sehingga diperlukan upaya peningkatan mutu kinerja yang berbeda pula dalam mengelola
pendidikan. Sekolah menghadapi sekolah.
perkembangan dan tantangan globalisasi Dalam konteks manajemen strategik,
dimana tantangan tersebut meliputi dampak kepala sekolah perlu mencerminkan peran
globalisasi dan kompetisi. Dengan melihat koordinatif, sebagai fasilitator dan pengambil
fenomena perkembangan dan persaingan antar keputusan (decision maker) yang tepat terhadap
sekolah yang semakin meningkat tersebut, program strategik sekolah yang dijalankan oleh
sekolah dituntut untuk dapat menerapkan tim dalam kurun waktu tertentu baik jangka
berbagai strategi unggulan dalam menghadapi panjang, menengah dan pendek sehingga
pesaing. Manajemen strategik merupakan salah perencanaan yang telah dibuat dapat
satu pilihan tepat dalam menghadapi diselenggarakan dengan baik. Keterkaitan
permasalahan tersebut karena manajemen antara perencanaan, penerapan dan evaluasi
strategik merupakan manajemen yang strategik lintas pimpinan saling terkait dan tidak
beroreintasi masa depan dan berdasarkan pada dapat berdiri sendiri, ada tahapan sistematis
analisis lingkungan internal dan eksternal. yang harus dijalankan sekolah sesuai dengan
Dengan mengikuti proses tahapan manajemen program yang telah dan akan ditetapkan
strategik, sekolah dapat mempertimbangkan sehingga dapat meminimalkan potensi
keputusan, tindak lanjut dan pilihan strategi keterpurukan kinerja sekolah dengan pergantian
yang tepat dalam menghadapi perkembangan pimpinan.
dan perubahan situasi pendidikan. Ketiga, meningkatnya jumlah sekolah
Kedua, timbulnya persepsi bahwa dengan unggulan yang tersebar di Indonesia.
adanya pergantian pimpinan maka kinerja Persaingan dalam dunia pendidikan yang begitu
sekolah juga berubah. Penerapan manajemen pesat ini berpengaruh terhadap meningkatnya
strategik memberikan solusi dalam mengamati, jumlah sekolah unggul yang tersebar di
mengelola, dan mengevaluasi seberapa efektif Indonesia, termasuk di Aceh. Salah satunya
dan efesien sebuah sekolah bekerja dalam adalah keberadaan SMAN 10 Fajar Harapan
mencapai tujuannya dan kinerja organisasi sebagai salah satu sekolah unggul di Propinsi
secara sistematis dan sinergis seperti menjawab Aceh. SMAN 10 Fajar Harapan merupakan
pertanyaan mengapa suatu sekolah sukses dan salah satu sekolah unggul yang menerapkan
gagal dalam mengelola sekolah, mengapa sistem asrama (Boarding School) dan
dengan menghadapi lingkungan sekolah yang merupakan sekolah yang dikategorikan sebagai
sama tetapi sekolah menunjukkan prestasi dan sekolah yang memperoleh rata-rata nilai UAN
kinerja yang berbeda, dan mengapa dengan (Ujian Akhir Nasional) di atas 9 (Sembilan)
kepemimpinan yang berbeda menunjukkan bahkan pernah memperoleh nilai UAN tertinggi
di Indonesia dan banyak lulusan sekolah
tujuan visi tersebut. Unggul dalam prestasi Merujuk pada konsep di atas maka
tentunya perlu dibuktikan dengan adanya pernyataan visi SMAN 10 Fajar Harapan yang
prestasi akademik dan non akademik yang terdiri dari 6 (enam) kata dapat dikatakan telah
diraih sekolah melebihi rata-rata sekolah baik, mudah diingat dan mencerminkan demand
menengah atas pada umumnya. Jika dikaji drive dan sense of quality dengan
secara garis besar berdasarkan temuan data mengemukakan wawasan keunggulan yang
prestasi sekolah, SMAN 10 Fajar Harapan telah ingin diraih sekolah berupa peningkatan
memenuhi indikator unggul dalam prestasi. kompetensi/ prestasi dan sistem nilai yang ingin
Selanjutnya, penerapan nilai Islami juga telah dicapai sekolah berupa penerapan nilai Islami.
dicerminkan dari pelaksanaan shalat berjamaah, Selanjutnya pernyataan misi, tujuan dan
pengajian malam, keteladanan dan rutinintas. sasaran sekolah. Berdasarkan hasil penelitian
Morrisey (Anwar, 2013:8) mengemukakan telah dipaparkan misi sekolah antara lain
bahwa rumusan visi sebaiknya “kurang dari membentuk generasi yang taqwa kepada Allah
sepuluh kata, menarik perhatian, mudah diingat, SWT, cerdas, berilmu pengetahuan, terampil,
memberi inspirasi dan tantangan prestasi di kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab,
masa mendatang dan konsisten dengan nilai membekali peserta didik dengan ilmu
strategis serta misi organisasi”. Secara teoretis, pengetahuan dan teknologi, rendah hati dalam
pernyataan visi menyatakan “tujuan yang ingin membina generasi yang memiliki jiwa
dicapai sebuah organisasi (what we want to be) pengabdian kepada agama, Negara, masyarakat,
sedangkan pernyataan misi menjawab dan keluarga dengan penuh kejujuran dan
pertanyaan apa sebabnya kita ada (why we keikhlasan, menghormati orang tua, guru dan
exist) atau apa yang kita percayai dapat kita sesama dalam meningkatkan prestasi kerja
lakukan (what we believe we can do)” (David, dengan dilandasi rasa kekeluargaan,
2009:16). Perencanaan pendidikan untuk visi keteladanan, dan akhlaqul karimah, amanah
keunggulan sekolah menurut Anwar (2013:13) dalam setiap bentuk tanggung jawab yang
haruslah selaras dengan hakikat “pembaharuan diberikan dengan mengharap keridhaan Allah
pendidikan dengan mempertimbangkan SWT dan nyaman dan kondusif sebagai tempat
pendekatan supply drive ke pendekatan demand belajar dalam mengembangkan potensi diri dan
drive sehingga sekolah memiliki sense of bakat yang dimiliki demi meraih prestasi dan
quality” cita-cita.
Dalam penyusunan visi dan misi juga perlu Bila dikaji secara keseluruhan, terdapat
diperhatikan “sejarah, preferensi masa kini, keselarasan antara visi dan misi sekolah yang
lingkungan pasar, sumber daya dan kompetensi dirumuskan. Misi dan tujuan sekolah tersebut
yang membedakan antara satu organisasi dicapai melalui tindakan dan kesadaran personil
dengan organisasi lainnya” (Shadrina, 2013:1). sekolah untuk mencapai visi yang telah
dirumuskan yaitu membentuk iklim lingkungan Berdasarkan hasil wawancara yang telah
pembelajar dan membentuk generasi yang dilakukan sebelumnya maka diperoleh data
takwa kepada Allah SWT yang diindikatorkan sumber daya sekolah yang SMAN 10 Fajar
melalui aktivitas rutin sekolah. Harapan yang selanjutnya penulis gunakan
Adapun pernyataan misi yang baik untuk menganalisis profil sekolah melalui
haruslah memenuhi komponen diantaranya matriks IFAS, EFAS dan SPACE. Berdasarkan
“konsumen, produk atau jasa, pasar, teknologi, analisis EFAS dan IFAS diketahui bahwa total
fokus pada kelangsungan hidup, pertumbuhan skor bobot kekuatan internal SMAN 10 Fajar
dan profitabilitas, filosofi, fokus pada citra Harapan sebesar 2,15, total skor bobot
publik dan karyawan” (David, 2009:102). kelemahan sekolah sebesar 0,52, dan total skor
Berdasarkan misi sekolah di atas dapat dikaji bobot peluang dan ancaman masing-masing
bahwa komponen yang tertera meliputi sebesar 2,21 dan 0,69.
