. For someone with a very hearty appetite, it is a tremendous meal—
even a challenge. As a steak for two, a porterhouse makes the perfect steak to
indulge in on particularly special occasions.

Lew Robertson / Getty Images

How to Cook Porterhouse Steak

For the most authentic steakhouse flavor, cook your porterhouse on the grill.
But you can also get great results with the broiler or in a smoking hot cast iron
skillet on the stovetop. Use light seasoning but a generous amount of salt and
try not to cook the steak beyond medium, or 145 F, at the most.

To grill a porterhouse, start hot and fast, giving the surface a good sear. Cook it
to the point right before the fat would start to burn, then flip it and sear the other
side. To get those restaurant-style diamond grill marks, rotate it 45 degrees on
the same side before you flip it and repeat on the other side.

Once it browns on both sides, move it to a cooler part of the grill to finish it to
your desired doneness. To add richness, place a pat of butter in the center of
the steak a few minutes before you pull it off the grill. This is a popular
restaurant trick that brings out the flavor.

The burly porterhouse makes an ideal candidate for a cowboy steak. Give it a
Southwestern twist by rubbing it all over with a paste that includes garlic, chili
powder, chipotle powder, salt, and pepper. Then wrap it in plastic and
refrigerate it for a few hours so it absorbs the spices before you grill it.

What Does Porterhouse Steak Taste Like?

The porterhouse gives you a taste of both the filet and the loin, with the less
flavorful filet racking up points for tenderness and the strip steak scoring with its
beefy flavor. When you start with a high-quality cut, this steak needs little in the
way of adornment.

Porterhouse Steak vs. T-bone Steak

A porterhouse is basically the same cut as a T-bone steak, but the porterhouse
is generally cut thicker and must contain significantly more of the tenderloin filet
relative to the loin portion than a T-bone steak. The United States Department
of Agriculture regulates the porterhouse classification. To qualify, the filet
portion must measure at least 1.25 inches thick from the bone to the widest
edge.

The Spruce / Hugo Lin.


Porterhouse Steak Recipes

The porterhouse requires a little finesse to properly cook the two distinct steaks
included in the cut, but it generally adapts to whichever steak cooking method
or recipe you prefer.

 The 32 Best Ever Steak Recipes

Where to Buy Porterhouse Steak

When buying a porterhouse steak, look for one cut at least 1.5 inches thick.
Occasionally, butchers will sell "thin" cut steaks, but these are largely pointless.
A porterhouse should be thick, and not just because it is a huge steak and
deserves to be so. In order to get a large steak like this cooked to perfection
without it drying out, it needs to have significant mass and thickness.

A good porterhouse should have a deep, rich color without any gray. The fat
should be white and not yellow. Look for good marbling throughout the meat,
particularly the loin portion. Don't try to get a bargain on a steak like this. While
dry-aged and/or prime grade versions of the porterhouse will be expensive, you
can find a good "choice" grade steak that is fresh and very flavorful.

Storing Porterhouse Steak

You can generally keep a porterhouse steak in your refrigerator in the store
packaging for up to 48 hours. For longer storage, repackage it tightly wrapped
in plastic wrap or butcher paper and place it in the freezer. For the best flavor,
use it within three months. For longer freezer storage, it's best to vacuum-seal
the steak first to prevent freezer burn.

Nutrition and Benefits of Porterhouse Steak

Like most beef, a porterhouse provides ample amounts of protein, some B


vitamins, iron, and zinc. But with more than 1,000 calories per pound, the
nutritional considerations for a porterhouse, which typically weighs 2 pounds or
more, depend largely on how much of the giant steak you actually eat.

The 10 Best Cuts of Steak to Grill


Steak adalah salah satu jenis makanan western yang cukup populer di Indonesia. Semua orang
yang hobi makan steak, tentu tahu ada seni memakan steak. Nah, untuk anda yang belum mengerti seni
dalam memakan steak, langkah pertama yang harus anda lakukan adalah bisa memilih dan membedakan
daging steak sesuai selera dan budget tentunya. Yuk simak ulasan mengenai jenis potongan daging untuk
steak berikut ini:

1.Sirloin

Sirloin, Jenis Potongan Daging Untuk Steak (Image source : unsplash.com)


Jenis potongan daging untuk steak yang pertama adalah sirloin. Ini merupakan daging sapi has luar yang
terletak di bagian punggung luar dekat paha belakang. Posisi ini membuat sirloin bertekstur keras dan alot
saat dimakan. Sirloin juga bisa dibilang lebih keras dibanding tenderloin dan rib eye.
Meski begitu, sirloin memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan bagian daging lain. Biasanya,
sirloin memiliki lapisan lemak yang menempel pada sekeliling daging atau hanya pada salah satu sisinya.

