Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Administrasi Pendidikan ISSN 2302-0156

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 13 Pages pp. 58- 70

IMPLEMENTASI MANAJEMEN STRATEGIK DALAM


UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN PADA SMAN
10 FAJAR HARAPAN

Ulfah Irani Z¹, Murniati AR², Khairuddin³


¹) Magister Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
².³) Prodi Magister Administrasi Pendidikan Universitas Syiah Kuala
3)
kh.khairuddin@gmail.com, 1)airo_ryu@yahoo.com,

Abstract: Quality education can be achieved if school implements appropriate strategic


management. Based on the assumption and the weakness of school management nowadays, the
writer is interested in conducting a study with the objective to describe and analyze the profile,
implementation, and evaluation of strategic management in the effort to improve education
quality in SMAN 10 Fajar Harapan State Senior High School. Subjects of the study were
principal, vice principal, treasurer, school administrative office personnel, school committee,
and teachers. Data were collected through observation, interview, and documentation study.
The results of the study showed that the profile of the school described the visions, missions,
goals, targets and school resources. The strategies were implemented through internal and
external school activities described through school structural organization, teamwork, and the
distribution of job, day and time of study, cost asset, curriculum, school promotion, new
student enrollment, school culture, ethic code, school policy, geographical environment,
demography, environment culture and community appreciation, government regulation,
development of science and technology, involvement of school committee, partner institution
and alumni, and strategy implementation in achieving national education standard. The
evaluation was conducted continuously by involving top management and all personnel either
in short, medium, or long term by using school and teacher self-evaluation instruments, and
benchmarking in order to improve school performance and education quality.

Keywords: strategic management and quality of education.

Abstrak: Pendidikan bermutu dapat terlaksana bila sekolah mengimplementasikan manajemen


strategi yang tepat. Beranjak dari asumsi tersebut dan permasalahan lemahnya manajemen
sekolah dewasa ini, penulis tertarik melakukan penelitian dengan tujuan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis profil, implementasi dan evaluasi manajemen strategik
dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
kualitatif yang dilakukan pada SMAN 10 Fajar Harapan dimana yang menjadi subyek
penelitian adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, bendahara, tenaga tata usaha, komite
sekolah dan guru. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan studi
dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profil SMAN 10 Fajar Harapan
mendeskripsikan visi, misi, tujuan, sasaran dan profil sumber daya sekolah. Implementasi
strategi pada SMAN 10 Fajar Harapan dilakukan melalui aktivitas lingkungan internal dan
eksternal sekolah yang dideskripsikan melalui struktur organisasi sekolah, teamwork dan
pembagian tugas sekolah, hari dan waktu belajar, aset pembiayaan, kurikulum, promosi
sekolah, penerimaan siswa baru, budaya sekolah, kode etik, kebijakan sekolah, keberadaan
lingkungan geografis, demografis, lingkungan budaya dan apresiasi masyarakat, regulasi
pemerintah, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, keterlibatan komite sekolah,
lembaga mitra, alumni dan implementasi strategik dalam upaya memenuhi standar pendidikan
nasional. Pelaksanaan evaluasi pada SMAN 10 Fajar Harapan dilakukan secara terus menerus
melibatkan manajemen puncak dan seluruh personil sekolah baik jangka pendek, menengah
dan panjang melalui instrumen evaluasi diri sekolah, guru dan Benchmarking untuk
meningkatkan kinerja sekolah dan mutu pendidikan.

Kata kunci: manajemen strategik dan mutu pendidikan

58 - Volume 4, No. 2, November 2014


Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

PENDAHULUAN bersama personil secara terus menerus, dan


Sekolah sebagai salah satu pusat pelaksana merupakan siklus yang mampu melahirkan
kegiatan pendidikan merupakan lembaga keputusan untuk memenuhi relevansi
terstruktur yang memiliki peran dalam kebutuhan organisasi dengan kebutuhan
meningkatkan mutu pendidikan. Sekolah lingkungan”. Dalam konteks masa kini, melalui
sebagai institusi mikro yang berperan langsung manajemen strategik, pimpinan puncak dalam
dalam mencetak generasi Indonesia yang suatu organisasi, terutama organisasi
berkualitas, sudah seharusnya memperoleh pendidikan, harus mampu merumuskan dan
perhatian yang besar dari pemerintah dan menentukan strategik organisasi yang tepat
masyarakat. sehingga organisasi yang bersangkutan tidak
Sekolah akan berfungsi dengan maksimal hanya mampu mempertahankan eksistensinya,
jika didukung oleh sistem manajemen yang akan tetapi tangguh melakukan penyesuaian
terencana yang didukung sumber daya manusia dan perubahan yang diperlukan sehingga
(SDM) yang berkualitas, sarana-prasarana serta organisasi semakin meningkat efektivitas dan
dana/biaya pendidikan yang tepat. Penerapan produktivitasnya.
peraturan dan sistem manajemen yang baku Ada beberapa permasalahan yang menarik
dalam lembaga pendidikan tentunya sangat perhatian penulis untuk melakukan penelitian
dibutuhkan dalam upaya pemaksimalan potensi tentang implementasi manajemen strategik
sekolah sehingga terciptalah pendidikan yang dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.
bermutu. Pertama, rendahnya mutu pendidikan dan daya
Sekolah yang bermutu berkolerasi terhadap saing sekolah di Indonesia. Berdasarkan data
peningkatan sumber daya manusia yang ”Education for All (EFA) Global Monitoring
berkualitas. Semakin baik mutu sebuah sekolah Report yang dikeluarkan UNESCO pada tahun
idealnya akan menghasilkan input, proses dan 2011, indeks pembangunan pendidikan
output yang baik pula. Indonesia sebesar 0,934 sehingga menempatkan
Persaingan dalam dunia pendidikan yang Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di
begitu pesat menuntut sekolah berpikir kreatif, dunia” (Runtuwene, 2013:1). Lebih lanjut, data
inovatif dan responsif dalam mempertahankan Balitbang menyatakan bahwa ”di tingkat
dan mengembangkan sekolahnya. Salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) hanya tujuh
upaya yang dapat dilakukan adalah sekolah yang memperoleh pengakuan dunia
mengimplementasikan strategik dalam dalam kategori The Diploma Program dari
mengelola sekolah untuk meningkatkan mutu 8.036 Sekolah Menengah Atas yang ada di
pendidikan. Murniati (2008:74) mengemukakan Indonesia” (Kulsum, 2013:1).
bahwa ”manajemen strategik sebagai kegiatan Hal tersebut menunjukkan bahwa
yang harus dilakukan oleh manajemen puncak pendidikan di Indonesia masihlah rendah

