Anda di halaman 1dari 18

Teknik Perencanaan dan Pemasangan Instalasi Listrik

BAB 9
MEMASANG INSTALASI PENERANGAN LISTRIK
BANGUNAN SEDERHANA

A. Pertimbangan Umum
Instalasi listrik mempunyai fungsi untuk menyalurkan energi listrik ke titik
beban seperti lampu, peranti, perlengkapan, mesin, atau motor listrik.
Beban penerangan makin meningkat karena kesadaran akan perlunya tingkat
iluminasi yang memadai bagi kenyamanan melihat dan membaca. Selain itu,
banyak pula dipasang lampu dinding dan lampu meja yang selain harus
memberi penerangan yang cukup juga mempunyai fungsi dekoratif. Tangga
dan gang di rumah harus mendapat penerangan yang cukup dan mudah
dikendalikan oleh sakelar yang ditempatkan secara mudah terjangkau.
Peranti listrik merupakan pemanfaatan yang sangat membantu di dalam
rumah tinggal. Peranti listrik baru untuk berbagai keperluan makin banyak
tersedia di pasaran dan peranti yang lama ditingkatkan kemudahan
penggunaan dan kinerjanya. Berbagai peranti listrik baru digunakan untuk
rumah tangga seperti oven pembakaran,oven microwave, penarik sari buah
(juicer), mesin cuci dan pengering baju, pemanas air, pesawat audio dan video
dan mesin penyaman udara. Mesin penyaman udara (AC) makin banyak
digunakan terutama ditempat yang suhunya panas. Untuk itu pengawatan
instalasi harus mencukupi untuk menghindari gangguan pemutusan sirkit
karena beban lebih.
Untuk melayani berbagai beban listrik itu harus tersedia sejumlah titik lampu
dan titik kotak kontak yang memadai agar penggunaan kabel sambung yang
berakhir di blok kontak ganda sejauh mungkin dihindari. Terinjaknya kabel
sambung ini sehingga lecet merupakan bahaya listrik.
Dalam merancang instalasi listrik bagi rumah tinggal terdapat berbagai
pemecahan. Karena itu seorang perancang dan pemasang harus
memperhatikan beberapa pertimbangan untuk mencapai suatu rancangan
yang paling memenuhi persyaratan dan pemilik bangunan atau pemesan
tanpa mengabaikan pertimbangan ekonomi. Beberapa unsur pertimbangan
diuraikan di bawah ini.

1. Keselamatan dan pengamanan


Keselamatan menyangkut orang yang mengoperasikan instalasi listrik dan
menghindari orang serta harta bendanya dari bahaya karena penggunaan
listrik seperti bahaya tersentuh tegangan dan bahaya kebakaran.
Memang maksud dan tujuan utapa PUIL 2002 sebagaimana disebut dalam
(1.1) adalah terselenggaranya dengan baik pengolerasian instalasi listrik
terutama untuk mencegah bahaya listrik. Untuk meyakini bahwa instalasi
listrik telah memenuhi standar yang berlaku dan PUIL maka instalasi listrik

Direktorat Pembinaan SMK 91


Teknik Perencanaan dan Pemasangan Instalasi Listrik

harus diperiksa oleh suatu lembaga inspeksi instalasi independen yang


akan menerbitkan sertifikat kesesuaian.
Untuk mencapai tingkat keamanan juga keandalan yang tinggi beberapa
faktor pendukung adalah diantaranya:
a. sistem pengamanan (proteksi);
b. sistem pembumian;
c. pelaksanaan pemasangan instalasi yang benar;
d. penggunaan komponen instalasi yang memenuhi standar dengan mutu
yang andal

2. Keandalan
Unsur ini penting sekali bagi bangunan bertingkat, bangunan umum,
apartemen, rumah sakit, kompleks pertokoan dan bangunan industri di
mana kegagalan suplai listrik dapat mengakibatkan panik, membahayakan
keselamatan orang dan kehilangan penghasilan.
Seorang perancang harus mempertimbangkan apakah akan diperlukan
perlengkapan cadangan tenaga darurat, menetapkan beban-beban mana
yang tidak boleh terputus sehingga membuat instalasi listrik lebih andal.
Adanya gangguan harus dapat segera ditemukan dan diperbaiki.

3. Kapasitas daya
Pada umumnya sistem tenaga harus mempunyai kapasitas daya yang
dapat melayani beban yang terpasang ditambah dengan kapasitas
cadangan untuk mengantisipasi pertumbuhan di hari depan. Atas dasar ini
besarnya penghantar, perlengkapan hubung bagi dan gawai pengaman
perlu ditentukan lebih longgar ke atas.

