Anda di halaman 1dari 6

TUGAS DARING

MODUL 3
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

NO. PESERTA : 19032518010609


NAMA : NYONO, S.Pd.
NUPTK : 1750764665130122
PRODI PPG : MATEMATIKA (180)
TEMPAT TUGAS : SMKS SEKAR BUMI NUSANTARA GRINGSING

MAKALAH
PENGORGANISASIAN INFORMASI/PENGETAHUAN
DALAM INGATAN MANUSIA

A. PENDAHULUAN
Manusia merupakan satu-satunya makhluk sempurna yang di diciptakan
Tuhan Yang Maha Esa, karena selain dikaruniai fisik yang bagus juga dikaruniai otak
sebagai modalitas utama dalam proses berpikir dan berperilaku di samping hati
sebagai pusat kendali dari perasaan manusia. Oleh sebab itu, untuk mengetahui
hakikat dirinya, manusia selalu memikirkan apa, dan siapa dirinya, sehingga untuk
menjawab berbagai pertanyaan tersebut manusia berfilsafat untuk menemukan
konsep teoritis dari pertanyaan-pertanyaan itu.
Otak merupakan pusat kendali perilaku manusia, artinya setiap hal yang
dilakukan manusia akan melibatkan kerja otak. Otak merupakan tempat menerima,
menyimpan kemudian mengenaliinformasi yang ada, artinya otak adalah pusat
ingatan manusia (Markowitz dan Jensen, 2002). Di dalam otak tersimpan berbagai
macam informasi. Bermacam-macam jenis ingatan juga ada dalam otak manusia.
Selama otak dalam keadaan sehat manusia akan selalu melakukan proses
mengingat.
Proses mengingat adalah proses biologi yang secara alami pasti terjadi pada
manusia. Selain sebagai proses biologi, mengingat juga merupakan proses mental.
Proses ini bukan merupakan kemampuan bawaan yang diturunkan dari orang tua
kepada anak, artinya belum tentu orang tua yang mempunyai kemampuan mengingat
rendah anaknya akan mempunyai kemampuan mengingat yang rendah pula.
Seseorang dapat mengingat suatu informasi yang telah dipelajari pada waktu
yang lalu. Semakin banyak informasi yang diperoleh seseorang berarti semakin sering
terjadi kaitan antara informasi satu dengan informasi yang lain. Setiap informasi yang
dipelajari telah meninggalkan semacam jejak dalam otak manusia dan jejak itulah
yang akan dikeluarkan oleh otak berupa informasi terdahulu yang telah tersimpan. Hal
tersebut terjadi pada saat seseorang mengingat informasi.
Betapapun kuatnya ingatan seseorang pada suatu waktu kemudian ingatan
itu akan mengalami suatu proses kelupaan. Ingatan pada suatu ketika tidak dapat lagi
menghadirkan suatu keterangan yang diperlukan karena lupa. Kelupaan terjadi
karena tiada penggunaan. Hal ini dijelaskan dalam teori memudar pasif (passive
decay theory) bahwa ingatan membuat jejak fisik dalam otak seseorang yang lama-
lama terhapus dengan berlalunya waktu. Kelupaan dapat dikurangi dengan
meningkatkan kemampuan mengingat, sehingga informasi yang diterima maupun
yang telah tersimpan dalam ingatan dapat bertahan lebih lama.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan teori pengolahan informasi ?
2. Apakah yang dimaksud dengan sistem memori manusia ?
3. Apa saja aplikasi teori pengolahan informasi dalam belajar ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari teori pengolahan informasi ?
2. Untuk mengetahui sistem memori manusia ?
3. Untuk mengetahuai aplikasi teori pengolahan informasi dalam belajar ?