59 - Volume 4, No. 2, November 2014


Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

sehingga diperlukan upaya peningkatan mutu kinerja yang berbeda pula dalam mengelola
pendidikan. Sekolah menghadapi sekolah.
perkembangan dan tantangan globalisasi Dalam konteks manajemen strategik,
dimana tantangan tersebut meliputi dampak kepala sekolah perlu mencerminkan peran
globalisasi dan kompetisi. Dengan melihat koordinatif, sebagai fasilitator dan pengambil
fenomena perkembangan dan persaingan antar keputusan (decision maker) yang tepat terhadap
sekolah yang semakin meningkat tersebut, program strategik sekolah yang dijalankan oleh
sekolah dituntut untuk dapat menerapkan tim dalam kurun waktu tertentu baik jangka
berbagai strategi unggulan dalam menghadapi panjang, menengah dan pendek sehingga
pesaing. Manajemen strategik merupakan salah perencanaan yang telah dibuat dapat
satu pilihan tepat dalam menghadapi diselenggarakan dengan baik. Keterkaitan
permasalahan tersebut karena manajemen antara perencanaan, penerapan dan evaluasi
strategik merupakan manajemen yang strategik lintas pimpinan saling terkait dan tidak
beroreintasi masa depan dan berdasarkan pada dapat berdiri sendiri, ada tahapan sistematis
analisis lingkungan internal dan eksternal. yang harus dijalankan sekolah sesuai dengan
Dengan mengikuti proses tahapan manajemen program yang telah dan akan ditetapkan
strategik, sekolah dapat mempertimbangkan sehingga dapat meminimalkan potensi
keputusan, tindak lanjut dan pilihan strategi keterpurukan kinerja sekolah dengan pergantian
yang tepat dalam menghadapi perkembangan pimpinan.
dan perubahan situasi pendidikan. Ketiga, meningkatnya jumlah sekolah
Kedua, timbulnya persepsi bahwa dengan unggulan yang tersebar di Indonesia.
adanya pergantian pimpinan maka kinerja Persaingan dalam dunia pendidikan yang begitu
sekolah juga berubah. Penerapan manajemen pesat ini berpengaruh terhadap meningkatnya
strategik memberikan solusi dalam mengamati, jumlah sekolah unggul yang tersebar di
mengelola, dan mengevaluasi seberapa efektif Indonesia, termasuk di Aceh. Salah satunya
dan efesien sebuah sekolah bekerja dalam adalah keberadaan SMAN 10 Fajar Harapan
mencapai tujuannya dan kinerja organisasi sebagai salah satu sekolah unggul di Propinsi
secara sistematis dan sinergis seperti menjawab Aceh. SMAN 10 Fajar Harapan merupakan
pertanyaan mengapa suatu sekolah sukses dan salah satu sekolah unggul yang menerapkan
gagal dalam mengelola sekolah, mengapa sistem asrama (Boarding School) dan
dengan menghadapi lingkungan sekolah yang merupakan sekolah yang dikategorikan sebagai
sama tetapi sekolah menunjukkan prestasi dan sekolah yang memperoleh rata-rata nilai UAN
kinerja yang berbeda, dan mengapa dengan (Ujian Akhir Nasional) di atas 9 (Sembilan)
kepemimpinan yang berbeda menunjukkan bahkan pernah memperoleh nilai UAN tertinggi
di Indonesia dan banyak lulusan sekolah

Volume 4, No. 2, November 2014 - 60


Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

tersebut yang melanjutkan pendidikannya di (sekolah) menjamin atau mengamankan format