4. Biaya atau ekonomi


Biaya dari sistem instalasi merupakan persentase yang kecil (7 sampai
15 persen) dari biaya bangunan. Walaupun demikian sistem instalasi yang
dipilih dalam perancangan perlu memperhatikan segi ekonomi. Sistem
instalasi sebagai hasil perancangan dengan biaya yang paling rendah,
yang memenuhi secara efektif dapat menjadi pilihan. Biaya ini terdiri atas
dua bagian ialah biaya awal pada pemasangan dan biaya operasi. Biaya
awal yang rendah karena menggunakan material yang bermutu rendah
sering mengakibatkan biaya energi (kWh) dan pemeliharaan yang lebih
tinggi dan umur material instalasi yang lebih pendek.

5. Perkembangan teknik dan kemungkinan perluasan


Seorang perancang akan memperhatikan kecenderungan perkembangan
teknik, kondisi khusus dari lokasi, keinginan dan persyaratan penghuni
rumah dan kemungkinan akan adanya perluasan instalasi di hari
kemudian.

92 Direktorat Pembinaan SMK


Teknik Perencanaan dan Pemasangan Instalasi Listrik

6. Instalasi, operasi dan pemeliharaan


Unsur ini mempunyai dampak langsung terhadap unsur tersebut dalam
bagian 5. setelah instalasi terpasang pengguna instalasi harus dapat
mengoperasikan dan memelihara instalasi tanpa menggunakan
perlengkapan yang khusus. Perlengkapan instalasi harus ditempatkan di
ruangan yang terjangkau sehingga pengoperasian dan pemeliharaan
dapat mudah dilaksanakan tanpa biaya yang tinggi. Kemudahan
pengontrolan dengan penempatan sarana pengontrol yang mudah dicapai
perlu diperhatikan.

7. Standar dan peraturan


Perancang harus mengetahui standar dan peraturan yang berlaku yang
langsung berhubungan dengan instalasi maupun peraturan pemerintah
daerah dan lingkungan.

8. Persyaratan khusus
Dalam unsur ini dapat disebut spesifikasi dan persyaratan yang diterima
dari pemesan yang harus dipenuhi seperti penjadwalan pemasangan,
pengadaan material dan lain persyaratan seperti pencemaran lingkungan
dan estetika.

B. Langkah - langkah Perancangan


Perancangan instalasi listrik untuk bangunan didasarkan atas pengetahuan
beban listrik yang harus dipikul, beberapa besarnya daya, bagaimana
karakteristiknya serta kapan beban listrik itu harus dioperasikan.
Jika pengetahuan itu telah dimiliki maka dapat dirancang sirkit akhir yang
dapat melayani beban tersebut sesuai kebutuhannya. Beberapa titik beban
dilayani oleh satu sirkit akhir dari kotak hubung bagi, sedangkan kotak hubung
bagi ini mendapat suplai listriknya dari sirkit cabang atau langsung dari panel
hubung utama.
Langkah-langkah di bawah ini dapat membantu dalam pembuatan rancangan
yang memenuhi kebutuhan pemakai instalasi.

1. Langkah ke-1
Dapatkan suatu gambar denah dari bangunan atau pelataran dan catat di
mana beban akan ditempatkan dan besarnya beban. Data berikut perlu
dimiliki.
Beban tersambung. Jumlah daya nominal kontinu dari mesin, peranti,
perlengkapan yang disambungkan pada instalasi atau sebagai instalasi
dalam VA, kVA, Watt atau kW.
Kebutuhan. Beban listrik pada terminal penerima dipukul rata selama
jangka waktu tertentu, dinyatakan dalam VA, kVA, Watt atau kW. Jangka
waktu yang lazim adalah 15 menit, 30 menit atau 1 jam.

Direktorat Pembinaan SMK 93


Teknik Perencanaan dan Pemasangan Instalasi Listrik

Kebutuhan maksimum. Kebutuhan yang terbesar yang terjadi dalam


jangka waktu tertentu. Untuk rumah biasanya kebutuhan maksimum
terdapat di malam hari. Misalnya : dari kebutuhan yang diukur dalam
jangka waktu setiap 15 menit dalam suatu hari maka kebutuhan
maksimum dari pukul 20.00 sampai 20.15 adalah yang terbesar.
Kebutuhan kebersamaan. Semua kebutuhan yang terjadi pada waktu
yang sama.
Beban sirkit cabang. Beban pada suatu sirkit cabang dari suatu instalasi
yang berawal dari panel distribusi.
Unit/kepadatan beban. Data ini dinyatakan dalam kebutuhan suatu jenis
beban seperti penerangan dalam VA atau Watt per unit luas. Lihat Tabel
9.1, Tabel 9.19.2, dan Tabel 9.19.3.

2. Langkah ke-2
Tentukan apakah tenaga listrik akan diminta dari perusahaan umum atau
dibangkitkan sendiri, apakah untuk sebagian atau seluruh beban yang
sesuai dengan keinginan konsumen dan didukung atas suatu studi
ekonomik. Berkaitan dengan keputusan ini ditentukan pula tingkat
tegangan. Untuk tegangan rendah 220 V phasa-1 atau 220/380 V phasa 3
dan untuk tegangan 20.000 V phasa-3 diperoleh dari perusahaan umum.
Dengan adanya pembangkit sendiri perlu ditentukan pula pola operasinya
jika pembangkit sendiri hanya diperlukan untuk melayani sebagian dari
kebutuhannya. Jika ada pemikiran untuk dilaksanakannya kerja parallel
dengan jaringan perusahaan umum, maka harus diperoleh pengaturan dan
persetujuan tentang pertukaran energi antar kedua sistem.

3. Langkah ke-3
Tentukan daya, jumlah dan tempat panel pembagi. Untuk itu perlu ada
persiapan untuk dapat menampung perkembangan di hari depan yang
dimasukkan dalam perancangan sekarang. Panel pembagi sebaiknya
ditempatkan di titik pusat beban yang akan disambungkan padanya.

4. Langkah ke-4
Tentukan sistem pengamanan terhadap sentuh langsung atau tidak
langsung (tegangan sentuh). Tentukan sistem proteksi terhadap arus lebih,
arus hubung pendek dan terhadap beban lebih. Sistem pembumian dan
sistem pengamanan terhadap sambaran petir dan proteksi terhadap
tegangan lebih harus dikaji secara terpadu karena yang satu
mempengaruhi yang lain.

5. Langkah ke-5
Adakan perhitungan susut tegangan dan pengaturan tegangan agar mesin
dan perlengkapan listrik dapat beroperasi dengan baik. Perhitungan ini
terkait pula dengan perbaikan faktor daya atau pemakaian beban kVAR.

94 Direktorat Pembinaan SMK


Teknik Perencanaan dan Pemasangan Instalasi Listrik

6. Langkah ke-6
Buat uraian perlengkapan yang diperlukan bagi instalasi listrik. Dalam hal
ini faktor keamanan pengoperasian dan penyesuaian terhadap standar
telah diperhatikan, termasuk faktor ekonomi. Tentukan bahwa daya dari
mesin dan perlengkapan instalasi telah memenuhi kebutuhan dilihat dari
kemampuan hantar arusnya sampai ke segi keamanannya. Uraian ini
dilampiri dengan diagram satu garis sehingga pemasok mendapat
kejelasan dari apa yang diminta.
Tabel 9.1.
Beban Penerangan Umum Untuk Jenis Penggunaan
Unit Beban
Jenis Penggunaan
(VA/m2)
Tempat gunting rambut dan tata rias 30
Unit Hunian 30
Garasi – gudang (toko) 5
Apartement 20
Ruang Gambar 75
Ruang Baca, Ruang Rapat, Kelas 30
Toko 30
Dapur 27
Gang, koridor, tangga 5
Gudang 3
Phelps Dodge Thailand Limited : Design Manual 1996

Tabel 9.2
Beban Piranti pada Kotak Kontak Biasa
Jenis Penggunaan Unit Beban Rata-rata (VA/m2)
Warung kopi 1-3
Ruang gambar 4-10
Ruang kebugaran 1-2
Sekolah kecil 3-15
Phelps Dodge Thailand Limited : Design Manual 1996

Suatu gambar instalasi lengkap perlu dibuat dengan jelas sehingga


kontraktor listrik tahu apa yang harus dipasang dan bagaimana tiap mesin
dan perlengkapan harus disambung pada phasa yang mana. Hal
belakangan ini perlu agar penghubungan berbagai beban phasa satu ini
menjamin tercapainya keseimbangan antara ke tiga phasa tiga.

Tabel 9.3.
Beban Tersambung Total untuk Tata Udara
Area Tata Udara
Jenis Penggunaan
(VA/m2)
Gedung perkotaran 1-3
Toko kecil 4-10
Restoran (tidak termasuk dapur) 3-15
Phelps Dodge Thailand Limited : Design Manual 1996

Direktorat Pembinaan SMK 95


Teknik Perencanaan dan Pemasangan Instalasi Listrik

C. Perhitungan Penerangan
Penyebaran cahaya dari suatu cahaya perlu direncanakan sebaik mungkin
agar cahaya sampai ke permukaan bidang kerja serata mungkin. Penyebaran
cahaya dari sumber cahaya tergantung kepada kontruksi armatur yang
digunakan. Kontruksi armatur dijelaskan oleh P. Van Harten dkk (1981:23)
hendaklah diperhatikan sebagai berikut:
1. Cara pemasangan pada dinding atau langit-langit;
2. Cara pemasangan fitting-fitting dalam armatur;
3. Perlindungan sumber cahaya;
4. Penyesuaian bentuknya dengan lingkungan;
5. Penyebaran cahayanya.
Berikutnya ini dijelaskan hubungan armatur dengan ruangan untuk
mendapatkan penerangan yang rata tersebut.

