Anda di halaman 1dari 9

KKS PSIKIATRI 2015

BAB I

PENDAHULUAN

Kepribadian adalah didefenisikan sebagai totalitas sifat emosional dan


perilaku yang menandai kehidupan seseorang dari hari ke hari dalam kondisi yang
biasanya, kepribadian stabil relatif dan dapat diramal.

Dalam menjalani kehidupan sejak kecil,remaja, dewasa hingga lanjut


usia,seseorang mempunyai kecenderungan atau kebiasaan menggunakan suatu
pola yang relatif serupa dalam menyikapi masalah yang dihadapi. Bila
diperhatikan, cara atau metode penyelesaian itu tampak sebagai sesuatu yang
terpola tertentu dan dapat diterangai sebagai ciri atau tanda untuk mengenal
orang tersebut fenomenal ini dikenal sebagai karakter atau kepribadian.

Gejala gangguan kepribadian adalah aloplastik (yaitu mampu


mengadaptasi dan mengubah lingkungan eksternal) dan ego-sintonik ( yaitu dapat
diterima oleh ego) mereka dengan gangguan kepribadian tidak merasa cemas
tentang perilaku maladaptifnya. Karena orang tersebut tidak secara rutin
merasakan sakit dari apa yang dirasakan oleh masyrakat sebagai gejalanya,
mereka sering kali dianggap sebagai tidak bermotivasi untuk pengobatan dan
tidak mempan terhadap pemulihan.

Banyak individu yang dengan kepribadiannya menyimpang dari rata-rata


datang ke dokter serta pekerja sosial atau bertentangan dengan masyarakat dan
hukum. Yang menderita karena memiliki kepribadian yang berbeda atau hanya
membuat orang lain menderita biasanya disebabkan gangguan kepribadian.perlu
diperhatikan bahwa gangguan kepribadian demikian dalam suatu kontinuitas
merupakan deviasi statistic dari rata-rata. Terdapat kesamaan rata-rata seperti
pada intelegensi, iritabilitas, sosiabilitas, keteraturan dsb.

1 Muhammad Riski Syahputra


1010070100076
KKS PSIKIATRI 2015

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Defenisi

Kepribadian adalah totalitas dari ciri perilaku dan emosi yang merupakan
karakter atau ciri seseorang dalam, kehidupan sehari-hari dalam kondisi yang
biasa. Sifatnya stabil dan dapat diramalkan.1

Definisi Gangguan kepribadian Adalah ciri kepribadian yang bersifat tidak


fleksibel dan malapdatif yang menyebabkan disfungsi yang bermakna atau
penderitaan subjektif. Orang dengan gangguan kepribadian menunjukkan pola
relasi dan persepsi terhadap lingkungan dan diri sendiri Gejala gangguan ke yang
bersifat berakar mendalam, tidak fleksibel serta bersifat maladaptif.1

Gangguan kepribadian antisosial adalah pengabaian yang menetap atas


hak atau keselamatan orang lain, tidak bertanggung jawab, tidak mampu
mempertahankan hubungan, iritabilitas, toleransi terhadap frustasi dan ambang
batas agresivitas yang rendah, tidak mampu untuk merasa bersalah atau
mengambil makna dari pengalaman, ketidakjujuran, impulsivitas, tidak
menghiraukan keselamatan pribadi, mudah menyalahkan orang lain.1,2,3,4

2.2 Epidemiologi

Prevalensi gangguan kepribadian antisosial adalah 3 persen pada laki-laki


dan 1 persen pada perempuan. Gangguan ini paling lazim di daerah perkotaan
yang miskin dan pada penduduk yang sering berpindah didaerah tersebut. Anak
laki-laki dengan gangguan ini datang dari keluarga yang lebih besar dibandingkan
dengan anak perempuan dengan gangguan ini. Onset gangguan sebelum usia 15
tahun. Anak perempuan biasanya memiliki gejala sebelum pubertas, dan laki-laki
bahkan lebih awal. Didalam populasi penjara, prevalensi gangguan kepribadian
antisosial dapat mencapai 75 persen. Adanya pola familial lebih terlihat dari
gangguan ini dibandingkan kontrol yang mencapai lima kali lebih sering antar-
kerabat laki-laki derajat pertama.3,5

2 Muhammad Riski Syahputra


1010070100076
KKS PSIKIATRI 2015

2.3 Etiologi

Konsep sekarang tentang kepribadian mencakup baik tempramen maupun


karakter dan menganggap bahwa kepribadiaan adalah hasil interaksi antara faktor
konstitusi, pengalaman, masa perkembangan dan pengalaman selanjutnya dalam
masa kehidupan.

