Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Sange (2002:1080 mengartikan sistem sebagai suatu keseluruhan yang dirasakan yang unsur-
unsurnya “saling tergantung”karena unsur-unsur it uterus-menerus saling mempengaruhi dari
waktu ke waktu dan beroperasi menuju suatu tujuan bersama.
a. Sistem terdiri dari bagian-bagian (subsistem sekaligus menjadi bagian dari sistem yang
lebih besar (suprasistem)
b. Sifat sistem yang diperliahatkan adalah sifat yang hanya dimiliki oleh sistem itu secara
keseluruhan yang tidak dimiliki oleh bagian/subsistemnya.
f. Kerumitan lain adalah kerumitan rinci (detail complexity) yang ditimbulkan oleh
banyak bagian/sob sistem,n=misalnya jigsaw (puzzle)
h. Ada bagian/subsistem yang berperan sebagai pei ngungkit (laverage), yaitu yang
dengan upaya kecil dapat menimbulkan perubahan besar dalam sistem.
Berpikir sistem (sistem thinking) merupakan disiplin dan keterampilan yang menjadi
landasan konseptual bagi membangun organisasi pembelajaran dan menghadapi kerumitan
dinamis yang semakin meningkat
Berpikir sistem merupakan disiplin yang melihat fenomena secara keseluruhan sehingga
penekanannya lebih berfokus kepada kerangka piker yang saling berkaitan dengan
interconnectedness. Berpikir sistem juga merupakan paradigm yang memberikan penekanan
pada suatu pola perubahan (pattern of change) sehingga cara pandang manusia bukan berarti
pada cara piker yang statis, melaikan kepada cara piker yang dinamis dan sistemis.
e. Masalah tak dapat diselesaikan dengan cara berpikir yang menciptakan masalah itu
Sistem Thinking merupakan satu pilar disiplin pembelajaran dari organisasi pembelajar
disebut juga disiplin kelima. Berpikir sistemis mendukung kelima disiplin pembelajaran yang
intinya telah disebutkan sebelumnya. Tanpa berpikir sistemis tidak aka nada insentif maupun
saranba-sarana yang dapat mengintegrasikan disiplin pembelajaran di dalam praktik.
Terdapat dua piranti untuk berpikir sistemis, yaitu sebagai berikut :
Berpikir sistem dinamis, dasarnya dalah berpikir sebab akibat. Akibat yang ditimbulkan bias
positif dan bias negative. Untuk menyeimbangkan akibat negative perlu ada penguatan
(reinforcement) dan penyeimbangan (balancing). Timbulnya akibat, bias terjadi ketertundan
(delay) yang diberi symbol dua garis sejajar.
2. Mengunakan kausalitas melingkar karena kausalitas jarang sekali yang satu arah
Dalam diagram stock and flow ini hanya terdapat dua macam variable dalam suatu sistem.
Artinya, melihat satu variable dalam sistem berarti melihat segala sesuatu dari salah satu
variable tersebut. Dlam manajemen, unsur utama yang memerlukan perhatian adalah sumber
daya, tindakan, motivasi dan keadaan. Sumber daya sebagai akumulasi (level,stock) ,
tindakan sebagi rate/flow, dan keadaan sebagai pengaruh
Dalam berpikir sistemis ,terdapat suatu pola dasar sistem (Iarchetype). Tujuannya pola dasar
ini adalah menemukan struktur dan pengungkit yang terjadi dalam sistem. Jika pola dasar
diketahui akan menunjukkan wilayah pengungkit perubahan baik yang tinggi maupun rendah.
Pola dasar ini terbentuk dari bangunan dasar sistem (sistem building blocks), yaitu proses
penguatan, proses penyeimbangan, dan keterlambatan atau penundaan.
Tipe archetype dalam kesehariannya dibedakan dalam beberapa tipe, antara lain sebagai
berikut :
a. fight back fire atau fixes that fail (perbaikan yang gagal)
b. shift the burden (pengalihan beban)
f. escalation (eskalasi)
Gambar 1
Pemahaman masalah secara bertingkat menurut teori gunung es ini menghasilkan perspektif
Pengertian dan pemahaman yang bertingkat pula ( level of perspective) , yang pada akhirnya
diperoleh pola pikir dan jenis tindakan tertentu (intervensi) apa yang perlu dilakukan dalam
mengantisipasi masalah yang muncul
Pemahaman masalah secara bertingkat ini menggambarkan bahwa peristiwa (events) yang
terjadi sesungguhnya berakar dari pola perilaku (pattern of behavior) dari struktur sistemis.
