2 Bagaimana Pelayanan kerohanian terdiri dari pelayanan kerohanian rutin dan atas 1. Panduan Pelayanan
respon rumah permintaan.Pasien yang membutuhkan pelayanan kerohanian akan Kerohanian
sakit terhadap mengisi formulir permintaan pelayanan kerohanian.Kemudian perawat 2. SPO Pelayanan
permintaan akan menghubung petugas terkait sesuai daftar yang ada. Kerohanian
pasien dan 3. Formulir Permintaan
keluarga untuk (sementara RS belum menyediakan petugas kerohanaian, masih proses Pelayanan Kerohanian
pelayanan dengan kementerian agama, menunggu SK)
kerohanian
(HPK.1.1) Semua staf RS mengeidentifikasi kepercayaan pasien dalam
(HPK. 1.1.1) assessment awal (berkas RM agama harus diisi)
(HPK 4) Semua staf mempraktekkan cara menghormati nilai nilai kepercayaan
pasien
3 Bagaimana Privaci ini khusus pada pasien yang hanya memberi akses bagi orang- 1. Kebijakan direktur:
prosedur bila orang tertentu untuk menengok/menemui, Pasien diberi formulir bila privaci
pasien ingin privacy (ada di general consent) dan formulir ada di unit admisi. 2. Panduan Privaci
menghormati 3. Formulir keinginan
kebutuhan Keinginan pasien saat privacy dihormati pada waktu privasi
privacy pasien - Wawancara klinis, Pemeriksaan klinis, 4. SPO terkait : privaci
(HPK 1.2) Pemeriksaan/pengobatan/perawatan, Transportasi (mis. SPO transportasi
pasien, SPO pasien
Saat dilakukan pemeriksaan, konsultasi, tatalaksana antar pasien akan saat BAB, SPO
Dibatasi dengan tirai. Saat transportasi pasien diselimuti) pengkajian, SPO
Tindakan pemasangan
kateter,dll)
4 Bagaimana Rumah sakit menjelaskan tanggung jawab terhadap barang milik pasien 1. Kebijakan
prosedur di RS Perlindungan Harta
untuk Rumah sakit bertanggung jawab mengambilalih bila pasien tidak dapat Benda Milik Pasien
melindungi melaksanakan tanggung jawabnya (pasien tanpa keluarga) 2. Panduan Perlindungan
barang milik Harta Benda Milik
pasien dari (penyimpanan oleh Security di IGD tersimpan dalam locker) Pasien
pencurian atau 3. SPO Perlindungan
kehilangan Lengkapi area tertentu dengan CCTV Harta Benda Milik
(HPK 1.3) Pasien
4. Formulir penyimpanan
barang berharga milik
pasien
5. Formulir pengembalian
barang berharga milik
pasien
5 Bagaimana Kriteria kekerasan fisik dilingkungan Rumah Sakit terdiri atas pelecehan, 1. Panduan Perlindungan
pasien seksual,pemukulan,penelantaran dan pemaksaan fisik terhadap pasien terhadap kekerasan
dilindungi dari baik yang dilakukan oleh penunggu pengunjung pasien maupun petugas. fisik
kekerasan fisik Kecuali terdapat indikasi petugas kesehatan dapat melakukan 2. Buku daftar
(1.4 dan HPK Pemaksaan fisik seperti pengekangan sesuai standar medis dan etika pengunjung RS di luar
1.5) Rumah sakit yang berlaku. jam kunjungan
Setiap petugas keamanans udah terlatih untuk menangani hal tersebut. 3. Daftar Kelompok
Setiap pasien pengunjung karyawan yang berada dalam rumah sakit beresiko : bayi baru
harus menggunakan tanda pengenal berupa gelang identitas pasien, lahir, anak-anak,
kartu visitor pengunjung atau name tag karyawan individu cacat, lanjut
usia dan kelompok
lainnya
4. SPO perlindungan
pasien dari serangan
fisik/kekerasan
5. SPO pengendalian
Kartu Penunggu
Pasien
6. SPO Perlindungan
terhadap penculikan
bayi
7. SPO Ke ruang bayi
8. CCTV di IGD, OK, HD,
ICVCU, ICCU, rgn Bayi
6 Bagaimana Petugas menjaga kerahasiaan dan tidak boleh membuka/ membicarakan 1. Kebijakan
prosedur masalah kesehatan pasien, misal di lorong RS, di kantin, dll 2. SPO Privasi Dan
menjaga Kerahasiaan Rekam
kerahasiaan Medis
informasi dan 3. SPO Pengungkapan
pembukaan Informasi Rekam
kerahasian Medis
informasi pasien 4. Formulir Penerima
HPK 1.6) informasi kondisi
pasien/Surat
Persetujuan
Pengungkapan
Informasi Medis
7 Bagaimana Pemberian informasi dan edukasi diberikan sesuai kebutuhan,dan 1. Kebijakan komunikasi
prosedur Diberikan oleh petugas dengan kompetensi yang sesuai.Dalam efektif
Pemberian pemberian Informasi dan edukasi ini dikoordinasi oleh Panitia PKRS. 2. Panduan Kom-efektif
informasi dan 3. SPO Pemberian
Edukasi kepada Kerjasama dengan pokja lain: APK,PPK,PP, AP, HPK informasi dan edukasi.