Faktor yang mempengaruhi yaitu:

1. Faktor genetik

Penelitian juga menemukan faktor genetik pada anak dari orang tua
dengan gangguan kepribadian antisosial sejak bayi dibesarkan dalam
lingkungan orangtua yang tidak menderita gangguan kepribadian
antisosial dan penyalahgunaan alkohol.3,4

2. Faktor Biologi

Beberapa kondisi disfungsi susunan saraf, misalnya soft


neurological sign (kerusakan otak minimal sejak kecil), berkaitan dengan
gangguan kepribadian antisosial.3,4

3.Faktor tempramental

Faktor tempramental serta berkaitan dengan faktor genetik dan


biologik serta merupakan sesuatu yang bersifat konstitusional sejak lahir.
Beberapa contoh, misalnya anak yang bertempramen penakut, mungkin
berkembang menjadi orang dengan gangguan kepribadian menghindar.3,4

4. Interaksi antara faktor tempramen dengan faktor lingkungan

Berdasarkan hasil observasi jangka panjang sejak bayi, stella chess


dan alexander thomas mengemukakan teori goodness of fit yaitu beberapa
jenis gangguan kepribadian adalah hasil interaksi dari ketidak cocokan
antara temperamen seorang anak dengan cara mendidik anak. Contohnya
anak yang bertemperamen cemas akan lebih cenderung berkembang

3 Muhammad Riski Syahputra


1010070100076
KKS PSIKIATRI 2015

menjadi gangguan kepribadian bila ia di asuh oleh ibu yang bersifat cemas
dibandingkan bila ia di asuh oleh seorang ibu yang bersifat tenang.4

5. Faktor lingkungan dan budaya

Lingkungan dan budaya yang bersifat keras, tidak toleran, punitif,


dan agresif sering menanamkan dasar- dasar paranoid antisosial.4

6. Faktor psikodinamik

Yang dimaksud di sini adalah berbagai faktor psikologi (walaupun secara


potensial dipengaruhi oleh faktor genetik dan konstitusional) yang
mengorganisasi, berkonsolidasi, bersifat kukuh, dan secara malapdatif
mengadakan,menyesuaikan, dan menyelesaikan konflik dalam
pengalaman hidup.4

2.4 Gambaran Klinis

Pasien dengan gangguan kepribadian antisosial sering dapat tampak


normal dan bahkan memesona serta menyenangkan. Meskipun demikian, riwayat
mereka mengungkapkan banyak area fungsi kehidupan yang terganggu.3

Berbohong, membolos, kabur dari rumah, mencuri, berkelahi,


penyalahgunaan zat, dan aktivitas ilegal merupakan pengalaman khas yang
dilaporkan pasien di awal masa kanak-kanak. Pasien ini sering menarik simpati
klinisi yang berbeda jenis kelamin dengan aspek penuh warna dan merayu dari
kepribadian mereka, tetapi klinisi dengan jenis kelamin sama dapat menganggap
mereka manipulatif dan menuntut.3

Pasien dengan gangguan kepribadian antisosial tidak menunjukkan


ansietas atau depresi, kekuranganlah yang dapat tampak sangat tidak sesuai
dengan situasi mereka, meskipun ancaman bunuh diri dan preokupasi somatik
dapat lazim ditemukan. Penjelasan mereka sendiri mengenai perilaku antisosial
mereka membuat hal itu tampak tidak masuk akal, tetapi isi jiwa mereka
mengungkapkan tidak adanya waham dan tanda lain pikiran yang tidak rasional.