Sementara itu struktur sistemis menggambarkan hubungan secara menyeluruh dan saling
berinteraksi sekaligus berindependensi antar peristiwa satu dengan lainnya yang terjadi.
Esensi berpikir secara sistem holistic bersifat saling keterikatan 9interconnectedness). Prinsip
berpikir serba sistem adalah struktur mempengaruhi perilaku, resistensi terhadap kebijakan,
pengungkit (laverage). Sementara itu praktiknya adalah pola dasar sistem (sistem archetype)
dan simulasi.
Secara sederhana, berpikir adalah olah otak untuk mengetahui sesuatu yang belum diketahui.
Dengan demikian, berpikir mestinya menghasilkan tahu tentang sesuatu, yang jika diakui
umum menjadi pengetahuan. Proses mengetahui sesuatu itu membutuhkan waktu berpikir,
prosesnya dapat cept atau lambat, yang bergantung kerumitannya. Lazimnya, cara berpikir
untuk mengetahui sesuatu adalah dengan mengurai dan merangkai sesuatu, yang
menghasilkan pengertian dan pengetahuan baru. Keduanya, berpikir mengurai dan merangkai
adalah proses yang saling berkaitan. Berpikir mengurai secara teliti suatu benda besar
menjadi bagian-bagian kecil dapat menghasilkan pengetahuan baru. Penemuan atau
pembaharuan pengetahuan tersebut berdasarkan pengetahuan tentang keseluruhan rangkaian
bagian yang membentuk benda besar semula. Artinya berpikir mengurai dan merangkai dapat
memperkirakan kemunculan sesuatu yang baru dari benda besar yag dipikirkan. Misalnya,
beberapa orang insinyur spesialis (katup mesin, pengapian, suspensi, dan seterusnya)
mengurai desain mobil yang sudah ada, kemudian dapat merangkainya kembali menjadi
desain mobil yang diperbaharui. Penciptaan pengetahuan baru, sebagai pemecahan masalah
bagian tertentu dari mobil itu, adalah melalui pengetahuan tentang desain keseluruhan
rangkaian bagian mobil secara terpadu.
Berpikir yang menekankan keseluruhan rangkaian bagian secara terpadu itu disebut Berpikir
Sistemik. Syarat awal untuk memulai berpikir sistemik adanya kesadaran untuk menghormati
dan memikirkan suatu kejadian sebagai sebuah sistem. Pengertian sistem adalah keseluruhan
saling-pengaruh antar unsur dari sebuah obyek dalam batas lingkungan tertentu yang bekerja
mencapai tujuan. Pengertian setiap kata yang menyusun batasan ini menjadi sifat dari sistem
sebagai berikut.
1. Keseluruhan adalah lebih dari sekedar penjumlahan atau susunan unsur, yaitu terletak
pada kekuatan yang dihasilkan oleh keseluruhan itu jauh lebih besar dari suatu penjumlahan
atau susunan unsur.
3. Unsur adalah benda, baik nyata atau bayangan, yang memiliki fungsi tertentu, menyusun
sistem, dan mempengaruhi kinerja sistem secara keseluruhan, dimana unsur yang menyusun
sistem ini disebut juga bagian sistem atau sub-sistem.
4. Obyek adalah sistem yang menjadi perhatian dalam suatu batas tertentu sehingga dapat
dibedakan antara sistem dengan lingkungan sistem, dimana semua yang di luar batas sistem
adalah lingkungan sistem, dan semakin luas obyek perhatian, semakin kabur batas sistem atau
semakin sempit obyek perhatian, semakin jelas batas sistem.
5. Batas adalah pembeda antara sistem dengan lingkungan, yang mencirikan sistem tertutup
dan sistem terbuka, dimana sistem tertutup memiliki batas yang dianggap kedap terhadap
pengaruh lingkungan, dan sistem terbuka memiliki batas yang tembus terhadap pengaruh
lingkungan.
6. Tujuan adalah kinerja sistem yang teramati ataupun diinginkan, dimana kinerja yang
teramati merupakan hasil yang sudah dicapai oleh kerja sistem, dan kinerja yang diinginkan
merupakan hasil yang akan diwujudkan oleh kerja sistem.
