Anda di halaman 1dari 44

Laporan Kasus

Dermatitis Eksfoliativa Generalisata

Pembimbing :
dr. Taufik Sungkar, Sp.PD

Oleh:
Nadia Kemalasari (140100013)
Dendy Fitra Lesmana (140100117)
Khairun Nisa (140100007)
Tinavathi A/P Applannaidoo (140100264)
Muhammad Ralfi Irsan (140100227)
Elizabeth Ivana (130100296)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RSUP. H. ADAM MALIK
2018
LEMBAR PENGESAHAN

Telah dibacakan tanggal : Juli 2018


Nilai :

CHIEF OF WARDS

dr. Frans Sarumpaet dan dr. Zenith

PIMPINAN SIDANG

dr. Taufik Sungkar, Sp.PD

i
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ............................................................................................. i

Daftar Isi .............................................................................................................. ii

Kata Pengantar .................................................................................................. iii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1


1.1.Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2. Tujuan Laporan Kasus ...................................................................... 2

1.3.Manfaat Laporan Kasus ..................................................................... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 4


2.1. Definisi............................................................................................. 4
2.2. Etiologi............................................................................................. 4

2.3. Patofisiologi ..................................................................................... 4

2.4. Manifestasi Klinis ........................................................................... 5

2.5. Diagnosis ......................................................................................... 6

2.6. Diagnosis Banding ........................................................................... 8

2.7. Tatalaksana ...................................................................................... 8


BAB 3 STATUS ORANG SAKIT .................................................................... 10

3.1. Status Orang Sakit ........................................................................... 10

BAB 4 FOLLOW – UP ..................................................................................... 22

BAB 5 DISKUSI KASUS .................................................................................. 36

BAB 6 KESIMPULAN ..................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 41

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus dengan judul “Dermatitis
Eksfoliativa Generalisata”.
Laporan kasus ini dibuat untuk memenuhi persyaratan dalam mengikuti
Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
USU di RSUP Haji Adam Malik. Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini jauh
dari kesempurnaan baik daari segi isi maupun penulisannya. Oleh karena itu,
kritik dan saran sangat diharapkan demi kesempuraan laporan kaasus ini.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian laporan kasus ini. Semoga laporan
kasus ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 29 Juni 2018

Penulis

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dermatitis eksfoliata generalisata (DEG) adalah suatu kelainan peradangan


yang ditandai dengan eritema dan skuama yang mengenai lebih dari 90%
permukaan tubuh. Prosesnya dapat primer ataupun idiopatik, tanpa didahului
penyakit kulit ataupun sistemik sebelumnya.1

Hal yang mendasari terjadinya adalah psoriasis, dermatitis atopik dan


dermatosis spongiosis lainnya, reaksi hipersensitivitas obat dan limfoma sel T
kutaneus. Penyebab terjadinya DEG masih belum diketahui (idiopatik) pada 20%
kasus. Dermatosis yang telah ada sebelumnya berperan pada lebih dari setengah
kasus DEG. Psoriasis adalah etiologi yang terbanyak ditemukan (hampir pada
seperempat kasus).

Studi melaporkan insidensi DEG yang beragam, berkisar antara 0,9 hingga
71,0 per 100.000 pasien. Terjadinya DEG pada laki-laki lebih banyak telah
dilaporkan dengan perbandingan antara laki-laki dan perempuan 2:1 hingga 4:1.
DEG dapat terjadi pada segala usia. Banyak penelitian menemukan onset yang
beragam antara 41 hingga 61 tahun, dengan pengecualian kasus pada anak.

Dermatosis yang sudah ada sebelumnya merupakan penyebab paling banyak


kasus DEG pada orang dewasa (52%), disusul reaksi hipersensitivitas obat (15%)
dan limfoma sel T kutaneus atau sindroma Sezary (5%) dan tidak ditemukan
etiologi mendasari DEG pada 20% kasus (idiopatik).

Berbagai perubahan metabolik dan fisiologik dapat terjadi pada DEG,


termasuk imbalans cairan dan elektrolit, gangguan thermoregulasi, gagal jantung,
syok kardiogenik, acute respiratory distress syndrome, dekompensasi penyakit
hati kronis dan ginekomasti. Hipoalbuminemia umum terjadi akibat kehilangan
protein melalui pembentukan sisik serta peningkatan metabolisme disertai

1
2

berkurangnya sintesis protein. Proses ini mengakibatkan balans nitrogen negatif,


muscle wasting dan edema.

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi perjalanan penyakit dan


prognosis dari DEG, seperti penyakit yang mendasarinya, komorbiditas pasien,
umur, laju onset dan pengobatan sebelumnya.. DEG menjadi fatal terutama pada
pasien yang masih sangat muda dan pada pasien lanjut usia. Pencegahan DEG
tergantung pada pengendalian penyebab yang mendasarinya. Pemberian edukasi
pada pasien dengan penyakit pendahulu (seperti psoriasis, dermatitis atopi)
tentang pemicu DEG (iritan, penghentian penggunaan obat secara tiba-tiba) juga
berguna dalam mencegah DEG.

1.2 TUJUAN LAPORAN KASUS

1.2.1 Tujuan Umum

Memahami tinjauan ilmu secara teoritis pada penyakit dengan kasus


Dermatitis Eksfoliata Generalisata (DEG).

1.2.2 Tujuan Khusus

Memahami tinjauan ilmu secara teoritis dan mengintegrasikan ilmu


kedokteran Dermatitis Eksfoliata Generalisata (DEG) yang telah didapat terhadap
tindak lanjut penatalaksanaan yang tepat, cepat, akurat, komprehensif dan
berkesinambungan sehingga didapatkan prognosis yang baik pada pasien.