4 Muhammad Riski Syahputra


1010070100076
KKS PSIKIATRI 2015

Bahkan, mereka sering memiliki rasa uji realitas yang meningkat dan sering
mengesankan pengamat karena memiliki intelegensia verbal yang baik.3

Orang dengan gangguan ini tidak mengatakan hal yang sebenarnya dan tidak
dapat dipercaya untuk melakukan setiap tugas atau patuh pada standar moral
konvensional. Berganti- ganti pasangan, penganiayaan pasangan, penganiayaan
anak, dan menyetir sambil mabuk adalah peristiwa yang lazim terjadi didalam
kehidupan mereka. Temuan yang jelas adalah tidak adanya penyesalan untuk
tindakan-tindakan ini: tampaknya mereka tidak memiliki hati nurani.3

2.5 Pedoman Diagnostik

Gangguan kepribadian ini biasanya timbul karena perbedaan yang besar


antara perilaku dan norma sosial yang berlaku, dan ditandai ol eh:

(a) bersikap tidak peduli dengan perasaan orang lain;


(b) sikap yang amat tidak bertanggung jawab dan menetap dan tidak peduli
terhadap norma, peraturan dan kewajiban sosial;
(c) tidak mampu untuk mempertahankan hubungan agar berlangsung lama,
meskipun tidak ada kesulitan untuk mengembangkannya;
(d) mudah menjadi frustasi dan bertindak agresif, termasuk tindak kekerasan;
Mengangap hubungan menjadi lebih intim ketimbang keadaan sebenarnya.
(e) tidak mampu untuk menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman,
terutama dari hukuman;
(f) sangat cenderung untuk menyalahkan orang lain, atau menawarkan
rasionalisasi yang dapat diterima, untuk perilaku yang telah membawa
pasien dalam konflik sosial.1,5

5 Muhammad Riski Syahputra


1010070100076
KKS PSIKIATRI 2015

2.6 Diagnosa Banding

Gangguan kepribadian antisosial melibatkan banyak dalam kehidupan


seseorang, sehingga dapat dibedakan dengan perilaku ilegal dalam hal. Jika
perilaku antisosial merupakan satu-satunya manifestasi, pasien digolongkan ke
dalam keadaan tambahan DSM-IV-TR yang dapat menjadi fokus perhatian klinis-
khususnya, perilaku antisosial dewasa. Dorothy lewis meenemukan bahwa banyak
dari orang-orang ini memiliki gangguan neurologis atau jiwa yang terdiagnosis
atau di abaikan.

Yang lebih sulit adalah membedakan antara gangguan kepribadian


antisosial dengan penyalahgunaan zat. Jika penyalahgunaan zat dan perilaku
antisosial dimulai pada masa kanak-kanak dan berlanjut hingga deawasa, kedua
gangguan harus didiagnosis. Meskipun demikian, jika perilaku antisosial secara
jelas adalah akibat dari penyalahgunaan alkohol pramorbid atau penyalahgunaan
zat lainnya, diagnosis gangguan kepribadian antisosial tidak dibenarkan.

Di dalam mendiagnosis gangguan kepribadian antisosial klinis harus


memperhatikan pengaruh yang mengganggu akibat status ekonomi, latar belakang
budaya, dan jenis kelamin. Lebih jauh lagi, diagnosis gangguan kepribadian
antisosial tidak dibenarkanjika retardasi mental, skizofrenia, atau mania dapat
menjelaskan gejala-gejala tersebut.2,3

2.7 Terapi

a. Psikoterapi

Jika pasien dengan gangguan kepribadian antisosial dibuat tidak dapat


pergi kemana-mana ( contohnya, dirumah sakit), mereka sering menjadi setuju
terhadap psikoterapi. Jika pasien merasa bahwa mereka berada diantara teman
senasib, tidak adanya motivasi untuk perubahan menghilang. Mungkin untuk
alasan ini kelompok menolong-diri sendiri lebih berguna daripada penjara di
dalam menghilangkan gangguan ini.