2.Tenderloin
Tenderloin, Jenis Potongan Daging Untuk Steak (Image source : cookinglight.com)
Potongan daging untuk steak yang satu ini cukup populer khususnya di kalangan foodies yang menghindari
makanan berlemak. Hal ini karena tenderloin hanya memiliki kandungan lemak sedikit dan teksturnya
sangat lembut serta empuk. Sayangnya, tenderloin memiliki rasa yang kurang nendang karena kandungan
lemaknya yang sedikit.
Daging ini diperoleh dari bagian tengah rusuk di dekat otot besar yang berada dekat dengan otot besar
tepat di depan panggul sapi. Tenderloin juga memiliki nama lain seperti daging has dalam, fillet, filet
mignon, chateaubriand (jika potongan daging besar), tournedo (jika potongannya diperoleh dari bagian
tenderloin dekat dengan rib eye). Sebagai informasi tambahan, tenderloin memiliki bentuk yang paling
kecil di antara potongan daging sapi lain.
Anda bisa membeli tenderloin lokal dengan harga sekitar Rp. 100.000 per kg dan Rp. 140.000 per kg untuk
tenderloin impor.

3.Rib Eye
Rib Eye, Jenis Potongan Daging Untuk Steak (Image source : crystalrivermeats.com)
Jenis potongan yang satu ini memiliki banyak nama sebutan lain seperti iga, market steak, spencer steak,
filet scotch, beauty steak dan Delmonico steak. Rib eye sendiri letaknya tepat menempel pada rusuk sapi.
Biasanya anda bisa menemukan rib eye dijual di supermarket dengan dua pilihan yaitu tanpa tulang
(boneless) dan dengan tulang (bone-in).
Rib eye ini cukup difavoritkan oleh kalangan pecinta steak. Ini karena dagingnya yang sangat lembut, lebih
berlemak dan lebih juicy. tapi ingat, lemak pada rib eye ini membuat daging lebih lezat dan beraroma.
Selain steak, rib eye juga bisa diolah menjadi krengsengan ataupun sop. Harga pasaran untuk rib eye lokal
adalah Rp. 45.000 per kg dan Rp. 70.000 per kg untuk rib eye impor.

4.Strip
Strip, Jenis Potongan Daging Untuk Steak (Image source : horizonfoodswest.com)
Jenis potongan daging untuk steak selanjutnya adalah strip. Bagian ini juga memiliki nama lain seperti
Kansas City strip, New York strip, contre-filetdan shell steak. Potongan ini diperoleh dari bagian tengah
rusuk sapi. Dari segi rasa, strip cukup mirip dengan rib eye namun masih jauh lebih juicy rib eye. Tekstur
strip agak kenyal tapi lebih mudah dipotong dan dimasak.
Potongan daging steak jenis ini banyak digunakan oleh steakhouse-steakhouse di dunia. Anda berminat
membeli strip? Tenang, anda sudah bisa membeli strip lokal dengan harga Rp. 50.000 per kg dan strip
impor dengan harga Rp. 80.000 per kg. Faktanya, anda juga bisa membeli strip dengan tulang ataupun
tanpa tulang.

5.T-Bone
T Bone Jenis Potongan Daging Untuk Steak (Image source : debragga.com)
Jenis potongan daging steak selanjutnya adalah T-Bone atau beberapa orang juga menyebutnya sebagai
porterhouse (jika bagian tenderloinnya lebih besar). T-Bone ini berasal dari ujung depan rusuk sapi yang
merupakan kombinasi antara strip dan tenderloin. Asal muasal nama T-Bone adalah bentuk tulang tempat
mengambil daging yang menyerupai huruf T.
Steak yang menggunakan daging ini memiliki rasa seperti tenderloin tapi ada sensasi juicy ala-ala strip.
Anda bisa membeli T-Bone lokal dengan harga sekitar Rp. 70.000 per kg dan T-Bone impor dengan harga
sekitar Rp. 100.000 per kg.