berbagai universitas terkemuka di Indonesia yang mengejutkan”.
dan luar negeri. Oleh karena itu, peneliti merasa Dari beberapa definisi yang telah
tertarik untuk mengetahui bagaimanakah dikemukakan di atas, maka dapat dijelaskan
implementasi strategi yang diterapkan sekolah bahwa manajemen strategik adalah serangkaian
tersebut dalam meningkatkan mutu sekolahnya. keputusan dan tindakan manajerial yang
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menentukan kinerja perusahaan (sekolah) dalam
untuk mendeskripsikan dan menganalisis jangka panjang, yang berfokus pada usaha
implementasi strategik dalam upaya untuk mengintegrasikan manajemen,
peningkatan mutu pendidikan pada SMAN 10 pemasaran, keuangan/akuntansi,
Fajar Harapan terkait tentang profil sekolah, produksi/operasi, penelitian dan
implementasi dan evaluasi strategik. Penelitian pengembangan, serta sistem informasi
ini diharapkan menjadi masukan bagi para komputer untuk mencapai keberhasilan
kepala sekolah, guru, konselor, tenaga organisasi.
kependidikan dan personel pendidikan lainnya Dalam bidang pendidikan, Siagian
tentang penerapan manajemen strategik dalam (2012:27) mengemukakan manajemen strategik
mengembangkan dan mengelola sekolah. sebagai:
Suatu proses dinamik yang dilakukan oleh
KAJIAN KEPUSTAKAAN organisasi pendidikan yang berlangsung
Pengertian Manajemen Strategik secara terus menerus yang melahirkan
David (2009:5) mendefinisikan strategik dan serangkaian keputusan yang
manajemen strategik sebagai ”seni dan efektif dan efisien dalam melahirkan
pengetahuan dalam merumuskan, produk atau output pendidikan yang
mengimplementasikan, serta mengevaluasi mampu menampilkan kinerja dan prestasi
keputusan-keputusan lintas-fungsional yang tinggi, sesuai dengan sasaran organisasi
memampukan sebuah organisasi mencapai yaitu tercapainya visi dan misi.
tujuannya”. Oleh karenanya, manajemen strategik
Lebih lanjut, Sagala (2011:129) perlu diterapkan dalam sebuah organisasi untuk
menjelaskan bahwa manajemen strategik memperkuat sistem internal dan eksternal
merupakan ”suatu pendekatan yang sistematis organisasi dikarenakan manajemen strategik
bagi suatu tanggung jawab manajemen, merupakan suatu proses yang dinamik yang
mengkondisikan organisasi ke posisi yang berlangsung terus menerus dalam suatu
dipastikan mencapai tujuan dengan cara yang organisasi karena sekolah dihadapi oleh
akan meyakinkan keberhasilan yang dinamika lingkungan internal dan eksternal.
berkelanjutan dan membuat perusahaan

61 - Volume 4, No. 2, November 2014


Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Tahapan Manajemen Strategik kelemahan internal, penetapan tujuan jangka


Proses manajemen strategik terdiri atas panjang, penetapan tujuan strategik dan
empat tahap yaitu ”pengamatan lingkungan, keuangan perusahaan, serta merancang strategik
perumusan strategik, penerapan/implementasi untuk mencapai tujuan organisasi dalam rangka
strategik, dan evaluasi dan pengendalian menyediakan customer value terbaik.
strategi” (Murniati, 2008:50). Pengamatan Implementasi strategik ”sering kali disebut
lingkungan merupakan serangkaian gambaran tahap aksi dari manajemen strategik yang
kondisi lingkungan organisasi yang meliputi merupakan perwujudan dari program-program
lingkungan internal dan eksternal. yang telah ditetapkan dalam proses perumusan
Lingkungan internal meliputi ”variabel strategik” (Murniati & Usman, 2009:50). Ada
kekuatan dan kelemahan yang meliputi struktur, beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
budaya, dan sumber daya organisasi” proses implementasi pendidikan yaitu program,
(Murniati&Usman, 2009:46). Lebih lanjut, anggaran dan prosedur. Program merupakan
Siagian (2011:33) membagi lingkungan langkah-langkah yang diperlukan untuk
eksternal kedalam dua bagian yaitu: melaksanakan perencanaan sedangkan prosedur
Lingkungan eksternal dekat dan merupakan langkah-langkah penyelenggaraan
lingkungan eksternal jauh. Lingkungan program yang telah diurutkan secara sistematis.
eksternal dekat merupakan lingkungan Anggaran merupakan biaya program yang
yang mempunyai dampak pada kegiatan- dinyatakan dalam bentuk satuan uang.
kegiatan operasional organisasi seperti Evaluasi dan pengendalian strategik adalah
berbagai kekuatan dan kondisi dalam tahap akhir dalam manajemen strategik.
lingkup dimana organisasi bergerak, situasi Evaluasi merupakan penilaian terhadap kinerja
persaingan, situasi pasar dan sebagainya. dan merupakan perbandingan hasil proses
Sedangkan lingkungan eksternal jauh dapat kegiatan yang telah dilakukan dengan
bersifat politik, ekonomi, teknologi, perencanaan yang telah ditetapkan
keamanan, hukum, sosial budaya, sebelumnnya. Ada tiga aktivitas penilaian
pendidikan dan kultur masyarakat luas strategik yang mendasar yaitu: ”(1) peninjauan
yang secara tidak langsung mempengaruhi ulang faktor-faktor eksternal dan internal yang
kegiatan operasional organisasi. menjadi landasan bagi strategik saat ini, (2)
Perumusan strategik atau formulasi pengukuran kinerja, yaitu dengan
strategik merupakan proses penyusunan membandingkan hasil yang diterapkan dengan
langkah-langkah ke depan mencakup hasil sebenarnya, dan (3) pengambilan langkah
pengembangan visi dan misi, identifikasi korektif untuk memastikan bahwa kinerja
peluang dan ancaman eksternal suatu sesuai dengan rencana” (David, 2009:506).
organisasi, kesadaran akan kekuatan dan

