Anda di halaman 1dari 2

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Andy Kurnia dkk dengan judul

“Gambaran Penderita Infeksi Luka Operasi Pada Pasien Pasca Operasi Bersih (Clean) Di
RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau” penelitian ini menggambarkan faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya ILO. Menurut data penelitian tersebut, pada tahun 2011 PPI RSCM
melaporkan bahwa di ruang rawat bedah anak terdapat prevalensi ILO sekitar 4,3 %. Selain
itu sejak 1 Januari- 28 Februari 2007, Departemen ilmu bedah RSCM juga melaporkan
bahwa sekitar 10% dari total pasien pasca bedah abdomen dewasa menderita ILO. Sementara
itu komite PPI RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau pada tahun 2012 didapatkan data sekitar
1,04% dari total kasus infeksi nosokomial yang terjadi pada tahun tersebut. ILO sangat
merugikan pasien karena akan memperlambat waktu penyembuhan yang berdampak pada
lama rawat dan biaya yang harus dibayar pasien.

Dalam penelitian ini terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi ILO, antara lain jenis
operasi yang dilakukan, usia, jenis kelamin, penyakit penyerta, lama waktu operasi, lama
perawatan, pemberian antibiotik profilaksis, dan tindakan pre-operatif. Perawat sangat
berperan dalam tindakan pre-op, intra-op, dan post-op. Tindakan pre operatif pada pasien di
ruang rawat bedah merupakan tugas perawat untuk menyiapkan pasien. Mulai dari
memastikan pasien mandi bersih, informed consent, keadaan psikis, pemeriksaan penunjang,
persiapan fisik, dan pencukuran daerah operasi.

Pencukuran daerah operasi dilakukan pada pasien yang akan melakukan operasi di daerah
yang cukup banyak ditumbuhin rambut sesuai intruksi dan indikasi dari dokter bedah yang
tanggungjawab. Pencukuran daerah operasi merupakan tanggungjawab perawat, sehingga
perawat harus memahami apa saja hal-hal yang mungkin terjadi pada saat pencukuran.
Berdasarkan jurnal Andy Kurnia dkk, presentase penderita ILO pada pasien pasca operasi
bersih tertinggi dengan tindakan pre operatif pencukuran daerah operasi yakni 12,5 %, tidak
dilakukan pencukuran yakni 6,3 % , serta tidak ada penderita ILO yang dilakukan tindakan
memandikan dengan aseptik. Berdasarkan hasil tersebut, data ini sesuai dengan kepustakaan
yang menyatakan bahwa pencukuran daerah operasi akan meningkatkan resiko infeksi
menjadi 2,3 % dibandingkan dengan tidak dicukur yaitu 0,9%. Peningkatan resiko infeksi
pada pasien yang dilakukan pencukuran daerah operasi dikarenakan kerusakan kulit oleh alat
cukur yang mengakibatkan flora normal kulit akan bermultiplikasi pada daerah yang dicukur,
sehingga meningkatkan resiko infeksi.
Berdasarkan hal ini perawat harus bisa menyiasati hal ini, antara lain dengan cara
membersihkan area yang akan dicukur secara aseptik dan menggunakan alat cukur yang
memadai dan bersih untuk meminimalisir mikroflora kulit dan menurunkan resiko infeksi.
Tindakan pencukuran yang baik akan menghindari terjadinya perlukaan pada kulit saat
pencukuran yang dapat menjadi jalan untuk masuknya mikroorganisme. Meskipun demikian,
pencukuran daerah operasi tetap perlu dilakukan untuk menghindari infeksi akibat
mikroorganisme yang bersembunyi pada rambut yang tidak dicukur.

Anda mungkin juga menyukai