6.Flank atau Sancan


Flank Jenis Potongan Daging Untuk Steak (Image source : fritosandfoiegras.com)
Bagian ini diambil dari otot perut sapi. Dagingnya berbentuk datar dan panjang. Teksturnya kurang lunak
dan terasa sedikit keras saat dikunyah. Sebaiknya anda memilih tingkat kematangan rendah (half-
cooked) saat memesan steak jenis ini. Anda yang memiliki masalah di bagian gigi sepertinya juga harus
menghindari steak ini.
Di Perancis, flank dimasak mentah untuk disajikan sebagai bavette. Sedangkan di Indonesia, flank lebih
sering diolah menjadi oseng-oseng daging sapi.

7.Chuck
Chuck Jenis Potongan Daging Untuk Steak (Image source : greatbritishmeat.com)
Potongan daging chuck adalah daging sapi yang berasal dari bagian leher hingga atas paha depan. Bentuk
potongannya adalah segi empat dengan ketebalan antara 2-3 cm. Untuk mengolah chuck menjadi steak
yang lezat, anda harus memukul-mukul dagingnya dan memanggang sebentar agar tekstur dagingnya lebih
empuk. Sebenarnya, chuck akan lebih cocok jika diolah menjadi bakso atau hamburger.
5 Bagian Daging Sapi yang Cocok Diolah Menjadi Steak
Ilustrasi sirloin steak (Foto: Thinkstock)

Siapa yang bisa menolak kelezatan steak?


Dianggap sebagai makanan mewah, steak merupakan salah satu olahan daging yang
paling disukai masyarakat. Rasanya yang gurih dengan tekstur daging yang lembut
nan juicy menjadi alasan steak begitu digemari.
Bagi kamu yang sering menyantap sajian yang satu ini tentu tahu betul bahwa steak
tak hanya diolah dari satu bagian daging sapi saja. Karena ada beberapa bagian
daging sapi yang cocok dimasak menjadi steak. Apa saja?
Yuk, kenali lima bagian daging yang sering digunakan sebagai olahan steak.
1. Tenderloin
Tenderloin. (Foto: Thinkstock)

Tenderloin merupakan bagian daging yang diambil dari bagian dalam ke belakang
badan sapi yang dekat dengan ekor. Sesuai dengan namanya, tenderloin adalah
bagian daging sapi yang memiliki tekstur paling tender atau lembut setelah diolah.
Dikenal juga sebagai fillet mignon atau daging has dalam, kelembutan tenderloin
berasal dari kadar lemaknya yang rendah serta tidak memiliki otot yang
menyebabkan daging menjadi alot. Tekstur lembut tenderloin membuat bagian
daging sapi tanpa lemak ini menjadi primadona pecinta steak.
Selain lembut, kadar lemak rendah membuat daging menjadi lebih sehat. Cocok
untuk kamu yang sedang berdiet namun tetap ingin menyantap steak nikmat.
2. Sirloin
Sirloin. (Foto: Thinkstock)

Selain tenderloin, ada juga sirloin atau daging has luar yang diambil dari bagian
bawah daging iga. Letaknya yang dekat dengan pinggul sapi menyebabkan tekstur
daging menjadi lebih keras dibandingkan tenderloin.
Meski begitu, lapisan lemak yang menyelimuti daging menyebabkan cita rasa sirloin
menjadi lebih gurih dan juicy. Dengan harga jauh lebih terjangkau daripada
tenderloin, sirloin juga menjadi bagian daging favorit penikmat steak.
3. Striploin
Striploin. (Foto: Thinkstock)

Disebut juga sebagai New York strip, striploin merupakan bagian daging sapi yang
letaknya berdekatan dengan bagian tenderloin yang lembut. Jika dilihat lebih
seksama, striploin memiliki ciri khas yang berupa bagian lemak yang melapisi salah
satu sisi potongan daging.
Hal inilah yang membuat tekstur daging lembut dan berminyak karena lelehan
lemak.
BACA JUGA