pasien& SPO Komunikasi Efektif
keluarga? (catatan edukasi
(HPK.2) terintegrasi)
(HPK 2.1.1) 4. Formulir pemberian
edukasi
Bagaimana Pemberian Second Opini oleh DPJP 5. Pelatihan Komunikasi
prosedur bila Efektif (pemberian
pasien minta informasi dan edukasi
pendapat dari yang efektif
dokter lain 6. Kebijakan second opini
(second opini) 7. Panduan second opini
(HPK 2) 8. SPO Second Opini
9. Formulir Second Opini
(formulir permintaan
pendapat lain)
8 Bagaimana RS menjelaskan kondisi medis dan diagnosis pasti pasien dan 1. Panduan Persetujuan
kebijakan mendorong pasien dapat berpartisipasi dalam keputusan pelayanan Tindakan Kedokteran
penjelasan (Inform Consent)
rencana Pemberian inform consent oleh Dokter/DPJP
pelayanan dan 2. SPO Inform Consent
pengobatan Persetujuan Tindakan Kedokteran(acuan:PERATURAN MENTERI
terkait hak KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3. Formulir IC/ Persetujuan
pasien 290/MENKES/PER/III/2008! Tindakan
(HPK 2.1) TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN)
Tentang Pernyataan persetujuan (lnformed Consent) dari!pasien didapat melalui 4. Formulir IC/
penolakan atau Suatu proses yang ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh staf Penolakan tindakan
tidak Yang terlatih,dalam bahasa yang dipahami pasien. kedokteran
melanjutkan
pengobatan 5. Formulir pulang atas
(HPK 2.2) permintaan sendiri
Informed consent diperoleh sebelum operasi, anestesi,penggunaan
Darah atau produk darah dan tindakan serta pengobatan lain yang
berisiko tinggi.
Semua tindakan kedokteranharus mendapat persetujuan pasien dan
Atau keluarga setelah mendapat penjelasan yang cukup tentang hal-hal
yang berkaitan dengan tindakan tersebut dari Dokter Penanggungjawab
Pasien (DPJP).
Yang berhak untuk memberikan persetujuan setelah mendapatkan
informasi adalah.
a.Pasien sendiri yaitu apabila telah berumur 21 tahun atau telah
menikah.
b.Bagi Pasien dibawah umur 21 tahun,
Persetujuan(informed consent) atau Penolakan Tindakan Medis
diberikan oleh mereka menurut urutan hak Sebagai berikut:
1)Ayah Ibu Kandung
2)Saudara–saudara kandung
c. Bagi pasien dibawah umur 21 tahun dan tidak mempunyai orang tua
atau orang tuanya berhalangan hadir,persetujuan(Informed Consent)
atau Penolakan Tindakan medis diberikan oleh mereka menurut hak
sebagai Berikut:
1) Ayah/Ibu Adopsi
2) Saudara–saudara Kandung
3) Pengampu
d. Bagi pasien dewasa dengan gangguan mental, persetujuan (Informed
Consent) atau penolakan-penolakan tindakan medis diberikan oleh
mereka Menurut hak sebagai berikut:
1)Ayah/Ibu kandung
2)Wali yang sah
3)Saudara–Saudara Kandung
9 Apa yang Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien untuk menolak 1. Panduan penolakan
dilakukan RS Pelayanan resusitasi. tindakan resusitasi
jika Keputusan untuk tidak melakukan RJP harus dicatat di rekam medis (DNR)
Pasien menolak/ Pasien dan diformulir Do Not Resuscitate(DNR).Formulir DNR harus diisi 2. SPO penolakan
Memberhentikan dengan lengkap dan disimpan di rekam medis pasien. resusitasi/DNR
tindakan Alasan diputuskannya tindakan DNR dan orang yang terlibat dalam 3. Formulir Penolakan
(resusitasi)? Pengambilan keputusan harus dicatat direkam medis pasien dan formulir DNR
(HPK 2.3) DNR.Keputusan harus dikomunikasikan kepada semua orang yang
terlibat dalam aspek perawatan pasien.
10 Bagaimana Ada Tim Nyeri RS 1. Panduan nyeri
dukungan RS 2. SPO assessment nyeri
terhadap hak 3. SPO pelayanan
pasien dalam kedokteran tentang
assessment manajemen nyeri
nyeri dan
manajemen
nyeri
(HPK. 2.4)
11 Bagaimana Kerjasama dengan AP, PP dan sesuai dengan kepercayaan pasien 1. Panduan Pelayanan
prosedur (HPK 1.1, HPK 1.1.1 dan HPK 1.2) Pasien terminal
pelayanan 2. SPO pelayanan pasien
pasien terminal terminal
(end of life)
(HPK 2.5) (ada dokumentasi dalam
rekam medis pelayanan
pasien terminal)