Anda di halaman 1dari 1

Sebelumya thanx atas info dan share AHSnya.

Cuma ma'af ya, Koefisieennya campuran-campur, Perpaduan antara BOW, SNI, ASTM.
Klo hanya untuk mahasiswa/pelajar mungkin masih bisa di tolerir. Akan tetapi apabila di aplikasikan ke
pelaksanaan BOW sudah tidak akurat lagi koefisian AHS, terlalu besar. Sehingga nantinya akan banyak
material yang terbuang/sisa tak terpakai. Sementara ini yang mendekati akurat dan tidak banyak
material yang terbuang adalah menggunakan SNI, yang dikeluarkan DPU. Atau dapat menggunakan AHS
hasil analisa pribadi dari berbagai penelitian/pengamatan pelaksanaan langsung.

Untuk AHS apabila dipergunakan untuk pemborong atau real pekerjaan, perlu di tambahkan
sebelumnya untuk harga satuan per item material sebesar 0,003 - 0,005. Sedangkan untuk tenaga/upah
dan alat bantu perlu di tambahkan untuk masing-masing maksimal 0,002. Penambahan ini untuk
dampak atas kehilangan material yg terbuang tidak sengaja (spt. sisa potongan, rusak akibat tenaga
kerja, dsb. Sdngkan untuk tenaga kerja spt waktu terbuang akibat telat masuk kerja, terbuang istirahat
sesaat, dsb)
Lalu setelah itu setelah didapat Total Harga Satuan tambahkan lagi sebesar 8%-10% (Dimana
komposisinya 2% untuk penyesuaian harga, sisanya untuk keuntungan)

Contoh : Pekerjaan Pas. Dinding Celcon


Harga Pasaran Material
1. Celcon Rp.6.760,00/biji => (Rp. 6.760,00 x 0,0005) + Rp. 6.760,00 = Rp 6.793,80
2. Semen Perekat Rp. 140.650,00/zak => (Rp.140.650,00 x 0,0005) + Rp. 140.650,00 = Rp.141.353,25
3. Tenaga Kerja pun sama....

Sehingga AHSnya = Harga Satun Material/Tenaga kerja dikalikan koefisien.

Note : Angka Koefisien banyak yang terlalu BESAR Perlu dikoreksi ulang.

Mohon ma'af sekiranya ada salah kata dan ucap, karena sesungguhnya kesempurnaan itu hanyalah milik
TUHAN. Apabila ada koreksi dari teman-teman akan lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai