LP Tumor Maksila PDF
LP Tumor Maksila PDF
TUMOR MAKSILA
a. Definisi
Tumor adalah jaringan baru (neoplasma) yang timbul dalam tubuh akibat pengaruh
berbagai faktor penyebab dan menyebabkan jaringan setempat pada tingkat gen dan
adanya kehilangan kendali normal atas pertumbuhannya. Tumor maksila adalah suatu
pertumbuhan jaringan baru yang terjadi di sinus maksilaris cenderung menginvasi
jaringan sekitarnya dan bermetastase ke tempat-tempat jauh.
b. Etiologi
1. Etiologi
Etiologi tumor
tumor ganas sinona
sinonasal
sal belum diketah
diketahui
ui dengan
dengan pasti, tetapi
tetapi diduga
diduga beberapa
beberapa
at kimia atau bahan industri merupakan penyebab antara lain nikel, debu kayu, kulit,
formaldehid
formaldehid,, kromium,
kromium, isopr
isoprop
opyl
yl oil dan lain-lain. !ekerja di bidang ini mendapat
kemungkin
kemungkinan
an terjadi keganasan sinonasal
sinonasal jauh lebih besar.
besar. "lkoho
"lkohol,
l, asap rokok,
maka
makana
nan
n yang
yang diasi
diasin
n atau
atau diasa
diasap
p didu
diduga
ga meni
mening
ngka
katk
tkan
an kemu
kemung
ngki
kina
nan
n terja
terjadi
di
+nsidensi di +ndia sekitar ,''6 dari seluruh keganasan di +ndia dengan perbandingan
antara pria dan $anita adalah ,*96 banding ,''6. +nsiden pada tahun # adalah ,% per
1. penduduk. ebanyakan melibatkan sinus maksila diikuti dengan sinus etmoid,
frontal dan sfenoid. !enyakit ini sering pada usia '- tahun (1).
arsinoma sel skuamosa merupakan jenis yang paling sering ditemukan. Enam puluh
persen tumor sinonasal berkembang di dalam sinus maksilaris, #-%6 di dalam rongga
nasal, 1-1*6 di dalam sinus etmoidalis, dan 16 di dalam sinus sfenoidalis dan frontalis.
"pabila hanya melibatkan sinus-sinus paranasal tersendiri, 996 tumor maligna muncul di
dalam sinus maksilaris, ##6 di dalam sinus etmoidalis dan 16 di dalam sinus sfenoidalis dan
frontalis().
. Patofisiologi
Tumor menyebar secara lokal se$aktu tonjolan-tonjolan mencederai dan mematikan sel-
sel yang disekitarnya. Tumor yang sedang tumbuh dapat mematikan sel-sel disekitarnya
dengan menekan sel-sel tersebut atau dengan menghancurkan suplai darah dan
luarka bahan kimia serta enim yang menghancurka integritas membran sel
%. :ejala oral. !erluasan tumor kerongga mulut dapat menyebabkan penonjolan
atau ulkus palatum atau prosesus alveolaris. !asien mengeluh gigi geligi goyah.
&eringkali pasien datang ke dokter gigi karena nyeri gigi, tetapi tidak sembuh
meskipun gigi telah dicabut.
'. :ejala fasial. !erluasan tumor kedepan akan menyebabkan penonjolan pipi,
disertai nyeri, anestesi atau parastesia muka jika mengenai nervus trigeminus.
*. :ejala +ntrakranial. !erluasan tumor ke intrakranial menyebabkan sakit kepala
hebat, oftalmoplegia dan gangguan visus. 0apat disertai likuororea, yaitu cairan otak
yang keluar melalui hidung. ika perluasan sampai ke fossa kranii media maka nervus
otak lainnya akan terkena. ika tumor meluas kebelakang, terjadi trismus akibat
terkenanya muskulus pterigoideus disetai anestesi dan parastesi daerah yang di
persarafi nervus ma;illaries dan mandibularis.
. !enyebaran ke sistem limfatik submandibula dan deep cervical nodes (pada
keadaan tumor yang telah bermetastasis)
&aat pasien berobat biasanya tumor sudah dalam fase lanjut. al ini yang juga
1. 0iagnosis pasti ditegakkan berdasarkan pemeriksaan histopatologi. <iopsi tumor
sinus maksila, daapat dilakukan melalui operasi /ald$ell-7uc yang inisisinya melalui
sulcus ginggivo-bukal
#. 2oto polos sinus paranasal, untuk melihat adanya erosi tulang dan perselubungan
padat unilateral.
