BAB 9
MEMASANG INSTALASI PENERANGAN LISTRIK
BANGUNAN SEDERHANA
A. Pertimbangan Umum
Instalasi listrik mempunyai fungsi untuk menyalurkan energi listrik ke titik
beban seperti lampu, peranti, perlengkapan, mesin, atau motor listrik.
Beban penerangan makin meningkat karena kesadaran akan perlunya tingkat
iluminasi yang memadai bagi kenyamanan melihat dan membaca. Selain itu,
banyak pula dipasang lampu dinding dan lampu meja yang selain harus
memberi penerangan yang cukup juga mempunyai fungsi dekoratif. Tangga
dan gang di rumah harus mendapat penerangan yang cukup dan mudah
dikendalikan oleh sakelar yang ditempatkan secara mudah terjangkau.
Peranti listrik merupakan pemanfaatan yang sangat membantu di dalam
rumah tinggal. Peranti listrik baru untuk berbagai keperluan makin banyak
tersedia di pasaran dan peranti yang lama ditingkatkan kemudahan
penggunaan dan kinerjanya. Berbagai peranti listrik baru digunakan untuk
rumah tangga seperti oven pembakaran,oven microwave, penarik sari buah
(juicer), mesin cuci dan pengering baju, pemanas air, pesawat audio dan video
dan mesin penyaman udara. Mesin penyaman udara (AC) makin banyak
digunakan terutama ditempat yang suhunya panas. Untuk itu pengawatan
instalasi harus mencukupi untuk menghindari gangguan pemutusan sirkit
karena beban lebih.
Untuk melayani berbagai beban listrik itu harus tersedia sejumlah titik lampu
dan titik kotak kontak yang memadai agar penggunaan kabel sambung yang
berakhir di blok kontak ganda sejauh mungkin dihindari. Terinjaknya kabel
sambung ini sehingga lecet merupakan bahaya listrik.
Dalam merancang instalasi listrik bagi rumah tinggal terdapat berbagai
pemecahan. Karena itu seorang perancang dan pemasang harus
memperhatikan beberapa pertimbangan untuk mencapai suatu rancangan
yang paling memenuhi persyaratan dan pemilik bangunan atau pemesan
tanpa mengabaikan pertimbangan ekonomi. Beberapa unsur pertimbangan
diuraikan di bawah ini.
2. Keandalan
Unsur ini penting sekali bagi bangunan bertingkat, bangunan umum,
apartemen, rumah sakit, kompleks pertokoan dan bangunan industri di
mana kegagalan suplai listrik dapat mengakibatkan panik, membahayakan
keselamatan orang dan kehilangan penghasilan.
Seorang perancang harus mempertimbangkan apakah akan diperlukan
perlengkapan cadangan tenaga darurat, menetapkan beban-beban mana
yang tidak boleh terputus sehingga membuat instalasi listrik lebih andal.
Adanya gangguan harus dapat segera ditemukan dan diperbaiki.
3. Kapasitas daya
Pada umumnya sistem tenaga harus mempunyai kapasitas daya yang
dapat melayani beban yang terpasang ditambah dengan kapasitas
cadangan untuk mengantisipasi pertumbuhan di hari depan. Atas dasar ini
besarnya penghantar, perlengkapan hubung bagi dan gawai pengaman
perlu ditentukan lebih longgar ke atas.
8. Persyaratan khusus
Dalam unsur ini dapat disebut spesifikasi dan persyaratan yang diterima
dari pemesan yang harus dipenuhi seperti penjadwalan pemasangan,
pengadaan material dan lain persyaratan seperti pencemaran lingkungan
dan estetika.
1. Langkah ke-1
Dapatkan suatu gambar denah dari bangunan atau pelataran dan catat di
mana beban akan ditempatkan dan besarnya beban. Data berikut perlu
dimiliki.
Beban tersambung. Jumlah daya nominal kontinu dari mesin, peranti,
perlengkapan yang disambungkan pada instalasi atau sebagai instalasi
dalam VA, kVA, Watt atau kW.
Kebutuhan. Beban listrik pada terminal penerima dipukul rata selama
jangka waktu tertentu, dinyatakan dalam VA, kVA, Watt atau kW. Jangka
waktu yang lazim adalah 15 menit, 30 menit atau 1 jam.
2. Langkah ke-2
Tentukan apakah tenaga listrik akan diminta dari perusahaan umum atau
dibangkitkan sendiri, apakah untuk sebagian atau seluruh beban yang
sesuai dengan keinginan konsumen dan didukung atas suatu studi
ekonomik. Berkaitan dengan keputusan ini ditentukan pula tingkat
tegangan. Untuk tegangan rendah 220 V phasa-1 atau 220/380 V phasa 3
dan untuk tegangan 20.000 V phasa-3 diperoleh dari perusahaan umum.
