2012-2-01548-SP Bab2001
2012-2-01548-SP Bab2001
BAB 2
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
lentur yang terdiri dari agregat kasar, agregat halus, bahan pengisi dan aspal
dengan proporsi yang ditentukan , serta pada dasarnya konstruksi perkerasan lentur
ini terdiri dari beberapa lapisan-lapisan yang diletakkan pada tanah dasar. Lapisan-
lapisan tersebut berfungsi sebagai penerima beban lalu lintas dan kemudian
dibawah ini :
WC) adalah lapisan yang terletak pada lapisan paling atas dan berfungsi
sebagai:
lapis perkerasan penahan beban roda dan lapisan ini juga mempunyai
merupakan lapisan perkerasan yang terletak diantara lapis pondasi bawah dan
adalah lapis perkerasan yang terletak antara lapis pondasi atas dan tanah
ke tanah dasar
d. Lapisan tanah dasar (subgrade) adalah lapisan tanah setebal 50-100 cm diatas
yang kemudian akan diletakkan lapisan pondasi bawah atau dinamakan juga
sebagai lapisan tanah dasar. Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang
dipadatkan.
a. Retak halus (hair cracking), adalah retak yang memiliki lebar celah lebih kecil
biasanya penyebabnya adalah bahan perkerasan yang kurang baik, atau bagian
b. Retak kulit buaya (alligator crack), adalah retak yang memiliki lebar celah lebih
besar atau sama dengan 3 mm. Saling berangkai membentuk serangkaian kotak-
kotak kecil yang menyerupai kulit buaya. Retak ini disebabkan oleh bahan
perkerasan yang kurang baik, pelapukan permukaan, tanah dasar atau bagian
perkerasan di bawah lapisan permukaan kurang stabil, atau bahan lapis pondasi
c. Retak pinggir (edge crack) adalah retak memanjang jalan dengan atau tanpa
cabang yang mengarah ke bahu dan terletak dekat bahu. drainase kurang baik,
tersebut.
d. Retak sambungan bahu dan perkerasan (edge joint crack) adalah retak
ini dapat disebabakan oleh kondisi penyusutan material bahu jalan atau akibat
Gambar 2.5 Retak sambungan bahu dan perkerasan (edge joint crack)
e. Retak sambungan jalan (lane joint crack) adalah retak memanjang yang terjadi
pada sambungan 2 jalur lalu lintas. Hal ini disebabkan tidak baiknya ikatan
perlebaran. Hal ini disebabkan oleh perbedaan daya dukung di bawah bagian
atau membentuk kotak. Retak refleksi dapat terjadi jika retak pada perkerasan
penetrasi rendah atau perubahan volume pada lapisan pondasi dan tanah dasar.
i. Retak selip (slippage crack) adalah retak yang bentuknya melengkung seperti
bulan sabit. Hal ini terjadi disebabkan oleh kurang baiknya ikatan antara lapis
permukaan dan lapis di bawahnya. Kurang baiknya ikatan dapat disebabkan oleh
agregat,aspal dan bahan tambah lainya. Dalam campuran beraspal, aspal berperan
sebagai pengikat antar agregat dan agregat berperan sebagai tulangan (Manual
2.3.1 Aspal
dari waktu pembebanan. Aspal terbuat dari minyak mentah melalui proses
penyulingan atau dapat ditemukan dalam kandungan alam sebagai bagian dari
cekungan bumi yang mengandung aspal. AASHTO (1982) menyatakan bahwa jenis
aspal keras ditandai dengan angka penetrasi aspal. Angka ini menyatakan tingkat
kekerasan aspal atau tingkat konsistensi aspal. Semakin besar angka penetrasi aspal
maka tingkat kekerasan aspal semakin rendah, sebaliknya semakin kecil angka
penetrasi aspal maka tingkat kekerasan aspal makin tinggi. Terdapat bermacam-
macam tingkat penetrasi aspal yang dapat digunakan dalam campuran aggregat aspal
antara lain 40/50, 60/70, 80/100. Umumnya aspal yang digunakan di Indonesia
adalah penetrasi 60/70 dan penetrasi 80/100. Aspal pada lapis keras jalan berfungsi
sebagai bahan ikat antar agregat untuk membentuk suatu campuran yang kompak,
sehingga akan memberikan kekuatan yang lebih besar dari kekuatan agregat.
