PENDAHULUAN
Latar Belakang
Abses Payudara adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan
kumpulan nanah yang terbentuk di bawah kulit payudara sebagai akibat
dari infeksi bakteri. Kondisi ini menyebabkan payudara membengkak,
merah, dan nyeri bila disentuh. Pada beberapa kasus, orang-orang sdengan
abses payudara dapat menderita demam. Kondisi ini umumnya terjadi
pada orang-orang yang berusia antara 18 sampai dengan 50 tahun tetapi
sangat jarang terjadi pada wanita yang tidak menghasilkan air susu ibu
(ASI). Oleh karena itu, wanita yang menyusui memiliki resiko lebih tinggi
untuk terjadinya abses payudara.
Ketika ASI tidak dikeluarkan sepenuhnya sewaktu menyusui, sisa
ASI terperangkap di dalam salurannya dan menyebabkan terjadinya
peradangan. Kondisi ini dikenal sebagai mastitis. Peradangan akan
meningkatkan resiko infeksi bakteri selanjutnya pada saluran tersebut.
Infeksi bakteri juga dapat terjadi melalui kulit puting payudara
yang pecah. Ketika bakteri memasuki jaringan payudara, sistem kekebalan
tubuh akan berusaha untuk melawan bakteri-bakteri tersebut dengan mengirim
sel-sel darah putih ke tempat terjadinya infeksi. Pada proses pembunuhan
bakteri-bakteri ini, beberapa jaringan dapat mengalami kerusakan, membentuk
suatu kantung kecil yang akan diisi oleh nanah (campuran dari jaringan mati,
bakteri dan sel-sel darah putih), membentuk abses payudara. Untungnya, abses
payudara dapat dihilangkan melalui drainase abses dan pemakaian antibiotik.
i. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian Abses Payudara
2. Untuk mengetahui faktor penyebab Abses Payudara
3. Untuk mengetahui manifestasi Klinik Abses Payudara
4. Untuk mengetahui tanda gejala Abses Payudara
5. Untuk mengetahui pencegahan Abses Payudara
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan Abses Payudara
ii. MANFAAT
Setelah membaca makalah ini pembaca dapat :
1. Mengetahui pengertian Abses Payudara
2. Mengetahui faktor penyebab Abses Payudara
3. Mengetahui factor penyebab Abses Payudara
4. Mengetahui tanda gejala Abses Payudara
5. Mengetahui pencegahan Abses Payudara
6. Mengetahui penatalaksanaan Abses Payudara
7. Mengetahui manajemen Abses Payudara
BAB II
I. ABSES PAYUDARA
A. DEFINISI
Breast abscess atau Abses payudara adalah akumulasi nanah pada
jaringan payudara. Hal ini biasanya disebabkan oleh infeksi pada payudara.
Cedera dan infeksi pada payudara dapat menghasilkan gejala yang sama
dengan di bagian tubuh lainnya, kecuali pada payudara, infeksi cenderung
memusat dan menghasilkan abses kecil. Hal ini dapat menyerupai kista.
Abses Payudara adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan
kumpulan nanah yang terbentuk di bawah kulit payudara sebagai akibat
dari infeksi bakteri.
C. TANDA GEJALA
1. Sakit pada payudara ibu tampak lebih parah.
2. Payudara lebih mengkilap dan berwarna merah.
3. Benjolan terasa lunak karena berisi nanah. Kadang-kadang keluar
cairan nanah melalui puting susu. Bakteri terbanyak penyebab nanah
pada payudara adalah STAFILOKOKUS AUREUS DAN SPESIES
STREPTOKOKUS.
4. Pada lokasi payudara yang terkena akan tampak
membengkak.Bengkak dengan getah bening dibawah ketiak.
5. Nyeri dan teraba masa yang fluktuatif / ‘empuk
6. Sensasi rasa panas pada area yang terkena
7. Demam dan kedinginan, menggigil
8. Rasa sakit secara keseluruhan
9. Malaise, dan timbul limfadenopati pectoralis, axiller, parasternalis,
dan subclavia.
D. DIAGNOSIS
Untuk memastikan diagnosisnya perlu dilakukan aspairasi nanahmya.
Differensial diagnosisnya galactoele, fibroadenoma dan carcinoma.