1.3 MANFAAT LAPORAN KASUS

Hasil Laporan Kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa:

1. Memperdalam teoritis keilmuan tentang Dermatitis Eksfoliata


Generalisata (DEG).
2. Menambah wawasan dalam menangani pasien dengan Dermatitis
Eksfoliata Generalisata (DEG) secara komprehensif dan
berkesinambungan.
3

3. Memberikan penanganan yang baik pada pasien dengan


mengeintegrasikan keimuan secara tepat.
4. Tambahan informasi, wawasan dan pengetahuan bagi pembaca
mengenai Dermatitis Eksfoliata Generalisata (DEG)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Dermatitis eksfoliata generalisata adalah suatu kelainan peradangan yang
ditandai dengan eritema dan skuama yang hamper mengenai seluruh tubuh.
Prosesnya dapat primer ataupun idiopatik, tanpa didahului penyakit kulit ataupun
sistemik sebelumnya.1

2.2 ETIOLOGI
Eritroderma dapat disebabkan oleh berbagai penyakit kulit yang telah
diderita sebelumnya. Faktor penyebab dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelompok
yaitu perluasan penyakit kulit sebelumnya (dermatosis primer, seperti psoriasis,
tinea, dan kelainan limforetikuler.), reaksi obat, keganasan, dan idiopatik.
Pemeriksaan histopatologi dapat mengidentifikasi kausa eritroderma hingga 50%
kasus, khususnya jika menggunakan biopsi multiple. 1

2.3 PATOFISIOLOGI
Proses patofisiologis yang mengakibatkan dermatitis eksfoliatif beragam
dengan gangguan yang mendasarinya. Namun, pada umumnya semua kondisi
yang menyebabkan dermatitis eksfoliatif adalah peningkatan kecepatan pergantian
kulit. Epidermis normal memiliki pergantian sel epitel yang berkelanjutan.
Pembelahan sel terjadi di dekat lapisan basal. Karena sel-sel bergerak menuju
perifer, maka mereka menjadi terkeratinisasi. Proses ini berlangsung sekitar 10-12
hari. Sel kemudian tetap dalam stratum korneum selama 12-14 hari sebelum
terkelupas.2
Pada dermatitis eksfoliatif terjadi peningkatan jumlah sel di lapisan
germinativum dan kecepatan mitosis. Jangka waktu transit sel melalui epidermis
dipersingkat. Akibatnya, skuama yang terkelupas tidak sepenuhnya keratin dan
mengandung materi yang biasanya disimpan oleh kulit, seperti protein, asam
amino, dan asam nukleat, yang dapat mengakibatkan keseimbangan nitrogen
negatif. Jumlah skuama yang terkelupas bervariasi tergantung kondisi yang

4
5

mendasari dan tingkat keparahannya. Dermatitis eksfoliatif karena reaksi obat,


eksim, dan psoriasis dapat mengakibatkan hilangnya skuama sebesar 7,2 g, 9,6 g,
dan 22,6 g per hari, masing-masing (kisaran normal, 500-1000 mg). Protein yang
hilang dalam skuama sebesar 4,2 g, 5,6 g, dan 12,8 g per hari, masing-masing.
Waktu transit yang menurun menyebabkan terganggunya fungsi sawar kulit dari
keratinisasi yang tidak sempurna, yang dapat meningkatkan penyerapan obat
transkutan pada kulit yang rusak.2
Proses patofisiologis lain yang umum untuk semua bentuk eritroderma
eksfoliatif yaitu meningkatnya aliran darah ke kulit dengan terganggunya fungsi
sawar kulit yang menyebabkan peningkatan kehilangan cairan yang tidak disadari
melalui transpirasi. Dehidrasi dan refleks takikardia juga umum dijumpai. Pada
kasus yang berat, tingginya output gagal jantung dapat terjadi. Peningkatan aliran
darah ke kulit juga menyebabkan peningkatan kehilangan panas yang dapat
menjadi hipermetabolisme kompensasi dan kakeksia.2

2.4 MANIFESTASI KLINIS

Mula-mula timbul bercak eritem yang dapat meluas ke seluruh tubuh


dalam waktu 12-48 jam. Deskuamasi yang difus dimulai dari daerah lipatan,
kemudian menyeluruh. Dapat juga mengenai membran mukosa, terutama yang
disebabkan oleh obat. Bila kulit kepala sudah terkena, dapat terjadi alopesia,
perubahan kuku, dan kuku dapat lepas. Dapat terjadi limfadenopati dan
hepatomegali. 1

Eritema meluas dalam waktu cepat, universal dalam waktu 12-48 jam.
Skuama timbul setelah 2-6 hari; sering mulai di daerah lipatan. Skuamanya besar
pada keadaan akut, dan kecil pada keadaan kronis. Warnanya bervariasi dari putih
sampai kuning. Kulit merah terang, panas, kering dan kalau diraba tebal. Pasien
mengeluh kedinginan terutama bila eritema meluas. 1

Kulit periorbital mengalami inflamasi dan edema, sehingga terjadi


ektropion. Pada keadaan kroonis dapat terjadi gangguan pigmentasi. 1
6

Dermatitis eksfoliatif dapat terjadi sehubungan dengan penyakit kulit


ataupun penyakit sistemik lain, dan sering tak dapat dibedakan dengan dermatitis
idiopatik. Pada bentuk sekunder, bila masih fase awal dapat diketahui penyakit
primernya. Dapat pula dijumpai pembengkakan kelenjar limfe dan pembengkakan
liver. 1

2.5 DIAGNOSIS

 Anamnesis

Riwayat perjalanan penyakit adalah hal terpenting dalam menentukan


diagnosa DEG. Pasien mungkin memiliki riwayat dari penyakit primernya (seperti
psoriasis atau dermatitis atopik). Pengkajian lebih dalam dilakukan pada saat
anamnesis riwayat penggunaan obat, termasuk obat yang dijual bebas.3

Onset penyakit biasanya berkembang cepat pada alergi terhadap obat,


limfoma, leukemia, atau Staphylococcal scalded skin syndrome. Perkembangan
penyakit lebih lambat pada psoriasis, dermatitis atopik atau penyebaran dari
penyakit primer.3

Pruritus merupakan gejala yang paling sering dan menonjol. Malaise,


demam, dan menggigil dapat terjadi.3

 Pemeriksaan Fisik
Pasien sering menunjukkan gejala dengan eritema generalisata. Scaling
muncul 2-6 hari setelah timbulnya eritema, biasanya dimulai dari daerah lipatan
(flexural). Pruritus biasanya menyebabkan ekskoriasi. Ketika dermatitis eksfoliatif
(DE) menetap selama berminggu-minggu, rambut dapat gugur, kuku bisa menjadi
bergerigi (ridged nails) dan menebal. Kulit pada daerah periorbital mungkin
terjadi peradangan dan edematous, sehingga menyebabkan ektropion.3