Dengan adanya pembangkit sendiri perlu ditentukan pula pola operasinya
jika pembangkit sendiri hanya diperlukan untuk melayani sebagian dari
kebutuhannya. Jika ada pemikiran untuk dilaksanakannya kerja parallel
dengan jaringan perusahaan umum, maka harus diperoleh pengaturan dan
persetujuan tentang pertukaran energi antar kedua sistem.
3. Langkah ke-3
Tentukan daya, jumlah dan tempat panel pembagi. Untuk itu perlu ada
persiapan untuk dapat menampung perkembangan di hari depan yang
dimasukkan dalam perancangan sekarang. Panel pembagi sebaiknya
ditempatkan di titik pusat beban yang akan disambungkan padanya.
4. Langkah ke-4
Tentukan sistem pengamanan terhadap sentuh langsung atau tidak
langsung (tegangan sentuh). Tentukan sistem proteksi terhadap arus lebih,
arus hubung pendek dan terhadap beban lebih. Sistem pembumian dan
sistem pengamanan terhadap sambaran petir dan proteksi terhadap
tegangan lebih harus dikaji secara terpadu karena yang satu
mempengaruhi yang lain.
5. Langkah ke-5
Adakan perhitungan susut tegangan dan pengaturan tegangan agar mesin
dan perlengkapan listrik dapat beroperasi dengan baik. Perhitungan ini
terkait pula dengan perbaikan faktor daya atau pemakaian beban kVAR.
6. Langkah ke-6
Buat uraian perlengkapan yang diperlukan bagi instalasi listrik. Dalam hal
ini faktor keamanan pengoperasian dan penyesuaian terhadap standar
telah diperhatikan, termasuk faktor ekonomi. Tentukan bahwa daya dari
mesin dan perlengkapan instalasi telah memenuhi kebutuhan dilihat dari
kemampuan hantar arusnya sampai ke segi keamanannya. Uraian ini
dilampiri dengan diagram satu garis sehingga pemasok mendapat
kejelasan dari apa yang diminta.
Tabel 9.1.
Beban Penerangan Umum Untuk Jenis Penggunaan
Unit Beban
Jenis Penggunaan
(VA/m2)
Tempat gunting rambut dan tata rias 30
Unit Hunian 30
Garasi – gudang (toko) 5
Apartement 20
Ruang Gambar 75
Ruang Baca, Ruang Rapat, Kelas 30
Toko 30
Dapur 27
Gang, koridor, tangga 5
Gudang 3
Phelps Dodge Thailand Limited : Design Manual 1996
Tabel 9.2
Beban Piranti pada Kotak Kontak Biasa
Jenis Penggunaan Unit Beban Rata-rata (VA/m2)
Warung kopi 1-3
Ruang gambar 4-10
Ruang kebugaran 1-2
Sekolah kecil 3-15
Phelps Dodge Thailand Limited : Design Manual 1996
Tabel 9.3.
Beban Tersambung Total untuk Tata Udara
Area Tata Udara
Jenis Penggunaan
(VA/m2)
Gedung perkotaran 1-3
Toko kecil 4-10
Restoran (tidak termasuk dapur) 3-15
Phelps Dodge Thailand Limited : Design Manual 1996
C. Perhitungan Penerangan
Penyebaran cahaya dari suatu cahaya perlu direncanakan sebaik mungkin
agar cahaya sampai ke permukaan bidang kerja serata mungkin. Penyebaran
cahaya dari sumber cahaya tergantung kepada kontruksi armatur yang
digunakan. Kontruksi armatur dijelaskan oleh P. Van Harten dkk (1981:23)
hendaklah diperhatikan sebagai berikut:
1. Cara pemasangan pada dinding atau langit-langit;
2. Cara pemasangan fitting-fitting dalam armatur;
3. Perlindungan sumber cahaya;
4. Penyesuaian bentuknya dengan lingkungan;
5. Penyebaran cahayanya.
Berikutnya ini dijelaskan hubungan armatur dengan ruangan untuk
mendapatkan penerangan yang rata tersebut.
Gambar 9.1
Penerangan langsung dan semi langsung
Hn = tinggi berguna
A = Jarak lampu dengan lampu
b. Penerangan campuran
1) Penerangan difus (baur) yang digantung:
Hn 1
= (9.5)
a 2
Gambar 9.2
Penerangan Difus Digantung
Gambar 9.3
Penerangan Difus Lampu Pada Plafon
Gambar 9.4
Penerangan Semi Tidak Langsung
A = (3 s.d 5) b
B = (1 s.d 1,5) m
Gambar 9.5
Penerangan Tidak Langsung
1. Kebutuhan penerangan
Menurut ESI (Equal Sphere Illumination) terdapat 5 klasifikasi sistem
pancaran cahaya dari sumber cahaya yaitu: (a) Penerangan tidak
langsung, yaitu cahaya yang langsung ke bidang kerja antara 0 – 10% dan
sisanya diarahkan ke langit-langit; (b) penerangan setengah tidak
langsung, sebagaian besar cahayanya diarahkan ke langit-langit dan
cahaya yang diarahkan ke bidang kerja 10 – 40%; (c) penerangan
menyebar atau disebut penerangan difus, sistem penerangan yang
distribusi cahayanya merata ke atas dan ke bawah, yaitu antara 40 - 60%;
(d) penerangan setengah langsung, sistem penerangan yang distribusi
cahayanya banyak diarahkan ke bidang kerja, antara 60 – 90% dan
selebihnya diarahkan ke langit-langit; dan (e) penerangan langsung,
sistem penerangan dengan 90 – 100% cahayanya dipancarkan ke bidang
kerja.