konsumen sekolah berupa peserta didik, jasa Hal tersebut menunjukkan bahwa faktor-
yang ditawarkan adalah pendidikan, pasarnya faktor kekuatan (strength) dan peluang
berupa masyarakat, Negara dan keluarga, (opportunity) sekolah lebih besar dari faktor-
memuat pengembangan teknologi, kecakapan faktor kelemahan (weakness) dan ancaman
hidup, pertumbuhan, filosofi dan citra publik (threat) sekolah. Lebih lanjut, melalui analisis
tetapi tidak menyertakan komponen karyawan. Matriks SPACE diketahui bahwa strategi yang
Oleh karenanya, komponen karyawan perlu cocok dalam mengembangkan sekolah adalah
ditambahkan dalam misi. Sedangkan tujuan dan mendukung strategi agresif yaitu menjalankan
sasaran sekolah sudah sesuai dengan pernyataan strategi SO (Strategi menggunakan kekuatan
visi dan misi sekolah. untuk mencapai peluang. Sehingga dapat
Lebih lanjut, visi dan misi SMAN 10 Fajar dijelaskan bahwa profil SMAN 10 Fajar
Harapan telah merujuk pada implementasi Harapan berada dalam keadaan stabil dan dapat
manajemen strategik. Visi dan misi sekolah terus berkembang dengan strategi
merupakan “rangkaian tujuan yang ingin memanfaatkan keunggulan sekolah dan peluang
dicapai sekolah baik berupa dorongan, ruang yang tersedia untuk meningkatkan mutu
lingkup, persyaratan, prioritas, implikasi, pendidikan SMAN 10 Fajar Harapan.
tindakan, kekuatan, kecakapan dan kemampuan
melihat dan memahami masa depan” (Sagala, Implementasi Manajemen Strategik
2011:134). Oleh karenanya, visi, misi, tujuan Aspek proses dalam penelitian ini
dan sasaran SMAN 10 Fajar Harapan telah menggambarkan upaya yang dilakukan sekolah
mengacu pada pengakajian masa depan sekolah dalam mengimplementasikan manajemen
guna meningkatkan mutu sekolah. strategik melalui serangkaian aktivitas dan
prosedur kerja yang dideskripsikan melalui: a)
kondisi lingkungan internal yang terdiri dari dan susbsistem monitoring sebagai kontrol
struktur organisasi sekolah, teamwork dan sistem terjadap kegiatan dan akuntabilitas
pembagian tugas sekolah, hari dan waktu subsistem dalam hubungan sinergisnya di
belajar, aset pembiayaan, kurikulum, promosi seluruh sistem.
sekolah, penerimaan siswa baru, budaya dan Selanjutnya, teamwork dan pembagian
kode etik, dan kebijakan sekolah, b) kondisi tugas sekolah dijelaskan dalam paduan kerja
lingkungan eksternal sekolah meliputi pengelola sekolah dimana masing-masing
lingkungan geografis, demografis, lingkungan memiliki tanggung jawab, kewenangan dan
budaya dan apresiasi masyarakat, regulasi tugas yang harus dikerjakan baik harian,
pemerintah, ilmu pengetahuan dan teknologi, mingguan, bulanan, semesteran, awal tahun dan
komite sekolah, lembaga mitra dan alumni dan akhir tahun pelajaran. Teamwork dibentuk
c) implementasi strategik dalam upaya berdasarkan musyawarah sekolah dan surat
memenuhi standar pendidikan nasional. keputusan kepala sekolah dan pihak terkait.
Struktur sekolah tersebut menggambarkan SMAN 10 Fajar Harapan memiliki tim
kejelasan hubungan kerjasama dan kewenangan pengembang sekolah, tim guru mata pelajaran
dalam organisasi sekolah SMAN 10 Fajar yang tergabung dalam MGMP, KKG dan
Harapan. Secara fungsional, struktur SMAN 10 organisasi siswa (OSIS). Masing-masing tim
Fajar Harapan telah memperjelas adanya memiliki rencana kerja yang tercermin dari
pembagian tugas (job description) yang jelas berbagai kegiatan dan program pengembangan
yang didasarkan pada kewenangan personil sekolah berdasarkan bidang pengembangan
dalam mengelola dan mengembangkan bidang masing-masing.
pengelolaan sekolah yang telah disandangkan Aspek pembiayaan SMAN 10 Fajar
pada struktur jabatan yang tertera. Dengan Harapan pada dasarnya bersumber dari dana
demikian, struktur sekolah telah menjelaskan pemerintah. Sekolah hanya menyertakan iuran
adanya hubungan koordinasi dan teamwork komite sekolah dan uang makan untuk
yang dibentuk berdasarkan bidang keahlian menunjang pembiayaan sekolah. Sekolah
dalam mengelola sekolah. Anwar (2013:55-56) membuat rencana anggaran tahunan sekolah,
mengemukakan bahwa proses pendidikan yang anggaran kegiatan sekolah dan laporan
bermutu merujuk pada: keuangan yang dilaporkan secara berkala.