Dalam kasus-kasus kronis, gangguan pigmentasi dapat terjadi (terutama


pada ras yang berkulit gelap) patchy atau kehilangan pigmen secara luas
(menyerupai vitiligo) telah dilaporkan.3
7

Penelitian menunjukkan tanda-tanda lain dari penyakit yang mendasari


mungkin termasuk yang berikut:3

 Islands of sparing dalam Pityriasis rubra pilaris


 Beberapa plak psoriasis yang khas di psoriasis
 Lesi kelopak mata merupakan gejala mikosis fungoides, penyebab
dermatitis eksfoliatif
 Papula atau lesi oral lichen planus
 Melepuh di daerah superfisial pada Pemphigus Foliaceus
 Lesi papular eritematosa pada awal erupsi obat

Dermatopathic lymphadenopathy dapat terjadi pada dermatitis eksfoliatif


yang tidak disebabkan oleh limfoma atau leukemia. 3

 Pemeriksaan Penunjang

 Studi Laboratorium3

o Peningkatan laju endap darah, anemia, hipoalbuminemia, dan


hiperglobulinemia sering ditemukan.
o Diagnosis klinis dilakukan untuk psoriasis, karena tidak ada
konsensus untuk kriteria diagnostik dan tes.
o Peningkatan IgE dapat ditemukan pada dermatitis eksfoliatif (ED)
bila disebabkan oleh dermatitis atopik.
o Kerokan kulit dapat ditemukan hifa atau kudis tungau (Scabies).
o Kultur dapat menunjukkan bacterial overgrowth atau virus herpes
simpleks.
o Immunophenotyping, flow cytometry, dan khususnya, B- dan T-sel
gene rearrangement analysis dapat membantu dalam
mengkonfirmasikan diagnosis jika limfoma diduga.
8

2.6 DIAGNOSIS BANDING1


 Akantosis Nigrikans
 Dermatitis Kontak Alergi
 Dermatitis Kontak Iritan
 Lichen Planus
 Dermatitis Seboroik
 Dermatitis Stasis
 Pemphigus Foliaceus
 Dermatitis Atopik
 Pityriasis Rubra Pilaris
 Psoriasis (plak)
 Komplikasi akut dari penyakit Sarkoidosis
 Pemfigoid Bulosa
 Limfoma sel T kutan
 Manifestasi dermatologi dari penyakit Graft versus host
 Hailey-Hailey Disease
 Pityriasis Rubra Pilaris
 Arthritis reaktif

2.7 TATALAKSANA
Tergantung faktor penyebabnya. Bila terjadinya sekunder, penyakit primer
harus diobati.1
Rawat inap dan perawatan terampil adalah wajib. Pasien dirawat di
ruangan nyaman dengan suhu stabil (sebaiknya 30-32˚C), dan denyut nadi,
tekanan darah, suhu dan keseimbangan cairan dipantau secara teratur.4
Karena banyak kehilangan cairan, dapat terjadi dehidrasi, oleh karena itu
harus diberi cairan. Pengobatan topikal dapat diberikan seperti pengobatan
dermatitis subakut. Dapat diberikan kortikosteroid topikal.1
Antihistamin dapat menghilangkan rasa gatal. Kortikosteroid secara
sistemik jangan diberikan pada dermatitis dengan psoriasis, dermatitis atopik, dan
dermatitis seboroik. Kortikosteroid hanya diberikan pada bentuk idiopatik, bila
9

gagal dengan pengobatan konservatif. Dosis awal adalah kortison 100-200


mg/hari, kemudian dapat diturunkan sampai 50mg/hari.1
Pertimbangkan antibiotik untuk infeksi sekunder.5 Pemeliharaan
hemodinamik normal, keseimbangan elektrolit dan dukungan nutrisi yang adekuat
(terutama untuk meminimalkan kehilangan protein) sangat penting untuk pasien
yang sakit parah.4

Tabel 1. Diagnosis dan Tatalaksana DEG5


BAB 3
STATUS ORANG SAKIT

3.1. STATUS ORANG SAKIT

ANAMNESIS PRIBADI
Nama : Riris Novela Sinaga
Umur : 21 tahun
JenisKelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Belum Menikah
Pekerjaan : Pelajar
Suku : Batak
Agama : Kristen Katholik
Alamat : Lingkungan III Mesra Perdamaian
ANAMNESIS PENYAKIT
Keluhan Utama : Kulit kemerahan mengelupas di seluruh tubuh
Telaah : Hal ini dialami pasien sejak 7 bulan ini dan memberat
dalam 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Awalnya pasien mengeluhkan timbul
bintik-bintik merah pada kulit seperti beruntusan kemerahan dan muncul di wajah
dan kaki serta tangan, lama-lama menyebar hampir ke seluruh tubuh, bintik-bintik
terasa gatal dan badan terasa panas. Kemudian kulit mengelupas dan terlihat
kemerahan dan basah serta terasa perih dan panas. Namun pasien tidak tahu apa
penyebab timbulnya kulit kemerahan. Pasien sebelumnya mengeluhkan nyeri saat
menelan dan mulut terasa perih. Pasien juga merasa matanya berair. Sebelumnya
pasien tidak pernah mengalami penyakit yang sama. Pasien mengatakan
rambutnya rontok, dan nyeri sendi dijumpai. Pasien juga mengatakan kalau
terkena sinar matahari kulitnya akan memerah. Pasien mengaku tidak pernah
merasa gatal-gatal sehabis makan makanan tertentu atau minum obat tertentu.
Riwayat kejang tidak ada. Riwayat hipertensi dan DM tidak ada. Riwayat

10
11

penyakit keluarga tidak ada. Riwayat alergi makanan maupun obat juga tidak ada.
Sebelumnya pasien sudah pernah dirawat di Rumah Sakit Pusat Haji Adam Malik
± 1 bulan yang lalu dengan diagnosa DEG dan sudah mendapat terapi
metilprednisolone, ranitidine, dan cetirizine. BAK dalam batas normal,dan BAB
dalam batas normal.