D. PEMBAHASAN
1. Teori Pengolahan Informasi
Pengolahan informasi merupakan proses mempersepsi, mengorganisasi,
dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima individu dari lingkungan.
Penggolahan informasi dapat pula dikatakan sebagai proses bagaimana respon
individu terhadap informasi yang di berikan oleh lingkungan di sekitarnya.
Pengolahan informasi merupakan perluasan dari bidang kajian ranah
psikologi kognitif. Ranah psikologi kognitif ini sebagai upaya untuk memahami
mekanisme dasar yang mengatur cara berpikirnya orang (Anderson, 1980). Teori
pengolahan informasi memiliki suatu perbedaan dengan teori belajar yaitu pada
derajat penekanan pada soal belajar. Teori pengolahan informasi tidak
memberlakukan belajar sebagai titik pusat penelitian yang utama melainkan juga
melihat sisi lainnya, seperti pada informasi yang diperoleh ataupun melihat
kemampuan memori seorang individu. Penelitian pengolahan informasi
memberikan sumbangan atas pengertian proses belajar. Belajar dan pengolahan
informasi adalah dua aspek yang saling melengkapi.
Berdasarkan temuan riset linguistik, psikologi, antropologi dan ilmu komputer,
maka dikembangkanlah model berpikir. Pusat kajiannya pada proses belajar dan
menggambarkan cara individu memanipulasi simbol dan memproses informasi.
Model belajar pemrosesan informasi Anita E. Woolfolk (Parkay & Stanford, 1992)
disajikan melalui skema yang dikutip berikut ini.
Model belajar pemrosesan informasi ini sering pula disebut model kognitif
information processing, karena dalam proses belajar ini tersedia 3 (tiga) taraf
struktural sistem informasi, yaitu:
a. Sensory atau intake register: informasi masuk ke sistem melalui sensory
register, tetapi hanya disimpan untuk periode waktu terbatas.
b. Working memory: pengerjaan atau operasi informasi berlangsung di working
memory, dan di sini berlangsung berpikir yang sadar.
c. Long-term memory, yang secara potensial tidak terbatas kapasitas isinya
sehingga mampu menampung seluruh informasi yang sudah dimiliki peserta
didik.
Diasumsikan, ketika individu belajar, di dalam dirinya berlangsung proses
kendali atau pemantau bekerjanya sistem yang berupa prosedur strategi
mengingat, untuk menyimpan informasi ke dalam long-term memory (materi
memory atau ingatan) dan strategi umum pemecahan masalah (materi
kreativitas).

2. Sistem Memori Manusia


Memori adalah sebuah wadah yang berisi data-data yang belum tentu
saling berkaitan. Naisser (1967) mengatakan bahwa memori manusia dipandang
sebagai suatu struktur yang rumit untuk mengolah dan mengorganisasi semua
pengetahuan. Memori juga dapat dikatankan sebagai suatu alat yang berfungsi
untuk menangkap, mengolah dan menggunakannya di lain waktu ketika di
butuhkan. Memori merupakan suatu sistem yang rumit dengan banyak
tahapannya dan saling berinteraksi. Ini berarti dalam memori terdapat interaksi-
interaksi antara data-data dan lapisan-lapisan atau tahapan-tahapan yang ada di
dalamnya.
Sebagian besar model-model yang dikembangkan tahun 1960-an
mengajukan tiga (3) struktur memori yaitu:
a) Pencatatan Penginderaan (Sensoric Memori)
Rangsangan yang diterima oleh indera yang kemudian akan
diteruskan sebagai informasi ke sistem memori selanjutnya. Informasi yang
terdapat pada stimulus atau rangsangan dari luar akan diterima manusia
melalui panca inderanya. Informasi tersebut akan tersimpan di dalam ingatan
selama tidak lebih dari satu detik saja. Ingatan tersebut akan hilang lagi tanpa
disadari dan akan diganti dengan informasi lainnya. Ingatan sekilas atau
sekelebat yang didapat melalui panca indera ini biasanya disebut ’sensory
memory’ atau ‘ingatan inderawi’. Berdasarkan apa yang dipaparkan di atas,
dapat disimpulkan bahwa, seperti yang telah sering dalam proses
pembelajaran pesan atau keterangan yang disampaikan seorang guru dapat
hilang seluruhnya dari ingatan para siswa jika pesan atau keterangan
tersebut terkategori sebagai pencatatan pengideraan.
b) Penyimpanan Jangka Pendek (Working Memory)
Suatu informasi baru yang mendapat perhatian siswa, tentunya akan
berbeda dari informasi yang tidak mendapatkan perhatian dari mereka. Suatu
informasi baru yang mendapat perhatian seorang siswa lalu terkategori
sebagai penyimpanan jangka pendek. Dengan kata lain, penyimpanan
jangka pendek tidak akan terbentuk di dalam otak siswa tanpa adanya
perhatian dari siswa terhadap informasi tersebut. Penyimpanan jangka
pendek ini dapat bertahan relatif lebih lama lagi yaitu sekitar 20 detik.
c) Penyimpanan Jangka Panjang (Long Term Memory)
Penyimpanan jangka panjang merupakan suatu proses
penyimpanan informasi yang permanen. Memori jangka panjang ini berasal
dari memori jangka pendek yang selalu diulang-ulang dan berkesan bagi
individu sehingga informasi yang ia terima dapat bersifat permanen dan bila
suatu saat ia butuhkan maka akan teringat lagi. Informasi yang sudah
tersimpan di dalam penyipanan jangka panjang ini sulit untuk hilang. Selain
pengulangan atau latihan, beberapa hal penting yang harus diperhatikan
Bapak dan Ibu Guru agar suatu pengetahuan dapat diingat siswa dengan
mudah adalah:
1) Sesuatu yang sudah dipahami akan lebih mudah diingat siswa daripada
sesuatu yang tidak dipahaminya. Contohnya, proses untuk mengingat
bilangan 17.081.945 akan jauh lebih mudah daripada proses mengingat
bilangan 51.408.791 karena bilangan pertama sudah dikenal para siswa,
apalagi jika dikaitkan dengan hari kemerdekaan RI pada 17 Agustus
1945 yang dapat ditulis menjadi 17–08–1945.
2) Hal-hal yang sudah terorganisir dengan baik akan jauh lebih mudah
diingat siswa daripada hal-hal yang belum terorganisir. Contohnya,
mengingat susunan bilangan 4, 49, 1, 16, 9, 36, dan 25 akan jauh lebih
sulit daripada mengingat bilangan berikut yang sudah terorganisir
dengan baik: 1, 4, 9, 16, 25, 36, dan 49.
3) Sesuatu yang menarik perhatian siswa akan lebih mudah diingat
daripada sesuatu yang tidak menarik hatinya. Acara televisi yang
menarik perhatian para siswa akan memungkinkan para siswa untuk
duduk berjam-jam di depan TV dan jalan ceriteranya akan mampu
mereka ingat dengan mudah. Namun hal yang sebaliknya akan terjadi
juga, yaitu suatu proses pembelajaran yang tidak menarik perhatian
mereka dapat menjadi beban bagi siswa dan tentunya juga bagi para
guru.