Volume 4, No. 2, November 2014 - 62


Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

METODE PENELITIAN tiga tahapan sesuai dengan yang disarankan


Penelitian ini menggunakan pendekatan Sugiyono (2009: 338): “yakni reduksi data,
kualitatif dengan metode penelitian deskriptif display data dan verifikasi data”. Lebih lanjut,
yang merupakan salah satu metode yang teknik analisis data yang digunakan dalam
menggambarkan dengan jelas tentang kondisi penelitian ini adalah analisis IFAS, EFAS dan
objek penelitian dilakukan, serta Matriks SPACE.
menggambarkan variabel atau kondisi di
lapangan dalam suatu kondisi tertentu. HASIL PEMBAHASAN
Penelitian ini telah dilaksanakan mulai tanggal Profil SMAN 10 Fajar Harapan
20 April 2014 sampai dengan 16 Mei 2014 Berdasarkan data hasil penelitian pada
bertempat di SMAN 10 Fajar Harapan Banda profil yaitu terdiri dari profil SMAN 10 Fajar
Aceh. Selanjutnya, proses penelitian dilakukan Harapan, dokumentasi visi, misi, tujuan dan
dengan memilah data dan menganalisis dan sasaran sekolah dan profil sumber daya manusia
menginterprestasikan data yang telah dan sarana prasarana terlihat bahwa profil ini
dikumpulkan untuk selanjutnya dilaporkan. telah menggambarkan model sekolah yang
Subyek atau responden utama dalam mengimplementasikan mutu pendidikan dengan
penelitian ini adalah kepala sekolah, wakil baik. Berikut bahasan penulis.
kepala sekolah, bendahara sekolah, tenaga tata Visi dan misi merupakan konsep
usaha, komite sekolah dan guru di SMAN 10 perencanaan yang disertai tindakan sesuai
Fajar Harapan. Instrumen dalam penelitian ini dengan rencana yang telah dirumuskan untuk
dikumpulkan melalui instrumen dalam bentuk mencapai tujuan. Adapun pernyataan visi
pedoman wawancara, daftar observasi, SMAN 10 Fajar Harapan adalah “unggul dalam
pedoman studi dokumentasi dan catatan prestasi berlandaskan nilai Islami”. Jika dikaji
lapangan peneliti. Kualitas instumen sangat dari konsep bahasa, kata unggul diartikan
menentukan keberhasilan penelitian yang sebagai nilai lebih yang ditonjolkan sehingga
dilakukan. Oleh karenanya, sebelum instrumen membedakannya dengan yang lainnya pada
tersebut digunakan peneliti terlebih dahulu umumnya sedangkan prestasi merupakan
mempersiapkan kisi-kisi insrumen guna capaian yang dicapai sekolah baik secara
memberikan gambaran tentang fokus penelitian akademik dan non akademik. Sedangkan
dan selanjutnya dikonsultasikan dengan dosen konsep Islami dapat diartikan sebagai
pembimbing. penciptaan nilai Islam dalam aktivitas sekolah
Uji kredibilitas dalam penelitian ini baik dalam pembelajaran, pengajaran,
dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap lingkungan sekolah, rukhiyah, rutinitas dan
oreintasi, tahap ekplorasi, dan tahap member keteladanan. Secara konseptual, ada indikator-
check. Prosedur analisis data dilakukan dalam indikator yang harus dipenuhi untuk mencapai

63 - Volume 4, No. 2, November 2014


Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

tujuan visi tersebut. Unggul dalam prestasi Merujuk pada konsep di atas maka
tentunya perlu dibuktikan dengan adanya pernyataan visi SMAN 10 Fajar Harapan yang
prestasi akademik dan non akademik yang terdiri dari 6 (enam) kata dapat dikatakan telah
diraih sekolah melebihi rata-rata sekolah baik, mudah diingat dan mencerminkan demand
menengah atas pada umumnya. Jika dikaji drive dan sense of quality dengan
secara garis besar berdasarkan temuan data mengemukakan wawasan keunggulan yang
prestasi sekolah, SMAN 10 Fajar Harapan telah ingin diraih sekolah berupa peningkatan
memenuhi indikator unggul dalam prestasi. kompetensi/ prestasi dan sistem nilai yang ingin
Selanjutnya, penerapan nilai Islami juga telah dicapai sekolah berupa penerapan nilai Islami.
dicerminkan dari pelaksanaan shalat berjamaah, Selanjutnya pernyataan misi, tujuan dan
pengajian malam, keteladanan dan rutinintas. sasaran sekolah. Berdasarkan hasil penelitian
Morrisey (Anwar, 2013:8) mengemukakan telah dipaparkan misi sekolah antara lain
bahwa rumusan visi sebaiknya “kurang dari membentuk generasi yang taqwa kepada Allah
sepuluh kata, menarik perhatian, mudah diingat, SWT, cerdas, berilmu pengetahuan, terampil,
memberi inspirasi dan tantangan prestasi di kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab,
masa mendatang dan konsisten dengan nilai membekali peserta didik dengan ilmu
strategis serta misi organisasi”. Secara teoretis, pengetahuan dan teknologi, rendah hati dalam
pernyataan visi menyatakan “tujuan yang ingin membina generasi yang memiliki jiwa
dicapai sebuah organisasi (what we want to be) pengabdian kepada agama, Negara, masyarakat,
sedangkan pernyataan misi menjawab dan keluarga dengan penuh kejujuran dan
pertanyaan apa sebabnya kita ada (why we keikhlasan, menghormati orang tua, guru dan
exist) atau apa yang kita percayai dapat kita sesama dalam meningkatkan prestasi kerja
lakukan (what we believe we can do)” (David, dengan dilandasi rasa kekeluargaan,
2009:16). Perencanaan pendidikan untuk visi keteladanan, dan akhlaqul karimah, amanah
keunggulan sekolah menurut Anwar (2013:13) dalam setiap bentuk tanggung jawab yang
haruslah selaras dengan hakikat “pembaharuan diberikan dengan mengharap keridhaan Allah
pendidikan dengan mempertimbangkan SWT dan nyaman dan kondusif sebagai tempat
pendekatan supply drive ke pendekatan demand belajar dalam mengembangkan potensi diri dan
drive sehingga sekolah memiliki sense of bakat yang dimiliki demi meraih prestasi dan
quality” cita-cita.
Dalam penyusunan visi dan misi juga perlu Bila dikaji secara keseluruhan, terdapat
diperhatikan “sejarah, preferensi masa kini, keselarasan antara visi dan misi sekolah yang
lingkungan pasar, sumber daya dan kompetensi dirumuskan. Misi dan tujuan sekolah tersebut
yang membedakan antara satu organisasi dicapai melalui tindakan dan kesadaran personil
dengan organisasi lainnya” (Shadrina, 2013:1). sekolah untuk mencapai visi yang telah

Volume 4, No. 2, November 2014 - 64


Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

dirumuskan yaitu membentuk iklim lingkungan Berdasarkan hasil wawancara yang telah
pembelajar dan membentuk generasi yang dilakukan sebelumnya maka diperoleh data
takwa kepada Allah SWT yang diindikatorkan sumber daya sekolah yang SMAN 10 Fajar
melalui aktivitas rutin sekolah. Harapan yang selanjutnya penulis gunakan
Adapun pernyataan misi yang baik untuk menganalisis profil sekolah melalui
haruslah memenuhi komponen diantaranya matriks IFAS, EFAS dan SPACE. Berdasarkan
“konsumen, produk atau jasa, pasar, teknologi, analisis EFAS dan IFAS diketahui bahwa total
fokus pada kelangsungan hidup, pertumbuhan skor bobot kekuatan internal SMAN 10 Fajar
dan profitabilitas, filosofi, fokus pada citra Harapan sebesar 2,15, total skor bobot
publik dan karyawan” (David, 2009:102). kelemahan sekolah sebesar 0,52, dan total skor
Berdasarkan misi sekolah di atas dapat dikaji bobot peluang dan ancaman masing-masing
bahwa komponen yang tertera meliputi sebesar 2,21 dan 0,69.
konsumen sekolah berupa peserta didik, jasa Hal tersebut menunjukkan bahwa faktor-
yang ditawarkan adalah pendidikan, pasarnya faktor kekuatan (strength) dan peluang
berupa masyarakat, Negara dan keluarga, (opportunity) sekolah lebih besar dari faktor-
memuat pengembangan teknologi, kecakapan faktor kelemahan (weakness) dan ancaman
hidup, pertumbuhan, filosofi dan citra publik (threat) sekolah. Lebih lanjut, melalui analisis
tetapi tidak menyertakan komponen karyawan. Matriks SPACE diketahui bahwa strategi yang
Oleh karenanya, komponen karyawan perlu cocok dalam mengembangkan sekolah adalah
ditambahkan dalam misi. Sedangkan tujuan dan mendukung strategi agresif yaitu menjalankan
sasaran sekolah sudah sesuai dengan pernyataan strategi SO (Strategi menggunakan kekuatan
visi dan misi sekolah. untuk mencapai peluang. Sehingga dapat
Lebih lanjut, visi dan misi SMAN 10 Fajar dijelaskan bahwa profil SMAN 10 Fajar
Harapan telah merujuk pada implementasi Harapan berada dalam keadaan stabil dan dapat
manajemen strategik. Visi dan misi sekolah terus berkembang dengan strategi
merupakan “rangkaian tujuan yang ingin memanfaatkan keunggulan sekolah dan peluang
dicapai sekolah baik berupa dorongan, ruang yang tersedia untuk meningkatkan mutu
lingkup, persyaratan, prioritas, implikasi, pendidikan SMAN 10 Fajar Harapan.
tindakan, kekuatan, kecakapan dan kemampuan
melihat dan memahami masa depan” (Sagala, Implementasi Manajemen Strategik
2011:134). Oleh karenanya, visi, misi, tujuan Aspek proses dalam penelitian ini
dan sasaran SMAN 10 Fajar Harapan telah menggambarkan upaya yang dilakukan sekolah
mengacu pada pengakajian masa depan sekolah dalam mengimplementasikan manajemen
guna meningkatkan mutu sekolah. strategik melalui serangkaian aktivitas dan
prosedur kerja yang dideskripsikan melalui: a)