Riwayat Penyakit Terdahulu : Dermatitis Eksfoliativa Generalisa


Riwayat Penggunaan Obat : Metilprednisolone, ranitidine, dan cetirizine.
12

ANAMNESA ORGAN
Jantung Sesak Nafas : (-) Edema : (+)
Angina Pectoris : (-) Palpitasi : (-)
Lain-lain : (-)

Saluran Batuk-batuk : (-) Asma, bronchitis : (-)


Pernafasan Dahak : (-) Lain-Lain : (-)

Saluran Nafsu Makan : baik Penurunan BB : (+)


Pencernaan Keluhan Menelan : (-) Keluhan Defekasi : (+)
Keluhan Perut : (-) Lain-lain : (-)

Saluran Sakit BAK : (-) BAK tersendat : (-)


Urogenital Mengandung Batu : (-) Keadaan urin : (N)
Haid : (-) Lain-lain : (-)

Sendi dan Sakit pinggang : (-) Keterbatasan Gerak : (-)


Tulang Keluhan persendian : (-) Lain-lain : (-)

Endokrin Haus/Polidipsi : (-) Gugup : (-)


Poliuri : (-) Perubahan Suara : (-)
Polifagi : (-) Lain-lain : (-)

Saraf Pusat Sakit Kepala : (-) Hoyong : (-)


Lain-lain : (-)

Darah dan Pucat : (-) Perdarahan : (-)


PembuluhDarah Petechie : (-) Purpura : (-)
Lain-lain : (-)
Sirkulasi Claudicatio Intermitten : (-) Lain-lain : (-)

12
13

ANAMNESA KELUARGA : Tidak di temukan riwayat anggota keluarga


dengan keluhan yang sama

PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK


STATUS PRESENS
Keadaan Umum
Keadaan Penyakit
Sensorium : Compos mentis Pancaran wajah : Lemah
Tekanan darah : 120/60 mmHg Sikap paksa :-
Nadi : 84x/i Refleks fisiologis :+
Pernafasan : 20x/i Refleks patologis :-
Temperatur : 36,5oC

Anemia ( -/ - ), Ikterus ( + / + ), Dispnoe ( + )


Sianosis( - ), Edema ( + ), Purpura ( - )
Turgor Kulit :baik

Keadaan gizi : TB : 160 cm


BB : 60 kg

= 1%
IMT : BB / (TB)2
: 60/ (1,60)2
: 23,43 kg/m2kesan Obese I

KEPALA
Mata : Anemis (-/-), Ikterus (-/-), pupil: isokor, reflex cahaya direk (+/+),
indirek (+/+)
Telinga : Liang telinga normal, serumen prop (-)
Hidung : Septum nasi simetris
Mulut : Mukosa mulut basah (+) mukosa eritema (-)
14

Gigi geligi : Dalam batas normal


Tonsil/faring : Hiperemis (-)

LEHER
Struma tidak membesar
Pembesaran kelenjar limfa (-), lokasi (-), jumlah (-), konsistensi (-),mobilitas (-),
nyeritekan (-)
Posisi trakea : Medial TVJ : R-2 cm H2O.
Kaku kuduk (-), lain-lain (-)

THORAKS DEPAN
Inspeksi
Bentuk : Simetris Fusiformis
Pergerakan : ketinggalan bernapas tidak dijumpai
Palpasi
Fremitus suara : Stem Fremitus ka=ki
Iktus : teraba 1 cm lateral LMCS ICS V
Perkusi
Paru
Batas ParuHati R/A : Relatif: ICS IV, Absolut: ICS V
Peranjakan :1 cm

Jantung
Batas atas jantung : ICS II Linea mid clavicularis sinistra
Batas kiri jantung : ICS IV, 1 cm lateral Linea aksillaris media
Batas kananjantung : ICS IV, Linea para sternalis dekstra
Auskultasi
Paru
Suara pernafasan : Vesikuler
Suara tambahan :-
15

Jantung
M1>M2, P2>P1, T1>T2, A2>A1, desahsistolis (-), desahdiastolis (-), lain-lain(-),
Heart rate : 60 x/menit, intensitas :cukup

THORAX BELAKANG
Inspeksi : Simetris Fusiformis
Palpasi : Stem Fremitus Kanan> Kiri
Perkusi : Sonor pada kedualapanganparu
Auskultasi : SP :Vesikuler
ST : ( ronki basah basal paru kanan=kiri )
ABDOMEN
Inspeksi
Bentuk : Simetris
Gerakan Lambung/usus : Tidakterlihat
Vena kolateral :(-)
Caput medusa :(-)
Palpasi
Dinding Abdomen : Soepel, nyeritekan (-), H/L/R tidakteraba

HATI
Pembesaran :(-)
Permukaan :(-)
Pinggir :(-)
Nyeri Tekan :(-)

LIMFA
Pembesaran :(-)
Schuffner :(-)
Haecket :(-)
16

GINJAL
Ballotement : (-), Kiri / Kanan, lain-lain: (-)

UTERUS/OVARIUM : Tidak dilakukan pemeriksaan


TUMOR : Tidak dilakukan pemeriksaan
Perkusi
Pekakberalih :(-)
Undulasi :(-)
Auskultasi
Peristaltikusus : Normoperistaltik
Lain-lain :(-)

PINGGANG :
Nyeri ketuksudutkosto vertebra: ( - )

INGUINAL : Tidak dilakukan pemeriksaan


GENITAL LUAR : Tidak dilakukan pemeriksaan

PEMERIKSAAN COLOK DUBUR (RT)


Perineum : Tidak dilakukan pemeriksaan
Spincter Ani : Tidak dilakukan pemeriksaan
Lumen : Tidak dilakukan pemeriksaan
Mukosa : Tidak dilakukan pemeriksaan
Sarung tangan : Tidak dilakukan pemeriksaan
ANGGOTA GERAK ATAS
Deformitas sendi :-
Lokasi :-
Jaritabuh :-
Tremor ujung jari :-
Telapak tangan sembab :-
Sianosis :-
17

Eritma Palmaris :-
Lain-lain :-

ANGGOTA GERAK BAWAH Kiri Kanan


Edema + +
Arteri femoralis + +
Arteri tibialis posterior + +
Arteri dorsalis pedis + +
Reflex KPR + +
Refleks APR + +
Refleks Fisiologis + +
Refleks Patologis - -
Lain-lain - -