D. Hubungan Lumen dengan Ruangan


1. Perbandingan penerangan
Untuk adaptasi dari terang ke gelap atau sebaliknya, mata memerlukan
waktu, mata selalu tertarik pada yang terang. Penerangan suatu ruangan
kerja haruslah tidak melelahkan mata. Oleh karena itu haruslah
dipertimbangkan perbedaan intensitas penerangan antara bidang kerja
dan sekelilingnya. Sebagaimana dijelaskan oleh P. Van Harten (1981:37)
tentang penerangan yang baik: Penerangan suatu ruangan kerja pertama-
tama harus tidak melelahkan mata tanpa guna. Karena itu perbedaan
intensitas penerangan yang terlalu besar antara bidang kerja dan
sekelilingnya harus dihindari, karena akan memerlukan daya penyesuaian
mata yang terlalu besar hingga melelahkan.
Yang dimaksud dengan penerangan di ruangan kerja adalah penerangan
pada bidang kerja atau penerangan kira-kira + 0,85m dari atas lantai
(tinggi meja)d an juga penerangan di sekeliling tempat kerja jangan terlalu
kontras dengan penerangan di bidang kerja.
Dalam teknik penerangan perbandingan antara intensitas penerangan
minimum dan maksimum di bidang kerja maupun bidang sekeliling yang
diisi dapat ditentukan sebagai berikut :
a. Pada bidang kerja
E min 1 7
= ..... s.d ..... (9.1)
E mak 1 10
b. Pada bidang sekelilingnya
E min 1
= (9.2)
E rata 2 3

96 Direktorat Pembinaan SMK


Teknik Perencanaan dan Pemasangan Instalasi Listrik

c. Untuk ruangan di dekatnya


E min 1
= (9.3)
E mak 10
Bila nilai perbandingan semakin semakin kecil dari angka-angka di atas,
maka terjadi kontras yang dapat mengakibatkan kelelahan mata dalam
melihat.

2. Penentuan letak lampu


Berikut ini akan dijelaskan upaya-upaya untuk mengatasi kontras yang
terjadi pada sistem penerangan, yaitu dengan mengatur letak lampu pada
ruangan.

a. Penerangan langsung dan semi langsung

Gambar 9.1
Penerangan langsung dan semi langsung

Dengan reflektor cermin:


Hn 1
= (9.4)
a 0,7

Hn = tinggi berguna
A = Jarak lampu dengan lampu

b. Penerangan campuran
1) Penerangan difus (baur) yang digantung:
Hn 1
= (9.5)
a 2

Direktorat Pembinaan SMK 97


Teknik Perencanaan dan Pemasangan Instalasi Listrik

Gambar 9.2
Penerangan Difus Digantung

2) Penerangan difus lampu pada plafon


Hn 1
= (9.6)
a 1,5

Gambar 9.3
Penerangan Difus Lampu Pada Plafon

c. Penerangan tidak langsung dan semi tidak langsung


1) Penerangan semi tidak langsung
A=3b
B = (1 s.d 1,5)m

Gambar 9.4
Penerangan Semi Tidak Langsung

2) Penerangan tidak langsung


98 Direktorat Pembinaan SMK
Teknik Perencanaan dan Pemasangan Instalasi Listrik

A = (3 s.d 5) b
B = (1 s.d 1,5) m

Gambar 9.5
Penerangan Tidak Langsung

Dengan ditetapkan jarak antara lampu dan lampu, maka jumlah


lampu dalam suatu ruangan dapat dihitung berdasarkan:
 Jumlah lampu sejajar panjang;
 Panjang ruangan dibagi dengan jarak antara lampu;
 Jumlah lampu sejajar lebar; dan
 Lebar ruangan dibagi dengan jarak antara lampu.
Maka jumlah lampu yang diperlukan pada suatu ruangan adalah
jumlah lampu yang sejajar panjang dikali jumlah lampu yang
sejajar melebar pada ruangan.