65 - Volume 4, No. 2, November 2014


Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

kondisi lingkungan internal yang terdiri dari dan susbsistem monitoring sebagai kontrol
struktur organisasi sekolah, teamwork dan sistem terjadap kegiatan dan akuntabilitas
pembagian tugas sekolah, hari dan waktu subsistem dalam hubungan sinergisnya di
belajar, aset pembiayaan, kurikulum, promosi seluruh sistem.
sekolah, penerimaan siswa baru, budaya dan Selanjutnya, teamwork dan pembagian
kode etik, dan kebijakan sekolah, b) kondisi tugas sekolah dijelaskan dalam paduan kerja
lingkungan eksternal sekolah meliputi pengelola sekolah dimana masing-masing
lingkungan geografis, demografis, lingkungan memiliki tanggung jawab, kewenangan dan
budaya dan apresiasi masyarakat, regulasi tugas yang harus dikerjakan baik harian,
pemerintah, ilmu pengetahuan dan teknologi, mingguan, bulanan, semesteran, awal tahun dan
komite sekolah, lembaga mitra dan alumni dan akhir tahun pelajaran. Teamwork dibentuk
c) implementasi strategik dalam upaya berdasarkan musyawarah sekolah dan surat
memenuhi standar pendidikan nasional. keputusan kepala sekolah dan pihak terkait.
Struktur sekolah tersebut menggambarkan SMAN 10 Fajar Harapan memiliki tim
kejelasan hubungan kerjasama dan kewenangan pengembang sekolah, tim guru mata pelajaran
dalam organisasi sekolah SMAN 10 Fajar yang tergabung dalam MGMP, KKG dan
Harapan. Secara fungsional, struktur SMAN 10 organisasi siswa (OSIS). Masing-masing tim
Fajar Harapan telah memperjelas adanya memiliki rencana kerja yang tercermin dari
pembagian tugas (job description) yang jelas berbagai kegiatan dan program pengembangan
yang didasarkan pada kewenangan personil sekolah berdasarkan bidang pengembangan
dalam mengelola dan mengembangkan bidang masing-masing.
pengelolaan sekolah yang telah disandangkan Aspek pembiayaan SMAN 10 Fajar
pada struktur jabatan yang tertera. Dengan Harapan pada dasarnya bersumber dari dana
demikian, struktur sekolah telah menjelaskan pemerintah. Sekolah hanya menyertakan iuran
adanya hubungan koordinasi dan teamwork komite sekolah dan uang makan untuk
yang dibentuk berdasarkan bidang keahlian menunjang pembiayaan sekolah. Sekolah
dalam mengelola sekolah. Anwar (2013:55-56) membuat rencana anggaran tahunan sekolah,
mengemukakan bahwa proses pendidikan yang anggaran kegiatan sekolah dan laporan
bermutu merujuk pada: keuangan yang dilaporkan secara berkala.
Kebermutuan subsistem dalam sistem Sumber dana tersebut dikelola untuk
proses yang mengacu pada ukuran pembiayaan pelaksanaan PBM, pengadaan
kemampuan sistem dalam melaksanakan sarana dan prasarana, pengembangan personil
apa yang seharusnya dikerjakan, subsitem sekolah dan siswa dan pembiayaan berbagai
komunikasi yang berfungsi dalam kegiatan yang menunjang kegiatan di SMAN
memproses dan memeberikan informasi, 10 Fajar Harapan.

Volume 4, No. 2, November 2014 - 66


Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Berdasarkan Permendiknas No.69 Tahun Ada dua variabel penting dalam penerapan
2009 tentang standar biaya operasi strategi melalui “pemasaran yaitu segmentasi
nonpersonalia menyatakan bahwa biaya non pasar (market segmentation) yang merupakan
personalia meliputi “alat tulis sekolah, bahan pembagian pasar menjadi bagian-bagian
habis pakai, biaya pemeliharaan dan perbaikan konsumen yang berbeda menurut kebutuhan
ringan, biaya jasa dan daya, dan pemosisian produk (product positioning)
transportasi/perjalanan dinas, konsumsi, yang merupakan upaya untuk mengetahui apa
asuransi, pembinaan siswa, uji kompetensi, yang diinginkan dan diharapkan konsumen”
biaya praktek kerja industri dan biaya (David, 2009:454).
pelaporan” (BSNP, 2009:7). Merujuk pada Dalam penyelenggaran penerimaan siswa
Permendiknas di atas dan berdasarkan analisa baru, sekolah mengadakan seleksi administrasi,
penulis terhadap RKAS dan RAPBS SMAN 10 tes akademik dan wawancara. Sebagai sekolah
Fajar Harapan, maka penggunaan pembiayaan unggul di bidang akademik, SMAN 10 Fajar
sekolah telah sesuai dengan ketentuan yang Harapan menginput siswa yang berprestasi
berlaku sehingga tindak penyimpangan secara akademik yang tersebar di penjuru
penggunaan dana sekolah sangat kecil. Provinsi Aceh. Hanya siswa yang secara
Kurikulum yang diberlakukan SMAN 10 akademis baik dapat diterima sebagai peserta
Fajar Harapan mengacu pada pengembangan didik di sekolah ini.
KTSP dan kurikulum 2013. Hal tersebut sesuai Hal tersebut senada dengan pernyataan
dengan Undang-undang Republik Indonesia Departemen Pendidikan dan Budaya
Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem (Muhaimin, 2009:71-72) yang mengemukakan
pendidikan nasional dan Peraturan Pemerintah bahwa “masukan (input) sekolah unggul adalah
Republik Indonesis Nomor 19 Tahun 2005 siswa yang diseleksi secara ketat dengan
tentang penyelenggaraan Kurikulum Tingkat menggunakan kriteria tertentu dan prosedur
Satuan Pendidikan (KTSP) pada jenjang yang dapat dipertanggungjawabkan seperti
pendidikan Sekolah Menengah Atas. Lebih prestasi superior dengan indikator nilai rapor,
lanjut, kurikulum sekolah juga mengacu pada UAN, tes akademik dan psikotes”.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Selanjutnya, budaya dan kode etik sekolah.
Nomor 69 Tahun 2013 tentang kerangka dasar Dalam hal ini, SMAN 10 Fajar Harapan telah
dan struktur kurikulum SMA untuk membangun budaya siswa yang baik yaitu
memberlakukan kurikulum 2013 mulai tahun lingkungan pembelajar, penanaman nilai Islam,
ajaran 2013/2014. program pembiasaan dan keteladanan yang
Penyelenggaraan promosi dan penerimaan diciptakan dalam keseharian aktivitas sekolah.
siswa baru SMAN 10 Fajar Harapan dilakukan Sedangkan budaya kerja tenaga kependidikan
melalui publikasi media elektronik dan cetak. dan pendidik SMAN 10 Fajar Harapan telah