5 Tips Mengolah Steak agar Matang Sempurna

Willie Brothers Hadirkan Steak dengan 5 Varian Keju Mancanegara

6 Tingkat Kematangan Steak yang Perlu Kamu Ketahui

4. T-Bone
T-bone. (Foto: Thinkstock)

Sesuai dengan namanya, T-Bone merupakan daging steak dengan tulang berbentuk
T yang ada di tengah daging. Uniknya, di antara tulang tersebut terdapat dua bagian
daging yang berbeda.
Satu sisi merupakan bagian dari tenderloin dan sisi lainnya merupakan daging
striploin. Perpaduan dua bagian yang berbeda ini membuat cita rasa daging T-Bone
menjadi lebih lembut dan gurih. Sedap!
5. Rib eye
Rib eye. (Foto: Thinkstock)

Rib eye adalah bagian daging sapi yang diambil di sekitar tulang rusuk. Disebut juga
sebagai Scotch fillet, banyaknya lemak pada daging menghasilkan rasa yang sangat
juicy.
Lelehan lemak saat dipanggang membuat penampilan daging lebih basah dan
menggugah selera. Tak hanya lezat, daging rib eye biasanya dipotong dalam ukuran
yang besar sehingga, cocok untuk kamu yang gemar menyantap makanan dalam
porsi besar.

CARA MEMASAK HOUSEPORTER STEAK

Directions
1. Let the steak rest at room temperature for 30 minutes.
2. Preheat the broiler. Heat a cast-iron skillet over medium-high heat until very hot.
3. Season the steak heavily with salt and pepper on all sides. ...
4. Broil to desired doneness, about 4 minutes for medium rare, 5 to 6 minutes for
medium.

1. BIARKAN DAGING DI TEMPAT PENYIMPANAN SELAMA 30 MENIT


2. PANASKAN TERLEBIH DAHULU ALAT PEMANGGANG. PANASKAN DENGAN TAKARAN
PANASNYA SEDANG SAJA
3. BERIKAN BUMBU PENYEDAP PADA STEAK TERUTAMA GARAM DAN MERICA DI SEMUA
BAGIAN DAGING
4. PANGGANGLAH SESUAI SELERA (TINGKAT KEMATANGANNYA) SEKITAR 4 MENIT (JIKA INGIN
MENDAPATKAN HASIL SETENGAH MATANG) DAN 5 – 6 MENIT UNTUK HASIL YG MATANG

5 Olahan Kentang Pendamping Steak


 You are here
 Home
 Tren Masakan
 5 Olahan Kentang Pendamping Steak
Penulis : Atsa

Ingin membuat steak di rumah? Sering kali yang bikin bingung justru pelengkapnya.
Supaya nggak membosankan, berikut 5 ide olahan kentang yang bisa Anda sajikan sebagai
pendamping steak home made Anda.
1. French Fries

Meski french fries banyak dijual sebagai frozen food di supermarket, supaya lebih sehat,
baiknya memang membuat sendiri saja dari kentang asli.
Iris kentang menjadi potongan french fries. Masukkan ke dalam air dingin agar tidak terjadi
oksidasi dan berubah kecoklatan. Beri perasan lemon dan garam.
Tuang banyak minyak dalam wajan, panaskan minyak. Setelah minyak panas, kecilkan panas
api. Anda perlu menggoreng kentang dua kali supaya teksturnya renyah di luar namun lembut
di dalam. Seperti french fries ala restoran.
Memang mungkin terdengar merepotkan, tapi itulah yang perlu dilakukan supaya
tekstur french fries sempurna. Gorengan pertama dilakukan dengan api kecil supaya bagian
dalam kentang matang merata. Tiriskan hingga minyak turun. Kemudian, kentang digoreng
lagi dengan api besar untuk menciptakan tektur renyah di bagian luar, dan warna keemasan.
Kalau french fries digoreng hanya satu kali dengan api kecil yang kemudian dibesarkan panas
apinya, maka french fries bisa menjadi renyah tetapi kurang matang di tengah, atau hanya
berminyak dan lemas.
Baca Juga : Tips Rahasia Kentang Goreng Renyah
2. Kentang Wedges