E. Perhitungan Penerangan Dalam Ruangan

1. Kebutuhan penerangan
Menurut ESI (Equal Sphere Illumination) terdapat 5 klasifikasi sistem
pancaran cahaya dari sumber cahaya yaitu: (a) Penerangan tidak
langsung, yaitu cahaya yang langsung ke bidang kerja antara 0 – 10% dan
sisanya diarahkan ke langit-langit; (b) penerangan setengah tidak
langsung, sebagaian besar cahayanya diarahkan ke langit-langit dan
cahaya yang diarahkan ke bidang kerja 10 – 40%; (c) penerangan
menyebar atau disebut penerangan difus, sistem penerangan yang
distribusi cahayanya merata ke atas dan ke bawah, yaitu antara 40 - 60%;
(d) penerangan setengah langsung, sistem penerangan yang distribusi
cahayanya banyak diarahkan ke bidang kerja, antara 60 – 90% dan
selebihnya diarahkan ke langit-langit; dan (e) penerangan langsung,
sistem penerangan dengan 90 – 100% cahayanya dipancarkan ke bidang
kerja.
Penerangan pada suatu ruangan kerja, harus tidak menyebakan kelelahan
pada mata tanpa guna maka itu perlu dilakukan perhitungan dalam suatu
perencanaan penerangan dalam ruangan. Perbandingan antara intensitas

Direktorat Pembinaan SMK 99


Teknik Perencanaan dan Pemasangan Instalasi Listrik

penerangan minimum dan maxsimum di bidang kerja harus sekurangnya


0,7 dan perbandingan dengan daerah sekelilingnya harus sekurang-
kurangnya 0,3. Intensitas penerangan yang diperlukan ditentukan oleh
sifat pekerjaan dan panjang waktu kerja yang diperlukan. Perhitungan
efensiensi penerangan juga diperlukan dalam suatu sistem penerangan.
Tabel 9.4 menunjukkan kebutuhan penerangan untuk bermacam jenis
pekerjaan.
Tabel 9.4
Kebutuhan Penerangan Berbagai Kebutuhan
No Tempat dan Sifat pekerjan E (Lux)
A Kantor
Ruangan (pekerjaan kantor, pembukuan, 500
pengetikan dan sejenisnya)
Ruangan yang titik digunakan terus 150
menerus (ruangan arsip dan ruang
tunggu)
B Ruangan Sekolah
Ruangan hall 300
Ruangan kelas umum 300
Ruangan gambar dan menjahit 350
C Industri
Pekerjan kasar (asembling mesin atau alat- 300
alat berat, menempa, dan lainnya)
Pekerjaan biasa (pekerjaan mesin kayu, 500
asembling biasa, pekerjaan bor dll.
Pekerjaan halus (asembling halus, 1000
pekerjaan halus menggunakan mesin
bor,bubut.
Pekerjaan sangat halus (membuat jam 3000
tangan, periksa instrumen kecil, halus.
D Toko
Supermarket, ruangan jual dan pamer. 500
Ruan stok 150
Etalase 500
E Tempat ibadah 125
F Rumah sakit
Gang 10
Bangsal 50
Ruangan bayi 1
G Kamar operasi Rumah tempat tinggal kamar 500
tamu (umum) 50
Dapur (umum) 125
Kamar tidur, kamar mandi, kamar
rias(penerangan setempat) 250
Gang, tangga, gudang, garasi 125

Penerangan pada suatu bidang kerja harus diusahakan cukup dan


nyaman. Skala kebutuhan itu sendiri bergantung pada:
a. Sifat atau klasifikasi tempat suatu pekerjaan dilakukan.
b. Jenis dan sifat pekerjaan dilakukan.
100 Direktorat Pembinaan SMK
Teknik Perencanaan dan Pemasangan Instalasi Listrik

c. Lama waktu kerja dari pekerjaan yang dilakukan.


Berdasarkan hal tersebut di atas, manusia mencoba menentukan kuat
penerangan yang sesuai kebutuhan. Sebenarnya sangat sukar
menentukan harga yang baku untuk penerangan berbagai kebutuhan,
terbukti dari tabel-tabel pada beberapa buku sumber atau laboratorium
pabrik lampu memiliki harga yang bervariasi untuk suatu kebutuhan.

2. Desain, skema, dan lay-out penerangan


Dalam mendesain skema dan lay-out penerangan suatu ruangan perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Penerangan harus memenuhi kebutuhan dan sesuai dengan sifat
pekerjaan;
b. Menghindari silau dan bayang-bayang yang tajam;
c. Distribusi cahaya merata pada bidang kerja.

3. Efisiensi penerangan
Efisiensi penerangan adalah perbandingan fluk cahaya yang berguna
(mencapai bidang kerja) dengan fluk cahaya (lumen) yang dipancarkan
semua sumber cahaya.
( F )
Efisiensi penerangan ;  = (9.7)
Fo o
Karena fluk yang mencapai bidang kerja F = EX A, maka rumus diatas
dapat ditulis menjadi:
E x A
= (9.8)
( Fo ) o
E x A
o (Fo) = (9.9)

Keterangan:
 (F) = lumen yang mencapai bidang kerja
o(Fo) = lumen yang dipancarkan sumber
E = intensitas penerangan yang diperlukan pada bidang
kerja
A = luas bidang kerja
 = efisiensi atau rendemen