3. Aplikasi Teori Pengolahan Informasi Dalam Belajar


Penerapan teori pengolahan informasi dalam belajar berasumsi bahwa
meemori manusia itu suatu sistem yang aktif, yang mampu menyeleksi,
mengorganisasi dan mengubah menjadi suatu sandi-sandi informasi dan
keterampilanbagi penyimpananya untuk di pelajari. Dalam hal ini individu
diartikan sebagai suatu objek yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan
suatu penyleksian, pengorganisasian danpengubahan terhadap informasi yang di
dapat menjadi suatu sandi-sandi yang berguna untuk memudahkan individu
dalam proses belajar yang akan dijalani dirinya.
Mengenai hal di atas, para ahli kognitif juga berasumsi bahwa belajar
yang berhasil sangat bergantung pada tindakan belajar daripada hal-hal yang ada
di lingkungannya. Ini menunjukan bahwa dalam proses belajar ini tindakan dari
peserta didik adalah hal utama yang mempengaruhi terhadap hasil belajar yang
akan di capai dari peserta didik, dalam hal ini menyangkut aspek perubahan
perilaku seperti: aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Komponen belajar menurut teori pengolahan informasi seperti yang telah
dijelaskan pada pembahasan di atas, bahwakomponen belajar adalah perhatian
yang ditujukan pada stimulus, pengkodean stimulus, dan penyimpanan dan
mendapatkan kembali (retrival). Atas dasar komponen dasar tersebut,
selanjutnya hal yang esensial dari pembelajaran yaitu (a) membimbing untuk
menerima stimulus, (b) memperlancar pengkodean, (c) memperlancar
penyimpanan dan retrieval. Ketiganya merupakan kesatuan yang harus dilakukan
secara berurutan dan akan selalu mempengaruhi hasil yang akan oleh peserta
didik.
Membimbing peserta didik untuk penerimaan stimulus dapat dilakukan
pendidik dengan (1) memusatkan perhatian ke stimulus-stimulus tertentu yang di
pilih. Dalam hal ini pendidik akan memberikan perhatian khusus terhadap siswa
mengenai stimulus-stimulus yang akan dipilih. Jadi dengan demikian
siswa/peserta didik akan lebih terkosentrasi pada stimulus yang telah ditentukan.
(2) Mengenali secara awal stimulus dengan kode-kode tertentu. Dalam
pengenalan awal stimulus melalui pengkodean yaitu bagaimana individu
mengubah stimulus yang ada sehingga dapat di simpan dan pada waktu yang
lain dapat dimunculkan kembali dengan mudah. Dalam pengkodean ini akan
terjadi proses pengulangan dan menghubungkan dengan informasi lama yang
sudah tertanam dalam memori manusia.
Memperlancar pengkodean adalah bagian yang penting dalam
penggorganisasian informasi dalam pembelajaran. Pengkodean berfungsi untuk
menyiapkan informasi baru untuk di simpan kedalam memori jangka panjang.
Proses ini menghendaki adanya tranformasi informasi menjadi kode ringkasan
guna memudahkan dan mengingat kembali informasi tersebut di kemudian hari.
Ada 2 (dua) rancangan yang berbeda yang dapat memudahkan pengkodean
yaitu dengan memberikan pengisyaratan, elaborasi, dan cara titian ingatan
sebagai pembantu untuk menyusun sandi atau kode-kode guna memudahkan
dalam proses penyimpanan pada memori kerja peserta didik. Rancangan ini
disebut bantuan berbasis pembelajaran, contohnya: penggunaan sinonim untuk
kata-kata yang sulit dalam pertanyaan ulangan, akronim untuk belajar asosiasi
yang sifatnya sembarang. Rancangan yang lain berfungsi untuk memberikan
kesempatan terjadinya elaborasi (pengubahan) yang dihasilkan peserta didik.