%. /T &can, sarana terbaik untuk melihat perluasan tumor dan destruksi tulangtulang
'. 54+ (5agnetic resonance imaging), baik untuk melihat perluasan tumor ke jaringan
padat dan untuk membedakan jaringan tumor dari jaringan norma tetapi kurang
begitu baik dalam memperlihatkan dsetruksi tulang(#).
+. Stai'! T'!o$ Sin's Ma%sila$is
/ara penentuan stadium tumor sinus maksilaris yang terbaru adalah menurut
(=)
American Joint Committee on Cancer (AJCC) # yaitu 8
T'!o$ P$i!e$ ,T-
T> Tumor primer tidak dapat ditentukan
T Tidak tampak tumor primer
Tis arsinoma in situ
T1 Tumor terbatas pada mukosa sinus maksilaris tanpa erosi dan destruksi
tulang
T# Tumor menyebabkan erosi dan destruksi tulang hingga palatum dan
atau meatus media tanpa melibatkan dinding posterior sinus maksilaris
dan fossa pterigoid
T% Tumor menginvasi dinding posterior tulang sinus maksilaris, jaringan
subkutaneus, dinding dasar dan medial orbita, fossa pterigoid, sinus
etmoidalis
T'a Tumor menginvasi bagian anterior orbita, kulit pipi, fossa pterigoid,
fossa infratemporal, fossa kribriformis, sinus sfenoidalis atau frontal
T'b Tumor menginvasi salah satu dari apeks orbita duramater otak fossa
T# menyebabkan erosi dan destruksi tulang hingga
palatum dan atau meatus media tanpa melibatkan
dinding posterior sinus maksilaris dan fossa pterigoid
".T'a menunjukkan invasi tumor pada anterior orbita. <. T'a menunjukkan
invasi tumor pada sinus sfenoidalis dan fossa kribriformis
T% B1 5
I5A T'a B 5
T'a B1 5
T1 B# 5
T# B# 5
T% B# 5
T'a B# 5
&emua T B% 5
%. 4adiasi
4adiasi digunakan sebagai metode tunggal untuk membantu pembedahan atau sebagai
terapi paliatif. 4adiasi post operasi dapat mengontrol secara lokal tetapi tidak
menyebabkan kelangsungan hidup spesifik atau absolut. &el-sel tumor yang sedikit dapat
dibunuh, pinggir tumor non radiasi dapat dibatasi sepanjang pembedahan dan
penyembuhan luka post operasi lebih dapat diperkirakan (C).
d. Tumor ganas memiliki prognosis yang buruk, hanya %6 dari pasien yang dapat
bertahan dalam * tahun. !ada pasien dengan stadium T yang lanjut serta telah terjadi
metastasi regional, dapat bertahan selama #= bulan meskipun telah mendapatkan terapi
berupa kemoterapi, pembedahan dan radioterapi(1).
DA&TAR RE&ERENSI
1. 0hingra !7. Neoplasms of Nasal Cavity. +n 8 0hingra !7, 0iseases of Ear, Bose and
<uku "jar +lmu esehatan Telinga, idung, Tenggorok, epala 7eher. ed <alai
$$ !enderita. 0alam umpulan Baskah +lmiah ongress >++. <alai !enerbit 3niversitas
(Eds) <uku "jar +lmu esehatan Telinga, idung, Tenggorok, epala 7eher. ed <alai
&chool of 0entistry, 3niversidade 2ederal de 5inas :erais. Elsevier, <rail #*D p. 1*C.
12
-= mmg '. urangi faktor nyerinya melalui teknik
• 44 normal 8 1 H #
presipitasi nyeri kontrol nyeri
;Imenit nonfarmakologi.
*. "jarkan tentang teknik . 5encegah terjadinya respon
4 normal 8
non farmakologi8 napas alergi.
-1; Imenit
d alam, relaksas i, 9. 5emberikan obat analgesic
distraksi. yang sesuai dengan scala
nyeri pasien
NC Analgesic =. 3ntuk mengetahui adanya
Administration respon abnormal dari
. 7akukan pengecekan pemberian analgesik.
C. 3ntuk mengetahui
terhadap ri$ayat alergi.
9. !ilih analgesic yang keefektifan dari pemberian
sesuai. analgesik.