67 - Volume 4, No. 2, November 2014


Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

baik, masing-masing karyawan dan guru strategik sekolah. Lingkungan eksternal SMAN
melaksanakan tugas dan tanggung jawab 10 Fajar Harapan menggambarkan bahwa
masing-masing dan dikembangkannya slogan secara geografis posisi sekolah sangat strategis
budaya malu sekolah yang mengharuskan dalam menarik minat masyarakat untuk
personil sekolah untuk aktif bekerja dan menyekolahkan anaknya di sekolah ini.
disiplin. Keadaan demografis dan ekonomi orang tua
Aspek budaya juga memiliki peran dalam siswa, keikutsertaan komite sekolah, alumni,
implementasi strategik. Marquardt (Usman, lembaga mitra, budaya dan apresiasi
2013:214) mengemukakan bahwa “setiap masyarakat menunjukkan keselarasan dalam
organisasi memiliki budaya yang mencangkup mendukung program-program dan kegiatan
serangkaian nilai, keyakinan, sikap, kebiasaan, sekolah.
normal, kepribadian, ritual dan kecintaan Perkembangan teknologi dan ilmu
bersama terhadap organisasi”. Peran budaya pengetahuan memberi kontribusi terhadap
dalam implementasi strategik sangat besar perkembangan sekolah. Sekolah yang
dalam mencapai kesuksesan implementasi difasilitasi dengan jaringan internet
strategik. Keberhasilan sebuah organisasi memudahkan siswa dan guru mengakses
ditentukan oleh seberapa dukungan lingkungan informasi untuk menambah wawasan ilmu
yang diperoleh strategi dari budaya organisasi. pengetahuan. Tata usaha sekolah juga telah
Berdasarkan hasil penelitian, sekolah memberlakukan program 5 S (Seiri,
menerapkan beberapa kebijakan seperti tata Seiton,Seiso, Seiketsu, Shitsuke). Pada saat ini
tertib sekolah dan asrama, kalender pendidikan, program 5 S telah banyak diadopsi oleh
jadwal pelajaran dan pengajaran, kebijakan cuti berbagai industri termasuk sekolah. Program 5
pegawai dan sebagainya. Rohman (2012:108) S “pertama kali diperkenalkan di Jepang
menyatakan bahwa: “kebijakan pendidikan sebagai suatu gerakan untuk mengadakan
merupakan kebijakan publik yang mengatur pemilahan (seiri), penataan (seiton),
khusus regulasi berkaitan dengan penyerapan pembersihan (seiso), penjagaan kondisi yang
sumber, alokasi dan distribusi sumber, serta mantap (seiketsu)” (Kusnadi, 2014:1). Oleh
pengaturan perilaku dalam pendidikan”. karenanya, saat penelitian dilakukan, pegawai
Berdasarkan penyataan Rohman di atas dapat tata usaha dapat dengan cepat mengumpulkan
dijelaskan bahwa kebijakan menyatakan berbagai data dan dokumen yang dibutuhkan
pengaturan perilaku yang dibuat untuk penulis.
mensukseskan keberhasilan strategi yang Dalam mengimplementasikan strategi-
diimplementasikan. strategi tersebut sekolah juga berpedoman pada
Keberadaan lingkungan eksternal juga pemenuhan standar pendidikan nasional
berpengaruh terhadap penyelenggaraan Indonesia antara lain pemenuhan standar isi,