Efisiensi penerangan sangat dipengaruhi oleh faktor:


a. Tipe sistem penerangan
b. Efisiensi armatur

Direktorat Pembinaan SMK 101


Teknik Perencanaan dan Pemasangan Instalasi Listrik

c. Indek ruangan
d. Faktor refleksi
e. Faktor depresiasi

a. Tipe sistem penerangan


Sebagai contoh, efisiensi penerangan pada sistem penerangan
langsung berbeda dengan sistem difus dan lainnya, demikian juga
bentuk ruangan, refleksi dinding, langit-langit dan seterusnya.

b. Efisiensi armatur (V)


Efisiensi armatur (V) adalah perbandingan fluk cahaya yang
dipancarkan armatur dengan fluk cahaya yang dipancarkan oleh
sumber cahaya.
Lumen yang dipancarkan armatur
V= Lumen yang dipancarkan sumber cahaya
x100%
(9.10)
c. Faktor refleksi
Refleksi dalam teknik penerangan ada tiga macam, yaitu:
1) Refleksi dinding, Rw.
2) Refleksi langit-langit, dengan faktor refleksi Rp. RW dan Rp
masing-masing menyatakan bagian yang dipantulkan fluk cahaya
yang diterima oleh dinding dan langit-langit yang kemudian
mencapai bidang kerja
3) Refleksi semu bidang kerja, RM yang ditentukan oleh refleksi lantai
dan dinding antara dinding kerja RM dan lantai, umumnya nilai Rm
0,1.
Besar Rw dan Rp berwarna terang antara 0,5 – 0,7 dan untuk
berwarna gelap antara 0,1 – 0,2.
Warna putih dan sangat muda 0,7
Warna muda 0,5
Warna sedang 0,3
Warna gelap 0,1

d. Indeks Ruangan atau Indeks Bentuk.


Indeks bentuk (K) meupakan perbandingan antara ukuran-ukuran
utama suatu ruangan.
p xl
K= (9.11)
h ( p  l)
Keterangan:
P = panjang ruangan (m)
L = lebar ruangan (m)
H = tinggisumber cahaya diatas bidang kerja

Bidang kerja dapat berupa suatu bidang horizontal, + 0,8 m dari lantai.

102 Direktorat Pembinaan SMK


Teknik Perencanaan dan Pemasangan Instalasi Listrik

e. Faktor penyusutan atau depresiasi


Faktor depresiasi (d) dihitung menggunakan rumus:
E dalam keadaan dipakai
D= (9.12)
E dalam keadaan baru

Jika fluk cahaya dihitung dengan rumus:


E x A
Fo = (9.13)

Untuk keadaan baru, maka berlaku rumus:
E x A
Fo = (9.14)
 xd
Ukuran lampu tergantung pada jumlah armatur yang dipasang. Jika
dikehendaki distribusi penerangan merata, maka dibutuhkan jarak atau
tinggi efektif yang tidak jauh.
Jumlah lampu atau armatur n yang diperlukan dapat ditentukan
langsung dengan rumus:
Fo Ex A
N = = buah, atau
Flampu Farmatur x  x d

Fo Ex A
N = = buah (9.15)
Farmatur Farmatur x  x d

Intensitas penerangan E dalam keadaan dipakai adalah intensitas


penerangan rata-rata suatu instalasi dengan lampu-lampu dan
armatur-armatur, yang daya gunanya telah berkurang akibat kotor,
sudah lama dipakai atau karena sebab-sebab lain. Kalau faktor
depresiasinya 0,8, suatu instalasi yang dalam keadaan baru memberi
250 lux, akan memberi hanya 200 lux saja dalam keadaan sudah
dipakai.
Untuk memperoleh efisiensi penerangan dalam keadaan dipakai, nilai
rendemen yang didapat dari tabel masih harus dikalikan dengan faktor
depresiasinya. Faktor depresiasi dikelompokkan menjadi tiga
golongan, yaitu: (1) pengotoran ringan, (2) pengotoran biasa, dan (3)
pengotoran berat.
Masing-masing golongan utama ini dibagi lagi tiga kelompok,
bergantung pada masa pemeliharaan lampu dan armaturnya,
yaitu 1, 2, atau 3 tahun. Pengotoran ringan terjadi pada toko-toko,
kantor-kantor, dan gedung-gedung sekolah yang berada di daerah-
daerah yang hampir tidak berdebu. Pengotoran berat terjadi di ruangan
dengan banyak debu atau pengotoran lain, misalnya di perusahan cor,
pertambangan, pemintalan dan sebagainya. Pengotoran biasa terjadi