Kebermutuan subsistem dalam sistem Sumber dana tersebut dikelola untuk
proses yang mengacu pada ukuran pembiayaan pelaksanaan PBM, pengadaan
kemampuan sistem dalam melaksanakan sarana dan prasarana, pengembangan personil
apa yang seharusnya dikerjakan, subsitem sekolah dan siswa dan pembiayaan berbagai
komunikasi yang berfungsi dalam kegiatan yang menunjang kegiatan di SMAN
memproses dan memeberikan informasi, 10 Fajar Harapan.
Berdasarkan Permendiknas No.69 Tahun Ada dua variabel penting dalam penerapan
2009 tentang standar biaya operasi strategi melalui “pemasaran yaitu segmentasi
nonpersonalia menyatakan bahwa biaya non pasar (market segmentation) yang merupakan
personalia meliputi “alat tulis sekolah, bahan pembagian pasar menjadi bagian-bagian
habis pakai, biaya pemeliharaan dan perbaikan konsumen yang berbeda menurut kebutuhan
ringan, biaya jasa dan daya, dan pemosisian produk (product positioning)
transportasi/perjalanan dinas, konsumsi, yang merupakan upaya untuk mengetahui apa
asuransi, pembinaan siswa, uji kompetensi, yang diinginkan dan diharapkan konsumen”
biaya praktek kerja industri dan biaya (David, 2009:454).
pelaporan” (BSNP, 2009:7). Merujuk pada Dalam penyelenggaran penerimaan siswa
Permendiknas di atas dan berdasarkan analisa baru, sekolah mengadakan seleksi administrasi,
penulis terhadap RKAS dan RAPBS SMAN 10 tes akademik dan wawancara. Sebagai sekolah
Fajar Harapan, maka penggunaan pembiayaan unggul di bidang akademik, SMAN 10 Fajar
sekolah telah sesuai dengan ketentuan yang Harapan menginput siswa yang berprestasi
berlaku sehingga tindak penyimpangan secara akademik yang tersebar di penjuru
penggunaan dana sekolah sangat kecil. Provinsi Aceh. Hanya siswa yang secara
Kurikulum yang diberlakukan SMAN 10 akademis baik dapat diterima sebagai peserta
Fajar Harapan mengacu pada pengembangan didik di sekolah ini.
KTSP dan kurikulum 2013. Hal tersebut sesuai Hal tersebut senada dengan pernyataan
dengan Undang-undang Republik Indonesia Departemen Pendidikan dan Budaya
Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem (Muhaimin, 2009:71-72) yang mengemukakan
pendidikan nasional dan Peraturan Pemerintah bahwa “masukan (input) sekolah unggul adalah
Republik Indonesis Nomor 19 Tahun 2005 siswa yang diseleksi secara ketat dengan
tentang penyelenggaraan Kurikulum Tingkat menggunakan kriteria tertentu dan prosedur
Satuan Pendidikan (KTSP) pada jenjang yang dapat dipertanggungjawabkan seperti
pendidikan Sekolah Menengah Atas. Lebih prestasi superior dengan indikator nilai rapor,
lanjut, kurikulum sekolah juga mengacu pada UAN, tes akademik dan psikotes”.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Selanjutnya, budaya dan kode etik sekolah.
Nomor 69 Tahun 2013 tentang kerangka dasar Dalam hal ini, SMAN 10 Fajar Harapan telah
dan struktur kurikulum SMA untuk membangun budaya siswa yang baik yaitu
memberlakukan kurikulum 2013 mulai tahun lingkungan pembelajar, penanaman nilai Islam,
ajaran 2013/2014. program pembiasaan dan keteladanan yang
Penyelenggaraan promosi dan penerimaan diciptakan dalam keseharian aktivitas sekolah.