Penggunaan bahasa sistem diatas dalam berpikir dapat menghasilkan berbagai penafsiran
sistem dari obyek yang sama. Perbedaan penafsiran itu berkaitan dengan sudut pandang yang
dipakai dalam memikirkan suatu kejadian yang sama sebagai sebuah sistem. Misalnya,
kejadian permainan golf dapat ditafsirkan sebagai :
Apabila permainan golf ditafsirkan sebagai sarana memperlancar urusan dagang bagi
pebisnis, bangunan sistemnya dapat dirumuskan sebagai keseluruhan perbincangan antara
pebisnis dengan mitra kerja, tentang perdagangan, melalui sarana permainan golf,
perbincangan dalam sudut pandang ekonomi dengan pertimbangan perkembangan
permintaan pasar untuk memperoleh laba bersama. Disini tujuan dari sistem adalah
memperoleh laba bersama dibatasi oleh sudut pandang ekonomi. Dengan kata lain, tujuan
akan membantu memudahkan menarik garis batas dari sistem yang menjadi perhatian. Hal-
hal yang jelas menyebabkan dan/atau menyumbang langsung kepada pencapaian tujuan
dikelompokkan sebagai unsur sistem. Hal-hal yang dapat mempengaruhi dan/atau
menyumbang tidak langsung dapat dikelompokkan sebagai sarana dan lingkungan sistem.
Untuk memudahkan jalan dalam berpikir sistemik, penetapan tujuan dari sistem dinyatakan
dalam bentuk yang lebih nyata, yaitu kinerja sistem yang teramati sebagai capaian hasil kerja
dari sistem. Kinerja sistem yang teramati adalah muara dari rangkaian kejadian dalam sistem,
baik sistem fisik maupun nonfisik. Ringkasnya, kinerja sistem berkaitan dengan kerja dari
keseluruhan unsur sistem yang saling berpengaruh dalam batas dengan lingkungan tertentu.
Misalnya, gambaran sistemik dari kinerja penjualan dalam bisnis sebagai berikut.
5. Kejadian kelambatan pembelian bahan baku dapat disebabkan kelalaian pegawai dalam
penyelesaian transaksi keuangan dengan pemasok.
6. Semua kejadian dapat disebabkan kegagalan kerja kelompok lintas fungsi dalam
organisasi. Ringkasnya, jalan umum untuk berpikir sistemik adalah jawaban pertanyaan
mengapa dan mengapa suatu kejadian demikian, sehingga diperoleh peta keseluruhan saling-
pengaruh kejadian secara terpadu.
III. PENUTUP
A. Rangkuman
1. Mind Mapping atau Pemetaan Pikiran adalah Suatu untuk memaksimalkan potensi
pikiran manusia dengan menggunakan otak kiri dan kanan secara simultan
2. Tony Buzan mengusulkan menggunakan struktur dasar Pemetaan Pikiran sebagai berikut
:
Membantu siapa saja untuk berkonsentrasi dan lebih baik dalam mengingat.
Membantu siapa saja membuat catatan dengan lebih baik.
Membantu siapa saja mendapatkan/memunculkan ide brilian.
Membantu siapa saja menghemat waktu sebaik mungkin.
Membantu siapa saja menghadapi ujian dengan mudah dan mendapat nilai yang lebih
bagus.
Membantu siapa saja mengatur pikiran, hobi, dan hidupnya.
Membantu siapa saja mendapatkan kesempatan lebih banyak untuk bersenang-senang.
Membantu siapa saja membuatnya tetap fokus pada ide utama maupun semua ide
tambahan.
Membantu siapa saja menggunakan kedua belahan otaknya yang membuatnya
malahan ingin terus-menerus belajar
4. Sange (2002:1080 mengartikan sistem sebagai suatu keseluruhan yang dirasakan yang
unsur-unsurnya “saling tergantung”karena unsur-unsur itu terus-menerus saling
mempengaruhi dari waktu ke waktu dan beroperasi menuju suatu tujuan bersama.
7. Tipe archetype dalam kesehariannya dibedakan dalam beberapa tipe, antara lain sebagai
berikut :
fight back fire atau fixes that fail (perbaikan yang gagal)
shift the burden (pengalihan beban)
limits to growth (batas pertumbuhan)
tragedy of the commons (tragedy umum)
success to the successful (keberhasilan yang berhasil)
escalation (eskalasi)
eroding goals (pengikisan tujuan)
balancing with delay (penyeimbang yang tunda)
growth and underinvestment (pertumbuhan dan investasi yang rendam)