PEMERIKSAAN LABORATORIUM RUTIN


Darah Kemih Tinja
Darah: Hb: 12,5 Warna :kuning jernih Warna :coklat
Eritrosit: 4,10 x 106 Protein : (-) Konsistensi :lembek
Leukosit: 8.090 Reduksi : (-) Darah :(-)
Hematokrit: 37% Bilirubin: (-) Lendir :(-)
Trombosit: 385.000 Urobilinogen :(-) Eritrosit :(-)
Leukosit :(-)
Hitung jenis: Amoeba/Kista: (-)
Eosinofil :1,70%
Basofil : 0,5%
Neutrofil :62.50%
Limfosit :25,30%
Monosit :10%
18

RESUME
ANAMNESIS Keluhan utama : Kulit bersisik pada seluruh
tubuh
Telaah :Hal ini dialami ± 7 bulan ini. Hilang
timbul, dan belum diketahui penyebabnya.
Terdapat pada kulit skuama eritematosa pada
seluruh tubuh. Sebelumnya pasien sudah
dirawat di RS HAM ± 1 bulan yang lalu
dengan diagnosa Dermatitis Eksfoliativa
Generalisata dan sudah mendapat terapi
methylprednisolone, ranitidine, dan cetirizine.
STATUS PRESENS Keadaan Umum :Sedang
Keadaan Penyakit :Sedang
Keadaan Gizi :berlebih
19

PEMERIKSAAN FISIK Kulit


Turgor kembali cepat. Pada kulit seluruh
tubuh terutama pada wajah dan anggota gerak
terdapat kulit yang mengelupas dan dasar kulit
kemerahan.

Kepala
- Mata: Anemis (-/-), Ikterik (+/+)
- T/H/M:dbn
Leher
- Pembesaran KGB (-)
- TVJ: R-2 cm H2O
Pembesaran KGB: -
Thorax
- Inspeksi: Simetris Fusiformis, tidak
ada ketinggalan bernafas
- Palpasi: Stem fremitus ka=ki
- Perkusi: Sonor pada kedua lapangan
paru
- Auskultasi : Suara paru vesikuler,
suara tambahan ronki basah basal (-/-)
20

Abdomen
- Inspeksi: Simetris
- Palpasi: Soepel, H/L/R: ttb, nyeri tekan
(-)
- Perkusi: Timpani
- Auskultasi: Normoperistaltik

Ekstremitas :
Superior : Edema (-/-), ptekie (-/-), akral
hangat, CRT <3’, deskuamasi (+), erosi (+),
nyeri (+), gatal (-).

Inferior : Edema (-/-), ptekie (-/-), akral


hangat, CRT <3’, deskuamasi (+), erosi (+),
nyeri (+), gatal (-).

LABORATORIUM Darah: Hb: 12,5 gr/dL


RUTIN Eritrosit: 4,10 x 106
Leukosit: 8.010
Hematokrit: 37%
Trombosit: 385.000

Kemih :Warna : kuning jernih

Tinja :Warna : coklat, Konsistensi :


lembek
21

DIAGNOSA BANDING

1. Dermatitis Eksfoliativa Generalisata


2. Sistemik Lupus Eritematosus
3. Steven Johnson Syndrome

DIAGNOSA SEMENTARA

Dermatitis Eksfoliativa Generalisata

PENATALAKSANAAN Aktivitas :Tirah baring


Diet : Diet makanan biasa

Medikamentosa :
- Kompres luka dengan Nacl 0,9 %
- Inj. Metilprednisolone 62,5 mg / 12
jam
- Inj. Ranitidine 50mg / 12 jam
- Cetirizine 2x10mg
- CTM 3x1
- Sandimun 2x100mg
- Atopiclaire lotion 2x1

Rencana Tindakan Lanjutan Penjajakan Diagnostik


1. Urinalisa dan feses rutin 5. RFT, kadar albumin, elektrolit
2. Darah lengkap 6. Ureum dan Kreatinin
3. Foto Thorax
4. Skin Prick Test
BAB 4
FOLLOW UP

FOLLOW UP TANGGAL 17/06/2018

S Kulit merah mengelupas di seluruh tubuh


O Compos Mentis, TD: 110/70 mmHg, HR :80x/i, RR: 22x/i, T:
36,7oC
Kepala :Conj. anemis (-/-), sclera ikterik (-/-) T/H/M : dbn
Leher : TVJ R-2 cmH2O, Pembesaran KGB (-)
Thorax :SP : Vesikuler, ST : (-)
Abdomen : Simetris, Soepel (+), H/L/R tidak teraba, normo
peristaltik
Ekstremitas : Sup: edema -/-, akral hangat, crt<2, deskuamasi (+),
erosi (+), nyeri (+), gatal (-).
Inf: edema -/-, akral hangat, crt<2, deskuamasi (+), erosi (+), nyeri
(+), gatal (-).
A Dermatitis Eksfoliativa Generalisata

P Tirah baring
IVFD Nacl 0,9 % 20 gtt/i
Inj. Metilprednisolone 125 mg/ 12 jam
Inj. Ketorolac 1amp/ 8jam
Cetirizine 1x10mg

22
23

FOLLOW UP TANGGAL 18/06/2018

S Kulit merah mengelupas di seluruh tubuh


O Compos Mentis, TD: 90/40 mmHg, HR :88x/i, RR: 20x/i, T:
36,9oC
Kepala :Conj. anemis (-/-), sclera ikterik (-/-) T/H/M : dbn
Leher : TVJ R-2 cm H2O, Pembesaran KGB (-)
Thorax :SP : Vesikuler, ST : (-)
Abdomen : Simetris, Soepel (+), H/L/R tidak teraba, normo
peristaltik
Ekstremitas : Sup: edema -/-, akral hangat, crt<2, deskuamasi (+),
erosi (+), nyeri (+), gatal (-).
Inf: edema -/-, akral hangat, crt<2, deskuamasi (+), erosi (+), nyeri
(+), gatal (-).
A Dermatitis Eksfoliativa Generalisata

P Tirah baring
Diet MII
IVFD Nacl 0,9 % 20 gtt/i
Inj. Metilprednisolone 125 mg/ 12 jam
Inj. Ranitidin 50mg/ 12 jam
Inj. Ketorolac 30 mg/ 8 jam
Cetirizine 1x10mg
24