siswa baru SMAN 10 Fajar Harapan dilakukan Sedangkan budaya kerja tenaga kependidikan
melalui publikasi media elektronik dan cetak. dan pendidik SMAN 10 Fajar Harapan telah
baik, masing-masing karyawan dan guru strategik sekolah. Lingkungan eksternal SMAN
melaksanakan tugas dan tanggung jawab 10 Fajar Harapan menggambarkan bahwa
masing-masing dan dikembangkannya slogan secara geografis posisi sekolah sangat strategis
budaya malu sekolah yang mengharuskan dalam menarik minat masyarakat untuk
personil sekolah untuk aktif bekerja dan menyekolahkan anaknya di sekolah ini.
disiplin. Keadaan demografis dan ekonomi orang tua
Aspek budaya juga memiliki peran dalam siswa, keikutsertaan komite sekolah, alumni,
implementasi strategik. Marquardt (Usman, lembaga mitra, budaya dan apresiasi
2013:214) mengemukakan bahwa “setiap masyarakat menunjukkan keselarasan dalam
organisasi memiliki budaya yang mencangkup mendukung program-program dan kegiatan
serangkaian nilai, keyakinan, sikap, kebiasaan, sekolah.
normal, kepribadian, ritual dan kecintaan Perkembangan teknologi dan ilmu
bersama terhadap organisasi”. Peran budaya pengetahuan memberi kontribusi terhadap
dalam implementasi strategik sangat besar perkembangan sekolah. Sekolah yang
dalam mencapai kesuksesan implementasi difasilitasi dengan jaringan internet
strategik. Keberhasilan sebuah organisasi memudahkan siswa dan guru mengakses
ditentukan oleh seberapa dukungan lingkungan informasi untuk menambah wawasan ilmu
yang diperoleh strategi dari budaya organisasi. pengetahuan. Tata usaha sekolah juga telah
Berdasarkan hasil penelitian, sekolah memberlakukan program 5 S (Seiri,
menerapkan beberapa kebijakan seperti tata Seiton,Seiso, Seiketsu, Shitsuke). Pada saat ini
tertib sekolah dan asrama, kalender pendidikan, program 5 S telah banyak diadopsi oleh
jadwal pelajaran dan pengajaran, kebijakan cuti berbagai industri termasuk sekolah. Program 5
pegawai dan sebagainya. Rohman (2012:108) S “pertama kali diperkenalkan di Jepang
menyatakan bahwa: “kebijakan pendidikan sebagai suatu gerakan untuk mengadakan
merupakan kebijakan publik yang mengatur pemilahan (seiri), penataan (seiton),
khusus regulasi berkaitan dengan penyerapan pembersihan (seiso), penjagaan kondisi yang
sumber, alokasi dan distribusi sumber, serta mantap (seiketsu)” (Kusnadi, 2014:1). Oleh
pengaturan perilaku dalam pendidikan”. karenanya, saat penelitian dilakukan, pegawai
Berdasarkan penyataan Rohman di atas dapat tata usaha dapat dengan cepat mengumpulkan
dijelaskan bahwa kebijakan menyatakan berbagai data dan dokumen yang dibutuhkan
pengaturan perilaku yang dibuat untuk penulis.
mensukseskan keberhasilan strategi yang Dalam mengimplementasikan strategi-
diimplementasikan. strategi tersebut sekolah juga berpedoman pada
Keberadaan lingkungan eksternal juga pemenuhan standar pendidikan nasional
berpengaruh terhadap penyelenggaraan Indonesia antara lain pemenuhan standar isi,
Jurnal
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Kulsum, Umi. 2013. Rendahnya Kualitas
Buku Pendidikan di Indonesia. Diakses dari
Anwar, M. Idochi. (2013). Administrasi Pendidikan jurnalilmiahtp.blogspot.com. Pada tanggal 8
dan Manajemen Biaya Pendidikan. Juli 2014.
Jakarta:Raja Grafindo Persada.
BSNP. (2009). Standar Pembiayaan Pendidikan
Nasional. Jakarta:BSNP.
-------. (2013). Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum Sekolah Menengah Atas. Jakarta:
BSNP.
David, Fred R. (2009). Manajemen Strategik.
Jakarta: Salemba Empat.
Muhaimin, et.al. (2009). “Manajemen Pendidikan”
Aplikasinya dalam penyusunan rencana
pengembangan sekolah/madrasah. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.