E. PENCEGAHAN
1. Perawatan Putting Susu Rata
Beberapa ibu memiliki puting susu yang rata dan membuat menyusui
adalah hal yang sulit atau tidak mungkin. Untuk memperbaiki hal ini,
Hoffman’s exercises dapat dimulai sejak 38 minggu kehamilan. Oles
sedikit pelicin (contoh Vaseline) pada areola. Dua ruas jari atau satu jari
dan jempol diletakkan sepanjang sisi puting susu dan kulit dengan
lembut ditarik dengan arah horizontal. Kemudian, gerakan ini di ulang
dengan arah horizontal, lakukan pada keduanya beebrapa kali. Jika
latihan ini dilakukan beberapa kali per hari, akan membantu
mengeluarkan puting susu. Metode alternatif adalah penarikan puting
susu, digunakan pada lapisan khusus di dalam bra pada saat kehamilan.
2. Puting susu dan payudara harus dibersihkan sebelum dan setelah
menyusui.
3. Setelah menyusui, puting susu diolesi kembali dengan ASI dan
biarkan kering dengan sendirinya (dapat diberikan salep lanolin atau
vitamin A dan D)
4. Hindari pakaian yang menyebabkan iritasi pada payudara
5. Menyusui secara bergantian payudara kiri dan kanan
6. Untuk mencegah pembengkakan dan penyumbatan saluran,
kosongkan payudara dengan cara memompanya
7. Gunakan teknik menyusui yang baik dan benar untuk mencegah
robekan/luka pada puting susu.
8. Minum banyak cairan
9. Menjaga kebersihan puting susu
10. Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyusui.
F. PENATALAKSANAAN
1. Teknik menyusui yang benar.
2. Kompres payudara dengan air hangat dan air dingin secara
bergantian.
3. Meskipun dalam keadaan mastitis, harus sering menyusui bayinya.
4. Mulailah menyusui pada payudara yang sehat.
5. Hentikan menyusui pada payudara yang mengalami abses, tetapi
ASI harus tetap dikeluarkan.
6. Apabila abses bertambah parah dan mengeluarkan nanah, berikan
antibiotik.
7. Rujuk apabila keadaan tidak membaik.
Terapi : Evakuasi abses dengan cara dilakukan operasi (insisi abses) dalam
anestesi umum. Setelah diinsisi, diberikan drain untuk mengalirkan sisa
abses yang ‘mungkin’ masih tertinggal dalam payudara.
Abses / nanah kemudian diperiksa untuk kultur resistensi dan pemeriksaan
PA.
Jika abses diperkirakan masih banyak tertinggal dalam payudara, selain
dipasang drain juga dilakukan bebat payudara dengan elastic bandage.
Setelah 24 jam tindakan, pasien kontrol kembali untuk mengganti kassa.
Pasien diberikan obat antibiotika dan obat penghilang rasa sakit.
Penanganan yang dapat dilakukan antara lain :
pengeluaran susu terhambat dilakukan untuk mastitis adalah pemanasan
lokal, antipiretik dan analgesik ringan, pengosongan payudara berkala
dengan terus memberikan ASI atau memompa, dan terapi antibiotika oral.
Namun jika sudah terjadi abses, perlu diberikan antibiotik intravena,
aspirasi, atau insisi dan jika perlu drainase. Setiap cairan aspirasi perlu
dilakukan pemeriksaan histologik untuk menyingkirkan keganasan.
Dilakukan pengompresan hangat pada payudara selama 15-20 menit, 4
kali/hari.
Diberikan antibiotik dan untuk mencegah pembengkakan, sebaiknya
dilakukan pemijatan dan pemompaan air susu pada payudara yang terkena.
Jika terjadi abses, biasanya dilakukan penyayatan dan pembuangan nanah,
serta dianjurkan untuk berhenti menyusui.
Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri (misalnya
acetaminophen atau ibuprofen). Kedua obat tersebut aman untuk ibu
menyusui dan bayinya.
A. KESIMPULAN
Breast abscess atau Abses payudara adalah akumulasi nanah pada
jaringan payudara. Hal ini biasanya disebabkan oleh infeksi pada payudara.
Infeksi pada payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang umum
ditemukan pada kulit normal (staphylococcus aureus). Infeksi terjadi
khususnya pada saat ibu menyusui. Bakteri masuk ke tubuh melalui kulit yang
rusak, biasanya pada puting susu yang rusak pada masa awal menyusui. Area
yang terinfeksi akan terisi dengan nanah.
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono,2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Prawirohardjo, Sarwono,2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Prawirohardjo, Sarwono,2010. Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sulistyawati, Ari,2009. Buku ajar asuhan kebidanaan pada ibu nifas. Yogyakarta
: CV. Andi Offset.
Hyre, Anne.2001. Asuhan Kebidanan Care. jakarta : pusdinakes.
Syaipudin, Abdul Bari.2001. Paduan Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka.
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran (EGC).
Manuaba, Ida Ayu Chandranita dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan, dan KB. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran (EGC).