Potong 5 buah kentang menjadi 16-18 bagian. Jadi, Anda bisa memotong 4-5 bagian per
kentang. Campurkan susu dan telur sampai rata. Di tempat berbeda, campur tepung, merica,
garam, dan bubuk bawang putih.
Celupkan satu persatu kentang dalam wadah campuran susu dan telur. Lalu, masukan ke
dalam tepung dan gulingkan merata.
Panaskan minyak, lalu goreng kentang dengan api kecil selama 3 menit. Angkat
tiriskan. Goreng kembali kentang dengan api besar hingga keemasan. Angkat, tiriskan.
Sajikan sebagai pelengkap steak.
3. Mashed Potato
Kentang lembut seperti bubur kental ini sering ditemukan di berbagai rumah makan sebagai
kondimen steak. Rasanya gurih dengan tekstur lembut.
Untuk membuatnya, kupas dan potong kentang menjadi beberapa bagian. Rebus kentang
hingga empuk, tiriskan. Hancurkan kentang dengan hand blander atau ulekan batu yang
dibungkus plastik.
Masukan kentang yang sudah dihaluskan dalam blander. Haluskan hingga kentang lembut
dan lumat. Pindahkan dalam panci atau mangkuk.
Hangatkan susu cair dan mentega. Angkat lalu tuang ke wadah kentang. Bumbui dengan
garam dan merica. Aduk kentang hingga rata, sambil ditekan-tekan dengan saringan halus
dari besi agar kentang lembut dan creamy. Taruh kentang sebagai pendamping steak.
Baca Juga : Resep Mashed Potato
4. Kentang Ongklok

Kentang ongklok merupakan resep olahan kentang khas Indonesia yang cocok disantap
bersama steak. Untuk membuatnya, kupas kentang dan potong dadu. Kukus kentang hingga
matang dan empuk, atau Anda juga bisa langsung merebusnya dalam air panas.Setelah
matang, tiriskan.
Siapkan bawang putih dan seledri yang dicincang halus, garam, lada bubuk, sedikit mentega,
dan keju yang sudah diparut.
Masukan kentang yang masih panas dalam wadah tertutup, masukan juga bumbu-bumbu
lainnya jadi satu. Ongklok (kocok) dalam wadah tertutus selagi panas. Sajikan bersama steak.
5. Potato Chip

Anda juga bisa menjadikan keripik kentang yang renyah sebagai pelengkap steak. Namun,
daripada beli kentang kemasan, membuat sendiri lebih sehat lho. Tidak sulit kok untuk
membuatnya.
Kupas dan cuci bersih kentang terlebih dahulu. Kamudian, iris tipis-tipis kentang tersebut,
jangan sampai putus ya. Anda juga bisa menggunakan potato slicer untuk memudahkan
dalam mengiris kentang.
Masukan irisan kentang dalam baskom berisi air lemon. Air ini akan menghambat oksidasi
sehingga kentang tidak kecoklatan.
Setelah itu, rendam kentang dalam air mendidih selama 5 menit, lalu rendam dalam air dingin
10 menit, tiriskan. Taburi garam secukupnya, aduk rata. Goreng dalam minyak panas, hingga
kering keemasan. Jangan sampai gosong, ya. Angkat dan tiriskan. Sajikan bersama steak dan
sayuran pelengkap lainnya.

How to cook the perfect


porterhouse steak
 Let the steak sit out on the counter for 30 minutes until it comes to room
temperature.
 Pat with paper towels then rub a generous amount of the steak spice on
both sides.
 Start your oven broiler with one oven rack at the top, and one oven rack in
the middle.
 Place the oil in the bottom of a cast iron or oven-safe skillet and place on
the top oven rack and heat up.
 Once the oil is heated, place the steak into the hot skillet and sear on both
sides for 2 minutes, or until browned as you like.
 Once the steak is browned, reduce the oven heat to 300 °F and place the
skillet on the middle oven rack. You can place the thyme sprigs on top and
around if desired.
 Cook for another 7-10 minutes until the steak reaches the desired
temperature. Remove and place the porterhouse steak into a cutting board
to rest for 5 minutes. The steak will rise another 5 degrees in temperature,
so take that into consideration when removing from the oven.

Anda mungkin juga menyukai