Diantara sifat aspal lainnya adalah aspal mempunyai sifat Rheologic (mekanis), yaitu
hubungan antara tegangan (stress) dan regangan (strain) dipengaruhi oleh waktu.
cepat, maka aspal akan bersifat elastis, tetapi jika pembebanannya terjadi dalam
jangka waktu yang lambat, sifat aspal menjadi plastis (viscous). Aspal adalah bahan
14
dengan perubahan temperatur yang terjadi. Semakin tinggi temperatur aspal, maka
viskositasnya akan semakin rendah atau semakin encer, demikian pula sebaliknya.
Dari segi pelaksanaan lapis keras, aspal dengan viskositas yang rendah akan
menguntungkan kerena aspal akan menyelimuti batuan dengan lebih baik dan
merata. Namun pemanasan yang berlebihan terhadap aspal akan merusak molekul-
molekul dari aspal, misalnya aspal menjadi getas dan rapuh. Aspal mempunyai sifat
aspal menjadi mengeras sesuai dengan jalannya waktu. Fungsi kandungan aspal
dalam campuran juga berperan sebagai selimut penyelubung agregat dalam bentuk
tebal film aspal yang berperan menahan gaya geser permukaan dan mengurangi
kandungan pori udara yang lebih lanjut juga berarti mengurangi penetrasi air dalam
campuran. Berikut karakteristik kimiawi aspal seperti pada Gambar 2.12, merupakan
senyawa yang kompleks, bahan utamanya disusun oleh hidrokarbon dan atom-atom
Nitrogen (N), Sulfur (S), dan Oksigen (O) dalam jumlah yang kecil. Dimana unsur-
unsur yang terkandung dalam aspal atau bitumen adalah Karbon (82-88%), Hidrogen
a. Asphaltene
yang berwarna hitam atau coklat amorf, bersifat termoplatis memiliki berat molekul
besar antara 1000 – 100000, dan tidak larut dalam n-heptan. Asphaltene juga sangat
asphaltene, maka bitumen akan semakin keras dan semakin kental, sehingga titik
rendah.
b. Maltene
16
Di dalam maltene terdapat tiga komponen penyusun yaitu saturate, aromatis, dan
resin. Dimana masing-masing komponen memiliki struktur dan komposisi kimia yang
berbeda, dan sangat menentukan dalam sifat rheologi bitumen. Resin merupakan
c. Aromatis
Aromatis merupakan senyawa yang berwarna coklat tua, berbentuk cairan kental,
bersifat non polar, dan di dominasi oleh cincin tidak jenuh, dengan berat molekul antara
300 – 2000, terdiri dari senyawa naften aromatis, dengan komposisinya antara 40 - 65%
d. Saturate
Merupakan senyawa yang berbentuk cairan kental, bersifat non polar, dan memiliki
berat molekul hampir sama dengan aromatis., serta tersusun dari campuran hidrokarbon
berantai lurus, bercabang, alkil naften, dan aromatis, dengan komposisinya berjumlah
antara 5-20% dari total bitumen. Gambar 2.14 merupakan struktur kimia dari senyawa
adapun maka yang harus dimiliki oleh aspal untuk menjamin kinerja campuran yang
memuaskan yaitu rheologi aspal, sifat kohesi , sifat adhesi dan sifat durability.
a. Kohesi
Kohesi adalah kemampuan untuk mempertahankan ikatan antara sesama
senyawa aspal. Kemampuan daya kohesi suatu aspal dengan tingkat penetrasi
tertentu diukur dengan alat uji duktilitas pada temperatur rendah (suhu ruang).