Direktorat Pembinaan SMK 103


Teknik Perencanaan dan Pemasangan Instalasi Listrik

pada perusahaan-perusahaan lainnya, kalau tingkat pengotorannya


tidak diketahui, maka digunakan 0,8 sebagai faktor depresiasi.
Efesiensi penerangan juga dipengaruhi oleh cara penempatan sumber-
sumber cahayanya dalam ruangan. Jarak a antara sumber cahaya
sedapat mungkin harus sama untuk kedua arah. Jarak antara sumber
cahaya yang paling luar dan dinding harus 0,5 a, dan a harus sama
dengan tinggi (h) sumber cahaya pada bidang kerja.
Jika lebih kecil daripada h, misalnya kalau ruangannya kecil, maka
untuk penerangan umum yang baik biasanya digunakan empat
armatur. Selain karena pengotoran, faktor depresiasi juga dipengaruhi
oleh usia lampu. Pengaruh usia lampu bergantung dari lama nyala
lampu itu, jika lampu TL diperhitungkan 1500 jam nyala per tahun, dan
lampu pijar 500 jam nyala per tahun. Angka-angka itu sesuai dengan
angka rata-rata ditentukan perusahaan.
Jika intensitas penerangan menurun sampai 20% di bawah
seharusnya, maka lampu harus diganti atau dibersihkan. Sebaiknya
pengantian lampu dilakukan secara berkelompok, agar tidak terlalu
menganggu kegiatan perusahaan.
Pada perhitungan penerangan dalam ruangan diperlukan data armatur,
efisiensi, serta faktor depresiasi yang disebabkan oleh masa
pemakaian lampu seperti ditunjukkan pada Tabel 9.5.

104 Direktorat Pembinaan SMK


Teknik Perencanaan dan Pemasangan Instalasi Listrik

Tabel 9.5
Sistem Penerangan, Efisiensi, dan Depresiasi

Faktor Depresiasi Untuk


Efisiensi Penerangan Untuk Keadaan Baru
Masa Depan
rp 0,7 0,5 0,3
v 1 2
Sistem penerangan k rw 0,5 0,3 0,1 0,5 0,3 0,1 0,5 0,3 0,1 3 tahun
% tahun tahun
rm 0,1 0,1 0,1
Armatur Penerangan 0,5 0,28 0,23 0,19 0,27 0,23 0,19 0,27 0,22 0,19
Pengotoran Ringan
Lansung 0,6 0,33 0,28 0,24 0,32 0,28 0,24 0,32 0,27 0,24
TBS 15 0,8 0,42 0,36 0,33 0,41 0,28 0,24 0,40 0,36 0,32 0,85 0,80 0,70
TCS 15 1 0,48 0,43 0,40 0,47 0,43 0,39 0,46 0,42 0,39
4 x TL 40 W 1,2 0,52 0,48 0,44 0,51 0,47 0,44 0,50 0,46 0,43 Pengotoran Sedang
kisi lamel 0
1,5 0,56 0,52 0,49 0,55 0,52 0,49 0,54 0,51 0,48
2 0,61 0,58 0,55 0,60 0,57 0,54 0,59 0,56 0,54 0,80 0,70 0,65
72 2,5 0,64 0,61 0,59 0,63 0,60 0,58 0,62 0,59 0,57
3 0,66 0,64 0,61 0,65 0,63 0,61 0,64 0,62 0,60 Pengotoran Berat
4 0,69 0,67 0,65 0,68 0,66 0,64 0,66 0,65 0,63
72 5 0,71 0,69 0,67 0,69 0,68 0,66 0,68 0,66 0,65
- - -
Armatur Penerangan 0,5 0,32 0,26 0,22 0,29 0,24 0,21 0,27 0,23 0,20 Pengotoran Ringan
Mayoritas Langsung 0,6 0,37 0,31 0,27 0,35 0,30 0,26 0,32 0,28 0,25
GCF 0,8 0,46 0,41 0,36 0,43 0,38 0,35 0,40 0,36 0,33 0,90 0,80 0,75
2 x TLF 65 W 1 0,53 0,48 0,44 0,49 0,45 0,42 0,46 0,42 0,39
1,2 0,58 0,52 0,48 0,54 0,49 0,46 0,50 0,46 0,43 Pengotoran Sedang
22 1,5 0,62 0,58 0,54 0,58 0,54 0,51 0,54 0,51 0,48
2 0,68 0,64 0,60 0,63 0,59 0,57 0,58 0,55 0,53 0,80 0,75 0,70
2,5 0,71 0,67 0,64 0,66 0,63 0,60 0,61 0,59 0,57
87 3 0,73 0,70 0,67 0,68 0,65 0,63 0,63 0,61 0,59 Pengotoran Berat
4 0,76 0,74 0,71 0,71 0,69 0,67 0,65 0,64 0,62
5 0,78 0,76 0,74 0,72 0,71 0,69 0,67 0,65 0,64 - - -
65