Penerangan pada suatu ruangan kerja, harus tidak menyebakan kelelahan
pada mata tanpa guna maka itu perlu dilakukan perhitungan dalam suatu
perencanaan penerangan dalam ruangan. Perbandingan antara intensitas
3. Efisiensi penerangan
Efisiensi penerangan adalah perbandingan fluk cahaya yang berguna
(mencapai bidang kerja) dengan fluk cahaya (lumen) yang dipancarkan
semua sumber cahaya.
( F )
Efisiensi penerangan ; = (9.7)
Fo o
Karena fluk yang mencapai bidang kerja F = EX A, maka rumus diatas
dapat ditulis menjadi:
E x A
= (9.8)
( Fo ) o
E x A
o (Fo) = (9.9)
Keterangan:
(F) = lumen yang mencapai bidang kerja
o(Fo) = lumen yang dipancarkan sumber
E = intensitas penerangan yang diperlukan pada bidang
kerja
A = luas bidang kerja
= efisiensi atau rendemen
c. Indek ruangan
d. Faktor refleksi
e. Faktor depresiasi
Bidang kerja dapat berupa suatu bidang horizontal, + 0,8 m dari lantai.
Fo Ex A
N = = buah (9.15)
Farmatur Farmatur x x d
Tabel 9.5
Sistem Penerangan, Efisiensi, dan Depresiasi
Armatur 0,5 0,23 0,18 0,14 0,20 0,16 0,12 0,18 0,14 0,11 Pengotoran Ringan
NB 64 0,6 0,27 0,21 0,17 0,24 0,19 0,15 0,20 0,16 0,13
Lampu Pijar 0,8 0,34 0,28 0,23 0,29 0,24 0,20 0,25 0,21 0,18 0,85 0,80 -
300 W 1 0,39 0,33 0,28 0,34 0,29 0,25 0,29 0,25 0,21
1,2 0,43 0,37 0,32 0,37 0,32 0,28 0,31 0,27 0,24 Pengotoran Sedang
1,5 0,47 0,41 0,36 0,41 0,36 0,32 0,35 0,31 0,28
2 0,52 0,47 0,42 0,45 0,41 0,37 0,39 0,35 0,32 0,80 0,70 -
35 2,5 0,56 0,51 0,47 0,48 0,44 0,41 0,41 0,38 0,35
3 0,59 0,54 0,50, 0,51 0,47 0,44 0,43 0,41 0,38 Pengotoran Berat
4 0,62 0,58 0,55 0,54 0,51 0,48 0,46 0,44 0,42
85
5 0,65 0,61 0,58 0,56 0,54 0,51 0,48 0,46 0,44
- - -
48
Faktor Depresiasi
Efisiensi Penerangan Untuk Keadaan Baru
Untuk Masa Depan
rp 0,7 0,5 0,3
v
Sistem penerangan k rw 0,5 0,3 0,1 0,5 0,3 0,1 0,5 0,3 0,1 6 bulan 1 tahun
%
rm 0,1 0,1 0,1
Armatur Penerangan 0,5 0,13 0,10 0,08 0,08 0,06 0,05 0,04 0,04 0,03
Pengotoran Ringan
tak Langsung 0,6 0,14 0,11 0,09 0,09 0,07 0,06 0,05 0,04 0,04
Alur dengan TL 0,8 0,18 0,14 0,12 0,11 0,09 0,08 0,06 0,05 0,05 0,58 0,80
1 0,20 0,17 0,15 0,13 0,11 0,10 0,07 0,06 0,06
70 0,22 0,19 0,17 0,14 0,13 0,11 0,08 0,07 0,06 Pengotoran
1,2
Sedang
1,5 0,24 0,21 0,19 0,16 0,14 0,13 0,09 0,08 0,07
70 2 0,27 0,24 0,21 0,18 0,16 0,14 0,10 0,09 0,08 - -
2,5 0,28 0,26 0,24 0,18 0,17 0,16 0,10 0,09 0,09
3 0,30 0,27 0,25 0,19 0,18 0,17 011 0,10 0,09 Pengotoran Berat
0 4 0,31 0,29 0,27 0,20 0,19 0,17 0,11 0,11 0,10
5 0,33 0,30 0,28 0,21 0,20 0,18 0,12 0,11 0,10 - -