b. Adhesi
Adhesi merupakan kemampuan untuk mempertahankan ikatan antar bentuk
c. Durabilitas
Durabilitas Adalah kemampuan untuk mempertahankan secara baik kualitas
kohesi dan adhesi dari aspal. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat durabilitas
aspal, proses ini tergantung dari sifat aspal dan temperaturnya. Oksidasi akan
memberikan suatu lapisan film yang keras pada aspal tersebut, sedangkan
yang kompleks dan mempunyai perbedaan berat molekul yang besar. Adapun dalam
a. Aspal Minyak
Aspal minyak adalah kumpulan hasil destilasi minyak bumi dari pabrik kilang
minyak. Pada penelitian ini menggunakan aspal Pertamina Pen 60/70. Berikut
spesifikasi pengujian Aspal Pen. 60/70 yang dapat disajikan dibawah ini.
b. Aspal Modifikasi
Aspal modifikasi adalah aspal minyak yang ditambahkan untuk meningkatkan
kinerja dari aspal minyak. Bahan tambah yang digunakan bisa berasal dari asbuton
yang diproses, elastomer alam (latex) maupun elastomer sintesis. Aspal modifikasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah aspal minyak ditambah dengan Gilsonite
2.3.2 Agregat
Agregat merupakan kombinasi dari batu pecah, kerikil dan pasir atau
kombinasi material lain yang dapat digunakan dalam campuran beton aspal. Proporsi
agregat kasar, agregat halus dan bahan pengisi (filler) didasarkan kepada spesifikasi
dan gradasi yang telahditentukan . Jumlah agregat di dalam campuran aspal biasanya
90 sampai 95 persen dari berat, atau 75 sampai 85 persen dari volume. Agregat
dapat diperoleh secara alami atau buatan. Adapun peninjaun klasifikasi agregat
antara lain :
a. Jenis Agregat
1. Agregat Kasar
Agregat kasar yaitu batuan yang tertahan di saringan 2,36 mm, atau sama
dengan saringan standar ASTM No. 8. Umumnya agregat kasar sangat penting
2. Agregat halus
Agregat halus yaitu batuan yang lolos saringan No. 8 (2,36 mm) dan tertahan
pada saringan No. 200 (0,075 mm). Fungsi utama agregat halus adalah
(0,075 mm). Filler dapat berfungsi untuk mengurangi jumlah rongga dalam
campuran, namun demikian jumlah filler harus dibatasi pada suatu batas yang
campuran menjadi getas dan akibatnya akan mudah retak akibat beban lalu
lintas, pada sisi lain kadar filler yang terlampau rendah menyebabkan campuran
Berikut tabel spesifikasi pengujian agregat kasar dan halus,yang dapat disajikan
dibawah ini.
Standar
Pengujian Spesifikasi
Pengujian
A. Agregat Kasar
Berat Jenis SNI 03-1970-1990 Min. 2,5 gr/cm3
SSD SNI 03-1970-1990 Min. 2,5 gr/cm3
Berat Jenis Semu SNI 03-1970-1990 Min. 2,5 gr/cm3
Penyerapan SNI 03-1970-1990 Maks. 3%
Los Angles /Abrasi SNI 03-2417-1991 Maks. 40%
B. Agregat Halus
Berat Jenis SNI 03-1970-1990 Min. 2,5 gr/cm3
SSD SNI 03-1970-1990 Min. 2,5 gr/cm3
Berat Jenis Semu SNI 03-1970-1990 Min. 2,5 gr/cm3
Penyerapan Hot Bin SNI 03-1970-1990 Maks. 3%
Sumber : Dokumen Pengadaan Spesifikasi Umum JASAMARGA 2013
1. Gradasi seragam (uniform graded) adalah agregat dengan ukuran yang hampir
tidak dapat mengisi rongga antar agregat. Agregat dengan gradasi seragam akan
2. Gradasi rapat, merupakan campuran agregat kasar dan halus dalam porsi yang
seimbang, sehingga dinamakan juga agregat bergradasi baik. Gradasi rapat akan
21
menghasilkan lapisan perkerasan dengan stabilitas tinggi, kurang kedap air, sifat
(dua) kategori di atas. Gradasi senjang akan menghasilkan lapis perkerasan yang
mutunya terletak antara kedua jenis di atas. Dalam spesifikasi agregat juga
ditentukan dengan syarat kebersihan dan batasan tipe dan jumlah material yang
tidak diinginkan seperti tanaman, partikel lunak dan lumpur yang melekat pada
merupakan suatu persyaratan yang mutlak harus dipenuhi oleh setiap ukuran
agregat yang akan digunakan sebagai bahan jalan. Uji kekuatan agregat
merata dalam satu rentang ukuran butir. Agregat bergradasi baik disebut pula agregat
bergradasi rapat. Campuran agregat bergradasi baik mempunyai pori sedikit, mudah
dipadatkan dan mempunyai stabilitas yang tinggi. Dalam memilih gradasi agregat
campuran, kecuali untuk gradasi Latasir dan Lataston, maka campuran jenis Laston
perlu memperhatikan Kurva Fuller, Titik Kontrol dan Zona Terbatas Gradasi.
