Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Judul : Keperawatan Kesehatan Kerja


Hari/Tanggal :
Waktu : 30 menit
Tempat : Konveksi Gerot Adventure
Sasaran : Pekerja Gerot Adventure

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan Pekerja Gerot
Adventure mampu memahami tentang keperawatan kesehatan kerja.

B. Tujuan Instruksional Khusus


1. Mengetahui dan memahami pengertian Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
2. Mengetahui dan memahami tujuan Keselamatan dan kesehatan Kerja
3. Mengetahui dan memahami faktor-faktor pada saat Bekerja yang
meningkatkan risiko Cedera
4. Mengetahui dan memahami alat pelindung Diri (APD) bagi pekerja
5. Mengetahui dan memahami pentingnya pemakaian Alat pelindung Diri
(APD)

C. Sasaran
Adapun sasaran dari pengkajian ini ditujukan khususnya kepada Pekerja
Gerot Adventure
D. Materi (terlampir)
1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2. Tujuan Keselamatan dan kesehatan Kerja
3. Faktor-faktor pada saat Bekerja yang meningkatkan risiko Cedera
4. Alat pelindung Diri (APD) bagi pekerja
5. Pentingnya pemakaian Alat pelindung Diri (APD)

E. Metode
Ceramah dan Tanya Jawab
F. Media
Leaflet

G. Proses Kegiatan
No Hari /Tanggal Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan RW 07
1 Jum’at 12 Juli 5 menit Pembukaan :
 Menjawab salam
2019  Mengucapkan Salam
 Memperkenalkan diri
 Memperkenalkan diri
 Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan
penyuluhan
 Mendengarkan
 Menjelaskan materi yang akan
dijelaskan
 Kontrak waktu
 Apersepsi
2 Jum’at 12 Juli 12 menit Pelaksanaan :
2019  Pengertian Keselamatan dan  Mendengarkan
Kesehatan Kerja
 Tujuan Keselamatan dan
kesehatan Kerja
 Faktor-faktor pada saat Bekerja
yang meningkatkan risiko
Cedera
 Alat pelindung Diri (APD) bagi
pekerja
 Pentingnya pemakaian Alat
pelindung Diri (APD)

Jum’at 12 Juli 5 Menit Evaluasi :


2019  Mengevaluasi materi Diskusi & Tanya
penyuluhan yang sudah Jawab
diberikan
 Memberi kesempatan warga
untuk bertanya
3 Jum’at 12 Juli 3 Menit Penutup :
2019  Mengucapkan terimakasih Ceramah
atas peran serta warga
 Memberikan salam penutup

H. Daftar Pustaka

Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 715/


MENKES/SK/V/2003, Persyaratan Hygiene Sanitasi Jasa Boga,
Depkes REPUBLIK INDONESIA, Jakarta

A. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut Mondy (2008) keselamatan kerja adalah perlindungan


karyawan dari luka-luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang terkait
dengan pekerjaan. Resiko keselamatan merupakan aspek-aspek dari
lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik,
terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh,
penglihatan dan pendengaran. Sedangkan kesehatan kerja menurut Mondy
(2008) adalah kebebasan dari kekerasan fisik. Resiko kesehatan merupakan
faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu
yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stres emosi atau gangguan
fisik
Keselamatan dan kesehatan kerja juga merupakan suatu usaha untuk
mencegah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat, yang dapat
mengakibatkan kecelakaan. Keselamatan dan kesehatan kerja menuju pada
kondisi kondisi fisiologis dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh
lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan. Jika sebuah perusahaan
melaksanakan tindakan-tindakan keselamatan dan kesehatan yang efektif,
maka lebih sedkit pekerja yang menderita cedera atau penyakit jangkapendek
maupun jangka panjang sebagai akibat dari pekerjaan mereka diperusahaan
tersebu

Kondisi fisiologis meliputi penyakit-penyakit kecelakaan kerja seperti


kehilangan nyawa atau anggota badan, cidera yang diakibatkan gerakan yang
berulang, sakit punggung. Kondisi-kondisi fisikologis diakibatkan oleh stress
pekerjaan dan kehidupan kerja yang berkualitas rendah.

B. Tujuan Keselamatan dan kesehatan Kerja

1. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

2. Mencegah timbulnya penyakit akibat suatu pekerjaan.

3. Mencegah/ mengurangi kematian.

4. Mencegah/mengurangi cacat tetap.

5. Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan bangunan,


alat-alat kerja, . mesin-mesin, instalasi dan lain sebagainya.

6. Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan


menjamin kehidupan produktifnya.

7. Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan sumbersumber


produksi lainnya.

8. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga
dapat menimbulkan kegembiraan semangat kerja.
9. Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi industri serta
pembangunan

C. Faktor-faktor pada saat Bekerja yang meningkatkan risiko Cedera

1. Postur dan pergerakan saat bekerja


Beberapa posisi tubuh saat bekerja dapat menyebabkan ketidaknyamanan
dan fatique, jika posisi ini terjadi dalam waktu yang lama.
Sebagai contoh posisi berdiri. Berdiri merupakan posisi normal yang
dilakukan seseorang, dan posisi tersebut tidak menyebabkan bahaya pada
seseorang. Selain itu, ketidaksesuaian tata letak suatu area pekerjaan dan
tugas-tugas tertentu dapat membuat pekerja menggunakan posisi yang
tidak wajar
2. Tidak memakai Alat Pelindung Diri (APD) bagi pekerja yang beresiko
tinggi mengalami cedera
3. Bahan kerja
Bahan-bahan yang digunakan saat bekerja juga dapat berkontribusi
meningkatkan resiko cedera bagi para pekerja.

4. Repetitiveness (keadaan yang berulang-ulang) dan kecepatan kerja.


Gerakan yang berulang-ulang berbahaya terutama ketika melibatkan
kelompok otot dan snedi yang sama. Apalagi ika dilakukan terlalu sering,
terlalu cepat, dan terlalu lama. Faktor lain untuk WMSD seperti posisi
tubuh yang tetap, pekerjaan yang mengharuskan posisi leher dan bahu
tetap unutk mencapai kekuatan yang sesuai.
5. Kekuatan gerak
Kekuatan merupakan sejumlah usaha yang dilakukan untuk melakukan
sesuatu seperti mengangkat objek memindahkan dan menggunakannya.
6. Getaran
Getaran akan mempengaruhi otot, sendi dan saraf. Getaran dapat mengenai
bagian tubuh menyeluruh atau terlokalisir.Eksposur lokal getaran : alat-
alat listrik. Gejala umum : kebas pada jari, kehilangan sensasi sentuhan
dan pegangan, dan rasa sakit. Selain itu, pekerja mungkin akan merubah
posisi tangan menjadi tidak simetris akibat getaran.
7. Suhu
Suhu yang terlalu panas atau lembab, menyebabkan utbuh lebih rentan
cedera.
8. Kurangnya pengaruh atau control lebih dari satu pekerjaan
Salah satu upaya untuk menghilangkan keadaan bekerja yang berulang-
ulang adalah dengan mengatur mekanisme kerja. Mekanisme kerja yang
dimaksud seperti rotasi kerja(Job Rotation), perluasan dan pengayaan
kerja (Job Enlargement and Enrichment), serta bekerja secara tim (team
work).
9. Komunikasi yang buruk
Komunikasi yang buruk antara pekerja dengan manager atau co-worker
menyebabkan jika terdapat kondisi-kondisi dalam desain area bekerja yang
kurang memadai, pekerja sulit mengkomunikasikannya. Area bekerja
dibiarkan tetap dalam kondisi yang tidak nyaman bagi pekerja. Pekerja
harus berani memberikan evaluasi terhadap area bekerja, Desain area
bekerja yang tepat mengurangi kebutuhan terhadap usaha pekerja untuk
mempertahankan posisi tubuh saat bekerja. Pekerja harus tau bagaimana
area bekerja yang tepat serta sesuai dengan kebutuhannya.
D. Alat pelindung Diri (APD) bagi pekerja
1. Kepala : Helm keras , helm empuk, topi, harnet, atau pemangkasan
rambut.
2. Telinga: Tutup telinga (ear murf) dan sumbat telinga (earplug)
3. Mata : Kacamata pelindung (googles), pelindung wajah, goggles
khusus.
4. Paru : Masker wajah, respirator, alat bantu pernafasan.
5. Tangan : Sarung tangan pelindung, sarung tangan tahan bahan kimia,
sarung tangan insulasi.
6. Kaki : Sepatu pengaman, selubung kaki (gaiter) dan sepatu
7. Kulit : Krim pelindung.

E. Pentingnya pemakaian Alat pelindung Diri (APD)


Secara umum, tujuan Pentingnya pemakaian Alat pelindung Dirja
adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Tujuan
hyperkes dapat diperinci sebagai berikut (Rachman. 1990):

1. Agar tenaga kerja dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu
dalam keadaan sehat dan selamat

2. Agar sumber-sumber produksi dapat berjalan secara lancar tanpa


adanya hambatan.

Anda mungkin juga menyukai