FOLLOW UP TANGGAL 19/06/2018

S Kulit merah mengelupas di seluruh tubuh


O Compos Mentis, TD: 120/70 mmHg, HR 64x/i, RR: 20x/i, T:
35,3oC
Kepala :Conj. anemis (-/-), sclera ikterik (-/-) T/H/M : dbn
Leher : TVJ R-2 cm H2O, Pembesaran KGB (-)
Thorax :SP : Vesikuler, ST : (-)
Abdomen : Simetris, Soepel (+), H/L/R tidak teraba, normo
peristaltik
Ekstremitas : Sup: edema -/-, akral hangat, crt<2, deskuamasi (+),
erosi (+), nyeri (+), gatal (-).
Inf: edema -/-, akral hangat, crt<2, deskuamasi (+), erosi (+), nyeri
(+), gatal (-).
A Dermatitis Eksfoliativa Generalisata

P Tirah baring
Diet MII
IVFD Nacl 0,9 % 20 gtt/i
Inj. Metilprednisolone 125 mg/ 12 jam
Inj. Ranitidin 50mg/ 12 jam
Inj. Ketorolac 30 mg/ 8 jam
Cetirizine 1x10mg
25

FOLLOW UP TANGGAL 20/06/2018

S Kulit merah mengelupas di seluruh tubuh


O Compos Mentis, TD: 120/70 mmHg, HR 52x/i, RR: 16x/i, T:
36,3oC
Kepala :Conj. anemis (-/-), sclera ikterik (-/-) T/H/M : dbn
Leher : TVJ R-2 cm H2O, Pembesaran KGB (-)
Thorax :SP : Vesikuler, ST : (-)
Abdomen : Simetris, Soepel (+), H/L/R tidak teraba, normo
peristaltik
Ekstremitas : Sup: edema -/-, akral hangat, crt<2, deskuamasi (+),
erosi (+), nyeri (+), gatal (-).
Inf: edema -/-, akral hangat, crt<2, deskuamasi (+), erosi (+), nyeri
(+), gatal (-).
A Dermatitis Eksfoliativa Generalisata
P Tirah baring
Diet MII
IVFD Nacl 0,9 % 20 gtt/i
Inj. Metilprednisolone 125 mg/ 12 jam
Inj. Ranitidin 50mg/ 12 jam
Inj. Ketorolac 30 mg/ 8 jam
Cetirizine 1x10mg
26

FOLLOW UP TANGGAL 21/06/2018

S Kulit merah mengelupas di seluruh tubuh


O Compos Mentis, TD: 120/80 mmHg, HR 64x/i, RR: 24x/i, T:
35,5oC
Kepala :Conj. anemis (-/-), sclera ikterik (-/-) T/H/M : dbn
Leher : TVJ R-2 cm H2O, Pembesaran KGB (-)
Thorax :SP : Vesikuler, ST : (-)
Abdomen : Simetris, Soepel (+), H/L/R tidak teraba, normo
peristaltik
Ekstremitas : Sup: edema -/-, akral hangat, crt<2, deskuamasi (+),
erosi (+), nyeri (+), gatal (-).
Inf: edema -/-, akral hangat, crt<2, deskuamasi (+), erosi (+), nyeri
(+), gatal (-).
A Dermatitis Eksfoliativa Generalisata
P Tirah baring
Diet MII
IVFD Nacl 0,9 % 20 gtt/i
Inj. Metilprednisolone 125 mg/ 12 jam
Inj. Ranitidin 50mg/ 12 jam
Inj. Ketorolac 30 mg/ 8 jam
Cetirizine 1x10mg
28

FOLLOW UP TANGGAL 22/06/2018

S Kulit merah mengelupas di seluruh tubuh


O Compos Mentis, TD: 120/60 mmHg, HR 80x/i, RR: 29x/i, T:
35,5oC
Kepala :Conj. anemis (-/-), sclera ikterik (-/-) T/H/M : dbn
Leher : TVJ R-2 cm H2O, Pembesaran KGB (-)
Thorax :SP : Vesikuler, ST : (-)
Abdomen : Simetris, Soepel (+), H/L/R tidak teraba, normo
peristaltik
Ekstremitas : Skuama kasar dengan dasar eritema.
A Dermatitis Eksfoliativa Generalisata
P Tirah baring
Diet MII
IVFD Nacl 0,9 % 20 gtt/i
Inj. Metilprednisolone 125 mg/ 12 jam
Inj. Ranitidin 50mg/ 12 jam
Inj. Ketorolac 30 mg/ 8 jam
Cetirizine 1x10mg
Soft Uderm
29

FOLLOW UP TANGGAL 23/06/2018

S Kulit merah mengelupas di seluruh tubuh


O Compos Mentis, TD: 120/60 mmHg, HR 80x/i, RR: 29x/i, T:
35,5oC
Kepala :Conj. anemis (-/-), sclera ikterik (-/-) T/H/M : dbn
Leher : TVJ R-2 cm H2O, Pembesaran KGB (-)
Thorax :SP : Vesikuler, ST : (-)
Abdomen : Simetris, Soepel (+), H/L/R tidak teraba, normo
peristaltik
Ekstremitas : Skuama kasar dengan dasar eritema.
A Dermatitis Eksfoliativa Generalisata
P Tirah baring
Diet MII
IVFD Nacl 0,9 % 20 gtt/i
Inj. Metilprednisolone 125 mg/ 12 jam
Inj. Ranitidin 50mg/ 12 jam
Inj. Ketorolac 30 mg/ 8 jam
Cetirizine 1x10mg
Soft Uderm
30

FOLLOW UP TANGGAL 23/06/2018

S Kulit merah mengelupas di seluruh tubuh


O Compos Mentis, TD: 120/60 mmHg, HR 80x/i, RR: 29x/i, T:
35,5oC
Kepala :Conj. anemis (-/-), sclera ikterik (-/-) T/H/M : dbn
Leher : TVJ R-2 cm H2O, Pembesaran KGB (-)
Thorax :SP : Vesikuler, ST : (-)
Abdomen : Simetris, Soepel (+), H/L/R tidak teraba, normo
peristaltik
Ekstremitas : Skuama kasar dengan dasar eritema.
A Dermatitis Eksfoliativa Generalisata
P Tirah baring
Diet MII
IVFD Nacl 0,9 % 20 gtt/i
Inj. Metilprednisolone 125 mg/ 12 jam
Inj. Ranitidin 50mg/ 12 jam
Inj. Ketorolac 30 mg/ 8 jam
Cetirizine 1x10mg
Soft Uderm
31