Menurut Fredy, pada campuran Laston lapis aus (AC-WC) terdapat persyaratan
khusus, yaitu kurva Fuller dan daerah larangan (restricted zona). Kurva Fuller adalah
rongga diantara mineral agregat (VMA) yang minimum. Pada Spesifikasi Umum
Bidang Jalan dan Jembatan Tahun 2010, beton aspal campuran panas menetapkan
22
gradasi dengan 2 (dua) spesifikasi khusus yaitu target gradasi berada di titik kontrol
dan menghindari daerah larangan. Seperti terlihat pada tabel 2.4 Gradasi Agregat
Ukuran
Saringan DAERAH LARANGAN TITIK KONTROL
(Inc) (mm)
1,5" 38,10
1" 25,40
3/4" 19,00 100
1/2" 12,50 90 - 100
3/8" 9,51 MAX 90
#4 4,75 -
#8 2,36 39,1 - 39,1 25 - 58
#16 1,18 25,6 - 31,6 -
#30 0,60 19,1 - 23,1 -
#50 0,30 15.5 - 15,5 -
#200 0,08 4 - 10
Sumber : Dokumen Pengadaan Spesifikasi Umum JASAMARGA 2013
Titik Kontrol
: KETERANGAN
TITIK KONTROL :
DAERAH BATASAN / LARANGAN :
Polystyrene, LDPE dan Gilsonite Resin. Untuk Polystyrene dan LDPE merupakan
salah satu katagori aspal modifikasi polimer. Berikut penjelasan dibawah ini.
2.4.1 Polimer
Polimer adalah suatu rantai panjang molekul, terdiri dari ratusan molekul
yang dibentuk secara berurutan dengan satu atau lebih rantai molekul atau struktur
jaringan. Polimer secara umum dibagi kedalam dua kategori yaitu plastomer dan
elastomer. Plastomer adalah suatu Polimer yang membentuk jaringan tiga dimensi
yang kaku dan tahan terhadap deformasi. Jenis Polimer ini akan cepat memberikan
kekuatan jika diberi beban, akan tetapi mudah patah bila diberi regangan yang
suatu Polimer yang mempunyai karakteristik respon elastik yang tinggi, tahan
terhadap deformasi yang disebabkan oleh tarikan dan segera kembali ke bentuk
asalnya jika beban tarikan tersebut dihilangkan. Namun dengan demikian kategori
polimer yang digunakan pada penelitian ini adalah plastomer (plastik). Adapun suatu
alasan mengapa digunakan Polimer untuk modifikasi aspal karena aspal mempunyai
a. Dapat digunakan pada kondisi lalu lintas tinggi sehingga dapat mengurangi
deformasi pada suhu tinggi karena aspal dan Polimer mempunyai titik leleh lebih
d. Tahan pada suhu tinggi, karena aspal dan Polimer mempunyai titik leleh yang
tinggi lebih dari 50ºC sehingga Polimer dan aspal dapat menahan bleeding (tidak
meleleh).