6 Muhammad Riski Syahputra


1010070100076
KKS PSIKIATRI 2015

b. Farmakoterapi

Farmakoterapi digunakan untuk mengatasi gejala yang memberatkan seperti


ansietas, kemarahan, dan depresi, tetapi karena pasien sering merupakan
penyalahgunaan obat, obat harus digunakan dengan bijaksana. Jika pasien
menunjukkan gangguan defisit-atensi/hiperaktivitas, psikostimulan seperti
methylphenidate (ritalin) dapat berguna. Upaya telah dilakukan untuk mengganti
metabolisme katekolamin dengan obat-obatan dan untuk mengendalikan perilaku
impulsif dengan obat-obatan antiepileptik, contohnya, carbamazepine
(tegretol),valproate (depakote) , terutama jika bentuk gelombang abnormal
ditemukan pada EEG. Β-adrenergik telah digunakan untuk mengurangi agresi.3

2.8 Prognosis

Gangguan kepribadian antisosial memiliki perjalanan tanpa remisi, dengan


puncak perilaku antisosial terjadi pada masa remaja akhir. Prognosisnya beragam.
Beberapa laporan menunjukkan bahwa gejala berkurang seiring dengan
bertambah tuanya pasien. Banyak pasien memiliki gangguan somatisasi dan
keluhan fisik multipel. Gangguan depresi, gangguan penggunaan alkohol, dan
penyalahgunaan zat lainnya lazim ditemukan.2,3

7 Muhammad Riski Syahputra


1010070100076
KKS PSIKIATRI 2015

BAB III

KESIMPULAN

Gangguan kepribadiaan antisosial bersifat pengabaian dan pelanggran


hak orang lain, berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam berbagai
konteks. Biasanya timbul karena perbedaan yang besar antara perilaku dan norma
sosial yang berlaku.

Gangguan ini ditandai oleh adanya sikap tidak peduli dengan perasaan orang lain,
sikap tidak bertanggung jawab terhadap norma, peraturan dan kewajiban sosial,
tidak mampu untuk mempertahankan hubungan, mudah frustasi dan agresif, tidak
mampu menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman, dan sangat cenderung
menyalahkan orang lain atau menawarkan rasionalisas, untuk perilakunya.
Mungkin disertai iritabilitas yang menetap, gangguan tingkah laku pada masa
kanak dan remaja, meskipun tidak selalu, dapat mendukung diagnosis.

Psikoterapi jika pasien dengan gangguan kepribadian antisosial dibuat


tidak dapat pergi keman-kemana,mereka sering menjadi setuju terhadap
psikoterapi. Farmakoterapi digunakan untuk mengatasi gejala yang memberat
seperti ansietas, kemarahan, dan depresi, tetapi karena pasien sering merupakan
penyalahgunaan obat, obat harus didigunakan dengan bijaksana.

8 Muhammad Riski Syahputra


1010070100076
KKS PSIKIATRI 2015

DAFTAR PUSTAKA

1. Elvira D.Sylvia.2010.Gangguan Kepribadian Antisosial. Buku Ajar


Psikiatri. Jakarta FK UI. Hal: 329-332
2. Kaplan Dan Sadock. Benjamin. 2010. Gangguan Kepribadian
Antisosial.Buku Ajar Psikiatri Klinis edisi 2. Jakarta: Bina aksara Hal:
363-373
3. Haryati Euis.Dkk.2000.Gangguan Kepribadian Antisosial. Psikiatri
Konsep Dasar dan Gangguan - Gangguan. Jilid I. Edisi Ke-1. Media
Aesculapius. Jakarta Hal: 131-137
4. David A Tomb.2004.Gangguan Kepribadian Antisosial. Buku Saku
Psikiatri edisi 6. Jakarta Hal:232-236
5. PPDGJ III, 1995.Cetakan Pertama. Departemen Kesehatan RI Direktorat
Jendral Pelayanan Medik. Hal:265

9 Muhammad Riski Syahputra


1010070100076

Anda mungkin juga menyukai