Direktorat Pembinaan SMK 105


Teknik Perencanaan dan Pemasangan Instalasi Listrik

Faktor Depresiasi Untuk


Efisiensi Penerangan Untuk keadaan baru
Masa Depan
rp 0,7 0,5 0,3
v 1 2
Sistem Penerangan k rw 0,5 0,3 0,1 0,5 0,3 0,1 0,5 0,3 0,1 3 tahun
% tahun tahun
rm 0,1 0,1 0,1
Armatur Langsung tak 0,5 0,26 0,20 0,17 0,22 0,18 0,15 0,19 0,16 0,14
Pengotoran Ringan
Langsung GCB 0,6 0,30 0,25 0,21 0,26 0,22 0,19 0,23 0,19 0,17
2 x TL 40 W 0,8 0,38 0,32 0,28 0,33 0,29 0,25 0,28 0,25 0,23 0,85 0,80 0,70
rostel sejajar 1 0,43 0,38 0,34 0,38 0,34 0,30 0,32 0,29 0,27
1,2 0,47 0,42 0,38 0,41 0,37 0,34 0,35 0,32 0,30 Pengotoran Sedang
38
1,5 0,51 0,47 0,43 0,45 0,41 0,38 0,38 0,36 0,33
2 0,56 0,52 0,49 0,49 0,46 0,43 0,42 0,40, 0,38 0,80 0,70 0,65
81 2,5 0,59 0,56 0,52 0,52 0,49 0,46 0,44 0,42 0,40
3 0,61 0,58 0,55 0,54 0,51 0,49, 0,46 0,44 0,42 Pengotoran Berat
4 0,64 0,62 0,59 0,56 0,54 0,52 0,48 0,47 0,45
43 5 0,66 0,64 0,62 0,58 0,56 0,54 0,50 0,48 0,47 - - -

Armatur 0,5 0,23 0,18 0,14 0,20 0,16 0,12 0,18 0,14 0,11 Pengotoran Ringan
NB 64 0,6 0,27 0,21 0,17 0,24 0,19 0,15 0,20 0,16 0,13
Lampu Pijar 0,8 0,34 0,28 0,23 0,29 0,24 0,20 0,25 0,21 0,18 0,85 0,80 -
300 W 1 0,39 0,33 0,28 0,34 0,29 0,25 0,29 0,25 0,21
1,2 0,43 0,37 0,32 0,37 0,32 0,28 0,31 0,27 0,24 Pengotoran Sedang
1,5 0,47 0,41 0,36 0,41 0,36 0,32 0,35 0,31 0,28
2 0,52 0,47 0,42 0,45 0,41 0,37 0,39 0,35 0,32 0,80 0,70 -
35 2,5 0,56 0,51 0,47 0,48 0,44 0,41 0,41 0,38 0,35
3 0,59 0,54 0,50, 0,51 0,47 0,44 0,43 0,41 0,38 Pengotoran Berat
4 0,62 0,58 0,55 0,54 0,51 0,48 0,46 0,44 0,42
85
5 0,65 0,61 0,58 0,56 0,54 0,51 0,48 0,46 0,44
- - -
48

106 Direktorat Pembinaan SMK


Teknik Perencanaan dan Pemasangan Instalasi Listrik

Faktor Depresiasi
Efisiensi Penerangan Untuk Keadaan Baru
Untuk Masa Depan
rp 0,7 0,5 0,3
v
Sistem penerangan k rw 0,5 0,3 0,1 0,5 0,3 0,1 0,5 0,3 0,1 6 bulan 1 tahun
%
rm 0,1 0,1 0,1
Armatur Penerangan 0,5 0,13 0,10 0,08 0,08 0,06 0,05 0,04 0,04 0,03
Pengotoran Ringan
tak Langsung 0,6 0,14 0,11 0,09 0,09 0,07 0,06 0,05 0,04 0,04
Alur dengan TL 0,8 0,18 0,14 0,12 0,11 0,09 0,08 0,06 0,05 0,05 0,58 0,80
1 0,20 0,17 0,15 0,13 0,11 0,10 0,07 0,06 0,06
70 0,22 0,19 0,17 0,14 0,13 0,11 0,08 0,07 0,06 Pengotoran
1,2
Sedang
1,5 0,24 0,21 0,19 0,16 0,14 0,13 0,09 0,08 0,07
70 2 0,27 0,24 0,21 0,18 0,16 0,14 0,10 0,09 0,08 - -
2,5 0,28 0,26 0,24 0,18 0,17 0,16 0,10 0,09 0,09
3 0,30 0,27 0,25 0,19 0,18 0,17 011 0,10 0,09 Pengotoran Berat
0 4 0,31 0,29 0,27 0,20 0,19 0,17 0,11 0,11 0,10
5 0,33 0,30 0,28 0,21 0,20 0,18 0,12 0,11 0,10 - -

Direktorat Pembinaan SMK 107

Anda mungkin juga menyukai