Polyethalene Threpthalte Kuat tarik tinggi dan Botol soft drink dan air
(PET) transparan mineral
Styrofoam pembungkus
Polystyrene (PS) Kaku dan Tahan Panas
makanan
Sumber : Buletin Teknologi Terapan Populer Vol.1 No.1 Tahun 2013
Dengan demikian, yang termasuk bahan tambahan penelitian pada campuran aspal
1 Polystyrene
Polystyrene atau dikenal sebagai gabus putih yang biasa digunakan untuk
melalui proses pembusaan dengan cara gelembung gas dihantarkan ke dalam stiren
cair dengan reaksi kimia, yaitu dengan memanaskan cairan yang mudah menguap
25
memiliki kekuatan tarik, sehingga dapat bekerja sebagai serat yang meningkatkan
plastik yang memiliki sifat khusus dengan struktur yang tersusun dari butiran dengan
kerapatan rendah, mempunyai bobot ringan, serta terdapat ruang antar butiran yang
berisi udara yang tidak dapat menghantar panas sehingga hal ini membuatnya
menjadi insulator panas yang sangat baik. Menurut penelitian sebelumnya, Mashuri
Menurut Tjitjik Wasdiah Suroso (2008), aspal dengan mutu yang baik yaitu
mempunyai titik lembek yang lebih tinggi agar ketahanan terhadap temperatur,
Stifness Modulus aspal dan campuran beraspal lebih besar dari pada aspal
konvensional. Dengan demikian, perkerasan akan tahan terhadap repetisi beban berat
dan padat. Adapun suatu cara meningkatkan titik lembek aspal adalah dengan
menambahkan plastik yang pada penelitian ini menggunakan plastik mutu rendah
jenis Low Density Polietilen (LDPE). LDPE dapat didaur ulang dan baik untuk
rapuh dan terdapat dalam kondisi murni. Hasil galian bahan ini adalah 90%
Gilsonite Resin, dan hanya 0,6 - 1% kadar abu yang dikandungnya. Gilsonite Resin
mempunyai titik leleh yang cukup tinggi yaitu pada 175ºC dan titik nyala 315ºC. hal
ini menunjukkan bahwa bahan ini tidak mudah terbakar, serta sifat resin sebagai
penambahan pelekat adesi yang mudah hilang pada aspal sehingga memungkinkan
kandungan asphaltene yang tinggi (70,9%), maltene (27%) dan minyak (2%). Untuk
kandungan nitrogen Gilsonite juga mempunyai kadar yang lebih tinggi dibanding
bahan lainnya yaitu 3,2%. Dari sifat-sifat kimia yang dimiliki oleh Gilsonite ini
diharapkan agar material ini dapat memperbaiki adhesi agregat dan juga water
stripping.
terletak di bagian atas atau di atas lapis pondasi. Karena letaknya di bagian atas maka
campuran beraspal harus tahan terhadap pengausan akibat beban roda kendaraan dan
pengaruh lingkungan. Untuk itu, agar campuran beraspal sesuai yang diharapkan
maka komposisi bahan dalam campuran beraspal terlebih dahulu harus direncanakan
a. Stabilitas yang cukup, yaitu lapisan campuran beraspal harus mampu mendukung
mampu menahan keausan akibat pengaruh cuaca dan iklim, serta gesekan antara
c. Kelenturan atau fleksibilitas yang cukup, yaitu lapisan campuran beraspal harus
mampu menahan lendutan akibat beban lalu lintas dan pergerakan dari pondasi
menahan beban berulang dari beban lalu lintas tanpa terjadi kelelahan retak dan
campuran beton aspal ini tidak mungkin dapat dipenuhi sekaligus oleh satu jenis
campuran. Sifat-sifat beton aspal mana yang dominan lebih diinginkan, akan
menentukan jenis beton aspal yang dipilih. Berdasarkan kriteria diatas, maka salah
kelelahan plastis (Flow) dari campuran aspal dan agregat. Adapun dasar teori ini
mengacu pada akibat kendaraan yang melewati permukaan jalan maka lapisan keras
akan mengalami dua macam beban kendaraan yaitu beban statis dan dinamis.