FOLLOW UP TANGGAL 25/06/2018

S Kulit merah mengelupas di seluruh tubuh


O Compos Mentis, TD: 130/60 mmHg, HR 92x/i, RR: 20x/i, T:
35,6oC
Kepala :Conj. anemis (-/-), sclera ikterik (-/-) T/H/M : dbn
Leher : TVJ R-2 cm H2O, Pembesaran KGB (-)
Thorax :SP : Vesikuler, ST : (-)
Abdomen : Simetris, Soepel (+), H/L/R tidak teraba, normo
peristaltik
Ekstremitas : Skuama kasar dengan dasar eritema.
A Dermatitis Eksfoliativa Generalisata
P Tirah baring
Diet MII
IVFD Nacl 0,9 % 20 gtt/i
Inj. Metilprednisolone 125 mg/ 12 jam
Inj. Ranitidin 50mg/ 12 jam
Inj. Ketorolac 30 mg/ 8 jam
Cetirizine 1x10mg
Myfortic 2x360mg

R/ Konsul ke departemen kulit dan kelamin.


Urinalisa
ANA Test
Ig E
USG Ginjal
32

FOLLOW UP TANGGAL 26/06/2018

S Kulit merah mengelupas di seluruh tubuh


O Compos Mentis, TD: 120/80 mmHg, HR 64x/i, RR: 16x/i, T:
35,8oC
Kepala :Conj. anemis (-/-), sclera ikterik (-/-) T/H/M : dbn
Leher : TVJ R-2 cm H2O, Pembesaran KGB (-)
Thorax :SP : Vesikuler, ST : (-)
Abdomen : Simetris, Soepel (+), H/L/R tidak teraba, normo
peristaltik
Ekstremitas : Skuama kasar dengan dasar eritema.
A Dermatitis Eksfoliativa Generalisata
Sistemik Lupus Eritematosus
P Tirah baring
Diet MII
IVFD Nacl 0,9 % 20 gtt/i
Inj. Metilprednisolone 125 mg/ 12 jam
Inj. Ranitidin 50mg/ 12 jam
Inj. Ketorolac 30 mg/ 8 jam
Cetirizine 1x10mg
Myfortic 2x360mg
CTM 3x4mg

R/ Susul hasil ANA Test, Anti DS DNA, IgE, dan USG ginjal
33

FOLLOW UP TANGGAL 27/06/2018

S Kulit merah mengelupas di seluruh tubuh


O Compos Mentis, TD: 130/60 mmHg, HR 88x/i, RR: 20x/i, T:
36,2oC
Kepala :Conj. anemis (-/-), sclera ikterik (-/-) T/H/M : dbn
Leher : TVJ R-2 cm H2O, Pembesaran KGB (-)
Thorax :SP : Vesikuler, ST : (-)
Abdomen : Simetris, Soepel (+), H/L/R tidak teraba, normo
peristaltik
Ekstremitas : Skuama kasar dengan dasar eritema.
A Dermatitis Eksfoliativa Generalisata
Sistemik Lupus Eritematosus
P Tirah baring
Diet MII
IVFD Nacl 0,9 % 20 gtt/i
Inj. Metilprednisolone 125 mg/ 12 jam
Inj. Ranitidin 50mg/ 12 jam
Inj. Ketorolac 30 mg/ 8 jam
Cetirizine 1x10mg
Myfortic 2x360mg
34

FOLLOW UP TANGGAL 28/06/2018

S Kulit merah mengelupas di seluruh tubuh


O Compos Mentis, TD: 130/60 mmHg, HR 88x/i, RR: 20x/i, T:
36,2oC
Kepala :Conj. anemis (-/-), sclera ikterik (-/-) T/H/M : dbn
Leher : TVJ R-2 cm H2O, Pembesaran KGB (-)
Thorax :SP : Vesikuler, ST : (-)
Abdomen : Simetris, Soepel (+), H/L/R tidak teraba, normo
peristaltik
Ekstremitas : Edema (-/-), akral hangat.
Skuama kasar dengan dasar eritema.
A Dermatitis Eksfoliativa Generalisata
Sistemik Lupus Eritematosus
P Tirah baring
Diet MII
IVFD Nacl 0,9 % 20 gtt/i
Inj. Metilprednisolone 125 mg/ 12 jam
Inj. Ranitidin 50mg/ 12 jam
Cetirizine 1x10mg
Myfortic 2x360mg
Atopiclaire lotion 3x1 oles di kulit.
35

FOLLOW UP TANGGAL 29/06/2018

S Kulit merah mengelupas di seluruh tubuh


O Compos Mentis, TD: 130/80 mmHg, HR 68x/i, RR: 20x/i, T:
36,5oC
Kepala :Conj. anemis (-/-), sclera ikterik (-/-) T/H/M : dbn
Leher : TVJ R-2 cm H2O, Pembesaran KGB (-)
Thorax :SP : Vesikuler, ST : (-)
Abdomen : Simetris, Soepel (+), H/L/R tidak teraba, normo
peristaltik
Ekstremitas : Skuama kasar dengan dasar eritema.
A Dermatitis Eksfoliativa Generalisata
Sistemik Lupus Eritematosus
P Tirah baring
Diet MII
IVFD Nacl 0,9 % 20 gtt/i
Inj. Metilprednisolone 125 mg/ 12 jam
Inj. Ranitidin 50mg/ 12 jam
Cetirizine 1x10mg
Myfortic 2x360mg
CTM 3x4mg
Sandimun 2x100mg
Atopiclaire lotion 2x1
BAB 5
DISKUSI KASUS

Teori Pasien
Manifestasi Klinis
Pasien mengeluhkan
● Bercak eritem
kulit kemerahan,
● Deskuamasi
bersisik, gatal serta
● Alopesia
rambut rontok.
● Limfadenopati
● Hepatomegali
● Inflamasi dan edema pada kulit periorbital
Diagnosis

Anamnesis:
Pasien memiliki riwayat dari penyakit primernya Riwayat penggunaan obat
(seperti psoriasis atau dermatitis atopik), riwayat bebas jual sebelum timbul
penggunaan obat, termasuk obat yang dijual bebas. penyakit ada.