Volume 4, No. 2, November 2014 - 68


Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

proses, kompetensi lulusan, tenaga KESIMPULAN DAN SARAN


kependidikan, sarana prasarana, pengelolaan, Kesimpulan
pembiayaan, dan penilaian pendidikan (BSNP, Adapun kesimpulan dari penelitian ini
2013:23). SMAN 10 Fajar Harapan telah meliputi: (1) Profil SMAN 10 Fajar Harapan
berpedoman pada pengimplementasian standar terdiri dari dokumentasi visi yaitu ‘Unggul
pendidikan nasional dengan membuat rencana dalam Prestasi Berlandaskan Nilai Islami’, misi,
pengembangan sekolah yang tercantum dalam tujuan, dan sasaran sekolah diantaranya
Renstra, RKS dan RKAS. mewujudkan generasi yang bertaqwa kepada
Allah, berprestasi, dan berakhlak mulia dan
Evaluasi Strategik dalam Upaya profil sumber daya sekolah; (2) Implementasi
Peningkatan Mutu Pendidikan strategi pada SMAN 10 Fajar Harapan
Berdasarkan hasil wawancara penulis dilakukan melalui berbagai pelaksanaan strategi
dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, yang tertuang dalam berbagai aktivitas,
guru dan komite sekolah dan hasil studi program, penganggaran dan prosedur kerja
dokumentasi ditemukan bahwa evaluasi yang dideskripsikan melalui: a) kondisi
dilakukan melalui forum musyawarah sekolah, lingkungan internal yang terdiri dari struktur
observasi, supervisi dan monitoring yang organisasi sekolah, teamwork dan pembagian
dilakukan manajemen puncak sekolah dan tugas sekolah, hari dan waktu belajar, aset
evaluasi diri sekolah yang dimuat dalam pembiayaan, kurikulum, promosi sekolah,
evaluasi diri sekolah, evaluasi diri guru dan penerimaan siswa baru melalui tes, budaya
Benchmarking. Evaluasi tersebut dilakukan (budaya malu, program pembiasaan berupa
setiap minggu, bulan, semester dan tahun. rutinitas, spontan dan keteladanan) dan kode
Sama halnya seperti sebuah perusahaan etik yang mengatur hubungan guru dengan
pada umumnya, SMAN 10 Fajar Harapan juga personil sekolah lainnya), kebijakan sekolah
melakukan evaluasi dan pengendalian strategik berupa tata tertib sekolah, asrama dan
dengan mengevaluasi diri sekolah, guru bahkan kebijakan sekolah lainnya), b) kondisi
benchmarking. Evaluasi dilakukan saat strategi lingkungan eksternal sekolah meliputi
sedang dijalankan, setelah strategi dijalankan lingkungan geografis, demografis, lingkungan
dan sebelum strategi baru diberlakukan dengan budaya dan apresiasi masyarakat, regulasi
merefleksi strategi yang telah di terapkan pemerintah, ilmu pengetahuan dan teknologi,
sekolah sebelumnya. komite sekolah, lembaga mitra dan alumni dan
c) implementasi strategik dalam upaya
memenuhi standar pendidikan nasional; (3)
Pelaksanaan evaluasi dan pengendalian strategi
pada SMAN 10 Fajar Harapan dilakukan secara

69 - Volume 4, No. 2, November 2014


Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

terus menerus melibatkan manajemen puncak Murniati &Usman, N. (2009). Implementasi


Manajemen Stratejik Dalam Pemberdayaan
dan seluruh personil sekolah baik jangka Sekolah Menengah Kejuruan. Bandung:
pendek, menengah dan panjang serta melalui Citapustaka Media Perintis.
Murniati. (2008). Manajemen Stratejik: Peran
instrumen evaluasi diri sekolah, guru dan Kepala Sekolah dalam Pemberdayaan.
Bandung: Citapustaka Media Perintis.
Benchmarking. Sagala, Saiful. (2011). Manajemen Strategik dalam
Peningkatan Mutu Pendidikan: Pembuka
Ruang Kreativitas, Inovasi, dan
Saran Pemberdayaan Potensi Sekolah dalam Sistem
Otonomi Sekolah. Bandung: CV.Alfabeta.
Adapun saran yang ingin penulis ajukan Siagian, Sondang. P. (2012). Manajemen Stratejik.
meliputi: (1) Penyegaran visi dan misi sekolah Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan.
sangat perlu dilakukan secara berkala agar Bandung: Alfabeta.
Usman, Husaini. (2013). Manajemen: Teori,
dapat disesuaikan dengan perkembangan Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi
zaman; (2) Dalam menyikapi kelemahan Aksara.

internal/sumber daya, SMAN 10 Fajar Harapan


Web
juga harus meningkatkan strategi kemitraan
Kusnadi, Eris. (2014). Tentang 5S-Seiri, Seiton,
(cooperative strategy); (3) kepala sekolah harus Seiso, Seiketsu, Shitsuke. Diakses dari
eriskunadi.wordpress.com., pada tanggal 23
meningkatkan pengawasan, strategi hadiah Juli 2014.
(reward) dan sanksi (punishment) untuk Rohman, Arif. 2009. Kebijakan Pendidikan di Era
Desentralisasi. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
meningkatkan kedisiplinan dan memperkecil Runtuwene, T.L. 2013. Hardiknas, Kualitas
Pendidikan Indonesia Rangking 67 dari 127
penyimpangan penyelenggaraan strategi. (4)
Negara. Diakses dari
kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat www.sulut.kemenag.go.id. Pada tanggal 1
Juli 2014.
melakukan studi komperatif penerapan Shadrina, Adilah. (2013). Pentingnya Peran Visi dan
Misi. Diakses dari
manajemen strategik lebih lanjut pada lembaga-
www.dilahshadrina.blogspot.com/2013, Pada
lembaga pendidikan lainnya. tanggal 7 Juli 2014.

Jurnal
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Kulsum, Umi. 2013. Rendahnya Kualitas
Buku Pendidikan di Indonesia. Diakses dari
Anwar, M. Idochi. (2013). Administrasi Pendidikan jurnalilmiahtp.blogspot.com. Pada tanggal 8
dan Manajemen Biaya Pendidikan. Juli 2014.
Jakarta:Raja Grafindo Persada.
BSNP. (2009). Standar Pembiayaan Pendidikan
Nasional. Jakarta:BSNP.
-------. (2013). Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum Sekolah Menengah Atas. Jakarta:
BSNP.
David, Fred R. (2009). Manajemen Strategik.
Jakarta: Salemba Empat.
Muhaimin, et.al. (2009). “Manajemen Pendidikan”
Aplikasinya dalam penyusunan rencana
pengembangan sekolah/madrasah. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.

Volume 4, No. 2, November 2014 - 70

Anda mungkin juga menyukai