Rancangan ini disebut bantuan berbasis peserta didik. Dalam hal ini peserta didik
diberikan suatu kesempatan untuk melakukan pengubahan informasi dengan
caranya sendiri agar mudah untuk diingat dan dimunculkan kembali.
Memperlancar penyimpanan dan retrieval sangat penting karena hal ini
dapat meningkatkan kemampuan mengingat kembali pada waktu yang akan
datang. Ini dapat ditujukan berupa irama, bunyi, sajak, kata-kata pokok, citra
visual dan sebagainya, yang semuanya memberikan pengisyaratan untuk
maksud retrival bagi peserta didik dalam proses belajar. Elaborasi berbasis
pembelajaran dan peserta didik keduanya juga memberikan sumbangan yang
besar dalam proses mengingat kembali terhadap informasi yang sudah tersimpan
dalam memori menusia. Proses pemunculan kembali apa yang telah tersimpan
atau disimpan dalam memori manusia dianalogikan dengan mekanisme
penelusuran. Maksud dari hal itu juga dapat dikatakan bahwa retrival dikatakan
sebagai suatu proses pemunculan informasi yang tersimpan dalamlong term
memory (ingatan jangka panjang) melalui suatu penelusuran dan penyeleksian
terhadap informasi yang akan dimunculkan.
Menanggapi penjelasan di atas Norman dan Bobrow, mengemukakan
dua tahapan dalam melaksanakan penelusuran, yaitu:
a) Tahap pertama : menetapkan informasi yang diinginkan atau yang ingin
dimunculkan dari dalam ingatan (retrival). Berarti dalam tahap ini individu
melakukan suatu peenyeleksian terhadap informasi-informasi yang ada pada
memorinya dan memilih sesuai apa yang akan di munculkan.
b) Tahap kedua : penelusuran yang sebenarnya yaitu dapat dikatakan hal yang
mencakup tindakan peninjauan kembali struktur ingatan dan informasi-
informasi yang terkait di dalamnya, sampai informai yang diinginkan
didapatkan atau di munculkan kembali.asumsi yang di pakai dalam hal ini
adalah bahwa ingatan terdiri dari struktur informasi yang terorganisasi dan dan
proses penelusurannya bergerak secara herarkis, dari informasi yang paling
umum dan eksklusif ke informasi yang umum dan rinci, sampai pada informasi
yang ingin diinginkan atau di munculkan kembali dapat didapatkan oleh
individu.

E. KESIMPULAN
Berdasarkan pada penjelasan-penjelasan di atas kami dapat menarik
beberapa kesimpulan antaranya:
1. Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang
individu mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi
yang diterima individu dari lingkungan.
2. Terdapat tiga unsur struktur memori yaitu: Pencatatan penginderaan (Sensoric
Memori), Penyimpanan Jangka Pendek (working memory), dan Penyimpanan
Jangka Panjang (Long Term Memory)
3. Terdapat tiga tahapan belajar dalam teoti pengolahan informasi yaitu; Perhatian
kestimulus, Mengkode stimulus, dan memperlancar penyimpanan dan retrival.

F. DAFTAR PUSTAKA
Anderson, B.F. 1980. The Complete Thinker: A Handbook of Theniques For Creative
and Critical Problem Solving. New Jersey: Englewood Cliffs
Karwono dan Heni Mularsih. 2010. Belajar dan Pembelajaran Serta Pemanfaatan
Sumber Belajar. Ciputat: Penerbit Cerdas Jaya.
Markowitz, K. & Jensen, E. 2002. Otak Sejuta Gigabyte. Bandung: Kaifa.
Muhibbin Syah. 2001. Psikologi belajar. Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu.
Rasyad, A. 2003. Teori belajar dan pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press.

Anda mungkin juga menyukai