Onset penyakit berkembang cepat pada alergi Riwayat alergi, pasien


terhadap obat, limfoma, leukemia, atau mengaku tidak
Staphylococcal scalded skin syndrome. mempunyai riwayat
alergi.
Perkembangan penyakit lebih lambat pada psoriasis,
dermatitis atopik atau penyebaran dari penyakit Dermatitis seboroik (+)
primer.

Pruritus, malaise, demam dan menggigil. Pruritus (+)

36
37

Pemeriksaan Fisik:
Pasien sering menunjukkan gejala dengan eritema Kulit eritema
generalisata. Scaling muncul 2-6 hari setelah timbul generalisata, berskuama
eritema, biasanya dimulai dari daerah lipatan (+)
(flexural).

Pruritus biasanya menyebabkan ekskoriasi. Pruritus (+), ekskoriasi (-)

Rambut gugur, kuku bergerigi (ridged nails) dan Rambut rontok (+)
menebal.

Kulit pada daerah periorbital terjadi peradangan dan


edematous, sehingga menyebabkan ektropion.

Gangguan pigmentasi (terutama pada ras yang


berkulit gelap) patchy atau kehilangan pigmen secara
luas (menyerupai vitiligo).

Tanda-tanda lain penyakit yang mendasari termasuk


yang berikut:

 Islands of sparing dalam Pityriasis rubra pi-


laris
 Beberapa plak psoriasis yang khas di psoriasis
 Lesi kelopak mata merupakan gejala mikosis
fungoides, penyebab dermatitis eksfoliatif
 Papula atau lesi oral lichen planus
 Melepuh di daerah superfisial pada Pemphi-
gus Foliaceus
 Lesi papular eritematosa pada awal erupsi
38

obat

Dermatopathic lymphadenopathy

Pemeriksaan Penunjang:
Peningkatan laju endap darah, anemia,
hipoalbuminemia dan hiperglobulinemia
Darah Rutin:
Hb: 12,5
Diagnosis klinis dilakukan untuk psoriasis
Eritrosit: 4,10 x 106
Leukosit: 8.090
Peningkatan IgE dapat ditemukan pada dermatitis
Hematokrit: 37%
eksfoliatif (ED) bila disebabkan oleh dermatitis
Trombosit: 385.000
atopik.
Eosinofil :1,70%
Basofil : 0,5%
Kerokan kulit dapat ditemukan hifa atau kudis tungau
Neutrofil :62.50%
(Scabies).
Limfosit :25,30%
Monosit :10%
Kultur dapat menunjukkan bacterial overgrowth atau
virus herpes simpleks.

Immunophenotyping, flow cytometry, dan


khususnya, B- dan T-sel gene rearrangement analysis
dapat membantu dalam mengkonfirmasikan diagnosis
jika limfoma diduga.
Penatalaksanaan

Tergantung faktor penyebab.  Kompres luka dengan


Rawat inap dan perawatan terampil. Pasien dirawat di Nacl 0,9 %
ruangan nyaman dengan suhu stabil (sebaiknya 30-  Inj. Metilprednisolone
32˚C), dan denyut nadi, tekanan darah, suhu dan 62,5 mg / 12 jam
keseimbangan cairan dipantau secara teratur.  Inj. Ranitidine 50mg /
39

12 jam
Karena banyak kehilangan cairan, dapat terjadi  Cetirizine 2x10mg
dehidrasi, oleh karena itu harus diberi cairan.  CTM 3x1
 Sandimun 2x100mg
Pengobatan topikal dapat diberikan seperti  Myfortic 2x360mg
pengobatan dermatitis subakut. Dapat diberikan
 Atopiclaire lotion 2x1
kortikosteroid topikal.

Antihistamin dapat menghilangkan rasa gatal.

Kortikosteroid hanya diberikan pada bentuk idiopatik,


bila gagal dengan pengobatan konservatif. Dosis awal
adalah kortison 100-200 mg/hari, kemudian dapat
diturunkan sampai 50mg/hari.

Pertimbangkan antibiotik untuk infeksi sekunder.

Pemeliharaan hemodinamik normal, keseimbangan


elektrolit dan dukungan nutrisi yang adekuat
(terutama untuk meminimalkan kehilangan protein)
sangat penting untuk pasien yang sakit parah.
BAB 6
KESIMPULAN

Seorang pasien perempuan inisial R, 21 tahun, berdasarkan anamnesis,


pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium didiagnosis dermatitis
eksfoliatifa generalisata. Penatalaksanaan yang diberikan selama pasien dirawat
yaitu tirah baring, diet MII, NaCl 0,9% 20 gtt/i, Inj. Metilprednisolon 125mg/12
jam, Inj. Ranitidin 500 mg/12 jam IV, Cetirizine 1x10 mg, Myfortic 2x 360mg,
CTM 3x4 mg, Sandimun 2x100 mg, dan Atopiclaire lotion 2x1

40
41

DAFTAR PUSTAKA

1. Harahap, Marwali. Ilmu Penyakit Kulit. Edisi 1. Jakarta: Penerbit


Hipokrates; 2000.

2. Medscape. Pathophysiology Exfoliative Dermatitis. 2018. Diambil dari:


https://emedicine.medscape.com/article/762236-overview#a5 [Diakses
tanggal 2 Juli 2018]

3. Sanusi HU and Kelly AP. Erythroderma (Generalized Exfoliative


Dermatitis). Medscape; 2018 June 04. Available at:
https://emedicine.medscape.com/article/1106906-overview

4. Gawkrodger DJ. Dermatology An Illustrated Colour Text. Third Edition:


Churchill Livingstone 2007.

5. Jones JB and Shim TN. Erythroderma (Exfoliative Dermatitis).


Dermatology Advisor; 2012. Available at:
https://www.dermatologyadvisor.com/dermatology/erythroderma-
exfoliative-dermatitis/article/691855/

Anda mungkin juga menyukai