=. 5onitor tanda-tanda
v ital sebelum dan
setelah diberikan
analgesic dengan satu
kali dosis atau tanda
yang tidak biasa dicatat
pera$at
C. Evaluasi keefektian
dari analgesic
14
#. ! 8 !erdarahan &etelah diberikan asuhan %andiri &8
kepera$atan selama ...;#' 1. aji pasien untuk 1. 3ntuk mengetahui adanya -p; mengeluhkan tidak
jam, pera$at dapat menemukan bukti-bukti tanda-tanda perdarahan. lemas
meminimalkan komplikasi perdarahan atau #. !enurunan kadar G 8
yang terjadi dengan hemoragi hemoglobin menandakan -< dalam batas normal
#. aji kadar b klien.
kriteria hasil8 suplay oksigen ke jaringan L 1 grIdl, episode
%. 7indungi pasien
• Bilai t dan b inadekuat yang dapat perdarahan berhenti
terhadap cedera dan
berada dalam batas menyebabkan keletihan. "8
terjatuh
%. 5engurangi resiko
normal '. +nstruksikan pasien Tujuan tercapai
• lien tidak mengalami terjadinya cedera.
untuk membatasi ! 8 !ertahankan
'. 5encegah terjadinya
episode perdarahan aktivitas, jika intervensi
• Tanda-tanda vital cedera akibat kelelahan.
diperlukan. *. ?itamin <1# dan at besi
berada dalam batas *. "njurkan klien
dibutuhkan dalam
normal (T08 1-1# I mengkonsumsi
pembentukan sel darah
-= mmg makanan yang
merah dan hemoglobin.
Badi8 H 1 ;Imenit mengandung banyak
andungan teh bisa
448 1 H # ;Imnt at besi dan vitamin
mengikat fe yang
&uhu 8 % - %9/ K <1# dan kurangi
terkandung dalam tubuh
,*/ mengonsumsi teh.
sehingga meningkatkan
risiko anemia
"ola*orasi . !emberian tranfusi
. olaborasi pemberian diberikan untuk
"
transfuse sesuai meresusitasi volume cairan
indikasi dan jika terjadi perdarahan
yang hebat
%. etidakseimbangan &etelah dilakukan asuhan NI7 Label 8 a. 3ntuk dapat mengetahui & 8-
nutrisi kurang dari kepera$atan selama %;#' N't$itionT+e$ap? status nutrisi klien sehingga G 8
kebutuhan tubuh b.d jam, diharapkan status a. 7akukan pengkajian dapat melakukan intervensi - Tidak mengalami tanda
faktor biologis nutrisi klien meningkat, lengkap mengenai yang tepat. malnutrisi.
ditandai dengan berat dengan kriteria hasil 8 nutrisi klien. b. 3ntuk mengetahui apakah - 5enunjukkan prilaku,
b. 5onitor intake
badan #6 atau lebih NO7 Label 8 Nutritional jumlah kalori harian sudah perubahan pola hidup
makanan klien dan
diba$ah berat badan Status terpenuhi untuk meningkatkan
hitung kalori harian.
ideal. a.+ntake makanan klien c. 3ntuk mempercepat danIatau
c. &iapkan pasien
meningkat. peningkatan berat badan mempertahankan berat
makanan tinggi protein,
b. 4asio <<IT< klien
klien. badan yang sesuai.
tinggi kalori dan
seimbang.(+5TJ1=-#%)
d. "gar lambung pasien tidak "8
minuman yang siap
terangsang secara Tujuan tercapai
dikonsumsi.
d. <antu pasien memilih berlebihan sehingga pasien ! 8 !ertahankan
NO7 Label 8 Appetite makanan yang lunak, tidak nyaman. intervensi
a. "danya peningkatan nafsu lembut dan tanpa asam. e. "gar pasien nyaman
e. <erikan pera$atan
makan. sebelum dan selama makan.
b. lien menikmati makanan. mulut sebelum makan.
"1
NO7 label 8 N't$itional NI7 Label8 Nutrition
stat's 8 n't$ient inta%e Monitoring
a."supan kalori pasien dapat a. /atat perubahan
terpenuhi signifikan status nutrisi a. 3ntuk mengetahui apakah
b. "supan protein pasien
klien pada treatment intake makanan mampu
dapat terpenuhi kembali
a$al. meningkatkan status nutrisi
c."supan lemak pasien
b. <erat badan klien pada klien.
dapat terpenuhi
b. 3ntuk dapat mengetahui
interval yang spesifik.
adanya peningkatan berat
badan.