a. Beban Statis terjadi pada saat kendaraan berhenti lama pada lapis keras yang
Uji tekan pada pemeriksaan alat Marshall dapat mewakili gaya vertical beban statis
dari kendaraan yang diterima oleh lapisan permukaan keras. Pemeriksaan ini
(Flow) dari campuran aspal dan agregat. Ketahanan (stabilitas) ialah suatu
kemampuan campuran aspal untuk menerima beban sampai terjadi kelelehan plastis
yang dinyatakan dalam kilogram atau pound. Sedangkan, kelelehan plastis adalah
suatu perubahan bentuk suatu campuran aspal yang terjadi akibat suatu beban
sampau batas runtuh yang dinyatakan dalam mm atau 0,01”. Alat Marshall
merupakan alat tekan yang dilengkapi dengan proving ring (cincin pengunci) yang
berkapasitas 2500 kg atau 5000 pon. Proving ring dilengkapi dengan arloji
terdapat arloji kelelehan (Flow meter) untuk mengukur kelelehan plastik (Flow).
Benda uji berbentuk silinder dengan diameter 10 cm dan tinggi 7,5 cm dipersiapkan
(penumbuk) dengan berat 10 pon (4,536 kg) dan tinggi jatuh 18 inch (45,7),
a. Stabilitas
Sifat-sifat campuran beton aspal berdasarkan nilai masing-masing yang
menunjukan batas maksimum beban yang dapat diterima oleh suatu campuran
beraspal saat terjadi keruntuhan yang dinyatakan dalam kilogram, serta diberkan
rumus :
b. Kelelehan ( Flow)
Seperti halnya cara memperoleh nilai stabilitas, nilai flow merupakan dari masing-
masing yang ditunjukkan oleh jarum dial. Hanya saja jarum dial flow dalam satuan
mm atau dikonversikan dari inchi ke mm. Menurut ferdy, suatu campuran yang
memiliki kelelehan yang rendah akan lebih kaku dan kecendrungan untuk mengalami
retak dini.
Rongga udara dalam campuran (Va) atau VIM dalam campuran perkerasan
beraspal terdiri atas ruang udara diantara partikel agregat yang terselimuti aspal.
……………………….………………(2.2)
Keterangan :
VIM = Rongga udara dalam campuran padat, persen dari total volume
Gmm = Berat jenis maksimum campuran
Gmb = Berat jenis campuran padat
32
d. Rongga antar agregat (VMA) adalah ruang rongga diantara partikel agregat
pada suatu perkerasan, termasuk rongga udara dan volume aspal efektif(tidak
termasuk volume aspal yang diserap oleh agregat). Maka VMA dapat dihitung
VMA = ….……….………………………..……(2.3)
Keterangan :
VMA = ruang rongga diantara partikel agregat pada suatu perkerasan, termasuk
e. Rongga terisi aspal (VFA) adalah persen rongga yang terdapat diantara
partikel agregat (VMA) yang terisi oleh aspal plastik, tidak termasuk aspal yang
VFA = ………………………………………..(2.4)
Keterangan :
VMA : Rongga udara pada mineral agregat, presentase dari volume total %
f. Berat jenis efektif campuran (Gse), kecuali rongga udara dalam partikel
agregat yang menyerap aspal dapat dihitung dengan rumus yang biasanya digunakan
Gse = ……………….…………………………..…….(2.5)
yang masing-masing mempunyai berat jenis yang berbeda, balk berat jenis semu.
34
Kedua macam berat jenis dari total agregat tersebut dihitung dalam persamaan
sebagai berikut :
Keterangan :
Adapun nilai parameter yang harus memenuhi spesifikasi adalah sebagai berikut :