""
'. <ersihan jalan napas &etelah dilakukan tindakan Bic 7abel 8 &8 pasien mengatakan
tidak efektif kepera$atan selama ...... ;#' batuk dengan sputum
berhubungan dengan jam diharapkan pasien Ai$=a? Manage!ent Ai$=a? Manage!ent jernih yang disertai darah
deformitas hidung menunjukkan keefektifan 1. aji TT? klien, catat 1. Tanda-tanda vital dalam dan sesak nafas
ditan dai deng an jalan nafas dengan kriteria jika ada perubahan. rentang normal. berkurang
dispnea, sputum yang hasil8 #. !osisikan klien pada #. !osisi semi fo$ler
disertai darah BG/ 7"<E7 8 posisi yang memberikan ekspansi paru G8 44 pasien dalam
memaksimalkan potensi yang optimal sehingga rentang normal (1-
Respi$ato$? Stat's 8 pertukaran udara (posisi pasien dapat 1=;Imenit)
Ai$=a? Patenc? semi fo$ler) memaksimalkan potensial
1. 4espiratory rate kembali %. <ersihkan sekresi ventilasi
normal dengan dorongan batuk %. 3ntuk membantu
#. 4espiratory rhytm atau suctioning pengeluaran secret
kembali normal '. "jarkan klien '. 3ntuk mampu
%. 5ampu mengeluarkan bagaimana cara batuk mengeluarkan secret yang
sputum efektif menghambat jalan nafas
'. &uara napas pasien yang *. 5onitor status respirasi *. 5engetahui
kembali normal dan o;igenasi klien perkembangan status
*. <erkurangnya . "uskultasi suara napas, respirasi dan oksigenasi
penggunaan otot bantu catat adanya suara . 0erajat spasme bronkus
napas tambahan dengan obstruksi jalan
"#
. !asien dapat batuk nafas dapatItidak
9. "kumulasi dari sputum dimanifestasikan adanya
berkurang bunyi nafas adventisius
misalnya tidak adanya
5ital Signs bunyi nafas oleh mengi
1. Tanda-tanda vital dalam
rentang normal , tekanan O;?gen T+e$ap?
darah (&J C-1# mmg, 1. !ertahankan potensial O0@EN THERAP@
0J-= mmg), nadi jalan nafas 1. "gar jalan napas pasien
(-1 ;Imnt), #. "dministrasikan efektif
pernafasan (1#-# pemberian oksigen jika #. !emberian oksigen untuk
;Imnt), suhu (%-%9,*o perlu memenuhi kebutuhan
/) oksigen pasien
Respi$ato$? Monito$ing Respi$ato$? Monito$ing
1. 5onitor status respirasi 1. !erubahan status respirasi
(kedalaman, ritme, dll) pada pasien seperti
#. 5onitor kemampuan kedalaman, ritme, dll
pasien untuk batuk mengindikasikan adanya
efektif gangguan pada jalan
%. /atat adanya napas.
pergerakan dada, lihat #. <atuk efektif dapat
pergerakan dada yang membantu mengeluarkan
")
asimetris, menggunakan dahakIsekret jika ada.
otot bantu dan retraksi %. etidak simetrisan pada
otot supraklavikular dada dan penggunaan otot
serta intercosta bantu pernapasan pada
pasien mengindikasikan
adanya gangguan
5ital Sign Monito$ing pernapasan
1. 5onitor tanda -tanda
vital jika diperlukan 5ital Sign Monito$ing
(tekanan darah, nadi, 1. 3ntuk mengetahui adanya
suhu, pernapasan) perubahan tanda-tanda
vital
*. 5ual berhubungan &etelah diberikan asuhan NC +A,-+ 1. 3ntuk mengetahui & 8 pasien mengatakan
dengan farmaseutikal kepera$atan selama M; #' Nausea Management frekuensi, durasi, intensitas tidak mual lagi
(efek kemoterapi) jam diharapkan rasa mual 1. 5elakukan pengkajian serta factor pencetus dari G 8 pasien nampak
ditandai dengan yang dirasakan oleh klien mual dari frekuensi, mual klien. tenang, frekuensi mual
pasien melaporkan hilang atau berkurang durasi, intensitas, dan #. "gar klien bias menangani berkurang
mual dan keenganan dengan criteria hasil8 factor pencetusnya. mualnya sendiri. " 8 tujuan tercapai
#. 5endorong pasien
terhadap makanan N'C +A,-+ %. "gar dapat memberikan ! 8 !ertahanakan
untuk belajar
Nausea & Vomiting control terapi yang tepat bagi klien. intervensi
menangani mualnya
1. lien mengungkapkan '. 3ntuk mengalihkan rasa
sendiri.
timbulnya mual. mual yang dirasakan oleh
%. 5engidentifikasi factor
"*
#. 0apat menjelaskan factor yang menyebabkan klien.
penyebab mual mualnya. *. 5embantu meredam rasa
%. 5enggunakan obat '. 5enganjurkan klien
mual yang dirasakan oleh
antiemetic (anti mual) istirahat dan tidur yang
klien.
yang direkomendasikan. cukup untuk
Nausea & Vomiting Severity mengurangi mualnya.
*. "jarkan klien teknik
1. 2rekuensi mual
non-farmakologi untuk
berkurang
#. +ntensitas mual memanajemen
berkurang mualnya.
"